Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015
PEMANFAATAN LIMBAH TANGKAI BUNGA
ANGGREK BULAN(
Phalaenopsis
sp.)UNTUK
PRODUKSI BIBIT MELALUI MIKROPROPAGASI
H. Yuswanti, P. Darma, Utami dan W. Wiraatmaja
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,Universitas Udayana JL. PB Sudirman Denpasar 80362 Bali, Telp. 0361222450
Email : hestin.yuswanti@yahoo.com
P-PNL-55
METODE PENELITIAN
Eksplan yang digunakan tangakai anggrek Phalaenopsis.
Rangcangan Acak lengkap dengan perlakuan zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin Perlakuan tersebut terdiri dari 5 perlakuan yaitu : M0 = MS + 150ml/l air kelapa + 2g arang aktif, M1 = MS + 1ppm IBA+ 1ppm BAP+150ml/l air kelapa + 2g/l arang aktif, M2 = MS + 1ppm IBA+ 2ppm BAP+ 150ml/l air kelapa + 2g/l arang aktif, M3 = MS + 1ppm IBA+ 3ppm BAP+150ml/l air kelapa + 2g/l arang aktif, M4 = MS + 1ppm IBA+ 4 ppm BAP+150ml/l air kelapa +2g/l arang aktif
Perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Masing- masing unit berisi 3 eksplan ( node 1 – 3).
Adapun variabel yang diamati ,saat pembengkakan tunas, saat terbentuknya tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun.
PENDAHULUAN
Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.) mempunyai keistimewaan ukuran bunganya yang besar, penampilannya anggun, warna bunga bervariasi, mahkota bunga tidak mudah rontok dan kesegarannya tahan satu sampai dua bulan. Adanya keistimewaan tersebut anggrek menjadi primadona sebagai penghias ruang depan perhotelan, perkantoran, bank dan rumah sakit yang umumnya disewakan dari nurser-nurseri atau rental tanaman hias.
Setelah habis masa sewa, tangkai bunga anggrek tersebut oleh pemilik rental dibuang sebagai limbah. Penelitian fokus pada pemanfaatan limbah tangkai bunga anggrek Phalaenopsis sp.) sebagai sumber eksplan untuk bahan perbanyakan melalui mikropropagasi. Mikropropagasi adalah metode perbanyakan secara vegetatif dilakukan secara in vitro di laboratorium (Dwiyani, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formulasi media suatu teknik menginduksi pembentukan organ dari limbah tangkai anggrek Phalaenopsis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data rata – rata variabel yang diamati dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Perlakuan M2 ada kecenderungan menunjukkan pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini diduga adanya pemberian zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kultur. Auksin dan sitokinin yang diberikan pada waktu bersamaan akan menimbulkan pengaruh kerjasama yang berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan.
Jenis sitokinin yang digunakan dalm penelitian ini yaitu BAP (benzyl amino purine). Peranan BAP dalam pertumbuhan tanaman antara lain berhubungan dengan proses pembelahan sel, proliferasi tunas, dan morfogenesis.
Wattimena (1991) mengemukakan bahwa BAP termasuk golongan sitokinin yang dapat berpengaruh pada berbagai proses pada tingkat pembuatan protein mengingat keasaman struktur sitokinin dengan adenine yang merupakan komponen dari DNA dan RNA. Suryanto (2009) menyebutkan peran utama sitokinin adalah untuk pembelahan sel, mendorong morfogenesis, pertunasan dan pembentukan kloroplas . Jika zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin ini dikombinasikan dalam konsentrasi yang sesuai dapat memacu pertumbuhan eksplan. Pada penelitian ini menggunakan auksin jenis IBA yang mempunyai peran untuk pembelahan sel, pertumbuhan tunas dan pertumbuhan akar
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan M2 ada kecenderungan menunjukkan pertumbuhan terbaik yang dicerminkan pada variabel
saat pembengkaan mata tunas (23,77 Hst), saat terbentuk tunas (49,33 Hst) dan tinggi tunas (2,12cm).
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada Fakultas Pertanian serta LPPM Universitas Udayana untuk dukungan finansial yang diberikan dalam penelitian ini melalui Hibah Unggulan Program Studi 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Bhojwani dan Razdan. 1983. Plant Tissue Culture „Theory and Practice‟. Elsevier. AMSTerdam-Oxford-New York-Tokyo.502 pp
Suryanto, E. 2009. Air Kelapa Dalam Media Kultur Pembibitan Anggrek.
wawaorchid.wordpress.com. 10 Juli 2010. <http: //wawaorchid.wordpress.com / 2009/05/05/air-kelapa-dalam-media-kultur- pembibitan-anggrek/>.
Wattimena, G. A 1991. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB Bogor
Dwiyani, R. 2012. Mikropropagasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis forma Bali yang Membawa Gen KNOTTED1- LIKE Arabidopsis thaliana (KNAT1).
Disertasi. Program Studi Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
. Kisaran konsentrasi IBA untuk kultur jaringan adalah 0,1 – 1 ppm,
konsentrasi auksin yang rendah akan meningkatkan pembentukan akar adventif (Bhojwani and razdan, 1983).
.
Gambar 1. Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap saat pembengkakan mata tunas dan saat terbentuk tunas
PERLAKUAN