APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN
BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Seni Tari
oleh
Debi Mika Rosadi NIM 1006307
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aplikasi Model
Problem Based Learning
Dalam Pembelajaran Tari Terhadap
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6
Bandung
Oleh Debi Mika Rosadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni
© Debi Mika Rosadi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DEBI MIKA ROSADI
APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen. M.Si NIP. 195710181985032001
Pembimbing II
Heni Komalasari, M.Pd NIP. 197109152001122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari
v
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
DAFTAR ISI
PENGESAHAN
HAK CIPTA SKRIPSI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG A. Definisi Model Pembelajaran ... 14
B. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 17
C. Model Problem Based Learning ... 20
D. Kemampuan Berfikir Kreatif ... 26
E. Definisi Tari Dalam Ranah Pendidikan ... 30
vi
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
G. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel ... 36
B. Disain Penelitian ... 36
C. Metode Penelitian... 37
D. Definisi Operasional... 37
E. Instrument Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
LAMPIRAN ... 94
vii
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
DAFTAR TABEL
BAB II APLIKASI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI
TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KREATIF SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
A. Tabel 2.1 Perbedaan TC dan LC... 17
B. Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning ... 22
C. Tabel 2.3 Sintaks Model Problem Based Learning ... 23
D. Tabel 2.4 Deskripsi Proses Pembelajaran Model Problem Based Learning ... 24
E. Tabel 2.5 Aspek Kemampuan Berfikir Kreatif ... 26
F. Tabel 2.6 Unsur-Unsur Tari Versi Mary Joyce ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Tabel 3.1 Pertanyaan Lembar Analisis Kelompok ... 39
B. Tabel 3.2 Indikator Penilaian Tes Kemampuan Berfikir Kreatif (Kognitif)... 42
C. Tabel 3.3 Indikator Penilaian ... 43
D. Tabel 3.4 Format Penilaian Kognitif ... 44
E. Tabel 3.5 Rata-rata Nilai Setiap Pertemuan ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tabel 4.1 Materi Dan Jadwal Penelitian ... 54
B. Tabel 4.2 Tahapan Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 56
C. Tabel 4.3 Tahapan Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 59
D. Tabel 4.4 Tahapan Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 61
E. Tabel 4.5 Tahapan Pembelajaran Pertemuan Keempat ... 64
F. Tabel 4.6 Butiran Soal Lembar Analisis Kelompok ... 66
G. Tabel 4.7 Nilai Kognitif Pertemuan Pertama ... 68
viii
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
I. Tabel 4.9 Nilai Kognitif Pertemuan Ketiga ... 70
J. Tabel 4.10 Nilai Kognitif Pertemuan Keempat... 71
K. Tabel 4.11 Rata-Rata Nilai Kognitif Setiap Pertemuan ... 73
L. Tabel 4.12 Indikator Penilaian Psikomotor ... 79
M.Tabel 4.13 rata-Rata Nilai Psikomotor Setiap Pertemuan .... 79
N. Tabel 4.14 Perhitungan Mencari konstanta a dan b ... 83
ix
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambar 1.1 Komponen Pembelajaran ... 2
B. Gambar 1.2 Proses Model Problem Based Learning ... 4
BAB II APLIKASI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI
TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KREATIF SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
A. Gambar 2.1 Learning Model ... 15
B. Gambar 2.2 Model Problem Based Learning
dan Kemampuan Berfikir Kreatif ... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Gambar 3.1 One-Shot Case Study ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar 4.1 Keterkaitan Setiap Pertemuan ... 52
B. Gambar 4.2 Materi Pembelajaran ... 55
x
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
DAFTAR GRAFIK
BAB III METODE PENELITIAN
A. Grafik 3.1 Penilaian Kelompok ... 45
B. Grafik 3.2 Rata-Rata Kelompok ... 46
C. Grafik 3.3 Rata-Rata Setiap Pertemuan ... 46
D. Grafik 3.4 Perkembangan Setiap Kelompok ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Grafik 4.1 Perkembangan Kognitif Kelompok Pendet ... 73
B. Grafik 4.2 Perkembangan Kognitif Kelompok Bajidor Kahot ... 74
C. Grafik 4.3 Perkembangan Kognitif Kelompok Kujang Kromong ... 74
D. Grafik 4.4 Perkembangan Kognitif Kelompok Serampang 12 ... 74
E. Grafik 4.5 Penilaian Kognitif Kelompok ... 75
F. Grafik 4.6 Rata-Rata Kognitif Kelompok ... 75
G. Grafik 4.7 Rata-Rata Kognitif Setiap Pertemuan ... 76
H. Grafik 4.8 Perkembangan Psikomotor Kelompok Pendet .... 80
I. Grafik 4.9 Perkembangan Psikomotor Kelompok Bajidor Kahot ... 80
J. Grafik 4.10 Perkembangan Psikomotor Kelompok Kujang Kromong ... 80
K. Grafik 4.11 Perkembangan Psikomotor Kelompok Serampang 12 ... 81
L. Grafik 4.12 Penilaian Psikomotor Kelompok ... 81
M. Grafik 4.13 Rata-Rata Psikomotor Kelompok ... 81
xi
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PERSURATAN
A. Permohonan Izin Observasi dan Penelitian... 95
B. SK Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 96
C. SK Pengesahan Perubahan Judul Skripsi ... 98
D. Surat Keterangan Telah Penelitian ... 100
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Lembar Wawancara Guru Seni Budaya dan Keterampilan SMP Muhammadiyah 6 Bandung ... 101
B. Lembar Analisis Kelompok ... 102
LAMPIRAN 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Silabus SMP Kelas VII ... 104
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a. Lampiran 3B.1... 109
b. Lampiran 3B.2... 117
c. Lampiran 3B.3... 125
d. Lampiran 3B.4... 133
C. Absensi Siswa Klas VIII A tahun ajaran 2013/2014 ... 141
LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI PENELITIAN A. Pertemuan Pertama... 142
B. Pertemuan Kedua ... 143
C. Pertemuan Ketiga ... 144
iv Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
ABSTRAK
