• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian Diabetes Melitus Tipe 2

Penatalaksaan Diabetes Melitus:

1. Diet 2. Latihan

3. Obat Antidiabetik Oral

4. Terapi insulin

Tujuan Diet Diabetes Melitus:

1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.

2. Mencapai kadar lipida serum normal.

3. Memberikan cukup energi untuk

mempertahankan berat Diet Diabetes Melitus : Jenis Diet Diabetes Melitus:

1. Karbohidrat 2. Protein 3. Lemak 4. Serat

5. Hindari garam 6. Vitamin dan mineral Patofisiologi:

• Kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin

• Menurunnya

pengambilan glukosa oleh jaringan sebagai respon terhadap insulin.

(2)

3.2. Kerangka konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

_____________

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan , Sikap

dan Perilaku Tentang Diet Diabetes Melitus pada pasien

Diabetes Melitus

Pasien DM Tipe 2 di RSUP

HAM,Medan

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif di mana penelitian ini akan mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik.

Pengumpulan data dilakukan dengan desain studi potong lintang atau cross sectional kepada responden di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu

Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2016 hingga Maret 2017.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik, Medan. Lokasi penelitianini dipilih karena ia merupakan Rumah SakitRujukan Utama di Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 laki-laki dan

perempuan di Poli-Endokrinologi. Jumlah responden yang terlibat dalam

penelitian ini merupakan 100 orang.

(4)

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 di Poli-Endokrinologi, RSUP Haji Adam Malik. Subjek dipilih menurut kriteria inklusi dan yang tidak termasuk kriteria eksklusi. Sampel penelitian dipilih dengan metode random sampling.

28

• Kriteria inklusi

a. Pasien laki-laki dan perempuan Diabetes Melitus tipe 2 di Poli- Endokrinologi

b. Pasien yang mengambil bahagian secara sukarela dalam penelitian ini.

• Kriteria eksklusi

a. Pasien yang tidak dapat membaca dan menulis.

Perkiraan besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus seperti dibawah ini untuk mencari estimasi proporsi.

n = _(Z

1-a/2

)² .P(1-P) d²

Dimana:

n = besar sampel

Z

1-a/2

= nilai Z pada derajat kemaknaan (95% atau 1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, ditetapkan 50% (0,50) d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan = 10% = 0,10

Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus tersebut adalah :

n = (Z

1-a/2

.

P(1-P) d²

n =

n = 96,04 (digenapkan 100)

1,96². (0,5)(1-0,5)

(0,10)²

(5)

4.4. Definisi Operasional 1. Pengetahuan

a. Definisi Operasional : Pengetahuan adalah segala sesuatu tentang diet Diabetes Melitus oleh pasien Diabetes Melitus tipe 2.

b. Alat Ukur : Kuesioner sebanyak 15 pertanyaan dengan pilihan jawapan 1. YA

2. TIDAK

c. Cara Ukur : Kuesioner/Wawancara

d. Hasil Ukur : Skor 73% - 100%: Baik Skor 40% - 72%: Sedang Skor dibawah 40% : Kurang

e. Skala Pengukuran : Ordinal 2. Sikap

a. Definisi Operasional: Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden pasien Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap diet diabetes.

b. Alat Ukur: Kuesioner sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawapan 1. Ya

2. Tidak

c. Cara Ukur: Kuesioner / Wawancara

(6)

d. Hasil Ukur : Skor 70% - 100% : Baik Skor 40% – 69%: Sedang Skor dibawah 40% : Kurang

e. Skala Pengukuran : Ordinal 3. Perilaku

a. Definisi Operasional: Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan responden terhadap diet pasien

b. Alat Ukur: Kuesioner sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawapan 1. Ya

2. Tidak

c. Cara Ukur: Kuesioner / Wawancara

d. Hasil Ukur : Skor 70% - 100%: Baik Skor 40% – 69%: Sedang Skor dibawah 40% : Kurang

e. Skala Pengukuran : Ordinal

4. Pasien Diabetes Melitus tipe 2 RSUP HAM

Pasien Diabetes melitus tipe 2 adalah pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang rawat jalan di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam RSUP HAM Medan.

5. Diet Diabetes Melitus

Diet Diabetes Melitus adalah pengaturan pola dan konsumsi makanan pasien

Diabetes Melitus.

(7)

4.5. Teknik Pengumpulan Data 4.5.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket, dimana lembaran kuesioner diberi kepada responden dan responden sendiri mengisi lembaran kuesioner.

4.5.2. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan gambaran tingkat pengetahuan pasien DM tipe 2 mengenai diet diabetes melitus.

4.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur sedangkan realibilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya.

29

4.6. Pengolahan dan Analisis Data 4.6.1. Pengolahan data

a) Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b) Coding

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka. Coding

bertujuan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga

mempercepat entry data.

(8)

c) Entry data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan sistem atau program komputer.

d) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada kuesioner.

e) Cleaning

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat entry data ke komputer.

4.6.2. Analisis data

Data yang lengkap dari kuesioner dimasukkan ke dalam komputer setelah

dilakukan pengumpulan data. Metode pengolahan data pada penelitian

menggunakan program SPSS yang dianalisis dan disajikan bentuk tabel distribusi

frekuensi.

(9)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik, Medan. RSUP Haji Adam Malik beralamat di Jalan Bunga Lau no.17, Medan, di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. RSUP Haji Adam Malik juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan oleh Fakultas Kedokteran USU.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dibuat tabel berisi karakteristik subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Riwayat Pengobatan dan Lama Menderita DM

Karakteristik Frekuensi (%) Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Usia (Tahun) 30-39

40-49 50-59

65 (65) 35 (35)

3 (3)

8 (8)

48 (48)

(10)

60-69 70-79 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta

Petani

Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil Pensiunan/Tidak Bekerja Pendidikan Terakhir Sarjana

SMA SMP SD

Tidak bersekolah Lama Menderita DM 1-10 tahun

11-20 tahun 21-30 tahun

Riwayat Pengobatan OAD

Insulin

Kedua-duanya

32 (32) 9 (9)

14 (14) 15 (15) 9 (9) 4 (4) 25 (25) 33 (33)

34 (34) 50 (50) 8 (8) 8 (8) 0 (0)

63 (63) 29 (29) 8 (8)

34 (34) 60 (60) 6 (6)

Total 100 (100)

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebesar 100 orang

yang semuanya merupakan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 baik laki-laki

maupun perempuan. Responden-responden ini merupakan pasien dari Poli-

Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik,

Medan dengan tujuan kontrol. Jumlah responden ini sesuai dengan jumlah sampel

(11)

yang diperlukan yaitu sebanyak 100 orang. Lebih dari setengah responden merupakan laki-laki yaitu sebesar 65 orang (65%), seperti yang tertera dari tabel di atas sedangkan 35 orang (35%) merupakan perempuan.

Berdasarkan usia, mayoritas responden adalah dalam kelompok usia 50-59 tahun dengan jumlah responden 48 orang (48%). Kelompok 30-39 tahun mempunyai persentase responden yang paling kecil yaitu hanya sebesar 3% dengan jumlah responden masing-masing sebanyak 3 orang.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah dengan pekerjaan tidak bekerja atau pensiunan dengan jumlah responden 33 orang (33%) dan pekerjaan kedua tertinggi adalah pegawai negeri sipil (PNS) dengan jumlah responden 25 orang (25%). Responden terendah adalah dengan pekerjaan pegawai swasta dengan jumlah responden 4 orang (4%).

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, 50% dari responden memiliki pendidikan akhir di tingkat SMA dengan jumlah responden terbesar dengan frekuensi 50 orang. Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah respondenterendah adalah responden dengan tingkat pendidikan akhir SD yaitu sebanyak 8 orang atau sebesar 8%.

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak adalah responden yang telah menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun, yaitu sebanyak 63 orang (63%) sedangkan responden terendah adalah responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 21-30 tahun, sebanyak 8 orang (8%). Sisanya berjumlah 29 orang (29%) menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 11-20 tahun seperti terlihat dalam tabel 5.1 di atas.

Responden juga dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan dengan obat yang

dikonsumsi, yaitu responden yang mengonsumsi obat antidiabetik oral (OAD)dan

yang mengonsumsi insulin atau kedua-duanya. Dari tabel 5.1, dapat terlihat

bahwa lebih banyak responden yang mengonsumsi insulin daripada OAD, yaitu

sebesar 60 dari 100 orang responden sebesar 60% sedangkan 34 orang

(12)

mengonsumsi OAD sebesar 34% dan hanya 6 orang mengonsumsi kedua-duanya sebesar 6%.

5.1.3 Tingkat Pengetahuan Responden

Tingkat pengetahuan diet Diabetes Melitus pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dibahagi menjadi 3 kategori utama yaitu Baik , Sedang dan Buruk. Pengetahuan responden dikatakan baik sekiranya jumlah skor lebih dari 73%, sedang sekiranya skornya 40-69% dan kurang jika skornya dibawah 40%.

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Jawaban Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

No Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

n (%) n (%)

1 Mengikuti diet Diabetes Melitus dengan memperlihatkan jenis makanan yang boleh dikonsumsi

88 (88) 12 (8)

2 Berkonsultasi dengan dokter atau perawat tentang Diabetes dan diet yang dijalani

84 (84) 16 (16)

3 Harus menghindari makanan yang berkalori tinggi seperti coklat, kue-kue yang manis dan makanan yang siap saji (fast food)

94 (94) 6 (6)

4 Harus menggunakan roti gandum (whole wheat grain) sebagai pengganti nasi putih

86 (86) 14 (14)

5 Termotivasi untuk menjalani diet Diabetes Melitus, karena keluarga

78 (78) 22 (22)

(13)

menmasakkan makanan yang sesuai dengan diet

6 Jika meminum teh/kopi, menggunakan gula khusus untuk penderita diabetes

47 (47) 53 (53)

7 Menggunakan beras khusus seperti beras merah untuk mengontrol diabetes

57 (57) 43 (43)

8 Harus menggunakan gula sebanyak lebih dari 1 sendok teh ketika minum jus buahan segar

82 (82) 18 (18)

9 Selang waktu antara waktu makan pagi, makan siang, makan malam dan

selingan adalah setiap 3 jam

86 (86) 14 (14)

10 Makanan yang manis dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat

100 (100) 0 (0)

11 Jenis diet diabetes berbeda antara laki- laki dan perempuan

76 (76) 24 (24)

12 Jenis diet berbeda antara orang yang kerja ringan dengan orang yang kerja berat

68 (68) 32 (32)

13 Dalam merencanakan diet, pasien harus memperhatikan kandungan gizi

makanan

90 (80) 10 (20)

14 Pasien diabetes harus makan secara teratur

96 (96) 4 (4)

15 Sebelum menjalankan diet, kadar gula darah sulit dikontrol

95 (95) 5 (5)

Dari 100 responden, sebanyak 88 orang (88%) setuju untuk mengikuti diet

Diabetes Melitus dengan memperhatikan jenis makanan yang boleh dikonsumsi.

(14)

12 orang (12%) sisanya tidak ingin mengikutinya walaupun telah memperhatikan jenis makanannya.

Sebanyak 84 orang atau sebesar 84% dari total responden yang telah berkonsultasi dengan dokter ataupun perawat tentang Diabetes Melitus dan diet yang telah mereka jalani. Sisanya atau sebesar 16% tidak berkonsultasi dengan dokter atau perawatnya.

Sebanyak 94 orang (94%) responden setuju untuk menghindari makanan yang berkalori tinggi misalnya coklat, kue-kue yang manis dan makanan siap saji (fast food) akibat penyakitnya. Sisanya yaitu sebanyak 6 orang (6%) masih tetap mengonsumsinya walaupun menderita Diabetes Melitus.

Sebanyak 86 orang (86%) setuju untuk menggunakan roti gandum (whole wheat grain) sebagai pengganti nasi, sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (14%) masih mengonsumsi nasi putih.

Hanya sebanyak 78 orang (78%) dari 100 orang responden yang termotivasi untuk menjalani diet Diabetes Melitus yang dikarenakan keluarga mereka memasakkan makanan yang sesuai dengan diet mereka. Sisanya 22 orang (22%) tidak termotivasi.

Sebanyak 47 orang (47%) telah menggunakan gula khusus untuk penderita Diabetes Melitus saat meminum teh/kopi, sedangkan sisanya yaitu sebesar 53%

masih tetap menggunakan gula biasa.

Sebanyak 57 orang(57%) setuju untuk mengonsumsi beras khusus penderita diabetes seperti beras merah, sedangkan sisanya yaitu sebesar 43% masih mengonsumsi beras biasa dalam kesehariannya.

Sebanyak 18 orang (18%) berpendapat harus menggunakan gula sebanyak lebih

dari 1 sendok teh ketika minum jus buahan segar. Sisanya sebanyak 82

orang(82%) tidak perlu menambahkan gula pada saat minum jus buahan segar.

