Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
100
PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DENGAN BINARY RESPONSE UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP NILAI UN SMA
Maylita Hasyim
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRACT: In order to actualize the aim of national education, the government must do evaluation system of education, namely The Graduated Competence Standard. In accordance with The Graduated Competence Standard measured by score of national examination, so it is needed to know influenced-factors to the score of national examination significantly, include student’s external and internal factors. Therefore, the aim of this research to analyze the factors that influence the score of national examination of Senior High School X in Maluku province by using Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) approach with binary response. Multivariate Adaptive Regression Spline chosen because there are many research before that conclude this methode is better than the others. The response variable of this research is categorized into two categories, there are score of national examination ≤ 6,5 is categorized 1(minus) and score of national examination > 6,5 is categorized 2 (good).
The result of MARS models are five variables that influence the score of national examination of Senior High School. There are the score of national examination’s mean of Junior High School, score of school examination’s mean, score of tryout examination’s mean, score of raport’s mean, and parent’s income. The correct of classification over all is 96.72 percent with GCV 0,0742 and value of R
2is 89.4 percent.
Keyword: score of national examination, MARS, binary response
PENDAHULUAN
Suatu bangsa akan maju apabila didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif dan berkualitas.
Menurut Mulyasa (2011: 3) bangsa Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada fenomena rendahnya daya saing, sebagai indikator bahwa pendidikan di Indonesia belum mampu menghasilkan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan SDM yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan. Menurut Arifin (2011: 39)
”pendidikan merupakan suatu usaha
yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadian individual
melalui proses tertentu, melalui pe-
ngajaran serta interaksi individu dengan
lingkungannya untuk mencapai manusia
seutuhnya”.
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
101 Dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan mengeluarkan PP No.19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) diantaranya yaitu sistem evaluasi, dimana yang dimaksud yaitu evaluasi hasil belajar.
Sedangkan definisi hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, 2011: 54). Evaluasi hasil belajar ini dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah men- cakup pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat diukur dengan nilai Ujian Nasional (UN). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 34 Tahun 2007 bahwa “ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran yang ditentukan dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, dalam rangka pencapaian standar nasional”.
Nilai Ujian Nasional (UN) dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, baik bagi peserta didik, pengajar maupun satuan pendidikan terkait, yaitu sebagai salah satu pertimbangan bagi satuan pendidikan dalam menentukan ke- lulusan, seleksi masuk jenjang pen- didikan berikutnya, akreditasi satuan pendidikan, penilaian produktivitas kinerja pengajar. Keseluruhan kepen- tingan tersebut di atas semata-mata dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Mengingat pentingnya pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang diukur dengan nilai Ujian Nasional (UN), maka sangat perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi nilai Ujian Nasional (UN), baik faktor internal siswa maupun faktor eksternal (lingkungan) demi upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai UN siswa SMA X yang
berlokasi di provinsi Maluku dengan
menggunakan metode Multivariate
Adaptive Regression Spline (MARS)
sebagai pendekatan regresi non-
parametrik multivariat. Dalam kasus ini,
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
102 nilai UN siswa akan dikategorikan
menjadi dua, yaitu kategori kurang dan baik sehingga variabel respon akan memiliki dua kategori atau biasa disebut binary response.
Pemodelan data dengan meng- gunakan metode parametrik sesuai untuk data yang sudah diketahui bentuk model dasarnya dan terikat oleh asumsi terkait struktur data, namun seringkali pe- langgaran asumsi terjadi sehingga pen- dekatan nonparametrik sering dijadikan alternatif oleh para peneliti. Salah satu metode nonparameterik yang sering digunakan yaitu Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS). Hidayat (2003) menyatakan bahwa MARS merupakan salah satu metode alternatif untuk pemodelan bagi data berdimensi tinggi, memiliki variabel banyak, serta ukuran sampel yang besar.
Dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan terkait pengembangan metode pen- dekatan MARS khususnya dalam bidang pendidikan. Sedangkan manfaat bagi siswa, pengajar, dan satuan pendidikan yaitu dapat memberikan gambaran mengenai upaya-upaya peningkatan nilai UN yang harus dilakukan untuk ke depannya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
masukan bagi pemerintah khususnya Kemendikbud dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)
Pada tahun 1991, Jerome H.