Penelitian berjudul Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Permasalahan yang terdapat dalam mata pelajaran seni tari kelas VIII adalah guru menggunakan Information Processing Models dan bahan ajar mengacu pada LKS, hal tersebut menyebabkan kemampuan berfikir kreatif siswa tidak meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diaplikasikanya Model Problem Based Learning (PBL). Metode yang digunakan Pre-Experimental Design dengan desain penelitian One-Shot Case Study (XO). Sampel mengambil kelas VIII A, sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung, hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aplikasi Model PBL dalam pembelajaran tari dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Disarankan bagi guru mata pelajaran seni tari yang akan mengaplikasikan Model PBL bahwa meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa memerlukan waktu yang tidak sebentar, siswa perlu dilatih untuk meningkatkannya dengan membiasakan mereka dalam proses pemecahan masalah secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Kata kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir Kreatif, Pembelajaran Tari
ABSTRACT
The study titled Application Model Problem Based Learning In Dance lesson to Creative Thinking Ability Class VIII students of SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Problems found in subjects eighth grade dance teachers using Information Processing Models and instructional materials from LKS, it also results in creative thinking ability students is not increasing. This study aims to determine the improvement of students creative thinking skills as applied to Model Problem Based Learning (PBL). The method used Pre-Experimental Design with research design One-Shot Case Study (XO). Samples take VIIIA class, as many as 30 students. The results showed that the application of PBL model can improve students Creative Thinking Ability VIIIA class SMP Muhammadiyah 6 Bandung, as seen from the results of hypothesis testing using Simple Linear Regression. It can be concluded that the application of PBL model in dance lesson can improve students ability to think creatively. Suggested for dance subjects teachers who will apply the PBL model, that improves students ability to think creatively requires a long time, students need to be trained to familiarize them with the increase in the problem solving process is continuous and ongoing.
1
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG PENELITIAN
Saat ini IPTEK semakin berkembang pesat di masyarakat. Banyak
individu yang harus beradaptasi dengan semakin berkembangnya hal tersebut.
Mereka yang tidak memiliki kreativitas tidak akan berguna di masyarakat dan
akan timbul berbagai permasalahan dalam dirinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kreativitas adalah modal dasar yang harus dimiliki setiap manusia saat berada di
masyarakat. Kreativitas harus ditanamkan sejak awal pertumbuhan agar individu
dapat berkembang menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi
masyarakat. Menurut Munandar (2002, hlm. 51-53) ciri-ciri kepribadian kreatif
adalah “Pribadi kreatif mempunyai ketenangan, cerdas, disiplin, imajinatif, penuh
daya cipta, rendah hati dan terbuka.”
Dari penyataan di atas dapat dikatakan bahwa kreativitas harus ditanamkan
sejak dini kepada individu, agar dia memiliki pemikiran-pemikiran yang
imajinatif dan dapat menciptakan hal-hal baru. Selain itu, manusia kreatif akan
memiliki kepribadian yang tenang, cerdas, rendah hati kepada orang lain dan
terbuka. Banyak faktor yang mendukung agar individu memiliki pribadi kreatif,
salah satunya adalah pendidikan. Di dalam pendidikan mereka akan dilatih
menjadi manusia yang memiliki kreativitas dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran memiliki beberapa komponen, agar proses belajar mengajar
dapat terlaksana. Seperti yang dikatakan oleh Gagne dan Briggs (dalam Majid
2011, hlm. 96) bahwa „rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung
komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan pengajaran, bahan ajar, metode
mengajar dan evaluasi keberhasilan‟. Dari pernyataan tersebut maka komponen
2
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan adanya komponen-komponen pembelajaran, akan mempermudah
guru untuk melaksanakan pembelajaran, seperti mempersiapkan materi yang akan
disampaikan, menggunakan metode atau model pembelajaran pada proses KBM
dan melakukan evaluasi materi pembelajaran atau pembelajaran secara
keseluruhan. Hal tersebut dilaksanakan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai.
Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang efektif bagi guru
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Rusman (2010, hlm. 133-134) bahwa:
Guru harus memilih model pembelajaran apa yang tepat berdasarkan dari tujuan yang diharapkan, materi yang akan diajarkan, sudut pandang peserta didik dan hal-hal yang bersifat non teknis, seperti cukup atau tidaknya satu model untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa model pembelajaran dipilih
berdasarkan dari tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, keadaan peserta
didik, keadaan yang bersifat teknis dan non teknis. Saat ini sudah banyak sekali
para ahli pendidikan yang menciptakan berbagai macam model pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Rusman (2010, hlm. vii-xi) mengenai
macam-macam model pembelajaran diantaranya “model pembelajaran Kontekstual,
Kooperatif, Pembelajaran Mandiri, Pembelajaran Berbasis Masalah, PAKEM,
e-Learning dan masih banyak lagi”. Dengan banyaknya model pembelajaran yang
ada, akan membuat guru semakin mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut Rusman (2010, hlm. 136) mengemukakan mengenai bagian-bagian Bahan Ajar
Tujuan
evaluasi Metode
Perkembangan Siswa
3
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari model pembelajaran yang menjadi pedoman praktis bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, diantaranya “1. Memiliki urutan langkah
-langkah pembelajaran (syntax); 2. Adanya prinsip-prinsip reaksi; 3. Memiliki
sistem sosial; 4. Adanya sistem pendukung.”
