PENGGUNAAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 29 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Iis Yasinta Apriani NIM 0902515
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Iis Yasinta Apriani, 2013
PENGGUNAAN TEKNIK
NUMBERED HEADS TOGETHER
DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS PUISI BEBAS
oleh
Iis Yasinta Apriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Iis Yasinta Apriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Penggunaan Teknik Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 29 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Iis Yasinta Apriani
0902515
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Tedi Permadi, M.Hum.
NIP 197006242006041001
Pembimbing II
Dra. Novi Resmini, M.Pd.
NIP 196711031993032003
Diketahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Dadang Anshori, M.Si.
i
Abstrak
Iis Yasinta Apriani: Penggunaan Teknik Numbered Heads Together dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Bebas
Latar belakang dari penelitian ini adalah karena ditemukannya permasalahan yang berupa kesulitan siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung dalam menulis puisi bebas. Menulis puisi bebas yang khususnya menulis puisi bebas berdasarkan pilihan kata yang sesuai merupakan salah satu kompetensi dasar di kelas VIII pada semester genap. Diakui oleh siswa kelas VIII-C di SMPN 29 Bandung bahwa mereka kerap kali kesulitan dalam memilih dan menyusun kata-kata yang akan mereka gunakan untuk membuat larik-larik serta bait-bait puisi. Selain itu, siswa pun masih kesulitan dalam menjaga keutuhan makna dari puisi yang mereka buat. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan teknik numbered heads together yang diharapkan dapat memudahkan siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 29 Bandung dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang bagimana perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung, bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung, dan bagaimana hasil pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah ingin mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: (1) perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung, (2) pelaksanaan pembelajaran pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung, dan (3) hasil pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perancanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan perefleksian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, dan portofolio. Adapun data hasil penelitian diolah dengan cara analisis, deskripsi, dan kategorisasi data. Proses pembelajaran setiap siklus diawali dengan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Selama pembelajaran, setiap siswa diberi nomor masing-masing melalui proses numbering dan kemudian meminta meraka untuk berdiskusi yang disebut heads together untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... ... iv
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... ix
Daftar Grafik ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Batasan Masalah ... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
1.7. Anggapan Dasar ... 8
1.8. Definisi Operasional ... 8
BAB II MENULIS PUISI BEBAS DAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER 2.1. Pembelajaran Menulis ... 10
2.2. Pembelajaran Menulis Puisi ... 12
2.3. Proses Kreatif Menulis Puisi ... 16
2.4. Numbered Heads Together ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 19
3.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21
3.3. Waktu Penelitian ... 22
3.4. Subjek Penelitian ... 22
3.5. Desain Penelitian ... 22
v
3.7. Instrumen Penelitian ... 25
3.8. Teknik Pengolahan Data ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 38
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 97
5.2. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
RAMBU-RAMBU ANALISIS PROSES MENULIS PUISI BEBAS
... 26
RAMBU-RAMBU ANALISIS HASIL PROSES MENULIS PUISI BEBAS ... 27
RENCANA DAN PROSESUR PENELITIAN SETIAP SIKLUS ... 30
KRITERIA PENILAIAN KUANTITATIF PUISI SISWA ... 31
FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS GURU ... 32
KRITERIA NILAI AKTIVITAS GURU ... 34
FORMAT LEMBAR PENGAMATAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU ... 34
KRITERIA NILAI KUALITATIF HASIL PENGAMATAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU ... 35
PROSES TINDAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS I ... 42
HASIL KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS I ... 43
HASIL RATA-RATA KEMAMPUAN SISWA SIKLUS I ... 47
KONSULTASI NILAI RATA-RATA MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS I ... 48
HASIL OBSERVASI PENGAMAT TERHADAP AKTIVITAS GURU SIKLUS I ... 49
KONSULTASI NILAI RATA-RATA AKTIFITAS GURU SIKLUS I ... 49
vii
KONSULTASI NILAI OBSERVASI SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU
SIKLUS I ... 51
PROSES TINDAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS II
... 55
HASIL KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS I... 56
HASIL RATA-RATA KEMAMPUAN SISWA SIKLUS II ... 60
KONSULTASI NILAI RATA-RATA MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS II
... 61
HASIL OBSERVASI PENGAMAT TERHADAP AKTIVITAS GURU SIKLUS
II ... 61
KONSULTASI NILAI RATA-RATA AKTIFITAS GURU SIKLUS II
... 62
HASIL OBSERVASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR
GURU SIKLUS II ... 63
KONSULTASI NILAI OBSERVASI SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU
SIKLUS II ... 63
PROSES TINDAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS
III ... 67
HASIL KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS III ... 68
HASIL RATA-RATA KEMAMPUAN SISWA SIKLUS III ... 73
KONSULTASI NILAI RATA-RATA MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS III
... 73
HASIL OBSERVASI PENGAMAT TERHADAP AKTIVITAS GURU SIKLUS
III ... 74
KONSULTASI NILAI RATA-RATA AKTIFITAS GURU SIKLUS III
... 74
HASIL OBSERVASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR
GURU SIKLUS III ... 75
KONSULTASI NILAI OBSERVASI SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU
PROSES TINDAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS
IV ... 79
HASIL KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS IV ... 81
HASIL RATA-RATA KEMAMPUAN SISWA SIKLUS IV ... 85
KONSULTASI NILAI RATA-RATA MENULIS PUISI BEBAS SIKLUS IV
... 85
HASIL OBSERVASI PENGAMAT TERHADAP AKTIVITAS GURU SIKLUS
IV ... 86
KONSULTASI NILAI RATA-RATA AKTIFITAS GURU SIKLUS IV
... 86
HASIL OBSERVASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR
GURU SIKLUS IV ... 87
KONSULTASI NILAI OBSERVASI SISWA TERHADAP AKTIVITAS GURU
ix
DAFTAR GAMBAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODEL KEMMIS DAN M.C. TAGGART
DAFTAR GRAFIK
HASIL RATA-RATA MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII-C SMPN
29 BANDUNG ... 96
HASIL RATA-RATA AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia.
