• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANGUN TENERA RIAU SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANGUN TENERA RIAU SKRIPSI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

SYLFIA PUTRI FACHMA 170907004

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi saya adalah “Pengaruh Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT Bangun Tenera Riau”.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya saya menyadari bahwa saya banyak mendapati kesulitan namun karena tidak terlepas dari dukungan, arahan dan juga bimbingan dari beberapa pihak saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

4. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing saya yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(6)

ii

5. Bapak Nicholas Marpaung, S.AB, M.Si selaku Dosen Penguji yang memberikan masukan yang membangun dan juga dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, MSP dan Bapak Ahmad Farid, S.H. selaku Staf Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Ayah dan ibu saya yang selalu mendoakan dan mendukung saya baik dari moral maupun materil dan tidak pernah lelah dalam menasehati dan mendukung saya selama ini. Semoga hasil yang saya peroleh saat ini dan yang akan datang dapat memberikan kebanggaan bagi keluarga dan bermanfaat bagi orang lain

9. Teman-teman terbaik yaitu Ajeng, Diana, Tulus, Zulfikar, Zulfi, Nindy, Ipi, dan serta teman – teman Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2017 yang selalu membantu memberikan dukungan kepada saya.

10. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada peneliti. Semoga skripsi ini dapat memberikan hasil yang terbaik dan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca pada umumnya dan kepada penulis khususnya.

(7)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak yang membaca dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 28 Juli 2021

Peneliti,

Sylfia Putri Fachma

(8)

iv ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN

PT. BANGUN TENERA RIAU

Nama : SYLFIA PUTRI FACHMA

NIM : 170907004

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Faisal Eriza, S.Sos, MSP

Disiplin dalam diri seorang karyawan merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia karena semakin baik disiplin kerja dari seorang karyawan, maka semakin baik kinerja yang dapat dicapai karyawan tersebut. Tanpa adanya disiplin yang baik dari masing-masing karyawan, sulit bagi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan absensi sidik jari (Finger print) terhadap disiplin kerja karyawan PT. Bangun Tenera Riau.

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja di PT. Bangun Tenera Riau yang berjumlah 136 orang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan rehabilitas, uji asumsi klasik, uji analisis regresi sederhana, uji hipotesis (uji-t) dan uji koefisien determinasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa variable absensi sidik jari (finger print) berpengaruh secara parsial terhadap variable disiplin kerja dimana t- hitung sebesar 7,951 dan nilai t-tabel 1,660 maka dapat disimpulkan bahwa t-hitung

> t-tabel (7,951 > 1,660) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Kemudian nilai R-Square yaitu sebesar 0,392, menunjukkan bahwa kontribusi dari variable absensi finger print dalam memperngaruhi disiplin kerja karyawan yaitu sebesar 39,2% sedangkan sisanya sebesar 60,8% adalah kontribusi variable lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini

Kata Kunci : Absensi Sidik Jari, Finger print, Disiplin Kerja

(9)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF FINGER PRINT APPLICATION ON EMPLOYEE WORK DISCIPLINE PT. BANGUN TENERA RIAU

Name : SYLFIA PUTRI FACHMA Student Number : 170907004

Department : Bussiness Administration Faculty : Social and Politics Sciences Advisor : Faisal Eriza, S.Sos, MSP

Discipline in an employee is one of the important aspects of human resource management because the better the work discipline of an employee, the better performance that can be achieved by the employee. Without the good discipline of each employee, it is difficult for the company to achieve optimal results. Discipline is the main factor needed as a warning tool against employees who do not want to change their nature and behavior.

This study aims to analyze the influence of fingerprint attendance (Finger print) on the work discipline of PT employees. Build Tenera Riau

This research uses associative methods with a quantitative approach. The population in this study is employees who work at PT. Build Tenera Riau which amounted to 136 people and samples in this study as many as 100 people. The data analysis methods used are validity and reliability tests, classic assumption tests, simple regression analysis tests, hypothesis tests (t-tests) and determination coefficient tests. Testing is performed using the help of SPSS 22.0.

Based on the research obtained the results that variable fingerprint attendance (fingerprint) partially affects the variable work discipline where t-count of 7,951 and t-table value of 1,660 then it can be concluded that t-count > t-table (7,951 > 1,660) with a significance value of 0.000 < 0.05. Then the R-Square value of 0.392, shows that the contribution of variable attendance finger print in affecting employee discipline is 39,2% while the remaining 60,8% is another variable contribution that is not included in this study

Keywords: Fingerprint Attendance, Finger print, Work Discipline

(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

2.1.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 10

2.2. Absensi Sidik Jari (Finger print) ... 13

2.2.1. Pengertian Absensi Sidik Jari (Finger print) ... 13

2.2.2. Tujuan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) ... 16

2.2.3. Indikator Absensi Sidik Jari (Finger print) ... 16

2.3. Disiplin Kerja ... 19

2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja ... 19

2.3.2. Indikator Disiplin Kerja ... 20

2.3.3. Tujuan Disiplin Kerja ... 22

2.3.4. Bentuk – Bentuk Disiplin Kerja ... 23

2.4. Penelitian Terdahulu ... 24

2.5. Kerangka Konseptual ... 25

2.6. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Bentuk Penelitian ... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 29

3.4. Definisi Konsep ... 30

3.5. Definisi Operasional ... 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.7. Teknik Penentuan Skor ... 33

3.8. Teknik Analisis Data ... 34

(11)

vii

3.8.1. Pengujian Intrumen ... 34

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 35

3.8.3. Regresi Linear Sederhana ... 36

3.8.4. Pengujian Hipotesis ... 37

3.9.5. Koefisien Determinan ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Deskripsi Penelitian ... 39

4.1.1. Sejarah PT. Bangun Tenera Riau ... 39

4.1.2. Visi dan Misi PT. Bangun Tenera Riau ... 40

4.2. Penyajian Data ... 40

4.2.1. Identifikasi Responden ... 41

4.2.2. Distribusi Jawaban Responden ... 44

4.3. Hasil Analisis Data ... 64

4.3.1. Uji Instrumen ... 64

4.3.1.1. Uji Validitas ... 64

4.3.1.2. Uji Reliabilitas ... 67

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 67

4.3.2.1. Uji Normalitas... 67

4.3.2.2. Uji Heterokedastisitas ... 70

4.3.3. Regresi Analisis Sederhana ... 71

4.3.4. Pengujian Hipotesis ... 72

4.3.5. Koefisien Determinasi ... 74

4.4. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Tabulasi Absensi Manual Karyawan PT. Bangun Tenera

Riau (dari Bulan Januari 2020 s/d Juni 2020) ... 3

Tabel 1.2. Tabulasi Absensi Finger print Karyawan PT. Bangun Tenera Riau (dari Bulan Juli 2020 s/d Februari 2021) ... 3

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 32

Tabel 3.2. Teknik Penentuan Skor ... 33

Tabel 4.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.2. Identifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.3. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 4.4. Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 43

Tabel 4.5. Absensi Finger print mudah digunakan ... 44

Tabel 4.6. Output Yang Dihasilkan Oleh Penerapan Absensi Finger print Mudah Dipahami ... 45

Tabel 4.7. Mesin Absensi Finger print dan Komputer Sudah Terstandarisasi Dengan Baik ... 46

Tabel 4.8. Karyawan Merasa Terbantu Dengan Adanya Penerapan Absensi Finger print ... 47

Tabel 4.9. Penerapan Absensi Finger print Sesuai Dengan Prosedur Yang Berlaku Dalam Perusahaan ... 47

Tabel 4.10. Penerapan Absensi Finger print Meningkatkan Efektifitas Dalam Pengelolaan Data Kehadiran Karyawan... 48

Tabel 4.11. Mesin Absensi Finger print Mampu Memverifikasi Sidik Jari Secara Teliti ... 49

Tabel 4.12. Penerapan Absensi Finger print Dapat Meminimalisir Manipulasi Data Kehadiran ... 50

Tabel 4.13. Perusahaan Mensosialisasikan Penggunaan Absensi Finger Print Kepada Para Karyawan ... 51

Tabel 4.14. Penerapan Absensi Elektronik Finger print Mampu Meningkatkan Tingkat Kehadiran Para Karyawan ... 52

Tabel 4.15. Penerapan Absensi Finger print Membuat Proses Perekaman Data Kehadiran Karyawan Menjadi Lebih Cepat ... 53

Tabel 4.16. Penggunaan Absensi Finger print Mempermudah Pengelolaan Database Kehadiran Karyawan ... 54

Tabel 4.17. Penerapan Absensi Finger print Membuat Karyawan Selalu Datang Tepat Waktu Saat Jam Masuk Kerja ... 55

Tabel 4.18. Penggunaan Absensi Finger print Mampu Meningkatkan Pemanfaatan Waktu Kerja ... 56

Tabel 4.19. Karyawan Selalu Memeriksa Ulang Setiap Pekerjaan Yang Diselesaikannya ... 57

Tabel 4.20. Karyawan Selalu Teliti Dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 58

Tabel 4.21. Selalu Memperhatikan Prosedur Kerja Yang Telah Ditetapkan Oleh Perusahaan ... 59 Tabel 4.22. Karyawan Mampu Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai

(13)

ix

Dengan Batas Waktu Yang Telah Ditetapkan ... 60

Tabel 4.23. Karyawan Selalu Patuh Terhadap Aturan Yang Berlaku Dalam Perusahaan ... 61

Tabel 4.24. Perusahaan Memberikan Sanksi Kepada Karyawan Yang Melanggar Peraturan Yang Berlaku ... 62

Tabel 4.25. Karyawan Selalu Menunjukkan Sikap Yang Baik Saat Sedang Bekerja ... 63

Tabel 4.26. Karyawan Selalu Menjaga Hubungan Baik Dengan Sesama Rekan Kerja ... 64

Tabel 4.27. Uji Validitas Variabel Absensi Sidik Jari (Finger print) ... 65

Tabel 4.28. Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja ... 66

Tabel 4.29. Uji Reliabilitas ... 67

Tabel 4.30. Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov Test ... 70

Tabel 4.31. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 72

Tabel 4.32. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji-t) ... 73

Tabel 4.33. Hasil Koefisien Determinasi ... 74

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1. Normalitas P-Plot ... 68

Gambar 4.2. Normalitas Diagram ... 69

Gambar 4.3. Uji Heterokedastisitas ... 71

(15)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berjalan begitu pesat, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang harus mereka hadapi dalam mempertahankan eksistensi dari suatu perusahaan. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan suatu perusahaan mempersyaratkan tersedianya fasilitas penunjang yang mampu meningkatkan kinerja dari seorang karyawan. Upaya meningkatkan kinerja dari seorang karyawan harus di mulai dari terciptanya disiplin kerja yang tinggi sehingga mendukung terciptanya kinerja yang maksimal dari para karyawan.

Secara umum disiplin kerja menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan yang berlaku yang ada di dalam perusahaan tempat ia bekerja. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap aturan yang dibuat antara karyawan dengan perusahaan yang telah disepakati bersama. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di jatuhkan kepada karyawan yang melanggar peraturan yang berlaku. Singodimedjo (dalam Sutrisno, 2015:86) menjelaskan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

Disiplin dalam diri seorang karyawan merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia karena semakin baik disiplin kerja dari seorang karyawan, maka semakin baik kinerja yang dapat dicapai karyawan tersebut. Tanpa adanya disiplin yang baik dari masing-masing karyawan, sulit bagi

(16)

perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Tujuan utama dari upaya peningkatan disiplin kerja dari para karyawan yaitu untuk meningkatkan efisiensi kerja semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu kerja. Terciptanya disiplin kerja dalam diri karyawan dipandang dapat mencegah terjadinya penyimpangan permulaan kerja yang lambat atau terlalu awalnya mengakhiri jam kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau rasa malas. Oleh karena itu perusahaan perlu mengawasi dengan ketat tingkah laku dan kedisiplinan dari masing-masing karyawan.

Pentingnya pengawasan bagi karyawan adalah untuk memastikan setiap karyawan bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh, sehingga tidak akan terjadi penurunan kinerja yang dapat menghambat tujuan perusahaan. Beberapa hal yang dapat diawasi adalah seperti kehadiran di tempat kerja, bekerja sesuai dengan prosedur, dan jujur dalam melakukan pekerjaan. Setiap perusahaan mengharapkan agar para karyawannya tetap menjaga kemampuannya dalam bekerja agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Maka dari itu, peran pengawasan sangat penting untuk menciptakan pengendalian serta memberikan pembinaan bagi para karyawan, di mana hal itu akan berdampak baik untuk meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. Untuk memperoleh kinerja yang maksimal dari para karyawan, PT.

Bangun Tenera Rian perlu memonitoring daftar absensi kehadiran pegawai sebagai

(17)

upaya kontrol perusahaan terhadap kedisiplinan para karyawannya. Berikut ini penulis lampirkan tabulasi tingkat kehadiran karyawan PT. Bangun Tenera Riau dari bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Februari 2021.

Tabel 1.1. Tabulasi Absensi Manual Karyawan PT. Bangun Tenera Riau (dari Bulan Januari 2020 s/d Juni 2021)

Bulan Tingkat Absensi Persentase

Alpa Sakit Izin Terlambat (%)

Januari 2020 43 19 14 41 97,24

Februari 2020 37 24 12 37 97,35

Maret 2020 41 21 16 45 97,29

April 2020 40 23 13 39 97,36

Mei 2020 49 19 9 46 97,20

Juni 2020 46 24 11 43 97,30

Sumber : PT. Bangun Tenera Riau

Tabel 1.2. Tabulasi Absensi Finger print Karyawan PT. Bangun Tenera Riau (dari Bulan Juli 2020 s/d februari 2021)

Bulan Tingkat Absensi

Persentase Alpa Sakit Izin Terlambat (%)

Juli 2020 39 21 8 26 97,63

Agustus 2020 35 17 7 20 98,03

September 2020 24 10 4 16 98,68

Oktober 2020 19 12 9 13 98,67

November 2020 21 14 5 16 98,67

Desember 2020 20 12 7 14 98,64

Januari 2021 23 10 14 13 98,43

Februari 2021 19 18 6 12 98,44

Sumber : PT. Bangun Tenera Riau

Berdasarkan Tabel 1.1. tentang tabulasi data kehadiran (absensi) karyawan PT. Bangun Tenera Riau dari bulan Januari 2020 s/d bulan Februari 2021 dapat

(18)

dilihat bahwa tingkat kehadiran para karyawan cenderung mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Fluktuasi persentase kehadiran karyawan dapat memberi dampak negatif bagi kinerja karyawan secara keseluruhan. Tingkat kehadiran karyawan yang rendah menunjukkan disiplin kerja yang rendah dari para karyawan tentu akan sulit bagi perusahaan untuk mencapai target-targetnya tanpa adanya disiplin yang baik dalam diri karyawannya. Tingkat kehadiran karyawan PT. Bangun Tenera Riau yang cenderung meningkat salah satunya dipengaruhi oleh penerapan absensi sidik jari yang mulai digunakan pada bulan Juli 2020, Penggunaan sistem absensi dengan fingerprint dapat menghindarkan kecurangan kecurangan absensi, misalnya: manipulasi kehadiran dengan menitip absen pada pihak lain, korupsi waktu, tidak akan kehilangan alat absensi, waktu tidak dapat diset atau reset manual oleh karyawan. Sehingga data kehadiran hasil dari sistem ini, semestinya lebih akurat dalam menggambarkan kehadiran dan kepulangan karyawan, lebih cepat karena otomatis langsung terekam dalam database, serta mudah dalam mengoperasikannya (Setiawan, 2017).

Suryadi (dalam Fadila, 2019) mengemukakan bahwa mesin absensi sidik jari (fingerprint) adalah mesin absensi yang menggunakan sidik jari, dimana sidik jari tiap orang memiliki bentuk yang berbeda-beda oleh karena itu mesin tersebut otomatis tidak dapat dimanipulasi. Hal ini dapat melihat tindakan disiplin pegawai karena kedisiplinan pegawai merupakan salah satu ukuran kesuksesan dari sebuah perusahaan. Disamping itu disiplin memberikan manfaat yang mendidik bagi para karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik. Pada dasarnya disiplin dapat mengambarkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan dan upaya pengendalian dan pengawasan kerja perlu dilakukan untuk

(19)

meningkatkan disiplin kerja dari para karyawan. Hal ini senada dengan hasil penelitian dari Setiawan (2017) yang menyatakan bahwa absensi kehadiran melalui fingerprint memberikan pengaruh yang kuat terhadap disiplin kerja karyawan

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data terutama yang berkaitan dengan sistem absensi. Salah satu fasilitas kerja yang mampu menunjang disiplin kerja dari karyawan adalah penerapan absensi sidik jari. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan dari manusia.

Semua orang membutuhkan teknologi yang tinggi untuk mendukung kinerja semakin efisien dan efektif dalam menghasilkan suatu barang, dalam hal ini suatu perusahaan menerapkan sistem absensi elektronik yang didukung dengan seperangkat teknologi berbasis informasi.

Penggunaan absensi sidik jari (Finger print) pada perusahaan sekarang ini, sudah menjadi suatu kebutuhan wajib yang harus disediakan oleh perusahaan tersebut guna mengontrol tingkat kehadiran dari para karyawan. Sistem absensi elektronik berbasis sidik jari dapat membantu efektifitas dan keefisienan dari pengawasan suatu perusahaan terhadap tingkat kehadiran dan selesai kerja dari seorang karyawan. PT. Bangun Tenera Riau merupakan salah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit yang tentu saja menghadapi persaingan yang ketat saat ini membutuhkan terciptanya kinerja yang maksimal dari para karyawannya.

Penciptaan kinerja yang maksimal ini tentu sulit dicapai tanpa adanya disiplin kerja

(20)

yang baik dari karyawan yang bekerja di PT. Bangun Tenera Riau. Dalam perkembangan dunia usaha yang berjalan begitu pesat, PT. Bangun Tenera Riau dihadapkan pada munculnya persaingan yang harus dihadapi dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan suatu perusahaan.

Sumber daya manusia yang memiliki disiplin kerja yang baik penting guna menciptakan kinerja yang baik dari suatu perusahaan. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam berhasil tidaknya suatu perusahaan, sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari keterkaitan dengan suatu perusahaan. PT. Bangun Tenera Riau juga menghadapi masalah dan hambatan yang berkaitan dengan disiplin dari karyawannya. Masalah yang masih dihadapi oleh PT. Bangun Tenera Riau salah satunya yaitu masih ditemukan karyawan yang tidak memanfaatkan waktu kerja sepenuhnya untuk menyelesaikan pekerjaan seperti mengakses internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan kemudian masih adanya karyawan yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas.

Hal ini sedikit banyak menganggu kinerja dari perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mlakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Bangun Tenera Riau”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT.

Bangun Tenera Riau?.

(21)

1.3.Batasan Masalah

Untuk membatasi agar pembahasan tidak keluar dari permasalahan yang telah ditentukan, sekaligus mengarahkan dan memfokuskan permasalahan supaya tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah yang dibahas pada skripsi ini mengenai penerapan absensi sidik jari (Finger print) dan disiplin kerja karyawan, peneliti membatasi informan dalam penelitian kepada karyawan PT. Bangun Tenera Riau.

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Bangun Tenera Riau.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan dan gambaran secara obyektif kepada penulis berkaitan dengan bidang sumber daya manusia khusunya berkaitan dengan penerapan absensi sidik jari dan disiplin kerja.

(22)

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan pada PT. Bangun Tenera Riau sebagai perusahaan pengolahan kelapa sawit untuk mengetahui apakah penerapan absensi sidik jari sudah mampu meningkatkan disiplin kerja karyawan.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun pengembangan dirinya. Manajemen sumber daya manusia (human resources management) dipandang sebagai rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif. Handoko (2014:4) menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Menurut Mangkunegara (2013:2) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu. Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Sedangkan Menurut Nawawi (2011:42) mengemukakan definisi manajemen sumber daya manusia merupakan proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (perusahaan).

(24)

Menurut Hasibuan (2012:1) menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang yang menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian (Sutrisno, 2016:5). Berdasarkan beberapa pemaparan dapat disimpulkan bahwa manajemenn sumber daya manusia merupakan pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap sumber daya manusia secara efektif dan dapat membantu mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2.1.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Kegiatan manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari proses manajemen sumber daya manusia yang paling sentral, dan merupakan rantai kunci dalam mencapai tujuan organisasi. Kegiatan manajemen sumber daya manusia akan berjalan dengan lebih lancar, bila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen.

Sedarmayanti (2011:14) menyatakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia termaksud adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan atas menggambarkan di muka tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efesien, dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan ini untuk menetapkan program kepegawaian.

(25)

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

3. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah kegiatan member petunjuk kepada pegawai, agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efesien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi.

4. Pengendalian (controlling)

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan pegawai agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan atau kesalahan diadakan tindakan dan atau penyempurnaan penegendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerja sama, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaannya.

5. Pengadaan (procurement)

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuaidengan kebutuhan organisasi.

Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya suatu tujuan.

6. Pengembangan (development)

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.

(26)

7. Kompensasi (compensation)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.

8. Pengintegrasian (integration)

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai, agar terciptanya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

9. Pemeliharaan ( maintenance)

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin, maka sulit untuk mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma social.

11. Pemberhentian (separation)

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang pegawai dari suatu organisasi. Pemeberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pension, atau sebab lainnya.

Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat penting dalam terciptanya kinerja yang maksimal dari para karaywan, pengelolaan sumber daya manusia yang

(27)

baik dipandang mampu meningkatkan efisiensi kerja para karyawan yang tentu akan memberi dampak pada peningkatan kinerja dari para karyawan secara keseluruhan.

2.2. Absensi Sidik Jari (Finger print)

2.2.1. Pengertian Absensi Sidik Jari (Finger print)

Sistem absensi merupakan sebuah sistem yang ada di suatu instansi yang digunakan untuk mencatat daftar kehadiran setiap anggota instansi tersebut. Sistem absensi mencatat identitas anggota instansi dan waktu keluar–masuk anggotanya.

Sistem absensi juga mempunyai kemampuan untuk memberikan laporan yang akurat. Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing-masing instansi. Cahyana (dalam Faisal, 2006:25) menyatakan bahwa pencatatan absensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat berdampak pada penerapan teknologi dalam suatu instansi, salah satu penerapan teknologi yang digunakan untuk mencapai tujuan meningkatkan efektivitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja yaitu dengan menggunakan mesin absensi sidik jari (finger print). Teknologi yang digunakan pada mesin sidik jari (finger print) adalah teknologi biometrik, ada beberapa teknologi biometrik yang digunakan yaitu sidik jari, tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak digunakan adalah sidik jari, hal ini dikarenakan teknologi sidik jari jauh lebih murah dan akurat dibanding teknologi lainnya.

Indikator-indikator dari sistem informasi manajemen yang berkaitan dengan

(28)

penerapan absensi fingerprint (Davis, 2012:57) yaitu : 1. Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi dari orang tersebut.

2. Manusia sebagai pengolah informasi

Peranan manusia di sini sangat besar, yaitu untuk menciptakan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Baik buruknya informasi yang dihasilkan tergantung profesionalisme dari manusia itu sendiri.

3. Konsep pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu di antara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

4. Nilai informasi

Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam nilai hasil akan menentukan informasi. Bahwa suatu informasi itu harus dapat menjadi ukuran yang tepat, yang nantinya dapat memberikan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Finger print berasal dari bahasa Inggris yang berarti sidik jari. Sidik jari adalah gurat-gurat yang yang terdapat di ujung kulit jari. Sidik jari berfungsi untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda lebih erat. Davis (2012:5) menyatakan bahwa mesin absensi Finger print merupakan sistem informasi manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik, sebagai berikut:

(29)

1. Perangkat keras komputer, terdiri atas komputer. Pusat pengolahan, unit masukkan atau keluaran, unit penyimpanan, file, dan peralatan penyimpanan data;

2. Database, data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer;

3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.

4. Personalia pengoprasian, seperti operator komputer, analisis sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan pimpinan sistem informasi.

Pengolahan data absensi sidik jari yang terkomputerisasi dapat memecahkan permasalahan-permasalahan (Junaidi, 2015:940) sebagai berikut : 1. Performance, proses pengolahan data absensi yang dihasilkan oleh sistem

yang terkomputerisasi dapat membuat informasi berupa informasi absen yang cepat.

2. Informasi, sistem informasi yang terkomputerisasi dapat menghasilkan keakuratan pada data informasi yang dihasilkan. Akibatnya penyampaian informasi monitoring absensi bekerja secara maksimal, selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja pegawai. Hasil penilaian kinerja pegawai ini biasanya dimanfaatkan untuk kebutuhan peningkatan pendapatan dan penghasilan, mutasi jabatan, pemutusan jabatan bahkan sampai dengan surat teguran dan surat peringatan jika dipandang perlu.

3. Economic, tidak memerlukan kertas atau toner sebagai media penyimpanan data sehingga biaya operasional dapat ditekan seefisien mungkin.

(30)

2.2.2. Tujuan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print)

Efektivitas penerapan sistem absensi finger print (sidik jari) yakni sejauh mana penerapan sistem absensi finger print (sidik jari) dapat terealisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan efektivitas penerapan absensi finger print (sidik jari), yaitu (dalam Faisal, 2006) :

1. Meningkatkan produktifitas pegawai terhadap oganisasi yang berawal dari kedisiplinan atas kehadiran pegawai di tempat kerja.

2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada kepegawaian dan dapat meningkatkan efisiansi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja.

3. Sistem absensi sidik jari dapat mengurangi biaya operasional

4. Memberikan informasi yang selengkap–lengkapnya kepada pimpinan dan kepegawaian yang berhubungan dengan kedisiplinan pegawai berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu syarat kerja serta memberikan informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian kinerja pegawai.