Model pembelajaran memiliki langkah-langkah pembelajaran yang
sistematis dalam penerapannya. Selain itu, adanya sistem pendukung yang
membuat model pembelajaran dapat terlaksana, seperti keadaan siswa yang cocok
untuk diterapkan suatu model, adanya prinsip reaksi dan sistem sosial yang
merupakan dampak dari penerapan model antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa atau siswa dengan lingkungan sekitar. Salah satu model pembelajaran yang
dipandang dapat mengembangkan kreativitas siswa adalah Model Problem Based
Learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Seperti yang
dikemukakan oleh Prof. Howard Barrows dan Kelson (dalam Amir, 2009, hlm.
21) bahwa:
Model Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Dari pendapat di atas Model PBL dirancang agar siswa mampu memahami
permasalahan dan memiliki berbagai strategi dalam memecahkannya, serta dari
proses pemecahan masalah tersebut siswa dapat memunculkan berbagai
kecakapan yang dimiliki. Model PBL memiliki tahapan-tahapan sistematis dalam
penerapannya, seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Nur (dalam Rusman,
2010, hlm. 243), yaitu:
Mengorientasikan siswa ke dalam masalah, Mengorganisasi siswa untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Secara garis besar sistematika Model PBL dapat disimak pada gambar 1.2
4
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.2 di atas menggambarkan bahwa Model PBL merupakan model
pembelajaran dimana guru akan memberikan permasalahan kepada siswa dan
akan dipecahkan oleh siswa. Dengan cara guru mengorganisasi siswa untuk
memahami permasalahan, lalu guru hanya membimbing dalam proses pemecahan
masalah tanpa membantu siswa untuk memecahkannya, guru memberikan siswa
kesempatan untuk menyajikan hasil dari pemecahan masalah dan guru bersama
siswa mengevaluasi hasil dari pemecahan masalah. Model PBL juga bukan saja
berguna untuk memecahkan permasalah yang ada pada saat pembelajaran, tetapi
akan ada dampak positif yang akan didapat oleh siswa dari proses Model PBL dan
berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Seperti yang dikemukan oleh
Peterson mengenai dampak dari Model PBL (dalam Amir, 2009, hlm. 13) bahwa
„bukan saja pada saat pembelajaran itu terjadi, tapi juga nantinya dimasa datang, yakni kecakapan-kecakapan yang diperoleh akibat proses itu.‟
Berdasarkan studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung,
kurikulum yang digunakan masih mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan guru Seni Budaya
Dan Keterampilan (SBK) kelas VIII di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, yaitu
Ibu Agustina Siswati pada Rabu, 29 Januari 2014. Beliau mengemukakan bahwa: Gambar 1.2 Proses Model Problem Based Learning
Mengorientasikan Siswa Pada Masalah
Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar
Evaluasi Pemecahan Masalah Proses Pemecahan Masalah
5
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pembelajaran Seni Tari kelas VIII sesuai kurikulum adalah Tari Nusantara.
2. Guru menggunakan Information Processing Models dalam pembelajaran Tari
Nusantara.
3. Materi pembelajaran yang digunakan masih mengacu pada Lembar Kerja
Siswa (LKS) Seni Budaya Dan Keterampilan.
4. Dalam satu semester, pertemuan pembelajaran Seni Tari lebih sedikit
dibanding pembelajaran seni yang lain.
5. Pelatihan Tari Nusantara hanya dilakukan di ekstrakulikuler, tidak di dalam
kelas.
Dari hasil wawancara tersebut, bila dikaitkan dengan kemampuan berfikir
kreatif siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran Tari Nusantara Kelas VIII
SMP Muhammadiyah 6 Bandung tidak memunculkan potensi siswa untuk berfikir
kreatif. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran menggunakan Information
Processing Models yang hanya memproses informasi dari satu sumber, yaitu guru
atau teacher centered. Dengan demikian, perlu dipilih model pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dipandang dapat membantu untuk mencapai tujuan tersebut
adalah Model PBL. Dengan menitik beratkan pada permasalahan dan cara
menyelesaikannya, siswa akan dituntut untuk memunculkan kemampuan berfikir
kreatif yang dimiliki dalam setiap prosesnya. Seperti yang dikatakan oleh
Torrance (dalam Lukman, skripsi 2012, hlm. 7) „pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) diyakini pula dapat menumbuhkembangkan
kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok
karena hampir di setiap langkah menuntut adanya keaktifan siswa.‟
Sejalan dengan permasalahan di atas, bila kreativitas dihubungkan dengan
pembelajaran tari dalam proses belajar mengajar di kelas, sebenarnya bukan
terletak pada bagaimana siswa bisa menari dengan baik dan indah. Namun,
terletak kepada pengalaman kreatif siswa dan tari hanya dijadikan media untuk
mengembangkan berbagai macam kecerdasan siswa, hal ini ditunjang oleh
6
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai tari dalam dunia pendidikan menurut hemat saya, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk memperkembangkan daya ekspresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif kepada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali nilai estetik yang dialami dalam kehidupan.
