• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Skripsi, Juli 2017

Anak Agung Gede Raka Paramasutha

Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga Di Daerah Kawasan Wisata Desa Singapadu

ABSTRAK

Seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan penambahan volume sampah yang diimbangi dengan berkurangnya pengelolaan sampah yang baik mengakibatkan pengaruh negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Banyak sistem dan metode pengelolaan sampah yang sudah diterapkan dan direncanakan oleh Pemerintah antara lain dengan Metode 3R (reduce, reuse and recycle) sebagai pendekatan terhadap kondisi zero waste.

Kabupaten Gianyar sebagai salah satu sektor pariwisata di Bali, tidak terlepas dari dampak negatif tersebut. Upaya pengendalian pengelolaan sampah dari rumah tangga tak terlepas dari faktor internal dan eksternal yang mengikutinya. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di daerah Kawasan Wisata Desa Singapadu.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif Cross sectional dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pengelolaan sampah, menggali informasi, menghitung timbulan dan komposisi sampah dan merencanakan nilai ekonomis dari pengelolaan sampah. Penelitian ini dilakukan di 6 banjar, 27 untuk total sampel untuk komposisi sampah di masing – masing banjar di Desa Singapadu. Metode yang digunakan dalam pengambilan adalah dengan menggunakan multistage sampling. Peneliti menghitung sampel sebanyak 95 responden secara bertahap di dalam satu KK untuk pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Singapadu.

Hasil penelitian ini menunjukkan rata – rata sampah rumah tangga yang dihasilkan sebanyak 0,46 kg/org/hari, yang terdiri dari 41,4% sampah organik, 15,2%

sampah plastik, 6,02% sampah kertas, 0,15% sampah seng dan lainnya sebesar 0,9%.

Pengelolaan sampah rumah tangga di Daerah Kawasan Wisata Desa Singapadu belum dilakukan secara optimal. Dari Segi umur, Tingkat pendidikan , pendapatan, pekerjaan dan sikap berkorelasi positif dengan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga.

Saran yang diberikan antara lain tumbuhkan partisipasi masyarakat dengan motivasi dan edukasi, peningkatan komunikasi lintas sektor, serta penerapan peraturan persampahan secara tegas.

Kata kunci : Perilaku, Masyarakat, Kelola, Sampah Rumah Tangga

(2)

SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

FACULTY OF MEDICINE, UDAYANA UNIVERSITY DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis, July 2017

Anak Agung Gede Raka Paramasutha

Factor – Factor of Public Behavior Influence in Household Waste Management in Singapadu Village Region of Tourism Area.

ABSTRACT

Along with population growth more increases from year after year causes increasing waste volume offset by lack of well management waste would leads to negatif impacts to health and environment. Many waste management systems and methods that have been implemented and planned by the Government include the 3R method (reduce, reuse and recycle) as an approach to zero waste conditions. Gianyar regency as one of the tourism sector in Bali, not apart from the negative impact. Efforts to control waste management from household cannot be separated from internal and external factors. Therefore, this study aims to determine the factors - factors that influence the behavior of communities in managing household waste in the area of Tourism Area Village Singapadu.

This study uses quantitative method with cross sectional descriptive research design because this study aims to describe the process of waste management, digging information, calculating the waste generation and composition also planning the economic value of waste Management. This study was conducted in 6 banjar, 27 for total sample for garbage composition at 5 samples each banjar in Singapadu Village. The method used in the taking by using multistage sampling. Researchers count as many as 95 respondents phases with one person for each household in household waste management in Singapadu Village.

The results of this study indicate the average household waste produced as much as 0.46 kg / person / day, consisting of 41.4% organic waste, 15.2% plastic waste, 6.02% paper waste, 0.15% Zinc and other waste by 0.9%. Household waste management in the Tourism Area of Singapadu Village has not been done optimally.

In terms of age, education, income, employment and attitude positively correlated with household waste management behavior. Suggestions given include growing community involvement with motivation and education, increased communication across sectors, as well as the application of waste regulations explicitly.

Keyword : behavior, public, manage, household waste

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Gambaran Umum Tentang Sampah ... 8

2.2. Sumber dan Jenis Sampah ... 11

2.3. Dampak Sampah ... 12

2.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi Sampah ... 15

2.5. Pengelolaan Sampah ... 19

(4)

2.6. Partisipasi Masyarakat ... 24

BAB IIIKERANGKA KONSEP ... 30

3.1. Kerangka Konsep ... 30

3.2. Variabel dan Definisi Operasional ... 33

BAB IVMETODE PENELITIAN... 36

4.1. Desain Penelitian ... 36

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.3. Populasi dan sampel Penelitian ... 37

4.3.1.Populasi ... 37

4.3.2.Sampel ... 37

4.4. Pengumpulan Data ... 38

4.5. Pengolahan dan Teknik Analisis Data ... 45

BAB V HASIL ... 49

5.1. Gambaran Umum ... 49

5.2. Karateristik Responden ... 49

5.3. Gambaran Proses Pengelolaan Sampah ... 50

5.4. Data Timbulan Sampah ... 51

5.5. Timbulan dan Karakteristik Komposisi Sampah di Desa Singapadu ... 52

5.6. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ... 56

5.6.1.Analisis Hubungan Perilaku Masyarakat dengan Pengetahuan, Sikap, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jenis Kelamin dan Pendapatan. ... 56

(5)

5.5.2.Perencanaan Nilai Ekonomis Desa Singapadu ... 60

BAB VIPEMBAHASAN ... 61

6.1 Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Singapadu ... 61

6.2 Timbulan dan Karakteristik Komposisi Sampah di Desa Singapadu ... 63

6.3 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengelolaan Sampah ... 64

6.4 Perencanaan Nilai Ekonomis Sampah ... 68

BAB VII KESIMPULAN ... 68

7.1 Kesimpulan ... 68

7.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementrian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun 2012 rata – rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari (KLH, 2012). Selaras dengan hasil proyeksi data statistik Indonesia yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang akan terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Selain pertambahan penduduk yang cepat, menjadi penyebab peningkatan timbulan masalah sampah seiring dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat yang dikaji, baik dari segi konsumsi maupun produksi masyarakat yang semakin beraneka ragam (Adlina, 2014). Kementrian Lingkungan Hidup (2012a) menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun terakhir menunjukkan kecenderungan naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun 2010 ada 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total 178.850.000 ton setahun. Dari total sampah tersebut lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga.

Berdasarkan data RISKESDAS 2013 yang menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu : 1) diangkut oleh petugas kebersihan (24,9%), 2) dikubur dalam tanah (3,9%), 3) dikomposkan (0,9%), 4) dibakar (50,1%), 5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,4%) dan 6) dibuang sembarangan (9,7%). Lima provinsi dengan proporsi rumah tangga mengelola sampah dengan cara diangkut petugas tertinggi adalah DKI Jakarta

(7)

(57,0%), Kepulauan Riau (55,5%), Kalimantan Timur (49,9%), Bali (35,2%) dan Banten (34,4) (RISKESDAS, 2013).

Berdasarkan data BPS tahun 2000, tingkat pelayanan sampah secara nasional saat ini hanya mencapai kurang lebih 40%, dengan kualitas pelayanan yang belum memadai. Kondisi tersebut masih jauh dari standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan yaitu 60% dengan pelayanan pengumpulan atau pengangkutan minimal seminggu 2 kali (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006). Kemampuan Pemerintah untuk mengelola sampah hanya mencapai 40,09% di perkotaan dan 1,02% di pedesaan (Tuti Kusniah, 2005).

Pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat adalah salah satu pendekatan pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang direncanakan, dilaksanakan, dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat. Selain masyarakat, pemerintah dan lembaga lainnya berfungsi sebagai motivator dan fasilitator. Fungsi motivator adalah memberikan dorongan agar masyarakat siap memikirkan dan mencari jalan keluar terhadap persoalan sampah yang mereka hadapi.

Tetapi jika masyarakat belum siap, maka fungsi pemerintah atau lembaga lain adalah sebagai fasilitator yang menyiapkan keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat (Subekti, 2010)

Menurut Wardi (2011), faktor – faktor yang mempengaruhi swakelola masyarakat terhadap sampah, di antaranya yaitu : (1) kesadaran terhadap tantangan permasalahan sampah yang timbul cenderung semakin kompleks di lingkungannya, (2) desa sebagai daerah atau tujuan wisata (eco-tourism), (3) lomba kebersihan lingkungan yang diprakarsai oleh pemerintah, (4) peran proaktif LSM lingkungan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah, dan (5) kesadaran budaya (lingkungan sakral/suci). Namun kebanyakan faktor yang memotivasi

(8)

munculnya pengelolaan sampah oleh masyarakat desa akibat terjadinya sinergis dari berbagai faktor di atas. Hal tersebut menjadi tantangan masyarakat, dikarenakan semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak aktivitas sosial ekonomi dan budaya yang dilakukan, semakin banyak energi yang dikonsumsi maka limbah atau sampah terutama sampah yang tidak dapat membusuk (refuse) yang dihasilkan pun meningkat. Terkait dengan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang dilakukan, diasumsikan produksi sampah mencapai 3,68 lt/orang/hari.

Bali pada sektor pariwisata saat ini tidak terlepas dari berbagai dampak negatif pembangunan. Salah satu dampak negatif tersebut adalah degradasi lingkungan hidup, dan dampak yang paling dirasakan adalah terkait masalah sampah. Hampir seluruh kabupaten/ kota di Bali mengalami hal tersebut, tidak terkecuali Kabupaten Gianyar juga mengalami masalah sampah yang merupakan sisa hasil kegiatan atau usaha yang dilakukan masyarakat. Disadari atau tidak, sampah sudah menjadi masalah bagi kelestarian lingkungan di Kabupaten Gianyar. Dengan demikian sangat diperlukan adanya upaya pemecahan masalah sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan berupa pengolahan sampah, sehingga bermanfaat positif bagi lingkungan (Ariana, 2011).

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu tujuan kunjungan wisata dan berkontribusi terhadap perekonomian di Bali. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi para pendatang untuk ikut mengadu nasib dan bahkan menetap disana. Berdasarkan Laporan SLHD Kabupaten Gianyar, dalam tahun 2014 jumlah penduduk di Kabupaten Gianyar sebanyak 527.003 jiwa, yang terdiri atas 263.960 jiwa atau 50,09 persen penduduk laki-laki dan 263.043 jiwa atau 49,91 persen penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 652 jiwa/km2, maka kepadatan penduduk di kabupaten Gianyar telah mencapai 2.100 jiwa/km2. Adapun laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Gianyar

(9)

periode 2013 – 2014 adalah sebesar 1,38 persen dan laju pertumbuhan penduduk per kecamatan berkisar 0,86% - 1,62%, tertinggi di Kecamatan Gianyar dan terendah di Kecamatan Tegallalang. Laju pertumbuhan ini termasuk tinggi dan dapat meningkatkan tekanan terhadap lingkungan, seperti masalah sampah, air limbah, penggunaan sumber daya alam dan alih fungsi lahan untuk pengembangan pemukiman. (SLHD, 2014).

Menurut laporan pengelolaan sampah di Kabupaten Gianyar, pada tahun 2008 volume sampah yang terangkut oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan setiap harinya mencapai 180 m3, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga. Lebih lanjut, IB. Kesawa, selaku Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar menyatakan volume sampah semenjak musim hujan di Gianyar mencapai 200 m3 per hari. Akibatnya, TPA di Desa Temesi kewalahan menampung tumpukan sampah tersebut (DKP Gianyar, 2008).

Berdasarkan Undang – Undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 menyatakan bahwa perlunya paradigma mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul – buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya - upaya cerdas, efisien dan terprogram. Dalam kegiatan 3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah (Kemen LH, 2012b). Akibatnya produksi sampah yang dihasilkan oleh

(10)

masyarakat semakin melimpah dan menumpuk dimana – mana. Beberapa TPA liar bermunculan dan menjamur dimana – mana (Subekti, 2010).

Masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan sampah adalah urusan pemerintah saja. Sedangkan pengelolaan sampah di Kabupaten Gianyar memerlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat secara harmonis agar di dalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik. Pada kenyataannya masih ditemukan kurangnya kesadaran dan partisipasi dari masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam pengelolaan sampah secara baik, sehingga menciptakan lingkungan yang bersih di Kabupaten Gianyar (Ariana, 2011). Desa Singapadu yang sebagian besar masyarakatnya adalah pengrajin, terkait dalam hal penanganan sampah, masyarakat masih membuang sampah secara sembarangan disekitar rumah ataupun ke sungai dan tak jarang juga membuangnya ke lahan – lahan yang kosong, serta membakarnya.

Pemerintah kabupaten melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan beserta Dinas Lingkungan Hidup hanya mengelola sampah yang ada di Pasar yang berlokasi di Desa Singapadu Kecamatan Sukawati, dan pembiayaannya disediakan melalui APBD Pemerintah Daerah. Peraturan Daerah No. 5 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah belum dijalankan dengan optimal. Menurut Bebassri (2008), secara umum terdapat lima aspek penting dalam pengelolaan sampah yaitu teknologi, institusi, hukum/peraturan, pembiayaan dan partisipasi masyarakat.

Dengan permasalahan sampah yang ada di Desa Singapadu seperti yang telah dijelaskan diatas, peneliti tertarik menjadikan Desa Singapadu sebagai tempat penelitian, yang nantinya mampu memberikan masukan dalam mengelola sampah skala rumah tangga.

(11)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian :

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah mengenai :

“Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di Kawasan Wisata Desa Singapadu ?”

1.3 Tujuan Penelitian :

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga di Kawasan Wisata Desa Singapadu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui proses pengelolaan sampah skala rumah tangga yang ada di Kawasan Wisata Desa Singapadu.

2. Untuk mengetahui jumlah dan jenis sampah rumah tangga di Kawasan Wisata Desa Singapadu.

3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berkorelasi dalam mengelola sampah rumah tangga di Kawasan Wisata Desa Singapadu.

4. Untuk Mengetahui Nilai Ekonomis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

1.4 Manfaat Penelitian :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai pendalaman penelitian mengenai permasalahan lingkungan akibat aktivitas sosial masyarakat setempat terhadap keberadaan sampah di Kawasan Wisata Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

(12)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pemahaman tentang upaya memanfaatkan dan meminimalisir sampah di Kawasan Wisata Desa Singapadu Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pemangku adat / stakeholder terkait pengelolaan sampah pada kawasan wisata sehingga pemerintah lokal dapat melakukan upaya dan himbauan kepada masyarakat, agar dapat memahami dampak dan perubahan yang terjadi dalam mengelola sampah di kawasan wisata Desa Singapadu yang dijadikan sebagai destinasi objek wisata di kemudian hari.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dikaji dari segi aspek kesehatan lingkungan, khususnya faktor – faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kawasan Wisata Desa Singapadu. Dalam penelitian ini dikaji beberapa faktor terkait dengan pengelolaan sampah skala rumah tangga yaitu pengetahuan masyarakat, sikap dan perilaku masyarakat serta jumlah dan jenis sampah rumah tangga di sekitar rumah penduduk.

Referensi

Dokumen terkait

With respect to MAPE criterion, GARCH is the best prediction model for returns volatility of Robusta Coffee; GARCH-M is the best prediction model for returns

Dengan adanya pembuatan aplikasi ini, penulis ingin membantu meningkatkan kemudahan dan ketepatan dalam mengolah data, sehingga informasi yang dibutuhkan dapat segera diperoleh

Pemberian kapur dolomit, pupuk kimia dan isolat bakteri pereduksi sulfat dapat meningkatkan pertambahan diameter batang tanaman bibit kelapa sawit lebih baik dari

Para Pihak dengan ini rnembentuk konsultasi berkala, pada tingkat pejabat tinggi, antara Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri

Kecurangan adalah adalah sebuah sebuah representasi representasi yang yang salah salah atau atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi

(1) Setiap hasil pelaksanaan kegiatan belanja modal yang dibiayai APBD, harus menyampaikan laporan triwulan, semester, tahunan kepada kepala daerah melalui aplikasi

Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CRH tanpa multimedia dan model pembelajaran CRH melalui multimedia, maka digunakan

Jawablah pertanyaan di bawah ini mengenai pengaruh harga dan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian bakso pada Kantin Bakso Barokah di Politeknik Negeri