• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI DASAR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

AKUNTANSI DASAR

LABORATORIUM KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

(2)

Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

No. Dokumen ……. Tanggal

Revisi 0 Halaman 2 DARI

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah Praktikum : Akuntansi Dasar

Kode Mata Kuliah :

SKS : 1

Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

Semester : 1 (Ganjil)

DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH

TIM LABORAN LABORATORIUM FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM UNSRI KEPALA LABORATORIUM

(3)

Daftar Isi

Cover ...

i

Lembar Pengesahan ...

ii

Daftar Isi ...

iii

Modul I: Pendahuluan ...

1

Modul II: Akun-akun dalam Akuntansi ...

6

Modul III: Jenis-jenis Perusahaan ...

12

Modul IV: Jurnal Umum ...

16

Modul V: Buku Besar ...

17

Modul VI: Neraca Saldo ...

(4)

MODUL I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mengenal akun-akun dalam akuntansi

2. Membuat rumus siklus akuntansi dalam program Excel 3. Mengentri data transaksi ke dalam jurnal umum

4. Membuat buku besar dan neraca dalam program excel

1.2 Dasar Teori

Perangkat lunak akuntansi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk memudahkan aktivitas dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas atas serangkaian aktivitas yang serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti pembelian (account payable), penjualan (account receivable), penggajian (salaries), buku besar (general ledger), dan lain-lain. Perangkat lunak ini bisa merupakan perangkat lunak yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan atau diberli dari pihak ketiga yang menyediakannya, atau dapat pula merupakan kombinasi keduanya. Karena hal tersebut kompleksitas dan kapabilitas perangkat lunak akuntansi menjadi sangat beragam bergantung kondisi lingkungan perusahaan yang menggunakannya. Ada banyak perangkat lunak akuntansi baik buatan local maupun luar negeri dengan fitur-fitur sebagai berikut:

1. Multi user 2. Multi company 3. Berbagai bahasa 4. Database 5. Multi cabang 6. Multi currency

7. Modul AR, AP, GL, Stock, Payroll, dll.

Pada prinsipnyaprogram akuntansi ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan, yaitu Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, Laporan Arus Kas. Untuk dapat menghasilkan laporan tersebut langkah mendasar adalah menyusun perkiraan atau

account atau ledger atau buku besar. Dimana setiap ledger memiliki kode dan nama serta

memiliki post-post yang jelas dalam posisi laporan keuangan.

(5)

1. Akuntansi yang berbasis pada sistem informasi komputerusasi akuntansi dapat menghasilkan buku besar yang berfungsi sebagai gudang data. Dimana seluruh data yang tercantum dalam dokumen sumber dicatat dengan transacton processing software ke dalam general ledger yang diselenggarakan dalam bentuk shared database, sehingga dapat di akses oleh personal atau pihak luar yang diberi wewenang.

2. Pemakai informasi akuntansi dapat memanfaatkan informasi akuntansi dengan akses secara langsung ke shared database.

3. Sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat menghasilkan informasi dan laporan keuangan multi dimensi.

4. Sistem informasi komputerisasi akuntansi sangat mengandalkan pada berfungsinya kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak.

5. Jejak audit pada sistem informasi komputerisasi akuntansi menjadi tidak terlihat dan rentan terhadap akses tanpa izin.

6. Sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat mengurangi keterlibatan manusia, menuntut pengintegrasian fungsi, serta menghilangkan sistem otorisasi tradisional. 7. Sistem informasi komputerisasi akuntansi mengubah kekeliruan yang bersifat acak pada

kekeliruan yang bersistem, namun juga menimbulkan resiko kehilangan data.

8. Sistem inforasi komputerisasi akuntansi menuntut pekerja pengetahuan (knowledge

worker) dalam pekerjaannya.

1.3 Perangkat yang digunakan

Perangkat keras dan lunak yang digunakan sebagai berikut: 1. Komputer/Laptop

(6)

MODUL II

AKUN-AKUN DALAM AKUNTANSI

2.1 Akun Secara Umum Dan Akuntansi

Sebelum era internet datang, khususnya di Indonesia, istilah “akun” (account) jarang digunakan di luar wilayah bisnis. Masyarakat umum lebih sering menggunakan kata “rekening” dibandingkan “akun”. Misalnya:

 Orang tidak menyebut akun telepon, melainkan “rekening telepon”.

 Orang tidak menyebut akun listrik, melainkan “rekening listrik”.

 Orang tidak menyebut akun air, melainkan “rekening air”

 Orang tidak menyebut akun bank, melainkan “rekening bank”.

“Akun” adalah kata serapan dari bahasa inggris yaitu “account” yang artinya: tempat penampung catatan aktivitas yang tersusun secara koronologis berdasarkan sistim urut tertentu (tanggal misalnya). Sedangkat kata “rekening”, jika saya tidak keliru, adalah bahasa Belanda yang artinya “tagihan” atau dalam bahas Jerman disebut “rechnung” yang artinya juga tagihan.

Akuntan dan calon akuntan, sejak di masa kuliah hingga bekerja, sudah sangat familiar dengan istilah “akun”, aktivitas harian tak jauh-jauh dari urusan akun (mulai dari urusan setup system/software akuntansi, pencatatan, pengelompokan, pelaporan, analisa, hingga pemeriksaan laporan keuangan).

Akuntan senior (baca: angkatan lama) lebih suka menggunakan istilah “rekening” atau “pos” (post) untuk menyebut akun, dalam PSAK barupun saya masih sering menemukan istilah “pos”, itu sebabnya mengapa pekerjaan mencatat dan mengelompokan transkasi ke akun-akun sering disebut “posting”.

Mau disebut akun, rekening, pos, tak masalah. Yang jelas pengertian dan fungsinya sama saja, yaitu: sebagai penampung transaksi keuangan yang disusun secara kronologis berdasarkan tanggal transaksi. Misalnya:

Akun/rekening/pos “Kas” – Penampung transaksi-transkasi dalam bentuk kas (tunai)

Akun/rekening/pos “Penjualan” – Penampung transaksi-transaksi Penjualan

Akun/rekening/pos “Biaya Penyusutan Gedung” – Penampung transkasi-transkasi biaya penyusutan gedung

Akun/rekening/pos “Piutang Dagang” – Penampung transaksi-transkasi piutang

(7)

2.2 Mengapa Akuntansi Perlu Akun?

Pertama, tujuan utama akuntansi adalah untuk menyajikan informasi/data keuangan

bermanfaat yang bisa dijadikan sebagai input atau bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis.

Kedua, agar bisa bermanfaat sebagai input dalam pengambilan keputusan bisnis,

maka informasi keuangan harus bersifat: (a) akurat; (b) relevan; dan (c) mudah dipahami oleh pihak-pihak yang memerlukan (pengguna laporan keuangan: manajemen, pemegang saham, kreditur dan pemerintah).

Ketiga, agar mudah dipahami maka informasi keuangan perlu disajikan secara

sistematis, logis, dan mudah dianalisa.

Keempat, agar tersaji secara sistematis, logis dan mudah dianalisa, maka informasi

atau data keuangan tidak disajikan dalam kondisi mentah dan acak, melainkan harus terklasifikasi dan tersusun sedemikian rupa, sesuai dengan karakter usaha, seperti format laporan keuangan yang kita gunakan saat ini.

Itu sebabnya mengapa mekanisme proses akuntansi berlangsung secara bertahap, sebagai berikut:

 Tahap-1. Mengumpulkan dan menganalisa bukti transaksi

 Tahap-2. Menghitung transaksi (mengukur)

 Tahap-3. Mencata transaksi (mengakui)

 Tahap-4. Mengklasifikasikan transaksi ke dalam akun yang sesuai

 Tahap-5. Menyusun laporan keuangan (melaporkan)

2.3 Jenis-Jenis Dan Nama Akun Dalam Akuntansi

Ada berapa jumlah akun dalam akuntansi, akun apa saja itu?