Pernyataan di atas lebih menegaskan bahwa dalam proses belajar mengajar
siswa tidak diharuskan untuk pandai menari dengan teknik tari yang benar, tapi
lebih kepada pengalaman kreatif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tari,
seperti siswa menciptakan gerak-gerakan baru sesuai kreativitas mereka atau
siswa dapat bertukar pendapat mengenai gerak melalui kerja kelompok. Berkaitan
dengan hal tersebut, Model PBL menjadi alat bantu untuk guru dalam pelaksanaan
proses kreatif siswa. Dengan tahapan-tahapan Model PBL yang menitik beratkan
pada kreativitas dalam proses memahami masalah dan pemecahannya, akan
membuat siswa mampu memunculkan kemampuan berfikir kreatif dalam
pembelajaran tari. Semakin siswa diberi permasalahan dalam pembelajaran tari,
akan membuat siswa semakin berfikir untuk memecahkan masalah yang diberikan
guru dengan kemampuan berfikir kreatif yang dimiliki. Seperti yang dikatakan
oleh Sutrisno (dalam Lukman, skripsi 2012, hlm. 5) bahwa, „makin banyak siswa
terlibat dalam proses pembelajaran, maka dapat mengasah kemampuan berpikir
kreatif dan meningkatkan prestasi belajar siswa.‟ Selain itu Model PBL cocok
untuk siswa SMP pada awal tahap operasional formal, karena pada usia ini anak
baru dapat berfikir mengenai pemecahan masalah dan dapat mengemukakan
ide-ide baru sebagai alternatif pemecahan masalah.
Langkah Model PBL yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini untuk
memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari yang
berkaitan dengan permasalahan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
adalah:
1. Mengenalkan unsur-unsur tari terlebih dahulu, agar siswa memahami
7
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Membuat siswa mau bergerak berdasarkan kreativitas dengan cara mengenal
unsur-unsur tari yang dikaitkan dengan benda atau kegiatan sehari-hari yang
biasa mereka alami dan mereka ikut aktif dalam pembelajaran.
3. Membawa siswa ke dalam permasalahan yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, sehingga siswa dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif
bersama kelompok. Dengan adanya permasalahan akan membuat siswa mampu
berfikir kreatif, dengan cara mengeluarkan ide-ide baru, bertukar pendapat dan
terlibat dalam proses kreatif untuk memecahkan masalah sesuai dengan
kemampuan mereka. Selain itu siswa dapat menemukan hal-hal baru dalam
proses kerja kelompok dan penyajian karya, seperti keaktifan, kerjasama,
tanggung jawab dan kekompakan.
4. Siswa menyajikan hasil dari pemecahan masalah bersama kelompok dihadapan
kelompok lain, untuk memupuk rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa.
5. Membuat siswa menganalisis gerak-gerak yang mereka ciptakan.
Dengan pembelajaran ini diharapkan akan menjadi langkah awal bagi
siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan memecahkan
permasalahan pada pembelajaran, sehingga berguna pula untuk memecahkan
permasalahan di dalam kehidupan sehari-harinya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KREATIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
Masalah-masalah yang muncul pada penelitian yang akan dilaksanakan
pada siswa kelas VIII SMP Muhamamadiyah 6 Bandung mata pelajaran Tari
Nusantara, antara lain:
1. Strategi yang digunakan guru, yaitu:
a) Guru menerapkan model Information Processing Models, yang menyebabkan
8
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Pada proses pembelajaran, guru tidak menugaskan siswa untuk menari, karena
praktek tari hanya dilakukan di ekstrakulikuler.
c) Materi yang guru ajarkan hanya berpatok pada LKS Seni Budaya dan
Keterampilan kelas VIII.
2. Kondisi siswa:
a) Dibandingkan dengan respon siswa perempuan, respon siswa lelaki kurang
tertarik dengan pembelajaran tari, karena mereka beranggapan bahwa tari
hanya untuk siswa perempuan.
b) Pembelajaran satu arah (teacher centered) membuat siswa tidak berperan aktif
dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kemampuan berfikir kreatif
siswa tidak berkembang.
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan bahwa inti dari permasalahan
yang ada pada pembelajaran Tari Nusantara di SMP Muhammadiyah 6 Bandung
adalah tidak memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa, seperti
mengeluarkan ide-ide, menemukan dan mencoba hal-hal baru. Dengan Model
PBL yang menitik beratkan pada masalah yang diberikan guru dan cara
memecahkannya, akan membuat siswa memunculkan kemampuan berfikir kreatif
dalam setiap prosesnya. Dengan menerapkan Model PBL pada pembelajaran Tari
akan memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa untuk memecahkan setiap
masalah yang diberikan oleh guru.
C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Dari Identifikasi Masalah Penelitian di atas rumusan masalah yang muncul
adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 6 Bandung?”
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
9
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based
Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?
2. Bagaimana proses aplikasi Model Problem Based Learning dalam
pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 6 Bandung?
3. Bagaimana hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam
pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 6 Bandung?
D.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data hasil
observasi mengenai penerapan Model PBL dalam pembelajaran Tari Nusantara
terhadap kemampuan berfikir kreatif pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
6 Bandung. Tujuan penelitian dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan
penelitian, yaitu:
1. Menganalisis kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based
Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.
2. Memperoleh gambaran mengenai proses aplikasi Model Problem Based
Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.
3. Mengetahui hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam
pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 6 Bandung.
E.MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat untuk:
a. Guru Seni Budaya
1. Menambah pengetahuan dan wawasan guru seni budaya mengenai
10
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sebagai salah satu referensi model pembelajaran bagi guru seni budaya dalam
pembelajaran seni tari.
b. Siswa
1. Dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran
seni tari.
2. Siswa dapat lebih berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya, selain itu dapat
memunculkan rasa kerjasama, kekompakan, tanggung jawab, serta
memunculkan rasa disiplin.
3. Lebih terampil dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam
pembelajaran.
c. Jurusan Pendidikan Seni Tari
Untuk menambah referensi bagi jurusan Pendidikan Seni Tari mengenai
model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari dan
bermanfaat bagi orang yang membacanya.
d. Peneliti
1. Mengetahui gambaran secara lebih jelas mengenai proses pembelajaran dengan
aplikasi Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.
