• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkebunan menjadi salah satu sektor potensial pembangunan Jawa Barat, karena telah mampu memberikan andil besar dalam kehidupan perekonomian.

Oleh karena itu, di era modernisasi dewasa ini, sektor perkebunan diharapkan dapat mengimbangi kemajuan-kemajuan sektor lainnya. Hal ini dikatakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Dua Bidang Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemrov Jabar Wawan Ridwan saat acara Rapat Tahunan Anggota (RAT) Dewan Teh Indonesia (DTI), Kamis (19/11) di Hotel Horison Bandung.

Menurutnya, harapan terhadap sektor perkebunan agar mampu mengimbangi sektor lainnya, karena selain memiliki fungsi ekonomi yaitu sebagai sumber penghasilan masyarakat dan sumber devisa bagi negara, perkebunan juga memiliki fungsi sosial dan lingkungan yang sangat besar. Bahkan saat krisis ekonomi dunia melanda Indonesia komoditas perkebunan telah teruji dan mampu bertahan menjadi penggerak perekonomian pedesaan. Fungsi ekonomi ini tentunya dapat bernilai tambah apabila setiap komoditas perkebunan yang dihasilkan dapat diolah menjadi berbagai produk, bentuk serta manfaatnya yang lebih optimal.

Hingga tahun 2008, luas areal perkebunan teh di Jawa Barat mencapai kurang lebih 99.942 ha. Dari luasan tersebut, 52.630 ha atau 52,7 % merupakan perkebunan teh rakyat, sisanya 47.312 ha merupakan perkebunan milik perusahaan swasta. Produksi teh Jawa Barat rata-rata pertahun mencapai tidak

(2)

kurang dari 113.000 ton teh hitam dan teh hijau atau 70 % dari produksi teh nasional. (Sumber : Medikom, 2009)

PT Chakra merupakan salah satu perusahaan swasta di Jawa Barat yang bergerak pada sektor agribisnis di bidang perkebunan. Melihat perkembangan usaha pada sektor agribisnis yang semakin kompetitif, PT Chakra selalu berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasionalnya.

Kualitas merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan badan usaha untuk mengungguli para pesaing. Kualitas produk yang baik akan memuaskan konsumen dan badan usaha tidak perlu khawatir konsumen akan berpaling pada produk pesaing. Namun, produk yang dihasilkan pada PT Chakra masih sering mengalami kecacatan.

Hansen & Mowen (2011) mengatakan “A defective product is one that does not conform to specifications”. Menurut data dari PT Chakra, terdapat 8,9%

produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas (produk cacat) yang ditetapkan perusahaan selama semester pertama tahun 2011. Produk cacat yang sering terjadi di PT Chakra diakibatkan karena proses pemetikan yang kurang baik, proses pelayuan yang terlalu lama, dan proses fermentasi yang tidak tepat.

Dalam hal menekan tingkat kecacatan produk, perlu dilakukan suatu pengendalian secara kontinyu terhadap proses produksi. Di samping itu, secara teratur pula dilaksanakan suatu audit untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi, jenis audit ini umumnya dilakukan untuk tujuan audit operasional. Sebagai hasilnya, konsumen dapat menerima produk yang berkualitas baik serta didukung oleh harga yang relatif murah karena peningkatan efisiensi dan efektivitas yang terjadi dalam perusahaan sehingga diharapkan menghasilkan kepuasan konsumen terhadap hasil produksi yang akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan. (Aman Santoso, 2004)

(3)

Pada momentum inilah peranan audit operasional diharapkan bermanfaat dalam mengidentifikasikan berbagai faktor penyebab terjadinya kecacatan pada hasil produksi, sehingga diketahui sumber-sumber penyebab kecacatan produk maupun cara pemecahannya supaya di masa yang akan datang dapat menekan jumlah kecacatan yang terjadi. Menurut Arens & Loebbecke (2000), “An operational audits is a review of any part of an organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness. At the completion of an operational audit, management normally expects recommendations for improving operations”

Melihat permasalahan yang terjadi terkait dengan audit operasional yang memiliki peranan penting dalam menekan tingkat kecacatan produk, maka pada skripsi ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul : “Peranan Audit Operasional Terhadap Proses Produksi Dalam Usaha Menekan Tingkat Kecacatan Produk” (Studi Kasus pada PT Chakra).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka penulis mengindentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pelaksanaan audit operasional di PT Chakra telah memadai.

2. Apakah proses produksi dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk di PT Chakra telah efektif.

3. Bagaimana peranan audit operasional dalam proses produksi untuk menekan tingkat kecacatan produk pada PT Chakra.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(4)

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas khususnya dalam bidang audit operasional.

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui kememadaian pelaksanaan audit operasional pada PT Chakra.

2. Mengetahui keefektifan proses produksi dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk pada PT Chakra.

3. Mengetahui peranan audit operasional dalam proses produksi untuk menekan tingkat kecacatan produk pada PT Chakra.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat – manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan ilmu akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pelaksanaan audit operasional terhadap efektifitas proses produksi.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam perbaikan dan pengembangan perusahaan, juga memotivasi perusahaan untuk meningkatkan fungsi produksinya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat dalam hal untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai bidang ini dan sebagai bahan di perpustakaan.

(5)

1.5. Kerangka Pemikiran

Dalam perusahaan yang bergerak pada sektor agribisnis, proses produksi merupakan kegiatan utama yang memegang peranan sangat penting. Secara umum proses produksi merupakan suatu proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dalam proses produksi terjadi perubahan bentuk, volume dan kegunaan dari bahan baku menjadi barang jadi yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari semula.

Terjadinya kecacatan hasil produksi menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk menjadi lebih tinggi (terjadi pemborosan). Suatu standar menganjurkan agar kualitas biaya seperti biaya operasi dan biaya eksternal diawasi, dianalisis, dan dilaporkan kepada manajemen. Salah satu yang termasuk dalam biaya operasi adalah biaya yang berhubungan dengan produk cacat.

Dengan demikian pula dilihat dari sisi konsumen, dengan hasil produksi yang kualitasnya kurang baik, tuntutan konsumen menjadi tidak terpenuhi dengan baik, sehingga konsumen dapat beralih pada pesaing. Dalam hal ini, dapat mengakibatkan pangsa pasar menjadi berkurang.

Untuk menghindari terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kecacatan produk, maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan audit secara keseluruhan mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi serta melaksanakan pengendalian dan pengevaluasian kualitas untuk mengurangi frekuensi timbulnya produk cacat. Karena audit operasional melakukan tinjauan dari penilaian efisien dan efektivitas suatu kegiatan atau prosedur-prosedur kegiatan, disertai dengan pengungkapan dan pemberian informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi, audit operasional dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang ada dan merekomendasikan berbagai tindakan yang diperlukan.

(6)

Menurut Arens, et al (2010 : 4) definisisi auditing sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.

Kemudian Arens, et al (2010 : 13 – 15) juga mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis auditing, yaitu :

“ 1. Operational audits, 2. Compliance audits,

3. Financial statement audits”

Untuk menekan tingkat kecacatan produk dibutuhkan audit operasional.

Menurut Rob Reider (2002 : 25) audit operasional adalah :

“Operational review is a review of operations performed from a management viewpoint to evaluate the economy, efficiency and effectiveness of any and all operations, limited only by management’s desires”.

Menurut Arens & Loebbecke (2000 : 12) definisi audit operasional adalah:

“An operatiional audit is a review of any part of an organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness”.

Berdasarkan definisi tersebut disimpulakan bahwa audit operasional adalah kegiatan memeriksa ulang prosedur, termasuk metode yang digunakan di setiap bagian atau fungsi dalam organisasi untuk mencapai tujuan evaluasi efektif dan efisien. Agar audit tersebut bermanfaat bagi perusahaan maka pengumpulan dan pengevaluasian bukti sebaiknya dilakukan oleh auditor yang independen

(7)

terhadap aktivitas atau bagian yang di audit. Pada akhir audit operasional, auditor memberikan rekomendasi atau saran-saran untuk memperbaiki pelaksanaan aktivitas pada bagian yang diaudit.

Dengan demikian, audit operasional diharapkan dapat membantu manajemen dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul sehingga produk yang cacat dapat dihilangkan atau ditekan seminimal mungkin. Jadi dengan audit operasional yang dilakukan, diharapkan kesalahan yang sama tidak terulang lagi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

“Peranan audit operasional terhadap proses produksi dapat menekan tingkat kecacatan produk”.

1.6 Lokasi dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT Chakra yang berlokasi di Jalan Bojong Buah Raya No.6A, Bandung dan waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Reading aloud (membaca nyaring) sendiri adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

memecahkan kasus yang diberikan oleh pendidik tentang materi minyak bumi dalam proses pembelajaran melalui diskusi kelompok sesuai langkah-langkah dari model Case Based

Indeks Parkir Kendaraan Roda 4 Dari hasil ananlisis karakteristik parkir di ruas jalan permindo pasca penerapan alat meter parkir (Kapasitas & PTO, Durasi Parkir

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pihak sekolah menganggap bahwa layanan kesehatan mental bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting diselenggarakan di sekolah dan perlu adanya suatu perencanaan

Jenis buah : Buah sirsak, apel merah, stroberi, buah naga, pisang, jeruk, nanas, mangga, pepaya, alpukat, kiwi, jambu biji, anggur, pir, buah manggis.. Jenis sayur :

setelah ujicoba skala kecil maupun besar, agar dapat menghasilkan media yang berkualitas. Data kevalidan didapatkan dari dosen ahli media dan materi sebagai validator dari