• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka mencapai kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang bersifat kuantitatif, misalnya bertambahnya tinggi badan, berat badan. Perkembangan individu dapat dilihat dari aspek psikis yang ditandai dengan betambahnya kemampuan individu yang bersifat kualitatif misalnya keberanian anak berinteraksi dengan orang lain.

Salah satu kegiatan yang mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah belajar. Agar dalam kegiatan belajar dapat mencapai hasil yang maksimal hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Sidiq dkk (2009: 1-7) prinsip dalam belajar yaitu : 1) prinsip motivasi; 2) prinsip perhatian; 3) prinsip aktivitas; 4) prinsip umpan balik; 5) prinsip perbedaan individu.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang dengan sengaja didesain yang bertujuan menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar matematika sekolah. Menurut Bruner (Aisyah dkk: 2008, 1-4) belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang ada pada materi yang dipelajari serta menemukan hubungan antara konsep dan struktur matematika. Dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

(2)

1. Faktor Internal merupakan faktor yang mempengaruhi individu dalam pembelajarn yang muncul dari dirinya sendiri misalnya, kecerdasan individu, bakat, motivasi untuk melakukan proses belajar mengajar. 2. Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar

individu yang muncul dari luar individu misanya, lingkungan sekolah, sosial, sarana dalam pembelajaran yang dapat berupa media dan alat peraga, media dan alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada matematika sering dicari keseragaman seperti keturutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model yang merupakan representasinya untuk membuat generalisasi. Bangun datar mempunyai keterkaiatan pola yang saling berhubungan yaitu titik, garis, sudut. Salah satu cabang ilmu matematika adalah geometri atau bangun datar. Bangun adalah semua informasi geometri yang tersisa pada saat lokasi, skala, dan efek putar disaring dari suatu objek. Bangun sederhana dua dimensi dapat digambarkan oleh titik, garis, kurva, bidang, dan seterusnya. Suatu bangun yang titik-titiknya dimiliki oleh bidang yang sama disebut gambar bidang.

(3)

materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora belum mencapai Kritiria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu minimal 60, dan target ketuntasan minimal adalah 70% dari seluruh siswa harus mendapatkan nilai di atas KKM. Kurang maksimalnya hasil belajar matematika materi bangun datar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora karena dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan cara konservatif atau monoton. Guru mengajar dengan hanya menerangkan materi pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar berpusat pada kegiatan guru, anak kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Anak bermain dengan teman, tidak mendengarkan penjelasan materi dari guru. Selain itu guru tidak pernah menggunakan media, dimana media mempunyai peranan penting dalam membantu guru menyampaikan materi pembelajaran. Karena pada usia ini siswa pada masa operasional kongkrit,anak membutuhkan manipulasi objek yang dapat mengkongritkan abstaraksi materi pembelajaran.

(4)

Piaget (dalam Aisyah dkk: 2-3) pada anak sekolah dasar merupakan fase operasional kongkrit dimana anak memulai dari yang sederhana (kongkrit) ke yang kompleks (abstrak). Pada fase ini siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran matematika materi bangun datar apabila dalam kegiatan proses balajar mengajar, guru menggunakan media pembelajaran. Menurut teori Van Hielle dalam (Sa’dijah:59-60) tahapan dalam pembelajaran geometri 1). Fase Visualisasi 2). Fase analisis 3). Fase diduksi Informsl 4). Fase diduksi 5). Fase ragor (keakuratan). Siswa kelas rendah pada tahap visualisasi dan analisis, anak membutuhkan benda kongkrit sebagai media yang bisa memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran khususnya materi bangun datar. Media dapat membantu memanipulasi objek materi pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit. Selain itu media juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga anak dapat dengan mudah menerima materi bangun datar dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas II sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(5)

Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora akan meningkat. Berdasarkan alasan dan uraian tersebut maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Seni Mozaik untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Sambogrejo I Kecamatan Sambong Kabupaten Blora ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1 Bagaimanakah media seni mozaik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo kecamatan Sambong Kabupaten Blora?

2 Bagaimanakah media seni mozaik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(6)

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan media seni mozaik dalam meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pembelajaran Matematika, khususnya materi bangun datar siswa kelas II Sekolah Dasar dengan memanfaatkan media seni mozaik.

2. Manfaat Praktis

a) Lembaga Sekolah Dasar

Meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi bangun datar sebagai salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan belajar mengajar matematika yang telah dilakukan bersama antara guru dan siswa yang berhasil guna dan berdaya guna

b) Guru Sekolah Dasar

Sebagai bahan refleksi diri untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan lebih meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru.

c) Siswa Sekolah Dasar

1. Lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2. Lebih memahami serangkaian materi bangun datar yang

(7)

d) Peneliti Lain

1. Untuk dijadikan sebagai pertimbangan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

2. Dapat dijadikan sebagi referensi untuk melaksanakan penelitian. E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang penulis rumuskan pada penelitian ini adalah:

“Menggunakan media seni mozaik dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika materi bangun datar pada siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora”

F. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa materi bangun datar dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini dilaksanakan pada bidang studi matematika materi bangun datar kelas II Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.

(8)

3. Hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan pada Sekolah Dasar Negeri I Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora dan tidak dapat digeneralisasikan pada sekolah lain.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sekolah lain dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dengan menggunakan media seni mozaik.

G. Penegasan Istilah

1. Media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut

2. Mozaik adalah sebuah gambar yang dibuat dengan cara berupa tempelan benda berukuran kecil (Nurhadiat:2004 )

3. Media seni mozaik

Media seni mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem.

4. Motivasi

Motivasi adalah suatu perubahan energi atau dorongna didalam pribadi individu yang dapat ditandai dengan adanya timbulnya afektif dan reaksi unruk mencapai tujuan.

(9)

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya

6. Prestasi belajar

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengembangkan Komputer Pembelajaran Interaktif Menggunakan Program

Heterogenity Indices ), dan Indeks Kemerataan Jenis (Species Evennes).. Gambar 2 Kerangka penelitian konservasi keanekaragaman jenis pohon dan penyimpanan karbon pada ruang

Pada 10 MSI, dosis iradiasi 10 Gy tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata terhadap kontrol, namun berbeda nyata dengan perlakuan dosis iradiasi yang lebih tinggi dimana

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dimana pada konsentrasi Ribavirin 40 ppm ternyata plbs yang bebas CyMV adalah eliminasi yang sempurna sebesar 100% setelah

lan berbahasa tersebut harus dilaksanakan se- cara seimbang dan terpadu. Sebab keteram- pilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran saling berkaitan erat satu sama

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Sesuai dengan pernyataan Mandey (2009) di dalam penelitiannya bahwa gaya hidup merupakan bagian dari perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan konsumsi dalam

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang kolostrum, semakin besar jumlah ibu yang memberikan kolostrum pada