2. Mengetahui hasil yang akan didapat setelah dilaksanakannya pembelajaran
dengan menggunakan Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Struktur Organisasi Skripsi berisikan mengenai pemaparan-pemaparan
yang ditulis peneliti dalam setiap BAB dalam skripsi, yaitu BAB I sampai BAB
V, seperti pemaparan di bawah ini:
a. BAB I
Latar Belakang Penelitian yang menjelaskan tentang latar belakang
diambilnya penelitian. Pada latar belakang masalah memunculkan tentang: 1.
Komponen-11
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahan ajar, metode atau model
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran; 3. Definisi dari model pembelajaran
dan macam-macam model pembelajaran; 4. Definisi Model PBL dan pendapat
para ahli; 5. Permasalahan yang ada di SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada
pembelajaran Tari; 6. Hubungan antara kemampuan berfikir kreatif dan model
PBL dengan pembelajaran Tari.
Identifikasi Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai inti
permasalahan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang dilihat dari pendidik dan
peserta didik, serta solusi yang akan diberikan oleh peneliti, yaitu aplikasi model
PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari
Nusantara.
Rumusan Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai
rumusan-rumusan masalah sebagai batasan untuk melakukan penelitian di SMP
Muhammadiyah 6 Bandung. Rumusan masalah dibatasi menjadi tiga persoalan,
yaitu deskripsi kondisi awal siswa, proses penerapan Model PBL dan hasil dari
aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.
Tujuan Penelitian berisikan tujuan-tujuan dari penelitian yang
berhubungan dengan rumusan masalah.
Manfaat Penelitian menjabarkan mengenai manfaat dari diadakannya
penelitian, seperti manfaat untuk guru seni budaya, siswa, jurusan Pendidikan
Seni Tari dan manfaat untuk peneliti sendiri.
b. BAB II
Kajian Pustaka dari Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam
Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas
VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung, berisikan mengenai teori-teori yang
menunjang penelitian. Teori-teori yang dijabarkan antara lain mengenai: 1.
Definisi Model Pembelajaran; 2. Macam-Macam Model Pembelajaran; 3. Model
PBL; 4. Kemampuan Berfikir Kreatif. Teori-teori yang diambil berdasarkan
12
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asumsi pada penelitian ini menjabarkan mengenai pemahaman mengenai
Model PBL yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa.
Hipotesis menjelaskan mengenai dugaan sementara pada panelitian Model
PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.
c. BAB III
Populasi dan Sampel menjelaskan mengenai populasi dan sampel yang
digunakan pada peneltian. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian
ini adalah SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII A.
Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengertian dari
disain penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan disain One-Shot Case
Study, dimana sampel diberikan treatments selanjutnya diobservasi hasilnya.
Metode Penelitian menjabarkan mengenai metode yang digunakan pada
penelitian, yaitu Pre-Experiment Design (nondisigns).
Definisi Operasional pada penelitian ini berhubungan dengan variabel
yang digunakan dan pengertian dari variabel tersebut, serta hubungannya antar
kedua variabel.
Instrumen Penelitian menjabarkan mengenai instrumen yang digunakan
dalam penelitian. Instrumen berupa Lembar Analisis Siswa berisikan
butiran-butiran masalah yang harus dipecahkan siswa bersama kelompok disetiap
pertemuan.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain macamnya, teknik pengumpulan
data menjabarkan masing-masing kegunaannya dan semua itu berfungsi untuk
mengumpulkan data hasil penelitian.
Analisis Data dikelompokan menjadi dua pembahasan, yaitu: 1. Tahapan
Analisis Data, yang berisikan tahapan untuk mengetahui ketercapaian indikator
dan menerapkan ketercapaian indikator ke dalam penilaian; 2. Teknik Analisis
Data, yang berisikan teknik untuk mengolah data hasil penelitian untuk menjawab
13
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. BAB IV
Hasil Penelitian dibagi menjadi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi
Kondisi Awal Siswa Sebelum Penerapan Model PBL; 2. Proses Penerapan Model
PBL; 3. Hasil Penerapan Model PBL. Hasil penelitian dijabarkan secara umum
mengenai ketiga hal tersebut.
Pembahasan Hasil Penelitian merupakan penjabaran secara lebih rinci
dari hasil penelitian dan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. proses penelitian
dari Aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam
Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa
Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung; 2. Hasil Penerapan Model PBL
terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam Pembelajaran Tari Nusantara
Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 6 Bandung; 3. Hasil Aplikasi Model PBL Terhadap Kemampuan
Berfikir Kreatif Psikomotor, sebagai aspek pendamping, tetapi hanya dilampirkan;
4. Uji hipotesis mengenai diterima atau tidaknya hipotesis sementara dengan
membandingkan ttabel dan thitung; 5. Selain hasil dan pembahasan menjabarkan pula
mengenai temuan pada saat penelitian yang menjabarkan dampak positif bagi
siswa dari aplikasi Model PBL dan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti,
baik dari segi eksternal siswa maupun internal siswa.
e. BAB V
Kesimpulan berisikan kesimpulan-kesimpulan yang disimpulkan
berdasarkan penjabaran dari BAB I hingga BAB IV, bahwa aplikasi Model PBL
dalam pembelajaran Tari dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa
kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung.
Saran diberikan untuk para pembaca, khususnya yang ingin membuat
penelitian lanjutan dari penelitian ini. Saran ditinjau dari aplikasi Model PBL
terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa, aspek kognitif yang digunakan,
alokasi waktu pada saat penerapan Model PBL dan kondisi siswa ketika
36
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
BAB III
METODE PENELITIAN
A.POPULASI DAN SAMPEL
Dalam penelitian perlu adanya populasi dan sampel sebagai subyek atau
obyek untuk diteliti. Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan
adalah:
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 80) populasi adalah “wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 6 Bandung, berjumlah 126 siswa yang terbagi menjadi 4
kelas. Alasan peneliti mengambil populasi ini, karena tempat penelitian sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu tidak memunculkan kemampuan
berfikir kreatif siswa.
b. Sampel
“Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti” (Arikunto, 2006, hlm. 131). Sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelas
VIII di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, yaitu kelas VIII A yang berjumlah 30
orang. Penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposive
sample yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.