(15)

Sebanyak 86 orang (86%) mengetahui jadwal makan, baik makan pagi, siang, malam ataupun selingan selama 3 jam sekali. Sisanya yaitu sebesar 14% tidak mengetahuinya.

Semua responden mengetahui bahwa memakan makanan yang manis dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat.

Hampir semua sebanyak76orang (76%) mengetahui bahwa diet diabetes laki- laki dan perempuan adalah bukan berbeda jenis. Sisanya yaitu sebanyak 24 orang (24%) belum mengetahuinya.

Sebanyak 68 orang (68%) setuju bahwa diet orang yang beraktivitas ringan bukan berbeda dengan orang yang beraktivitas berat. Sisanya sebesar 32% tidak setuju. Lebih dari setengah responden, sebesar 90% setuju bahwa dalam merencanakan diet, harus memperhatikan kandungan gizi makanannya terlebih dahulu.

Hampir seluruh responden berpendapat bahwa penderita diabetes harus makan secara teratur, yakni sebesar 94%. Sisanya tidak berpendapat sama. Sebanyak 95% dari total responden menyatakan bahwa kadar gula darahnya sulit dikontrol sebelum menjalankan diet. Sisanya menyatakan hal yang berbeda.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mengenai Diet Diabetes Melitus

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (%) Baik

Sedang Kurang

83 (83) 17 (17) 0 (0)

Total 100 (100)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa hampir semua responden

sebanyak 83 orang (83%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai diet

Diabetes Melitus di Poli-Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik, Medan,

(16)

Sumatera Utara dan sebanyak 17 orang (17%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai diet Diabetes Melitus. Dari hasil di atas, tidak ditemukan responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang.

Tabel 5.4 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

51 (78,5%) 32 (91,4%)

14 (21,5%) 3 (8,6%)

0 (0%) 0 (0%)

65 (100%) 35 (100%) Dari tabel 5.4, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa sebanyak 51 orang (78,5%) dari 65 orang responden berjenis kelamin laki-laki memiliki pengetahuan yang baik dan 14 orang (21,5%) berpengetahuan sedang.

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Usia

No Usia (Thn)

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

30-39 40-49 50-59 60-69 70-79

3 (100%) 6 (75%) 39 (81,3%) 27 (84,4%) 8 (88,9%)

0 (0%) 2 (25%) 9 (18,8%) 5 (15,6%) 1 (11,1%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

3 (100%)

8 (100%)

48 (100%)

32 (100%)

9 (100%)

Dari tabel 5.5, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan usia dapat diketahui bahwa sebanyak 39 orang (81.3%) dari 48 orang

responden yang berusia 50-59 tahun memiliki pengetahuan yang baik dan 9 orang

(18.8%) berpengetahuan sedang.

(17)

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5 6

IRT

Wiraswasta Petani P.Swasta PNS

Tidak Bekerja

13 (92,9%) 10 (66,7%) 8 (88,9%)

4 (100%) 18 (72%) 30 (90,9%)

1 (7,1%) 5 (33,3%) 1 (11,1%) 0 (0%) 7 (28%) 3 (9,1%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

14 (100%) 15 (100%) 9 (100%) 4 (100%) 25 (100%) 33 (100%) Dari tabel 5.6, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa sebanyak 30 orang (90.9%) dari 33 orang responden yang tidak bekerja memiliki pengetahuan yang baik dan 3 orang (9.1%) berpengetahuan sedang.

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

Sarjana SMA SMP SD Tidak Bersekolah

27 (79,4%) 42 (84,0%) 6 (75%) 8 (100%)

0 (0%)

7 (20,6%) 8 (16%) 2 (25%) 0 (0%) 0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%) 50 (100%) 8 (100%) 8 (100%) 0 (0%)

Dari tabel 5.7, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan pendidikan terakhir, dapat diketahui bahwa sebanyak 42 orang

(84.0%) dari 50 orang responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA

memiliki pengetahuan yang baik dan sisanya 8 orang (16%) berpengetahuan

sedang.

(18)

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Lama Menderita

No

Lama Menderita

(thn)

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

1-10 11-20 21-30

50 (79,4%) 25 (86,2%) 8 (100%)

13(20,6%) 4 (13,8%)

0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

63 (100%) 29 (100%) 8 (100%) Dari tabel 5.8, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus berdasarkan lama menderita, dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang (79.4%) dari 63 orang responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun memiliki pengetahuan yang baik dan 13 orang (20.6%) berpengetahuan sedang.

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Riwayat Pengobatan

No Pengobatan

Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

OAD Insulin

Kedua-duanya

30 (88.8%) 49 (81.7%) 4 (66.7%)

4 (11.8%) 11(18.3%) 2 (33.3%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%)

60 (100%)

6 (100%)

Dari tabel 5.9, tabulasi silang pengetahuan responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan riwayat pengobatan, dapat diketahui bahwa sebanyak 49 orang

(81.7%) dari 60 orang responden yang mengonsumsi pengobatan insulin memiliki

pengetahuan yang baik dan sisanya sebanyak 11 orang (18.3%) berpengetahuan

sedang..

(19)

5.1.4 Sikap Responden Mengenai Diet Diabetes Melitus

Sikap responden mengenai diet Diabetes Melitus pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dibahagi menjadi 3 kategori utama yaitu Baik , Sedang dan Buruk. Pengetahuan responden dikatakan baik sekiranya jumlah skor lebih dari 70%, sedang sekiranya skornya 40-60% dan kurang jika skornya dibawah 40%.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap

No Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

n (%) n (%) 1 Bisa menerima keadaan sebagai pasien DM

tipe 2

94 (94) 6 (6)

2 Harus memperhatikan berat badan 93 (93) 7 (7) 3 Merasa malu mengakui diri sebagai

penderita DM tipe 2 kepada orang lain

73 (73) 27 (27)

4 Memeriksa gula darah secara tepat waktu minimal satu kali dalalm sebulan

75 (75) 25 (25)

5 Menganggap bahwa diabetes merupakan satu penyakit yang serius

87 (87) 13 (13)

6 Dapat mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat

75 (75) 25 (25)

7 Harus menghindari makan dodol dan manisan

97 (97) 3 (3)

8 Akan menjalankan terapi diet secara teratur 91 (91) 9 (9) 9 Akan mematuhi anjuran pengobatan seperti:

diet, minum obat teratur dan olahraga

94 (94) 6 (6)

10 Akan menjalankan diet agar kadar gula darah selalu terkontrol

98 (98) 2 (2)

(20)

Penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden sebanyak 94 orang (94%) dapat menerima keadaannya sebagai pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan hanya 6 orang (6%) tidak dapat menerima keadaannya,

Sebanyak 93orang(93%) merasa harus mempertahankan berat badannya.

