• Tidak ada hasil yang ditemukan

bbc slide genetika klinik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bbc slide genetika klinik"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Gregor Johann Mendel.

GENETIKA KLINIK

dr. Kamajaya,MSc,SpAnd. Bagian Biologi FK-USU, M

e d a n .

I. GENETIC

TRANSFORMATION

(2)

Gregor Mendel pertama kali meletakkan dasar-dasar

penurunan sifat melalui pengamatannya thd tumbuhan

sweat-pea (

Pisum sativum

) sekitar abad ke-XVI.

Sifat-sifat herediter yang diturunkan berdasarkan

Hukum-hukum Mendel disebut Inheritansi Mendel.

Johanssen seorang ahli botani memberi nama

“Gene”

untuk faktor Mendel. Gen inilah yang berfungsi sebagai

pembawa sifat herediter yang diturunkan kepada

turunan.

Ada 3 hal utama yang ditentukan dari 2 Hukum Mendel,

yakni :

• 1. Inheritansi unit : sepasang sifat dapat dibawakan oleh

pasangan “faktor”. Pasangan faktor yang sama disebut

pasangan faktor homozigot, dan bila anggota pasangan faktor berbeda disebut heterozigot.

• 2. Segregasi : setiap individu akan membawa 2 faktor

untuk setiap pasang sifat herediter. Hanya 1 faktor saja yang diturunkan pada turunan nya dalam tiap kali

persilangan.

• 3. Free-assortment (ketergantungan-bebas) : Setiap

pasangan faktor membawa sifat tertentu dan tidak

dipengaruhi oleh efek herediter pasangan faktor lainnya.

(3)

PENURUNAN SIFAT HEREDITER.

Penurunan sifat herediter (Genetika transformasi)

adalah cabang genetika yang mempelajari cara-cara

penurunan sifat/penyakit/cacat herediter.

Penurunan sifat secara umum terbagi atas 2 bentuk,

yakni :

1. Mendelian Inheritansi.

• 1.1. Monohiybrid inheritansi.

• 1.2. Dihybrid inheritansi.

• 1.3. Trihybrid inheritansi

• 1.4. Multihybrid inheritansi.

2. Non-Mendelian Inheritansi.

• 2.1. Inheritansi dominansi inkomplit.

• 2.2. Inheritansi intermedier.

• 2.3. Inheritansi gen-berganda.

• 2.4. Inheritansi epistasis.

• 2.5. Inheritansi alel-berganda

• 2.6. Inheritansi sehub. dgn perbedaan jenis kelamin.

− 2.6.1. Sex influenced characters.

− 2.6.2. Sex limited characters.

(4)

1. INHERITANSI MENDEL.

A. Hipotesa Mendel

• Sepasang sifat dibawakan oleh sepasang faktor.

• Anggota pasangan faktor, satu dominan thd alel nya.

• Kedua anggota pasangan faktor terpisah dalam dua

gamet yang berbeda.

B. Kaidah Mendel.

• Kaidah Mendel-I. Bila dipersilangkan sepasang individu

dgn sepasang sifat alternatif, maka pd turunan-I akan muncul sifat yg dominan, dan pd turunan-II sifat yg

dominan dan recesif diturunkan dlm perbandingan 3 : 1.

• Kaidah Mendel-II. Bila dipersilangkan sepasang individu

dengan dua pasang sifat alternatif atau lebih, maka setiap pasang sifat diturunkan tidak tergantung satu dgn yang lain.

→ Batasan / kriteria Mendel :

1. Setiap sifat herediter dibawakan oleh sepasang faktor. 2. Anggota pasangan faktor satu dominan thd alel nya.

(5)

MENDELIAN INHERITANCES.

A. Monohybrid.

P.

Black X

White F2.

BB

bb

G1. B

b

F1.

Bb

(Black)

G2. B - b

F2.ratio = Black : White = 3 : 1.

B

b

(6)

B. Mendelian dihybrid

P.

Black-short X

White-long

BBSS bbss

G1. BS bs

F1. BbSs

(Black-short)

G2. BS

Bs

bS - bs

F2.

BS

Bs

bS

bs

BS

BBSS

BBSs BbSS BbSs

Bs

BBSs

BBss BbSs Bbss

bS

BbSS

BbSs bbSS bbSs

bs

BbSs

Bbss

bbSs

bbss

(7)

PEDIGREE.

1ST GENERATION

2ND

GENERATION

3RD

GENERATION

4RD

GENERATION

Propositus /proband

Carrier

(8)
(9)

TRANSMISSION GENETICS.

1. Mendelian Genetics.

Autosomal dominant.

Contoh : porphyria, brachydactyly, osteogenesis

imperfecta.

Bentuk homozigot dan heterozigot akan defek.

Suami defek homozigot, isteri normal

Suami defek heterozigot, isteri normal

Suami defek heterozigot, isteri defek heterozigot

(10)

INHERITANSI DOMINAN AUTOSOMAL.

Sifat yang manifest pd heterozigot.

Umumnya terjadi krn mutasi kode-gen utk struktur

protein diturunkan dominan dan akan diturunkan ke

banyak generasi dlm keluarga.

Misalnya : porphyria, brachydactyly, osteo-genesis

imperfecta.

Terkadang dimunculkan dalam bentuk “transmisi

vertikal”.

Resiko genetik : Anak dgn penyakit autosomal

dominan akan menurunkan nya pd 50% turunan nya;

dan setiap anak turunan ini mempunyai

kemungkinan mendapatkan penyakit ini pd 50%

turunannya.

Kesimpulan :

• 1. Penderita dapat mempunyai genotip homozigot

ataupun heterozigot.

• 2. Penurunan sifat tidak tergantung jenis kelamin

• 3. Penderita heterozigot menurunkan sifat ini kpd

sebagian anak nya, dan penderita homozigot menurunkan sifat ini ke semua anak-anak nya.

(11)

Variasi penurunan sifat autosomal dominan.

1. Pleiotropy.

• Setiap gen hanya memberikan satu efek utama yi.

Secara langsung dlm sintesa rantai polipeptida.

• Dari efek primer ini banyak hal yg terjadi → multiple

phenotype.

• Contoh : Tuberous sclerosis.

2. Penetrance dan Expressivity.

• Penetrance : gen yg menunjukkan fenotip nya.

• Expressivity : tingkatan bentuk fenotip. Secara klinik

penyakit bermanifestasi ringan, sedang atau berat.

3. Variable Expressivity.

• Gambaran klinik yg bervariasi dari seorang ke orang

lainnya.

• Contoh : Neurofibromatosis Type I.

4. Reduced Penetrance.

• Individu heterozigot yang mengalami mutasi gen

dominan, namun tak terdeteksi secara klinis.

5. Forme Fruste.

• Ekspresi gambaran klinik yg tak sesuai

(non-significant) dgn abnormalitas, penyakit dan sindroma.

(12)

New mutation.

• Gambaran fenotip yg tak diperkirakan disebab kan

oleh kesalahan transmisi gen.

• Turunan menderita penyakit herediter tertentu,

dimana penyakit yg sama tak ditemui pd kedua parental.

• Contoh : achondroplasia.

• Bila mutasi tidak menyebabkan kelainan atau

gangguan kesehatan penderita → disebut

polymorphism.

• Mutasi dpt terjadi akibat perobahan urutan-basa (base

sequences) di bagian fungsional gen (exon);

menyebabkan pembentukan protein dgn as.amino yg

berbeda → disbt nissence mutation.

Ko-dominan dan Inheritansi intermedier.

• Ko-dominan : dua alel, yg kedua nya meng expresikan

bentuk heterozigot. Misalnya : golongan darah ABO.

• Inheritansi intermedier : Gambaran klinik pd

(13)

INHERITANSI AUTOSOMAL RECESIF

.

Hanya manifest bila alel mutan dlm dosis ganda

(homozigot).

Turunan heterozigot tdk menunjukkan gejala,

namun menjadi carrier.

Resiko genetik : Turunan dari parental heterozigot

mempunyai kemungkinan 1 : 4 (25%)

→ homozigot

penderita; 1 : 2 (50%) kemungkinan heterozigot

(bukan penderita).

Kesimpulan :

• Turunan akan menjadi penderita hanya bila homozigot.

• Penurunan sifat tak dipengaruhi perbedaan jenis

kelamin.

• Hanya muncul pd tingkatan saudara kandung; tidak pd

orang-tua, turunan mereka ataupun keluarga lain nya.

• Ratio : penderita : carrier : normal = 1 : 2 : 1. Resiko muncul nya dlm keluarga 1 dlm 4 kelahiran.

• Parental dari penderita, kemungkinan menikah

(14)

TRANSMISSION GENETICS.

1. Mendelian Genetics.

Autosomal recesive.

Chance : 25% homozygous affected, 50%

heterozygous unaffected, & 25% homozygous

unaffected.

Suami defek homozigote, isteri normal

Suami normal heterozigot, isteri normal.

Suami normal heterozigot, isteri normal heterozigot.

(15)

Beberapa variasi penurunan sifat autosomal

recesif.

1. Pseudodominance.

Bila individu homozigot utk penyakit recesif

autosomal yg menikah dgn wanita carrier utk

penyakit yg sama. Turunan nya mempunyai

kemungkinan menderita 1 : 2 (50%)..

2. Locus Heterogeneity.

Penyakit yg diderita seorang anak disebabkan

mutasi di lebih dari satu gen atau yg dikenal dgn

nama locus heterogeneity.

Contoh : Penyakit gangguan sensorineural

pendengaran.

3. Mutational Heterogeneity.

Heterogeneity juga dpt dlm tingkatan alleles.

(16)

PROBABILITAS

Probabilitas turunan :

pria (a) : wanita (b) = 1 : 1 → a = b =½

Pasangan suami-isteri dengan 5 anak :

(a + b)

5

= a

5

+5 a

4

b +10 a

3

b

2

+10 a

2

b

3

+ 5ab

4
(17)

2. NON-MENDELIAN INHERITANSI.

→ Bila penurunan sifat tidak

menuruti salah-satu atau lebih

kriteria Mendel, maka sifat tsb

diturunkan Non-Mendel, a.l.:

a. Tidak ada faktor dominan atau

pun recesif.

b. Sepasang sifat dibawakan oleh

lebih dari sepasang faktor.

c. Pasangan-pasangan sifat di

(18)

2. Non-Mendelian Inheritansi.

2.1. Inheritansi dominansi inkomplit.

2.2. Inheritansi intermedier.

2.3. Inheritansi gen-berganda.

2.4. Inheritansi epistasis.

2.5. Inheritansi alel-berganda

2.6. Inheritansi sehubungan dengan

perbedaan jenis kelamin.

2.6.1. Sex influenced characters.

2.6.2. Sex limited characters.

(19)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.1. Dominansi inkomplit &

2.2. Inheritansi intermedier

Red

X

White

RR

WW

G1.

R

W

F1.

R

W

(Orange)

F2

.

R

W

R

RR

RW

W

RW

WW

(20)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.3. Epistasis (Deaf-mutism).

P.

Normal X

Normal

DdMm DdMm

G1. DM-Dm-dM-dm

DM

Dm

dM

dm

D

M

DD MM DD Mm Dd MM Dd Mm

D

m

DD Mm DD mm Dd Mm Dd mm

dM

Dd MM Dd Mm dd MM dd Mm

dm

Dd Mm Dd mm dd Mm dd mm

F2

.
(21)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.4. Multiple gene Inheritance.

Lebih dari sepasang gen bekerjasama

→ satu fenotip.

Contoh : a. Tinggi-badan,

b. Warna-kulit

c. Hypertensi herediter.

d. Diabetes-mellitus herediter.

Faktor lingkungan sangat berpengaruh

(22)

2.5. Multiple alleles.

a. ABO blood-groups.

b. Rhesus-factor.

Phenotype

Genotype

A

I

A

I

A

-I

A

I

O

B

I

B

I

B

-I

B

I

O

AB

I

A

I

B

O

I

O

I

O

ABO blood-groups

P.

A-Group het. X

B-Group. Het.

I

A

I

O

I

B

I

O

G1. I

A

I

O

I

B

I

O

F1.

I

A

I

O

I

B

I

A

I

B

I

B

I

O

I

O

I

A

I

O

I

O

I

O

TRANSMISSION GENETICS.

(23)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.5. Multiple alleles.

Gol.darah Rhesus : Rhesus positif dan

Rhesus negatif.

Frekwensi :

-

Ras Kaukasia → Rh.+ = 85

-87%

-

Ras Mongol → Rh.+ = 98

-99%

(24)

Rhesus-factor.

Rh.pos.,het. X

Rh.pos.het

.

Rr Rr

G1.

R

r

R - r

F1.

R

r

R

RR

Rr

r

Rr

rr

(25)

Antigen Rhesus : Wiener.

Genotype Antigen rhesus

r

-Ro

Ro

R’

R’

R”

R’’

R1

Ro

– R’

R2

Ro

– R”

Rx

Ro

– R’ – R”

(26)

SEX-DETERMINATION.

22 ps A + XY

22 ps A + XX

22 A + X

22 A + X

22 A + X

22 A + Y

22 ps A + XY

(27)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.6.1. Sex influenced characters.

Membedakan secara fisik diantara

pria dan wanita dewasa.

Disebut juga secondary sex

character.

Dibawakan autosomal; perbedaan

perkembangan diusia pubertas

(28)

TRANSMISSION GENETICS.

2. Non-Mendelian Inheritances.

2.6.2. Sex limited

characters.

Contoh : Baldness.

Autosomal

inheritances.

Dominan pd pria,

recesif pd wanita.

Genotyp

e

Sex &

Phenotype.

BB

Baldness

Baldness

Bb

Baldness

Normal

bb

Normal

(29)

X

Y

or

Homoloog portion between X and Y

Non-homoloog portion

Homoloog portion diturunkan Incompletely sex- Linked

→ Autosomal Inheritances.

Non-homoloog portion

Sex-Linked.

Sex-Linked

X-Linked dan Y-Linked.

Y- Linked syn. Holandric.

(30)

SEX-LINKED INHERITANCE.

Sex-linked inheritance

bentuk penurunan sifat

ditunjukkan oleh gen-gen yg berada di kedua

kromosom-sex (X dan Y

krom-sex).

Gen yg berada di krom-X diturunkan X-linked; dan gen-gen

di krom-Y disbt Y-linked inheritance (holandric).

X-linked recessive inheritances.

• Diturunkan oleh wanita sehat heterozigot carrier pd anak

laki-laki. Dan laki-laki penderita menurunkan pd anak wanita heterozigot carrier. Ini disebut juga sbg bentuk diagonal

transmissi.

• Contoh : hemophilia, partial color blindness, DMP, G-6-P.D.

Def., Adontia, dll.

X-linked Dominant Inheritances.

• Keadaan ini jarang.

• Wanita heterozigot akan defek seperti juga pd pria.

• Mis. : Vitamin-D resistant rickets.

Y-linked Inheritances (holandric).

• Hanya turunan pria yg defek.

(31)

X-linked dominant inheritances.

Jarang ditemui, biasanya heterozigot baik pd pria

ataupun wanita.

Turunan wanita dg X-linked dominan 50% akan

menderita penyakit yg sama.

Pd X-linked dominan pria, semua anaknya akan

menderita penyakit yg sama.

Contoh : penyakit vitamin-D resistant rickets.

(32)

X-linked recessive.

Diturunkan oleh wanita sehat heterozigot carrier pd

anak laki-laki. Dan laki-laki penderita menurunkan

pd anak wanita heterozigot carrier. Ini disebut juga

sbg bentuk diagonal transmissi.

Contoh : hemophilia, partial color blindness, DMP,

G-6-P.D. Def., Adontia, dll.

N defek N het N N N

N N het N het N

N het N het N defek defek defek XY

XY XY

XY XY XY XY XY XX XX defek

XY XX

XX

XX

XX

XX

(33)

Y-linked Inheritance (Holandric).

• Hanya diderita pria.

• Diturunkan pd semua anak laki-laki, tidak pd anak

perempuan.

• Contoh : Hairy ears, Webbed toes.

Mitochondrial Inheritance.

• Sel-sel yg membutuhkan energi banyak (brain & muscle) memerlukan lbh banyak mitochondrial DNA (mt-DNA).

• Mitochondria diturunkan dari ibu melalui Oosit. mt-DNA ber mutasi spontan sangat tinggi dibandingkan dg nuclear DNA.

• Akumulasi mutasi mt-DNA menyebabkan berbagai efek somatik yg tampak pd orang tua.

• Cytoplasmic atau mitochondrial inheritances dpt terobservasi dlm beberapa penyakit yg jarang baik pd pria maupun wanita, tapi hanya diturunkan melalui ibu → disbt maternal atau

matrilineal inheritances.

• Gambaran mutasi mt-DNA dpt dikenali pd penderita kelainan pd syaraf dan otot, misalnya penderita diabetes mellitus dan tuli.

• Mitochondria penting utk metabolisme selular, dg demikian organ sangat sensitif thd mutasi mt-DNA mis. pd sel syaraf, otot dan jantung.

• Beberapa penyakit mis.: Leigh disease, mitochondrial

(34)
(35)

Dr. Kamajaya,MSc,SpAnd. Dept.Biologi FK-USU.

(36)

KROMOSOM MANUSIA.

p-arm

q-arm centromere

Jumlah Kromosom Manusia = 46 Kromosom, terdiri atas :

44 Autosom + 2 Kromosom-sex ;

44 Autosom + XX (Krom-sex) → Wanita (♀)

44 Autosom + XY (Krom-sex) → Pria (♂).

Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid yang

bertemu di satu penyempitan disbt centromere.

Centromere membagi kromosom atas 2 buah

lengan-p (lengan-petit-arm) dan lengan-q/g (granded-arm).

Secara morfologi, kromosom terdiri dari :

1. Kromosom metacentric (p-arm = q-arm),

2. Kromosom submetacentric (p-arm < q-arm),

3. Kromosom acrocentric (p-arm <<<).

Kromosom acrocentric ada yang bercabang

dilengan-p nya disebut satellite, yg

(37)

SEX-CHROMATIN.

(38)

Sex-chromatin.

(39)
(40)

LYON-HYPOTHESIS.

krom-X,

1. Bila dlm sbh sel terdpt 2 buah/lbh Krom-X

→ piknotik.

2. Krom. Piknotik → inaktif secara genetik.

3. Krom. Inaktif → mencegah dosis berganda

4. Jumlah Sex-

chromatin → P = (jlh krom

-X) -1.

5. Krom-

X yg piknotik → terjadi random.

6. Antara induk dan anak sel, krom-X piknotik

(41)

INDIKASI ANALISA SEX-CHROMATIN.

1. Prenatal :

A. Ibu pernah melahirkan bayi abnormal genetik

sebelum nya.

B. Ibu hamil di usia > 35 tahun.

2. Natal :

A. Abnormalitas multipel.

B. Jenis kelamin diragukan.

3. Post-natal :

A. Anak :

• Keterlambatan perkembangan mental,

B. Pubertas :

• Gangguan perkembangan sistem reproduksi.

C. Sesewaktu :

• Infertilitas,

• Hypogonad.

(42)

Chromosome-analysis.

A. Cell-samples.

1. Lymphocytes.

2. Bone-marrow cells.

3. Fibroblast.

(43)

Chromosome-analysis.

B. Lymphocyte culture

. 1. Sampel : darah perifer.

2. Media : HAM F-10, TC-199, dll.

3. Stimulasi Mitosis : PHA, Concovalin-A. 4. Anti-kontaminasi bakteri dan jamur.

5. Kultur di inkubator suhu = 370C,96%CO2

6. Lama kultur ± 67 jam.

C. Harvest, preparation & staining.

1. Harvest : - Washing → Buffer, - Bulging → KCl 1%, - Fixation.

2. Preparation.

3. Staining : a. Normal Giemsa, b. Banding staining :

(44)
(45)
(46)

Karyotype :

• Konstitusi kromosom seseorang disebut karyotype.

• Pria mempunyai kromosom 44 autosom + XY krom-sex,

dan wanita mempunyai kromosom 44 autosom + XX

krom-sex. Karyotype didapat dari kultur :

• a. limfosit darah perifer, b. sel fibroblast kulit, c. sel bone-marrow, d. sel fibroblast amnion, e. sel trofoblast plasenta.

Chromosom banding :

• Teknik pewarnaan banding memungkinkan untuk melihat

pita-pita kromosom (band).

• Teknik pewarnaan banding a.l :

1. G (Giemsa) banding,

2. Q (Quinacrine) banding, 3. R (Reverse) banding,

4. C (Centrometric heterochromatin) banding dan 5. High resolution banding.

Analisa karyotip dimulai dengan menghitung jumlah

kromosom (44 autosom + 2 krom-sex), kemudian

memperhatikan secara teliti setiap band kromosom

secara individual.

(47)

Chromosome nomenklatur.

Term Explanation.

p Short-arm (p=arm) q Long-arm (q-arm) cen Centromere (C).

del Deletion (del) Dup Duplication (dup)

Fra Fragyl site (fra)

I Isochromosome (iso) inv Inversion (inv)

ish In situ hybridation r Ring

s Satellite

t Translocation / tran - (rep = reciprocal; rob = Robertsonian; tan = tandem).

ter Terminal atau end . Mosaicism

→ From → to

(48)

Chromosomal Abnormalities.

1. Numerical abnormalities.

• Terjadi sewaktu pembelahan sel : mitosis & meiosis.

• Dapat berupa fenomena non-disjunctions yang terjadi

selama meiosis-I maupun meiosis-II.

• Numerical abnormalities dapat berupa : 1.1. Aneuploidy, a.l. : Monosomy, Trisomy, Tetrasomy,

1.2. Polyploidy, a.l. : Triploidy, Tetraploidy, dll. 1.3. Chromosome non-disjunction.

2. Structural abnormalities.

• Lengan kromosom pecah di satu tempat atau lebih,

dapat menyebabkkan : Deletion, Deficient chromosome, Duplication dan Translocation.

• Penyebab pecah nya lengan kromosom belum

diketahui banyak, kemungkinan terjadi secara

spontan, ionisasi radiasi, infeksi, chemical carcinogen, parental usia lanjut, atau adanya gen khusus.

• Chromosomal unbalanced (chromosomal

rearrangement)  jumlah dan struktur gen dari

(49)

Abnormal number of human chromosomes.

Chromosome non-dysjunction.

A. Sex chromosome non-dysjunction.

B. Autosome non-dysjunction

P.

22 ps A + XY 22 ps A

+ XX 22 A +X 22 A + Y 22 A + XX 22 A +

-22 ps A

+ XXY 22 ps A +XXX 22 ps A + -Y

22 ps A +

X-1. 2. 3. 4.

1. Klinefelter syndrome

2. Triplo-X female syndrome

3. No-

name ; †

(50)

1. Klinefelter syndrome

1. Jenis kelamin pria.

2. Tinggi badan disproporsional.

3. Retardasi mental + / - .

4. Dapat menikah (sex sekunder normal).

5. Hypogonad-hypergonadotropin.

6. Gynecomasty +/-.

7. Sex-chromatin : (+) satu atau lebih.

(51)

2. Triplo-X female syndrome.

1. Jenis kelamin wanita.

2. Inteligensi variatif.

3. Umumnya menikah,

4. Haid sangat tidak teratur.

5. Fertilitas subnormal.

6. Sex-chromatin = 2 atau lebih.

(52)

4. Turner syndrome

1. Jenis kelamin umum nya wanita .

2. Tubuh pendek, khas dg webbing-neck.

3. Insuffisiency mental.

4. Disgenesis gonad.

5 primary amenorrhoe.

6. Male Turner syndrome = Noonan syndrome.

7. Sex-chromatin : negatif .

(53)
(54)

B. Autosomal non-disjunction

1. Trisomy-21 syndrome.

2. Trisomy-18 syndrome.

3. Trisomy-13 syndrome.

4. Trisomy-8.

(55)

Trisomy-21.

Synonim : Down-syndrome,

Mongoloid-idiocy, Mongolism.

Frekwensi : 1 dlm 600-800 kelahiran bayi hidup.

Tanda-tanda :

Tubuh pendek,

wajah

: kecil, bulat dan rata. Hidung pesek. Telinga : letak

(56)

Trisomy-21.

Retardasi mental : IQ = 25-50 (imbecil).

Berat-badan lahir rendah, sering disertai CHD

(40%), atresia duodenum,annular pancreas,

Hirschprung disease, anus imperforata,

tracheoesophageal fistula, leukemi limfoblastik

akut, dll.

Karyogram :

1. Klasik : 47;XX/XY;21+.

2. Translokasi : 46,XX/XY;

D/G trans. /G/G trans

5%

(57)
(58)

2.2. Trisomy-18.

Tanda-tanda :

=

Kepala panjang, wajah : kecil, bulat,

micronathia,

telinga letak rendah, cutis laxa, horse-shoe

kidney,

syndactyly, hipertelorisme,, ptosis, dll.

= Retardasi mental yang hebat,

(59)
(60)

2.3. Trisomi-13.

Tanda-tanda :

= Microcephaly,Labiopalatoschizis, abnormal

struktur CNS (arrhinencephaly),

anophthalmia/ micropthalmia, coloboma-iris,

CHD, cystic kidney, Meckel diverticulum,

cryptorchismus, uterus bicornis, dll.

= BB-lahir rendah, sering apnoe dan cyanosis,

Frank-seizure (myoclonic attack) dan

umumnya penderita meninggal hari-I atau

sebulan.

(61)
(62)

2.4. Trisomy-8.

Tanda-tanda :

= Sulit didiagnose sebab tanda-tandanya

variatif,

= Tubuh pendek, kepala relatif besar, bersudut

dan cenderung bagian depan menonjol, telinga

lebar dan malformasi, micronathia, ptosis,

strabismus, cryptorchismus, hypospadia,

hydronephrosis, atrio-ventricular septal defect,

= IQ rendah, kurang dari 30, speech problem,

dll.

(63)
(64)

CHROMOSOME-ABERRATION. 2.1. Translocation ada 2 bentuk :

2.1.1. Reciprocal translocation.

Pecahnya lengan di kedua anggo ta pasangan kromosom, dan

terjadi pertukaran lengan diantara nya balanced translocation. Incidens di populasi 1 dalam 500. Resiko menjadi carrier melahir kan bayi abnormal 1 – 10%. 2.1.2. Robertsonian translocation.

Pecahnya dua lengan panjang kromosom acrocentric berdekat an dengan centromere, disertai dengan perlekatan kedua ujung lengan kromosom.

2.2. Deletion.

2.3. Deficient chromosome 2.4. Inversion.

2.5. Duplication.

(65)

3. Mosaicism.

Bila nondisjunction terjadi setelah beberapa kali

mitosis normal pada sebuah zigot, terbentuk sel

dengan lebih dari dua cell-lines dengan

konstitusi genetik berbeda.

Beberapa diantaranya mempunyai konstitusi

kromosom normal namun yang lain diantaranya

mempunyai komplemen kromosom yang tak

normal.

1-2% penderita Sindrom Down adalah mosaicism.

4. Chimerism.

Chimerism dlm bahasa Yunani berarti Monster yg

mempunyai kepala singa, berbadan kambing dan

berekor naga.

Dalam hal ini maksud chimerism adalah satu

individu mempunyai dua atau lebih cell-lines

(66)

Deletion syndrome.

( 4p - ) syndrome.

( 5p - ) syndrome

= Cri-du-Chat

syndrome

(67)

1. ( 4p-) syndrome.

= Mental retardasi, hypotonic.

= BB-lahir rendah, bone-age, TB,

BB dan pertumbuhan motoris kurang

berkembang.

= Hypertelorisme, mata : anti

mongo-loid, epicantic fold, ptosis,strabismus.

= Hypospadia, cryptorchismus.

(68)
(69)

2. ( 5p- ) syndrome.

2. Sindrom Le Cri-du-Chat

(Sindrom-5p-).

= Hipoplasia larynx

tangisan mirip suara

anak kucing

= Retardasi mental (IQ<20).

= Microcephaly, hypotonic,

= Wajah bulat atau moon-face,

antimongoloid, mulut lebar tak proportional,

telinga lebar,

= CHD,

(70)

2. ( 5p- ) syndrome =

(71)

3. ( 13q- ) syndrome.

3. Sindrom (13q-).

= Fenotip bervariasi sesuai gen yang

hilang.

= Klasik : - Hypoplasia jari jempol,

retardasi mental, abnormalitas otak,

telinga lebar dan malformasi,

(72)
(73)

GENETIKA KLINIK.

Selain dari pengetahuan tentang cara penurunan

sifat herediter, gambaran sitogenetika manusia, di

klinik mahasiswa ataupun dokter seharusnya

menguasai beberapa pengetahuan genetika yang

diadaptasikan dalam penemuan-penemuan klinik

serta bagaimana mendiagnosa nya.

Hal-hal sifat herediter yang seharusnya dikuasai

oleh praktisi-praktisi kedokteran diklinik a.l :

• Pharmacogenetics.

• Neonatal screening for Genetic Disorder.

• Inborn Error of Metabolism.

• Persfektif klinik Mental Retardasi.

• Malformasi Infant.

• Jenis Kelamin yang diragukan.

• Tubuh Pendek.

• Penyakit Neuromuscular.

(74)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil penyimpanan obat di Puskesmas Kota Kediri memenuhi kriteria dari Pedoman Peraturan Pelayanan Kefarmasian Di

[r]

kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang digunakan untuk meneliti.. pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai

One of computer property is deterministic property. Therefore, it cannot generate the real random numbers. Computer uses a pseudorandom generator, in order to mimic the real

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan kegiatan prolanis yang sudah terlaksana di dokter keluarga yang sudah memiliki klub yaitu edukasi/konsultasi medis

Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok

Indeks ekologi di perairan Pulau Pucung desa Malang Rapat menunjukkan nilai Indeks Keanekaragaman (H’) meiofauna interstisial bernilai 3,37 berkategori tinggi..

kerana takut akan bahaya yang kecil, keuntungan yang banyak dibuang sehingga mendatangkan kesusahan kepada diri sendiri.. 281 (a) masa lagi rebunglah hendak dilentur,