B.DISAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah One-Shot Case Study. Menurut
Sugiyono (2013, hlm. 74) One-Shot Case Study yaitu, “disain penelitian dimana
37
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
hasilnya”. Dalam penelitian ini sampel diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan model Problem Based Learning, setelah itu diobservasi dan
disimpulkan hasilnya. Disain penelitian One-Shot Case Study dapat disimak pada
gambar 3.1 di bawah ini:
X O
Gambar 3.1 One-Shot Case Study
Keterangan:
X : Treatment yang diberikan
O : Observasi
C.METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental
Design (nondesigns). Metode ini merupakan salah satu metode penelitian yang
tidak menggunakan variabel kontrol dalam penggunaannya, selain itu
pengambilan sampel untuk metode ini dipilih secara purposive sample. Seperti
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 74) bahwa “Pre-Experimental Design tidak meggunakan variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara
random.”
D.DEFINISI OPERASIONAL
Dalam pembahasan menggenai Definisi Operasional, perlu menggetahui
menggenai variabel penelitian terlebih dahulu, seperti penjabaran di bawah ini:
a. Variabel Penelitian
Variable penelitian yang berjudul APLIKASI MODEL PROBLEM
BASED LEANING DALAM PELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN
BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6
BANDUNG, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel) (X) adalah penerapan model Problem
38
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
2. Variabel terikat (dependent variabel) (Y) adalah kemampuan berfikir kreatif
siswa.
b. Definisi Operasional
Pada Penelitian ini tentang aplikasi Model Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 6 Bandung ini dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran merupakan salah satu cara yang diciptakan oleh para ahli
pendidikan yang dapat mempermudah guru untuk mencapaikan materi
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Model PBL dalam penelitian ini memiliki pengertian, yaitu suatu model
pembelajaran berbasis masalah yang membuat siswa bersama kelompoknya
berhadapan langsung dengan suatu permasalahan dan memecahkannya secara
bersama-sama. Selanjutnya, mereka menyajikan hasil dari pemecahan masalah
secara berkelompok. Dalam Model PBL ini guru berperan menyajikan
masalah, memberi arahan dan bimbingan, serta memfasilitasi siswa untuk
bertanya, menjawab dan bertukar ide atau pendapat secara terbuka antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru, serta lingkungan sekitar.
3. Kemampuan Berfikir Kreatif dalam penelitian ini dapat diartikan suatu pola
pemikiran atau tindakan yang melibatkan sistem kognitif siswa. Tahap ranah
kognitif yang digunakan meliputi, mengingat, memahami, menerapkan dan
analisis. Pada penelitian ini siswa dapat menciptakan dan memunculkan hal-hal
baru dalam pemecahan masalah sesuai dengan kreativitas yang dimiliki.
4. Tari pada penelitian ini merupakan gerak-gerak kreatif yang diciptakan siswa
sesuai dengan unsur-unsur tari atau konsep dasar gerak dalam tari yang
diajarkan. Tari yang digunakan pada penelitian ini adalah Tari Nusantara
sesuai silabus SMP kelas VIII.
Dari penjelasan mengenai Definisi Operasional di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini Model PBL merupakan model pembelajaran yang
memerlukan kerja kelompok atau tim untuk meningkatkan kemampuan berfikir
39
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
masalah, serta penyajian hasil karya pada pembelajaran Tari Nusantara. Siswa
dituntut untuk menciptakan gerak-gerak tari sesuai dengan kemampuan berfikir
kreatif dan sesuai dengan materi yang diajarkan guru. Ranah kognitif yang
digunakan meliputi , mengingat, memahami, menerapkan dan analisis yang akan
dituangkan pada lembar analisis kelompok. Selain aspek kognitif, akan dibahas
pula aspek psikomotor yang menjadi pengaruh dari penyajian hasil karya.
E.INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian dilakukan sebanyak empat kali dengan menggunakan materi
yang berbeda disetiap pertemuannya. Materi disesuaikan dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan sekolah dan sudah
dikonsultasikan dengan pihak sekolah. Instrument yang digunakan adalah lembar
analisis kelompok berupa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan
disetiap pertemuan. Analisis digunakan untuk mengetahui kemampuan berfikir
kreatif yang berhubungan dengan kognitif siswa, yang meliputi aspek mengingat,
memahami, menerapkan dan analisis. Dengan pertanyaan dalam lembar analisis
kelompok pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Pertanyaan Lembar Analisis Kelompok
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
40
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik
pengumpulan data, seperti pemaparan di bawah ini:
a. Wawancara
Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur (terbuka)
kepada Guru Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII SMP Muhammadiyah 6
Bandung, yaitu Agustina Siswati pada Rabu, 29 Januari 2014. Wawancara berupa
butiran pertanyaan mengenai proses pembelajaran Tari Nusantara, yang meliputi
41
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
ini dilakukan sebelum diadakannya penelitian untuk mengetahui inti
permasalahan dan situasi objek yang akan dijadikan sampel penelitian.
b. Observasi
Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi berperan serta
(Participant Observation) yang terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari
sampel. Hasil observasi dilihat dari:
1. Setiap treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel, yaitu hasil
aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII A
SMP Muhammadiyah 6 Bandung.
2. Lembar analisis kelompok yang diberikan oleh guru kepada siswa disetiap
pertemuan.