Hanya 7 orang(7%) merasa tidak harus mempertahankan berat badannya.

Hanya sebanyak 27 orang (27%) yang merasa malu mengakui bahwa dirinya merupakan pasien Diabetes MelitusTipe 2. Sisanya yaitu sebanyak 73 orang (73%) tidak merasa malu mengatakan bahwa dirinya penderita Diabetes MelitusTipe 2.

Sebanyak 75orang (75%) memiliki kebiasaan untuk memeriksakan kadar gula darahnya secara tepat waktu minimal satu kali dalam sebulan. Sisanya yaitu sebanyak25orang (25%) tidak tepat waktu dalam memeriksakan kadar gula darahnya.

Hampir seluruh responden yaitu sebanyak 87orang (87%) menganggap bahwa diabetes merupakan suatu penyakit yang serius. 13 orang (13%) sisanya tidak berpendapat sama.

Hanya sebanyak 25 orang (25%) menganggap bahwa pengendalian diabetes dapat dilakukan hanya dengan meminum obat. Sisanya yaitu sebanyak 75 orang (75%) tidak beranggapan bahwa pengendalian diabetes tidak hanya dilakukan dengan meminum obat, malah menjalankan diet dan olahraga.

Hampir semua sebanyak 97 orang (97%) berpendapat harus menghindari konsumsi dodol dan manisan dikarenakan menderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Sisanya yaitu sebanyak 3 orang (3%) tidak berpendapat sama.

Lebih dari setengah responden yaitu sebesar 91% bertekad untuk menjalankan

terapi diet secara teratur. Sisanya tidak berpendapat yang sama.

(21)

Sebanyak 94 orang (94%) menyatakan akan mematuhi anjuran pengobatan seperti: diet, minum obat teratur serta olahraga. Sisanya yaitu sebanyak6 orang (6%) belum menyatakan hal yang serupa.

Sebanyak 98% responden menyatakan akan menjalankan diet agar kadar gula darah mereka selalu terkontrol. Sisanya yaitu sebesar 2% belum menyatakan hal yang sama.

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Diet Diabetes Melitus

Sikap Frekuensi (%)

Baik Sedang Kurang

94 (94) 6 (6) 0 (0)

Total 100 (100)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa lebih dari setengah responden sebesar 94% menyikapi dengan baik perihal diet Diabetes melitus sedangkan sebesar 6%

dengan sikap yang sedang mengenai diet Diabetes Melitus. Selain itu, tidak terdapat responden yang bersikap kurang terhadap diet Diabetes Melitus.

Tabel 5.12 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

60 (92.3%) 34 (97.1%)

5 (7.7%) 1 (2.9%)

0 (0%) 0 (0%)

65 (100%)

35 (100%)

Dari tabel 5.12, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa sebanyak 60 orang (92.3%) dari

65 orang responden berjenis kelamin laki-laki memiliki sikap yang baik dan 5

orang (7.7%) bersikap sedang

(22)

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Usia

No Usia (Thn)

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

30-39 40-49 50-59 60-69 70-79

3 (100%) 7 (87.5%) 45 (93.8%) 31 (96.9%) 8 (88.9%)

0 (0%) 1 (12.5%)

3 (6.3%) 1 (3.1%) 1 (11.1%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

3 (100%) 8 (100%) 48 (100%) 32 (100%) 9 (100%) Dari tabel 5.13, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus berdasarkan usia dapat diketahui bahwa sebanyak 45 orang (93.8%) dari 48 orang responden yang berusia 50-59 tahun memiliki sikap yang baik dan 3 orang (6.3%) memiliki sikap sedang.

Tabel 5.14 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5 6

IRT

Wiraswasta Petani P.Swasta PNS

Tidak Bekerja

14 (100%) 14 (93.3%)

8 (88.9%) 4 (100%) 23 (92%) 31 (93.9%)

0 (0%) 1 (6.7%) 1 (11.1%)

0 (0%) 2 (8%) 2 (6.1%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

14 (00%) 15 (100%)

9 (100%)

4 (100%)

25 (100%)

33 (100%)

Dari tabel 5.14, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa sebanyak 31 orang (93.9%) dari 33

orang responden yang tidak bekerja memiliki sikap yang baik dan 2 orang (6.1%)

memiliki sikap yang sedang.

(23)

Tabel 5.15 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

Sarjana SMA SMP SD Tidak Bersekolah

31 (91.2%) 47 (94%) 8 (100%) 8 (100%) 0 (0%)

3 (8.8%) 3 (6%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%) 50 (100%) 8 (100%) 8 (100%) 0 (0%)

Dari tabel 5.15, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus berdasarkan pendidikan terakhir, dapat diketahui bahwa sebanyak 47 orang (94%) dari 50 orang responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki sikap yang baik dan sisanya 3 orang (8.8%) memiliki sikap sedang.

Tabel 5.16 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Lama Menderita

No

Lama Menderita

(thn)

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

1-10 11-20 21-30

57 (90.5%) 29 (100%)

8 (100%)

6 (9.5%) 0 (0%) 0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

63 (100%)

29 (100%)

8 (100%)

Dari tabel 5.16, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan lama menderita, dapat diketahui bahwa sebanyak 57 orang (90.5%)

dari 63 orang responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10

tahun memiliki sikap yang baik dan 6 orang (9.5%) memiliki sikap sedang.

(24)

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Sikap Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Riwayat Pengobatan

No Pengobatan

Sikap Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

OAD Insulin

Kedua-duanya

32 (94.1%) 56 (93.3%) 6 (100%)

2 (5.9%) 4 (6.7%) 0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%) 60 (100%) 6 (100%) Dari tabel 5.17, tabulasi silang sikap responden diet Diabetes Melitus berdasarkan riwayat pengobatan, dapat diketahui bahwa sebanyak 56 orang (93.3%) dari 60 orang responden yang mengonsumsi pengobatan insulin memiliki sikap yang baik dan sisanya sebanyak 4 orang (6.7%) memiliki sikap sedang.