2.2.3. Indikator Penerapan Absensi Sidik Jari

Kriteria menurut Tangkilisan (2015;19) yakni diantaranya sebagai berikut : 1. Pencapaian target, maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana

target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasi dengan baik. Sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(31)

2. Kemampuan adaptasi, seberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.

3. Kepuasan kerja, suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.

4. Tanggung jawab, organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.

Tofik (dalam Fadila, 2019), ada tiga dimensi absensi sidik jari (fingerprint) yaitu:

1. Praktis, pegawai dapat membuktikan kehadiran hanya dengan meletakkan salah satu jari pada mesin absensi fingerprint.

2. Akurat, mesin absensi fingerprint memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam merekam data absensi pegawai.

3. Sekuritas Tinggi, sistem absensi fingerprint memiliki resiko paling kecil untuk dilakukan manipulasi.

Indikator absensi finger print menurut Suwandi et al. (dalam Salman, 2020) yaitu:

1. Kenyamanan

a. Pendaftaran yang mudah, berkaitan dengan registrasi yang simpel.

(32)

b. Tanpa alat pendukung, setiap karyawan tidak akan lupa membawa alat absensinya atau jari yang telah di registrasi.

c. Tanpa sandi, karyawan tidak perlu menekan password atau pin yang merepotkan. Karyawan hanya menaruhkan jarinya tepat di atas sensor sidik jari.

2. Keamanan

a. Tingkat keamanan tinggi, dengan menggunakan absensi sidik jari tingkat keamanan sangat tinggi.

b. Perbedaan setiap sidik jari, setiap sidik jari pengguna berbeda -beda atau unik.

c. Manipulasi absensi, dengan adanya absensi fingerprint pengguna atau karyawan tidak bias menitipkan absensi seperti yang dilakukan ketika menggunakan absensi tanda tangan, aman atau menggunakan kartu.

3. Efektivitas Waktu

a. Adanya perubahan, lihatlah perubahan pertama ketika perusahaan anda menggunakan absensi sidik jari.

b. Tepat waktu, karyawan akan datang lebih tepat waktu berbeda dengan hari sebelum menggunakan absensi sidik jari.

c. Proses yang cepat, absensi sidik jari mempunyai tingkat kecepatan permbacaan yang singkat.

d. Hasil lebih tepat, absensi sidik jari mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.

e. Data terpusat, pendataan absensi sidik jari terpusat dalam satu database.

(33)

2.3. Disiplin Kerja

2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala aturan atau keputusan yang telah ditetapkan. Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya (Sinungan, 2010:133). Fahmi (2016:75) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah tingkat kepatuhan dan ketaatan kepada aturan yang berlaku serta bersedia menerima sangsi atau hukuman jika melanggar aturan yang ditetapkan dalam kedisiplinan tersebut.

Rivai (2011:825) menjelaskan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seorang dalam memenuhi segala peraturan perusahaan. Sinambela (2012:239) menjelaskan bahwa disiplin kerja adalah kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

Siswanto (2010:291) definisi disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat tervadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut Watkins dkk (dalam Moenir, 2010:94) menjelaskan bahwa disiplin ialah suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang tunduk dan taat pada aturan organisasi. Salah satu syarat agar dapat

(34)

ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja ialah adanya pembagian pekerjaan yang tuntas sampai kepada pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan kapan selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa ia mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya itu. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana.

Menurut Hasibuan (2010:193) menyatakan bahwa disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku. Menurut Singodimedjo (dalam Sutrisno, 2015:86), disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi pengahalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk mematuhi semua peraturan- peraturan yang berlaku di sebuah perusahaan dan norma-norma yang berlaku di perusahaan tersebut.

2.3.2. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Siswanto (2010:291) menjelaskan indikator dari disiplin kerja itu ada 5, yaitu:

1. Frekuensi Kehadiran. Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pegawai, semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau rendahnya

(35)

tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memiliki disiplin kerja yang tinggi.

2. Tingkat Kewaspadaan. Pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya.

3. Ketaatan Pada Standar Kerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat dihindari.

4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja. Dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja.

5. Etika kerja. Diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai antar sesama pegawai.

Hasibuan (2012:195) menyatakan bahwa indikator yang dapat meningkatkan disiplin kerja dalam suatu organisasi, di antaranya :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai yang bersangkutan, agar dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

(36)

Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, bersikap baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin), para bawahan pun akan demikian.

3. Balas Jasa

Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan pegawai. Artinya semakin besar balas jasa maka akan semakin baik kedisiplinan

Singodimejo dalam Sutrisno (2011:94) menjelaskan indikator disiplin kerja adalah sebagai berikut:

1. Taat terhadap aturan waktu, dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.

2. Taat terhadap peraturan perusahaan, peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan.

3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan, ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan unit kerja lain.

4. Taat terhadap peraturan lainnya diperusahaan, aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan.

2.3.3. Tujuan Disiplin Kerja

Disiplin kerja sebenarnya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu sendiri, sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Disiplin kerja bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana

(37)

sebelumnya. Menurut Siswanto (2010:292) tujuan dari disiplin kerja ada 2 (dua), yaitu:

1. Tujuan umum Tujuan umum dari disiplin kerja adalah demi kelangsungan instansi perusahaan sesuai dengan motif instansi perusahaan yang bersangkutan, baik hari ini maupun hari esok.

2. Tujuan khusus :

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik yang terulis maupun yang tidak tertulis serta melaksanakan perintah manajemen.

b. Dapat dilaksanakan pekerjaan sabaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan instansi pemerintah sesuai dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

c. Dapat mengunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan sabaik-baiknya.

d. Dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada instansi pemerintah.

2.3.4. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja

Mangkunegara (2011:129) mengemukakan bahwa bentuk disiplin kerja yaitu:

(38)

1. Disiplin Preventif

Disiplin yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan prilaku yang diinginkan diri seriap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku negatif.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

3. Disiplin Progresif

Merupakan kegiatan yang memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain:

1. Dodi R. Setiawan (2017) melakukan penelitian berjudul, “Pengaruh Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Sanbio Laboratories Gunung Putri Kabupaten Bogor”. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa absensi kehadiran melalui fingerprint memberikan pengaruh yang kuat terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Sanbio Laboratories. Sebagaimana didapat rumus persamaan regresi linier sederhana dari hasil pengolahan data, yaitu Y = 1.10 + 0.75X. Besarnya koefisien regresi

(39)

adalah 0,75 yang menyatakan bahwa jika absensi fingerprint bertambah sebesar 1 poin, maka disiplin kerja karyawan akan mengalami perubahan Y sebesar 0,75.

2. Maria Agnes (2018) melakukan penelitian berjudul, “Pengaruh Penerapan Sistim Fingerprint Terhadap Disiplin Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kupang”. Berdasarkan hasil dari uji hipotesis membuktikan bahwa hipotesis diterima, yaitu terdapat pengaruh hubungan yang positif dan signifikan antara Efektivitas Penerapan Sistim Fingerprint Terhadap Disiplin Guru 5.753 > 2,00172.

3. Risfa Fadila (2019) melakukan penelitian berjudul, “Pengaruh Penerapan Sistem Absensi Finger print Terhadap Disiplin Pegawai Pada Markas Komando DIrektorat Pengamanan Badan Pengusahaan Batam”. Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan absensi finger print terhadap disiplin kerja.

4. Intania Fernidella Salman (2020) melakukan penelitian berjudul, “Pengaruh Penerapan Sistem Absensi Finger print Terhadap Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Singgar Mulia Brown & Root Unit Duri – Riau)”. Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa penerapan absensi fingerprint berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan PT. Singgar Mulia Brown & Root Unit Duri Riau dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,3956% atau 39,56%.

5. Iwan Mamminanga (2020) melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Efektifitas Penerapan Absensi Elektronik Sidik Jari Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

(40)

Wajo”. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan efektivitas penerapan absensi elektronik sidik jari terhadap disiplin keja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dari proyek penelitian, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2009:4). Atas dasar tersebut maka penulis menentukan kerangka penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis (2021)

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. (Sugiyono, 2012:70).

Disiplin Kerja (Y) Penerapan Absensi Finger

print (X)

(41)

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menentukan hipotesis dalam penelitian yaitu :

Ha : Terdapat pengaruh positif antara Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Bangun Tenera Riau

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger print) Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Bangun Tenera Riau

(42)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Bentuk Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2017:14) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Juliandi (2013:4) menjelaskan penelitian dalam permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Sugiyono (2017:57) menjelaskan bahwa penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, dimana dalam penelitian ini membahas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan absensi finger print terhadap disiplin kerja.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor PT. Bangun Tenera Riau yang beralamat di Jalan Teuku Umar No. 78 Kota Pekan Baru dan penelitian dilakukan dari bulan April 2021 s/d bulan Juni 2021.

(43)

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti, Sugiyono (2017:117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Bangun Tenera Riau yang berjumlah 136 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017:91). Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Random Sampling, Sugiyono (2017:126) adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Sugiyono (2015:67) menjelaskan bahwa untuk menentukan jumlah sampel dari populasi pada penelitian ini yaitu menggunakan rumus Isaac dan Michael. Pada penelitian ini tingkat kesalahan atau sampling error dalam menentukan jumlah sampel yaitu pada tingkat kesalahan 5%.

Berikut ini perhitungan sampel menurut rumus Isaac dan Michael.

𝑠 = λ2. 𝑁. 𝑃. 𝑄 𝑑2(𝑁 − 1) + λ2. 𝑃. 𝑄 𝑠 = 3,841 . 136 . 0,5. 0,5

0,052(136 − 1) + 3,841. 0,5.0,5

(44)

𝑠 = 130,594 0,3375 + 0,9602 𝑠 = 130,594

1,2977 𝑠 = 100 Keterangan :

S : Jumlah sampel

λ^2 : Chi Kuadrat yang harganya tergantung harga kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kebebasan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841. Harga Chi Kuadrat untuk kesalahan 1% = 6,634 dan 10% = 2,706.

N : Jumlah Populasi P : Peluang benar (0,5) Q : Peluang salah (0,5)

D : Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi.

Perbedaan bisa 0,01;0,05, dan 0,10.

Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas, maka diperoleh hasil bahwa sampel dalam penelitian ini yaitu 100 orang karyawan yang bekerja di PT. Bangun Tenera Riau.

3.4. Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata ke alam empirik. Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna (mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri (Singarimbun dan Effendi, 2015:36). Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan :

(45)

1. Absensi Finger print adalah teknologi informasi yang digunakan untuk mencatat kehadiran karyawan dengan teknologi biometrik dengan menggunakan sidik jari.

2. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk mematuhi semua peraturan-peraturan yang berlaku di sebuah perusahaan dan norma-norma yang berlaku di perusahaan tersebut.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian bertujuan untuk mengarahkan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian agar sesuai dengan metode pengukuran yang telah disiapkan. Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2012:116). Sedangkan menurut Juliandi (2013:16) menyatakan bahwa definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Adapun definisi operasional untuk menjelaskan variabel- variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(46)

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Pengertian Indikator

Penerapan Absensi Sidik

Jari (X)

Absensi sidik jari merupakan absensi yang berbasis sistem informasi manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik.

1. Kenyamanan 2. Keamanan 3. Efektifitas waktu

(Suwandi dalam Salman 2020)

Disiplin Kerja (Y)

Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku.

1. Frekuensi kehadiran 2. Tingkat kewaspadaan 3. Ketaatan pada standar

kerja

4. Ketaatan pada aturan kerja

5. Etika kerja

(Siswanto, 2010:291) Sumber : Olahan Penulis (2021)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan – keterangan atau fakta – fakta yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) macam pengumpulan data, sebagai berikut.

1. Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument : metode kuesioner, yaitu sebuah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan setiap pertanyaan merupakan jawaban – jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

(47)

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

a. Peneiltian kepustakaan yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku – buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu, teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan – catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.7. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan adalah dengan data ordinal untuk menilai jawaban kuisioner responden. Bobot nilai angket yang di tentukan berdasarkan skala likert (Sugiyono, 2012:109). Teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah teknik Skala Likert. Menurut Sugiyono (2014: 132) menjelaskan bahwa Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

(48)

Tabel 3.2. Teknik Penentuan Skor

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2012:109)

3.8.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis data dengan perhitungan angka - angka kemudian menarik kesimpulan dan pengujian tersebut.

3.8.1. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012:172), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Bila r-hitung > r-tabel, maka pernyataan dikatakan valid. Sebaliknya, bila r-hitung < r-tabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan untuk menguji data yang valid atau tidak valid setelah menggunakan alat kuesioner.

(49)

2. Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi, 2013:83). Suatu instrument dikatakan reliabel apabila instrument tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama. Bila alpha cronbach > 0.60, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila alpha cronbach < 0.60, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Uji validitas dan reliabilitas ini diukur dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 22.0 for Windows.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau tidak.

Hasil dari uji ini dapat diketahui melalui dua cara yang pertama adalah dengan melihat grafik histogram yang menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel dependen dibandingkan grafik distribusi normal. Cara yang kedua adalah dengan melihat grafik P-P Plots. Ghozali (2011:160) mengemukakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.” Untuk melakukan uji normalitas dapat pula dengan uji Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS. Kriteria pengujian Kolmogorov-Smirnov, sebagai berikut :

(50)

a. Jika nilai p (Asymp.Sig (2-tailed)) > 0.05, maka kesimpulan yang diambil adalah sebaran data mengikuti distribusi normal.

b. Jika nilai p (Asymp.Sig (2-tailed)) < 0.05, maka kesimpulan yang diambil adalah sebaran data tidak mengikuti distribusi normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual atau tidak dalam satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Jika data residu tidak bersifat acak maka data bisa dikatakan terkena heteroskedastisitas (Situmorang and Lutfi, 2012:122).

3.8.3. Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2012:147) analisis ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Regresi linier sederhana, yaitu regresi linier yang hanya melibatkan 2 variabel (variabel x dan y). Persamaan regresi linear sederhana yaitu sebagai berikut:

Y = a + bX Dimana :

Y = Disiplin kerja

X = Penerapan Absensi Fingerprint a = konstanta

b = koefisien regresi (kemiringan)

(51)

3.8.4. Uji Hipotesis (Uji-t)

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan rumus:

𝑡 = 𝑟 √𝑛 − 2

√1 − 𝑟2 di mana:

r = Besar korelasi antara variable x dan y t = hipotesis (t-hitung)

n =Jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah :

1. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka hipotesis alternative diterima, artinya terdapat pengaruh antara variable x terhadap variable y.

2. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka hipotesis alternative ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variable x terhadap variable y.

Gambar 3.1. Daerah Penerimaan dan Penolakan Ha Sumber : (Sugiyono, 2012:262)

3.8.5. Koefisien Determinan

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel - variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2≤ 1). Semakin

(52)

besar nilai R2, maka akan semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. (Ghozali, 2011:87).

Rumus : KD = (r)2 x 100%

Keterangan :

r = koefisien korelasi

Gambar

Tabel 1.2. Tabulasi Absensi Finger print Karyawan PT. Bangun Tenera Riau  (dari Bulan Juli 2020 s/d februari 2021)
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Tabel 3.2. Teknik Penentuan Skor
Gambar 3.1. Daerah Penerimaan dan Penolakan Ha  Sumber : (Sugiyono, 2012:262)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian terhadap hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukan bahwa korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel megisi absen, penerapan absen,

Peningkatan motivasi dan kinerja karyawan adalah hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan atau institusi khususnya di fakultas ekonomi dan bisnis

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pencapaian Target Penerapan absensi finger print sudah dicapai, efektifnya penerapan sistem absensi finger print juga mampu meningkatkan kedisiplinan para pegawai dari tingkat

beliau mengatakan bahwa benar finger print mampu meningkatkan produktifitas karyawan dalam hal disiplin kehadiran ditempat kerja, dimana dari hal kedisiplinan dalam

Skripsi yang berjudul, “ Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Absensi Manual dan Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh puta 2018 yang meneliti tentang pengaruh absensi finger print terhadap kinerja melalaui disiplin kerja, dimana hasil penelitiannya