Penelitian dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Pada penelitian ini
siswa VIII A dibagi kedalam empat yang disesuaikan dengan karakteristik Model
PBL. Pada pengolahan data peneliti hanya akan mengambil data kemampuan
berfikir kreatif kognitif yang meliputi aspek mengingat, memahami, menerapkan
dan menganalisis. Adapun aspek psikomotor yang dibahas adalah sebagai aspek
pendukung dari penyajian hasil karya pembelajaran tari.
c. Dokumentasi
Teknik Dokumentasi ini berfungsi untuk mendokumentasikan hasil
penelitian dikelas berupa foto atau video pada saat proses pembelajaran
berlangsung atau treatment berlangsung .
G.ANALISIS DATA
Pada analisis data menjabarkan mengenai tahapan analisis data dan teknik
analisis data yang akan digunakan pada penelitian, sepeti yang dijabarkan di
bawah ini:
a. Tahapan Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini memiliki tahapan untuk mempermudah
42
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
1. Mengetahui ketercapaian indikator Model PBL terhadap kemampuan berrfikir
kreatif siswa. Dengan indikator seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Tes Kemampuan Berfikir Kreatif (Kognitif)
No. Tahapan Model Problem
Based Learning
Indikator Kognitif
1. Mengorientasikan siswa ke
dalam masalah
1. Siswa mampu memahami materi
yang diajarkan guru.
2. Siswa dapat memahami
permasalahan yang diberikan guru
dalam pembelajaran ruang gerak,
tempo gerak dan pola lantai dalam
Tari Nusantara.
2. Mengorganisasi siswa untuk
belajar
1. Siswa bersama kelompoknya
mampu memahami dan
membedakan, mengenai:
 Jenis-jenis ruang gerak ruang gerak besar, sedang dan kecil.  Macam-macam tempo gerak yang
digunakan dalam gerakan tari,
yaitu: ⁄ , ⁄ dan 1
 Mampu memahami komponen-komponen yang ada pada pola
lantai berdasarkan pemahaman
siswa, yaitu: arah hadap, posisi dan
lintasan.
3. Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
1. Kelompok mampu menganalisis
permasalahan yang diberikan guru
mengenai ruang gerak, tempo
43
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
Nusantara.
2. Kelompok mampu berkreativitas
dari Lembar Analisis yang
diberikan guru.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
1. Siswa mampu merencanakan,
menyiapkan dan menyajikan hasil
karya yang sesuai dengan lembar
analisis yang mereka kerjakan
mengenai ruang gerak, level gerak,
tempo gerak gerak dan pola lantai
dalam Tari Nusantara.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Setelah guru mengevaluasi
mengenai ruang gerak, tempo
gerak gerak dan pola lantai dalam
Tari Nusantara, diharapkan
kelompok mampu menganalisis,
serta mengevaluasi terhadap
pemecahan masalah yang mereka
lakukan.
2. Menerapkan ketercapaian indikator ke dalam penilaian, seperti tercantum
dalam tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3 Indikator Penilaian
Poin Keterangan
70
1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian
Ruang Gerak, Tempo gerak Gerak dan Pola Lantai
berdasarkan pemahaman kelompok.
80
1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian
Ruang Gerak, Tempo gerak Gerak dan Pola Lantai
44
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas
kelompok.
90
1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian
Ruang Gerak, Tempo gerak Gerak dan Pola Lantai
berdasarkan pemahaman kelompok.
2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas
kelompok.
3. Siswa mampu menganalisis hasil presentasi kelompok,
dengan cara menjelaskan keterangan dari setiap gerak
yang mereka buat.
3. Mengelompokan penilaian kelompok ke dalam tabel penilaian kelompok,
seperti yang tercantum pada tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4 Format Penilaian Kognitif
No Nama Kelompok Anggota Kelompok Nilai
Nilai Rata-Rata Tiap Pertemuan =
b. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
asosiatif, menurut Siregar (2013, hlm. 101) analisis asosiatif merupakan:
Bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variabel dari dua kelompok data atau lebih. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat generalisasi atau tidak, apabila hipotesis (Ha) diterima, berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan antarvariabel.
Pengolahan atau perhitungan data menggunakan Regresi Linier Sederhana
(satu variabel bebas dan satu variabel terikat), menurut Siregar (2013, hlm. 284)
Regresi Linier Sederhana adalah:
45
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
dependent (Y). Tujuan penerapan kedua metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
c. Langkah-Langkah Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini memiliki beberapa langkah untuk
mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dan seberapa besar kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Membuat Tabel Untuk Mengetahui Nilai Siswa
Penelitian ini manggunakan tabel untuk menjelaskan hasil penelitian.
Tabel kemampuan berfikir kreatif siswa dapat disimak pada tabel 3.5 di bawah
ini:
2. Membuat Grafik
Tabel akan diperjelas ke dalam grafik kemampuan berfikir kreatif secara
kelompok. Grafik berisikan rata-rata nilai disetiap pertemuan yang menunjukan
adanya suatu hasil yang didapat setelah treatment. Data tabel 3.5 akan dituangkan
pada contoh grafik 3.1 Penilaian Kelompok, grafik 3.2 Rata-Rata Kelompok dan
3.3 Rata-Rata Setiap Pertemuan di bawah ini:
Tabel 3.5 Rata-Rata Nilai Setiap Pertemuan
Nama
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
Nila
Grafik 3.1 Penilaian Kelompok
itle
46
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
Grafik 3.2 Rata-Rata Kelompok
Pendet
Bajidor Kahot
Kujang Kromong
Serampang 12
Selain grafik diatas, memunculkan pula grafik untuk mengetahui
perkembangan masing-masing kelompok terhadap kemampuan berfikir kreatif,
seperti contoh pada grafik 3.4 Perkembangan Setiap Kelompok di bawah ini:
70
Grafik 3.3 Rata-Rata Setiap Pertemuan
Pertemuan I
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
Nila
Grafik 3.4 Perkembangan Setiap Kelompok
47
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
| 3. Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan Regresi Linier Sederhana, yang
memiliki langkah-langkah tersendiri. Bila langkah-langkah tersebut dijabarkan
pada penelitian ini, antara lain:
1) Menemukan Persamaan Regresi
Pada persamaan regresi terdapat tiga langkah, yaitu: 1. Membuat tabel
untuk mencari kostanta a dan b; 2. Mencari nilai konstan b dan a; dan 3. Membuat
persamaan regresi.
