ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Andri Pranolo
W : apranolo.tif.uad.ac.id
M : 081392554050
E : [email protected]
Informatics Engineering, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta - 2015 Team teaching: Sri Winiarti, Andri Pranolo, dan Anna Hendri SJ
POKOK BAHASAN
1.
Masalah, Ruang Keadaan, dan Pencarian
2.
Refresentasi Pengetahuan
3.
Metode Inferensi
4.
Penalaran (Penentuan Ketidakpastian dan Keyakinan)
5.
Sistem Pakar
6.
Pengolahan Bahasa Alami
7.
Jaringan Syaraf Tiruan
8.
Logika Fuzzy
9.
Algoritma Genetika
12 NOVEMBER 2015
Pokok Bahasan :
Metode Inferensi dan penalaran dengan metode bayes Outcome:
Mahasiswa memahami bagaimana metode inferensi dapat memecahkan masalah dalam Kecerdasan Buatan
Referensi:
[1] Kusumadewi, S. Artificial Intelligence: Teknik dan Aplikasinya, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003
[2] Komputer Masa Depan, Pengenalan Artificial Intelligence, Suparman & Marlan, Andi Offset, 2007
[3] Konsep Kecerdasan Buatan: Anita Desiani & Muhammad Arhami, Andi Offset, 2006
[4] Artificial Intelligence, Searching, Reasoning, Planning, and Learning, Suyanto, Penerbit Informatika, 2007
[5] Bahan-bahan dari Internet
JENIS-JENIS PENALARAN
1 . 1 .
1 . 1 . Penalaran monotonis Penalaran monotonis Penalaran monotonis Penalaran monotonis
Penelaran yang sifatnya statis, tidak bisa berubah faktanya
Ciri:
Konsisten
Pengetahuannya lengkap
2. Penalaran Non Monotonis 2. Penalaran Non Monotonis 2. Penalaran Non Monotonis 2. Penalaran Non Monotonis
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan konsistenan disebut dengan “penalaran Non Monotonis”.
Ciri :
Mengandung ketidakpastian;
adanya perubahan pada pengetahuan.
Adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk
Untuk mengatasi ketidakpastian pada penalaran non monotonis, maka digunakan penalaran penalaran penalaran penalaran
statistik
statistik
statistik
statistik....
1. TEOREMA BAYES
Bentuk Th. Bayes : Bentuk Th. Bayes : Bentuk Th. Bayes : Bentuk Th. Bayes : P(Hi
P(Hi P(Hi
P(Hi| | |E)= | E)= E)= p(E E)= p(E p(E| p(E | | |Hi)*p(Hi) Hi)*p(Hi) Hi)*p(Hi) Hi)*p(Hi)
n n n
n ΣΣΣΣ
k=1k=1k=1k=1p(E p(E p(E p(E| | |Hk)*p(Hk) | Hk)*p(Hk) Hk)*p(Hk) Hk)*p(Hk) Dengan
P(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi, benar jika diberikan evidence E.
P(E|Hi) =probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar
P(Hi)=probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil
sebelumnya ) tanpa memandang evidence apapun.
n = jumlah hipotesis yang mungkin .
CONTOH KASUS
Si Joko mengalami gejala gejala gejala gejala bintik bintik bintik bintik----bintik bintik bintik bintik diwajahnya. Dokter menduga bahwa Ia terkena cacar cacar cacar dengan : cacar
1.
Probabilitas munculnya bintik-bintik diwajah, jika Si Joko terkena cacar; p(Bintik2 p(Bintik2 p(Bintik2 p(Bintik2Cacar)= 0,8. Cacar)= 0,8. Cacar)= 0,8. Cacar)= 0,8.
2.
Probabilitas Si Joko cacar tanpa memandang gejala apapun; ; ; ; P( P(
P( P(Cacar Cacar Cacar Cacar) = 0,4. ) = 0,4. ) = 0,4. ) = 0,4.
3.
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Joko Alergi; P(Bintik2 P(Bintik2 P(Bintik2 P(Bintik2 Alergi)= 0,3 Alergi)= 0,3 Alergi)= 0,3 Alergi)= 0,3.
4.
Probabilitas Si Joko alergi tanpa memandang gejala apapun;
p(
p(
p(
p(Alergi Alergi Alergi) = 0,7. Alergi ) = 0,7. ) = 0,7. ) = 0,7.
5.
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Joko jerwatan; P(Bintik2 ; P(Bintik2 ; P(Bintik2 ; P(Bintik2Jerawatan)= 0,9 Jerawatan)= 0,9 Jerawatan)= 0,9 Jerawatan)= 0,9.
6.
Probabilitas Si Joko jerawatan tanpa memandang gejala
apapun; p( p( p( p(Jerawatan Jerawatan Jerawatan Jerawatan) = 0,5. ) = 0,5. ) = 0,5. ) = 0,5.
Maka Maka Maka
Maka diperolehdiperolehdiperolehdiperoleh ::::
a) a)
a) a) ProbabilitasProbabilitasProbabilitasProbabilitas Si Si Si JokoSi JokoJokoJoko terkenaterkenaterkena cacarterkenacacarcacar karenacacarkarenakarenakarena bintikbintikbintikbintik----bintikbintikbintikbintik di di di wajahnyadi wajahnyawajahnyawajahnya adalahadalahadalah ::::adalah
P(CacarBintik2) = __________P(Bintik2Cacar)* P(Cacar)______________________
P(Bintik2Cacar)* P(Cacar)+ (Bintik2Alergi)* P(Alergi)+ P(Bintik2Jerawatan)* P(Jerawatan) P(CacarBintik2) = (0.8) * (0.4) = 0.32 = 0.327
(0.8) * (0.4)+ (0.3)*(0.7) + (0.9) * (0.5) 0.98
b) ProbabilitasProbabilitasProbabilitasProbabilitas Si Si Si Si JokoJokoJokoJoko terkenaterkenaterkena alergiterkenaalergialergi karenaalergikarenakarena bintikkarenabintikbintikbintik----bintikbintikbintik di bintikdi di di wajahnyawajahnyawajahnya adalahwajahnyaadalahadalahadalah ::::
P(AlegiBintik2) = ______________P(Bintik2Alergi)*P(Alergi)____________________
P(Bintik2Cacar)* P(Cacar)+ P(Bintik2Alergi)* P(Alergi)+ P(Bintik2Jerawatan)* P(Jerawatan)
P(AlegiBintik2) = (0.3) * (0.7)________________ = 0.21 = 0.214 (0.8) * (0.4)+ (0.3)*(0.7) + (0.9) * (0.5) 0.98
b) ProbabilitasProbabilitasProbabilitasProbabilitas Si Si Si Si JokoJokoJokoJoko terkenaterkenaterkena jerawatanterkenajerawatanjerawatan karenajerawatankarenakarenakarena bintikbintikbintikbintik----bintikbintikbintikbintik di di di wajahnyadi wajahnyawajahnyawajahnya adalahadalahadalah ::::adalah
P(AlegiBintik2) = ______________P(Bintik2jerawatan)*P(jerawatan)____________________
P(Bintik2Cacar)* P(Cacar)+ P(Bintik2Alergi)* P(Alergi)+ P(Bintik2Jerawatan)* P(Jerawatan) P(AlegiBintik2) = (0.8) * (0.4)________________ = 0.45 = 0.459
(0.8) * (0.4)+ (0.3)*(0.7) + (0.9) * (0.5) 0.98
2.
2.
2.
2. LOGIKA LOGIKA LOGIKA LOGIKA KABUR KABUR KABUR ((((FUZZY LOGIC) KABUR FUZZY LOGIC) FUZZY LOGIC) FUZZY LOGIC)
DEFINISI :
SUATU CARA YANG TEPAT UNTUK MEMETAKAN SUATU RUANG INPUT KE DALAM SUATU RUANG OUTPUT.
CONTOH :
1) Manager pergudangan mengatakan pada manager produksi seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manager produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi besok hari.
2) Pelayanan restoran memberikan pelayanan
terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang
diberikan.
ALASAN ALASAN ALASAN
ALASAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FUZZY LOGIC FUZZY LOGIC FUZZY LOGIC
Konsep Konsep Konsep Konsep logika logika logika logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy mudah mudah mudah mudah dimengerti dimengerti dimengerti dimengerti
logika logika logika logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy sangat sangat sangat sangat fleksibel fleksibel fleksibel fleksibel
logika logika logika logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy mampu mampu mampu mampu memodelkan memodelkan memodelkan fungsi memodelkan fungsi fungsi fungsi---- fungsi
fungsi fungsi
fungsi non linier yang non linier yang non linier yang non linier yang sangat sangat sangat kompleks sangat kompleks kompleks.... kompleks
logika logika logika logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy didasarkan didasarkan didasarkan didasarkan kepada kepada kepada kepada bahasa bahasa bahasa bahasa alami alami alami alami
logika logika logika logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy dapat dapat dapat dapat membangun membangun membangun dan membangun dan dan dan mengaplikasikan
mengaplikasikan mengaplikasikan
mengaplikasikan pengalaman pengalaman pengalaman pengalaman----pengalaman pengalaman pengalaman pengalaman para
para para
para pakar pakar pakar pakar secara secara secara secara langsung langsung langsung tanpa langsung tanpa tanpa tanpa harus harus harus harus melalui
melalui melalui
melalui proses proses proses proses pelatihan pelatihan pelatihan pelatihan
PENERAPAN APLIKASI LOGIKA FUZZY PENERAPAN APLIKASI LOGIKA FUZZY PENERAPAN APLIKASI LOGIKA FUZZY PENERAPAN APLIKASI LOGIKA FUZZY
Manajemen dan pengambilan Keputusan, Manajemen dan pengambilan Keputusan, Manajemen dan pengambilan Keputusan, Manajemen dan pengambilan Keputusan, seperti manajemen basis
seperti manajemen basis seperti manajemen basis
seperti manajemen basis data yang data yang data yang data yang didasarkan kepada logika
didasarkan kepada logika didasarkan kepada logika
didasarkan kepada logika fuzzy fuzzy fuzzy, tata letak fuzzy , tata letak , tata letak , tata letak pabrik yang didasarkan kepada logika
pabrik yang didasarkan kepada logika pabrik yang didasarkan kepada logika
pabrik yang didasarkan kepada logika fuzzy fuzzy fuzzy fuzzy, , , , dll dll
dll dll
Sistem Pakar dalam penentuan suatu Sistem Pakar dalam penentuan suatu Sistem Pakar dalam penentuan suatu Sistem Pakar dalam penentuan suatu penyakit
penyakit penyakit penyakit
Riset Operasi, seperti penjadwalan dan Riset Operasi, seperti penjadwalan dan Riset Operasi, seperti penjadwalan dan Riset Operasi, seperti penjadwalan dan pemodelan, pengalokasian, dll.
pemodelan, pengalokasian, dll.
pemodelan, pengalokasian, dll.
pemodelan, pengalokasian, dll.
HIMPUNAN FUZZY HIMPUNAN FUZZY HIMPUNAN FUZZY HIMPUNAN FUZZY
Himpunan Himpunan Himpunan
Himpunan tegas tegas tegas (Crisp Set) A tegas (Crisp Set) A (Crisp Set) A didefinisikan (Crisp Set) A didefinisikan didefinisikan didefinisikan : item X yang : item X yang : item X yang : item X yang ada
ada ada
ada pada pada pada pada himpunan himpunan himpunan A, yang himpunan A, yang A, yang A, yang sering sering sering sering ditulis ditulis ditulis ditulis dengan dengan dengan dengan µµµµA[x], A[x], A[x], A[x], memiliki
memiliki memiliki
memiliki 2 2 2 2 kemungkinan kemungkinan kemungkinan kemungkinan, , , yaitu , yaitu yaitu yaitu ::::
Satu Satu ( 1 ), yang Satu Satu ( 1 ), yang ( 1 ), yang ( 1 ), yang berarti berarti berarti berarti bahwa bahwa bahwa bahwa suatu suatu suatu suatu item item item menjadi item menjadi menjadi menjadi anggota
anggota anggota
anggota dalam dalam dalam dalam suatu suatu suatu suatu himpunan himpunan himpunan himpunan
Nol Nol ( 0 ), yang Nol Nol ( 0 ), yang ( 0 ), yang ( 0 ), yang berarti berarti berarti berarti bahwa bahwa bahwa bahwa suatu suatu suatu suatu item item item tidak item tidak tidak tidak menjadi menjadi menjadi menjadi anggota
anggota anggota
anggota dalam dalam dalam dalam suatu suatu suatu suatu himpunan himpunan himpunan himpunan
CONTOH FUZZY
Misal diketahui klasifikasi sebagai berikut: Misal diketahui klasifikasi sebagai berikut: Misal diketahui klasifikasi sebagai berikut: Misal diketahui klasifikasi sebagai berikut:
Muda Muda Muda Muda umur < 35 tahun umur < 35 tahun umur < 35 tahun umur < 35 tahun
Setengah Baya Setengah Baya 35 Setengah Baya Setengah Baya 35 35 35 ≤ 55 tahun ≤ 55 tahun ≤ 55 tahun ≤ 55 tahun
Tua Tua Tua Tua Umur > 55 Tahun Umur > 55 Tahun Umur > 55 Tahun Umur > 55 Tahun
Nilai keanggotaan secara grtafis, himpunan MUDA, Nilai keanggotaan secara grtafis, himpunan MUDA, Nilai keanggotaan secara grtafis, himpunan MUDA, Nilai keanggotaan secara grtafis, himpunan MUDA, PAROBAYA dan TUA, dapat dilihat pada gambar
PAROBAYA dan TUA, dapat dilihat pada gambar PAROBAYA dan TUA, dapat dilihat pada gambar PAROBAYA dan TUA, dapat dilihat pada gambar berikut :
berikut : berikut :
berikut :
CONTOH FUZZY
MUDA MUDAMUDA MUDA
SETENGAH SETENGAH SETENGAH SETENGAH
BAYA BAYABAYA BAYA
TUA TUATUA TUA
D D D
Dari gambar di atas (HIMPUNAN TEGAS) dapat dilihat : ari gambar di atas (HIMPUNAN TEGAS) dapat dilihat : ari gambar di atas (HIMPUNAN TEGAS) dapat dilihat : ari gambar di atas (HIMPUNAN TEGAS) dapat dilihat :
Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA (
MUDA ( MUDA (
MUDA ( µµµµMUDA [34] = 1); MUDA [34] = 1); MUDA [34] = 1); MUDA [34] = 1);
Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (
TIDAK MUDA ( TIDAK MUDA (
TIDAK MUDA (µµµµMUDA [35] = 0); MUDA [35] = 0); MUDA [35] = 0); MUDA [35] = 0);
Apabila seseorang berusia 35 tahun kuran 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA ( TIDAK MUDA ( TIDAK MUDA ( TIDAK MUDA ( µµµµMUDA [35 th MUDA [35 th MUDA [35 th – MUDA [35 th – – – 1 hr] = 0); 1 hr] = 0); 1 hr] = 0); 1 hr] = 0);
Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan SETENGAH TUA (
SETENGAH TUA ( SETENGAH TUA (
SETENGAH TUA ( µµµµSETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1);
Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK SETENGAH TUA (
TIDAK SETENGAH TUA ( TIDAK SETENGAH TUA (
TIDAK SETENGAH TUA ( µµµµSETENGAH TUA [34] = 0); SETENGAH TUA [34] = 0); SETENGAH TUA [34] = 0); SETENGAH TUA [34] = 0);
Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan SETENGAH TUA (
SETENGAH TUA ( SETENGAH TUA (
SETENGAH TUA (µµµµSETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1); SETENGAH TUA [35] = 1);
Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK SETENGAH TUA ( TIDAK SETENGAH TUA ( TIDAK SETENGAH TUA ( TIDAK SETENGAH TUA (µµµµSETENGAH TUA [35 th SETENGAH TUA [35 th SETENGAH TUA [35 th SETENGAH TUA [35 th – – – – 1hr ] = 0);
1hr ] = 0); 1hr ] = 0);
1hr ] = 0);
0.5 0.50.5 0.5
0.25 0.250.25 0.25
MUDA SETENGAH BAYA TUA MUDA SETENGAH BAYA TUA MUDA SETENGAH BAYA TUA MUDA SETENGAH BAYA TUA
UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN)UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN)