• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI DAN TINGKAT EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTI PEMAIN SEPAKBOLA SMA NEGERI 5 PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI DAN TINGKAT EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTI PEMAIN SEPAKBOLA SMA NEGERI 5 PADANG JURNAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI DAN TINGKAT EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTI

PEMAIN SEPAKBOLA SMA NEGERI 5 PADANG

JURNAL

OLEH :

ZUGENG RULBERTO NPM. 1310013411259

KONSENTRASI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2017

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI DAN TINGKAT EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTI

PEMAIN SEPAKBOLA SMA NEGERI 5 PADANG Nama : ZUGENG RULBERTO

NPM : 1310013411259

Program Studi : Konsentrasi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Padang, Juli 2017 Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd Meiriani Armen, S.Pd, M.Pd

Mengetahui : Ketua Prodi Konsentrasi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(3)

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI DAN TINGKAT EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTI

PEMAIN SEPAKBOLA SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

Zugeng Rulberto

Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd, Meiriani Armen, S.Pd, M.Pd Dosen Pembimbing Konsentrasi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya kemampuan tendangan penalti pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang. banyak ditemui tendangan penalti yang tidak menghasilkan gol, karena kurangnya ketepatan sasaran, perkenaan kaki dengan bola, koordinasi mata kaki, keseimbangan tubuh, mental dan tingkat emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara koordinasi mata kaki dan tingkat emosional dengan kemampuan tendangan penalti pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang .

Jenis penelitian adalah korelasional dengan populasi adalah pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang yang berjumlah 60 orang pemain. Penarikan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cara Total Sampling, sehingga sampel berjumlah 60 orang pemain dengan kelompok umur 16 sampai 18 tahun. Instrumen penelitian adalah : 1).Tes sasaran koordinasi mata kaki untuk mengukur koordinasi mata kaki, 2).Angket dengan skala likert untuk mengukur tingkat emosional dan 3).Tes menembak bola kesasaran untuk mengukur kemampuan tendangan penalti. Data yang diperoleh dianalisis dengan korelasi Product Moment.

Berdasarkan uji persyaratan analisis mencari hubungan variabel X terhadap Y dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan tendangan penalti karena ( rx1y ) = 0.349 >r-tab 0.254, thit = 2.836 > ttab 2.021, dengan nilai determinasi = 12.18%. Artinya bahwa komponen koordinasi mata-kaki sebagai independent variabel memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu hasil tendangan penalti, Kemudian terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat emosional dengan kemampuan tendangan penalti karena ( rx2y ) = 0.923 >r-tab 0.254, thit = 18.250 > ttab 2.021, nilai determinasi = 85.19%., Artinya bahwa komponen tingkat emosional sebagai independent variabel memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu hasil tendangan penalti

(4)

RELATIONSHIP BETWEEN COORDINATION OF EYES AND LEVELS EMOTIONAL WITH THE ABOVE CHANGE OF PENALTY

PLAYERS OF SMA SCHOOL 5 PADANG By:

Zugeng Rulberto

Students of Physical Education Health and Recreation Department of Teacher Education Primary School Faculty of Teacher Training and Education Universitas Bung Hatta Padang

Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd, Meiriani Armen, S.Pd, M.Pd

Adivisor of sport education and recreation major of elementery school teacher training Faculty of teacher training and education of

Bung Hatta university of Padang

ABSTRACT

The problem in this research is the lack of penalty ability of football player SMA Negeri 5 Padang. Many found penalty kicks that did not produce a goal, due to lack of target accuracy, legs with the ball, eye coordination, body balance, mental and emotional level. The purpose of this study is to find out how much the relationship between eye coordination and emotional level with the ability penalty kick football player SMA Negeri 5 Padang.

The type of research is correlational with the population is football players SMA Negeri 5 Padang, amounting to 60 players. Sampling in this study by using the Total Sampling, so that the sample numbered 60 players with age group 16 to 18 years. The research instruments are: 1) .The target of the coordination of the ankle to measure the coordination of the ankle, 2) .The scale with Likert scale to measure the emotional level and 3) .Tes shooting the ball to measure the ability of penalty kicks. The data obtained were analyzed by Product Moment correlation. Based on the analysis requirement test to find the relationship of variable X to Y can be concluded that there is a significant relationship between the coordination of the ankle with the ability of penalty kick because (rx1y) = 0.349> r-tab 0.254, thit = 2.836> ttab 2.021, with determination value = 12.18% . This means that the components of eye-foot coordination as independent variables have a strong and direct relationship to the dependent variable that is the result of penalty kicks, Then there is a significant relationship between the emotional level with the ability of penalty kick because (rx2y) = 0.923> r-tab 0.254, thit = 18.250> ttab 2.021, the value of determination = 85.19%., It means that the component of emotional level as independent variable has a strong relationship and direction of dependent variable that is penalty kick result

(5)

PENDAHULUAN

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang populer di dunia. Hampir seluruh orang di dunia mengenal olahraga ini, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa dan tak terkecuali orang-orang lanjut usia sekalipun. Dalam bermain sepakbola, pemain harus memiliki teknik dasar, kondisi fisik, psikologi dan mental dimana seluruh aspek saling berkaitan satu sama lain. Teknik dasar yang harus di kuasai di antaranya : shooting, passing dan controling, dribbling, heading. Penguasaan terhadap teknik dasar akan mencerminkan tingkat keterampilan pemain.

Prestasi sepakbola yang tinggi tidak bisa didapatkan dengan begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti menurut, Syafruddin (1999:2) menyatakan bahwa

“Ada dua faktor yang mempegaruhi dalam meraih suatu prestasi faktor tersebut adalah faktor internal dan

faktor ekstrnal faktor internal antara lain kemampuan fisik, teknik, taktik, dan mental (psikis) atlet, dan faktor eksternal adalah timbulnya dari luar diri atlet seperti pelatih, sarana dan prsarana, guru olahraga, keluarga organisasi, iklim, cuaca, makanan yang bergizi dan lain sebagainya ”

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam prestasi olahraga sepakbola banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah penguasaan teknik seperti teknik menendang, menyundul bola, mengontrol bola, mengumpan bola dan menggiring bola. Sesuai tujuan dari olahraga sepak bola itu adalah memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kebobolan.

Faktor latihan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kemampuan pemain sepakbola dalam mewujudkan prestasi yang diinginkan, dengan latihan potensi

(6)

pemain dapat ditingkatkan disegala bidang agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai harapan sehingga dapat melahirkan suatu prestasi yang diinginkan. Bompa (2009:61) menerangkan bahwa “faktor latihan yang perlu dipersiapkan dalam setiap program latihan pada setiap cabang olahraga adalah persiapan fisik, persiapan teknik, dan persiapan kejiwaan yaitu mental. Persiapan fisik dan persiapan teknik merupakan dasar dalam membangun prestasi”. Jadi, dapat diartikan bahwa kemampuan fisik dan teknik yang didukung persiapan mental yang baik adalah fondasi utama dalam meraih prestasi yang diinginkan.

Dalam permainan sepakbola terdapat beberapa jenis tendangan yang dihasilkan, diantaranya tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan gawang dan tendangan penalti. Salah satu yang menarik perhatian adalah tendangan

penalti, dimana tendangan penalti terjadi bila pemain lawan melakukan pelanggaran karena dengan sengaja atau bisa hand ball di daerah kotak terlarang. Untuk menghasilkan tendangan penalti yang masuk ke gawang lawan diperlukan koordinasi mata kaki terhadap bola, supaya bola bisa terarah kepada titik sasaran gawang dan mengontrol tingkat emosinal pada saat akan menendang bola agar hasil tendangan bisa tepat sasaran dan terjadinya gol.

Bermain sepak bola tidak hanya mengandalkan keterampilan teknik dasar saja, melainkan juga perlu kondisi fisik dan psikologi. Karena kondisi fisik dan psikologi sangat menunjang keterampilan dasar bermain, Fisik, psikologi dan keterampilan gerak dasar merupakan beberapa faktor dalam kemampuan dasar bagi seseorang agar bisa bermain sepakbola. kondisi fisik

(7)

dan psikologi meliputi beberapa aspek yaitu : daya tahan, kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, mental dan tingkat emosional.

Berdasarkan observasi penulis terhadap pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang dalam tendangan penalti ditemui banyak tendangan penalti yang tidak menghasilkan gol. hal ini disebabkan oleh kurangnya ketepatan sasaran, perkenaan kaki dengan bola, koordinasi mata kaki, keseimbangan tubuh, mental dan tingkat emosional. Siswa kurang memahami cara mengkoordinasi bola terhadap mata kaki, sehingga bola tidak sesuai dengan sasaran yang diinginkan seperti bola melenceng keluar gawang, mengenai tiang gawang atau bola dapat ditangkap oleh kiper lawan. Selain itu tingkat emosional juga sangat mempengaruhi, pada dasarnya siswa SMA berusia

sekitar 16 sampai 18 tahun dimana tingkat emosional siswa masih belum bisa dikendalikan dengan baik, hal tersebut akan mempengaruhi tendangan penalti sepakbola SMANegeri 5 Padang. Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dan mencari solusi dari masalah yang ada diatas, sehingga mengetahui poin-poin apa saja terdapat dalam menyelesaikan dalam masalah tersebut.

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui Koordinasi Mata Kaki pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang.

2. Untuk mengetahui Tingkat Emosional pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 60 orang siswa putra pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang yang sekaligus dijadikan sampel

(8)

Dari uraian data tersebut dirasa perlu diadakan penelitian tentang “Hubungan Antara Koordinasi Mata Kaki Dan Tingkat Emosional Dengan Kemampuan Tendangan Penalti Pemain Sepakbola SMA Negeri 5 Padang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Winarno, (2011.55) mengatakan bahwa rancangan penelitian korelasional bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Hubungan yag dimaksud adalah hubungan fungsional yang didasarkan pada teori yang sudah ada dan logika berfikir yang dapat diterima, sehingga korelasi yang dimaksud bukan hanya menghubungkan dua data yang tidak memiliki makna, namun benar-benar didasari oleh teori tertentu.

Data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh secara langsung dari atlet putra (pemain sepakbola) berasal dari hasil tes Koordinasi Mata Kaki, Tingkat

Emosional dan hasil tes kemampuan Penalti atlet putra sepakbola

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga unit anilisis yaitu :

1. Data hasil tes Koordinasi Mata Kaki 2. Data hasil tes Tingkat Emosi

3. Data hasil tes tendangan penalti Kedua data tersebut diolah dengan menggunakan rumusan product moment dari pearson yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:183) sebagai berikut :

 

   ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY N

rxy

rxy = Koefisien koordinasi antara variabel X dan Y

∑xy = Jumlah produk X dan Y

∑x² = Jumlah nilai variable X di kuadratkan

∑y² = Jumlah nilai variable Y dikuaratkan

(9)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:

HASIL PENELITIAN

Menurut Bafirman (2013:129) “Koordinasi (coordination) merupakan kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh secara bersamaan”. Koordinasi merupakan hubungan kerjasama antara susunan saraf pusat dengan alat gerak saat berkontraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas maupun motorik atau perpaduan gerak yang saling berkaitan dan menghasilkan satu keterampilan gerak secara tepat dan terarah.

Jadi, Koordinasi Mata Kaki adalah kemampuan pemain dalam menggabungkan hubungan timbal balik antara pusat susunan syaraf dengan alat gerak secara harmonis,

dalam mengatur dan mengendalikan kerja otot untuk pelaksanaan suatu gerakan secara bersamaan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara efektif, tepat dan terarah. Pemain yang memiliki koordinasi mata kaki yang baik tentunya akan mudah melakukan rangkaian gerakan sepakbola yang diinginkan. Dalam sepakbola kemampuan Koordinasi mata kaki terjadi ketika mengatur peranaktif kaki dan mata dalam melakukan serangkaian gerakan teknik diantaranya dalam melakukan tendangan Penalti sepakbola dan Koordinasi mata kaki dapat dilihat dari sejumlah besar kegiatan dalam olahraga meliputi kerja kaki yang efisien dan perubahan posisi tubuh dengan cepat.

Merujuk pada hasil analisis penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Koordinasi Mata Kaki Dengan kemampuan tendangan Penalti Pemain Sepakbola SMA Negeri 5 Padang dengan koefisien korelasi ( rx1y ) =

2 1

1

2

r

n

r

t

h y

(10)

0.349 >r-tab 0.254, thit = 2.836 > ttab 2.021, dengan nilai determinasi = 12.18%. Artinya bahwa komponen koordinasi mata-kaki sebagai independent variabel memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu hasil tendangan penalti. Artinya kemampuan tendangan penalti pemain dipengaruhi oleh Koordinasi Mata Kaki.

Dari uraian di atas, jelas bahwa terdapat hubungan yang positif antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan tendangan penalti dalam olahraga sepakbola. Maka dalam penelitian ini koordinasi mata kaki sebagai variabel bebas yang akan dijadikan pengaruh utama terhadap kemampuan tendangan penalti pemain dalam olahraga sepakbola. Banyak hal yang mempengaruhi kemampuan tendangan penalti, diantaranya adalah kemampuan teknik, kekuatan otot tungkai, mental, keseimbangan, kelentukan pinggang, koordinasi mata kaki dan tingkat

emosinal. Dalam penelitian ini koordinasi mata kaki sebagai variabel bebas akan dijadikan pengaruh utama terhadap kemampuan tendangan penalti dalam olahraga sepakbola, artinya kemampuan tendangan penalti pemain dipengaruhi oleh koordinasi mata kaki.

Pemain yang memiliki koordinasi yang baik tentunya akan mudah melakukan rangkaian gerakan sepakbola yang diinginkan. Koordinasi meliputi mata kaki, mata tangan dan, telinga dan seterusnya. Terdapat jenis koordinasi dalam bergerak diantaranya adalah koordinasi mata kaki yang merupakan salah satu kemampuan fisik yang sangat berpengaruh dalam permainan sepakbola. Banyak gerakan-gerakan dalam sepakbola yang memerlukan Koordinasi antara mata dan kaki diantaranya adalah Tendangan Penalti. Koordinasi mata kaki dan Tendangan Penalti saling berkaitan dan terdapatnya hubungan, Jadi hubungan keduanya merupakan komponen yang

(11)

penting dalam melakukan teknik atau cara untuk melaksanakan tendangan Penalti sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, koordinasi mata kaki yang baik dan benar akan menghasilkan tendangan Penalti sesuai sasaran seperti yang diharapkan, jadi koordinasi mata kaki terhadap tendangan penalti dapat terhubung dan terdapat hubungan.

1. Hubungan Antara Tingkat Emosional Dengan Kemampuan Tendangan Penalti

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) “emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Kematangan emosi menghubungkan dengan karakteristik

orang yang berkepribadian matang, orang demikian mampu mengekspresikan rasa cinta dan takutnya secara cepat dan spontan. Sedangkan pribadi yang tidak matang memiliki kebiasaan menghambat perasaan-perasaannya, sehingga dapat dikatakan pribadi yang matang dapat mengarahkan energi emosi ke aktivitas-aktivitas yang sifatnya kreatif dan produktif. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Permainan sepakbola merupakan olahraga yang membutuhkan kemampuan psikologis yang prima. Salah satu komponen yang penting seperti: tingkat emosional. Sesuai pengetahuan, Emosi adalah dorongan

(12)

untuk bertindak Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran seseorang. Emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. Mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekpresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan individu lain. Merujuk pada hasil analisis penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat emosional dengan hasil tendangan penalti, diperoleh koefisien korelasi ( rx1y )

= 0.923 >r-tab 0.254, thit = 18.250 > ttab

2.021, nilai determinasi = 85.19%. Artinya bahwa komponen tingkat emosional sebagai independent variabel memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap dependent variabel yaitu hasil tendangan penalti. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dapat dibuktikan. Dalam permainan sepakbola secara umum pasti tidak asing lagi dengan kata Penalti. Tendangan jarak dekat ini bisa dikatakan bonus karena persentase gol menjadi lebih besar dari pada tendangan biasa. Tendangan Penalti, tendangan yang dilakukan didalam kotak Penalti tanpa ada penjagaan lain dari pemain lawan dan Penendang Penalti berhadapan langsung dengan penjaga gawang dengan jarak 11 meter. Sesuai pengetahuan Tendangan Penalti ada beberapa penyebab terjadinya Penalti, seperti terjadi pelanggaran di dalam kotak Penalti yang dilakukan oleh tim yang sedang bertahan terhadap tim yang

(13)

sedang menyerang. Penalti juga bisa dilakukan apabila selama pertandingan di dua babak dan di dua babak ekstra hasil tetap seri, maka Penalti akan diberlakukan untuk menentukan pemenang.

Jadi Tingkat Emosional juga mempengaruhi pada saat melakukan tendangan Penalti dalam sepakbola, karena tingkat emosional seseorang tidak bisa terkontrol pada saat melakukan tendangan penalti bola tidak terukur dan berkemungkinan bola akan dapat dibaca oleh penjaga gawang atau tidak sesuai seperti yang harapkan. Akan tetapi tendangan penalti dan Tingkat Emosional yang baik akan sejalannya pada saat melakukan tendangan penalti oleh karena itu menyebabkan pemain sepakbola bisa mengontrol bola tepat pada sasaran yang diharapkan.

KESIMPULAN

Pada bab ini peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan

pembahasan dari penelitian yang dilakukan, kesimpulannya sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan signifikan antara koordinasi mata kaki dengan hasil tendangan penalti pemain sepakbola SMA Negeri 5 Padang. Hasil analisis menunjukkan bahwa koordinasi mata-kaki (X1) memiliki hubungan

signifikan dengan hasil tendangan penalti, diperoleh koefisien korelasi

( rx1y ) = 0.349 >r-tab 0.254, thit = 2.836 > ttab 2.021, dengan nilai determinasi = 12.18%.

2. Terdapat hubungan signifikan tingkat emosional dengan hasil tendangan penalti pemaian sepakbola SMA Negeri 5 Padang. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat emosional (X2) memiliki hubungan

signifikan dengan hasil tendangan penalti, diperoleh koefisien korelasi (

(14)

> ttab 2.021, nilai determinasi = 85.19%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan keterampilan koordinasi mata kaki, pemain perlu latihan sehingga tujuan dari melakukan tendangan penalti dapat tercapai, Jadi hubungan keduanya merupakan komponen yang penting dalam melakukan teknik atau cara untuk melaksanakan tendangan Penalti sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, koordinasi mata kaki yang baik dan benar akan menghasilkan tendangan Penalti sesuai sasaran seperti apa yang diharapkan.

2. Dalam upaya dalam meningkatkan tendangan penalti pemain harus mengendalikan tingkat emosional

dengan fokus, sabar, artinya pemain yang mempunyai tendangan penalti dan tingkat emosional yang baik akan menghasilkan tendangan penalti sesuai sasaran seperti apa yang diharapkan.

3. Disarankan kepada pelatih yang melatih olahraga sepakbola di SMA Negeri 5 Padang untuk dapat meningkatkan kemampuan tendangan penalti maka perlu ditingkatkan latihan yang berkenaan dengan latihan koordinasi mata kaki dan tingkat emosional.

PENUTUP

Jurnal ini diolah dari skripsi dengan judul: “Hubungan Antara Koordinasi Mata Kaki Dan Tingkat Emosional Dengan Kemampuan Tendangan Penalti Pemain Sepakbola SMA Negeri 5 Padang”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan

(15)

dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

Bafirman, (2013). Fisiologi Olahraga.Padang : Wineka Media. Bompa, Tudor O. (2009). Theory And

Methodology OfTraining

(Periodization). Canada: Kendalil/ Hunt Publishing Compan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Winarno, (2011). Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Penerbit: Laboratorium Jurusan Ilmu Keolahragaan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Disamping itu program kerja ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi sekolah dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan kepramukaan pada SMP Negeri 1 Peterongan.

kedua band tersebut maupun dari segi musik yang memiliki ciri khas masing- masing, Wali band membuat lagu religi dengan ciri khas tersendiri yaitu dengan musik yang

bahwa dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran belanja program dan kegiatan pada satuan kerja perangkat daerah, diperlukan Standar Satuan Harga yang

Namun , ada sedikit juga bisnis yang dapat mencapai potensi penuh mereka tanpa iklan sama sekali, inilah fenomena yang patut dipecahkan.(Michael Bannie,1987: 1).. Ada

[r]

Dan berdasarkan hasil serangkaian penelitian tersebut, didapatkan briket kokas lokal yang dipandang mampu secara laboratoris digunakan di industri pengecoran logam,

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen terhadap Formulas i Rencana Stratejik ………... Populasi Penelitian SMP Swasta Se-Kota Bandung

Metode pengumpulan data merupakan metode cakap dengan teknik dasar berupa teknik pancing, dan teknik lanjutan berupa cakap semuka yang didukung oleh teknik catat