2) Menemukan Kolerasi Antara Variabel X dan Y
Untuk menemukan kolerasi antara variabel X dan Y terdapat dua langkah,
yaitu: 1. Membuat tabel untuk mencari nilai kolerasi; dan 2. Menghitung nilai
kolerasi (r).
3) Menghitung Determinasi
Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
(persentase) yang diberikan variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y). pada
penelitian ini untuk mengetahui kontribusi Model PBL pada kemampuan berfikir
kreatif siswa.
4) Mengitung Nilai thitung dan ttabel
Pada perhitungan thitung dan ttabel digunakan untuk mengetahui nilai dari
masing-masing perhitungan yang selanjutnya akan dibandingkan.
5) Membandingkan thitung dan ttabel
Setelah masing-masing nilai thitung dan ttabel, maka akan dibandingkan
antara thitung dan ttabel, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima ataukah tidak. Hipotesis diterima atau tidak menurut Siregar (2013, hlm.
48
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
“Aplikasi Model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan
berfikir kreatif siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung.”
6) Mengambil Keputusan
Setelah semua langkah-langkah dilakukan, lalu pengambilan keputusan
untuk mengetahui seberapa besar signifikasi antara Model PBL dengan
90
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari penelitian, data hasil penelitian, pengolahan data, analisis
data, serta pembahasan terhadap hasil penelitian yang dilakukan di SMP
Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII A, maka diperoleh kesimpulan bahwa
Model Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan pada siswa kelas VIII A
SMP Muhammadiyah 6 Bandung dalam pembelajaran Tari dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata
kelompok yang meningkat setiap pertemuan dengan mengerjakan Lembar
Analisis Kelompok.
Pada pertemuan pertama siswa baru memulai untuk beradaptasi dengan
Model PBL, tetapi siswa dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif mereka,
dengan rata-rata nilai kelompok 80. Pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah
beradaptasi dengan Model PBL, dengan rata-rata nilai kelompok 82,5 dan 85.
Pada pertemuan IV siswa sudah terbiasa dengan Model PBL, sehingga memiliki
nilai paling tinggi dari pertemuan lainnya, yaitu 90. Selain aspek kognitif, pada
penelitian ini terdapat aspek psikomotor yang mempengaruhi penilaian. Pada
aspek psikomotor pun terjadi peningkatan rata-rata nilai kelompok. Hal ini
menunjukan bahwa aplikasi Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung dari aspek kognitif
dan psikomotor.
Pada penelitian ini jenis tarian dapat disesuaikan dengan tarian yang akan
dipilih guru, karena peneliti mengajarkan unsur-unsur tari yang terdapat pada
semua tarian, sebagai hal utama bagi siswa untuk memahami tari. Diharapkan
penelitian ini dapat menjadi referensi, khususnya bagi guru Seni Tari ataupun
guru Seni Budaya dan Keterampilan, mengenai model pembelajaran yang dapat
91
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
B. SARAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
diajukan bila guru atau peneliti lain ingin menerapkan Model PBL terhadap
kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari, antara lain:
a. Untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu siswa perlu dilatih
untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif, lalu untuk meningkatkannya
dengan membiasakan siswa dalam proses pemecahan masalah secara
terus-menerus dan berkelanjutan pada pembelajaran Tari. Dalam hal ini guru sebagai
fasilitator harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat aktif dalam
pembelajaran dan membuat siswa mengungkapkan ide-ide mereka, serta
memberikan permasalahan-permasalahan yang dapat memunculkan dan
meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif siswa.
b. Aspek yang digunakan pada penelitian ini hanya berkisar pada aspek kognitif
C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis).
Oleh karena itu perlu dikembangkan penelitian yang dapat meningkatkan
aspek lainnya dari kognitif siswa.
c. Alokasi waktu dalam setiap pertemuan untuk penerapan Model PBL perlu
dikondisikan dengan tepat, karena situasi dan kondisi siswa yang berbeda
dapat membuat penerapan PBL memakan waktu yang cukup lama.
d. Kondisi siswa yang harus terus menerus berhadapan langsung dengan
masalah, bisa membuat siswa merasa jenuh, jadi guru harus selalu memotivasi
92
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufik. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (edisi
pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi 2). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Joyce,B., Weil,B., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lukman, Alif. (2012). Penerapan Model Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Optik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Dan Prestasi Belajar Siswa SMP (Skripsi FPMIPA). Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Masunah, J. & Narawati, T. (2003). Seni Dan Pendidikan Seni. Bandung: Past
UPI.
Masunah, Juju. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung:
Pendidikan Seni Tari FPBS UPI Bandung.
Munandar, Utami. (2002). Kreativitas Dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Pendidikan Seni Tari UPI 2010. (2013). Tahapan-Tahapan Pembelajaran Tari
Pendidikan Tingkat Lanjut. Bandung: Pendidikan Seni Tari
93
Debi Mika Rosadi, 2014
Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung
|
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenata
Media Grup.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.