• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

332

Tauhidah

Guru SMP Negeri 5 Sanggau tauhidahmasri@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan media kartu gambar melalui teknik akrostik. Media kartu gambar yang diamati mempermudah siswa untuk mendata kata-kata. Kata tersebut selanjutnya dijadikan sebagai kata akrostik untuk memulai kata pertama dari puisi yang akan ditulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan menggunakan media kartu gambar di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau, Prov. Kalimantan Barat.

Kata kunci: menulis puisi, teknik akrostik, kartu bergambar

Menurut KBBI (2008), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (sepertimengarang, membuatsurat), dengan tulisan roman (cerita), berkirimsurat, menggambar, dan melukis dengan tulisan.

Menulis juga dapat memberikan nuansa baru bagi pikiran, perasaan dan dunia batin pembaca. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilaksanakan oleh semua jenjang pendidikan dalam mata pelajaran apapun. Tarigan (1986: 21) menyatakan bahwa menulis adalah menu- runkan atau memamerkan lambang- lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis ter- sebut. Artinya, bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang tidakhanya sekadar menggambarkan simbol-simbol grafis secara konkret, tetapi jugamenuangkan ide-ide gagasan; ataupun pokok pikiran ke dalam bahasa yangberupa rangkaian kalimat yang utuh, lengkap, dan dapat di- komunikasikan kepadaorang lain.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru sangat berperan dalam mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik.

Sehubungan dengan itu guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan. Menurut Santoso (2012:10) melaksanakan pembela- jaran yang kreatif, inovatif, dan aktif harus menjadi agenda dalam setiap aktivitas sebagai guru.Tantangan yang semakin besar untuk segala bidang menantang guru untuk mempersiapkan siswa menjadi calon generasi yang berkualitas. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggunakan media yang tepat, menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi siswa dan segala aktivitas selama proses pembelajaran ber- langsung.

Standar Isi 2006 mata pelajaran ba- hasa Indonesia untuk kelas tujuh SMP semester kedua pada aspek menulis adalah KD 16.1 “menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam”. Melalui KD ini siswa diharapkan mampu menulis kreatif

(2)

puisi berkenaan dengan keindahan alam.

Menurut Pardjono (2008:223), dalam pembelajaran sastra, khususnya penulisan kreatif, salah satu kelemahan pembelajaran sastra di sekolah adalah materi pembelajaran sastra lebih mengakrabkan peserta didik pada teori sastra daripada dengan karya-karya sastra. Hal ini mem- buat peserta didik kurang mencintai sastra yang mengakibatkan rasa malas untuk menulis. Selain itu, proses penyampaian materi sastra yang monoton dan tidak inovatif membuat siswa malas untuk mempelajari sastra.

Keterampilan menulis puisi yang diharapkan adalah menulis puisi bebas.

Puisi bebas menurut KBBI (2008) adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik. Oleh karena itu menulis puisi dalam kegiatan pembelajaran yang di- harapkan adalah siswa mampu menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan aspek penilaian pada pilihan kata atau diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana, dan tema.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan cara menye- barkan angket minat siswa terhadap karya sastra masih rendah. Belum banyak karya sastra yang dihasilkan oleh siswa dengan kualitas baik. Saat proses pembelajaran menulis kreatif puisi berlangsung, siswa kurang berminat terhadap materi tersebut karena guru belum menggunakan media yang tepat. Guru juga belum menemukan teknik yang sesuai untuk memotivasi siswa.Selain itu minat yang rendah terhadap kegiatan menulis puisi terlihat saat guru memberi tugas menulis. Banyak di antara peserta didik mengeluh kesulitan untuk memulai atau mendata kata-kata yang akan dituangkan dalam karyanya, khususnya saat merangkai kata menjadi larik-larik puisi.

Hasil observasi 22 Mei 2013 terhadap pelaksanaan pembelajaran menu- lis kreatif puisi menunjukkan bahwa kompetensi siswa masih rendah.Nilai siswa masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal (KKM). Lima catatan dapat dikemukakan, yakni (1) siswa kurang berminat dalam menulis puisi, (2) siswa kesulitan menemukan kata-kata terutama terkait objek atau tema tertentu, (3) siswa berharap guru menggunakan media agar peserta didik lebih mudah memahami dalam menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis, (4) siswa masih kurang konsentrasi, dan (5) hasil tes menulis puisi masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal.

Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan kurang menyenangkan, siswa kurang termotivasi, saat guru memberikan tugas menulis puisi, masih banyak siswa yang hanya mampu menulis beberapa larik saja.Saat pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan menulis pada kegiatan awal, saat menyusun puisi berdasarkan gambar, diskusi antara anggota kelompok belum tampak. Guru hanya memberikan contoh puisi yang sudah ada, tanpa mengikutsertakan atau melibatkan siswa dalam kegiatan menulis puisi. Media yang digunakan ditempelkan di papan tulis, sehingga untuk mengamati apa yang ada dalam gambar tersebut kurang jelas bagi siswa. Penggunaan kartu gambar diharap- kan memberi kemudahan bagi siswa mendata kata-kata berdasarkan objek yang mereka amati pada gambar dengan daya khayal, sehingga dapat membantu siswa dalam menuangkan gagasan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Teknik akrostik diharapkan dapat mem- bantu siswa menemukan kata-kata awal pada setiap bait sehingga siswa dapat

(3)

merangkai kata-kata menjadi bait-bait puisi yang tepat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan media kartu bergambar menyangkut aspek pilihan kata atau diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana,dan tema.

METODE

Penelitian ini menggunakan ran- cangan penelitian kualitatif, jenis pene- litian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini melibatkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang bertindak sebagai peneliti sekaligus pelaksana. Teman sejawat mem- bantu sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 5 Sanggau. Jalan Flamboyan Sang- gau, Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Dari segi kelengkapan sarana dan prasarana

penunjang masih kurang.Subjek penelitian adalah kelas VII, khususnya kelas VII B.

Kelas VII B merupakan kelas berkategori sedang dan terjadi kendala dalam kegiatan menulis puisi.Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi (pengamatan), dan refleksi.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus meliputi empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelak- sanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian dilakukan selama tiga minggu yang dilaksanakan sejak tanggal 22 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013.Setiap siklus terdiri dari dua Hasil refleksi siklus I dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Dengan kata lain,pemberian tindakan pada siklus II didasarkan pada upaya untuk dapat melaksanakan peng- gunaan media gambar dalam peningkatan keterampilan menulis puisi dengan baik.

Gambar 1. Kondisi Awal,Tindakan dan Kondisi Akhir

KONDISI AWAL

Pengamatan SIKLUS I

Refleksi Refleksi

Perencanaan

Tindakan Perencanaan

SIKLUS II

Tindakan

Pengamatan

?

(4)

Perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan media gambar pemandangan. Pengem- bangan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan skenario awal. Siswa meng- amati gambar pemandangan alam, kemu- dian menulis puisi berkenaan dengan ke- indahan alam. Saat pelaksanaan pembe- lajaran berlangsung, banyak di antara sis- wa yang kurang tertarik terhadap kegiatan menulis puisi.Lembar kerja yang ditulis hanya terdiri dari dua larik saja.Hasil evaluasi awal terhadap proses dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan. Penilaian yang dilaksanakan meliputi aspek diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana, dan tema.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus . Siklus pertama peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dalam menyusun rencana pelaksanaan pembe- lajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran peneliti meminta teman sejawat mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan meng- gunakan lembar observasi. Lembar obser- vasi yang digunakan untuk dijadikan panduan saat melakukan refleksi.

Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat mengetahui apa saja kelemahan dan kelebihan yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kelemahan yang ditemukan dicari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, kemu- dian diambil langkah-langkah yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada proses maupun hasil pembelajaran menulis kreatif puisi. Keaktifan siswa selama proses pem- belajaran berlangsung dapat diidentifi- kasikan dengan lembar observasi. Semen- tara itu, kemampuan siswa dalam menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam

dilihat dari hasil menulis puisi dengan menggunakan rubrik penilaian.

Berdasarkan data yang ada maka dilakukan perbaikan pada rencana pelak- sanan pembelajaran. Kegiatan perencanaan merencana media yang akan digunakan dan metode pembelajaran. Saat proses pembelajaran pada pertemuan pertama, guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok. Siswa diminta mengambil kartu gambar pemandangan yang telah disiapkan oleh guru.Selanjutnya, siswa mengamati gambar, kemudian siswa menyusun puisi berdasarkan gambar. Setelah kegiatan refleksi dilaksanakan, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi belum memuaskan. Untuk itu dilaku- kan perencanaan ulang atau revisi terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran sebe- lumnya.

Hasil penelitian tindakan kelas ber- dasarkan kegiatan pembelajaran berupa proses dan hasil belajar siswa dalam menu- lis puisi menunjukkan hasil yang positif.

Setelah dilakukan perbaikan terhadap rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan gambar berbentuk kartu agar mudah diamati oleh siswa.

Siklus I dalam penelitian ini dilak- sanakan dalam dua kali pertemuan. Di akhir pertemuan siklus I diadakan tes kemampuan menulis. Hasilnya menun- jukkan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan kesesuaian isi dengan tema berdasarkan gambar sudah lebih baik, te- tapi hasilnya secara keseluruhan belum maksimal. Dari 20 siswa, siswa yang men- dapatkan nilai sangat baik hanya 4 siswa (20%), yang mendapat nilai baik sebanyak 5 siswa (25%), nilai cukup sebanyak 6 siswa (30%), dan nilai kurang sebanyak 5 siswa (25%).

Data pratindakan dan data tindakan pada siklus I dan siklus II dapat terlihat perubahan sebagai berikut:

(5)

Tabel 1. Data Pratindakan dan Data Tindakan pada Siklus I dan Siklus II

No. Indikator Pratindakan Siklus I Siklus II

1. Ketepatan diksi 54% 63% 82%

2. Kesesuaian pengimajian

59% 67% 80%

3. Kesesuian Majas

58% 67% 83%

4. Ketepatan suasana

65% 72% 90%

5. Ketepatan tema 73% 83% 92%

Jumlah 309% 352% 427%

Rata-rata 61,80% 70,40% 85,40%

Siklus I

Prosedur pelaksanaan tindakan dan implementasi tindakan di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau dalam siklus pertama adalah sebagai berikut:

Pada tahap perencanaan peneliti bersama kolaborator dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis, menetapkan alter- natif tindakan dalam upaya peningkatan keadaan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pertama-tama guru mengadakan diskusi untuk meng- identifikasi permasalahan yang mungkin muncul dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII B. Hal-hal yang didisku- sikan menyangkut pelaksanaan pembe- lajaran praktik menulis puisi. Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, guru masih menggunakan metode tanya jawab dan ceramah. Guru hanya menggu- nakan metode penugasan dalam pembe- lajaran menulis puisi. Setelah meren- canakan pelaksanaan pembelajaran menu- lis puisi, guru melaksanakan skenario pembelajaran menulis puisi dengan meng- gunakan media kartu gambar yang di- anggap paling efektif dalam upaya me- ningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Agar implementasi tindakan sesuai dengan yang diinginkan, guru mempersiapkan materi dan sarana

pendukung pelaksanaan pembelajaran.

Sarana pendukung yang dipakai dalam siklus pertama ini adalah kartu bergambar.

Pada tahap pelaksanaan pembe- lajaran peneliti memberikan suasana yang berbedasesuai dengan skenario pembe- lajaran yang telah disusun. Pembelajaran diawali dengan menampilkan sebuah gambar pemandangan yang disertai dengan contoh puisi karya guru.Siswa mengamati gambar dan mencocokan puisi dengan gambar. Pada saat pelaksanaan pembe- lajaran terjadi interaksi antara guru denga siswa, dan siswa dengan siswa. Guru mengambil satu contoh kartu, kemudian guru meminta siswa untuk mendata kata- kata dengan menuliskannya di papan tulis.

Dari kata-kata tersebut guru mengajak siswa merangkai kata-kata yang ada menjadi larik-larik puisi. Setelah puisi hasil kerja sama semua siswa selesai, guru meminta siswa memilih satu kartu gambar yang telah disiapkan guru. Siswa kemudian mendata kata-kata berdasarkan gambar yang terdapat dalam kartu. Kata-kata ter- sebut dikembangkan dalam larik-larik puisi.

Selama pembelajaran berlangsung, guru selaku peneliti meminta observer (pengamat) mengamati pelaksanaan pem- belajaran tersebut. Hasil pengamatan di- catat dalam lembar observasi. Setelah pem-

(6)

belajaran selesai dilakukan refleksi untuk mengetahui bagaimana perasaan guru yang telah melaksanakan pembelajaran tadi, apa kira-kira kekurangan yang dirasakan. Dari hasil refleksi diketahui bahwa kemampuan siswa meningkat pada semua aspek, tapi kemampuan menulis puisi belum mak- simal.

Peningkatan hasil kemampuan me- nulis puisi yang paling tinggi adalah kesesuaian tema puisi, pilihan kata sudah bervariasi, suasana sudah tergambar de- ngan jelas.Namun pada aspek pengimajian atau pencitraan dan majas yang masih kurang tepat. Sehingga masih perlu dilakukan perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

Siklus II

Dari hasil refleksi dan diskusi terhadap pembelajaran pada siklus I, peneliti bersama guru mata pelajaran sejenis menyiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II.

Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada media dan menemukan teknik yang tepat sehingga dapat mendukung peng-

gunaan media kartu gambar. Langkah- langkah pembelajaran masih sama hanya pada saat siswa mendata kata-kata tersebut, siswa lebih diarahkan pada kata tertentu yang nantinya dijadikan sebagai kata kunci yang ditulis ke bawah. Kata yang tersusun tersebut dijadikan sebagai huruf awal setiap larik puisi.Teknik yang ditambahkan adalah teknik yang digunakan pada kartu gambar atau yang lebih dikenal dengan teknik akrostik. Sebuah sajak yang hurup awal baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata. Menurut Sutisno akrostik merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku kata-suku kata lainnya sehingga menjadi suatu kalimat.

Kegiatan pembelajaran tersebut membuat siswa termotivasi dan menimbulkan kreativitas siswa menjadi lebih baik. Hal ini terbukti selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mendapatkan kemu- dahan untuk menentukan kata pertama se- tiap larik dan merangkai larik-larik ter- sebut menjadi sebuah puisi.

Kartu gambar yang diambil sebagai contoh adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Contoh Kartu

(7)

Dari kartu gambar yang tersedia, peserta didik mengamati gambar, kemu- dian mendata kata-kata, misalnya:

“sungai”, “perahu”, “orang-orang”,

“penonton”, “kendaraan”, “pohon-pohon”.

Untuk mempermudah peserta didik dapat mengambil satu kata dari gambar yang diamati.Kata “Sungai Kapuas” dapat diambil sebagai kata akrostik, seperti contoh berikut.

Sungai Kapuas

Semilir angin berhembus lemas (majas) Udara segar menemani pagiku

Nuansa kedamaian bercerita gembira Gempita suara membahana seketika Air sungai mengirigi perahu berlayar Indah pagi menyambut tradisi

Kuselalu merasakan kedamaian, bersama Alunan gesekan daun-daun pohon, memanjakan

Penonton menikmati suasana perlombaan Usir kepenatan di hari-hari kerja

Antrian kendaraan menunggu setia Sungaiku kau sajikan pemandangan indah

Setelah kegiatan tersebut, guru me- lakukan perbaikan terhadap rencana pembelajaran yang telah disusun.Tindakan selanjutnya pada siklus dua dengan meng- gunakan media kartu bergambar dengan bantuan teknik akrostik menunjukkan kenaikan yang sangat berarti.

Kemampuan rata-rata siswa untuk kelima aspek penilaian dalam menulis puisi pada siklus I adalah sebagai berikut:

(1) rata-rata kemampuan siswa untuk aspek diksidalammenulis puisi siswa mencapai 63%, (2) rata-rata kemampuan siswa untuk aspek pengimajian atau citraan dalam menulis puisisiswa mencapai 67%, (3) sedangkan rata-rata kemampuan siswa untuk aspek ketepatan penggunaan majas 67%, (4) rata-rata ketepatan suasana puisi

72%, dan (5) ketepatan tema 83%. Nilai rata-rata keseluruhanaspek tertinggi yang diamati dalam puisi yang ditulis oleh siswa adalah aspek ketepatan tema puisi.

Siklus II, setelah diadakan perbaikan pada tindakan yang dilaksanakan, tampak adanya peningkatan pada proses pembe- lajaran dan nilai yang diperoleh siswa.

Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis puisi meningkat.Pada siklus II siswa menulis puisi dengan menggunakan kartu ber- gambar, mencermati pada satu titik tertentu, kemudian menentukan kata yang dapat dijadikan objek atau kata yang dijadikan sebagai kata awal setiap larik puisi dengan teknik akrostik.Dengan cara tersebut, siswa mendapatkan kemudahan.

Siswa dengan mudah menyusun larik-larik puisi dengan diksi, citraan, penggambaran suasana, dan penentuan yang tepat serta majas yang sesuai. Dari 20 siswa yang hadir pada saat pembelajaran pada siklus II, siswa yang mendapat nilai sangat baik 8 siswa atau 40%, yang mendapatkan nilai baik 8 siswa atau 40%, dan 4 siswa atau20

% mendapat nilai cukup. Tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang atau tidak memenuhi KKM.

PEMBAHASAN

Dari ketiga aspek penilaian yang terdiri atas: (1) ketepatan penggunaan pilihan kata yang puitis, (2) kesesuaian pengimajian atau citraan, (3) kesesuaian majas, (4) kesesuaian suasana, (5) dan ketepatan tema puisi. Kecenderungan pencapaian skor tertinggi adalah pada kesesuaian isi puisi dengan tema yang terdapat pada gambar. Hal itu dikarenakan adanya media gambar pemandangan yang digunakan baik pada siklus satu maupun pada siklus dua yang dapat memberi inspirasi siswa untuk lebih mudah menu- angkan apa yang dilihat dari gambar ter- sebut. Menurut Daryanto (1993:1) bahwa

(8)

media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disam- paikan sehingga tujuan pengajaran dapat disampaikan dengan lebih baik dan lebih sempurna. Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat sis- wa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pencapaian skor terendah adalah pada diksi, hal itu disebabkan oleh pengamatan siswa secara langsung pada kartu gambar, sehingga siswa cenderung menulis apa yang dilihat dengan kata-kata denotasi. Diksi mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai kee- fektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan.

Dalam menentukan tingkat keber- hasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau, Kabupaten Sanggau, digunakan pedoman penskoran yaitu perolehan skor pada setiap aspek lalu dijumlahkan dan hasilnya dikonversikan dengan nilai kualitatif. Sesudah melalui tahapan pada siklus pertama, khususnya setelah kegiatan refleksi dilaksanakan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap implementasi perbaikan pembelajaran sebelumnya. Revisi yang

dilakukan terutama untuk menyusun perencanaan ulang pada kegiatan pembe- lajaran berikutnya.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pem- bahasan pada kualitas proses dan hasil penulisan kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam terjadi peningkatan yang signifikan. Aspek yang dinilai meliputi (1) diksi, (2) pengimajian atau citraan, (3) majas, (4) suasana, dan (5) tema menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media kartu gambar dan teknik akrostik dapat membantu dan permudah siswa mengembangkan daya imajinasi dalam menulis puisi.

Peningkatan hasil menulis puisi dari siklus I (70,40%), dan siklus II (85,40%) membuktikan bahwa penerapan media kartu gambar dan teknik akrostik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Kreativitas siswa muncul secara alami.Penggunaan kartu gambar yang sesuai dengan keindahan alam lingkungan siswa dapat mempermudah siswa dalam mengembangkan daya imajinasi.

Saran

Sebaiknya guru dalam melak- sanakan kegiatan pembelajaran selalu menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga siswa termo- tivasi dalam kegiatan belajar. Motivasi yang tinggi tentu saja sangat meng- untungkan dalam usaha pencapaian kompetensi peserta didik. Penggunaan kartu gambar yang sesuai dengan ke- indahan alam lingkungan siswa akan mempermudah siswa dalam menulis puisi

.

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Baksin, Askurifai.2008.Aplikasi Pengajaran Sastra.Bandung:PT Pribumi Mekar

Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Lembaga Penelitian Uiversitas Negeri Yogyakarta

Santoso, Anang.2012.Nafas Kreatif Inovatif Aktif (KIA) dalam Pembelajaran Bahasa dan

SastraIndonesia. J-TEQIP: Jurnal Peningkatan Kualitas Guru.

3(2):1—10

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Gambar

Gambar 1. Kondisi Awal,Tindakan dan Kondisi Akhir
Gambar 2. Contoh Kartu

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain pola asuh orangtua terhadap anak adalah merupakan suatu interaksi antara otangtua dan anak selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orangtua

Dimana informasi ini diperuntukan agar pengguna dapat mengenal lebih dalam dan jauh akan cerita , karakter dalam serial tersebut dan juga perkembangan berita yang ada tentang

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “ Pengaruh Konsentrasi

Perbedaan dengan penelitian tentang “Uji kadar kalium iodat dan air dalam garam briket yang beredar di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta” yang dilakukan peneliti

mengubgkapkan bahwa Amanat Agung adalah proses penginjilan dan pemuridan yang bersifat berkelanjutan untuk mengajar mereka orang yang belum mengenal maupun yang sudah

Dari hasil wawancara dan obser- vasi yang Peneliti lakukan, sebagian besar dari nara sumber sependapat bahwa budaya meran- tau Minangkabau adalah suatu kebiasaan yang dilakukan

merupakan hasil dari ijtihad para tokoh agama (kiai) dahulu yang melaksanakan zakat fitrah dengan sistem balen yaitu dengan mendahulukan posisi pada semua

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual