• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis Pembibitan di Sukamanah

Penyemaian benih lisianthus dilakukan setiap hari Rabu. Varietas benih yang disemai disesuaikan dengan ketersedian stok benih. Benih disimpan di dalam lemari pendingin bersuhu ± 5 ºC. Benih lisianthus dikemas dalam kotak dan dilapisi plastik sachet seperti pada Gambar 2. Satu kemasan kotak berisi ± 3 000 benih yang berukuran sangat kecil. Setiap kali menyemai, pekerja akan mengambil sebanyak jumlah benih yang diperlukan.

Gambar 2. Kemasan Benih (a) dan Bentuk Benih (b-d)

Kegiatan penyemaian dilakukan di cool room, sedang pemeliharaan bibit di greenhouse pembibitan di Sukamanah. Tahapan kegiatan pembibitan lisianthus adalah persiapan wadah dan media tanam, persemaian benih, dan pemeliharaan bibit.

a b

(2)

24 1. Persiapan wadah dan media tanam

Wadah persemaian adalah tray berukuran 2 x 2 cm dan terdiri dari 288 sel dan tray berukuran 2.5 x 2.5 cm yang terdiri dari 144 sel. Tray 288 digunakan untuk menyemai benih dan memelihara bibit hingga berumur 8 minggu setelah semai (MSS). Tray 144 digunakan sebagai wadah transplanting untuk memelihara bibit berumur 8-12 MSS. Semua tray yang digunakan dicuci dengan air bersih. Pencucian tray dapat dilakukan secara manual dengan selang air maupun dengan mesin pencuci tray yang menggunakan tenaga listrik (Gambar 3). Jika menggunakan mesin pencuci, tray dimasukkan ke dalam mesin, dan di dalamnya terdapat sikat yang membersihkan tray dari kotoran.

Gambar 3. Mesin Pencuci Tray (a) dan Tray Semai (b)

Media persemaian yang digunakan adalah sekam, coco peat, dan media campuran yang mengandung white sphagnum peat dengan perbandingan 1:1:2. Media diayak hingga halus dan tidak menggumpal. Ketiga media dicampur rata dan dimasukkan ke dalam tray lalu disiram dengan air. Pencampuran dan pengisian media ke dalam tray dapat dilakukan secara manual maupun dengan alat pengisi media tanam yang menggunakan tenaga listrik. Pada Gambar 4 dapat dilihat media semai dan alat pengisi media menggunakan tenaga listrik.

a b

Gambar 4. Alat Pengisi Media Semai (a), Media Semai (b), dan Penyiraman Media (c)

(3)

25 2. Persemaian

Benih disemai di atas media yang telah disiram air, 1 sel tray berisi 1 benih. Pengisian benih ke dalam tray dapat dilakukan secara manual dengan cara menaruh langsung benih di atas media semai maupun dengan menggunakan alat semai (Gambar 5). Alat semai akan memudahkan pekerja dalam menempatkan benih ke atas tray dengan jumlah dan posisi yang tepat. Setiap tray diberi label berisi nama varietas, waktu semai, dan waktu keluar dari cool room. Tray yang berisi benih disimpan di rak persemaian dalam cool room bersuhu 16-18 oC selama 4 minggu. Penyiraman dilakukan sehari sekali agar benih tidak kering dan dapat berkecambah dengan baik.

Gambar 5. Persemaian Benih (a) Secara Manual dan dengan Alat Semai (b) 3. Pemeliharaan bibit

Setelah berumur 4 minggu, benih tumbuh menjadi bibit muda. Bibit tersebut dikeluarkan dari dalam cool room dan dipelihara selama 4 minggu pada greenhouse pembibitan yang beratap paranet 80 %. Suhu di greenhouse pembibitan berkisar antara 18-24 ºC. Daya berkecambah benih pada tray semai 288 dapat dilihat pada Lampiran 8.

Bibit lisianthus dipupuk dengan Growmore sebanyak 1-2 g/l. Pemupukan dilakukan 1-2 kali dalam seminggu dengan melihat pertumbuhan bibit. Penyiraman dilakukan setiap hari untuk menghindari gagalnya persemaian akibat kekeringan. Penyiraman melalui pengabutan (mist irrigation) dilakukan pada pukul 09.00 dan 13.00 WIB selama 5 menit. Jika suhu udara terlalu tinggi, maka dilakukan penyiraman tambahan dengan gembor.

(4)

26 Setelah berumur 8 minggu, bibit ditransplanting dari tray 288 ke tray 144. Hal ini bertujuan agar jumlah air pada media tanam lebih banyak sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik pada ruang yang lebih luas. Kegiatan transplanting dapat dilihat pada Gambar 6. Bibit yang ditransplanting adalah bibit yang tumbuh normal dan memiliki 2-4 daun. Bibit yang masih kecil akan tetap dipelihara hingga dapat ditransplanting.

Gambar 6. Transplanting Bibit

Persentase jumlah bibit yang dipelihara pada tray 144 dan dapat ditanam di lapang terdapat pada Lampiran 9. Selama di lokasi pembibitan, aplikasi pestisida tidak dilakukan. Hama di lokasi pembibitan lisianthus adalah ulat, lalat bibit (Agromyza phaseoli), dan keong. Hama ini memakan daun muda dan menghisap cairan tanaman sehingga bibit mati. Pada media tanam juga banyak ditemukan lumut yang menutupi media dan menghambat aliran air maupun nutrisi.

Penanaman di Lemah Neundeut

Transplanting bibit dari lokasi pembibitan ke lokasi penanaman di Lemah Neundeut dilakukan pada bibit berumur 12 MSS. Ciri bibit yang siap ditanam di lapang adalah bibit yang memiliki 8-10 daun yang segar, dan bebas dari gangguan hama dan penyakit.

Penanaman lisianthus awalnya dilakukan di Sukamanah, namun karena terbatasnya areal penanaman, maka dipindahkan ke Lemah Neundeut yang berjarak ± 3 km dari Sukamanah. Bibit ditanam di greenhouse dengan luas total penanaman lisianthus 1792 m2 (224 m x 8 m).

Kegiatan budidaya yang dilakukan pada lokasi ini adalah pembukaan dan persiapan lahan, persiapan bahan tanam, persiapan tanam, penanaman,

(5)

27 pemeliharaan, panen dan pascapanen, sortasi dan pengemasan hingga bunga siap untuk dipasarkan.

Persiapan Lahan

Kegiatan persiapan lahan meliputi pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, dan sterilisasi lahan. Pengolahan lahan dilakukan untuk memberikan kondisi media tanam yang sesuai bagi tanaman. Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya. Tanah dibongkar dan diolah dengan hand tractor ataupun cangkul lalu diberikan pupuk dasar dan pupuk kandang sebanyak 50 kg/100 m2. Pupuk dasar yang diberikan adalah NPK dengan rasio 8:3.5:6.5 sebanyak 5 kg/100 m2, 70 g/m2 MgSO4 dan 80 g/m2 SP 36. Hal ini dilakukan

untuk memberikan tambahan nutrisi ke dalam tanah.

Sterilisasi lahan dilakukan dengan aplikasi larutan Trimathon dengan dosis 10 cc/l/m2 atau larutan Vapam dengan dosis 50-70 cc/l air/m2, maupun Basamid dengan dosis 40-50 g/m2. Gambar 7 merupakan kegiatan dalam sterilisasi lahan. Tanah yang telah diberikan bahan sterilan dan pupuk ditutup dengan plastik hitam dan dibiarkan selama 10-12 hari sebelum dibuka.

Gambar 7. Sterilisasi Lahan Menggunakan Basamid dan Disungkup dengan Plastik Selama 12 Hari

Persiapan Tanam

Lahan dibentuk menjadi bedengan setelah proses sterilisasi selesai. Pada sebuah greenhouse terdapat 16 atap yang masing-masing atap terdiri dari 5 bedeng. Ukuran tiap bedeng adalah 28 m x 1.2 m dengan jarak antar bedeng yaitu 40 cm. Pada persiapan tanam dipasang peralatan yang diperlukan dalam pemeliharaan lisianthus. Peralatan yang dipasang pada bedengan yaitu unit pipa

(6)

28 irigasi, bambu penyangga tali, dan tali plastik sebagai supporting net atau jaring untuk penyangga tanaman.

Irigasi yang digunakan pada budidaya lisianthus adalah irigasi tetes (drip irrigation) menggunakan selang viaflo. Tiap bedengan dipasang 4 selang irigasi untuk mengalirkan air dan nutrisi kepada tanaman.

Tali plastik dibuat sebagai supporting net yang menyangga tanaman. Pemasangan net berfungsi untuk mengatur jarak tanam dan menyangga berdirinya tanaman agar tidak rebah. Net diletakkan di atas pipa atau selang irigasi. Supporting net dibentuk menjadi kotak persegi berukuran 14.5 cm x 14.5 cm. Ketinggian supporting net disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman lisianthus. Pada setiap pinggir bedengan dipasang bambu yang berfungsi untuk menopang supporting net.

Penanaman

Bibit lisianthus dapat ditanam setelah supporting net dipasang. Biasanya penanaman dilakukan setiap Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Bibit yang telah diseleksi dibawa ke Lemah Neundeut dari lokasi pembibitan dengan menggunakan mobil operasional perusahaan. Lubang tanam dibuat dengan kayu berbentuk silinder dengan posisi lubang di tengah supporting net.

Gambar 8. Penanaman Bibit di Lapang

Tray dapat dibalik dan ditekan untuk memudahkan pengambilan bibit dari tray. Bibit dapat langsung ditanam bersama dengan media semai. Penanaman dilakukan dengan membenamkan akar hingga pangkal batang ke dalam tanah, seperti pada Gambar 8. Kerusakan bibit saat penanaman harus dihindari agar bibit

(7)

29 tumbuh dengan baik. Setelah penanaman, bibit disiram untuk menghindari layu karena kekeringan.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemupukan, pemberian zat pengatur tumbuh, pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi, pewiwilan atau disbudding, pembersihan lahan dari gulma, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman lisianthus di lapang.

Gambar 9. Tanaman Lisianthus di Lapang

1. Penyiraman

Bibit memerlukan penyiraman yang teratur agar memiliki pertumbuhan yang normal. Penyiraman dilakukan setiap pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman, suhu, dan kelembaban. Jika suhu udara terlalu tinggi diberikan penyiraman tambahan.

Sumber air di Lemah Neundet berasal dari Pegunungan Pangrango yang berjarak ± 3 km dan ditampung pada sebuah kolam berukuran 25 m x 10 m dengan kedalaman 4 m dari permukaan tanah. Air dari kolam dipompa ke dalam tangki penampungan air dengan debit 200 liter/menit.

Komponen utama sistem irigasi terdiri dari tangki nutrisi, pompa utama, saringan pasir (sand filter), saringan piring (disc filter), saringan cincin (ring filter), pipa sub utama, pipa lateral, dan selang viaflo. Penyiraman dan pemberian pupuk atau nutrisi pada tanaman diaplikasikan melalui saluran irigasi. Jaringan irigasi lisianthus terdapat pada Lampiran 10.

(8)

30 Air yang ada di dalam tangki dialirkan menuju tangki nutrisi kemudian dipompa melewati saringan pasir menuju saringan piring ke jaringan pipa inlet. Saringan pasir berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat dalam air atau larutan nutrisi. Saringan piringan berupa piringan berbentuk cincin yang berjumlah 168 buah dengan lebar cincin 1.5 cm, keliling 41.5 cm, dan berdiameter 13.22 cm. Saringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang tidak dapat disaring oleh saringan pasir. Selanjutnya air dan nutrisi akan masuk ke penyaringan yang terakhir yaitu saringan cincin (ring filter) agar nutrisi yang diberikan kepada tanaman bebas dari kotoran. Saringan cincin (ring filter) akan meneruskan air dan nutrisi ke pipa sub utama dan ke pipa lateral yang ada di dalam greenhouse menuju ke tiap-tiap selang viaflo, seperti pada Gambar 10. Penyiraman tambahan dilakukan menggunakan alat spraying yang sumber airnya berasal dari tangki air.

Gambar 10. Jaringan Irigasi dan Nutrisi (a) dan Selang Viaflo (b)

2. Pemupukan

Pemupukan pertama diberikan pada tanaman berumur 1 MST di lapang dengan frekuensi pemupukan 2 kali semingggu. Pupuk yang diberikan kepada tanaman lisianthus adalah pupuk cair dan diaplikasikan melalui pipa-pipa irigasi viaflo. Pemupukan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB. Jenis pupuk yang diberikan berbeda dan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pupuk pada fase vegetatif diberikan 2 kali dalam seminggu selama 4 minggu, sebelum ada kuncup bunga dan pada fase generatif yaitu setelah kuncup bunga tumbuh sampai bunga mekar. Pada Tabel 2 terdapat komposisi nutrisi stok A dan B yang masing-masing akan dilarutkan pada 90 l air.

(9)

31 Tabel 2. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B Tanaman Lisianthus

Jenis Pupuk Vegetatif Generatif

Stok A

Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 11.7 kg 9.9 kg

Amonium Nitrat NH4NO3 3.4 kg 2.5 kg

Fe Kelat 13 % FeEDTA 174 g 174 g

Stok B

Kalium Nitrat KNO3 6.3 kg 5.5 kg

Monopotasium

Fosfat KH2PO4 3.7 kg 3.7 kg

Magnesium Sulfat MgSO4 3.3 kg 3.3 kg

Kalium Sulfat K2SO4 0.9 kg 3.3 kg

Mangan Sulfat MnSO4 23 g 23 g

Seng Sulfat ZnSO4 27 g 27 g

Borat Na2B4O7 51 g 51 g

Tembaga Sulfat CuSO4 5 g 5 g

Natrium Molibdat Na2MoO4 3 g 3 g

Nutrisi yang digunakan ada dua macam, yaitu stok A dan stok B. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan-bahan untuk membuat larutan nutrisi. Larutan stok A dibuat dengan mencampur bahan-bahan penyusunnya dengan air sebanyak 90 l didalam ember lalu diaduk secara merata dan terus menerus. Larutan yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam tangki larutan stok A yang berkapasitas 100 l.

Bahan-bahan stok B agak sukar larut dalam air sehingga pemberian air dilakukan secara bertahap serta pengadukan dilakukan terus-menerus sampai semua bahan larut. Pembuatan larutan stok B sama dengan larutan stok A, yaitu dengan melarutkan bahan dalam 90 l air lalu dimasukkan ke dalam tangki larutan stok B. Larutan stok A dan B masing-masing berjumlah 90 l dan disimpan dalam tangki. Aplikasi larutan nutrisi pada tanaman lisianthus dilakukan dengan mengencerkan larutan stok A dan stok B dengan air bersih di dalam tangki nutrisi dengan perbandingan 1:1:300 l.

Pada waktu pemupukan, sebelum pompa penyiraman dihidupkan, dilakukan pengecekan untuk memastikan bahwa keran telah terbuka. Pembukaan keran-keran inlet tergantung kepada jumlah dan lokasi greenhouse yang akan digenangi. Proses pemberian nutrisi sama dengan pemberian air yaitu melalui saluran irigasi.

Pemberian larutan pupuk kandang juga diberikan pada tanah untuk menambah bahan organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Rosasol sebagai pupuk daun sebanyak 1-3 g/l air juga diberikan pada saat awal

(10)

32 pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan vegetatif dan pertumbuhan tanaman sampai masa pembungaan.

3. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh diberikan saat tanaman berumur 2 minggu agar tanaman lebih cepat tumbuh dan mengurangi jumlah tanaman yang roset. Jenis zat pengatur tumbuh yang diberikan adalah giberelin berbentuk tablet yang mempunyai merek dagang Mad Gib dengan bahan aktif giberelin 3-20 %. Mad Gib diaplikasikan dengan penyemprotan langsung pada seluruh tanaman dengan konsentrasi 5 g/20 l air. Aplikasi Mad Gib dilakukan setiap 2 minggu sekali, sebanyak 2-3 kali khususnya pada tanaman yang kerdil dan memiliki pertumbuhan agak lambat.

4. Pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi

Uji kualitas air dilakukan terhadap pH dan Electrical Conductivity (EC) air dan hara. Alat untuk mengukur pH adalah pH meter, sedangkan untuk mengukur EC digunakan EC meter (Gambar 11). EC merupakan nilai yang menunjukkan jumlah ion-ion tersedia dalam tanah. Nilai EC yang terlalu besar dapat mengganggu akar tanaman dalam menyerap nutrisi. Pengukuran pH dan EC tanah dilakukan sebelum lahan ditanami dan setelah tanaman berumur 6 MST.

Gambar 11. Pengukuran pH dan EC Tanah (a) dan pH dan EC Meter (b) Pengukuran EC dan pH tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah yang akan diukur. Sampel berasal dari setiap titik yang mewakili kondisi lahan. Sampel tanah sebanyak 150 ml dilarutkan dalam 300 ml aquades, sehingga total larutan adalah 450 ml. Larutan diaduk sampai merata dan dibiarkan hingga air terpisah dari tanah dan terbentuk endapan. Pengukuran EC dan pH dilakukan pada air tanah.

(11)

Berd adalah 5.9 0.08 mS/c EC 1.18 m dilakukan 5. Pewiw Pewiw di sekitar p dapat dila untuk mem seragam pembunga 6. Penge Pengen 3-4 MST pertanama memperol vektor pen dasarkan ha 9 dan EC ad cm. Larutan mS/cm. Pen . wilan atau D wilan pada l pucuk dan b akukan 2-3 mperbanyak dan memb aannya ditun Gam endalian Gu ndalian gu dengan frek an. Gulma leh air dan

nyakit. Gol asil penguk dalah 3.28 n nutrisi yan ngukuran ter Disbudding isianthus ya bunga yang kali dalam k tumbuhny buat tanam nda. Pewiw mbar 12. Pew ulma ulma dilaku kuensi peng yang tumb nutrisi bag longan gulm kuran, pH t mS/cm, sed ng diberikan rhadap nila g aitu membu g terlalu mek m satu peri ya kuncup b man dapat wilan tiap tan

wiwilan pad ukan secar gendalian b uh di lahan gi tanaman, ma yang dit tanah sebel dangkan pH n pada tana ai pH dan E uang tunas a kar seperti p ode tanam. bunga deng tumbuh l naman dilak da Tanaman ra manual berdasarkan n tidak han namun jug temui berup lum dilakuk H air yaitu 6 aman memil EC setelah p

air dan caba pada Gamba . Tujuan pe an pertumb lebih tingg kukan oleh p n Lisianthus oleh peke n populasi g nya menjad ga dapat me pa teki-teki kan pemup 6.06, dan E liki pH 6.07 pemupukan

ang yang tum ar 12. Pewiw ewiwilan a buhan yang gi karena pekerja. erja pada gulma pada di pesaing d enjadi inang ian, rumput 33 ukan, EC air 7 dan tidak mbuh wilan adalah lebih masa umur areal dalam g dan t, dan

(12)

34 beberapa jenis daun lebar. Pengendalian gulma dilakukan dengan menyiangi gulma. Sanitasi lahan dilakukan dengan membuang tanaman lisianthus yang terserang hama dan penyakit. Gulma pada tanaman lisianthus tertera pada Gambar 13.

Gambar 13. Fungi (a), Gulma pada Lisianthus (b,c), dan Penyiangan Gulma (d)

7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Pemberian pestisida pada tanaman dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama atau organisme pengganggu tanaman. Hama yang paling sering ditemui di lapang dan mengganggu tanaman yaitu ulat, keong, kupu-kupu putih, dan thrips (Gambar 14). Penyemprotan pestisida dilakukan 2 kali seminggu pada hari Selasa dan Jumat. Jenis pestisida yang diaplikasikan tergantung dari kerusakan tanaman dan hama yang paling dominan di lapang. Pestisida yang diberikan diselingi pemberiannya agar tidak terjadi kekebalan terhadap salah satu jenis pestisida yang digunakan (resistensi).

Gambar 14. Hama pada Lisianthus : Ulat (a) dan Thrips (b)

a b

a b

(13)

35 Kepala subdivisi akan membuat perencanaan mengenai jenis pestisida dan dosis yang akan diaplikasikan setiap minggu dan akan direalisasikan dengan melihat kondisi tanaman. Pestisida yang diberikan pada tanaman lisianthus dapat dilihat pada Lampiran 11.

Karakteristik dan Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan morfologinya, lisianthus dibedakan menjadi organ penyusun yaitu akar, batang, daun, dan bunga. Lisianthus memiliki akar serabut berwarna coklat muda dengan panjang 10-20 cm dari pangkal hingga ujung akar. Akar berfungsi untuk menopang tanaman serta penyerapan air dan unsur-unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Batang lisianthus terdiri dari batang utama dan memiliki 2-3 cabang yang dapat memiliki ukuran sama besar. Arah pertumbuhan batang dan cabang tegak. Batang berbentuk bulat dan berwarna hijau. Pada batang akan tumbuh kuncup yang akan membentuk kuncup daun maupun bunga.

Sejak tahun 2007, PT. Saung Mirwan telah membudidayakan sekitar 29 varietas lisianthus, yaitu Ambar Double Maron, Bouquet White, Ceremony Orange, Cesna Rose, Cesna Rose Picote, Cesna Blue, Cesna White, Exrosa Green, Exrosa Yellow, Exrosa Pink, Exrosa Pink Picote, Exrosa Blue, King of Snow, King of Blue Picote, Love Me Tender, Magic Pink, Picolo Snow, Picorosa Snow, Rosina Rose Pink, Rosina Pink Picote, Rosina Green, Rosina Lavender, Rosina Blue, Revolution Green, Super Magic White, Super Magic Purple, Super Magic Deep Blue, Super Magic Lavender Blue, dan Super Magic Blue Picote. Pemilihan varietas didasarkan pada pertumbuhan tanaman di lapang dan jumlah permintaan terhadap varietas.

Morfologi bunga beberapa varietas yang dibudidayakan seperti pada Gambar 15.

(14)

Gam Saat jumlah pe Varietas y White, Ce Exrosa Y Picorosa S mbar 15. Pen t ini PT. Sa ermintaan t yang masih eremony O Yellow, Exro Snow, Ros nampilan B aung Mirwa tertinggi da h dibudida range, Cere osa Pink, E ina Rose P unga pada B an hanya me an memilik ayakan adal emony Ligh Exrosa Blu Pink, Rosin Berbagai V embudidaya ki pertumbu lah Ambar ht Pink, C ue, King of na Pink Pic arietas Lisia akan 10-17 uhan yang r Double M Cesna Rose f Snow, Lo cote, Rosina anthus varietas de baik di la Maron, Bou e, Exrosa G ove Me Te a Green, R 36 engan apang. uquet Green, ender, Rosina

(15)

Lavender, bunga yan Kon dengan ya dilakukan Exrosa Gr pertambah Lavender Mirwan m Berdasark hanya Ro standar (G Gam 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 Ti nggi Tanam an (cm ) dan Revol ng menarik. ndisi pertum ang lainnya seminggu reen, dan E han tinggi memiliki p menetapkan kan pengam osina Green Gambar 16). mbar 16. Tin 53.50 32 00 00 00 00 00 00 00 00 lution Gree mbuhan lisia a. Pengamat sekali. Ber Exrosa Pink yang cep pertumbuha standar tin matan pada n, Exrosa G nggi Tanam 2.44 21.09 3 en. Masing-anthus di lap tan terhadap rdasarkan p memiliki ti pat, sedang an yang ag ggi tanaman 11 tanama Green, dan man Berbaga 36.60 52.13 6 -masing var pang berbed p pertumbu pengamatan inggi tanam kan Cerem gak lambat n lisianthus an contoh Exrosa Pin ai Varietas L 64.38 44.82 rietas mem da antara va uhan vegeta n di lapang man yang pa mony Oran (Lampiran s siap panen hingga ber nk memili Lisianthus p 63.61 60.64 iliki penam arietas yang atif dan gen g, Rosina G aling tinggi nge dan R n 12). PT. n yaitu ≥ 60 rumur 13 M iki tinggi s pada Saat Pa 22.78 52.35 37 mpilan g satu neratif Green, serta Rosina Saug 0 cm. MST, sesuai anen 5

(16)

Gam Pada mingguny varietas. R daun pada Gam 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Jum lah Daun (helai) 0 2 4 6 8 10 Panjang R uas (cm ) mbar 17. Jum a Gambar ya dan tidak Rata-rata pe a saat panen mbar 18. Pan .Saa 0 1 2 6.65 3.50 mlah Daun p 17, terlihat k terlihat pe ertambahan n berkisar an njang Ruas at Panen 3 4 5 Minggu S 0 4.00 5.7 pada Berbag pertambah erbedaan ju daun setiap ntara 38-40 (Internode) 6 7 9 Setelah Tanam 75 7.07 9 gai Varietas han jumlah umlah daun p minggu ad daun. ) pada Berb 9 10 11 1 m (MST) .13 7.00 s.Lisianthus daun hamp yang menc dalah 2-4 da bagai Variet 2 13 8.86 8.73 s pir terjadi s colok dari s aun. Jumlah as Lisianthu Exrosa Yello Picorosa Sno Ceremony O Rosina Pink Rosina Rose Rosina Gree Exrosa Blue Exrosa Gree Exrosa Pink Rosina Lave King Of Sno 3.00 8.43 38 setiap setiap h total us ow ow Orange Picote e Pink en en ender ow

(17)

Gam Gam Peng diameter bahwa va (19.13 cm dengan di (0.6 cm) cabang ter 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Diam eter Batang (cm ) 0 1 2 3 Jum lah C abang (cabang) mbar 19. Dia mbar 20. Jum gamatan p batang (Ga arietas yan m) dan terpe iameter bat dan diame rbanyak dim 0.60 0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 3.25 ameter Bata mlah Caban ertumbuhan ambar 19), g memiliki endek adalah tang terbesa eter terpend miliki oleh v 57 0.60 0 3.00 1.50 ang pada Be ng pada Berb n vegetatif dan jumla i panjang h Rosina L ar adalah E dek adalah varietas Exr .51 0.40 0 2.43 2.64 erbagai Var bagai Varie f pada pan ah cabang ( ruas tertin avender (3. Exrosa Yell Rosina La rosa Yellow 0.57 0.45 1.75 1.45 2 ietas Lisian etas Lisianth njang ruas (Gambar 20 nggi adalah .00 cm), sed low dan Ce avender (0. w dan Exros 0.56 0.49 2.38 1.91 nthus Saat P

hus Saat Pan s (Gambar 0) menunju h Rosina G dangkan va eremony Or 37 cm). Ju sa Blue mem 0.37 0.43 1.67 1.57 39 Panen nen 18), ukkan Green arietas range umlah miliki

(18)

jumlah ca karakterist 13, 14, 15 Gam Gam 1 1 Jum lah B unga (kunt um ) 1 Di am et er B unga (cm ) abang yang tik vegetati , 16, 17, dan mbar 21. Jum Pan mbar 22. Dia 0 2 4 6 8 10 12 7.55 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7.36 5 g paling s f tanaman l n 18. mlah Kuntu nen ameter Bun 1.55 4.45 1 5.73 6.55 6 sedikit. Nil lisianthus d um Bunga pa nga pada Be 0.64 7.27 9 6.88 7.59 7 lai rataan apat dilihat ada Berbaga erbagai Var 9.36 6.18 1 7.77 7.17 dan standa lebih detai ai Varietas rietas Lisian 11.18 8.91 7.59 6.77 ar deviasi il pada Lam Lisianthus nthus Saat P 6.64 8.18 7.12 9.09 40 pada mpiran Saat Panen

(19)

Gam Gam Pertu mengamat mahkota b lisiantus y Green, dan genaratif t Ana pada Lam 0 2 4 6 8 10 12 Panjang Tangkai B unga (cm ) 1 1 2 2 3 Jum lah Daun M ahkot a bunga (hel ai ) mbar 23. Pan Pan mbar 24. Jum Pan umbuhan g ti jumlah b bunga yang yang memil n Rosina Pi tanaman lisi alisis korela mpiran 23. H 0 2 4 6 8 0 2 10.68 10 0 5 10 15 20 25 30 19.36 1 njang Tangk nen mlah Daun M nen generatif d bunga, diam g dapat dil liki jumlah ink Picote. N ianthus dap asi pada tia Hasil uji ko 0.00 9.41 9 9.55 23.45 1 kai Bunga p Mahkota pa diamati sete meter bung ihat pada G bunga terb Nilai rataan at dilihat pa ap karakteri orelasi menu 9.42 10.55 9 1.55 25.09 2 pada Berbag ada Berbaga elah bunga a, panjang Gambar 21 banyak ada n dan standa ada Lampira istik lisianth unjukkan b 9.55 10.86 22.18 14.18 2 gai Varietas ai Varietas L a pertama tangkai, d , 22, 23, d lah Picoros ar deviasi p an 19, 20, 2 hus yang d bahwa tingg 9.82 11.00 26.55 16.73 1 s Lisianthus Lisianthus S muncul de dan jumlah dan 24. Va sa Snow, E ada karakte 21, dan 22. diamati disa gi tanaman 8.46 8.74 19.82 14.45 41 s Saat Saat engan daun arietas Exrosa eristik ajikan nyata

(20)

42 berkorelasi dengan panjang ruas pada taraf 1 %. Semakin panjang ruas tanaman maka tinggi tanaman akan semakin tinggi. Rosina Green memiliki tinggi tanaman dan panjang ruas tertinggi. Jumlah daun nyata berkorelasi dengan diameter batang dan jumlah cabang pada taraf 5 %, dan nyata berkorelasi dengan jumlah bunga pada taraf 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun menyebabkan pertambahan pada jumlah cabang, diameter batang dan jumlah bunga lisianthus. Panjang ruas nyata berkorelasi dengan diameter bunga pada taraf 5 %, sehingga semakin panjang ruas tanaman, maka diameter bunga akan semakin besar. Varietas Rosina Green, Exrosa Green, dan King of Snow memiliki panjang ruas yang tinggi dan diameter bunga yang lebih besar diantara varietas lainnya.

Korelasi menunjukkan hubungan keeratan antara dua peubah. Nilai korelasi (r) berada antara –1 hingga 1. Jika r mendekati +1, maka hubungan antara kedua peubah kuat dan memiliki korelasi yang tinggi secara linear. Jika r mendekati nol, hubungan linear antara peubah sangat kecil atau tidak ada. Korelasi bernilai negatif artinya jika nilai salah satu peubah semakin besar maka peubah yang lain akan semakin kecil (Walpole, 1992)

Panen

Panen dilakukan 3 kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Panen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.30 dan biasanya berlangsung selama 1-2 jam. Panen dilaksanakan oleh 2 orang pekerja.

Walaupun lisianthus dapat dipanen lebih dari satu kali dalam masa produksi bunganya, namun PT. Saung Mirwan hanya memanen lisianthus dalam satu kali produksi tanaman dan setelah itu dilakukan penanaman tanaman baru. Panen hanya dilakukan sekali dengan mencabut seluruh bagian tanaman hingga bagian akar. Kriteria lisianthus yang siap panen ditentukan dari panjang tangkai tanaman, minimal terdapat 2 bunga yang mekar, tanaman segar, dan tidak rusak atau terserang penyakit. Kepala subdivisi akan membuat rencana panen mingguan dan catatan realisasi jumlah panen. Jumlah lisianthus dipanen berdasarkan jumlah permintaannya.

Tiap varietas yang ditanam bersamaan memiliki waktu panen serta periode panen yang berbeda-beda. Berikut adalah waktu dan periode panen pada berbagai

(21)

43 varietas lisianthus yang dibudidayakan. Periode panen menunjukkan adanya variasi waktu panen lisianthus dalam varietas yang sama ataupun berbeda pada waktu tanam yang bersamaan. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu panen berkisar pada 12-16 MST dengan periode panen 2-8 minggu.

Tabel 3. Perkiraan Waktu dan Periode Panen dari Berbagai Varietas Lisianthus

Varietas Waktu Panen(MST) Periode Panen (minggu)

Ambar Double Maron 14 5

Boegoet White 16 4 Ceremony Orange 12 3 Ceremony Light 15 2 Cesna Rose 14 5 Exrosa Yellow 13 4 Exrosa Blue 15 6 Exrosa Pink 13 8 Exrosa Green 14 5 King of Snow 13 7 Love Me Tender 12 4 Picorosa Snow 13 7 Rosina Lavender 14 4

Rosina Pink Picote 15 4

Rosina Rose Pink 14 7

Rosina Green 12 6

Revolution Green 14 4

Sortasi dan Seleksi Kualitas

Sortasi hasil panen yaitu dengan mengamati keadaan bunga, tingkat kemekaran, dan tinggi tanaman. Seleksi kualitas dilakukan dengan mengelompokkan tanaman menjadi 2 kriteria yaitu grade A dan B. Grade A memiliki panjang tangkai bunga ≥ 60 cm dengan minimal dua jumlah bunga yang mekar, sedangkan Grade B dengan tinggi tanaman < 60 cm. Tinggi tanaman yang dipanen diukur dari pangkal batang hingga ujung tanaman. Terdapat perbedaan harga jual pada grade A dan B. Tabel 4 menunjukkan sortasi hasil panen dari bulan Maret hingga Mei 2010. Berdasarkan hasil panen, Picorosa Snow dan Exrosa Pink merupakan varietas yang paling banyak dipanen dengan kualitas grade A.

(22)

44 Tabel 4. Jumlah Panen Berdasarkan Seleksi Kualitas Hasil Panen Lisianthus

Bulan Maret Hingga Mei 2010

Varietas Maret

Total April Total Mei Total

A B A B A B

Ambar Double Maron 2 0 2 2 1 3 4 4 8

Boquet White 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Ceremony Orange 0 0 0 0 0 0 2 0 2 Cesna Rose 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Exrosa Blue 36 15 51 17 12 29 4 1 5 Exrosa Green 8 0 8 21 0 21 4 0 4 Exrosa Pink 27 6 33 68 2 70 24 2 26 Exrosa Yellow 39 12 51 70 7 77 18 2 20 King of Snow 30 9 39 25 3 28 16 2 18 Love Me Tender 0 0 0 1 0 1 4 0 4 Picorosa snow 274 59 333 169 23 192 96 8 104 Rosina Green 6 0 6 22 8 30 22 2 24 Rosina Lavender 24 24 48 5 3 8 3 0 3

Rosina Pink Picote 48 2 50 17 1 18 23 0 23

Rosina Rose Pink 14 0 14 18 3 21 3 0 3

Revolution Green 0 0 0 2 0 2 4 0 4

Total 508 127 635 437 63 500 228 21 249

Pascapanen

Akar lisianthus dipotong dan daun pada batang bawah dibuang untuk mempermudah pengemasan. Satu ikat lisianthus terdiri dari 10-12 tanaman, diikat dengan karet dan dikemas menggunakan kertas untuk mengurangi kerusakan bunga. Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak membuat bunga layu atau tanaman memar. PT. Saung Mirwan hanya menggunakan air untuk merendam pangkal batang lisianthus dalam mempertahankan kesegaran bunga.

(23)

45 Penulis mengamati vase life lisianthus di ruangan mess penulis. Pengamatan dilakukan pada 2 varietas lisianthus menggunakan 3 ulangan. Percobaan dilakukan dengan merendam pangkal batang bunga lisianthus dengan larutan untuk menguji vase life dan dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25. Larutan pengujian dibandingkan dengan kontrol (air). Semua larutan diganti setiap 3 hari sekali dan pangkal batang dipotong 0.5-1 cm. Tabel 5 menunjukkan bahwa tiap larutan pengujian memiliki hasil yang berbeda-beda dalam memperpanjang kesegaran bunga lisianthus. Berdasarkan pengujian, perendaman bunga potong lisianthus varietas Rosina Green dan Exrosa Pink dengan gula 15 g/l + asam sitrat 0.4 g/l dapat memperpanjang kesegaran bunga hingga 17 hari.

Tabel 5. Vase Life pada Dua Varietas Lisianthus

Ulangan A Rosina GreenB C D A Exrosa Pink B C D

1 17 12 17 17 13 11 17 16 2 15 11 17 15 12 14 17 9 3 13 16 17 16 11 8 17 8 Rata-rata (hari) 15 13 17 16 12 11 17 11 Keterangan : A = air

B = larutan desinfektan (NaClO 5.25%) 1ml/l C = gula 15g/l + asam sitrat 0.4 g/l

D = gula 15g/l + asam salisilat 150 ppm

* = Setiap 3 hari sekali larutan diganti, pangkal tangkai dipotong 0.5-1cm

Pengemasan dan Pengiriman

Setelah panen selesai, lisianthus dibawa mengunakan mobil pengangkut hasil panen ke tempat packaging bunga potong di Sukamanah. Tempat packaging bunga potong merupakan ruangan untuk menyimpanan bunga sebelum dipasarkan kepada konsumen. Ruangan ini berfasilitas Air Conditioner, memiliki suhu sekitar 20-21 0C dengan bak-bak tempat menyimpan bunga. Bunga lisianthus disusun secara vertikal pada bak yang berisi air seperti pada Gambar 26. PT. Saung Mirwan tidak memberikan tambahan zat untuk mempertahankan kesegaran bunga setelah panen maupun saat pascapanen. Biasanya bunga lisianthus yang ada ruang packaging dapat bertahan tetap segar hingga seminggu. Bunga yang sudah layu dan mulai membusuk akan dibuang.

Pengemasan bunga potong dilakukan jika ada permintaan dari konsumen. Pengemasan bunga yang dipasarkan dilakukan dengan menggunakan kardus yang

(24)

46 berukuran panjang 85 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 42 cm. Satu kardus dapat berisi 20-25 ikat bunga potong dan siap dikirim. Pengiriman bunga potong dilakukan dengan mobil boks milik PT. Saung Mirwan yang digunakan untuk mengirim dan memasarkan hasil-hasil pertanian.

Gambar 26. Penyusunan Lisianthus pada Bak (a) dan Pengujian Vase Life Lisianthus

Pemasaran

Awalnya, PT. Saung Mirwan memasarkan bunga potong lisianthus di pasar lokal dan pasar Asia. Bunga lisianthus diekspor ke Jepang, dengan kriteria tinggi batang minimal 70 cm, memiliki 2 bunga kembar yang mekar. Warna bunga yang paling banyak diminati adalah yang berwarna putih (King of Snow dan Picorosa Snow) dan pink (Rosina Rose Pink). Namun, saat ini PT. Saung Mirwan tidak lagi mengekspor bunga potong lisianthus karena kualitas tinggi tanaman lisianthus yang dihasilkan < 70 cm serta diameter batang terlalu kecil. Bunga lisianthus yang berwarna pink dan ungu lebih banyak diminati di pasar lokal. Tabel 6 menunjukkan fluktuasi jumlah lisianthus yang terjual tiap minggunya.

(25)

47 Tabel 6. Penjualan Lisianthus PT. Saung Mirwan Tahun 2010

Minggu` Jumlah Awal (Ikat) Jumlah Panen(Ikat) Jumlah Dijual(Ikat) Buang(Ikat) Jumlah Akhir(Ikat)

1 141 483 316 202 106 2 106 347 159 124 170 3 170 151 220 75 26 4 26 200 210 0 16 5 16 152 75 0 93 6 93 150 144 0 99 7 99 288 98 45 184 8 184 124 84 166 58 9 58 93 79 20 52 10 52 203 87 36 133 11 133 158 110 175 6 12 6 89 95 0 0 13 0 117 116 0 1 14 1 180 156 0 25 Aspek Manajerial Karyawan Harian

Dalam melaksanakan kegiatan magang, penulis berstatus sebagai karyawan harian selama 2 bulan. Penulis melakukan pekerjaan yang sama dengan karyawan harian PT. Saung Mirwan di lapang. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan budidaya dan produksi bunga potong lisianthus. Setiap pagi hari penulis menggunakan mobil pengangkut panen milik perusahaan untuk mengikuti kegiatan yang ada di Lemah Neundeut. Kegiatan yang dilakukan penulis di Lemah Neundeut yaitu penanaman lisianthus ke lapang, penyiraman, pewiwilan, penyiangan, pemanenan, sortasi, dan pengemasan. Penulis kembali lagi ke Sukamanah pada siang hari dan mengikuti kembali kegiatan budidaya lisianthus (persemaian) di Sukamanah.

Setiap hari karyawan bekerja mulai pukul 07.30-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB dan wajib mengisi daftar hadir. Karyawan harian memperoleh penjelasan mengenai hal yang harus dikerjakan serta teknis pelaksanaan tugas oleh kepala subdivisi (Kasubsi) dan kepala divisi (Kasi). Karyawan harian akan bertanggung jawab kepada Kasubsi atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Selama menjadi karyawan harian penulis banyak mempelajari

(26)

48 kegiatan pengelolaan kebun dan dibimbing oleh para karyawan, kepala subdivisi, maupun kepala divisi.

Pendamping Kepala Divisi

Status penulis sebagai pendamping supervisor atau pendamping kepala divisi (Kasi) dimulai pada bulan ketiga pelaksanaan magang. Selama 1 bulan penulis mempelajari kegiatan produksi hingga administrasi kebun. Penulis tetap melakukan kegiatan harian di kebun dan juga mempelajari kegiatan administrasi di kantor. Penulis juga mempelajari bagaimana cara melakukan pengawasan terhadap karyawan di lapang. Penulis ikut serta dalam melakukan pencatatan mengenai data-data perusahaan untuk pengarsipan.

Kepala divisi bersama kepala bagian membuat perencanaan kegiatan budidaya, mengawasi pelaksanaannya dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan dibantu oleh kepala subdivisi di tiap lahan. Kepala bagian bertanggung jawab terhadap manajer kebun.

Pendamping Kepala Bagian

Manajer mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan atas produksi hingga pemasaran komoditas yang dibudidayakan. Manajer bertanggung jawab kepada direktur atau pemilik perusahaan.

Penulis mempelajari kegiatan manajemen dari pengusahaan bunga potong lisianthus melalui diskusi dengan manajer umum perusahaan dan manajer bunga yang memiliki posisi setara. Penulis berstatus sebagai pendamping kepala bagian dan manajer selama 1 bulan.

PT. Saung Mirwan memiliki tiga bidang yang harus dikelola agar perusahaan dapat menjalankan usaha. Setiap bidang yaitu produksi, komersil, dan umum memiliki manajemen yang saling terkait.

1. Manajemen Bidang Produksi

Manajemen bidang produksi melingkupi pengawasan terhadap seluruh kebun produksi milik PT. Saung Mirwan, yaitu kebun Gadog, Lemah Neundeut, Cipanas, Lembang, dan Garut. Manajemen produksi berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berkaitan dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengarahan. Kegiatan yang dilakukan di

(27)

49 bidang produksi, misalnya membuat perencanaan dan penyusunan program tanam suatu komoditas untuk periode satu tahun. Program tanam akan mengatur waktu dan aspek budidaya suatu varietas yang bersifat fleksibel dan terus-menerus dapat diperbaharui atau direvisi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Bidang produksi bekerjasama dengan sales. Sales membuat perencanaan terhadap jumlah suatu varietas yang harus ditanam dan dipanen sesuai permintaan terhadap lisianthus. Sales divisi bunga memberikan perencanaan jumlah panen (target yang harus dipenuhi setiap minggu atau setiap bulan) kepada bidang produksi.

Bagian produksi mempersiapkan lahan, bahan tanam, serta input produksi kegiatan budidaya sesuai rencana tanam yang diberikan sales. Bidang produksi akan bertanggung jawab terhadap lahan produksi bunga potong dalam memenuhi kebutuhan panen sales.

Pengawasan oleh manajer produksi dilakukan dengan melihat, mengontrol, dan memberi pengarahan kepada setiap karyawan yang melaksanakan program tersebut. Rapat antara manajer produksi bunga dengan kepala divisi, kepala bagian, dan kepala subdivisi dilaksanakan seminggu dan sebulan sekali untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan suatu program tanam.

2. Manajemen Bidang Komersil (Pemasaran)

Bidang komersil bertugas dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh bidang produksi, baik sayur maupun bunga. Bidang komersil bertanggung jawab menyediakan produk yang diminta oleh pasar atau konsumen. Bagian divisi bunga atau sales bertugas untuk menentukan perencanaan jumlah dan waktu tanam serta panen, mencari peluang pasar, melakukan promosi, melakukan pengadaan, menentukan harga jual, menangani pengemasan, dan mengatur distribusi untuk menyalurkan barang dan jasa hingga ke tangan konsumen. Sales dapat menggunakan hasil produksi dari lahan maupun menjalin kemitraan untuk memenuhi target permintaan dari konsumen.

Awalnya pemasaran lisianthus dilaksanakan di pasar dalam negeri (domestik) dan luar negeri (internasional). Namun karena berbagai pertimbangan, akhirnya pemasaran hanya dilakukan di dalam negeri. Perusahaan memiliki dua jenis pelanggan yaitu pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap atau kolektif

(28)

50 (pengunjung atau tamu). Pelanggan tetap memiliki hubungan kontrak yang bertujuan untuk menjamin kualitas produk dan kontinuitas permintaan.

Pengiriman bunga dilakukan dengan menggunakan mobil boks. Setelah bunga sampai ke tangan konsumen, faktur yang terdiri dari surat jalan dan nota ditandatangani oleh konsumen. Bila ada bunga yang rusak selama pengangkutan ataupun tidak sesuai dengan pesanan, maka konsumen berhak untuk mengembalikan barang tersebut. Selanjutnya tugas bagian distribusi melaporkan hasil pengembalian ke bagian divisi bunga (sales) dan melapor ke bagian keuangan. Jumlah pengiriman barang ke luar daerah adalah minimal 100 ikat lisianthus dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pemesan.

Konsumen juga dapat mengambil sendiri bunga potong lisianthus dengan datang ke PT. Saung Mirwan dan melakukan transaksi. Sistem pembayaran yang berlaku pada perusahaan dapat melalui cash ataupun kredit. Cash dapat dilakukan dengan mentransfer sejumlah uang sedangkan sistem pembayaran melalui kredit setelah ada kesepakatan antara sales dengan pelanggan. Hal ini berdasarkan kepercayaan sales terhadap pelanggan tersebut.

Saluran pemasaran bunga potong lisianthus ada tiga, yaitu perusahaan langsung menjual bunga kepada konsumen secara kolektif, menjual bunga kepada florist atau toko bunga, atau menjual bunga kepada distributor yang akan menjual kepada florist. Bunga potong lisianthus dijual secara kolektif kepada pelanggan dan distributor maupun florist yang berasal dari daerah Rawa Belong, Jakarta. 3. Manajemen Bidang Umum

Bidang umum bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan, tenaga kerja, fasilitas dan properti, serta penelitian yang berguna bagi pengembangan usaha. Bidang umum akan memperlengkapi para pekerja dengan training atau pelatihan guna peningkatan soft skill karyawan.

Gambar

Gambar 2. Kemasan Benih (a) dan Bentuk Benih (b-d)
Gambar 3. Mesin Pencuci Tray (a) dan Tray Semai (b)
Gambar 5. Persemaian Benih (a) Secara Manual dan dengan Alat Semai (b) 3.  Pemeliharaan bibit
Gambar 6. Transplanting Bibit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belli bir zamanda tekniğe göre kabul edilebilir güvenlik amacõna ulaşmak için kullanõlan vasõtalar,aynõ makinelerin bir sonraki versiyonunun (üretiminin) daha

Rosenthal’in asabiyyet’i (MR) çe­ virisi boyunca, &#34;grup duygusu” (group feeling) olarak karşılanması yeterli ve hattâ doğru sayılmamalıdır. Çünkü,

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Pembenihan dan Pembesaran Udang Vaname, Litopenaeus vannamei, Di PT Esaputlii Prakarsa Utama, Sulawesi Selatan” adalah

Standar ISO 50001:2011 ini menetapkan persyaratan untuk penetapan, penerapan, pemeliharaan dan perbaikan sistem pengelolaan energi, yang tujuannya adalah untuk

Dalam wacana yang dikembangkan oleh Hans Kelsen, permasalahan proses demokrasi tidak terletak pada proses sehat tidaknya sebuah partai politik, akan tetapi lebih kepada

1) Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderla Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan

Atas dasar tersebut diatas, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) bermaksud menyelenggarakan Seminar Nasional III dan Healthcare Expo II untuk menambah wacana,

Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak langsung, serta pengaruh kausal total dari tiap-tiap