5.1.5 Perilaku Responden Mengenai Diet Diabetes Melitus

Perilaku responden mengenai diet Diabetes Melitus pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dibahagi menjadi 3 kategori utama yaitu Baik , Sedang dan Buruk. Pengetahuan responden dikatakan baik sekiranya jumlah skor lebih dari 70%, sedang sekiranya skornya 40%-60% dan kurang jika skornya dibawah 40%.

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perilaku

No Pertanyaan

Jawaban Benar Salah n (%) n (%) 1 Mengonsumsi sayur atau makanan yang

direbus

60 (60) 40 (40)

2 Mengonsumsi makanan yang banyak

mengandung gula (permen, teh manis, coklat, kue manis)

48 (48) 52 (52)

3 Makan nasi sebanyak seperempat porsi piring untuk tiap makan besar

66 (66) 34 (34)

(25)

4 Mengganti nasi dengan ubi/jagung/nasi merah/kentang/oatmeal

76 (76) 24 (24)

5 Makan makanan yang digoreng / bersantan 62 (62) 38 (38) 6 Menolak apabila ditawari makanan yang

banyak mengandung gula

95 (95) 5 (5)

7 Selalu mengikuti anjuran dokter dalam perencanaan diet Diabetes Melitus

97 (97) 3 (3)

8 Selalu memperhatikan kandungan gizi makanan yang di konsumsi

84 (84) 16 (16)

9 Selalu makan dalam porsi yang mencukupi 80 (80) 20 (20) 10 Makan 3x sehari (Pagi, Siang, Malam) 78 (78) 22 (22)

Sebanyak 60 orang (60%) mengonsumsi sayur atau makanan yang direbus, dipanggang atau dikukus. Sisanya yaitu sebanyak 40 orang (40%) tidak mengonsumsi jenis makanan yang serupa.

Sebanyak 52 orang (52%) masih mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula (permen, teh manis, coklat, kue manis). Sisanya yaitu sebanyak 48 orang (48%) tidak lagi mengonsumsinya.

Sebanyak 66 orang (66%) hanya mengonsumsi nasi sebanyak seperempat porsi piring untuk setiap makan besar. Sisanya yaitu sebanyak 34orang(34%) masih mengonsumsi nasi lebih dari seperempat porsi.

Sebesar 76% dari total responden telah mengganti nasi dengan ubi/jagung/nasi merah/kentang/oatmeal. Sisanya yaitu sebanyak 24% masih mengonsumsi nasi dan tidak mengganti nasi dengan makanan yang serupa.

Sebanyak 62 orang (62%) tidak memakan makanan yang digoreng/bersantan,

sedangkan sisa responden yaitu sebanyak 38 orang (38%)masih makan makanan

yang digoreng/bersantan.

(26)

Sebanyak 95 orang (95%) akan menolak apabila ditawari makanan yang banyak mengandung gula. Sisanya yaitu hanya sebanyak 5 orang (5%) masih menerima tawaran makanan yang banyak mengandung gula.

Hampir semua responden sebanyak 97 orang (97%) selalu mengikuti anjuran dokter dalam perencanaan diet Diabetes Melitus. Sisanya yaitu sebanyak 3 orang (3%) tidak selalu mengikuti anjuran dokter.

Sebanyak 84orang(84%) selalu memperhatikan kandungan gizi makanan yang di konsumsi sedangkan sisanya yaitu sebanyak 16 orang (16%) tidak selalu memperhatikannya.

Sebanyak 80 orang (80%) selalu makan dalam porsi yang mencukupi dan hanya 20% sisanya tidak selalu makan makanan dengan porsi yang mencukupi.

Sebanyak 78 orang (78%) responden memliki jadwal makan yang teratur yaitu pagi, siang dan malam. Sisanya yaitu sebanyak 22 orang (22%) tidak memiliki jadwal makan yang teratur.

Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Mengenai Diet Diabetes Melitus

Perilaku Frekuensi (%)

Baik Sedang Kurang

75 (75) 25 (25) 0 (0)

Total 100 (100)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa perilaku 75% dari responden dalam

menyikapi diet Diabetes Melitus adalah baik dan sebesar 25% memiliki perilaku

yang sedang mengenai diet Diabetes Melitus, sedangkan tidak ditemukan

responden yang mempunyai perilaku yang kurang mengenai diet diabetes melitus

dari penelitian ini.

(27)

Tabel 5.20 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

49 (75.4%) 26 (74.3%)

16(24.6%) 9(25.7%)

0 (0%) 0 (0%)

65 (100%) 35 (100%) Dari tabel 5.20, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa sebanyak 49 orang (75.4%) dari 65 orang responden berjenis kelamin laki-laki memiliki perilaku yang baik dan 16 orang (24.6%) berperilaku sedang.

Tabel 5.21 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Usia

No Usia (Thn)

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

30-39 40-49 50-59 60-69 70-79

3 (100%) 6 (75%) 34 (70.8%) 27 (84.4%) 5 (55.6%)

0 (0%) 2 (25%) 14(29.2%)

5 (15.6%) 4 (44.4%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

3 (100%)

8 (100%)

48 (100%)

32 (100%)

9 (100%)

Dari tabel 5.21, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan usia dapat diketahui bahwa sebanyak 34 orang (70.8%) dari 48 orang

responden yang berusia 50-59 tahun memiliki perilaku yang baik dan 14 orang

(29.2%) berperilaku sedang.

(28)

Tabel 5.22 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5 6

IRT

Wiraswasta Petani P.Swasta PNS

Tidak Bekerja

11 (78.6%) 12 (80%) 5 (55.6%) 4 (100%) 18 (72%) 25 (75.8%)

3 (21.4%) 3 (20%) 4 (44.4%)

0 (0%) 7 (28%) 8 (24.2%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

14 (100%) 15 (100%) 9 (100%) 4 (100%) 25 (100%) 33 (100%) Dari tabel 5.22, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa sebanyak 25 orang (75.8%) dari 33 orang responden yang tidak bekerja memiliki perilaku yang baik dan 8 orang (24.2%) berperilaku sedang.

Tabel 5.23 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3 4 5

Sarjana SMA SMP SD Tidak Bersekolah

28 (82.4%) 36 (72%)

6 (75%) 5 (62.5%)

0 (0%)

6 (17.6%) 14 (28%)

2 (25%) 3 (37.5%)

0 (0%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%) 50 (100%) 8 (100%) 8 (100%) 0 (100%)

Dari tabel 5.23, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan pendidikan terakhir, dapat diketahui bahwa sebanyak 36 orang (72%)

dari 50 orang responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki

perilaku yang baik dan sisanya 14 orang (28%) berperilaku sedang. .