Disajikan dalam 2 elemen utama Laporan Keuangan, akun-akun tersebar dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi, sehingga secara keseluruhan akun-akun dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:

1. Akun TEMPORAL (Temporary Accounts) – Adalah kelompok akun yang nilai saldonya

bersifat temporal atau sementara saja, dalam pengertian: nilai saldo akun kelompok ini hanya ada selama kurun waktu suatu periode saja, untuk kemudian ditutup di akhir periode buku. Akun temporal juga sering disebut “Akun NOMINAL” (nominal accounts). Masuk dalam kelompok akun temporal atau akun nominal adalah akun-akun yang disajikan dalam

Laporan Laba Rugi. Pada proses tutup buku di akhir periode seluruh akun yang masuk

(8)

dengan cara: mendebit akun “Pendapatan”; dan mengkredit akun HPP dan “Biaya Operasional” dengan akun “Laba Rugi”. Kelompok akun ini kemudian dibagi menjadi beberapa sub-kelompok, yaitu:

a. Akun sub-kelompok “Pendapatan” (Revenue) – Terdiri dari akun yang diberi nama:

Penjualan (Sales) – Untuk menampung transaksi penjualan

Retur Penjualan (Sales Return) – Untuk menampung transkasi retur penjualan atau

barang kembali (jika menggunakan metode bruto)

Diskon (Discount) – Untuk menampung transaksi diskon (jika menggunakan metode

bruto)

Pendapatan Lain-lain (other revenues) – Untuk menampung transaksi pendapatan

yang berasal dari aktivitas di luar aktivitas utama usaha (sering disebut peredaran di luar usaha), termasuk pendapatan bunga jasa giro dari rekening bank.

b. Akun sub-kelompok “Harga Pokok Penjualan” (Cost of Goods Sold) – Terdiri dari

akun yang diberi nama:

Upah Buruh (Labor Cost) – Upah bagi pegawai/buruh yang dibayar secara harian

atau upah satuan

Pembuatan Sample (Sampling) – Pembuatan sample produk sebelum produksi,

termasuk bahan baku dan proses

Pengemasan (Packing) – Pengemasan produk, termasuk bahan baku dan proses

Pengiriman (Shipping) – Pengiriman barang ke pembeli, baik sample maupun

produksi.

Listrik Pabrik (Electricity)– Penggunaan listrik yang dialokasikan untuk aktivitas

produksi, termasuk penerangan, pemanas dan pendingin gudang penyimpnanan bahan baku dan barang jadi.

Penyusutan Bangunan Pabrik – Penyusutan bangunan pabrik dan gudang

penyimpanan bahan baku dan barang jadi

Pemeliharaan Bangunan Pabrik – Pemeliharaan gedung, termasuk pemeliharaan

instalasi listrik.

Penyusutan Mesin – Penyusutan mesin-mesin yang digunakan untuk proses

produksi, temasuk di dalamnya mesin pendingin (non-AC), pemanas, genset.

Pemeliharaan Mesin – Pemeliharaan mesin produksi (lihat mesin di atas), termasuk

pemeliharaan instalasi mesin.

Penyusutan Peralatan Pabrik – Penyusutan peralatan kerja di produksi

(9)

c. Akun Sub-Kelompok “Biaya Operasional” (Operating Expenses) – Terdiri dari akun

yang diberi nama:

Administrasi Umum – Biaya adminstrasi umum seluruh perusahaan

Gaji Pegawai Kantor – Gaji pegawai tetap disemua bagian (termasuk di bag

produksi)

Stationary & Supplies – Penggunaan stationary dan supplies seluruh bagian,

termasuk toiletries, pencetakan form/blanko dan foto copy.

Penyusutan Bangunan Kantor – Penyusutan bangunan kantor dan

bangunan-bangunan lain di luar pabrik dan gudang penyimpanan, termasuk bangunan-bangunan parkir dan post penjagaan.

Pemeliharaan Bangunan Kantor – Pemeliharaan untuk bangunan kantor (lihat

bangunan kantor di atas)

Penyusutan Peralatan Kantor – Penyusutan perlatan yang tidak digunakan untuk

aktivitas produksi, termasuk di dalamnya komputer dan AC di seluruh bagian)

Penyusutan Furniture – Penyusutan furniture (meja & kursi) di seluruh bagian

perusahaan

Pemeliharaan Furniture – Pemeliharaan untuk furniture (lihat furniture di atas)

Penyusutan Kendaraan – Penyusutan kendaraan operasional kantor, termasuk

kendaraan dinas yang digunakan oleh executive, manajer, dan pegawai di seluruh bagian.

Pemeliharaan Kendaraan – Penyusutan kendaraan operasional (lihat kendaraan di

atas), termasuk SAMSAT & KIR

Asuransi – Biaya asuransi bangunan, mesin dan pegawai.

Listrik Kantor – Listrik yang digunakan untuk keperluan kantor termasuk

aktivitas-aktivitas yang tidak ada di bagian produksi

Telepon – Penggunaan telepon di seluruh bagian (fixed line dan cellular), termasuk

penggunaan mobile phone yang digunakan oleh executive, manager dan pegawai yang ditanggung oleh perusahaan.

Perjalanan Dinas – Biaya-biaya yang timbul akibat aktivitas peralanan dinas, ticket,

akomodasi, transportasi, termasuk akomodasi dan transaportasi tamu perusahaan yang berkunjung dan ditanggung oleh perusahaan.

Iklan & Promosi – Iklan dan promosi untuk keseluruhan bagian, termasuk iklan

(10)

Lain-Lain – Biaya-biaya operasional yang tidak bisa digolongkan kedalam akun yag

telah ada.

Pajak Penghasilan – Pajak penghasilan perusahaan (PPh Badan)

Bunga – Bunga atas pinjaman baik dari bank maupun institusi lain.

2. Akun PERMANEN (Permanent Accounts) – Adalah kelompok akun yang nilai saldonya

bersifat permanen alias TETAP, dalam pengertian: nilai saldo akun kelompok ini selalu tersedia, tidak pernah ditutup, selama perusahaan beroperasi. Akun permanen juga sering disebut “akun RIIL” (real account). Masuk dalam kelompok akun permanent atau akun riil adalah akun-akun yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan alias Neraca. Akun-akun dalam kelompok ini TIDAK PERNAH DITUTUP. Nilai saldo kelompok akun ini terus diroll alias dilanjutkan diperiode-periode berikutnya. Teknisnya, saldo akhir di suatu periode akan menjadi saldo awal di periode berikutnya. Kelompok akun ini kemudian dibagi menjadi beberapa sub-kelompok, yaitu:

a. Sub-Kelompok “Aset Lancar” (Current Assets) – Meminjam penjelasannya IAS 1 dan

PSAK 1, Aset Lancar adalah aset (kekayaan perusahaan) dalam bentuk kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban (utang/laibilitas) sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan; ATAU dapat direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan; ATAU dapat direalisasikan dalam “siklus operasi normal” perusahaan; ATAU dimiliki untuk maksud diperdagangkan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi nama:

Kas Kecil – Ase berupa kas atau uang tunai yang disimpan secara fisik di dalam

perusahaan (selain check)

Kas Bank – Aset berupa kas yang ada di bank baik dalam bentuk tabungan maupun

giro

Investasi Jangka Pendek – Aset berupa efek ekuitas dan ekuitas sekuritas yang

diperdagangkan

Piutang Dagang – Aset berupa tagihan kepada pelanggan yang timbul dari

operasional normal perusahaan, termasuk: piutang pada pelanggan, piutang pada perusahaan afiliasi, piutang pada karywan (staf, manager, eksekutif).

Persediaan – Aset tersimpan, entah untuk digunakan sendiri (misal: bahan baku,

barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak lain (misal: persediaan barang jadi).

Uang Muka Biaya & Deposit – Aset yang timbul akibat pembayaran dimuka untuk

(11)

sering diberi nama “Biaya Dibayar Dimuka.” Misalnya: sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek.

b. Sub-Kelompok “Aset Tak Lancar” (Non-Current Assets) – Aset tak lancar adalah aset

(kekayaan perusahaan) yang tidak memenuhi kriteria yang disebutkan dalam kelompok “aset lancar” di atas. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi nama:

Investasi Jangka Panjang – Aset berupa instrument investasi yang disimpan hingga

jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang, biasa disebut “held-to-maturity”.

Property Investasi – Aset berupa property (=tanah, bangunan/gedung) yang

diperoleh bukan untuk digunakan dalam operasional perusahaan secara normal, melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, misalnya dengan cara disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.

Tanah – Aset berupa tanah atau lahan yang digunakan untuk operasional persuahaan.

Bangunan – Aset berupa bangunan yang digunakan untuk operasional perusahaan,

mulai dari tempat parkir, post satpam, gudang, pabrik, kantor, dan lain sebagainya.

Mesin – Aset berupa mesin yang digunakan untuk operasional perusahan, mesin

apapun itu. Artinya semua mesin di seluruh bagian.

Peralatan – Aset berupa perlatan yang digunakan untuk menunjang kelancaran

aktivitas operasional perusahaan. Artinya semua peralatan di seuluruh bagian.

Furniture – Aset berupa furniture dan mebeler yang digunakan oleh perusahaan, di

seluruh bagian.

Kendaraan – Aset berupa kendaraan yang dimiliki dan digunakan untuk menunjang

kelancaran operasional perusahaan, termasuk kendaraan-kendaraan dinas, baik roda dua maupun roda empat.

Aset Tak Berwujud – Aset tak lancar yang tidak memiliki wujud fisik akan tetapi

diharapkan akan mendatangkan manfaat baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Misalnya: goodwill, merk, patent, copyright dan biaya organisasional, perijinan.

Aset Dimiliki Untuk Dijual – Aset berupa tanah, bangunan, mesin, peralatan,

kendaraan, dlsb, yang segera akan dijual. Bisa jadi awalnya untuk operasional, tetapi begitu akan dijual dipindahkan ke dalam akun ini. Bisa dibilang akun ini sesungguhnya sangat jarang digunakan.

Aktiva Lain-lain – Aset yang tidak memenuhi kriteria lancar tetapi tidak bisa

(12)

c. Sub-Kelompok “Liabiliats Lancar” (Current Liabilities) – Kewajiban atau liabilitas yang:

diharapkan bisa dibayar/dilunasi dalam kurun waktu operasional normal perusahaan; ATAU yang jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan; ATAU dimiliki untuk maksud diperdagangkan; ATAU perusahaan tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi nama:

 Utang Dagang

 Utang Tertulis Jangka Pendek

 Utang Upah dan Gaji Pegawai

 Utang Pajak

 Utang Lain-lain

 Pendapatan Diterima Dimuka

 Deposit Dari Pelanggan

 Sewa Diterima Dimuka

d. Sub-Kelompok “Liabilitas Tak Lancar” (Non-Current Liabilities) – Kewajiban atau

liabiltas perusahaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu siklus atau satu tahun buku. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah utang yang diberi nama:

 Utang Bank Jangka Panjang

 Utang Sewa Jangka Panjang

 Promes

 Premi Asuransi Pensiun

 Liabilitas Pajak Tangguhan

e. Sub-Kelompok “Ekuitas Pemegang Saham” (Shareholder’s Equity) – Klaim atau

kepemilikan pihak luar terhadap kekayaan perusahaan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi nama:

 Modal Saham

 Tambahan Modal Disetor

 Laba Ditahan

 Akumulasi Laba/Rugi Komprehensif Lain

Catatan Penting:

Sub-kelompok akun relative pasti dan lumrah digunakan. Sedangkan nama-nama akun yang ada dalam suatu kelompok sub-akun cenderung variatif antara satu perusahaan dengan yang lainnya, tergantung jenis dan karakter operasional perusahaan masing-masing.

(13)

MODUL III

JENIS-JENIS PERUSAHAAN

1. Perusahaan Ekstraktif

Perusahaan Ekstraktif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-benda yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan ekstratif antara lain pertambangan penangkapan ikan, penebangan kayu, pemungutan rumput laut, dan pembuatan garam. Perusahaan pertambangan ialah perusahaan yang usaha menghali dan mengolah barang-barang tambang, misalnya pertambangan minyak bumi, besi batu bara, timah, dan nikel.

2. Perusahaan Agraris

Perusahaan Agraris adalah perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan tanah agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan agraris meliputi pertanian, perkebunan, perikanan (pemerihara ikan), dan peternakan. Perusahaan pertanian ialah perusahaan yang usahanya mengolah tanah menjadi lahan pertanian, kemudian ditanami tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan bahan untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya, pertanian padi, kacang tanah, hortikultura, perkebunan karet, kopi, teh, dan kina.

3. Perusahaan Industri

 Perusahaan Industri adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh:

 a. Perusahaan kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi (misalnya kursi rotan dan anyaman rotan)

 b. Perusahaan tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku (tepung terigu).

 c. Perusahaan roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti).

 d. Perusahaan mobil, pupuk, kimia, obat-obatan dan sepatu. 4. Perusahaan Dagang

Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat) kepada konsumen (pemakai). Contoh perusahaan perdagangan ialah usaha pertokoan serta perdagangan ekspor dan impor.

(14)

5. Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan. Contoh :

a. Perusahaan pengangkutan bus b. Jasa bank dan jasa pergudangan

(15)

MODUL IV

JURNAL UMUM

4.1 Pengertian Jurnal Umum

Jurnal umum adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.

Fungsi jurnal meliputi:

 Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.

 Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.

 Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.

 Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.

 Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut:

(16)

Berikut ini adalah contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama bulan Mei tahun 2006 di perusahaan MAMAT TAILOR

1 Mei: Tn. MAMAT menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “MAMAT TAILOR” sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,- Analisis transaksi :

 Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)

 Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)

2 Mei: Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan. Analisis transaksi :

 Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,- (Debet)

 Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)

4 Mei: Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,- Analisis transaksi :

 Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)  Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)

10 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya. Analisis transaksi :

 Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)  Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)

(17)

12 Mei: Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar Rp500.000,- Analisis transaksi :

 Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)  Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)

 Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)

18 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah dikirimkan tagihannya. Analisis transaksi:

 Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)  Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)

19 Mei: Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12 Mei. Analisis transaksi:

 Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)

 Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)

20 Mei: Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-

 Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)

(18)

21 Mei: Diterima pinjaman dari BCA Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi Rp250.000.

 Kas bertambah Rp 1750000,-

 Beban administrasi bertambah Rp 250000,-

 Utang bank bertambah Rp 2000000,-

22 Mei: Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-

 Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)

 Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)

(19)

MODUL V

BUKU BESAR

5.1 Pengertian Buku Besar

Buku besar adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Banyaknya perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta informasi yang diinginkan. Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar yaitu dengan cara memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku besar yang sesuai, kegiatan pembukuan ini dinamakan memposting.

5.2 Jenis Buku Besar

1. Buku Besar Umum (General Ledger): Buku Besar Umum sering disebut juga

buku besar induk, yaitu semua perkiraan yang ada dalam suatu periode tertentu seperti kas,

piutang usaha, persediaan utang usaha dan modal. Perkiraan-perkiraan ini saling berdiri sendiri dan berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus Pelaporan Keuangan.

2. Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger): sering disebut juga buku

tambahan, yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan

utang usaha yang berfungsi member informasi yang lebih mendetail. Pada umumnya, Pembuatan Buku Pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti Hutang, Piutang, dan Persediaan.

5.3 Tujuan Buku Besar Umum

1. Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar. 2. Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.

3. Menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.

4. Mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.

5. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi

(20)

5.4 Fungsi Buku Besar Umum 1. Mengumpulkan data transaksi

2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun 3. Memvalidasi transaksi yang terkumpul

4. Meng-update-kan Akun Buku Besar Umum dan File Transaksi 5. Mencatatkan penyesuaian terhadap Akun

6. Mempersiapkan Laporan Keuangan

Buku Besar Pembantu terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha sering disebut juga buku piutang yang

disediakan khusus untuk merinci langganan kredit, kepada siapa sajakah perusahaan melakukan transaksi penjualan kredit, dimanakah alamatnya dan berapakah jumlahnya. Dalam buku piutang, keadaan tagihan kepada tiap langganan dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan piutang dagang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan piutang dagang di buku besar umum, sebagai perkiraan induk. Sedangkan perubahan kepada masing-masing langganan dicatat pada perkiraan masing-masing-masing-masing dalam perkiraan buku besar pembantu piutang.

b. Buku Besar Pembantu Utang sering disebut juga buku utang. Buku ini disediakan

khusus untuk mencatat masing-masing pemasok secara terperinci yang banyaknya ditentukan oleh banyaknya pemasok yang memberikan pinjaman kredit, baik berupa barang dagangan maupun aktiva lainnya. Seperti halnya dalam buku piutang, dalam buku utangpun keadaan utang pada setiap pemasok dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan utang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan utang dagang dalam buku besar umum. Sedangkan perubahan kepada masing-masing pemasok, dicatat pada perkiraan masing-masing dalam buku besar pembantu.

(21)
(22)

Setiap akun harus dipisah satu persatu dalam satu table dan harus sesuai tempat (jika di kredit maka letakkan di kredit, jika di debit maka letakkan di debit). Untuk Saldo adalah pengurangan dari angka terbesar dengan angka terkecil dan diletakkan pada Akun itu seharusnya (missal: Kas itu debit, maka pengurangan dilakukan dan saldo diletakkan di debit).

(23)

MODUL VI

NERACA SALDO

6.1 Pengertian Neraca Saldo

Neraca Saldo adalah suatu buku yang memiliki isi berupa daftar yang memaparkan kumpulan saldo berasal dari data yang dimiliki oleh setiap rekening dari pihak- pihak terkait. Neraca saldo biasanya memiliki beberapa kolom utama yang digunakan dalam melakukan sautu pendataan. Kolom – kolom tersebut antara lain kolom neraca itu sendiri, kolom harga pokok produksi, kolom perkiraan besar kecilnya keuntungan atau kerugian dari suatu transaksi dan kolom pembelian serta penjualan. Neraca Saldo pada umumnya dikeluarkan pada saat periode akhir untuk digunakan sebagai bahan evaluasi. Hal tersebut karena neraca ini akan menunjukan kesetabilan perekonomian yang didapat melalui suatu aktivitas ekonomi yang dijalankan selama prosesnya.

Neraca Saldo berfungsi untuk mendeteksi setiap kesalahan matematika yang telah terjadi dalam sistem akuntansi double-entry yaitu pembukuan berpasangan. Dalam neraca jika disediakan dan terdapat total debit sama dengan total kredit yang dipaparkan secara jelas maka dapat dikatakan bahwa neraca saldo dianggap seimbang serta tidak boleh ada kesalahan matematika yang ditemui dalam buku besar akutansi pihak tersebut. Namun, ini tidak berarti tidak ada kesalahan dalam sistem akuntansi perusahaan. Sebagai contoh, transaksi diklasifikasikan tidak benar atau mereka hanya hilang dari sistem masih bisa ada kemungkinan kesalahan akuntansi yaitu berupa materi yang tidak akan terdeteksi oleh prosedur neraca saldo.

Neraca saldo juga dapat berupa sebuah worksheet pembukuan di mana saldo semua buku besar yang dikompilasi ke dalam kolom debit dan kredit. Sebuah perusahaan menyiapkan neraca saldo secara berkala, biasanya pada akhir setiap periode pelaporan. Tujuan umum menghasilkan neraca saldo adalah untuk memastikan entri dalam sistem pembukuan perusahaan secara matematis dan benar. Neraca saldo biasanya disiapkan oleh pemegang buku atau akuntan yang telah menggunakan daybooks atau buku harian akutansinya untuk mencatat transaksi keuangan dan kemudian mempostingnya ke buku besar nominal dan buku besar pribadi. Neraca saldo adalah bagian dari sistem pembukuan double-entry dan menggunakan format account ‘T’ klasik untuk menyajikan nilai-nilai yang didapat melalui segala aktifitas ekonomi yang berupa transaksi debit dan kredit.

(24)

Berikut contoh Neraca Saldo dari Saldo Buku Besar.

Semua saldo yang ada di Buku Besar dimasukkan dalam table Neraca Saldo. Perlu diingat, untuk meletakkan nilai uang/harga sesuai dengan Saldo Buku Besar apakah di debit atau kredit.

(25)

MODUL VII

CONTOH SOAL

Buatlah Jurnal Umum – Buku Besar – Neraca Saldo dari transaksi dibawah ini!

Transaksi :

1/8/2015 Tuan Malik membuka Kantor Malik Advokat dengan Menyerahkan uang Kas kekantor sebesar Rp5.000.000 dan Peralatan kantor sebesar Rp10.000.000 1/8/2015 Tuan Malik membayar sewa gedung untuk 1,5 tahun sebesar Rp 4.500.000 3/8/2015 Tuan Malik membantu kasus hukum PT. ABC dan dibayar bulan depan sebesar

Rp10.000.000

7/8/2015 Tuan Malik mendapatkan uang sebesar Rp5.000.000 dari klien atas bantuan hukum yang diberikannya.

9/8/2015 Tuan Malik meminjam uang ke bank sebesar Rp50.000.000

14/8/2015 Tuan Malik membantu kasus hukum PT. XYZ dan dibayar Sebesar Rp20.000.000 dimana 40 % nya dibayar tanggal 20 Agustus 2015.

18/8/2015 Tuan Malik membayar gaji karyawan (bagian administrasi) Sebesar Rp1.500.000 20/8/2015 Tuan Malik menerima uang dari utang klien pada 14 Agustus 2015.

23/8/2015 Tuan Malik membayar utang ke bank sebesar Rp2.500.000.

25/8/2015 Tuan Malik membantu PT. QWERTY dalam kasusnya dan dibayar Tunai sebesar Rp5.000.000

30/8/2015 Tuan Malik membayar biaya telepon sebesar Rp100.000, air sebesar Rp100.000 dan biaya listrik sebesar Rp150.000

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya citra, pelayanan dan kepercayaan dapat berpengaruh positif baik secara parsial maupun simultan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat serbuk MnSO4.H2O dari larutan hasil pelindian bijih mangan kadar rendah melalui proses kristalisasi untuk mendapatkan serbuk

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil skripsi yang berjudul: KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SEMAMPIR

dibandingkan posisi lainnya, 2) berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk, 3) duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika

Penentuan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dilakukan dengan mempertimbangkan pola keterkaitan (linkage) dan kemiripan karakteristik (homogenitas) setiap kawasan. Selain itu,

Analitik (kesin) çözümler: Analitik yöntemler, genel olarak, faydalıdır ve bazı spesifik sistemlerin davranışının anlaşılmasında mükemmel rol oynarlar. Ancak,

Ketiga, hasil dari beberapa contoh analisis data pada jenis data jumlah kecelakaan kendaraan bermotor di lalu lintas menunjukkan bahwa model regresi Poisson

Beberapa informasi menjelaskan bahwa perluasan perkebunan,terutama kelapa sawit dan karet yang menggunakan kawasan hutan, pada awalnya banyak menggunakan hutan