72 A. Kondisi Fisik
Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni berbatasan dengan Kecamatan Tirto, berjarak sekitar 9 km dari pusat pemerintahan yaitu Kajen, yang dapat ditempuh sekitar 20 menit bila menggunakan kendaraan pribadi. Desa Tangkil kulon memiliki dataran rendah dengan ketinggian antara 20-30 m di atas permukaan laut. Suhu di wilayah Tangkil kulon masih dalam batas normal. Kondisi tanah terdiri dari persawahan, pekarangan dan permukiman penduduk. Desa Tangkil kulon memiliki iklim yang sama seperti kondisi daerah tropis di Indonesia lainnya, yaitu penghujan dan panas. Sedangkan secara geografis, wilayah ini membentang dari utara ke selatan dengan luas wilayah 111,339 ha yang keseluruhannya terbagi menjadi 6 RW dan 19 RT. Adapun batas wilayah Desa Tangkil Kulon terbagai atas:
1. Sebelah Utara : Ngalian 2. Sebelah Selatan : Bugangan 3. Sebelah Timur : Tangkil Tengah 4. Sebelah Barat : Rengas
73
Grafik 3.1
Kondisi Geografis Desa Tangkil Kulon
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
B. Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tangkil Kulon adalah 4.167 jiwa, yang terdiri dari 2.089 laki-laki dan 2.069 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 979 dengan perincian KK pra sejahtera 109 keluarga, sejahtera 1 sebanyak 254 keluarga, sejahtera 2 sebanyak 247 keluarga, sejahtera 3 sebanyak 333 keluarga, dan sejahtera plus sebanyak 36 Keluarga.
Tabel 3.1
Komposisi Penduduk Menurut Usia
USIA JUMLAH (Orang)
0 – 1 66
1 - < 5 280
6 – 7 94
7 – 15 737
16 – 21 488
22 – 59 2226
60 - > 60 223
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Grafik 3.2
Komposisi Penduduk Menurut Usia
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Tabel 3.2
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN JUMLAH (Orang)
TIDAK TAMAT SD 571
TAMAT SD – SLTP 1017
TAMAT SLTA 87
TAMAT AKA/PT 26
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Grafik 3.3
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
75
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa Tangkil Kulon masih cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari penduduk yang tidak tamat SD mencapai 34% dari jumlah penduduk yang ada, sedangkan yang tamat SD dan SMP mencapai 60%. Padahal, Desa Tangkil Kulon ini memiliki beberapa sarana pendidikan yang terdiri dari TPA/ TPQ 5 unit, TK 2 unit, SD 2 unit, SLTP 1 unit, Pendidikan Kesetaraan/ PAKET B dan PAKET C 1 unit, serta akses yang tidak jauh dari SMA dan SMK Kedungwuni. Tingkat pendidikan ini tentu saja akan mempengaruhi kehidupan perekonomian masyarakat Desa Tangkil Kulon. Maka, dari sinilah program dari Pemerintah sangat diperlukan guna meningkatkan pendidikan masyarakat.
Tabel 3.3
Komposisi Penduduk Desa Tangkil Kulon Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Petani Buruh Tani Buruh Swasta Pegawai Negeri Pengrajin Pedagang Peternak Nelayan Montir Wiraswasta Penjahit
135 125 581 12 27 92 4 1 12 101 262
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Grafik 3.4
Komposisi Penduduk Desa Tangkil Kulon Berdasarkan Mata Pencaharian
77
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
Seluruh penduduk Desa Tangkil Kulon adalah pemeluk agama Islam.
Lembaga-lembaga sosial keagamaan yang berkembang antara lain: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Organisasi sosial keagamaan yang paling berpengaruh adalah NU, terlihat dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang marak, seperti kegiatan yassin-tahlil, barzanji yang diadakan setiap malam jum’at dan malam-malam tertentu berdasarkan perhitungan jawa.
C. Kondisi Ekonomi
Pada umumnya warga masyarakat Desa Tangkil Kulon bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa, ketrampilan, dan buruh. Sebagian besar
penduduk Desa Tangkil Kulon bekerja sebagai buruh di pabrik tekstil, industri konveksi, dan buruh pertanian dengan upah di bawah jumlah kelayakan hidup Kabupaten Pekalongan. Tentu saja kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi warga Desa Tangkil Kulon, tidak terkecuali adalah kondisi lingkungan permukiman yang menjadi terabaikan karena warga masyarakat lebih berorientasi mencari penghasilan. Hal ini dimaklumi karena kondisi penghidupan ekonomi yang masih rendah.
Kondisi perekonomian masyarakat Tangkil Kulon bila dilihat dari rata- rata pendapatan masyarakat miskin adalah rendah. Ini dilihat pada saat Pemetaan Swadaya dan kajian masalah ekonomi, dari hasil kajian masyarakat miskin kebanyakan mempunyai mata pencaharian sebagai buruh pendapatan mereka berkisar antara Rp150.000,00 sampai dengan Rp750.000,00. Akan tetapi, sebenarnya masyarakat Tangkil Kulon adalah pekerja keras sehingga masalah ekonomi tersebut bisa diatasi dengan cara memberikan mereka ketrampilan yang bisa menunjang untuk menambah penghasilan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Di Desa Tangkil Kulon banyak sekali potensi yang bisa digali untuk meningkatkan perekonomian, misalnya usaha konveksi, pabrik tahu, pembuatan opak (Ketela Pohon), dan warung makan.
79
Tabel 3.4
Rekap Hasil Kajian Ekonomi Desa Tangkil Kulon Tahun 2012-2014
No
Uraian Masalah (kondisi saat
ini)
Penyebab Masalah
(kondisi saat ini)
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya-upaya yang bisa dilakukan
I. Masalah Khusus Yang Dihadapi Oleh Perempuan 1. Pendapatan
yang kecil sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Pekerjaan yang tidak tetap/ buruh jahit
Mendapatkan
ketrampilan yang nantinya dapat meningkatkan
penghasilan
Mengadakan kursus ketrampilan,
Pemeliharaan hewan ternak dan penggemukan hewan ternak 2. Dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari harus pergi keluar desa sehingga mengakibatkan pengeluaran untuk biaya transportasi
Tidak
adanya pasar desa
Mendirikan pasar desa sehingga kalau berbelanja untuk kebutuhan sehari- hari lebih dekat
Adanya pasar desa
II. Masalah Khusus Yang Dihadapi Oleh Laki-Laki 1. Tidak adanya
pekerjaan sehingga banyak pengangguran
Tidak mempunyai akses keluar untuk
mendapatkan informasi, pendidikan yang rendah
Adanya keahlian untuk membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa menampung tenaga kerja
Mengadakan kursus ketrampilan,
Pemeliharaan hewan ternak dan penggemukan hewan ternak
2. Letak desa yang jauh dari jalan raya menyebabkan harus
mengeluarkan uang yang banyak untuk pergi ke desa lain guna menjual hasil panen
Tidak adanya jembatan penghubung untuk ke desa
tetangga
Adanya jembatan penghubung
sehingga mudah dilalui apabila untuk menjual hasil panen dan pemerintah desa dapat memperoleh masukkan dengan adanya jembatan penghubung tersebut
Mengusulkan untuk dibangun jembatan gantung kepada pihak luar dan pemerintah
kabupaten
III Masalah Bersama Yang Dihadapi Oleh Laki-Laki Dan Perempuan 1. Pendapatan
yang kecil sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari -hari
Pekerjaan yang tidak tetap/ buruh jahit
Mendapatkan
ketrampilan yang nantinya dapat meningkatkan
penghasilan
Mengadakan kursus ketrampilan,
Pemeliharaan hewan ternak dan penggemukan hewan ternak 2. Tidak adanya
pekerjaan sehingga banyak pengangguran
Tidak mempunyai akses keluar untuk
mendapatkan informasi, pendidikan yang rendah
Adanya keahlian untuk membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa menampung tenaga kerja
Mengadakan kursus Montir, Sablon
Rekap Hasil Kajian PS 3 Kajian tingkat pendapatan keluarga miskin di Desa Tangkil Kulon antara lain:
1. Pendapatan > Rp 800.000,00 = 210 keluarga 2. Pendapatan Rp 400.000,00 s/d Rp 700.000,00 = 167 keluarga 3. Pendapatan < Rp 400.000,00 = 252 keluarga
Hasil kajian dan analisis data yang ada menunjukan bahwa tingkat pelayanan masyarakat khususnya untuk pelayanan kredit mikro masih sangat terbatas. Lembaga perkreditan yang ada yaitu BKD. Namun lembaga ini belum
81
dapat memberikan pelayanan pinjaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain BKD, baru ada di UPK LKM Tunas Karya Mandiri yang memberikan pelayanan kebutuhan masyarakat akn pinjaman mikro. Akan tetapi, UPK LKM Tunas Karya Mandiri baru dapat memberikan pinjaman dengan jumlah yang sangat terbatas, sehingga masyarakat harus mengakses sumber kredit dari lembaga perbankan di luar Desa.
D. Klasifikasi Usaha Kecil Di Desa Tangkil Kulon 1. Sentra Penghasil Gabah
Tangkil Kulon merupakan sentra penghasil padi di Kecamatan Kedungwuni dengan lebih dari 35% luas wilayahnya (38,96 Ha) merupakan lahan pertanian irigasi tehnis. Aktivitas perdagangan gabah terlihat saat panen tiba. Pedagang dari luar Kabupaten Pekalongan menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai pusat transaksi jual-beli gabah untuk wilayah Tangkil Kulon, Tangkil Tengah, Bugangan, Rengas dan Wuled. Truk-truk pengangkut hasil pertanian untuk wilayah tersebut menjadikan Desa Tangkil Kulon sebagai transit sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat perdagangan gabah.
2. Pola Kawasan Permukiman
Persebaran permukiman penduduk Desa Tangkil Kulon terletak di tengah-tengah wilayah desa dengan diapit oleh hamparan sawah yang terbentang di sebelah timur, selatan dan barat. Pola tata ruang permukiman
kurang teratur karena kondisi khas wilayah pedesaan yang letak jalan ataupun gang tidak berupa blok.
3. Kaya akan Sungai
Hamparan sawah yang luas dibelah oleh sungai sepanjang wilayah desa menjadikan Desa Tangkil Kulon sangat potensial untuk kegiatan budidaya ikan air tawar dan lokasi wisata dengan dukungan kondisi alam yang khas pedesaan.
4. Pusat Industri Konveksi, Batik, dan Produsen Makanan Ringan Opak
Industri konveksi dan batik merupakan ciri khas Kabupaten Pekalongan. Desa Tangkil Kulon memiliki 36 unit usaha industri konveksi dan 5 unit usaha batik skala rumah tangga yang menyerap 445 tenaga kerja yang tersebar di tiap-tiap pedukuhan.
Industri makanan ringan Opak merupakan mata pencaharian hampir seluruh penduduk pedukuhan Karanggayam Desa Tangkil Kulon yang terletak di Rt 18-19 Rw 06. Rasa opak Karanggayam yang gurih dan renyah sudah dikenal oleh masyarakat Tirto, Wiradesa, Kedungwuni dan Bojong.
E. Potensi Yang Perlu Dikembangkan 1. Lahan Pertanian
Luas lahan pertanian Desa Tangkil Kulon yang hampir mencapai 40 ha dengan irigasi teknis sehingga dalam satu tahun dapat panen sebanyak tiga kali merupakan modal utama desa dalam rangka mengembangkan
83
diversifikasi budidaya pertanian dengan mengembangkan agribisnis untuk meningkatkan ekonomi warga desa.
2. Industri Konveksi, Batik, dan Bordir
Industri konveksi skala rumah tangga (home industry) sebanyak 36 kelompok usaha, batik sebanyak 5 kelompok usaha serta bordir sebanyak 3 kelompok usaha sangat berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan masyarakat Desa Tangkil Kulon. Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi industri ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk menggerakkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) khususnya konveksi dan batik.
3. Pengrajin Makanan Ringan Opak, dan Tempe
Opak Karanggayam yang sudah terkenal di pasar-pasar tradisional seperti pasar Kedungwuni, pasar Pekajangan, pasar Bligo, pasar Wiradesa dan pasar Bojong sangat potensial untuk dikembangkan sebagai makanan ringan khas Pekalongan dengan diversifikasi rasa, packaging yang menarik serta metode promosi yang terarah dan terukur akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Bukan hanya berupa produk tempe, tetapi dikembangkan lagi berupa keripik tempe dengan aneka rasa akan menjadikan tempe dan opak sebagai brand image oleh-oleh khas Pekalongan.
4. Peternakan
Jumlah peternak sapi sebanyak 14 kelompok usaha, peternak kambing 25 kelompok usaha, peternak bebek 4 kelompok usaha dan
peternak ayam 1 kelompok usaha merupakan penggerak ekonomi warga Desa Tangkil Kulon, dengan meningkatkan kapasitas keahlian beternak didukung oleh dukungan permodalan dari Pemerintah, kedepan Desa Tangkil Kulon bisa menjadi produsen daging untuk wilayah Pekalongan dan sekitarnya.
Grafik 3.5
Potensi Produktif yang Perlu Dikembangkan di Desa Tangkil Kulon
Sumber: Data diolah PRONANGKIS Desa Tangkil Kulon 2012-2014.
5. Budaya
Salah satu bentuk budaya yang masih ada sampai saat ini adalah seni Simtu Duror. Seni Simtu Duror sudah menjadi milik masyarakat secara turun -temurun sehingga dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang lanjut usia. Seni ini menjadi ladang syiar agama Islam sekaligus
85
arena atau wadah bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan informasi.
6. Keswadayaan Masyarakat
Setiap kali ada program pemerintah, antusias masyarakat cukup tinggi dengan dibuktikan adanya swadaya yang terkadang melebihi nilai yang semestinya dari kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut.
Nilai kebersamaan dalam semangat gotong -royong masih tampak kuat mengakar di masyarakat. Keswadayaan masyarakat yang tinggi menjadi potensi dalam pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon.
7. Sumber Daya Manusia (SDM)
Berkaitan dengan rencana pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon, potensi sumber daya manusia cukup memenuhi dan memadai untuk mendukung rencana tersebut. Antara lain terdapat tenaga medis (dokter dan bidan), tokoh agama (kyai dan ustadz), pengusaha transportasi, pengusaha konveksi dan pengrajin batik, tenaga terampil teknis (tukang kayu dan batu) serta PNS.
8. Sumber daya alam ( SDA )
Desa Tangkil Kulon memiliki berbagai sumber daya alam antara lain Sungai, Lahan atau areal kosong terbuka, sungai yang banyak. Semua sumber daya alam ini menjadi sarana pendukung bagi pengembangan Desa Tangkil Kulon baik sebagai kawasan utama maupun kawasan pendukung.
9. Radio Komunitas dan World Wide Web/Website
Hadirnya radio komunitas pemberdayaan Pekalongan, Mandiri FM yang selalu menginformasikan kegiatan PNPM-MP Kabupaten Pekalongan, dan dijadikan warga desa Tangkil Kulon sebagai media informasi mengenai pemberdayaan masyarakat di samping sebagai media hiburan. Hadirnya Mandiri FM ini dapat dijadikan sebagai media promosi produk UMKM sehingga produk mereka dapat dikenal oleh masyarakat Pekalongan dan sekitarnya.