Arti, Mindset, dan Pilihan Entrepreneurship
Sebelum kita mulai pembahasan mengenai topik ini. Saya mengawali untuk mengenalkan kepada Anda tentang IMPIAN. Mengapa, karena impian merupakan penggerak manusia untuk maju. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan teknologi yang lebih hebat berkat impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.Orang-orang yang tidak mempunyai impian, seperti orang yang naik angkot jurusan kemana saja sehingga waktu hidup orang yang tidak memiliki impian sangat tidak efektif. Orang yang tidak memiliki impian, hasrat atau kegigihannya mudah sekali pudar, sehingga mereka dengan mudah mengubah impian mereka. Padahal, impian yang besar mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang yang berhasil mencatat nama dalam sejarah rata-rata mempunyai ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian mereka
apa urgensinya impian bagi setiap orang. lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Impian merupakan sumber motivasi
Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Bahkan impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi hingga mencapai tujuan atau
menggapai tujuan selanjutnya. Dorongan motivasi itulah yang akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang harus ditempuh Nelson Mandela misalnya, sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, ia harus berjuang untuk sebuah impian negara Afrika Selatan yang berdaulat. Untuk itu ia menghadapi tantangan teramat berat. Impian selalu memotivasi Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus merelakan sebagian besar waktunya dibalik terali besi. Impian merupakan sumber semangat bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar-benar merdeka.
mampu berperan sebagai sumber motivasi, yang membangkitkan ambisi dan optimisme, sehingga mampu melampaui semua
rintangan dan kesulitan.
2. Impian menciptakan energi besar untuk berprestasi Impian menjadikan manusia penuh vitalitas dalam bekerja & merupakan sumber energi menghadapi tantangan yang tidak mudah. _Tips menjadikan impian sebagai sumber energi yaitu (PLUS) PERCAYA, LOYALITAS, ULET, DAN SIKAP MENTAL POSITIF.
Rasa percaya menjadikan seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin orang lain mengkritik atau menghalangi. Kepercayaan itu juga membentuk kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai pemenang.
Tips yang kedua adalah loyalitas atau fokus untuk merealisasikan impian. Untuk mendapatkan daya dorong yang luar biasa, maka tentukan pula target waktu.
Tips yang ketiga adalah ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja lebih lama dan keras. Sedangkan tips yang ke empat
adalah sikap mental positif. Seseorang yang mempunyai impian memahami bahwa keberhasilan memerlukan pengorbanan, kerja keras dan komitmen, waktu serta dukungan dari orang lain. Oleh sebab itu, mereka selalu bersemangat mengembangkan
kemampuan tanpa henti dan mencapai kemajuan terus menerus hingga tanpa batas. Impian yang sudah menjadi nafas kehidupan merupakan daya dorong yang luar biasa
3. Impian menjadikan kehidupan lebih mudah dijalani Impian menjadikan manusia lebih kuat menghadapi segala rintangan dan tantangan. sebab impian dapat menimbulkan kemauan keras untuk merealisasikannya_’tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan’ _George lucas
Kesimpulannya jangan takut memimpikan sesuatu. Jadikan impian sebagai nafas kehidupan. Sebab impian yang kuat menjadikan perjuangan yang berat saat menggapainya sebagai sarana latihan mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang lain, misalnya kekuatan emosi, fisik, maupun rohani.
Untuk lebih meyakinkan perlunya impian, mari kita kaji satu konsep yang terdapat dalam buku best seller ONE MINUTE MILLIONAIRE oleh Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen. Konsep tersebut adalah BE DO HAVE.
Uniknya konsep ini bukan diawali dari kerja (do) menuju milyarder, tetapi diawali oleh menjadi (be). Konsep ini bermakna langkah pertama yang harus dilakukan adalah pikirkan Anda ingin menjadi apa? Setelah Anda sudah mengetahuinya, maka lakukan (do) hal yang diperlukan untuk menuju be (menjadi apa yang Anda
inginkan). memiliki (have) adalah efek dari apa yang telah dilakukan.
Sebagai contoh : Ketika seseorang ingin menjadi programmer, maka lakukanlah tindakan yang mendukung menjadi programmer. Belilah alat-alat atau hal-hal yang bisa membantu menjadi
programmer, temui para programmer-progammer, diskusikanlah dengan mentor/pembimbing jika ada yang mengalami kesulitan, lakukanlah dengan teguh dan pantang mengeluh, maka orang tersebut akan memiliki hasil yang luar biasa berupa pengakuan dan tergantikannya harga yang telah dibayar berupa kerja keras,
biaya, dan himpitan pada masa sebelumnya.
Makna be – do have juga menunjukkan sikap perspektif jangka panjang. Sikap ini berarti bahwa seseorang yang sukses dalam berencana dan bertindak selalu memiliki perspektif jangka panjang. Segala keputusan yang dibuat selalu memperhatikan akibatnya bagi masa depan dalam jangka panjang. Mereka tidak mengenal istilah “bagaimana nanti saja” mereka lebih berpikir “nanti bagaimana?”
Berpikir jauh ke depan bukan berarti mengkhawatirkan masa depan. Tetapi lebih kepada mempersiapkan masa depan. Segala keputusan, rencana dan tindakan akan dipertimbangkan
anda?. Apakah rencana anda mendukung visi anda?. Apakah tindakan anda akan mempengaruhi masa depan anda?
Satu-satunya cara untuk membentuk perspektif jangka panjang ini ialah dengan merumuskan visi anda saat ini. Sebagai motivasi saya ingin bacakan hasil riset di Harvard Business School tentang
hubungan antara memiliki impian dan menuangkannya dalam bentuk tulisan dengan pencapaiannya. Hasilnya, 84% ternyata tidak punya impian. 13% punya impian yag spesifik, jelas tapi tidak menuliskannya. 3% punya impian yang spesifik, jelas dan tertulis. Setelah 10 tahun, seluruh responden itu disurvey lagi
perkembangannya. Ternyata, 13% orang yang punya impian, spesifik dan jelas tapi tidak menuliskannya, memiliki penghasilan 2x lipat dibandingkan 84% orang yang tidak punya impian. Dan hebatnya, 3% orang yang punya cita-cita dan menuliskannya, memiliki penghasilan 10x lipat dibandingkan 97% lulusan lainnya Jadi, Bagaimana merumuskan impian? akan diulas diawal
pertemuan minggu berikut. Kita masuk ke pembahasan mengenai arti, mindset, dan pilihan entrepreneur
Kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship.
Entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan.
ENTREPRENEUR dalam konteks bisnis adalah pengusaha, namun perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang berusaha adalah entrepreneur. Dengan demikian, ada jutaan orang yang memilih tidak bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, namun mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya berusaha seadanya, maka mereka hanyalah pedagang biasa. Ciri-ciri dari mereka adalah usaha stagnant, tak ada perubahan dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama sekali.
CIRI-CIRI YANG MELEKAT PADA SESEORANG YANG memiliki kemauan mewujudkan gagasan inovatif ke dalam duNia nyata secara kreatif dan dapat mengembangkannya dengan tangguh inti kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup.
Seorang entrepreneur adalah seorang yang moving forward. Siapa saja asalkan bertumpu pada fondasi pertumbuhan. Demikianlah, seorang ENTREPRENEUR adalah seorang yang moving forward maju terus ke depan. Usahanya tumbuh dari waktu ke waktu. Tak peduli apakah ia seniman, wartawan, pekerja sosial, guru, dosen,
karyawan, atau industriawan. Siapa saja yang melakukannya ia bisa disebut ENTREPRENEUR asalkan bertumpu pada fondasi pertumbuhan.
Untuk moving forward, seseorang harus bersahabat dengan ketidakpastian. Untuk menggambarkannya. Pilih secara jujur (dalam hati saja) salah satu pilihan berikut:
Mana yang anda pilih?
1) Bekerja apa saja biar gaji kecil yang penting pasti, setiap bulan memperoleh penghasilan tetap. Kalo sudah menikah anak-istri atau suami dapat tunjangan. Semua sudah pasti didapat ditempat kerja
2) Tidak punya penghasilan tetap (kecuali bila usaha sudah stabil), semua hal harus dibayar dengan menggunakan uang yang dicari sendiri. Bahkan pada tahap-tahap awal memulai usaha, ditemui banyak kesulitan
Catatan: Pilihan kedua adalah pilihan mereka yang mau bersahabat dengan ketidakpastian
Seperti apa pola pikir kewirausahaan, mari kita kaji mindset entrepeneurial.
Dalam teori, terdapat 7 mindset entrepreneurial, yaitu: 1. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait & see, atau
membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Ia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas dulu, atau
budgetnya ada dulu. Ia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah sangat kompleks, mereka selalu belajar menyedehanakannya. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap
3. Selalu mencari peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru ataupun peluang dari usaha yang sama. Untuk yang baru mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan di bawah dan menambah scope usahanya. Dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru seperti model, desain, kemasan, dsb
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena entrepreneur melakukan investasi dan menanggung resiko, maka seorang entrepreneur harus memiliki disiplin yang tinggi 5. Hanya mengambil peluang terbaik. Pada waktunya, seorang
entrepreneur akan menjadi sangat awas dan memiliki
penciuman yang sangat tajam. Karena itu entrepreneur harus cepat membaca peluang. Entrepreneur sejati akan mengambil peluang terbaik (punya nilai ekonomis, masa depan yang lebih cerah, mampu menunjukkan prestasi)
adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta beru atau kesulitan di lapangan
7. Memfokuskan energi setiap orang. Ia bukan pekerja sendiri. Ia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun dari luar. Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri. Karena itu ia harus punya kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, memotivasi, dan berkomunikasi.
Bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan mindset seperti ini? silahkan analisis dan tuangkan dalam bentuk tulisan. Dikumpul dan akan kita diskusikan minggu berikut
Topik terakhir adalah Pilihan-pilihan entrepreneurship
1. Intrapreneur. Karyawan dengan jiwa kewirausahaan (inovatif dan tajam dalam melihat peluang), yang dicari adalah akses terhadap resources
2. EntrEpreneur. Memiliki usaha yang dikembangkan sendiri, pengambil risiko
3. Social EntrEpreneur. Pelaku kegiatan sosial (pekerjaan pada area sosial) berwatak entrepreneur