(29)

Tabel 5.24 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Lama Menderita

No

Lama Menderita

(thn)

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

1-10 11-20 21-30

49 (77.8%) 21 (72.4%) 5 (62.5%)

14(22.2%) 8 (27.6%) 3 (37.5%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

63 (100%) 29 (100%) 8 (100%) Dari tabel 5.24, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus berdasarkan lama menderita, dapat diketahui bahwa sebanyak 49 orang (77.8%) dari 63 orang responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun memiliki perilaku yang baik dan 14 orang (22.2%) berperilaku sedang..

Tabel 5.25 Tabulasi Silang Perilaku Responden Diabetes Melitus tentang Diet Diabetes Melitus berdasarkan Riwayat Pengobatan

No Pengobatan

Perilaku Jumlah

Baik Sedang Kurang

n (%) n (%) n (%) n (%)

1 2 3

OAD Insulin

Kedua-duanya

27 (79.4%) 43 (71.7%) 5 (83.3%)

7 (20.6%) 17(28.3%) 1 (16.7%)

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

34 (100%)

60 (100%)

6 (100%)

Dari tabel 5.25, tabulasi silang perilaku responden diet Diabetes Melitus

berdasarkan riwayat pengobatan, dapat diketahui bahwa sebanyak 43 orang

(71.7%) dari 60 orang responden yang mengonsumsi pengobatan insulin memiliki

perilaku yang baik dan sisanya sebanyak 17 orang (28.3%) berperilaku sedang.

(30)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien Diabetes Melitus Tipe 2 mengenai diet Diabetes Melitus, diperoleh hasil berdasarkan jenis kelamin paling banyak laki-laki yaitu sebanyak 65 orang (65%) dan perempuan sebanyak 35 orang (35%). Hasil penelitian Phitri di RSUD AM.Parikesit Kalimantan Timur pada tahun 2013 juga sesuai dengan penelitian ini dimana jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan sebanyak 37 responden (68,5%).

30

Pada penelitian ini diperoleh bahwa kelompok usia 50-59 tahun merupakan mayoritas responden dengan jumlah 48 orang (48%) diikuti dengan kelompok usia 60-69 tahun sebanyak 32 orang (32%) dan kelompok usia 70-79 tahun dengan jumlah sebanyak 9 orang (9%). Kelompok paling sedikit merupakan kelompok usia 30-39 tahun dengan jumlah sebesar 3 orang (3%). Hasil penelitian Susanti di RS Baptis Kediri pada tahun 2013 juga sesuai dengan penelitian ini dimana kelompok usia 45-59 tahun merupakan responden terbanyak dengan frekuensi 18 dari 25 orang responden (72%) dan responden terendah merupakan responden yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 5 orang (20%). Hasil ini menunjukkan salah satu faktor terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 adalah usia pasien dimana apabila usia mencapai 30 ke atas, semakin tinggi risiko terjadinya diabetes.

13

Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja atau pensiunan merupakan responden terbanyak sebanyak 33 orang (33%) diikuti dengan pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 25 orang (25%). Penelitian yang dilakukan Trisnawati di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa kebanyakan responden adalah kelompok yang tidak bekerja.

31

Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan akhir, mayoritas daripada

responden sebanyak 50 orang (50%) memiliki pendidikan tingkat SMA

(31)

sedangkan jumlah responden minoritas merupakan responden dengan tingkat pendidikan akhir SMP dan SD sebanyak 8 orang (8%).

Sebanyak 63 orang (63%) dari 100 orang responden menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun. Jumlah responden terendah yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 adalah kelompok yang berusia 21-30 tahun sebanyak 8 orang (8%). Hasil penelitian Redhiza di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015 sesuai dengan penelitian ini, dimana 46 orang (76,7%) menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun.

32

Menurut riwayat pengobatan responden yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu obat anti-diabetik oral (OAD) atau insulin atau kedua-duanya. Sebesar 60%

menggunakan insulin sedangkan sebanyak 34 orang (34%) menggunakan obat anti-diabetik oral (OAD), dimana hanya 6 orang (6%) menggunakan kedua- duanya. Hasil penelitian Redhiza juga menyatakan bahwa setengah lebih responden sebesar 56,7% menggunakan insulin sebagai terapi dan hanya 43,3%

tidak menggunakan insulin.

32

(32)

5.2.2 Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Diet Diabetes Melitus

Pada penelitian ini diperoleh bahwa 83 orang (83%) dari responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai diet Diabetes Melitus di Poli- Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik, Medan dan sebanyak 17 orang (17%) memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai diet Diabetes Melitus.

Berdasarkan kelompok responden menurut jenis kelamin, sebanyak 78,5%

responden berjenis kelamin laki-laki memiliki pengetahuan yang baik dan 21,5%

berpengetahuan sedang. Berdasarkan kelompok responden menurut usia, responden yang berusia 50-59 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 81,3% dibandingkan usia lain. Berdasarkan hasil penelitian Balakrishan, mayoritas responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah responden yang berusia lebih 50 tahun sebanyak 13 orang (13%).

33

Berdasarkan kelompok responden menurut pekerjaan dan lama menderita, responden yang tidak bekerja memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 90,9% dan responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 79,4%. Berdasarkan kelompok responden menurut pendidikan terakhir, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebesar 84,0%.

Berdasarkan kelompok responden menurut riwayat pengobatan, responden yang mengonsumsi insulin berpengetahuan baik mengenai diet Diabetes Melitus sebesar 81,7% dibandingkan yang mengonsumsi OAD atau kedua-duanya.

Ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik merupakan responden laki-laki dimana tingkat pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 33 (50,8%) orang dari 65 responden berjenis kelamin laki-laki.

Responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai tingkat pendidikan

yang rendah dibandingkan laki-laki di penelitian maka menunjukkan responden

laki-laki lebih mudah memahami dan mengerti tentang perjalanan penyakit

Diabetes Melitus dan cara pencegahan Diabetes Melitus dibandingkan responden

yang kurang berpendidikan. Responden yang berusia 50-59 tahun berpengetahuan

(33)

baik tentang diet Diabetes Melitus karena mayoritas dari kelompok usia ini berpendidikan SMA sebanyak 26 orang responden (54,2%) dan 16 orang berpendidikan Sarjana sebesar 33,3%. Responden yang tidak bekerja berpengetahuan baik karena kebanyakan responden yang tidak bekerja terdiri dari kelompok usia 60-69 tahun sebesar 59,4% maka menunjukkan bahwa mereka terdiri dari pensiunan.

Beberapa penelitian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang Diabetes Melitus pernah dilakukan sebelumnnya oleh Palanimuthu yang bertempat di lokasi penelitian yang sama yaitu RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010, hanya 8% dari total responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan sebanyak 57% mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang mengenai diet diabetes.

14

Hasil penelitian Balakrishnan pada tahun 2014 di lokasi penelitian yang sama, yaitu RSUP Haji Adam Malik menyatakan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai diet Diabetes Melitus paling banyak dengan pengetahuan sedang sebesar 66% dan sebesar 32% dengan pengetahuan yang baik. Sisanya sebesar 2%

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

33

Ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pasien di Poli- Endokrinologi, RSUP Haji Adam Malik sudah mempunyai perbaikan dimana kategori pasien pada tahun 2010 merupakan baik sebesar 8% dan pada tahun 2014, kategori pasien baik sebesar 32% dan pada tahun 2017, kategori pasien baik sebesar 83%. Ini adalah karena pada tahun 2016, penyuluhan dan ceramah telah direncanakan dan dijalankan untuk pasien di Poli-Endokrinologi setiap hari Rabu, jadi penyuluhan telah memberikan efek yang berkesan untuk pasien menyedari kepentingan diet Diabetes Melitus.

5.2.3 Sikap Responden mengenai Diet Diabetes Melitus

Selain tingkat pengetahuan, sebanyak 94 orang (94%) memiliki sikap yang

baik mengenai diet Diabetes Melitus dan tidak ada pasien yang bersikap atau

menanggapi diet Diabetes Melitus dengan kurang. Hanya sebanyak 6 orang (6%)

(34)

menanggapinya dengan sikap yang sedang. Berdasarkan kelompok responden menurut jenis kelamin, laki-laki memiliki sikap yang baik sebesar 92,3%

dibandingkan perempuan. Hasil penelitian Phitri menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak laki-laki sebesar 68,5% dan sebagian besar responden adalah responden yang tidak bekerja sebesar 87%.

30

Berdasarkan kelompok responden menurut usia, semua responden yang berusia 50-59 tahun memiliki sikap yang baik mengenai diet Diabetes Melitus sebesar 93,8%. Berdasarkan hasil penelitian Balakrishan, jumlah responden paling banyak berusia 41-50 tahun sebesar 40%.

33

Berdasarkan kelompok responden menurut pekerjaan, responden yang tidak bekerja memiliki sikap yang baik sebesar 93,9%. Berdasarkan kelompok responden menurut pendidikan, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki sikap yang baik sebesar 94%. Berdasarkan kelompok responden menurut lama menderita Diabetes Melitus, responden yang menderita penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun memiliki sikap yang baik sebesar 90,5%. Berdasarkan kelompok responden menurut riwayat pengobatan, responden yang mengonsumsi insulin memiliki sikap yang baik sebesar 93,3%.

Ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap yang baik merupakan responden laki-laki dimana tingkat pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 33 (50,8%) orang dari 65 responden berjenis kelamin laki-laki.

Responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai tingkat pendidikan

yang rendah dibandingkan laki-laki di penelitian maka menunjukkan responden

laki-laki lebih mudah memahami dan mengerti tentang perjalanan penyakit

Diabetes Melitus dan cara pencegahan Diabetes Melitus dibandingkan responden

yang kurang berpendidikan. Responden yang berusia 50-59 tahun bersikap baik

tentang diet Diabetes Melitus karena mayoritas dari kelompok usia ini

berpendidikan SMA sebanyak 26 orang responden (54,2%) dan 16 orang

berpendidikan Sarjana sebesar 33,3%. Responden yang tidak bekerja bersikap

baik karena kebanyakan responden yang tidak bekerja terdiri dari kelompok usia

60-69 tahun sebesar 59,4% maka menunjukkan bahwa mereka terdiri dari

pensiunan.

(35)

Hasil ini sesuai dengan penelitian Balakrishnan yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2014 dimana diperoleh data sikap responden mengenai diet Diabetes Melitus paling banyak yaitu pasien dengan sikap baik sebesar 61%

dan pasien dengan sikap sedang sebesar 39%.

33

Dari perbandingan hasil penelitian ini dan Balakrishnan, terdapat perbedaan dari sikap pasien di Poli- Endokrinologi, RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2014 dan 2017dimana pada tahun 2014 sikap pasien baik sebesar 61% dan pada tahun 2017, sikap pasien baik sebesar 94%, maka ini menunjukkan sikap pasien sudah mempunyai perbaikan karena pada tahun 2016, penyuluhan dan ceramah telah direncanakan dan dijalankan untuk pasien di Poli-Endokrinologi setiap hari Rabu, jadi penyuluhan telah memberikan efek yang berkesan untuk pasien menyedari kepentingan diet Diabetes Melitus.

Hasil penelitian Phitri di RSUD AM.Parikesit Kalimantan Timur Kota Semarang pada tahun 2013 pula menyatakan hasil yang berbeda, dimana sikap pasien sebagian besar tidak baik sebanyak 30 responden (55,6%) dan hanya sebesar 44,4% memiliki sikap yang baik. Jumlah responden paling banyak laki-laki sebesar 68,5% dan sebagian besar responden adalah responden yang tidak bekerja sebesar 87%. Ini menunjukkan faktor jenis kelamin dan pekerjaan mempengaruhi hasil penelitian sikap mengenai kepatuhan diet Diabetes Melitus. Hal ini adalah karena mayoritas responden pada penelitian Phitri hanya memiliki pendidikan terakhir seperti pendidikan dasar dan menengah sebanyak 23 responden (42,6%).

30

5.2.4 Perilaku Responden mengenai Diet Diabetes Melitus

Adapun dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku responden mengenai

diet Diabetes Melitus mayoritas adalah baik sebanyak 75 orang (75%). Sisa

responden dinilai memiliki perilaku diet diabetes melitus yang sedang (cukup

baik) sebesar 25%. Berdasarkan kelompok responden menurut jenis kelamin,

mayoritas responden laki-laki sebesar 75,4% memiliki perilaku yang baik

daripada perempuan. Berdasarkan kelompok responden menurut usia, responden

(36)

yang berusia 50-59 tahun memiliki perilaku yang baik sebesar 70,8%

dibandingkan usia lain. Berdasarkan kelompok responden menurut pekerjaan, responden yang tidak bekerja memiliki perilaku yang baik sebesar 75,8%.

Berdasarkan kelompok responden menurut pendidikan terakhir, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA memiliki perilaku yang baik mengenai diet Diabetes Melitus sebesar 72%. Berdasarkan kelompok responden menurut lama menderita Diabetes Melitus, responden yang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun memiliki perilaku yang baik sebesar 77,8%. Berdasarkan kelompok responden menurut riwayat pengobatan, responden yang mengonsumsi insulin memiliki perilaku yang baik mengenai diet Diabetes Melitus sebesar 71,7%.

Ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai perilaku yang baik merupakan responden laki-laki dimana tingkat pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 33 (50,8%) orang dari 65 responden berjenis kelamin laki-laki.

Responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dibandingkan laki-laki di penelitian maka menunjukkan responden laki-laki lebih mudah memahami dan mengerti tentang perjalanan penyakit Diabetes Melitus dan cara pencegahan Diabetes Melitus dibandingkan responden yang kurang berpendidikan. Responden yang berusia 50-59 tahun berperilaku baik tentang diet Diabetes Melitus karena mayoritas dari kelompok usia ini berpendidikan SMA sebanyak 26 orang responden (54,2%) dan 16 orang berpendidikan Sarjana sebesar 33,3%. Responden yang tidak bekerja berperilaku baik karena kebanyakan responden yang tidak bekerja terdiri dari kelompok usia 60-69 tahun sebesar 59,4% maka menunjukkan bahwa mereka terdiri dari pensiunan.

Hasil penelitian Anbualakan pada tahun 2015 pada lokasi penelitian yang

sama, yaitu RSUP Haji Adam Malik menyatakan bahwa 73% pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 di rumah sakit itu mempunyai tingkat kepatuhan yang baik

mengenai jadwal makanan sedangkan 27% mempunyai tingkat kepatuhan yang

buruk.Responden pada penelitian Anbualakan paling banyak memiliki pekerjaan

(37)

wiraswasta yaitu sebesar 35%, maka hasil ini menunjukkan bahwa responden yang bekerja lebih memerhatikan kepatuhan terhadap penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2.

34

Ini menunjukkan perilaku pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli-Endokrinologi, RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015 dan 2017 tidak terdapat perbedaan karena perilaku pasien baik pada tahun 2015 sebesar 73% dan pada tahun 2017, perilaku pasien baik sebesar 75%.

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Tera di Puskesmas Kota Semarang

tahun 2011 yang menyatakan belum ada responden yang mengatur makanan

menurut jumlah energi, jenis makanan dan jadwal makan sesuai dengan anjuran

penatalaksanaan terapi diet Diabetes Melitus. Faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan pasien mengenai diet Diabetes Melitus adalah kurangnya

pengetahuan responden Diabetes Melitus mengenai pengaturan makanan pada

diet Diabetes Melitus, kurangnya kepercayaan terhadap efektivitas terapi diet, dan

persepsi yang salah terhadap keseriusan penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dengan

anggapan bahwa penyakit ini tidak mempunyai risiko komplikasi.

15

Akan tetapi,

pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada satupun responden yang memiliki

perilaku yang kurang tetang diet diabetes melitus.

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan berupa :

1. Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 berjenis kelamin paling banyak di Poli- Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik merupakan laki-laki sebanyak 65 orang (65%) sedangkan perempuan hanya 35 orang (35%).

2. Usia pasien Diabetes MelitusTipe 2 di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik mayoritasnya adalah antara usia 50-59 tahun sebesar 48%.

3. Responden terbanyak adalah dengan pekerjaan tidak bekerja atau pensiunan dengan jumlah responden 33 orang (33%) dan pekerjaan kedua tertinggi adalah pegawai negeri sipil (PNS)dengan jumlah responden 25 orang sebesar 25%.

4. Sebanyak 50 orang (50%) memiliki tingkat pendidikan akhir berupa pendidikan terakhir SMA dan hanya 8 orang (8%) memiliki pendidikan terakhir SMP dan SD.

5. Sebanyak 63 orang (63%) dari 100 orang responden di Poli- Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik telah menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 1-10 tahun sedangkan responden terendah adalah responden menderita Diabetes Melitus Tipe 2 selama 21-30 tahun sebanyak 8 orang (8%).

6. Kebanyakan dari responden yaitu sebesar 60 orang

(60%)mengonsumsiinsulin.

(39)

7. Tingkat pengetahuan pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli- Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik tentang diet diabetes melitus mayoritas adalah baik dengan jumlah sebanyak 83 orang (83%) dan 17 orang (17%) dengan tingkat pengetahuan yang sedang.

8. Sebanyak 94 orang (94%) pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli- Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,RSUP Haji Adam Malikmemiliki sikap yang baik mengenai diet Diabetes Melitus.

9. Sebanyak 75 orang (75%) pasien Diabetes MelitusTipe 2 di Poli- Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,RSUP Haji Adam Malikmemilikiperilaku yang baikmengenai diet Diabetes Melitus.

6.2 Saran

Peneliti kemudian mengemukakan beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, di antaranya:

1. Berhubung tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang diet Diabetes Melitus masih banyak yang di kelompok yang sedang, maka program-program penyuluhan perlu ditingkatkan kepada pasien yang mengunjungi Poli-Endokrinologi, RSUP Haji Adam Malik.

2. Petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien tentang kepentingan

diet Diabetes Melitus dan ini pasti akan membantu pasien agar tetap dapat

mematuhi diet Diabetes Melitus.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pasien tentang ulkus diabetik sebagian besar cukup, tingkat perawatan kaki diabetik pada pasien diabetes melitus sebagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik neuropati diabetik pada pasien diabetes melitus periode 2014-2015 di RSUP H.. Adam Malik

Merujuk dengan tema yang serupa, peneliti memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari beberapa jurnal atau penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperkaya pembahasan

Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara periodontitis dengan diabetes melitus tipe 2 ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal

92 orang pasien Diabetes Melitus yang berkunjung ke Poli-Endokrinologi, Departement Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H.. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan

Kesimpulan penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pasien tentang ulkus diabetik sebagian besar cukup, tingkat perawatan kaki diabetik pada pasien diabetes melitus sebagian

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar HbA1c pasien dengan dan tanpa kaki diabetik di RSUP Sanglah

Tujuan Penelitian Mengetahui efektivitas pemberian konseling gizi menggunakan media Booklet dan Leaflet terhadap tingkat pengetahuan serta kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus