• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

DINNA SAKINAH WURAN NIM: 151334084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

(2)

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Oleh:

DINNA SAKINAH WURAN NIM: 151334084

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Tanggal: 26 Januari 2021

(3)

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

DINNA SAKINAH WURAN NIM: 151334084

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 18 Juni 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ...

Sekretaris : Natalina Premastuti Brataningrum,S.Pd., M.Pd. ...

Anggota : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ...

Anggota : Dr. S. Widanarto Prijowuntato.,S.Pd., M.Si. ...

Anggota : Dr. Laurentius Saptono,S.Pd., M.Si. ...

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si.

Yogyakarta, 18 Juni 2021

(4)

iv

PERSEMBAHAN Ku persembahan karya ini untuk:

 Allah SWT atas rahmat yang telah di berikan untuk dapat menyelesaikan skripsi saya ini.

 Kedua orang tua saya bapak Samsudin Kia Pura dan Ibu Kamsina Tuto besen, Kakek Muhamad ola bolen (Alm), Nenek Hayati Keneka, Kakek Mutalib luli, Nenek Maryam menu, Tante Diana Deran, Tante Hasnawati, Tante Siti Aisha,dan Tante Kamria Liwa yang selalu memberikan semangat kepadaku, memotivasi dan selalu mendoakanku.

 Saudaraku Srikandi Natasia Wuran dan Sinar Mutiara Wuran yang selalu memberi semangat kepadaku.

 Bapak Ig. Bondan Suratno S.Pd.,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan selalu sabar memberikan saran, bimbingan dan pengarahan.

 Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

(5)

v

MOTTO

Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.

Surah Al-Hadid: 23

(6)

PSRNYATAAF{ KE&.SLTAF{ I{"4RYA

Se1"a rnur-vatat*n d*ngalr sesu.rrgguk:r-r-a bahwrl skripsi ytlng1 $it-v€ lulis

i*i

tidak *remuat kary6 atau bagian karr,a errang lain. kecu*Ii yang telah disebutks*

kutipan dan daftar pustaka, sebagairnan* lal"aknya karya ikniah.

Penulis

U*"

Sinna Sakinah trSura*

vl

Yogyakarle,

(7)

LEltEi

R flERliYATi\Ati PEREETI TJt:Af*

PLTB L I K A S I I{ARY,{ l L *{ lA}I LrivTLi K KE I} E iYT' t l'if.i Alt'l Atu\l1 F: \'{ IS

Yang bertanda taxgan di bau-'ah ini- saya mahasisrva Uni,v'ersitas Sauata $irarma:

Na*r*

. Dinna Saki**It Wuran

N*mcrMahasiswa : tii334$84

tr)*.r:ri pe*ge*rbangan ilrnu pengetah*ail. sa;ya me*rberika:r ktpada P*pust*ke*x Univ*r:itas Salrela Dhar:na ksry"a il*iafu sa,va yffig bcqii:riul:

HLiBtiNGAN ll{$TI1ASI BELA'IAR $Al\i I:\*TERAKSI S{.}SIAL T'EilfAN SE*AYA UEI:IiGAN KECtiLdr,iGA$a AKADEMIII PAIIA *'IA1I,{S$1}IL PE}iI}ISIL{II{ AKTI1rITAT{S{ IIF{IYERSITAS SAI\.ATA OHAR*IA

D*rgan demikiarr sa3a nremb*rika* kepada Perp*stakaan U*iv*rsitas Sanat*

I)iranua

hak

*ntuk menl,impaa, mengaliirkat d*la:n

lxlrluk

m*dia iait.

a:eagci+lan1,'a dalarn txntuk pangkalan daia. mendistrit:*sikan s&cara terba*as, rkur xrenrpubiikasikarnyadi int*r*et atau m*dia lain unhrli keper:tingan akademis taftpa perl* xr**rinta ijin dari sa-r'a rna*piln re*mir*rik*n rrryalti kep*'fa $aya s*1*.u

t**

mel}cant*rmksr} 1}ar]la saya sebagai p*nalis.

fle*:ihi*ir pernlrataarl ini vang saya buat denggn seb***r*3'4.

Dibuat di }l*gyakarta

r}*J- r..-.,,-^t. lQ L'*; -)fl1 I

I 6ufl tatrltlei({l. I u Jutil jv! I Yarrgmenyatakax

UJL

*iaaa Sakinatr !Ytga::

vE

(8)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Dinna Sakinah Wuran Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan motivasi belajar dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pendidikan akuntansi universitas Sanata Dharma; (2) hubungan interaksi sosial teman sebaya dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pendidikan akuntansi universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2017 dan 2018 sebanyak 103 mahasiswa.

Data dikumpulkan menggunakan kuesioner serta dianalisis dengan korelasi Spearman Rank.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif motivasi belajar dengan kecurangan akademik dilihat dari nilai probabilitas sig. (2- tailed) sebesar 0,958 dan r hitung sebesar 0,005; (2) tidak ada hubungan positif interaksi sosial teman sebaya dengan kecurangan akademik dilihat dari nilai probabilitas sig. (2-tailed) sebesar 0,235 dan r hitung sebesar 0,118.

Kata kunci: Motivasi Belajar, interaksi sosial Teman Sebaya, dan Kecurangan Akademik

(9)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATIONS, PEER RELATIONSHIP AND ACADEMIC DISHONESTY IN

ACCOUNTING EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY

Dinna Sakinah Wuran Sanata Dharma University

2021

This study aimed to determine: (1) the relationship between learning motivation and academic dishonesty in accounting education students of Sanata Dharma University and (2) peer social interaction relationship and academic dishonesty in accounting education students of Sanata Dharma University.

This research was a correlational research using a quantitative approach.

The subjects in this study were students of the Accounting Education Study Program Batches 2017 and 2018 totaling 103 students. Data were collected using questionnaires and analyzed with Spearman Rank correlation.

The results showed that: (1) there was no positive relationship between learning motivation and academic dishonesty as seen from the probability value of sig. (2-tailed) of 0.958 and r count of 0.005; and (2) there is no positive relationship between peers social interaction and academic dishonesty seen from the probability value of sig. (2-tailed) of 0.235 and r count of 0.118

Keywords: Learning Motivation, Peers social interaction, and Academic Cheating

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, pertolongan dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar dan Teman Sebaya dengan Kecurangan

Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs.Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaaan skripsi ini

(11)

xi

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M. Si. Selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Bapak Dr. S. Widanarto P.,S.Pd.,M.Si. dan Dr. Laurentius Saptono,S.Pd.,M.Si.

selaku dosen penguji.

6. Bapak/Ibu Dosen pengampu Mata Kuliah Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman selama proses perkuliahan.

7. Tenaga Administrasi prodi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu dalam kelancaran proses pembelajaran selama ini.

8. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dengan segenap perhatian, dukungan, material, serta untaian doa yang tak pernah putus.

9. Sahabat-sahabatku yang terbaik dan terkasih Maria Doreste, yang selalu memberikan semangat.

10. Keluargaku di Yogyakarta yang terkasih Monika ina, Maria Imakulata, Marina Erna, Petronius, Edeltrudis dan Hironimus Octovian yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

11. Seluruh teman-teman mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Akuntansi yang dari awal semester hingga akhir semester yang tidak bisa disebutkan satu per satu karena ada banyak sekali yang beraneka ragam suku, ras, budaya, serta agama yang berkumpul menjadi satu angkatan PAK 2015 di Universitas ini saling membangun semangat, kekompakan, memberikan

(12)

xii

bantuan yang iklas, dan penulis merasa sangat bersyukur bias mengenal banyak teman dari beraneka ragam daerah di Indonesia.

12. Teman-teman angkatan 2017 dan 2018 yang senantiasa menjadi responden dalam penelitian, semoga teman-teman sekalian selalu sukses dalam hal akademik di Universitas dan segera berhasil mendapatkan gelas S.Pd. yang tidak sia-sia diperjuangkan.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah menjadi tangan Tuhan untuk menolong dan mendukung penulis.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti juga berharap sempga penelitian ini dapat bermafaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Penulis

Dinna Sakinah Wuran

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK... 9

A. Kecurangan Akademik ... 9

B. Motivasi Belajar... 14

C. Interaksi Sosial Teman Sebaya ... 19

D. Kerangka Berpikir... 23

E. Hipotesis Penelitian ... 26

(14)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian... 28

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 28

E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel... 30

F. Teknik Pengumpulan Data... 34

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 44

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 51

C. Pengujian Hipotesis... 53

D. Pembahasan ... 55

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kecurangan Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma... 55

2. Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Kecurangan Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma ... 58

BAB VI PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan... 62

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Skala Likert... 31

Tabel 3.3 Operasional Variabel Motivasi Belajar... 31

Tabel 3.4 Operasional Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya ... 32

Tabel 3.5 Operasional Variabel Kecurangan Akademik ... 33

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 37

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar (Kedua)38 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya ... 38

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya (Kedua)... 39

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kecurangan Akademik... 40

Tabel 3.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 42

Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya ... 43

Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kecurangan Akademik43 Tabel 3.14 Nilai Presentil PAP Tipe II ... 44

Tabel 3.15 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.1 Responden Penelitian... 48

Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Motivasi Belajar... 49

Tabel 4.3 Skor Interval Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya ... 50

Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel Kecurangan Akademik ... 51

(16)

xvi

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Bivariat Variabel Motivasi Belajar dengan Kecurangan Akademik ... 52 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Bivariat Variabel Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Kecurangan Akademik ... 52 Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Hubungan Motivasi Belajar dengan Kecurangan Akademik ... 54 Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Kecurangan Akademik ... 55

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 68

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 76

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ... 88

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 94

Lampiran 5 R Tabel ... 96

Lampiran 6 Uji Normalitas ... 98

Lampiran 7 Uji Korelasi ... 100

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 102

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi bertanggung jawab mencetak lulusan yang memiliki karakter dan kualitas baik dari segi akademik maupun non akademik. Terciptanya lulusan yang memiliki karakter dan berkualitas melibatkan banyak pihak, yaitu dosen, mahasiswa, tenaga administrasi, lingkungan akademik yang tersedia, dan teman sebaya. Tuntutan akan menyediakan lulusan yang baik menjadi pekerjaan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan seperti dosen dan mahasiswa.

Mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa yang baik apabila memiliki bekal kualitas akademik dan karakter yang baik. Mahasiswa memproleh karakter dan kualitas akademik dari pembelajaran, atau aktivitas di luar pelajaran yang dilakukan saat di universitas. Karakter yang diperoleh mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi yaitu sikap disiplin, jujur, tanggung jawab, dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas maupun motivasi untuk berangkat kuliah. Karakter-karakter ini dapat diproleh apabila proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan kaidah, peraturan dan norma akademik yang berlaku di universitas.

Kualitas akademik mahasiswa adalah nilai atau prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Kualitas akademik dan keberhasilan mahasiswa memenuhi kompetensi mata kulia diukur dengan menggunakan IPK (Indeks Prestasi Komulatif atau Grade Point

(19)

Average). Indeks Prestasi Komulatif adalah indeks prestasi suatu program pendidikan lengkap pada akhir semester kedua dan seterusnya untuk seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh yang dinyatakan dalam rentangan angka 0,00-4,00 indeks prestasi mahasiswa diperguruan tinggi turut menentukan kesempatan kerja yang lebih baik sekaligus menentukan masa depannya.

Mahasiswa dalam mendapatkan kualitas akademik dan karakter yang baik dalam perkuliahan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi diprolehnya kualitas akademik dan karakter yaitu motivasi belajar mahasiswa dan teman sebaya yang dimiliki oleh mahasiswa.

Motivasi belajar mahasiswa adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,1986:75). Motivasi dalam hal ini meliputi dua unsur, yaitu (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Penelitian Annisa Al Husna (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifkan secara persial antara motivasi belajar terhadap perilaku menyontek mahasiswa.

Teman sebaya adalah mahasiswa yang memiiki tingkat kesamaan kematangan atau usia dengan mahasiswa lain (Santrock, 2014:302). Teman sebaya merupakan salah satu faktor penentu karakter dan kualitas akademik yang dimiliki siswa. Hal itu dikarenakan teman sebaya terkadang memberikan motivasi, tempat berbagi mahasiswa saat menjalani kegiatan di universitas.

(20)

Teman sebaya terkadang menjadi panutan dari mahasiswa selama menjalani perkuliahan di universiatas.

Mahasiswa berusaha semaksimal mungkin untuk memproleh IPK atau kualitas akademiknya, karena untuk menunjukan kompentensi yang dimilikinya selama mengikuti perkuliahan. Kualitas akademik dan karakter yang dimiliki oleh mahasiswa tidak dapat diproleh dengan mudah, sehingga mahasiswa menghalalkan segala cara untuk memperoleh IPK yang bagus. Cara-cara yang ditempuh mahasiswa biasanya bersifat tidak sportif atau melanggar aturan seperti menyontek copy-paste tanpa menyertakan sumber, atau memalsukan hasil penelitian. Tindakan-tindakan tersebut merupakan sebagian dari fenomena kecurangan akademik yang terjadi selama perkuliahan.

Kecurangan akademik merupakan tindakan yang bertentangan dengan etika (Sagoro, 2013:56). Peristiwa kecurangan akademik ini terjadi di Indonesia.

Peristiwa kecurangan akademik tersebut didukung dengan fakta pada tahun 2005, 2006, dan 2008 terjadi beberapa kasus kecurangan akademik disebuah perguruan tinggi nasional. Kasus kecurangan akademik pada tahun 2005 terjadi 3 (tiga) kasus yang melibatkan 10 (sepuluh) mahasiswa, tahun 2006 terjadi 2 (dua) kasus yang melibatkan 2 (dua) mahasiswa, dan tahun 2008 terjadi 1 (satu) kasus yang melibatkan seorang mahasiswa.

Tindakan kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa (Nazir dan Aslam, 2010:661) yaitu: 1) menyalin jawaban teman pada kertas jawaban saat ujian, 2) menyalin dari bahan ujian pada kertas jawaban, 3) menyalin karya atau laporan intern, 4) menyalin tugas rumah milik teman, 5) membantu teman

(21)

untuk menyalin kertas jawaban ujian, 6) membantu teman untuk menyalin jawaban tugas rumah, 7) mengumpulkan karya orang lain atas nama pribadi, 8) menyalin dari internet tanpa menyertakan sumbernya, 9) mencuri kunci jawaban soal ujian, 10) saling mengoper jawaban dengan teman saat ujian.

Kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa karena sering menunda pekerjaanya, sehingga pada saat batas pengumpulan tugas dia hanya mengerjakan pekerjaannya secara asal-asalan. Mahasiswa menyelesaikan pada saat batas pengumpulan tugas biasanya hanya dengan copy-paste dari internet secara asal-asalan atau mengganti pemilik karya (tugas) orang lain dengan namanya tanpa izin dan pengeditan sama sekali. Perilaku kecurangan akademik tersebut berdampak pada mengikisnya karakter yang dimiliki oleh mahasiswa.

Pengikisan karakter selama melakukan perkuliahan dapat berdampak besar.

Dampak besar yang diberikan adalah menghasilkan mahasiswa lulusan yang berkarakter tidak baik, sehingga menjadikan dirinya sebagai sumber daya manusia yang buruk. Jika lulusan yang terbiasa melakukan kecurangan tersebut membawa karakter itu didunia kerja, maka dapat menyebabkan tindak kejahatan didunia pekerjaan. Tindak kejahatan didunia pekerjaan yang dilakukan seperti pemalsuaan laporan keuangan, penyelewengan dana, atau mengambil karya orang lain tanpa izin. Hal tersebut tentunya tidak diinginkan oleh semua pihak.

Program studi di sebuah universitas memiliki visi dan misi untuk menyediakan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlihan khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

(22)

Yogyakarta memiliki visi menjadi program studi pendidikan ekonomi yang unggul di tingkat nasional dalam menghasilkan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi yang profesional, cerdas dan humanis. Pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional tentunya tidak hanya profesional dipekerjaan namun juga memiliki karakter jujur, tanggung jawab, disiplin, tidak melakukan tindakan curang seperti menyontek, serta kecurangan akademik lainnya, dan berintegritas tinggi.

Mahasiswa pendidikan akuntansi dibekali berbagai kegiatan baik itu di tinggkat Universitas maupun ditingkat prodi seperti PPKM I dan II, weekend moral, public speaking, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut diberikan untuk membekali dan membentuk karakter mahasiswa sehingga pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma tidak hanya cerdas secara intelektual, melainkan juga cerdas secara emosional, dan sikap sehingga dapat mengetahui perbuatan mana yang baik dan buruk serta dapat menghindari perbuatan kecurangan akademik.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi juga dianjurkan untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan baik itu ditingkat prodi, fakultas, maupun Universitas. Kegitan-kegiatan kepanitiaan seperti panitia pekan keakraban PAK-PE, kunjungan pasar dan perusahaan, dan lain-lain yang memberikan pengalaman bagi mahasiswa dan menambah relasi teman sebaya dan motivasi belajar yang positif. Relasi teman sebaya dan motivasi belajar yang baik dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan belajar, maupun cara belajar mahasiswa, seperti mahasiswa beda angkatan maupun program studi

(23)

saling bertukar wawasan, pengalaman baik bidang akademik maupun non akademik.

Fenomena kecurangan akademik terjadi di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Kecurangan akademik yang terjadi adalah mahasiswa menyalin tugas dari mahasiswa lain sama persis, menyalin laporan atau mengganti nama karya laporan, copy-paste materi dari internet tanpa menyertakan sumber, membawa catatan kecil saat ujian, dan lain- lain. Berdasarkan fenomena mengenai kecurangan akademik diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa dan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi mahasiswa dalam belajar, sehingga mendorong mahasiswa untuk melakukan tidakan kecurangan akademik.

2. Interaksi sosial teman sebaya menjadi pendorong bagi mahasiswa melakukan tindakan kecurangan akademik

3. Kecurangan akademik sering dilakukan mahasiswa pada saat mengerjakan tugas atau soal ujian.

(24)

C. Batasan masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya fokus pada variabel motivasi belajar mahasiswa dan interaksi sosial teman sebaya. Pada variabel motivasi belajar mahasiswa peneliti hanya membahas motivasi yang ada pada diri mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yogyakarta dan variabel teman sebaya peneliti hanya membahas interaksi teman sebaya yang ada di Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma angakatan 2017 dan 2018.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas makan peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan motivasi belajar dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma?

2. Apakah ada hubungan interaksi sosial teman sebaya dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masala,yang tertulis diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui adanya hubungan motivasi belajar dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(25)

2. Mengetahui adanya hubungan interaksi sosial teman sebaya dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

F. Manfaat penelitiaan

Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan,peneliti berharap dapat memberikan manfaat. Manfaat penelitian yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi oleh pemakai atau peneliti selanjutnya, dalam meneliti pengaruh motivasi belajar mahasiswa dan interaksi sosial teman sebaya terhadap kecurangan akademik.

2. Bagi dosen

Dosen sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan masukan dan arahan yang positif sehingga mahasiswa dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan interaksi sosial teman sebaya sehingga dapat meminimalisir kecurangan akademik.

3. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapakan dapat menggunakan motivasi belajar yang dimiliki dan melilih teman yang positif sehingga dapat meminimalisir kecurangan akademik.

4. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai kependidikan berkaitan dengan kecurangan akademik.

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kecurangan Akademik

1. Pengertian Kecurangan Akademik

Menurut Sagoro (2013:56-57) kecurangan adalah perbuatan tidak jujur dan melanggar peraturan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kecurangan dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk lingkungan akademik. Kecurangan akademik merupakan salah satu tindakan yang bertentangan dengan etika. Kecurangan akademik dapat terjadi ketika mahasiswa melakukan berbagai cara yang tidak baik untuk mencapai tujuan dan keberhasilan. Kecurangan akademik dapat dilakukan mahasiswa khususnya dalam proses pembelajaran. Purnamasari (2013:16) mengatakan tindak kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memperoleh keuntungan secara tidak adil selama melakukan kegiatan akademik di universitas.

Menurut Santoso (2015:2), kecurangan akademik bukan hanya dipengaruhi oleh perilaku tidak jujur, namun dipengaruhi oleh hal-hal lain yaitu kompetensi moral. Moral menjadi perhatian khusus bagi mahasiswa saat ini. Hal ini disebabkan bukan hanya adanya kesempatan dalam melakukan kecurangan akademik, namun hal ini terjadi karena moral mahasiswa selalu berorientasi pada hasil. Pada umumnya mahasiswa selalu berorientasi pada hasil yang didapat, bukan berorientasi pada proses yang dijalani. Menurut

9

(27)

Purnamasari (2013:15) perilaku kecurangan akademik dapat berpontensi merusak citra dan harapan masyarakat terhadap lulusan sarjana.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Akademik

Kecurangan akademik terjadi di dalam pembelajaran disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal baik dari dalam diri mahasiswa maupun dari luar.

Menurut Hendricks (Sagoro, 2013:57) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik.

a. Faktor individual

Terdapat berbagai variabel yang mampuh mengidentifikasi karakteristik personal yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku curang.

Variabel-variabel tersebut adalah:

1) Usia. Mahasiswa yang berusia lebih muda lebih banyak melakukan kecurangan akademik dari pada mahasiswa yang lebih tua.

2) Jenis kelamin. Mahasiswa lebih banyak melakukan kecurangan akademik dari pada mahasiswi. Penjelasan utama dari pernyataan ini dapat dijelaskan oleh teori sosialisasi peran gender yakni wanita dalam bersosialisasi lebih mematuhi peraturan dari pada pria.

3) Prestasi akademis. Hubungan antara kecurangan akademis dan prestasi akademis tidak seperti hubungan kecurangan akademis dengan usia ataupun jenis kelamin, hubungan antara kecurangan akademis dengan prestasi akademik bersifat konsisten. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademis rendah lebih banyak melakukan kecurangan

(28)

akademis dari pada mahasiswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang rendah berusaha memperoleh prestasi akademis yang lebih tinggi dengan cara berperilaku curang dan lebih mau mengambil resiko dari pada mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang tinggi.

4) Pendidikan orang tua. Mahasiswa dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih baik dalam mempersiapkan diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh fakultas. Selain itu, mahasiswa tersebut akan memiliki komitmen yang cenderung dalam pendidikan yang dijalaninya. Komitmen yang tinggi ini dapat menjadi faktor pencegah kecurangan akademik.

5) Aktivitas ekstrakurikuler. Banyak mahasiswa yang memiliki tingkat kecurangan akademis yang tinggi dilaporkan terlibat di dalam aktivitas ekstrakurikuler. Mahasiswa yang tergabung di dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki komitmen yang lebih rendah berkaitan dengan pendidikan. Dua aktivitas yang telah diteliti secara ekstentif adalah mahasiswa yang bergabung di dalam perkumpulan mahasiswa dan kegiatan olahraga.

b. Faktor pribadi mahasiswa.

Beberapa hal yang berkaitan dengan kepribadian mahasiswa yang dapat memunculkan perilaku curang antara lain sebagai berikut:

1) Moralitas. Mahasiswa yang memiliki level kejujuran yang rendah akan lebih sering melakukan perilaku curang. Selain itu, mahasiswa yang

(29)

memiliki tingkat religious yang rendah cenderung lebih banyak melakukan kecurangan akademis.

2) Variabel yang berkaitan dengan pencapaian akademis, variabel yang berkaitan dengan kecurangan akademis adalah motivasi, pola kepribadian dan pengharapan terhadap kesuksesan, motivasi berprestasi memiliki hubungan yang positif dengan perilaku curang.

Selain itu, pola kepribadian dan pengharapan terhadap kesuksesan memiliki hubungan negatif dengan perilaku curang.

3) Impulsivitas, afektivitas, dan variabel kepribadian yang lain. Terdapat hubungan antara perilaku curang dengan impulsivitas dan kekuatan ego. Selain itu mahasiswa yang memiliki level tinggi dari tes kecemasan lebih cenderung melakukan perilaku curang.

c. Faktor Kontekstual

1) Keanggotaan perkumpulan mahasiswa. Mahasiswa yang bergabung dalam suatu perkumpulan mahasiswa akan lebih sering melakukan perilaku curang. Pada perkumpulan mahasiswa diajarkan norma, nilai dan kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan mudahnya perpindahan perilaku curang. Pada suatu perkumpulan, penyediaan catatan ujian yang lama, tugas-tugas, tugas laboratorium dan tugas akademis lain mudah untuk dicari dan didapatkan.

2) Perilaku teman sebaya. Perilaku teman sebaya memiliki pengaruh yang penting terhadap kecurangan akademis. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori pembelajaran social (Social Learning

(30)

Theory) dan teori hubungan perbedaan (Differential Association Theory). Teori-teori tersebut mengemukakan bahwa perilaku manusia dipelajari dengan mencontoh perilaku orang lain dan individu yang memiliki hubungan dekat dengan individu lain yang memiliki perilaku menyimpang akan berpengaruh terhadap peningkatan perilaku individu yang menirunya.

3) Penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang. Penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang merupakan salah satu faktor penentuan yang penting dan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku curang pada manusia.

d. Faktor Situasional

1) Belajar terlalu banyak, kompetisi dan ukuran kelas. Mahasiswa yang belajar terlalu banyak dan menganggap dirinya berkompetisi dengan mahasiswa lain lebih cenderung melakukan kecurangan disbandingkan mahasiswa yang tidak belajar terlalu banyak. Ukuran kelas juga menentukan kecenderungan mahasiswa yang akan lebih berperilaku curang jika berada di dalam ruangan kelas yang besar.

2) Lingkungan ujian. Mahasiswa lebih cenderung melakukan kecurangan di dalam ruangan ujian jika mahasiswa tersebut berpikir bahwa hanya ada sedikit resiko ketahuan ketika melakukan kecurangan.

Dody Hartanto (2012:44) mengelompokan faktor penyebab menyontek menjadi dua bagian besar yaitu adalah sebagai berikut:

(31)

a) Faktor internal dalam perilaku menyontek adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan menyontek atau plagiarism, rendahnya self-efficacy, dan status ekonomi social. Faktor internal lain adalah keiginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, nilai moral (personal value) dimana siswa menganggap perilaku menyontek sebagai perilaku yang wajar, kemampuan akademik yang rendah, time management, dan prokratinasi atau menunda-nunda pengerjaan suatu tugas.

b) Faktor eksternal yang turut menyumbang terjadinya perilaku menyontek adalah tekanan dari teman sabaya, tekanan dari orang tua, peraturan sekolah yang kurang jelas, dan sikap guru yang tidak tegas terhadap perilaku menyontek.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).

sedangkan kata motivasi berasal dari bahasa latin Movere yang berarti menggerakkan.

Dalam istilah motivasi tercakup aspek tingkah laku manusia yang mendorongnya untuk berbuat atau tidak berbuat (Saydam, 2000:227).

(32)

Motivasi menurut Wlodkowsky (Sugihartono, 2013: 78) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Dalam hal ini motivasi dapat dipandang sebagai alasan atas adanya suatu perilaku dari individu. McDonald Oemar (Hamalik, 2002: 173) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Secara umum motivasi merupakan dasar prilaku bagi kebanyakan orang yang didorong oleh adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya. Apabila seseorang menggunakan pengetahuan, keterampilan, segenap upaya, tenaga, dan sebagian waktunya untuk berkarya atau menghasilkan sesuatu, sebenarnya ia mengharapkan adanya imbalan tertentu atas terpenuhinya berbagai kebutuhan, misalnya rasa puas dan bangga.

Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2013:23). Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Indikator motivasi berdasarkan teori motivasi belajar dari Good &

Bropy (1990:418) dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut”

(33)

a. Motivasi intrinsik

Merupakan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar dan dorongan untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran serta dorongan untuk belajar secara mandiri.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang yang menyebabkan dia melakukan kegiatan belajar untuk menghindari hukuman guru, dorongan untuk mendapatkan pujian dari guru, dorongan untuk menyenangkan hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-temannya.

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Setiap orang memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda. Mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tentu akan berbeda dengan mahasiswa yang memilliki motivasi rendah. McClelland (dalam Reni Akbar dan Hawadi, 2001: 87) menyebutkan empat hal yang membedakan tingkat motivasi seseorang dengan orang lain,

a. Tanggungjawab

(34)

Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi akan menerima tugas yang diberikan kepadanya dengan baik dan secara bertanggungjawab akan menyelesaikan setiap tugas tersebut dengan sungguh-sungguh.

b. Mempertimbangkan resiko

Mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih suka pada tantangan. Dalam hal ini ia tidak suka pada tugas-tugas yang sama dan akan memilih tugas yang menantang kemampuannya, tetapi memungkinkan untuk diselesaikan dengan baik.

c. Memperhatikan umpan balik

Mahasiswa dengan motivasi berprestasi tinggi menyukai adanya umpan balik atas hasil kerjanya. Umpan balik yang diberikan oleh guru atas hasil pekerjaan dapat menjadi tolok ukur sajauh mana mahasiswa berhasil memahami materi perkuliahan.

d. Kreatif-Inovatif

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar cenderung mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara efisien dan efektif.

Sugihartono, dkk (2013: 78) juga menyatakan bahwa motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar, maka motivasi yang tinggi dilihat dalam perilaku mahasiswa antara lain sebagai berikut.

a. Adanya kualitas keterlibatan dalam belajar yang sangat tinggi. Dalam kegiatan perkuliahan, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan terlibat secara aktif yaitu dengan memperhatikan penjelasan dosen dengan

(35)

baik, mengajukan pertanyaan, menjawab bila diberi pertanyaan, menjelaskan materi yang sulit kepada teman-temannya, dan lain-lain.

b. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif yang tinggi dalam belajar.

Dalam hal ini, tidak mudah putus asa ketika menghadapi tugas-tugas yang sulit dan akan terus berusaha menyelesaikannya dengan baik. Selain itu, juga mampu mengendalikan dirinya untuk tetap memperhatikan penjelasan yang disampaikan.

c. Adanya upaya untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar tetap memiliki motivasi yang tinggi. Mahasiswa senantiasa memiliki antusias yang tinggi dan mampu mengendalikan motivasi yang dimilikinya.

Selanjutnya Sadirman (2005: 83) juga mengemukakan bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tekun mengerjakan tugas. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dalam waktu yang lama dan akan berhenti ketika tugasnya telah selesai.

b. Ulet menghadapi kesulitan. Dalam mengerjakan tugas yang sulit ia tidak mudah putus asa. Tetapi sebaliknya ia akan berusaha untuk menyelesaikannya sebaik mungkin.

c. Menunjukan minat terhadap masalah-masalah yang ada disekitarnya.

Misalnya masalah-masalah yang sedang berkembang dalam kehidupan masyarakat seperti masalah politik, agama ekonomi, keadilan, dan sebagainya.

d. Lebih senang bekerja mandiri. Mahasiswa dengan motivasi yang tinggi lebih cenderung menyelesaikan sesuatu secara mendiri.

(36)

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Mahasiswa menjadi cepat bosan dengan hal yang berulang-ulang dan kurang mengembangan kreatifitasnya.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya. Mahasiswa dengan motivasi tinggi dapat mempertahankan pendapatnya secara baik.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-saol. Siswa memiliki ketertarikan dalam memecahkan masalah atau persoalan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri motivasi berprestasi yaitu:

1) tekun mengerjakan tugas, 2) ulet menghadapi kesulitan, 3) menyukai tantangan, dan

4) terlibat aktif dalam pembelajaran.

C. Interaksi sosial teman sebaya

Teman sebaya (peer) adalah mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan atau usia dengan mahasiswa lain (Santrock, 2014:302), teman setingkat dalam perkembangan, tetapi tidak perlu sama dalam kategori usia (Mönks, Knoers. dan Haditono, 2006:184), mahasiswa yang usia dan tingkat kedewasaanya kurang lebih sama (Desmita, 2007:184). Kesamaan usia atau tujuan yang sama dari teman sebaya seringkali menjadi faktor tersendiri dalam mencapai sebuah tujuan yang membuat mahasiswa berinteraksi dengan seseorang. Mahasiswa melakukan interaksi dengan memberikan atau

(37)

menerima manfaat dari teman sebayanya baik itu fisik maupun pikiran (Syamsu, 2009:180-181). Bantuan tenaga (fisik) yang diberikan seperti membantu pindahan saat kos, membersihkan ruang UKM, dan membantu mendorong motor saat mogok. Bantuan pikiran yang diberikan atau diterima seperti pendapat saat diskusi, mengerjakan soal bersama, mengerjakan tugas kuliah bersama, menerjemahkan artikel berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, dan lain-lain.

Teman sebaya merupakan seseorang yang memiliki kesamaan atau kematangan usia dengan individu lain yang bersama-sama menggapai sebuah tujuan. Tujuan akan dicapai apabila terjadi interaksi antara mahasiswa dengan teman sebayanya dengan memberikan manfaat satu sama lain. Interaksi yang dilakukan mahasiswa dengan teman sebaya memiliki berbagai macam karakteristik. Karakteristik interaksi mahasiswa dengan teman sebaya dapat digolongkan berdasarkan intensitas waktu interaksi, popularitas, maupun pertemanan.

Karakteristik interaksi mahasiswa dengan teman sebaya akan diulas lebih jelas di dalam sub bab karakteristik interaksi dengan teman sebaya. Karakteristik interaksi dengan teman sebaya interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang melibatkan perorangan, antar kelompok, atau individu dengan kelompok secara dinamis (Soerjono, 1990:55). Interaksi sosial yang dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus seperti interaksi dengan teman sebayanya. Interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan teman sebayanya memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik interaksi mahasiswa dengan teman sebaya

(38)

digolongkan menjadi dua macam (Papalia, 2008:618), intensitas waktu interaksi dengan teman sebayanya pada siang hari yang digolongkan berdasarkan usia (Desmita, 2007:184). Intensitas waktu interaksi berdasarkan usia digolongkan menjadi tiga yaitu usia 2 tahun, 4 tahun, dan 7-11 tahun (Desmita, 2007:184).

Intensitas waktu interaksi yang digunakan oleh setiap fase usia tersebut berbeda- beda. Intensitas interaksi seseorang usia 2, 4,dan 7-11 tahun menghabiskan 10%, 20%, dan lebih dari 40% waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebayanya (Desmita, 2007:184). Intensitas waktu interaksi seseorang meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Meningkatnya intensitas waktu interaksi diikarenakan bertambahnya teman sebaya. Anak usia 2 tahun mungkin hanya memiliki teman sebaya di sekitar tempat tinggal saja, anak usia 4 tahun memiliki teman sebaya baru di tingkat kelompok bermain (playgroup), lalu anak usia 7- 11 tahun memiliki teman sebaya yang berasal dari lingkungan rumah, playgroup-nya dahulu, lingkungan sekolahnya, dan seseorang yang memiliki kesamaan usia dan minat dengannya. Seseorang akan memiliki karakteristik interaksi yang berbeda pada usia remaja. Usia remaja memiliki karakteristik interaksi berdasarkan popularitas, dan pertemanan (Papalia, 2008:618-619).

Selanjutnya Papalia berpendapat bahwa popularitas dari seseorang menjadi daya tarik seseorang untuk berteman, dan memudahkan untuk diterima di lingkungan pertemanan. Penerimaan dilakukan atas dasar disukai oleh semua orang, membantu siapa saja, atau sering bertengkar dengan siswa lain. Dasar-dasar tersebut menjadikan seseorang diterima sehingga menjadi pertemanan.

(39)

Seseorang yang tidak diterima di lingkungan pertemanannya cenderung menjadi kelompok kontroversial yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi guru, dan teman sebaya sebagai sisi pandang lainnya. Mahasiswa yang berprestasi dipandang oleh teman sebayanya sebagai individu yang antisosial dan agresif tetapi juga sebagai pemimpin. Mahasiswa yang berprestasi tidak dipandang sebagai individu yang kontroversial oleh guru (dosen). Popularitas yang dimiliki seseorang menjadikan dia sebagai faktor diterimanya dalam pertemanan-pertemanan merupakan interaksi seseorang dengan orang lain atas dasar pilihan dan komitmen, serta hubungan pertemanan tidak stabil layaknya hubungan keluarga (Papalia, et al, 2008:619). Papalia berpendapat bahwa ketidakstabilan hubungan dikarenakan perbedaan karakteristik pertemanan, sikap, dan memberikan tempat mengemukakan pendapat, pengakuan kelemahan, dan mendapatkan bantuan saat memiliki masalah harus dilakukan untuk mempertahankan pertemanan. Sikap yang dilakukan untuk mempertahankan pertemanan seperti mengurangi ego, toleransi, dan menghormati pemikiran teman. Mengemukakan pendapat seperti menjawab pertanyaan saat presentasi di kelas, pengakuan kelemahan seperti mengakui kekurangan atau keterbatasan saat memahami materi, dan membantu mendapatkan bantuan dari masalah adalah teman membantu kita menyelesaikan tugas atau soal yang susah.

(40)

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitass Sanata Dharma

Kecurangan akademik merupakan salah satu tindakan yang bertentangan dengan etika. Kecurangan akademik dapat terjadi ketika mahasiswa melakukan berbagai cara yang tidak baik untuk mencapai tujuan dan keberhasilan. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75). Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun, semangat, dan terutama didasari dengan adanya motivasi, mahasiwa yang belajar itu akan dapat mendapatkan prestasi yang baik tanpa harus melakukan kecurangan akademik. intensitas motivasi dari seorang mahasiwa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Semakin tinggi persentase dari motivasi belajarnya, maka akan semakin baik pula prestasi yang ia peroleh. Begitu pula sebaliknya, semakin kurang persentase dari motivasi belajarnya, maka akan semakin berkurang pula prestasinya.

2. Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitass Sanata Dharma

Kecurangan akademik merupakan tindakan yang bertentangan dengan etika (Sagoro 2013:56). Kecurangan akademik sering ditemukan dalam potret

(41)

dunia akademis. Praktik-praktik tersebut sering dilakukan antara lain dalam bentuk catatan kecil di kertas maupun di ponsel, copy paste dari internet, bekerja sama dengan teman saat ujian, dan masih banyak lagi kecurangan lainnya yang sering terjadi dan menjadi perilaku yang dapat diterima oleh mahasiswa. Fenomena kecurangan akademik telah menjadi kebiasaan.

Hampir seluruh mahasiswa di setiap lembaga pendidikan sudah akrab dengan kegiatan mencontek, membuat catatan kecil saat ujian, melakukan copy paste dari internet, dan kegitan kecurangan lainnya baik yang dilakukan sendiri maupun oleh temannya. Teman sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Teman sebaya menjadi penggerak bagi mahasiswa melakukan tindakan kecurangan akademik (Abida dan Bashir, 2013:651).

Berdasarkan hasil penelitian Abida dan Bashir menunjukan bahwa teman sebaya berpengaruh terhadap kecurangan akademik dengan nilai interkorelasi antar variabel sebesar 0,20, 0,83, 0,92, 0,74, 0,54, dan 1. Faktor hubungan teman sebaya sekali lagi muncul sebagai pengaruh yang paling signifikan terhadap perilaku menyontek. Mahasiswa terpengaruh karena melihat teman sebayanya berhasil melakukan tindak kecurangan akademik, sehingga ia mencoba untuk menirunya. Mahasiswa meniru perilaku teman sebaya yang berhasil mencontek merupakan faktor kontekstual terjadinya kecurangan akademik (Hendrick, 2004:23-25). Lebih lanjut Hendrick mengungkapkan bahwa faktor kontekstual terjadinya kecurangan akademik adalah keanggotaan dalam sebuah perkumpulan mahasiswa, perilaku teman

(42)

sebaya dan penolakan teman sebaya akan kecurangan akademik.

Perkumpulan mengajarkan mahasiswa norma, nilai dan kemampuan- kemampuan yang berhubungan dengan kecurangan akademik dengan mudah tersalurkan. Perkumpulan memberikan akses untuk memproleh salinan saol ujian sebelumnya, makalah berkala, ujian praktek laboratorium, dan kelengkapan akademik lainnya. Mahasiswa mencontoh perilaku kecurangan akademik temannya karena ia melihat keberhasilan temannya saat melakukan tindakan tersebut, sehingga ia terdorong untuk menirunya. Penolakan teman sebaya merupakan faktor paling penting dari perubahan perilaku kecurangan akademik. Seseorang yang ditolak dalam lingkungan pertemanannya akan melakukan perilaku kecurangan akademik dan bergabung sebagai orang baru dalam kelompok mahasiswa yang biasa melakukan tindakan kecurangan melalui partisipasi, mendukung, dan memperkuat perilaku kecurangan akademik. Secara singkat, teman sebaya memberi dukungan normatif berkaitan dengan tindak kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa.

Motivasi belajar (X¹)

Kecurangan akademik Teman sebaya (Y¹)

(X²)

(43)

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan yang diajukan dalam rumusan masalah, sehingga hipotesis ini harus dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir di atas melalui pengumpulan data dan analisis data. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

a. Ha1 : Ada hubungan antara motivasi belajar dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma

b. Ha2 : Ada hubungan antara teman sebaya dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, sedangkan penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan melibatkan subjek peneliti yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki (Sanjaya, 2013:59-74).

Berdasarkan jenis data yang dianalisis, penelitian tergolong dalam penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012:7) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan saya lakukan di program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang beralamat di Jalan Affandi Tromol Pos 29, Mrican, Catur Tunggal, Depok, Catur Tunggal, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April-Mei 2019.

27

(45)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam tulisan ini motivasi belajar, teman sebaya, dan kecurangan akademik mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Angkatan 2017 dan 2018. Jumlah populasi penelitian ini dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini

Tabel 3.1

Jumlah populasi penelitian

No TahunAngkatan Jumlah Mahasiswa

1 2017 76

2 2018 63

Jumlah Populasi 139

(46)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Riduwan (2007:56) sampel penelitian juga merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2017 dan 2018. Teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel adalah dengan rumus Slovin sebagai berikut:

= 1 + ( ) Keterangan:

N = Populasi

= Sampel

e = perkiraan tingkat kesalahan 5% (0,05)

Berdasarkan rumus di atas maka perhitungan sampel adalah sebagai berikut:

= 139

1 + 139(0,05 )

= 139

1 + 0,3475

= 139 1,3475

Karena hasil perhitungan jumlah sampel dengan rumus Slovin sebesar 103,153 mahasiswa, maka hasil tersebut dibulatkan menjadi 103 mahasiswa.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, dari populasi

(47)

penelitian 139 mahasiswa maka besarnya sampel penelitian adalah 103 mahasiswa yang menjadi responden penelitian.

3. Teknik Sampling

Metode penarikan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai kriteria atau persyaratan dari sampel yang diperlukan dan cocok sebagai sumber data. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2017 dan 2018.

E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Variabel penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya (Sudaryono 2016:49). Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan motivasi belajar dan interaksi sosial teman sebaya.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau yag dipengaruhi oleh variabel independen (Sudaryono 2016:49). Variabel terikat dalam penelitian ini merupakan kecurangan akademik.

2. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, variabel diukur dengan menggunakan skala likert sebagai alternatif jawaban dari dua bentuk pertanyaan yaitu pernyataan positif

(48)

dan pernyataan negatif. Subyek penelitian diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. Alternatif jawaban beserta skornya ditunjukan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

Alternatif jawaban Skor pernyataan Positif Negatif

Sangat setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (RR) 3 3

Tdak setuju (TS) 2 4

Sangat tidak setuju (sts) 1 5

a. Variabel Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2013:23).

Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong peserta didik untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Tabel 3.3

Operasionalisasi variabel motivasi belajar

No Dimensi Indikator

Nomor butir

(+) (-)

1 Motivasi intrinsik

Ketekunan dalam mencapai

kesuskesan 1

Motivasi dalam diri sendiri 2,4,6,9 3,12

(49)

Mempunyai antusias yang

tinggi 10,13

Tidak mudah melepas sesuatu 7 Menunjukkan motivasi

terhadap macam-macam masalah

5,6

Senang memecahkan masalah 14

2 Motivasi ekstrinsik

Motivasi dari luar diri 8 Lingkungan tempat tinggal

dan sosial yang mendukung 15,11 16

b. Variabel Interaksi sosial teman sebaya

Interaksi sosial teman sebaya merupakan seseorang yang memiliki kesamaan atau kematangan usia dengan individu lain yang bersama-sama menggapai sebuah tujuan. Mahasiswa menempuh kegiatan akademis di universitas memiliki interaksi sosial teman sebaya sebagai rekannya dalam mencapai tujuan. Mahasiswa yang berada di lingkungan pertemanan positif memiliki perilaku kecurangan akademik yang rendah, sedangkan mahasiswa yang berada di lingkungan pertemanan negatif memiliki kecurangan akademik yang tinggi. Tingginya perilaku kecurangan akademik dikarenakan mahasiswa cenderung meniru keberhasilan temannya saat melakukan tindak kecurangan akademik. Dimensi, indikator, dan nomor item dalam operasional variable interaksi sosial teman sebaya merujuk pada teori Papalia, et al (2008:618-619).

Tabel 3.4

Operasionalisasi variabel teman sebaya

No Dimensi Indikator Nomor item

(+) (-)

1. Popularitas Menjadi daya tarik 1,2,3

(50)

Mudah diditerima 4,5,6,7,8

Disukai 9,10

Membantu siapa saja 11,12 13

2 Pertemanan Pilihan 15 14,16

Komitmen 18 17

Mempertahankan pertemanan

19,20

c. Variabel Kecurangan Akademik

Kecurangan akademik merupakan intensitas perilaku yang tidak beretika (Lambert, Hogan dan Barton, 2003). Mahasiswa melakukan kecurangan akademik untuk memperoleh hasil yang baik secara instan. Mahasiswa melakukan kecurangan akademik ini dikarenakan takut gagal dalam proses perkuliahan dan tidak ingin memperoleh nilai yang jelek. Variabel kecurangan akademik ini dapat di ukur dengan bentuk-bentuk kecurangan akademik yang dikemukan oleh Pa nvela (Whitley, 2002:17) yaitu menyontek, pemalsuan, plagiat, dan menfasilitasi kecurangan akademik.

Instrument penelitian variabel kecurangan akademik sebagai berikut:

Tabel 3.5

Operasionalisasi variabel kecurangan akademik

No Indikator

Nomor item

(+) (-)

1. Menyontek pada saat ujian 1,3,5 2,4,

2. Menyontek secara terencana 6,7

3. Menyontek menggunakan media 8,9,10 11,12

4. Memalsukan daftar pustaka 13

5. Memalsukan laporan studi lapangan 14,15

6. Memalsukan data saat mengikuti perkuliahan 16 17

(51)

7. Menyalin artikel atau makalah milik orang lain dan mengaku sebagai pekerjaan sendirp

18 19

8. Membeli artikel atau makalah orang lain 20 21 9. Menggunakan artikel atau makalah milik

orang lain

22 23

10. Mengerjakan tugas teman 24

11. Membiarkan teman untuk melakukan kecurangan

25,26 12. Membantu teman menyontek saat ujian 27,28 29

3. Pengukuran

Pengukuran dalam variabel yang diteliti ini merupakan sikap seseorang, opini seseorang, persepsi anak terhadap fenomena yang ada sehingga pengukuran dalam variabel yang diteliti ini menggunakan jenis skala likert.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudaryono (2015:100) dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi subvariabel kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Pada jenis pengukuran skala likert ini instrumen pertanyaan atau pernyataan dapat dibuat berbentuk pilihan ganda atau checklist.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat diperolehnya data mengenai variabel-variabel tertentu Arikunto (2002:12). Perolehan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut.

(52)

1. Angket/Kuesioner

Suharsimi Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup.

Menurut Nasution (2000:129), angket tertutup adalah angket yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.

2. Observasi

Merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk menguji apakah data termasuk valid dan reliabel, maka digunakan teknik pengujian instrumen sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Pengukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai nilai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

(53)

mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).

Dalam melakukan fungsi ukurnya menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu:

= N ∑ − (∑ ) (∑ )

{ ∑ − (∑ ) } { ∑ − (∑ ) } Keterangan:

: koefisien validitas

: jumlah subjek atau responden

∑ : jumlah skor butir pertanyaan

∑ : jumlah kuadrat skor butir pertanyaan

∑ : jumlah skor total pertanyaan

∑ : jumlah kuadrat skor toatal pertanyaan

∑ : jumlah pekalian skor butir dengan skor total

Untuk menentukan valid tidaknya instrumen maka ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Bandingkan nilai r-hitung dengan nilai r-tabel. Nilai r-tabel di peroleh dari table r Product Moment.

b. Jika nilai ℎ ≥ dengan tarif signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan valid, jika sebaliknya maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pernyataan. Menurut Sujarweni (2012:186) butir pernyataan dikatakan valid jika r hitung > r tabel.

Pelaksanaan uji validitas ini dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2017 dan 2018 di Universitas Sanata Dharma dengan jumlah responden (N) sebanyak 103 mahasiswa. Dari hasil uji validitas, dengan taraf signifikansi 5% dan hasil pengujian diketahui bahwa derajat

(54)

kebebasan df = n-2 maka df = 103-2= 101, menunjukkan r tabel sebesar 0,194. Pengujian validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.

Berikut ini adalah hasil uji validitas instrumen variabel penelitian motivasi belajar, teman sebaya dan kecurangan akademik.

a. Motivasi Belajar

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar No Item

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,367 0,194 Valid

2 0,317 0,194 Valid

3 0,573 0,194 Valid

4 0,671 0,194 Valid

5 0,567 0,194 Valid

6 0,689 0,194 Valid

7 0,433 0,194 Valid

8 0,324 0,194 Valid

9 0,258 0,194 Valid

10 -0,186 0,194 Tidak Valid

11 -0,037 0,194 Tidak Valid

12 0,404 0,194 Valid

13 0,571 0,194 Valid

14 0,459 0,194 Valid

15 0,482 0,194 Valid

16 0,413 0,194 Valid

Sumber : data primer, diolah 2019

Berdasarkan tabel hasil pengujian validitas di atas, dari 16 butir pernyataan ada 2 butir pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 10 dan 11, maka untuk item tersebut tidak diikutsertakan. Berikut rangkuman hasil pengujian validitas yang baru setelah item tersebut dihilangkan.

(55)

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar (Kedua)

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,362 0,194 Valid

2 0,316 0,194 Valid

3 0,583 0,194 Valid

4 0,632 0,194 Valid

5 0,592 0,194 Valid

6 0,680 0,194 Valid

7 0,505 0,194 Valid

8 0,320 0,194 Valid

9 0,234 0,194 Valid

12 0,447 0,194 Valid

13 0,615 0,194 Valid

14 0,533 0,194 Valid

15 0,503 0,194 Valid

16 0,468 0,194 Valid

Sumber : data primer, diolah 2019

Setelah melakukan pengujian kembali dengan menghilangkan item yang tidak valid maka didapat hasil seperti pada tabel di atas. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai r hitung > r tabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa 14 butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Gambar

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Bivariat Variabel Motivasi Belajar dengan Kecurangan Akademik ..........................................................
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 4. 1 Responden Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Undang- undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan kepariwisataan, khususnya

This paper: attempts to discuss the literature concerning the bilingual education in the United States especially in Ohio State with a focus on the preparation and the

[r]

Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus

Students understand the meaning of functional written texts and short essays in the form of descriptive and procedure texts related to the social environment.

dLITGST slSIIM I(oNTROT

Tingkat Diskon seringkali digunakan untuk menghitung bunga wesel atau bunga pinjaman yang dipotong di muka... Agus meminjam Koperasi Simpan Pinjam selama 12 bulan dengan

AOSORPSI ATOM SILIXON PADA PERMUKAAN GRAFENA OENGAN METODEAM 1 MENGGUNAKAN. PA(ET