• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Menurut SAK EMKM Tahun 2018, persediaan adalah aset : a. untuk dijual dalam kegiatan normal

b. dalam proses produksi untuk kemudian dijual atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.( IAI, 2016:49)

2. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

Menurut SAK EMKM Tahun 2018, pengakuan dan pengukuran persediaan adalah aset :

a. Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya perolehannya.

b. Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konveksi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi siap digunakan.

c. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan, dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya perolehan.

d. Entitas dapat memilih meggunakan rumus biaya masuk-pertama keluar-pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan persediaan.

e. Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan/atau kerugian, misalnya karena persediaan rusak atau usang, diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan dan/atau kerugian tersebut.

(IAI, 2016:49)

3. Pembebanan Persediaan Barang Dagang

Menurut SAK EMKM Tahun 2018 pembebanan persediaan barang dagang oleh entitas dapat dilakukan saat penjualan (metode perpetual) atau saat akhir periode pelaporan (metode periodik). Entitas atau perusahaan dapat memilih rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) ataupun Rata-rata Tertimbang untuk menentukan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP).

(2)

Contoh:

Pada tanggal 1 Desember 20X8, Entitas A tidak memiliki saldo persediaan. Pada tanggal 5 Desember 20X8, Entitas A membeli 1.000 unit persediaan pada biaya perolehan Rp 1.000 per unit. Pada tanggal 10 Desember 20X8, Entitas A membeli 1.000 unit persediaan pada biaya perolehan Rp1.100 per unit. Pada tanggal 15 Desember 20X8, Entitas A menjual 1.000 unit persediaan dengan harga jual Rp1.500 per unit secara tunai.

a. Metode MPKP-Perpetual

Metode ini mengasumsikan bahwa barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang te rtinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian, serta HPP dicatat saat transaksi penjualan.

Pencatatan saat terjadi penjualan :

15 Des 20X8 Kas Rp 1.500.00

Penjualan Rp 1.500.000

(=Rp 1.500 x 1.000)

15 Des 20X8 HPP Rp 1.000.000

Persediaan Rp 1.000.000

(=Rp 1.000 x 1000)

b. Metode Rata-Rata Tertimbang-Perpetual

Metode ini mengasumsikan bahwa biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang persediaan awal periode dan persediaan yang dibeli atau diproduksi selama periode, HPP dicatat saat transaksi penjualan. Pencatatan saat terjadi penjualan :

15 Des 20X8 Kas Rp 1.500.00

Penjualan Rp 1.500.000

(=Rp 1.500 x 1.000)

15 Des 20X8 HPP Rp 1.050.000

Persediaan Rp 1.050.000

(=Rp 1.050 x 1000)

Rp 1.050 = {(Rp 1.000 x 1.000) + (Rp 1.100 x 1.000)} / (1.000 + 1.000)

(3)

c. Metode Periodik

Dengan metode periodik HPP dihitung dan dicatat entitas pada akhir periode pelaporan.

Untuk persediaan baran dagang, HPP dihitung dengan formula sebagai berikut :

Persediaan Awal xxx

(+) Pembelian xxx

(-) Persediaan Akhir xxx

(=) HPP xxx

Nilai persediaan akhir yang digunakan bergantung pada rumus biaya yang digunakan. Dengan rumus MPKP maka nilai persediaan akhir diasumsikan adalah nilai pembelian terakhir. Sementara itu dengan rumus rata-rata, nilai persediaan akhir adalah nilai pembelian rata-rata. (IAI, 2016:49)

Pada contoh diatas sebagai berikut :

Tabel 2. 1. Rumus Biaya MPKP – Periodik

Sumber : (IAI, 2016:49)

Persediaan Awal Rp -

(+) Pembelian Rp2.100.000 (-) Persediaan Akhir - Rp1.100.000

(=) HPP Rp1.000.000

Ayat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 20X8)

HPP Rp1.000.000

Persediaan Rp1.000.000

(4)

Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Saldo Awal 5 281.000 1.405.000

04/02/2019 2 281.000 562.000 3 281.000 843.000

07/02/2019 1 281.000 281.000 2 281.000 562.000

08/02/2019 10 283.000 2.830.000 2 281.000 562.000

10 283.000 2.830.000

11/02/2019 2 281.000 562.000 9 283.000 2.547.000

1 283.000 283.000

21/02/2019 2 283.000 566.000 7 283.000 1.981.000

26/02/2019 3 283.000 849.000 4 283.000 1.132.000

28/02/2019 3 283.000 849.000 1 283.000 283.000

Jumlah 10 14 3.952.000 1 283.000 283.000*

Nama Bahan Bangunan : Metrolite 16 Liter Satuan : Kaleng

Tanggal

Pembelian Penjualan Saldo

Unit Unit Unit

Tabel 2. 2. Metode Rata-Rata Tertimbang – Periodik

Sumber : (IAI, 2016:49)

4. Kartu Persediaan

Transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi dalam mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang. ( Martani dkk, 2016:254).

Tabel 2.4. Tabel Kartu Persediaan

Sumber: Martani, dkk (2016:254)

Persediaan Awal Rp -

(+) Pembelian Rp2.100.000 (-) Persediaan Akhir - Rp1.050.000

(=) HPP Rp1.050.000

Ayat Jurnal Penyesuaian (31 Desember 20X8)

HPP Rp1.050.000

Persediaan Rp1.050.000

(5)

5. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Pada perusahaan dagang ataupun manufaktur, harga pokok barang yang dijual dalam suatu periode harus dihitung. Nilai tersebut merupakan penjumlahan persediaan awal, pembelian bersih, dan semua pembelian beban angkut, dan penyimpanan barang yang terkait demgan pembelian barang. Harga Pokok Penjualan kemudian dihitung dengan mengurangkan persediaan akhir dari harga pokok barang tersedia dijual. (K. Stice dkk, 2009:215)

6. Harga Pokok Persediaan

Dalam harga pokok persediaan itu sendiri meliputi seluruh pengeluaran, baik langsung maupun tidak langsung, yang terkait dengan perolehan, penyiapan, sampai dengan penempatan barang untuk dijual.

Pada persediaan bahan mentah (barang yang diperoleh untuk diperoses dan dijual kembali), harga pokoknya meliputi harga beli, ongkos angkut masuk, biaya penyimpanan dan biaya produksi lainnya yang dikeluarkan dalam proses barang tersebut siap dijual. Pengeluaran yang di alokasikan ke setiap item persediaan akan diakui sebagai biaya persediaan (product costs). Jadi, biaya produk di sini adalah biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan akan di catat dalam akun persediaan. (Hery, 2013:54-55) 7. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah indikator atau pengukuran seberapa besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh entitas yang biasanya bisa dilihat pada akhir periode akuntansi dan disajikan dalam sebuah laporan laba rugi. Di dalam laporan laba rugi tersebut terdapat jumlah keseluruhan pendapatan dan beban-beban yang di dapatkan oleh entitas selama periode tertentu. (Sasongko, dkk, 2016:156) 8. Penyajian Persediaan Barang Dagang di Laporan Posisi Keuangan

“Menurut SAK EMKM tahun 2018 penyajian persediaan yaitu : a. Persediaan disajikan dalam kelompok aset dalam laporan keuangan b. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebgai beban

periode dimana pendapatan yang terkait diakui”. (IAI, 2016:21)

(6)

Besarnya harga pokok persediaan yang dijual pada laporan laba rugi merupakan komponen utama dalam hasil kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu. Dimana harga pokok persediaan yang dijual merupakan pengurang terbesar dari hasil penjualan sehingga nantinya akan mempengaruhi laba yang diperoleh. Untuk itu sangat diperlukan pengendalian yang baik terhadap persediaan barang dagangan terutama pada entitas dagang yang mempunyai tingkat perputaran persediaan yang tinggi.

Laporan laba rugi dalam perusahaan dagang terdapat tiga komponen yaitu tidak dapat ditemukan dalam laporan labar rugi perusahaan jasa, yaitu komponen pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor.

(Hery,2013:57)

(7)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah tabel hasil penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai perbandingan :

Tabel 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu

As pek Muhammad

Fahrizal (2017)

Nurul Latifah (2018)

Ulfi Taqwaning Bekti (2019)

Periode Analis is 1 Januari 2017 s ampai dengan 31 Maret 2017

01 Januari 2018 s /d 31 Januari 2018

1 Januari 2019 s .d.

31 Maret 2019.

Rumus an Mas alah

Bagaimana penilaian dan pencatatan

pers ediaan barang dagang dengan menggunakan metode MPKP- Perpetual

berdas arkan SAK EMKM Tahun 2016 pada Apotek Anugerah Farma Marabahan?

Bagaimana pembebanan pers ediaan barang dagang

berdas arkan SAK EMKM tahun 2018 pada Apotik Shakila Banjarmas in?

Bagaimana Pengakuan dan Pengukuran s erta Penyajian

Pers ediaan Barang Dagang dengan Menggunakan Rumus Biaya Mas uk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual berdas arkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Raihan Banjarbaru

Provins i Kalimantan Selatan?

Pengakuan dan Pengukuran s erta Penyajian

Pers ediaan Barang Dagang dengan Menggunakan Rumus Biaya Mas uk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual berdas arkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Raihan Banjarbaru

Provins i

Kalimantan Selatan

Ins titus i yang Diteliti

Apotek Anugerah Farma Marabahan

Apotek Shakila Banjarmas in

Toko Bangunan Raihan Banjarbaru Penilaian dan

Pencatatan

Pers ediaan Barang Dagang Dengan Menggunakan Metode MPKP (Mas uk Pertama Keluar Pertama)- Perpetual

berdas arkan SAK EMKM Tahun 2016 Pada Apotek Anugerah Farma Marabahan

Judul Pembebanan

Pers ediaan Barang Dagang

Berdas arkan SAK EMKM tahun 2018 Pada Apotek Shakila Banjarmas in

(8)

Tujuan Penelitian

mengetahui penilaian dan pencatatan

pers ediaan barang dagang dengan menggunakan metode

MPKP–Perpetual berdas arkan SAK EMKM Tahun 2016 Pada Apotek Anugerah Farma Marabahan

mengetahui pembebanan pers ediaan barang dagang s es uai dengan s tandar akuntans i keuangan untuk Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM) tahun 2018 pada Apotek Shakila

Banjarmas in

mengetahui pengakuan dan pengukuran s erta penyajian

pers ediaan barang dagang dengan menggunakan rumus biaya Mas uk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual berdas arkan SAK EMKM pada Toko Bangunan Raihan Banjarbaru

Provuns i

Kalimantan Selatan

Metode Penelitian

Menggunakan Penelitian

Kepus takaan dan Penelitian

Lapangan (Obs ervas i, Wawancara, dan Dokumentas i) Serta

Menggunakan Metode

MPKP

Menggunakan Penelitian

Kepus takaan dan Penelitian

Lapangan (obs ervas i, wawancara dan dokumentas i) s erta menggunakan Metode MPKP perpetual

Menggunakan penelitian

kepus takaan dan penelitian

lapangan (obs ervas i, wawancara, dan dokumentas i) s erta menggunakan metode MPKP Perpetual.

Has il Penelitian Has il penilaian pers ediaan metode MPKP-Perpetual pada Apotek Anugerah Farma Marabahan jumlah pers ediaan akhir Rp9.702.200,00 terjadi s elis ih jumlah pers ediaan akhir s ebes ar Rp8.000,00, Harga Pokok Penjualan Rp60.785.400,00, Laba Kotor Rp7.439.600.

Has il Penelitian pers ediaan metode MPKP-Perpetual pada Bengkel Mandala

Marabahan jumlah pers ediaan akhir s ebes ar

Rp18.082.000,-

Has il penelitian pers ediaan metode MPKP-Perpetual pada Toko

Bangunan Raihan Banjarbaru jumlah pers ediaan akhir untuk bulan Januari, Februari, dan Maret 2019 mas ing-mas ing s ebes ar

Rp10.816.000,00 , Rp10.577.000,00 , dan Rp8.679.000,00 dengan laba rugi untuk 10 (s epuluh) s ampel obat mas ing-mas ing s ebes ar

Rp2.162.000,00 , Rp1.903.500,00 , dan

Rp2.975.000,00.

Sumber: Muhammad Fahrizal (2017), Nurul Latifah (2018)

(9)

Persamaan secara umum yang terdapat dalam hasil penelitian di atas adalah menggunakan metode kepustakaan dan penelitian lapangan (observasi, wawancara, dan dokumentasi), serta menggunakan metode MPKP Perpetual, selain itu ketiga penelitian tersebut menggunakan beracuan pada SAK EMKM.

Sedangkan untuk perbedaan yang diperoleh secara umum, yaitu judul yang digunakan oleh peneliti sebelumnya dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, serta objek yang digunakan oleh penulis dan peneliti terdahulu.

Referensi

Dokumen terkait

Bonus yang diberikan pihak Daihatsu cukup banyak ketika membeli Xenia.. Pembelian Xenia mandapat fasilitas diantar sampai ke

Adanya panas merupakan salah satu penyebab menumnnya kualitas monolit blok hasil proses sementasi, karena efek panas pada blok monolk dapat menyebabkan degradasi ikatan antar

Selain melihat video dari ip camera pada perangkat android, pengguna juga dapat menggunakan fitur-fitur khusus yang terdapat pada ip camera diantaranya

Selain itu, Pedoman Monitoring dan Evaluasi Kurikulum ini selain sebagai pegangan monitoring dan evaluasi juga menjadi rujukan baik bagi institut maupun fakultas

Implementasi sistem informasi akan melibatkan semua aktivitas organisasi yang berhubungan dengan penggunaan dan manajemen dari sistem informasi tersebut sehingga menyebabkan

Semakin baik pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung maka tingkat kesalahan akuntansi akan semakin

Hal ini karena pada masa itu, panca indera anak sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih dengan berbagai permainan yang menarik, yang indah, karena

Jika adik diberi tugas untuk maju ke depan kelas dan diminta untuk menerangkan hasil laporan yang telah adik buat dengan topik ‘tempat umum’, maka adik akan:a. Maju ke