Manusia tidak dapat menjalin interaksi sosialnya jika tidak menggunakan bahasa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tarigan (2008: 9) yang menyatakan bahwa
bahasa sebagai suatu cara berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan kita
karena dengan bahasa kita bisa saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, dan
keinginan juga lainnya.
Kegiatan berbahasa tidak dapat terlepas dari empat keterampilan
berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.
Keempat keterampilan tersebut berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (caturtunggal). Menurut Tarigan (2008: 1) semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah pula jalan pikirannya dan keterampilan hanya dapat
diperoleh dan dikuasai dengan cara banyak berlatih.
Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa mulai dari SD hingga
SMA yang salah satunya melalui pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Yulienah
R yang mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 29 Bandung, hal yang sedikit
sulit dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dalam hal keterampilan
menulis yang salah satunya menulis puisi bebas di kelas VIII. Berdasarkan
pernyataan tersebut, peneliti mulai melakukan observasi dan wawancara untuk
mengetahui kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas tersebut.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 29 Bandung
yang tepatnya kelas VIII-C, peneiti mendapatkan data awal sebagai berikut.
Pertama, Guru yang mengajar di kelas VIII-C yang merupakan sarjana
pendidikan Bahasa Indonesia namun dalam pembelajaran puisi bebas di kelas ia
masih belum mengembangkan materi secara maksimal. Dalam proses
2
tersedia karena beberapa faktor yang diantaranya harus selalu berusaha
mengondisikan kelas sehingga pembelajaran puisi belum efektif.
Kedua, Siswa kelas VIII-C berjumlah 37 orang yang terdiri dari 19 laki-laki
dan 18 perempuan. Karena jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan dan ada
pula yang usia mereka di atas teman sebayanya, kelas tersebut sering gaduh saat
pembelajaran terlebih saat pembelajaran Bahasa Indonesia yang diajari oleh guru
wanita sehingga suara guru sering kali kalah oleh suara siswa ketika guru tersebut
sedang menjelaskan materi. Selain itu, siswa yang menjadi sumber kegaduhan
duduk dengan berdekatan dan pada satu barisan kursi yang sama.
Ketiga, Materi yang diajarkan terutama materi puisi bebas dalam buku teks
yang menjadi pegangan siswa sudah sesuai dengan SK dan KD untuk kelas VIII
semester dua. Namun buku teks tersebut banyak yang keliru terutama dalam
penulisan halaman buku yang tidak sesuai dengan halaman yang tercantum dalam
daftar isi buku.
Keempat, Alokasi waktu pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII-C
berlangsung pada hari selasa dan jumat. Hari selasa berlangsung pukul 11.20-
12.40 WIB. Jam tersebut merupakan jam terakhir pembelajaran sehingga siswa
banyak yang kurang konsentrasi karena menunggu waktu pulang sekolah. Adapun
hari jumat berlangsung pukul 10.00- 11.20 WIB. Jam tersebut yaitu jam usai
istirahat sehingga banyak siswa yang masih belum siap saat guru masuk untuk
menyampaikan materi. Selain itu banyak di antara siswa yang masih makan dan
minum di dalam kelas dan membuat jam pelajaran bahasa Indonesia terpotong
hampir 10 menit untuk menunggu siswa siap dan tertib kembali.
Dan kelima, Aspek pendukung lain yang kurang menunjang yaitu dalam hal
penggunaan media pembelajaran. Saat guru ingin menggunakan media power
point sering kali gagal dilakukan karena in focus di sekolah hanya ada dua yaitu di
lab bahasa dan satu lagi in focus keliling yang bisa di bawa ke kelas. Lab bahasa
sering kali digunakan oleh kelas IX untuk ruangan pengayaan untuk Ujian
Nasional. Ada pun in focus keliling sering kali tidak bisa digunakan di kelas
3
Di samping itu, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia VIII-C, Yulienah R
menyebutkan bahwa ia mengalami kendala berupa kesulitan mengajarkan siswa
karena siswa kurang memiliki penbendaharaan kata yang akan digunakan untuk
membuat puisi. Yulienah R pun menjelaskan bahwa pengetahuan guru tentang
puisi masih kurang memadai sehingga masih kesulitan dalam mengembangkan
materi tersebut. Adapun kendala terakhir yang ia sebutkan adalah materi menulis
puisi masih kekurangan waktu dalam penabaran Kompetensi Dasar (KD) pada
dokumen 1. Namun antusiasme siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas
yang khususnya menulis puisi bebas berdasarkan pilihan kata yang sesuai sangat
tinggi.
Sedangkan dari lima dari delapan siswa yang diwawancarai yaitu DR, DD, UD,
DA, dan HR memiliki pandangan yang sama dalam materi menulis puisi bebas
yaitu sulit memilih kata-kata dan menyusunnya menjadi puisi yang baik. Mereka
meyebutkan bahwa saat tema sudah mereka temukan, mereka menjadi bingung
untuk melanjutkan pada proses selanjutnya yaitu mencari kata-kata yang akan
mereka gunakan bahkan saat larik satu dan dua sudah mereka tulis, tak jarang
mereka bingung untuk menuliskan larik dan bait selanjutnya.
Setelah melakukan observasi awal dan wawancara, peneliti pun melihat hasil
puisi siswa yang didokumentasikan Yulienah R selaku guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas VIII-C. Dari hasil puisi tersebut, tampak masih banyak
siswa yang menyalin puisi dari karya orang lain bahkan menuliskan lirik lagu.
Terlebih masih ada siswa yang kesulitan menulis puisi dan tidak membuat tugas
tersebut.
Untuk menyiasati kendala dalam menulis puisi bebas tersebut, diperlukan
cara-cara yang kreatif dari seorang guru baik berupa metode, teknik, mau pun
media yang digunakan untuk menulis mau pun merangsang munculnya ide untuk
menulis. Teknik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1158) adalah cara
membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, metode, atau
sistem mengerjakan sesuatu. Dengan memahami hal itu, dalam pembelajaran
menulis puisi bebas ini peneliti akan mencoba menerapkan suatu teknik dari
4
Teknik numbered heads together merupakan teknik yang dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992). Menurut Suprijono dalam bukunya Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM (2013: 92) menyebutkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan teknik ini diawali dengan numbering atau
penomoran bagi setiap siswa. Teknik ini akan memudahkan siswa dalam
pembagian tugas selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan teknik ini,
siswa belajar melaksanakan tenggung jawab pribadinya dalam hal mengaitkan
pendapat atau jawaban pribadinya dengan rekan-rekan kelompoknya.
Beberapa penelitian yang relevan tentang teknik Numbered Heads
Together di antaranya diakukan oleh Tofik Saeful Hidayat (2011) dengan judul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together Melalui Media Globe untuk Mengatasi Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan
Mengidentifikasi Benua-benua”, dan penelitian yang dilakukan oleh Yani Haryani
(2011) dengan judul “Penggunaan Teknik Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar”.
Penelitian yang dilakukan Tofik Saeful Hidayat dilakukan di kelas VI
Sekolah Dasar Mayang 1 Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. Permasalaan
yang terdapat dalam penelitian ini adalah kesulitan siswa kelas VI SD Mayang 1
dalam mengidentifikasi Benua-benua pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil
penelitian ini, teknik Numbered Heads Together efektif untuk digunakan dalam
proses pembelajaran karena membuat kemampuan belajar siswa meningkat pada
setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa kelas VI SD Mayang 1 yang mencapai
kriteria ketuntasan hanya 40%. Namun pada siklus II meningkat menjadi 78% dan
pada siklus III mampu mencapai 94%.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Yani Haryani dilakukan di kelas
IV SDN Cimanggu Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. Permasalahan yang
terdapat di kelas IV SDN Cimanggu ini adalah kesulitan belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS pada topik Koperasi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil
belajar siswa yang masih di bawah standar ketuntasan yang telah ditetapkan di
5
Koperasi yang rutin dilakukan masih bersifat teoritis dan didominasi oleh metode
ceramah. Setelah Yani Haryani menggunakan teknik numbered heads together,
terdapat peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai
rata-rata pos tes 62,66, pada siklus II menjadi 78,33, dan pada siklus III menjadi 86.
Dengan demikian menurut hasil penelitian ini teknik numbered heads together
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cimanggu pada mata
pelajaran IPS dengan topik Koperasi.
Setelah membaca penelitian yang dilakukan oleh Tofik Saeful Hidayat
(2011) dan Yani Haryani (2011), peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan di
kelas VIII-C SMP Negeri 29 Bandung dengan menggunakan teknik yang sama.
Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di tingkat Sekolah
Dasar dan pada mata pelajaran IPS, penelitian akan melakukan penelitian dengan
judul “Penggunaan Teknik Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas” dan akan dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam memilih dan
merangkai kata-kata pada topik menulis puisi bebas.
Penggunaan teknik Numbered Heads Together ini diharapkan mampu
membantu siswa dalam menentukan dan memilih kata-kata yang sesuai untuk
membuat karya puisi bebas. Melalui teknik ini diharapkan suasana pembelajaran
akan lebih menyenangkan, lebih hidup, lebih kondusif, dan lancar, sehingga
membangkitkan motivasi siswa dan merubah pendapat mereka tentang menulis
puisi bebas yang dirasa sulit dalam merangkai dan mencari kata yang tepat.
1.2. Identifikasi Masalah
Untuk memudahkan penulisan laporan penelitian ini, maka penulis
membuat beberapa masalah yang akan diidentifikasi sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran menulis puisi bebas terutama materi menulis puisi bebas
berdasarkan pilihan kata yang sesuai, siswa sulit merangkai dan memilih
6
2. Guru kurang variatif dalam memilih metode dan teknik yang digunakan
dalam proses pembelajaran dan kurang mengembangkan materi serta contoh
puisi.
3. Kesulitan dalam penggunaan media karena tidak didukung oleh fasilitas dan
buku paket pembelajaran yang menjadi pegangan siswa memiliki beberapa
kekurangan seperti ketidaktepatan halaman buku.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan tepat dan tidak meluas,
maka peneliti membatasi kajian penelitian ini hanya pada penggunaan teknik
Numbered Heads Together dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
menulis puisi bebas pada kelas VIII-C SMP Negeri 29 Bandung semester genap
tahun ajaran 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan maslah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan
menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII C
SMPN 29 Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan
menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII C
SMPN 29 Bandung?
3. Bagaimana hasil pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan
teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII C SMPN 29 Bandung?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah ingin mendeskripsikan
7
1. perencanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik
numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung.
2. pelaksanaan pembelajaran pembelajaran menulis puisi bebas dengan
menggunakan teknik numbered heads together pada siswa kelas VIII-C
SMPN 29 Bandung.
3. hasil pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik
numbered heads together pada siswa kelas VIII-C SMPN 29 Bandung.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan bahan kajian
bagi peningkatan pembelajaran menulis puisi bebas. Manfaat lain yang
diharpakan adalah sebagai berikut:
1. bagi siswa
mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas,
memungkinkan siswa untuk lebih kreatif dalam memilih kata dan
mengembangkan ide yang ada dalam pikiranya, dan meningkatkan daya imajinasi
dan apresiasi siswa terhadap karya anak bangsa;
2. bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
guru dapat mengetahui keefektifan teknik numbered heads together
sehingga dapat dijadikan salah satu teknik alternatif dalam pembelajaran menulis
puisi bebas. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
memilih dan menentukan metode serta teknik dalam melakukan proses
pengajaran.
3. bagi pembelajar Bahasa dan Sastra Indonesia
pembelajar Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan pengetahuan dan
8
1.7. Anggapan Dasar
Penggunaan teknik Numbered Heads Together akan membuat siswa
tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas terutama dalam materi
menulis puisi bebas berdasarkan pilihan kata yang sesuai. Karena dengan teknik
ini siswa akan diajak untuk berkelompok dan setiap individunya akan memiliki
nomor yang berbeda dan dengan adanya nomor tersebut maka setiap siswa akan
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Dengan dikelompokan
menggunakan teknik ini, siswa akan lebih mudah menyelesaikan tugas kelompok
tanpa harus dibebankan pada satu orang saja karena setiap individunya akan turut
serta menyumbangkan ide yang mereka miliki.
1.8. Definisi Operasional
Agar penelitian ini mudah dipahami oleh pembaca dan tidak menimbulkan
multitafsir, peneliti perlu menjelaskan beberapa definisi yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
1. Pembelajaran menulis puisi bebas adalah proses menulis puisi dengan
memerhatikan kata-kata dan memilih kata-kata yang sesuai yang akan
digunakan dalam menulis sebuah puisi bebas agar keutuhan ide dan temanya
dapat terjaga. Selain itu pembelajaran menulis puisi bebas adalah proses
menulis puisi yang tidak terikat oleh rima, jumlah suku kata dan jumlah kata
dalam tiap baris, dan jumlah baris dalam tiap bait.
2. Puisi adalah rangkaian kata-kata yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat dan indah sehingga kesadaran orang akan pengalaman hidup dan
membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna
khusus.
3. Teknik numbered heads together adalah salah satu teknik pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi bebas sebagai
berikut: pertama siswa diminta untuk menentuka tema secara berkelompok.
Kedua siswa tersebut diminta untuk mengembangkan tema dan setiap individu
dalam kelompok ditentukan secara terstruktur oleh guru mana yang
9
agar setiap individu mampu menyumbangkan ide dan turut mengerjakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (dalam Iskandar,
2011: 21) metode Penelitian Tindakan Kelas atau yang dikenal dengan istilah
class action research adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru
atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Peneliti
memilih metode ini didasari oleh keinginan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas berdasarkan pilihan kata yang
sesuai di dalam kelas.
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti
melakukan wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia kelas VIII
SMP Negeri 29 Bandung yaitu Yulienah R dan beberapa siswa kelas VIII untuk
memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran dan pendapat serta
pengalaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Proses penelitian
tindakan kelas ini terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut merupakan sebuah siklus
atau daur sehingga tahapan tersebut bisa berulang kembali jika permasalahan
belum terselesaikan. Hasil refleksi pada siklus sebelumnya akan menjadi masukan
atau acuan bagi perencanaan siklus berikutnya agar tak ada lagi permasalahan
20
Gambar 3.1
Bagan Siklus Proses PTK Model Kemmis dan M.C Taggart
Permasalahan Perencanaan tindakan 1 Pelaksanaan tindakan 1
Refleksi 1 Pengamatan data
Perencanaan tindakan 2 Pelaksanaan
tindakan 2
Refleksi 2 Pengamatan data
Dilanjutkan pada siklus berikutnya Siklus 1
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus 2
21
Pembahasan mengenai tahapan dari siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah sebagai berikut.
a) Perencanaan
Tahapan perencanaan disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan. Pada
siklus I, perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi awal. Sedangkan
perencanaan dalam siklus II disusun berdasarkan refleksi pada siklus I dan begitu
seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Pada tahap perencanaan ini, peneliti harus merencanakan dan menentukan apa
yang akan menjadi fokus pembelajaran, teknik, media, dan evaluasi seperti apa
yang akan digunakan.
b) Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan adalah tahapan berlangsungnya kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan persiapan yang direncanakan pada tahap
perencanaan.
c) Pengamatan
Pada tahapan ini, guru dan observer mengisi format observasi dan
mencatat semua kegiatan dan peristiwa yang terjadi saat proses pembelajaran di
kelas berlangsung.
d) Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan identifkasi dan pengolahan dari
beberapa data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus selanjutnya. Hasil refleksi akan menjadi acuan untuk
pelaksanaan siklus selanjutnya.
22
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandung yang beralamat di
jalan Geger Arum No.11A telp.022-2012579 Bandung 40154. SMP Negeri 29
Bandung ini terletak di pertigaan setelah Geger Kalong kawasan Darut Tauhid
(DT). Lokasinya bisa dijangkau melewati kawasan kolam renang dan stadion
kampus UPI. Fasilitas yang ada di sekolah ini sudah cukup lengkap sehingga
mampu mendukung proses pembelajaran dengan baik. Sekolah ini dipilih
berdasarkan penempatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2013.
3.3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan terhitung bulan Maret sampai Juni 2013 pada
semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3.4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C di SMP
Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian ini adalah
37 orang siswa yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa
perempuan.
3.5. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a) Observasi Awal
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal. Ini
dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada lokasi dan subjek
penelitian. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan mewawancarai guru mata
pelajaran bahasa indonesia kelas VIII-C yaitu Yulienah R dan beberapa siswa
kelas VIII-C di SMP Negeri 29 Bandung mengenai pembelajaran puisi bebas
23
Pada observasi tersebut, peneliti melihat dan memperhatikan kegiatan
pembelajaran puisi di kelas yang ternyata guru hanya menjelaskan materi
tentang puisi dengan metode ceramah dan bantuan media power point lalu
siswa diminta untuk membuat karya. Siswa banyak yang mengeluh kesulitan
merangkai dan memilih kata-kata sehingga banyak waktu yang terbuang
percuma. Di akhir pembelajaran, guru menugaskan siswa untuk membuat
puisi di rumah dan membawanya pada pertemuan berikutnya.
Saat peneliti kembali datang dan melihat hasil karya siswa, tampak
beberapa siswa yang menuliskan teks lagu dan ada pula yang pemilihan
kata-katanya masih rancu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
permasalahan siswa dalam menulis puisi bebas adalah sulitnya memilih dan
merangkai kata-kata agar dapat menjadi puisi yang baik.
b) Perencanaan Tindakan
Setelah observasi awal dilaksanakan dan permasalahan ditemukan, peneliti
melakukan perencanaan pelaksanaan tindakan dengan tahap sebagai berikut.
1. Menentukan kelas yang akan diteliti
2. Menentukan teknik dan media yang akan digunakan
3. Menyusun RPP
4. Membuat lembar pengamatan siswa sebagai panduan siswa dalam menilai
proses pembelajaran
5. Membuat lembar pengamatan sebagai panduan observer dalam menilai
penampilan mengajar guru di kelas
6. Berdiskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia terkait materi dan
proses pembelajaran pada setiap siklusnya.
c) Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini diawali dengan pembukaan kegiatan pembelajaran, tindakan
apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran,
24
teknik numbered heads together, dan cara menulis puisi bebas dengan
menggunakan teknik numbered heads together.
d) Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada setiap siklus. Refleksi yang dilakukan
berdasarkan hasil tes tulis siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan beberapa teknik
berikut ini.
a) Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati langsung
kegiatan yang ingin diteliti. Untuk melakukan observasi, peneliti dituntut
berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktifitas subjek sesuai dengan
fokus masalah yang ingin diteliti. Melalui data hasil observasi, maka dapat
ditentukan rencana tindakan selanjutnya.
b) Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan
menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara. Wawancara ini berisi
pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat memberikan
informasi yang diperlukan peneliti.
c) Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan deskripsi atau paparan tentang latar yang
diteliti baik mengenai kelas, siswa, dan aktivitas pembelajaran. Pembuatan
25
kegiatan pembelajaran. Catatan yang dibuat terutama tentang interaksi belajar
dan pembelajaran baik yang terjadi di antara guru dengan siswa, maupun
siswa dengan siswa.
d) Portofolio
Portofolio adalah kendaraan atau media yang digunakan dalam menilai
dan mengukur prestasi siswa dengan mengantisispasi perbedaan-perbedaan
antarsiswa. Melalui proses ini siswa diberdayakan untuk mengembangkan
kreativitas masing-masing. Portofolio merupakan kegiatan dan proses
memilih, membandingkan, mengevaluasi, dan berbagai tujuan pembelajaran
lainnya.
3.7. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Lembar Pengamatan Siswa
Lembar pengamatan siswa akan diberikan pada siswa setiap akhir
pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui gambaran
mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
dan proses mengajar guru.
b) Lembar Observasi
Lembar observasi menyangkut beberapa kriteria penilaian yang dijadikan
parameter untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa dan juga lembar
observasi yang akan digunakan untuk menilai penampilan guru dalam
mengajar.
26
Instrumen wawancara ini meliputi beberapa pertanyaan yang ditujukan
pada guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII-C dan pertanyaan
yang ditujukan pada siswa kelas VIII-C.
3.8. Teknik Pengolahan Data
a) Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari
hasil wawancara, lembar penilaian, hasil observasi, lembar penilaian siswa, dan
hasil menulis puisi siswa. Dalam menganalisis data, baik kualitatif mau pun
kuantitatif terlebih dahulu dianalisis kemudian dideskripsikan dengan
menampilkan hasil data yang digambarkan menggunakan bagan atau tabel yang
selanjutnya dipresentasikan kemudian direfleksikan untuk menarik kesimpulan.
1. Kriteria Penilaian Puisi Bebas yang Digunakan
Adapun kriteria dari penilaian puisi bebas adalah dengan menggunakan
rambu-rambu analisis berikut.
Tabel 3.1
Rambu-rambu Analisis Proses Menulis Puisi Bebas
No Tahap
- Menentukan daftar
27
Diadaptasi dari Resmini (1998) judul menjadi
28
Keterangan:
PKMJP : Pembentukan Kemampuan Menggarap Judul Puisi
PKMPD : Pembentukan Kemampuan Menggarap Pemilihan Diksi
PKMKM : Pembentukan Kemampuan Menggarap Kesatuan Makna
Tabel 3.2
Rambu-rambu Analisis Hasil Proses Menulis Puisi Bebas
No
Tahap
Pembel
dan
hasil
Kriteria Indikator Deskriptor
29
Diadaptasi dari Resmini (1998)
Keterangan:
PPJP : Pembentukan Pemahaman Judul Puisi
PJP : Pemahaman Judul Puisi
PPDP : Pembentukan Pemahaman Diksi Puisi
PDP : Pemahaman Diksi Puisi
PPKM : Pembentukan Pemahaman Kesatuan Makna
PKM : Pemahaman Kesatuan Makna
HKJP : Hasil Karangan Judul Puisi
HKDP : Hasil Karangan Diksi Puisi
HKKM : Hasil Karangan Makna Puisi
-Pennetuan dan
-Penyusunan larik
30
2. Penilaian aktivitas guru
Untuk menganalisis aktivitas guru dalam mengajar dilakukan dengan
menganalisa data hasil observasi pada proses pembelajaran puisi dikelas.
b) Deskripsi Data dan kategorisasi data
Data yang diperoleh dideskripsikan dan dikategorikan berdasarkan fokus
penelitian sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan
2. Mendeskripsikan perencanaan setiap siklus
Tabel 3.3
Rencana dan Prosedur Penelitian Setiap Siklus
Siklus 1 Perencanaan Tindakan:
Identifikasi masalah
2) Menentukan pokok bahasan
3) Mengembangkan sekenario
pembelajaran
4) Menyiapkan sumber belajar
5) Mengembangkan format evaluasi
6) Mengembangkan format evaluasi
pembelajaran
Pelaksanaan Tindakan Menerapkan tindakan yanga mengacu
pada sekenario rencana tindakan
Pengamatan Tindakan 1) Melakukan observasi sesuai
format
2) Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format penilaian
31
Refleksi Tindakan 1) Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan
2) Melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi
sekenario pembelajaran
3) Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus
selanjutnya
Siklus 2
Perencanaan Tindakan 1) Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif pemecahan
masalah
2) Pengembangan program
perencanaan tindakan tahap 2
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan tahap 2
Pengamatan Tindakan Pengumpulan data tahap 2
Refleksi Tindakan Evaluasi tahap 2
Siklus 3, dan seterusnya
Kesimpulan, saran, dan rekomendasi
Sumber: Iskandar (2011:50)
Berdasarkan nilai yang menjadi acuan dalam rambu-rambu analisi data,
nilai siswa dari setiap aspek akan dijumlahkan dan dikualifikasikan dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Kuantitatif Puisi Siswa
Rentang Nilai Kategori Keterangan
32
60-79 B Baik
46-59 C Cukup Baik
30-45 D Kurang
0-29 E Amat Kurang
3. Menentukan rata-rata nilai hasil puisi siswa pada setiap siklus dengan
rumus:
∑ ∑
4. Menganalisis data observasi aktivitas guru, hal ini dilakukan untuk menilai
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi bebas
dengan mengggunakan teknik kepala bernomor.
Tabel 3.5
Format Observasi Aktivitas Guru
No Penampilan Mengajar Nilai
1 2 3 4 5
1 Perencanaan
a. Kelengkapan RPP
b. Kelengkapan Instrumen
2 Kemampuan Membuka Pembelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Memotivasi siswa
c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya
dengan materi yang akan diajarkan
d. Memberi acuan materi yang akan diajarkan
3 Sikap Praktikan dalam Proses Pembelajaran
33
siswa
b. Tidak melakukan gerakan atau ungkapan
yang kurang pantas
c. Antusiasme mimik dalam penampilan
d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas
4 Penguasaan Materi Pembelajaran
a. Kejelasan memposisikan materi ajar dengan
materi lain yang terkait
b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor)
c. Kejelasan memberikan contoh sesuai
kompetensi
d. Mencerminkan penguasaan materi ajar
5 Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran
a. Penyajian materi sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi guru-siswa dan berpusat pada
siswa
c. Antusias dalam menanggapi respon siswa
d. Pemanfaatan waktu sesuai dengan alokasi
dalam RPP
6 Penggunaan Media Pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis
media
b. Tepat saat penggunaan
c. Terampil dalam mengoperasikan
d. Membantu kelancaran proses pembelajaran
34
a. Melakukan evaluasi sesuai kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal
dalam RPP
c. Melakukan evaluasi sesuai waktu yang
direncanakan dalam RPP
d. Melakukan evaluasi sesuai bentuk dan jenis
yang direncanaakan dalam RPP
8 Kemampuan Menutup Pembelajaran
a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi
yang diajarkan
b. Memberi kesempatan bertanya
c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler
d. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah Nilai Ideal = 150
Nilai aktivitas guru = ∑01+ ∑02
2
Keterangan:
∑01=
hasil pengamatan observer 1
∑02 = hasil pengamatan observer 2
Tabel 3.6
Kriteria Nilai Aktivitas Guru
Rentang Nilai Kategori Keterangan
120-150 A Amat Baik
90-119 B Baik
60-89 C Cukup Baik
35
0-29 E Amat Kurang
5. Menganalisis lembar pengamatan siswa.
Tabel 3.8
Format Lembar Pengamatan Siswa terhadap Aktivitas Guru
No Aspek yang Dinilai Nilai Bobot
1 2 3 4
1 Kejelasan dan kedalaman materi
yang disampaikan guru
5
2 Kejelasan suara guru saat
menyampaikan materi
5
3 Respon guru terhadap kesulitan siswa 5
4 Kemenarikan dan kesesuaian teknik
yang digunakan guru dalam
pembelajaran
5
5 Pemahaman siswa setelah
melaksanakan pembelajaran
5
Jumlah Nilai Ideal 100
Jumlah Bobot Ideal 25
Nilai = ∑01+ ∑02+ ∑03 + ∑04+ ∑05
5
36
∑01 =
Penilaian siswa 1
∑02=
Penilaian siswa 2 ∑03 =
Penilaian siswa 3 ∑04 =
Penilaian siswa 4 ∑05 =
Penilaian siswa 5
Tabel 3.9
Kriteria Nilai Kualitatif Hasil Pengamatan Siswa terhadap Aktivitas Guru
Rentang Nilai Kategori Keterangan
85-100 A Amat Baik
75-84 B Baik
60-74 C Cukup Baik
40-59 D Kurang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan
teknik numbered heads together dalam pembelajaran menulis puisi bebas di kelas
VIII-C SMP Negeri 29 Bandung, bisa dikemukakan beberapa simpulan dan saran
sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian ini adalah:
a) teknik numbered heads together baik digunakan dalam pembelajaran menulis
puisi bebas karena dengan menggunakan teknik ini seluruh siswa akan sigap
untuk menulis dan mengerjakan tugas. Siswa sigap dalam menulis karena
melalui teknik ini setiap siswa memperoleh tugas masing-masing dengan jelas.
Penugasan yang diberikan haruslah secara terstruktur dan dipaparkan secara
jelas agar siswa mengerti. Selain itu, teknik ini mengajarkan siswa untuk
mampu bertanggung jawab terhadap tugas individual mau pun tugas kelompok.
Akan tetapi media yang digunakan dalam menulis puisi contohnya media
gambar, haruslah dipiih gambar yang dekat dengan lingkungan mereka agar
gambaran mengenai objek tersebut memudahkan siswa untuk mencari dan
mendata kata-kata yang akan siswa gunakan untuk menulis puisi.
b) pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas siklus I dan II diawali dengan
pemberian pemahaman kepada siswa mengenai materi puisi dan cara mendata
kata-kata berdasarkan objek yang akan digunakan menulis puisi. pelaksanaan
pembelajaran dilanjutkan dengan pengelompokan kata-kata ke dalam unsur
auditif, visual, dan kinestetik yang terkait dengan diksi puisi. Adapun
pelaksanaan siklus III diawali dengan pemberian pemahaman mengenai
kesatuan makna puisi dan cara menyunting puisi agar siswa bisa menyunting
98
pemberian pemahaman mengenai kesatuan makna dan cara mengganti
kata-kata atau diksi agar lebih puitis. Selain itu, dalam setiap siklusnya siswa
sebaiknya diberikan contoh puisi dari objek yang akan digunakan agar siswa
memperoleh gambaran yang jelas. Siswa pun dibimbing untuk bisa
memadatkan ide dan diberikan motivasi agar siswa terus berlatih menulis puisi.
c) hasil pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik kepala
bernomor ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
puisi bebas. Setiap siklusnya penelitian ini mengalami peningkatan yang
semakin baik. Pada siklus I diperoleh rata-rata kemampuan siswa 60,4,; siklus
II 62,1; siklus III 66,3; dan siklus IV 74,5. Artinya keadaan tersebut
menggambarkan bahwa penggunaan teknik kepala bernomor ini baik dan
efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Selain hasil
menulis puisi siswa yang semakin meningkat, kemampuan guru dalam
mengajar pun turut meningkat.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, maka penulis menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
a) penggunaan teknik numbered heads together bisa dijadikan teknik alternatif
dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Dengan menggunakan teknik
numbered heads together, guru dapat membuat seluruh siswa aktif dalam poses
pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas baik tugas individual mau pun
kelompok. Dengan penomoran pada setiap siswa, guru dengan leluasa
memanggil nomor-nomor baik secara runtut mau pun acak sehingga setiap
siswa akan mempersiapkan dan menyelesaikan tugas mereka dengan baik.
b) sebelum melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
teknik numbered heads together, guru sebaiknya menjelaskan secara jelas
99
mendemonstrasikan contoh puisi dan cara mendata diksi berdasarkan objek
yang diberikan.
c) guru sebaiknya mempersiapkan materi serta media yang akan digunakan
dengan baik agar mampu menunjang penggunaan teknik numbered heads
together. Selain itu, langkah-langkah pembelajaran pun harus dipersiapkan
dengan baik agar penggunaan teknik numbered heads together dalam
100
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis.
Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Haryani, Yani. 2011. Penggunaan Teknik Numbered Head Together untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Hidayat, Tofik Saeful. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik
Numbered Heads Together Melalui Media Globe untuk Mengatasi
Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan Mengidentifikasi Benua-Benua.
Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press
Jakarta
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Resmini, Novi dan Dadan Juanda. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas
Tinggi. Bandung: UPI PRESS
Resmini, Novi, dkk. 2009. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus .2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarigan, H.G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra