• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MANDIRI 1 (CRITICAL BOOK REVIEW) BUKU WAJIB(1): KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN. (Tim Pengembang MDP,UPI, 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS MANDIRI 1 (CRITICAL BOOK REVIEW) BUKU WAJIB(1): KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN. (Tim Pengembang MDP,UPI, 2016)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANDIRI 1 (CRITICAL BOOK REVIEW)

BUKU WAJIB(1): KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN (Tim Pengembang MDP,UPI, 2016)

BUKU PEMBANDING(2): KURIKULUM DAN PENGAJARAN (Prof. Dr. S.Nasution,M.A., 2010)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran

Oleh,

AFRISKA SIRAIT (1702050101)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHUN 2018

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Tulisan ini telah saya susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tulisan ini.

Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca tenang contoh Critical review.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan,27 oktober 2018

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI Cover

Kata Pengantar _____________________________________________________________ i DAFTAR ISI _______________________________________________________________ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Manfaat Critical Book Review ____________________________________________ 1 B. Tujuan Penulisan Critical Book Review _____________________________________ 1 C. Identitas Buku _________________________________________________________ 1 BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. BUKU WAJIB 1 ( BAB 1- BAB 11)

BAB 1 PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI, DAN PERANAN KURIKULUM _______ 2 BAB 2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Landasan Filosofi ______________________________________________________ 3 2. Landasan Psikologis ____________________________________________________ 3 3. Landasan sosial dan budaya ______________________________________________ 3 4. Landasan ilmiah dan teknologi ____________________________________________ 3 BAB 3 KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. komponen tujuan _______________________________________________________ 4 2. Komponen isi kurikulum/materi pelajaran ___________________________________ 4 3. Komponen metode atau strategi pencapaian tujuan ____________________________ 4 4. komponen evaluasi _____________________________________________________ 4 BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Prinsip umum _________________________________________________________ 5 2. Prinsip Khusus ________________________________________________________ 5 BAB 5 MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM

A. Model Pengembangan ________________________________________________ 5

B. Organisasi Kurikulum _______________________________________________ 7

(4)

iii

BAB 6 EVALUASI KURIKULUM ______________________________________________ 8 BAB 7 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN _____________________________________ 8 BAB 8 KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN _____________________________ 9 BAB 9 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

a. Prinsip Umum _________________________________________________________ 10 b. Prinsip Khusus ________________________________________________________ 10 BAB 10 PENDEKATAN, STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN _______________ 11 BAB 11 INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN _________________________ 12 B.BUKU PEMBANDING (BAB 1 – BAB 10 )

BAB 1 KONSEP-KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PENGAJARAN ______________ 15 BAB 2 DETERMINAN KURIKULUM

1. Determinan filosofis ____________________________________________________ 16 2. Determinan sosiologis ___________________________________________________ 16 3. Determinan psikologis __________________________________________________ 16 4. Determinan hakikat pengetahuan __________________________________________ 18 BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau displin ilmu) __________________ 19

2. Pendekatan interdisipliner ________________________________________________ 19

3. Pendekatan rekonstruksionisme ___________________________________________ 19

4. Pendekatan humanistik __________________________________________________ 20

5. Pendekatan “accountability” ______________________________________________ 20

6. Pendekatan pembangunan nasional ________________________________________ 20

7. BAB 4 TUJUAN PENGAJARAN ________________________________________ 21

BAB 5 STRATEGI DAN SUMBER MENGAJAR _________________________________ 23

BAB 6 MENDISAIN RENCANA EVALUASI KURIKULUM _______________________ 23

BAB 7 DISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN EFEKTIF _____________ 24

(5)

iv

BAB 8 MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN MEMECAHKAN

MASALAH _________________________________________________________________ 25 BAB 9 PERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIF ____________ 26 BAB 10 PENDIDIKAN AFEKTIF, PERSPEKTIF HISTORIS DAN MODEL-MODEL

PENDIDIKAN AFEKTIF _____________________________________________________ 27 BAB III PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU ______________________________________________ 29 B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. Kelebihan Buku ____________________________________________________ 35 2. Kekurangan Buku ___________________________________________________ 36 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ___________________________________________________________ 37

B. Saran ________________________________________________________________ 39

DAFTAR PUSTAKA _________________________________________________________ 40

(6)

1

BAB 1 PENDAHULUAN C. Manfaat Critical Book Review

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran

2. Untuk mempermudah mahasiswa dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan buku 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kurikulum dan pembelajaran

D. Tujuan Penulisan Critical Book Review 1. Untuk membandingkan isi buku

2. Agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam membaca 3. Untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan informasi 4. Melatih mahasiswa dalam membaca

E. Identitas Buku yang di Review

 Buku wajib (1)

1. Judul : Kurikulum dan Pembelajaran

2. Edisi : 6

3. Pengarang : Tim Pengembang MDP, Universitas Pendidikan Indonesia 4. Penerbit : PT. Raja Grafindo Persapa

5. Kota Terbit :Jakarta 6. Tahun Terbit : 2016

7. ISBN :978-979-769-382-4

 Buku Pembanding (2)

1. Judul :Kurikulum dan Pengajaran

2. Edisi : 6

3. Pengarang : Prof. Dr. S. Nasution, M.A.

4. Penerbit : PT Bumi Aksara 5. Kota Terbit : Jakarta

6. Tahun Terbit : 2010

7. ISBN : 979-526-240-8

(7)

2

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU A. BUKU WAJIB 1 ( BAB 1- BAB 11)

BAB 1 PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI, DAN PERANAN KURIKULUM

Dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu : Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoritis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum yaitu : substansi,sistem dan bidang studi. Pengertian kurikulum juga dikaitkan dengan 4 dimensi yaitu:

1. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi ide 2. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana 3. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas 4. Kurikulum dikaitkan dnegan dimensi hasil.

Kurikulum sangat berfungsi bagi setiap individu,misalnya bagi orangtua fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah, bagi kepala sekolah fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan, bagi masyarakat fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah, bagi guru fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran serta bagi siswa fungsi kurikulum ada 6 yaitu : Fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi diferensiasi,fungsi persiapan,fungsi pemilihan dan fungsi diagnostik.

Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni : (1) memiliki peran

konservatif, (2) kreatif, (3) kritis, dan (4) evaluatif.

(8)

3

BAB 2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Landasan pengembangan kurikulum ada 4 yaitu : landasan filosofi, landasan psikologis, landasan sosiologis dan landasan teknologis dan pengembangan kurikulum.

1. Landasan Filosofi yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas,hakikat manusia,hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofi tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan,pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta peranan peserta didik dan peranan pendidik.

2. Landasan psikologis yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan tiitk tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan kurikulum yaitu teori belajar kognitif, teori belajar behavioristik dan teori belajar humanistik.

3. Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologis dan antropolgi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurkulum. Karakteristik sosial buaday dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

4. Landasan ilmiah dan teknologi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari riset atau

penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam

mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan

dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik bersifat hardware atau software

sehingga pendidikan yang dilaksanakn dapat menyesuaikan ddiri dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(9)

4

BAB 3 KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum merupakan suatu sistem yamg memiliki komponen-komponen tertentu.

Kurikulum terbnetuk oleh 4 komponen yaitu : 1. komponen tujuan

Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institutional, Tujuan Kurukuler, dan Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran.

Didalam komponen tujuan terdapat 3 domain (bidang) yaitu:

A. Domain kognitif ada 6 tingkatan : pengetahuan, pemahaman, penerapan,analisi, sintesis, evaluasi.

B. Domain Afektif ada 5 tingkatan : Penerimaan, Merespons, menghargai, mengorganisasi, karakteristik nilai

C. Domain Psikomotor ada 6 tingkatan : persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, menyesuaikan, dan menciptakan

2. Komponen isi kurikulum/materi pelajaran

Merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dnegan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tegambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan sisiwa.

3. Komponen metode atau strategi pencapaian tujuan

Merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum yamg memiliki peran penting sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada a

plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving

something.

4. komponen evaluasi

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:

- tes biasanya digunakan untuk mnegukur kemampuan siswa dalam aspke kognitif atau

tingkat penguasaan materi pembelajaran. Jenis-jenis tes tersebut meliputi jumlah

peserta, tes hasil belajar yang dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual

(10)

5

serta dibedakan menjadi tes buatan guru (disuusn untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan serta tes standar (tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan sisiwa sehingga berdasarkan kemampuan tes tersebut.

- Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspke tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Jenis-jenis tersebut yaitu wawancara, studi kasus,,observasi dan skala penilaian.

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prinsip adalah suatu hal yang sifatnya sangat penting dan mendasar, terlahir dari dan menjdai suatu kepercayaan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanan kurikulum.

Setidaknya ada 4 sumber prinsip pengembangan kurikulum yaitu : data empiris, data eksperimen, cerita/legenda yang hidup dimasyarakat, dan akal sehat. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum diklasifikasikan kedalam 3 tipe yaitu : anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh, anggapan kebenaran parsial, dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian.

Prinspi pengembangan kurikulum dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Prinsip umum yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : relevansi,fleksibilitas, kontinuitas,praktis/efesien, efektivitas

2. Prinsip khusus yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan,prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan, prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran dan prinsip yang berkenaa dengan media atau alat bantu pembelajaran serta prinsip yang berkenaan dengan evaluasi.

BAB 5 MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM F. Model Pengembangan

Model pengembangan kurikulum yaitu langkah sistematis dalam proses penyusunan kurikulum yang mendesain, menerapkan dan mengevaluasi. Dewasa ini telah banyak dikembangkan model-model pengembangan kurikulum yaitu :

1. Model ralph Tyler

(11)

6

Ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum yang meliputi : - Menentukan tujuan pendidikan

- Mennetukan proses pembelajaran yang harus dilakukan - Mennetukan organisasi pengalaman belajar

- Mennetukan evaluasi pembelajarn

2. Model Administratif

Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan istilah dari atas kebawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure) artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaanya dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum.

3. Model Grass Roots

Pengembangan kurikulum ini dapat dikembangkan pada lingkup luas maupun lingkup yang sempit. Pengembangan kurikulum model ini sangat membutuhkan dukungan moril maupun materiil yang bersifat kondusif dari pihak pimpinan.

4. Model Demonstrasi

Ada beberapa kebaikan dalam penerapan pengembangan kurikulum model ini diantaranya adalah : (1) kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah diuji dan diteliti secara ilmiah, (2) perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan perubahan kurikulum yang sangat luas dan kompleks, (3) hakikat model demonstarsi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen dan pelaksanaa dilapangan, (4) model ini akan menggerakkan inisiatif, kreatifitas guru-guru serta memberdayakan sumber-sumber administrasi untuk memnuhi kebutuhan dan minat guru dalam mengembangkan program yang baru

5. Model Miller-Seller

Model ini merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model tranmisi dan model transaksi dengan tahapan pengembangan sebagai berikut :

- Klarifikasi orientasi kurikulum - Pengembangan tujuan

- Identifikasi model belajar

(12)

7

- Implementasi

6. Model Laba

Merupakan modifikasu dari model Tyler. Modifikasi tersebut penekanannya terutama pada pemusatan perhatian guru. Model ini lebih bersifat induktif, berbeda dengan model tradisional yang deduktif. Langkah-langkahnya adalahs ebagai berikut :

- Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru - Menguji unit eksperimen

- Mengadakan revisi dan konsolidasi

- Pengembangan keseluruhun kerangka kurikulum (deeveloping a frame work) - Implementasi dan desiminasi

7. Model Beauchamp

Proses pengembangan kurikulum emmiliki 5 tahap yaitu : - Mennetukan arena atau wilayah yang akan dicakup - Menetapkan personalia

- Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum - Implementasi kurikulum

- Evaluasi kurikulum

G. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum merupakan pola susuan sajian isi kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar,sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Secara umum terdapat dua bentuk organisasi kurikulum yaitu : 1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran meliputi : - Mata pelajaran yang terpisah-pisah

- Mata pelajaran terhubung - Fungsi mata pelajaran

2. Kurikulum terpadu meliputi :

- Kurikulum inti

(13)

8

- Social functions dan persistent situations - Experience atau activity curriculum BAB 6 EVALUASI KURIKULUM

Tes adalah suatu pengumpulan data yang dirancang secara khusus,terlihat dari konstruksi butir soal yang digunakan, jenis pertanyaan yang diberikan,serta penyelenggaraanya yang diatur secara khusus. Pengukuran adalah proses tyang bertujuan untuk menetpakan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah dicapai oleh peserta didik.

Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum,baik dalam pembuatan kurkulum baru,memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak,dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam 5 model yaitu :

1. Measurement yaitu pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok.

2. Congruence yaitu pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi.

3. Illumination yaitu studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.

4. Educational system evaluation yaitu perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment

5. Cipp yaitu model evaluasi dengan fokus pada contect,input,process,serta product.

Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan sebagai berikut :

1. Untuk perbaikan program

2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak

3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan

BAB 7 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

(14)

9

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri,dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu,menjadi mampu melakukan sesuatu,atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi temapil. Pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkansiswa yang belajar. Pada pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang ingin dicapai ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompetensi yang ingin dicapai dengan segala indikatornya.

Landasan konsep pembelajaran ada 5 bagian yaitu : filsafat, psikologi, sosiologi, komunikasi dan teknologi. Proses pembelajaran meliputi kegiatan dari membuka sampai menutup pelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran meliputi : kegiatan awal yaitu melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan bila dianggap perlu memberikan pretest, kgiatan inti yaitu kegiatan utama yang dilakukan guru dalam memberikan pengalaman belajar, melalui berbagai strategi dan metode yang dianggap sesuai dengan tujuan dan materi yang akan disampaikan dan kegiatan akhir yaitu menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan pemberian tugas atau pekerjaan rrumah bila dianggap perlu

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal , yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar dairi siswa.

BAB 8 KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

Kata pengajaran lingkupnya lebih kecil daripada pembelajran. Dipihak lain, ada yang berpendapat bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakikatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagi guru sebagai dampak pembelajaran berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan kurikulum selanjutnya.

Sedangkan bagi siswa sebagai dampak pengirng berupa terapan pengetahuan dan/atau kemampauan dibidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembnagan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

Tujuan pembelajaran adalah suatu target yang ingin dicapai,oelh kegiatan pembelajaran. Secara rinci hierarki tujuan tersebut dikelompokkan dalam bagian berikut :

1. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan yang sifatnya umum dan sering kali disebut

dengan tujuan pendidikan nasional.

(15)

10

2. Tujuan Institusional/lembaga merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan.

3. Tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.

4. Tujuan instruksional/pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran.

Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Bila dirinci lebih lanjut, isi kurikulum atau bahan pembelajaran itu dapat dikategorikan menjadi 6 jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,proses,dan nilai serta keterampilan.

Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran,yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem tersebut.

Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Beberapa strategi pembelajarn dan metode mengajara yang dapat digunakan sebagai alternatif upaya pencapaian tujuan pembelajaran yaitu : strategi ekspositori klasikal, metode tanya jawab, strategi heuristik, pengajaran kelompok (kecil) dan pengajaran perorangan (individual).

Media pembelajaran dikelompokkan menjadi berikut : media visual,media audio, media audio-visual, kelompok media penyaji dan media objek serta media interaktif

BAB 9 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip pembelajaran ada beberapa jenis yaitu : a. Prinsip umum pembelajaran meliputi :

- Bahwa belajar mengahsilkan perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen - Peserta didik memiliki potensi, gandrung dan kemampuan yang merupakan benih

kodrati untuk ditumbuhkembangkan

- Prubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses kehidupan

b. Prinsip khusus pembelajaran meliputi : - Prinsip perhatian dan motivasi

- Prinsip keaktifan

c. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya.

d. Prinsip pengulangan

(16)

11

e. Prinsip tantangan

f. Prinsip balikan dan penguatan g. Prinsip perbedaan individal

Dari pembahasan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran seperti yang telah dikemukakan di atas, pada pokoknya dapat dikemukakan ke dalam rangkuman berikut :

a. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaiti perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, maupun keterampilan)

b. Bahwa untuk terjadinya proses pembelajaran secara efektif dan efisien, maka terdapat beberapa ketentuan, kaidah,norma atau disebut dengan prinsip pembelajaran yang harus menajdi perhatian dan menjadi inspirasi dalam melaksanakan proses pembelajaran

c. Prinsip pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam 2 bagian yaitu : (1) prinsip pembelajaran yang bersifat umum yaitu bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang realtif permanen ;perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses kehidupan; (2) prinsip pembelajaran yang bersifat khusus antara lain yaitu : prinsip perhatian dan motivasi,keaktifan,keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan dan prinsip perbedaan individual

BAB 10 PENDEKATAN, STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan pembelajaran memiliki pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru, dan pandangan tentang siswa. Perbedaan inilah yang kemudian mengakibatkan strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda walaupun materi pembelajaran sama.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna pembelajaran

melalui suatu cara pandang tertentu;atau,aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu

dalam memahami makna pembelajaran. Bebrbagai pendekatan dalam rangka memahami

makna pembelajaran, antara lain :

(17)

12

1. Pendekatan filsafat terhadap pembelajaran meliputi beberapa aliran yaitu : idealisme, realisme, pragmatisme, konstruktivisme, eksistensialisme dan filsafat pendidikan nasional (pancasila)

2. Pendekatan psikologi terhadap pembelajaran meliputi 3 konsepsi yaitu : behaviorisme,kognitif, humanisme.

3. Pendekatan sistem terhadap pembelajaran merupakan pembelajaran yang dapat dipandang sebagai suatu keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berbagai jenis strategi pembelajaran yang dimaksud dapat dipilah berdasarkan karekteristik sebagai berikut : berdasarkan rasio guru dan siswa yang terlibat dalam pembelajarn, berdasarkan pol hubungan guru dan ssiwa dalam pembelajaran, berdasarkan pernana guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajarn, berdasarkan peranan guru dan siswa dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran, verdasarkan proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran.

Model pembelajaran adalh suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil-materiil pembelajaran termasuk buku-buku,film-film, pita kaset,dan program media komputer,dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang).

BAB 11 INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Inovasi dimaknai sebagi pembaharuan atau perubahan dengan ditandai adanya hal yang baru, sedangkan pada dasarnya inovasi merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-prktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertent yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik.

Beberapa contoh inovasi antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis

sekolah,pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstektual,pembelajaran

aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan. Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai

penyebarluasan dari aggasan inovasi tersebut melalui sutu proses komunikasi yang dilakukan

(18)

13

dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yangsifatnya pembaharuan atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut antara lain dalam hal manajemne pendidikan, metodologi pengajaran,media,sumber belajar, pelatihan guru,implementasi kurikulum, pembelajaran dan sebagainya.

Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirkan hal baru, atau berupa praktik-praktik pendidikian tertentu,atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

Dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi, Rogers (1983) mengemukakakn 4 ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi termasuk inovasi pendidikan yaitu : esensi inovasi itu sendiri, saluran komunikasi, waktu dan proses penerimaan dan ssitem sosial. Ada beberapa ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan yitu : memiliki kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program inovasi dilaksanak melalui program terencana, dan inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.

Tahap pelaksaan inovasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu meliputi : tahap pengetahuan, tahap bujukan, tahap pengambilan keputusan, tahap implementasi dan tahap konfirmasi. Karakteristik inivasi yang sangat memengaruhi derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung pada :

1. Adanya keuntungan relatif

2. Memiliki kekompakan/kesepahaman 3. Memiliki derajat kompleksitas 4. Dapat dicobakan (triability) 5. Dapat diamati (observability)

Ada 5 kategori perbedaan individu/kelompok yang harus diperhatikan dalam adopsi inovasi yaitu :

1. Para pembaru ataupioner/perintis (inovators) 2. Para adopter awal (early adopters)

3. Para kelompok mayoritas awal (early majority)

(19)

14

4. Kelompok mayoritas akhir (late majority) 5. Adopter akhir (late adopters)

Ada 4 tahapan yang harus dipertimbangkan dalam menadopsi inovasi termasuk dalam inovasi pendidikan yaitu :

1. Design

2. Awareness-interest 3. Evaluation

4. Trial (uji coba)

Sedangkan pada sisi lain. Target sistem ataupun sistem lain dalam penyebarluasan inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial yaitu :

1. Existing structure yaitu struktur sosial kemasyarakatan yang sudah ada

2. New structure yaitu struktur kemasyarakatn yang baru sebagai konsekuensi atas adanya inovasi

Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh tiga faktor yaitu :

1. Mental block barriers yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap mental 2. Hambatan yang sifatnya culture block (hambatan budaya)

3. Hambatan social block (hambatan sosial) yaitu hambatan inovasi sebagai akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.

Beberapa hasil inovasi yaitu : 1. KTSP

2. KBK

3. Kurikulum 2007

4. Broad Based Curriculum 5. Kurikulum sistem ganda (KSG) 6. Urikulum Muatan Lokal

Beberapa hasil inovasi pembelajaran yaitu : 1. Model pembelajaran Brain Based Learning 2. Model pembelajaran LCBT

3. Model pembelajaran ICARE

4. Model pembelajaran “ICARE” dalam pembelajaran TIK

5. Model pembelajaran tutorial based Instruction

(20)

15

6. Biological communication technology based learning

B. BUKU PEMBANDING (BAB 1 – BAB 10 )

BAB 1 KONSEP-KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PENGAJARAN

Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Kurikulum formal meliputi :

1. Tujuan pelajaran,umum dan spesifik 2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis

3. Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya

4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapainya

Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Kurikulum tak formal meliputi :

1. Pertunjukan sandiwara

2. Pertandingan antarkelas/ antarsekolah 3. Perkumpulan dengan hobby

4. Pramuka dan lain-lain

Dalam pengembangan kurikulum terdapat 2 proses utama yakni : 1. Pengembangan pedoman kurikulum meliputi :

- Latar belakang yang berisi falsafah dan tujuan lembaga pendidikan - Silabus yang berisi mata pelajaran

- Disain evaluasi termasuk strategi revisi

2. Pengembangan pedoman instruksioanl yang diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersipakannya sebagai pelajaran dalam kelas. Dengan demikiannapa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.

Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan

pedoman instruksional bertujuan untuk meningkatkan mutu sekolah dan universitas dengan

meningkatkan efektivitas mengajar dengan melakukan hal-hal berikut :

(21)

16

1. Menetukan kerangka umum kurikulum yang dapat disetujui bersama

2. Menetapkan standar minimal untuk tiap mata pelajaran atas persetujuan bersama,agar tiap guru yang mengajrkan mata pelajaran yang sama akan berusaha mencapai standar minimal itu, bahkan bila mungkin melebihinya

3. Menyediakan sumber belajar dan menafaatkannya sepenuhnya

4. Membantu tenaga pengajar muda dalam merencanakan pelajaran dan dalam proses belajar mengajar agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan

5. Menjamin diadakannya revisi kurikulum secara teratur.

BAB 2 DETERMINAN KURIKULUM Ada 4 determinan kurikulum yaitu : 1. Determinan filosofis

Pengembangan kurikulum yang mempunyai posisi yang jelas tentang pertanyaan- pertanyaan filosofi diatas telah memiliki dasar memungkinkannya mengambil keputusan yang sehat dan konsisten . akan tetapi dalam mengembangkan kurikulum ia tidak hanya menonjolkan falsafah pribadinya, akan tetapi harus mempertimbangkan falsafah negara, falsafah lembaga pendidikan serta staf pengajarnya

2. Determinan sosiologis

Tiap kurikulum mencerminksn keinginan,cita-cita,tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Keputusan yang akan diambil mengenai kurikulum akhirnya bergantung pada bagaimana ia bereaksi terhadap berbagai kebutuhan yang dikemukakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat, dan juga oleh falsafah hidup dan falsafah pendidikannya.

3. Determinan psikologis

Determinan itu mempunyai dua dimensi yang saling berkaitan yaitu : a. Teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar)

b. Hakikat pelajar secara individual antara lain berkenaan dengan taraf : motivasi, kesiapan ,kematangan intelektual,kematangan emosiona dan latar belakang pengalaman.

Terdapat 5 kelompok belajar utama yakni :

(22)

17

a. Teori behaviorisme yaitu : bertujuan pada peranan guru dalam menyajikan stimulus tertentu yang membangkitkan respons tertentu yang merupakan hasil belajar yang diinginkan juga berperan dalam menganalisis bahan pelajaran, membaginya dalam bagiab-bagian kecil, menyajikan satu persatu kepada siswa sambil memberikan balikan (reinforcement) berupa pujian jika benar, ada kalanya hukuman bila salah.

b. Teori psikologi daya (faculty psychology) yaitu menurut aliran ini, belajar ialahmendisplin dan menguatkan daya-daya mental, terutama daya pikir, melalui latihan mental yang ketat. Bila “otak” telah dikembangkan melalui studi matematika, bahasa klasik dan humaniora, maka pelajar akan mampu berkat pikiran rasionalnya mentransfer proses belajar itu pada bidang studi lain. Jadi yang mendapat perhatian adalah cara mempelajari bahan yang sulit seperti matematika dan bahasa klasik agar mendisplin dan mengembangkan proses-proses mental.

c. Teori pengembangan kognitif yaitu :kematanagn mental berkembang secara berangsur-angsur pada individu berkat interaksinya sebagai pelajar dengan lingkungan. Dengan bertambahnya usia anak, proses kognitif secara kontinu direstruktur agar mencapai tingkat pemikiran dan perbuatan yang lebih kompleks dan lebih matang.

d. Teori lapangan (teori gestalt) yaitu teori yang menggunakan konsep-konsep behaviorisme dan perkembangan kognitif dengan memasukkan unsur “O”

(=organisme,individu) di dalam rumus S-R menjadi S-O-R. Dalam belajar siswa tidak hanya menumpuk pengetahuan. Adakalanya terjadi “lompatan” yang disebut

“insight” atau pemahaman atau penalaran tiba-tiba. Masukkan informasi baru diproses secara mental dengan informasi yang tersimpan dalam ingatan dan dapatlah terjadi

“insight” atau pemahaman baru. Teori lapangan juga sangat mementingkan individu maka penganutnya cenderung menganjurkan pendidikan humanistik dengan memupuk konsep diri yang positif pada pelajar. Konsep diri yang positif memberi pengaruh yang baik sedangkan sebaliknya konsep diri yang negatif menghalangi proses belajar.

e. Teori kepribadian yaitu : terdapat 5 watak yang mempengaruhi pola motivasi individu yakni :

1. Tipe a-moral : anak sepenuhnya,egosentris, ia memuaskan diri tanpa

menghiraukan perasaan orang lain

(23)

18

2. Tipe “expedient” : anak agak egosentris, patuh tanpa memiliki sistem moral

“internal” dan dengan demikian dapat memuaskan kebutuhan diri, jadi ia diatur oleh kontrol “eksternal”.

3. Tipe konformis : anak berusaha memenuhi tuntutan eksternal kaena takut tidak mendapat perhatian dan penghargaan, jadi anak masih belum mempunyai sistem moral internal.

4. Tipe “irrational conscientious” ; anak “conscientious”, artinya ia telah memiliki sistem moral internal tetnang yang baik dan yang buruk, akan tetapi dalam pelaksanaanya ia sangat ketat dan kaku, tanpa mengizinkan pengecualian atau pertimbangan,sehingga tanpaknya seperti mengabaikan perasaan orang lain, dan karena itu dianggap “irrationa”, tak rasional.

5. Tipe altruistik rasional : pada saat ini sistem moral anak telah snagat berkembnag, ia menyadari kebutuhan dan keinginan orang lain, ia snagat sensitif dan rela berkorban untuk orang lain.

Teori kepribadian bertahan erat dengan teori perkembangan kognitif dan teori lapangan dalam usaha mengenal siswa sebagai individu. Tiap individu berkembang melalui tahap-tahap perkembangan namun menurut cara dan kecepatan yang agak berbeda dengan orang lain.

4. Determinan hakikat pengetahuan

Pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kiat cepat. Diperkirakan bahwa tipa tahun diterbitkanlebih dari 30.000 judul buku baru, belum lagi karangan-karangan ilmiah.

Perkembangan masyarakat yang dinamis menurut latar belakang pengetahuan dan keterampilan dari pekerja yang berbeda sekali dengan dua puluh tahun yang lalu, apakah dalam bidang kedokteran, teknik, perdagangan bahkan pertanian. Perubahan cepat ini memberi beban baru kepada pengembangan kurikulum, karena dialah harus memilih dan memutuskan “apa” yang harus diajarka kepada siapa.

BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Keempat determinan kurikulum telah merupakan pegangan umum dalam pengembangan kurikulum namun masih perlu lagi pegangan yang lebih terperinci yakni :

1. Memilih pendekatan kurkulum yang serasi untuk mendesain kurikulum dengan

mempertimbangkan keempat determinan itu

(24)

19

2. Berdasarkan pendekatan yang dipilih, menentukan mata pelajaran/mata kuliah yang akan disajikan, beserta scope dan sequencenya, yang dianggap dapat mencapai tujuan lembaga pendidikan itu.

Pendekatan-pendekatan kurikulum dibagi kedalam bagian berikut : 1. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau displin ilmu)

Pendekatan ini menggunakan studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurkulum, mislanya matematika, sains, sejarah, geografi, IPA, IPS, dan sebagainya seperti yang lazim kita dapati dalam sistem pendidikan kita sekrang di semua sekolah dan universitas. Yang diutamakan dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses dalam displin ilmu tertentu.

2. Pendekatan interdisipliner

Dibawah ini beberapa bagian pendekatan interdisipliner yaitu :

a. Pendekatan “broad-field” yaitu pendekatan yang berusaha mengintegrasikan beberapa displin atau matapelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

b. Pendekatan kurikulum inti (core curriculum) yaitu berusaha menghilangkan tembok pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dari berbagai disiplin ilmu guna memecahkan masalah sosial personal masa kini.

c. Pendekatan kurikulum masalah inti diperguruan tinggi yaitu pengetahuan inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.

d. Pendekatan kurikulum fusi yaitu : menyatukan dua (atau lebih) disiplin tradisional menjadi bidang studi baru.

3. Pendekatan rekonstruksionisme

(25)

20

Pendekatan ini memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk,rasialisme, interdependensi global,kemiskinan,malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai,keadilan sosial, hak asasi manusia dan lain-lain. Pendekatan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu pendekatan rekonstruksionisme konservatif dan radikal

4. Pendekatan humanistik

Kurikulum ini berpusat pada siswa, jadi “student-centered”, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar.

Para pendidik humanistik yakni, bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar berjalan itu memberi hasil maksimal. Pendekatan ini didisarkan pada 5 asumsi yaitu :

- Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya

- Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan p0elajaran akan merasa tanggung jawab atas keberhasilannya

- Hasil belajar akan meningkat di dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa yang saling memercayai, saling membantu, saling memperdulikan dan bebas dari ketegangan yang berlebihan

- Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberikan tanggung jawab kepada siswa atas kegiatannya belajar

- Kepedulian siswa akan pelajaran

- Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar 5. Pendekatan “accountability”

Dalam usaha mengembangkan standar yang dapat dipertanggungjawabkan, pendekatan kurikulum beralih ke arah apa yang disebut sistem tertutup atau model latihan. Dalam sistem tertutup keempat determinan (filosofi,sosiologis,psikologi dan pengetahuan) kebanyakan telah ditentukan sebelumnya sehingga kemungkinan mengadakan perubahan sangat tebatas.

6. Pendekatan pembangunan nasional

Pendekatan ini mengandung 3 unsur :

(26)

21

a. Pendidikan kewarganegaraan yaitu berorientasi pada sistem politik negara yang menentukan peranan,hak dan kewajiban tiap warga negara.

b. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional yaitu bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.

c. Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari yaitu keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap yakni :

1. Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistem ekonomi suatu negara 2. Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat

3. Keterampilan sebagai warga negara yang baik.

Pendekatan ini menggabungkan humanisme dengan pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan pembangunan nasional.

BAB 4 TUJUAN PENGAJARAN

Untuk merumuskan tujuan umum suatu bidang studi/mata pelajaran dapat kita lakukan sebagai berikut :

1. Sebutkan nama bidang studi/mata kuliah

2. Tentukan scopenya, yakni bahan yang meliputi bidang studi itu

3. Rumuskan hasil belajar yang diharapkan. Pertimbangkan ranah-ranah belajar yang dapat dimasukkan ke dalamnya.

4. Tentukan topik-topik yang akan dibicarakan

Tujuan umum (TU) suatu mata kuliah dalam pengembangan kurikulum yaitu : Mahasiswa akan :

1. Mempelajari konsep pokok dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan disain instruksional

2. Mengembangakn suatu pedoman kurikulum dan silabus perkuliahan untuk suatu bidang studi tertentu

3. Membuat disain dan rencana instryksional bidang studi itu.

Tujuan instruksional umum (TIU) suatu mata kuliah dalam pengembangan kurikulum

yakni :

(27)

22

1. Menentukan langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum dan proses membuat disain instruksional

2. Menjelaskan hubungan antara pengembangan kurikulum dan disain instruksional 3. Mengidentifikasikan dan menyatakan alasan atau rasional memilih pendekatan

kurikulum

4. Mengembangkan silabus suatu mata kuliah menurut pilihan sendiri meliputi : TU,rasional,TIU,topik-topik utama,persyaratan bagi siswa, bacaan wajib dan bacaan pelengkap, skala evaluasi dan kepustakaan

5. Mengembangkan pedoman kurikulum suat mata kuliah yang meliputi : silabus matakuliah, strategi belajar-mengajar bagi tiap topik, sumber belajar bagi tiap topik, rencana atau alat evaluasi untuk tiap topik.

6. Membuat disain suatu rencana instruksional salah satu topik (satuan pelajaran) dari silabus mata kuliah yang meliputi : topik serta hasil belajar siswa (TIU) yang di ambil dari silabus, sub-topik yang merupakan bagian topik atau satuan pelajaran,hasil belajar berupa TIK, kegiatan belajar siswa secara spesifik untuk tiap TIK atau perangkat TIK, usaha mencapai TIU berdasarkan TIK, menerapkan TIU berdasarkan TIK, sumber mengajar da belajat untuk tiap kegiatan belajar dan strategi evaluasi dan alat evaluasi untuk tiap TIK

Tujuan instruksional khusus (TIK) yang keberhasilannya dapat diukur padaa umumnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Apa dirumuskan dalam pernyataan yang mengandung perbuatan tentang sesuatu yang diharapkan dari siswa.

2. Hingga mana dinyatakan hingga mana kuantitas dan kualitas penguasaan siswa yang akan dijadikan dasar pengukuran/penilaian

3. Siapa dimaksud semua siswa yang mengikuti pelajaran itu, akan ttapi ada kalanya di adakan perbedaan persyaratan bagi siswa-siswa tertentu, misalnya antara pria dan wanita dalam pendidikan jasmani

4. Dalam kondisi yang bagaimana dalam hal tertentu kondisi spesifik harus di nyatakan secara eksplisit, misalnya mengetik surat dalam waktu kurang 3 menit perhalaman tanpa salah

Ada dua ranah dalam belajar yaitu :

(28)

23

1. Ranah kognitif yaitu memikiki 6 tingkatan : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi

2. Ranah afektif yaitu hasil belajar yang tidak dapat dilihat bahkan diukur sepertu halnya dalam bidang kognitif. Itu sebabnya ranah afektif memiliki tujuan yang lebih afektif dibandingkan ranah kognitif.

3. Ranah psikomotor yaitu ranah yang kurang mendapat perhatian para pendidik dibandingkan dengan kedua ranah yang lain. Akhir-akhir ini gerakan kesehatan dan kesegaran (fisik dan mental) kembali memusatkan perhatian kepada ranahh psiko motor ini.

BAB 5 STRATEGI DAN SUMBER MENGAJAR

Pedoman kurikulum biasanya terdiri atas 4 bagian utamanya yaitu : latar belakang, silabus, strategi dan disain evaluasi. Strategi dan sumber mengajar merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar apa yang direncanakan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya perencanaan yang cermat mengenai strategi dan sumber mengajar lebih terjamin bahwa kurikulim dapat diwujudkan dan apa yang diajarkan dikuasai dan dimilik siswa.

Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu terperinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti yang dicantumkan dalam rencana instruksional atau perispan satuan pelajaran. Untuk memilihi strategi mengajar, harus dipertimbangkan maksud tujuan pelajaran secara keseluruhan. Bila tujuannya mencapai hasil belajar pada tingkat tinggi, maka yang diperlukan ialah strategi yang tinggi yang lebih kompleks.

Sumber belajar sudah harus diusahaan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada taraf ini hendaknya dikerahkan sedapat mungkin tenaga pengajar untuk bersama-sama menyipakan segala sumber mengajar yang diperlukan. Sumber-sumber mengajar yang sudah siap dibuat harus segara dicata dalam katalog. Agar sistematis diberi kode tertentu.

BAB 6 MENDISAIN RENCANA EVALUASI KURIKULUM

Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpaevaluasi yang sistematis. Jika

evaluasi diadakan secara terus menerus, mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya,

akan tetapi dapat senantiasa diperbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan

perkembangan zaman. Evaluasi kurikulum tak dapat dilakukan dalam kehampaan dan hanya

(29)

24

mungkin bila ada suatu perangkat kriteria atau standar. Di masa lampau standar itu pada umumnya samar-samar, dirumuskan secara umum dan tak spesifik. Selanjutnya evaluasi kurikulum antara lain hendaknya didasarkan atas :

1. Determinan kurikulum yaitu : orientasi filosofis lembaga pendidikan itu, konteks sosial-ekonomi, hakikat pelajar, hakikat bahan pelajaran

2. Harapan-harapan “golongan klien atau konsumen”

3. Bukti mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar, biaya, dan waktu

Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari 3 dimensi, yakni dimensi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi III (operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Ada 5 metedologi penelitian yaitu :

1. Model diskrepansi provud

2. Model kontingensi-kontingensi stake 3. Model cipp stufflebeam

4. Model transformasi kualitatif eisner 5. Model lingkaran-tertutup corrigan

Laporan evaluasi biasanya terdiri dari 3 hal yakni :

1. Hasil-hasil, yaitu apa yang telah ditemukam berdasarkan data yang dikumpulkan 2. Kesimpulan, yaitu keputusan yang dapat diambil berdasarkan data itu dan apakah data

telah cukup memadai untuk mendukung keputusan itu

3. Rekomendasi, apakah cukup data untuk mendukung kelangsungan kurikulum, ataukah disarankan agar dijalankan lanjutan penilaian agar diperoleh data yang lebih banyak

BAB 7 DISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN EFEKTIF

Proses instruksional banyak didasarkan atas pedoman kurikulum yang telah disepakati bersama atau atas seperangkat tujuan dan harapan yang menjadi parameter bahan yang akan diajarkan. Pedoman kurikulum telah memberikan petunjuk umum tentang perencanaan pengajaran, misalnya yang berkenaan dengan :

- Tujuan

- Unit pokok,topik serta sub-topik

(30)

25

- Alternatif strategi mengajar untuk tiap unit, topik, sub-topik,TIU - Alternatif sumber belajar

- Persyaratan bagi siswa

- Disain penilaian dan standar keberhasilan Contoh rencana pelajaran harian yaitu :

Matakuliah : konsep-konsep dalam pendidikan nilai-nilai

Unit/topik : kurikulum dan pengajaran dalam pendidikan nilai-nilai Sub-topik : membuat persiapan pelajaran di kelas

TIU : mengembangkan rencana pelajaran harian berdasarkan satu TIU pendidikan Nilai-nilai Instruksi atau pengajaran adalah proses interaktf yang berlansung antara guru dengan siswa atau juga antara sekelompok siswa, dengan tujuan untuk memperoleh pengetaguan, keterampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang dipelajari itu. Pada tingkat situasional IV, pengajaran sinektik, siswa telah memiliki keterampilan dasar yang baik, dasar pengetahuan yang cukup dan telah bermotivasi instrinsik sebagai pelajar mandiri. Perananan guru berubah dari pemberi informasi dan pembimbing proses belajar menjadi teman dalam proses penemuan dan pemecahan masalah.

Pada taraf V ini kiranya ciri-ciri mengajar efejtif tidak lagi berlaku. Dalam sistem pendidikan formal rasanya sangat sedikit siswa yang aman mencapai tingkat ini, kevuali mungkin siswa pasca sarjana.

BAB 8 MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN MEMECAHKAN MASALAH

Pemecahan masalah bukan perbuatan yang seerhana, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya termasuk mengamati, melaporkan,mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasikan, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.

Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai manipulasi informasi secara sistematis,

langkah demi langkah, dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk

mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respons terhadap problema yang dihadapi. Untuk

memecahkan masalah kita harus melokasi informasi, menampilkannya dari ingatan lalu

memprosesnya dengan maksud untuk mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.

(31)

26

Pendekatan-pedekatan dalam pemecahan masalah yaitu memiliki sifat sebagai berikut:

1. Pendekatan reaktif yaitu : terdapat dalam situasi dimana seseorag tiba-tiba dihadapkan dengan masalah yang harus sekejap itu diputuskan

2. Pendekatan antisipatif yaitu :seseorang yang berantisipasi melihat masalah sewaktu mulai berkembang lalu ia secara sistematis memikirkan seperangkat alternatif lalu memilih salah satu diantaranya yang diduga akan serasi menghadapi masalah itu 3. Pendekatan reflektif yaitu : seseorang mengambil waktu untuk memikirkan suatu

masalah secara mendalam,menganalisis semua komponennya sambil menimbang dengan cermat tiap kemungkinan tindakan yang dapat diambil. Ia tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.

4. Pendekatan inpulsif yaitu seseorang bertindak inpulsif dalam menghadapi masalah, bila ia lebih mengikuti instink atau perasaan daripada refleksi atau pemikirannya. Bila ia “merasa” keadaan sudah cocok, maka itulah waktunya ia bertindak.

Unsur-unsur keterampilan berpikir yaitu meliputi : 1. Mengamati

2. Melaporkan

3. Mengklasifikasikan 4. Memberi label

5. Menyusun dan mengurutkan 6. Menginterpretasi

7. Membuat inferensi 8. Memecahkan problema

BAB 9 PERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIF

Pendidikan afektif, khususnya pendidikan nilai-nilai sejak dulu telah menjadi bagian

integral dari pendidikan. Pendidikan nilai-nilai adalah proses membantu siswa menjajaki

nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar meningkatkan mutu pemikiran dan perasaan

mereka tentang nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar meningkatkan mutu

pemikiran dan perasaan mereka tentang nilai-nilai. Tujuan pendidikan afektif adalah

membantu siswa agar ia meningkat dalam hierarki afektif, yakni dari tingkat paling bawah

(menerima pernyataan tentang nilai-nilai) melalui tingkat merespons terhadap nilai-nilai itu

(32)

27

dan akhirnya menginternalisasi sistem nilai-nilai sebagai tingkat tertinggi dalam perkembsngan afektif.

Tujuan pendidikan moral adalah membantu siswa agar lebih mampu memberi pendapat yang bertanggung jawab, adil dan matang mengenai orang lain. Dalam pendidikan para ahli menganjurkan adanya dua macam kurikulum, satu untuk mengembangkan otak belahan kiri (ranah logis-kognitif) dan satu lagi untuk mengembangkan otak belahan kanan (ranah afektif,kreatif).

Nilai-nilai dan standar moral (afektif) berkembang dan berubah bila individu mempertimbangkan informasi baru berhubung dengan iformasi yang telah dimiliki dan tersimpan dalam sistem modul otak (kognitif) dan juga keterampilan fisik yang bersangkutan.

Jadi, tiap perubahn kelakuan terjadi dalam interaksi suatu stimulus baru dengan informasi kognitif, afektif, dan psikomotor yang telh dimiliki.

Tiap guru bertanggungjawab membantu siswa agar ia tumbuh dan berkembang, agar kelakuannya berubah dalam dimensi-dimensi yang digariskan dalam ranah afektif.

BAB 10 PENDIDIKAN AFEKTIF, PERSPEKTIF HISTORIS DAN MODEL-MODEL PENDIDIKAN AFEKTIF

Ada beberapa garis pikiran utama yang tampil dalam abad ke-17, 18 dan 19 yang memberi pengaruh besar terhadap hakikat pendidikan afektif di dunia barat. Pendekatan- pendekatan ini diwakili oleh :

1. Thomas hobbes (1588-1697) menggambarkan negara sebagai manusia raksasa yang memperoleh semua kekuasaan tanpa batas dari rakyatnya berdasarkan suatu “kontrak sosial” dengan syarat menjamin perdamaian dan keamanan mereka.

2. Jean jacques rousseau (1712-1778) percaya bahwa anak lahir baik akan tetapi rusak dalam tangan manusia. Karena anak manusia pada dasarnya baik sewaktu dilahirkan, maka anak harus diberi kebebasan untuk berkembang secara wajar, menurut alam kodratnya (naturalisme).

3. Immanual kant (1724-1807) menyatakan bahwa manusia mampu berpikir rasional(rasionalisme). Diri-rasional adalah diri-moral. Diri-moral (moral self) adalah inti atau esensi manusia

4. Sigmund freud (1856-1939), kepribadian terbentuk dari : ego(diri,self), super-ego(diri

yang ideal,diri-sadar,diri-moral) serta ID (diri tak sadar).

(33)

28

5. John dewey (1859-1952) terdapat tiga tahap utama yakni : amoral, konvensional, otonomi.

6. Jean piaget (1896-1980) menyatakan bahwa belajar terjafi sebagai hasil strukturisasi kognitif yang dipengaruhi lingkungan eksternal.

Model-model pendekatan afektif meliputi :

1. Model konsiderasi (the consideration model) tujuan yang diharapkan adalaj agar kita menaruh kepedulian terhadap orang lain

2. Model pembentukan rasional ( the rationale building model) bertujuan agar para siswa dapat menilai isu sosial dari segi masyarakat demokratis dan pluralistik.

3. Model “values clarification” berarti mengusahakan agar nilai-nilai itu jelas bagi seseorang, jadi mencari kejelasan nilai-nilai seseorang yang bertujuan membantu siswa agar meneliti dan memganalisis nilai-nilai yang pada suatu saat di anutnya dalam berbagai situasi lalu menentukan secara bebas perangkat nilsi-nilai baru yang dianggapnya lebih sesuai dari yang lama.

4. Model pengembangan kognitif

5. Model analisis nilai bertujuan untuk mencapai prinsip-prinsip dalam penilaian melalui pengumpulan dan analisis data secara sistematis, rasional dan ilmiah.

6. Model aksi sosial bertujuan untuk mencoba membantu siswa mengembangkan

“kompetensi kewarganegaraanya”, sehingga ia melibatkan diri secara aktif dan produktif dalam perbaikan mutu lingkungan hidup, sekolah, masyarakat maupun negara.

7. Model masa depan : sains-teknologi masyarakat yang didasarkan atas asumsi bahwa masalah-masalah sosial yang kita hadapi dewasa ini sangat erat berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Model ini menekankan penggunaan metode pemecahan masalah yang memerlukan keterampilan berpikir tingkay tinggi seperti : - Menganalisis - merumuskan dan menguji hipotesis

- Meramalkan - mengkonstruk model dan prototipe

(34)

29

BAB III PEMBAHASAN A. PEMBAHASAN ISI BUKU

Pada bagian ini saya akan membuat beberapa pembahasan anatara buku wajib (buku I ) dengan buku pembanding (buku II) dan buku pembanding (buku III), yaitu

1. Penjelasan Tentang Definisi Kurikulum - Dalam buku wajib (1)

ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian kurikulum yaitu sebagai berikut :

a. Menurut harlod b. Alberty(1965) : semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah

b. Menurut saylor, alexander, dal lewis (1974) : kurikukulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun diluar sekolah

c. Menurut murray print (1993) : kurikulum meliputi perencanaan, pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan

d. Menurut r. Ibrahim (2005) : kurikulum menjadi 3 dimensi yaitu substansi, sistem, dan bidang studi

e. Menurut said hamid hasan(1988) : kurikulum memiliki 4 dimensi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yaitu ide/gagasan, rencana, aktivitas dan hasil

- Dalam buku pembanding(2)

ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.

Berdasarkan pendapat ke-2 buku diatas, kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam lingkungan sekolah berdasarkan pedoman-peoman yang suda ada dan telah ditentukan

2. Penjelasan Tentang Landasan Pengembangan Kurikulum - Dalam buku wajib (1)

terdapat 4 landasan pengembangan kurikulum yaitu :

(35)

30

a. Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakiakat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

b. Landasan psikolgis, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologis yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

c. Landasan sosial budaya, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari soiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam memngembangkan kkurikulum.

d. Landasan ilmiah dan teknologi, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yyang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

- Dalam buku pembanding( 2)

juga terdapat 4 landasan pengembangan kurikulum yaitu :

a. Landasan filosofis memiliki 4 aliran utama yaitu idealisme, realisme, pragmatisme/utilitarianisme dan eksistensialisme

b. Landasan sosiologis memiliki fungi bagi kepentingan masyarakat antara lain : (1) mengadakan perbaikan bahkan perombakan sosial; (2)mempertahankan kebebasan akademis dan kebebasan mengadakan penelitian ilmiah; (3)mendukung dan turut memberi sumbangan kepada pembangunan nasional; (4)menyampaikan kebudayaan dan nilai-nilai tradisional serta mempertahankan status quo; (5)mengeksploitasi orang banyak demi kesejahteraan golongan elite; (6)mewujudkan revolusi sosial untuk melenyapkan pengaruh pemerintahan terdahulu; (7)mendukung golongan tertentu seperti golongan militer,industri atau politik; (8)menyebarluaskan falsafah,politik atau kepercayaan tertentu; (9)mengarahkan dan mendisiplin jalan pikiran generasi muda;

(10)mendorong dan mempercepat laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;

(11)mendidik generasi muda menjadi warga negara nasional dan warga dunia;

(12)mengajarkan keterampiln pokok seperti membaca,menulis dan berhitung;

(13)memberikan keterampilan dasar bertalian dengan mata pencaharian.

c. Landasan psikologis memiliki dua dimensi yaitu : (1)teori belajar/bagaimana

sebenarnya siswa belajar?; (20hakikat pelajar secara individual antara lain berkenaan

dengan taraf : motivasi,ksiapan,kematangan intelektual,kematangan emosional dan

latar belakang pengalaman

(36)

31

d. Landasan hakikat pengetahuan yaitu dapat diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : (1)bahan diajarkan dengan tujuan apa?; (2)bahan itu diajarkan kepada siapa?

; (3)bagaimanakah bahan pelajaran itu diorganisasi.

Berdasarkan pendapat ke-3 buku diatas, landasan kurikulum memiliki 4 jenis yaitu : landasan filosofis, psikologis, sosiologis dan ilmu pengetahuan.

3. Penjelasan Tentang Komponen Pengembangan Kurikulum - Dalam buku wajib (1)

terdapat 4 komponen pengembangan kurikulum yaitu :

a. Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu : (1)tujuan Pendidikan Nasional/TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan; (2)Tujuan nstitusional/TI adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan;(3)Tujuan Kurikuler/TK adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi/mata pelajaran;(4)Tujuan nstruksional/Tujuan Pembelajaran/TP merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

b. Komponen isi/materi pelajaran merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa

c. Komponen metode/strategi merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum yang memiliki peran sangat penting, sebabberhubungan dengan implementasi kurikulun

d. komponen evaluasi merupakan sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes

- Dalam buku pembanding (2)

terdapat 5 pendekatan pengembangan kurikulum yaitu :

a. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau disiplin ilmu) menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum yang mengutamakan penguasaam bahan dan proses dalam displin ilmu tertentu

b. Pendekatan interdisipliner terdapat 4 bagian yaitu : (1)pendekatan “broad-field yaitu

pendekatan yang berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau materi pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian diatas tentang Peranan Orang Tua Dan Perilaku Anak Dalam Menyikat Gigi Dengan Kejadian Karies Anak, diperoleh simpulan sebagai berikut : Variabel Peranan

Apabila ventilasi kamar tidur memenuhi syarat kesehatan maka kuman TB dapat terbawa keluar ru- angan melalui ventilasi udara dan apabilah ventilasi buruk atau tidak memenuhi

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi- square diperoleh nilai p value = 1,000 lebih besar dari α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bah - wa tidak ada

Pengembangan Model P embelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.. Surabaya: Departemen

atau dalam luasan area yang cukup luas sehingga wilayah Dusun Pancuran masih.. memiliki satu kriteria yang sama menyangkut tentang aspek keamanan

Gambar 15 : Pola pemanfaatan ruang terbuka publik oleh pengemudi mobil pada malam hari Sumber: Analisis penulis, 2014. Analisa aktivitas pengemudi mobil pada siang, sore dan

Oleh karena itu penolakan terhadap eksistensi organisasi LGBT bagi elite partai Islam bukan merupakan sikap diskriminasi terhadap kaum LGBT sebab jika dibiarkan terjadi

Di wilayah Puskesmas Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang, hasil penelitian menunjuk- kan bahwa proporsi status gizi kurang pada balita sebesar 52,1% dan ada hubungan