Friedman yang selanjutnya akan ditulis Friedman telah memperkenalkan metode MARS sebagai suatu metode baru yang mengotomatiskan pembangunan model- model prediktif akurat untuk variabel- variabel respon yang kontinu dan biner.
Model MARS ini berguna untuk mengatasi permasalahan data yang berdimensi tinggi, diskontiouitas pada data serta untuk menghasilkan prediksi variabel respon yang akurat. Selain itu, MARS merupakan pengembangan dari pendekatan Recursive Partition Regression (RPR) yang masih memiliki kelemahan dimana model yang dihasilkan tidak kontinu pada knot.
Teknik MARS menjadi populer
karena tidak mengasumsikan dan tidak
menentukan tipe khusus seperti pada
hubungan (linier, kuadratik, kubik)
diantara variabel prediktor dan respon
(Otok, dkk., 2006) sehingga pendekatan
MARS tergolong metode nonparametrik
multivariat. Selain itu, proses pem-
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
103 bentukan model pada MARS tidak
memerlukan asumsi.
Menurut Friedman (1991), model umum persamaan MARS sebagai berikut.
0
,
1 1
ˆ
(1)
Km
M
m km v k m km
m k
f x a a s x t
dengan,
a
0= fungsi basis induk
a
m= koefisien dari fungsi basis ke-m M = maksimum fungsi basis
(nonconstant basis fungsi) K
m= derajat interaksi
s
km= nilainya 1 atau -1 jika data berada di sebelah kanan titik knot atau kiri titik knot.
x
v(k,m)= variabel prediktor t
km= nilai knots dari variabel
prediktor x
v(k,m)Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun model MARS menurut Nash dan Bradford (2001) adalah (1) Knot, yaitu akhir dari sebuah region dan awal dari sebuah region yang lain. Di setiap titik knot, diharapkan adanya kontinuitas dari fungsi basis antar satu region dengan region lainnya. (2) Basis Function, yaitu kumpulan dari fungsi yang digunakan untuk mewakili informasi. Fungsi basis terdiri dari satu atau lebih variabel.
Fungsi basis ini merupakan fungsi parametrik yang didefinisikan pada tiap region. Pada umumnya fungsi basis yang dipilih adalah berbentuk polinomial dengan turunan yang kontinu pada setiap titik knot.
Friedman (1991) menyarankan jumlah maksimum fungsi basis (BF) adalah 2 sampai dengan 4 kali jumlah variabel prediktornya. Sedangkan untuk jumlah maksimum interaksi (MI) adalah 1, 2 dan 3 dengan pertimbangan jika lebih dari 3 akan menghasilkan bentuk model yang semakin kompleks.
Minimum jarak antara knots atau minimum observasi antara knots sebesar 0, 1, 2 dan 3.
Penentuan knot pada MARS menggunakan algoritma forward stepwise dan backward stepwise.
Pemilihan model dengan menggunakan
forward stepwise dilakukan untuk
mendapatkan jumlah fungsi basis dengan
kriteria pemilihan fungsi basis adalah
meminimumkan Average Sum of Square
Residual (ASR). Untuk memenuhi
konsep parsimoni (model yang
sederhana) dilakukan backward stepwise
yaitu membuang fungsi basis yang
memiliki kontribusi kecil terhadap
respon dari forward stepwise dengan
meminimumkan nilai Generalized Cross
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
104 Validation (GCV) (Friedman dan
Silverman, 1989). Pada MARS, pemilihan model terbaik berdasarkan nilai GCV paling rendah (minimum).
Fungsi GCV minimum didefi- nisikan sebagai berikut,
2
1
2 2
1 ˆ
ˆ ˆ
1 1
(2)
n
i M i
i
y f x
ASR n
GCV M
C M C M
n n
dengan,
y
i= variabel respon = nilai taksiran variabel
respon pada M fungsi basis n = banyaknya pengamatan =
= Trace [B(B
TB)
-1B
T]+1 = nilai ketika setiap fungsi basis
mencapai optimasi
UJI SIGNIFIKANSI FUNGSI BASIS MODEL MARS
Pada model MARS dilakukan uji signifikansi fungsi basis yang meliputi uji serentak dan uji individu. Uji signifikansi yang dilakukan secara bersamaan/serentak terhadap fungsi basis-fungsi basis yang terdapat dalam model MARS ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara umum model MARS terpilih merupakan model yang sesuai dan menunjukkan hubungan yang
tepat antara variabel prediktor dengan variabel respon.
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut.
H
0:
1
2 ...
m 0
H
1: Paling tidak ada satu
j 0 ,
j = 1,2,…,m
Nilai F
hitungyang didapatkan dari tabel ordinary least squares results (output pengolahan software MARS) dibandingkan F
(V1,V2)dengan tingkat signifikansi serta derajat bebas V
1dan V
2yang merupakan nilai MDF dan NDF yang juga berasal dari dari tabel ordinary least squares results. Daerah kritis yaitu Tolak H
0jika F
hitung F
(V1,V2), artinya paling sedikit ada satu
jyang tidak sama dengan nol.
Selanjutnya, uji yang dilakukan secara parsial/individu bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi basis yang terbentuk mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap model. Selain itu juga ingin diketahui pula apakah model yang memuat parameter tersebut telah mampu menggambarkan keadaan data yang sebenarnya.
Hipotesisnya adalah, H
0:
j 0H
1:
j0 , j = 1,2,…m
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
105 Nilai t
hitungyang didapatkan dari
output pengolahan software MARS dibandingkan dengan nilai tabel distribusi t dengan derajat bebas (V) dan tingkat signifikansi . Daerah kritis yaitu
hitung
t t
(/2, V), maka H
0ditolak, artinya ada pengaruh variabel prediktor dengan variabel respon pada fungsi basis di dalam model.
KLASIFIKASI PADA MARS
Pada model MARS, klasifikasi didasarkan pada pendekatan analisis regresi. Jika variabel respon terdiri dari dua nilai, maka dikatakan sebagai regresi dengan binary response (Cox dan Snell, 1989) sehingga dapat digunakan model probabilitas dengan persamaan sebagai berikut :
ˆ ˆ
ˆ dan 1 1
1 1
f x
f x f x
x e x
e e
dengan ˆ logit
prob 1 dan
prob 2 1
f x x
Y x
Y x
Oleh karena Y merupakan variabel respon biner (dengan 2 kategori yaitu 1 dan 2) dengan m banyaknya variabel prediktor x ( ,..., ), maka model x
1x
mMARS untuk klasifikasi dapat di- nyatakan sebagai berikut (Otok, 2008):
0 ,
1 1
logit ln
1
(3)
Km M
m km v k m km
m k
x x
x
a a s x t
Pada prinsipnya, pengklasifikasian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar ketepatan dalam mengelompokkan sekumpulan data untuk digolongkan dengan tepat pada kelompoknya.
Menurut Agresti (1990), metode klasifikasi yang baik akan menghasilkan sedikit kesalahan klasifikasi atau akan menghasilkan peluang kesalahan klasifikasi (alokasi) yang kecil.
APER (Apparent Error Rate) adalah
suatu prosedur evaluasi yang digunakan
untuk melihat peluang kesalahan
klasifikasi yang dilakukan oleh suatu
fungsi klasifikasi. Nilai APER ini
menyatakan nilai proporsi sampel yang
salah diklasifikasikan oleh fungsi
klasifikasi. Sedangkan Press’s Q adalah
statistik uji yang digunakan untuk
mengetahui kestabilan dalam ketepatan
pengelompokkan (sampai sejauh mana
kelompok-kelompok tersebut dapat
dipisahkan dengan menggunakan
variabel-variabel yang ada). Uji statistik
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
106 Press’s Q dapat diformulasikan sebagai :
( )
2Pr ' (4) ( 1)
N nK ess s Q
N K
dengan,
N = jumlah total sampel
n = jumlah individu yang tepat diklasifikasikan
K = jumlah kelompok
Nilai dari Press’s Q ini mem- bandingkan antara jumlah ketepatan klasifikasi dengan total sampel dan jumlah kelompok. Jika nilai Press’s Q >
, maka klasifikasi dapat dianggap sudah stabil dan konsisten secara statistik (Hair, 2006).
HASIL BELAJAR
Menurut Hamalik (2004: 28-29)
“Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan”.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2)
Menurut Winkel (1991) belajar merupakan suatu proses perubahan dari
belum mampu kearah sudah mampu dan terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut ahli psikologis belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif dan konstan membekas.
Cara belajar bisa bermacam- macam dan diharapkan pemilihan cara belajar harus sesuai dengan kondisi dan tujuan, agar mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999) bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
Berdasarkan pengertian tersebut
maka dapat disintesiskan bahwa belajar
adalah perubahan serta peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang terjadi
akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya. Jika di
dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan, dapat dikatakan bahwa
orang tersebut mengalami kegagalan di
dalam proses belajar
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
107 Sedangkan hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru (Dimyati dan Mudjiono, 1999). Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Hamalik (2004)
“Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Berdasarkan pengertian di atas
maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari
proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Selain itu
hasil belajar juga akan tersimpan dalam
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
108 jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya, karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEM- PENGARUHI HASIL BELAJAR
Faktor-faktor yang mempe- ngaruhi hasil belajar diklasifikasikan menjadi faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar dan faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor eskternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial sedangkan faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor nonsosial adalah lingkungan sekitar misalnya keadaan cuaca, suhu, tempat tinggal, alat-alat belajar dan benda-benda yang membantu dalam proses belajar. Faktor-faktor sosial adalah kelakuan dan sikap manusia di sekitar siswa yang ikut memberikan pengaruh terhadap proses belajar dan prestasi-prestasi belajar siswa.
Faktor fisiologis dalam belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Keadaan jasmani pada umumnya adalah kecukupan nutrisi berpengaruh terhadap kesegaran dan konsentrasi. Kurangnya pasokan nutrisi ke dalam tubuh akan mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, cepat lelah dan semacamnya yang tentunya menurunkan penyerapan pelajaran.
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu adalah fungsi-fungsi pancaindera.
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar adalah hal-hal yang mendorong
aktivitas belajar, beberapa hal tersebut
diantaranya adanya sifat ingin tahu dan
ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
adanya sifat kreatif yang ada pada
manusia dan keinginan untuk selalu
maju, adanya keinginan untuk
mendapatkan simpati dari orang tua,
guru dan teman-teman, adanya keinginan
untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan
koperasi maupun dengan kompetisi,
adanya keinginan untuk mendapatkan
rasa aman bila menguasai pelajaran,
adanya ganjaran atau hukuman sebagai
akhir daripada belajar.
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
109 METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari SMA X yang berlokasi di provinsi Maluku yaitu berupa data hasil Ujian Nasional (UN) siswa SMA X pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari nilai UN, nilai UN SMP, nilai tryout, nilai ujian sekolah, nilai rapor semester, penghasilan orang tua dan jumlah saudara. Jumlah keseluruhan lulusan SMA X pada tahun pembelajaran 2011/2012 adalah sebanyak 61 orang yang terdiri dari:
1. Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 19 orang
2. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebanyak 42 orang
Variabel Respon (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi adalah berupa nilai UN siswa SMA X dengan dua kategori yaitu nilai UN 65 tergolong Kurang (1) dan nilai UN 75 tergolong Baik (2). Sedangkan variabel prediktor (X) yaitu variabel-variabel yang diduga mempengaruhi probabilitas seorang siswa bernilai kategori Kurang dan Baik sebagai berikut :
1) Rata-rata nilai UN SMP (X
1)
adalah jumlah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diselenggarakan secara nasional.
Variabel ini berskala kontinyu.
2) Rata-rata nilai Ujian Sekolah (X
2) adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun yang diselenggarakan di tingkat sekolah. Variabel ini berskala kontinyu.
3) Rata-rata nilai tryout (X
3)
adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pem- belajaran atau terpisah. Variabel ini berskala kontinyu.
4) Rata-rata nilai rapor SMA (X
4)
adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) selama satu semester yang diselenggarakan tiap akhir semester. Variabel ini berskala kontinyu.
5) Pendapatan orang tua (X
5)
adalah jumlah penghasilan yang didapatkan oleh setiap orang tua siswa, termasuk penghasilan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun dalam setiap bulannya.
Variabel ini berskala kontinyu.
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
110 6) Jumlah saudara (X
6)
adalah jumlah saudara (kakak-adik) baik saudara kandung maupun saudara tiri yang dimiliki oleh tiap siswa
.Variabel ini berskala kontinyu.
7) Jurusan (X
7)
adalah jurusan yang dipilih siswa.
Variabel ini berskala kategorik (nominal), yaitu IPA dengan kategori 1 dan IPS dengan kategori 2.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah metode regresi nonparametrik multivariat dengan pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS). Langkah-langkah analisis yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut.
a. Memasukkan data Nilai UN beserta faktor-faktor yang diduga berpengaruh ke dalam software i MARS 2.0.
b. Mengkombinasikan unsur penentu model yaitu besarnya Basis Function (BF), Maximum Interaction (MI) dan Minimum Observation (MO) pada data training yang digunakan dengan cara:
1) Menentukan maksimum fungsi basis (Max-BF), yaitu 2-4 kali
jumlah prediktor yang akan digunakan.
2) Menentukan jumlah maksimum interaksi (Max-I), yaitu 1,2 dan 3, dengan asumsi bahwa jika MI > 3 akan menghasilkan model yang semakin kompleks.
3) Menentukan minimal jumlah pengamatan setiap knots (Min-O), yaitu 0, 1,2 dan 3.
c. Menetapkan model terbaik dengan didasarkan pada nilai GCV minimum
yang diperoleh dengan
mengkombinasikan BF, MI, dan MO.
d. Menduga koefisien model.
e. Melakukan uji signifikansi fungsi basis model MARS.
f. Mengelompokkan fungsi basis berdasarkan variabel prediktor yang masuk dalam model.
g. Menguji keakurasian prediksi model MARS (ketepatan klasifikasi) yang terbentuk dari data sehingga men- dapatkan angka ketepatan klasifikasi.
h. Menghitung nilai kesalahan klasi- fikasi dengan menggunakan APER serta menghitung kestabilan kla- sifikasi dengan statistik uji Press’s Q.
MODEL MARS
Penentuan model terbaik
didasarkan pada nilai GCV paling
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
111 minimum yang diperoleh dengan cara
trial dan error dalam mengkombinasikan nilai BF, MI, dan MO sampai mendapatkan model terbaik. Dari keseluruhan model yang telah diperoleh dengan berdasarkan pada nilai GCV paling minimum maka model MARS terbaik yang dipilih yaitu model dengan nilai BF = 21, MI = 3, dan MO = 0 serta nilai GCV sebesar 0,0742 dan R
2sebesar 89,4%.
Model MARS terbaik dari nilai UN siswa SMA X tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.
10 11
12 14 15
16 17 19
0, 945 1, 511 2, 529
0,162 9,194 15,181
13, 776 5, 772 5, 915
(5)
Y BF BF
BF BF BF
BF BF BF
dengan,
2 1
4 2
max 0, 6, 980 ; max 0, 6, 920 ;
BF X
BF X
6 1 4
10 4 6
11 4 6
12 4 2
14 3
15 3 2
16 5 6
17 1
19 1
max 0, 6, 450 * ;
max 0, 70, 00 * ;
max 0, 70, 00 * ;
max 0, 68, 00 * ; max 0, 5, 370 ; max 0, 5, 370 * ;
max 0, 0, 500 * ;
max 0, 6, 610 ; max 0, 6, 4
BF X BF
BF X BF
BF X BF
BF X BF
BF X
BF X BF
BF X BF
BF X
BF X
50 ;
UJI SIGNIFIKANSI FUNGSI BASIS MODEL MARS
Pada model MARS dilakukan uji signifikansi fungsi basis yang meliputi uji serentak dan uji individu. Uji signifikansi yang dilakukan secara bersamaan/serentak terhadap fungsi basis-fungsi basis yang terdapat dalam model MARS ini menggunakan hipotesis sebagai berikut.
0 10 11 12 14 15 16 17
19 1
:
0
: Paling tidak ada satu
j0 H
H
dengan,
10,11,12,14,15,16,17,19
j
Berdasarkan hasil pengolahan
MARS dapat diketahui bahwa nilai
F
hitungsebesar 55,004. Dengan meng-
gunakan = 0,05 maka diperoleh
F
0,05(8,52)= 2,14 sehingga daerah kritis
yaitu F
hitung F
0,05(8,52), maka keputusan
yang diambil yaitu menolak H
0, artinya
paling sedikit ada satu
jyang tidak
sama dengan nol yang dapat dinyatakan
pula bahwa minimal terdapat satu fungsi
basis yang memuat variabel prediktor
yang berpengaruh terhadap variabel
respon.
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
112 Uji yang dilakukan secara parsial/
individu menggunakan hipotesis sebagai berikut.
H
0:
j 0 H
1:
j 0dengan,
10,11,12,14,15,16,17,19 j
Dengan menggunakan = 0,05 maka didapatkan :
t
tabel= t
(0,025; 52)= 2,011
Daerah kritis adalah jika t
hitung t
(0,025;52)
maka menolak H
0.
Tabel 1 Uji Signifikansi Fungsi Basis pada Model yang Terpilih
Parameter t-hitung Keputusan Constant 22.380 Tolak H
0BF 10 -3.285 Tolak H
0BF 11 -6.481 Tolak H
0BF 12 5.190 Tolak H
0BF 14 6.242 Tolak H
0BF 15 4.341 Tolak H
0BF 16 -5.805 Tolak H
0BF 17 -11.355 Tolak H
0BF 19 13.602 Tolak H
0Sumber : Output pengolahan MARS
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa semua parameter fungsi basis mempunyai nilai signifikan sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H
0yang berarti semua parameter fungsi basis dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model.
Berikut intepretasi model MARS pada Persamaan 5, yaitu.
Tabel 2 Interpretasi Model MARS Fungsi
Basis Interpretasi
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat meningkatkan resiko memperoleh nilai UN
“kurang” sebesar 1,511 pada siswa yang memiliki rata-rata nilai rapor kurang dari 70,00;
rata-rata nilai UN SMP kurang dari 6,45; dan rata-rata nilai ujian sekolah kurang dari 6,92.
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat me- ningkatkan resiko memperoleh nilai UN “kurang” sebesar 2,529 pada siswa yang memiliki rata- rata nilai rapor kurang dari 70,00; rata-rata nilai UN SMP kurang dari 6,45; dan rata-rata nilai ujian sekolah kurang dari 6,92.
Fungsi
Basis Interpretasi
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat mengurangi resiko memperoleh nilai UN
“kurang” sebesar 0,162 pada siswa yang memiliki rata-rata nilai rapor lebih dari 68,00 dan rata-rata nilai UN SMP lebih dari 6,98.
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat mengurangi resiko memperoleh nilai UN
“kurang” sebesar 9,194 pada siswa yang memiliki rata-rata nilai tryout lebih dari 5,37.
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat mengurangi resiko memperoleh nilai UN
“kurang” sebesar 15,181 pada siswa yang memiliki rata-rata nilai tryout lebih dari 5,37 dan rata-rata nilai UN SMP lebih dari 6,98.
Setiap kenaikan satu fungsi
basis (
) dapat me-
ningkatkan resiko memperoleh
nilai UN “kurang” sebesar
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
113 13,776 pada siswa yang
penghasilan orang tuanya kurang dari Rp. 500.000 dan rata-rata nilai UN SMP kurang dari 6,45
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat me- ningkatkan resiko memperoleh nilai UN “kurang” sebesar 5,772 pada siswa yang memiliki rata- rata nilai UN SMP kurang dari 6,610.
Setiap kenaikan satu fungsi basis (
) dapat mengurangi resiko memperoleh nilai UN
“kurang” sebesar 5,915 pada siswa yang memiliki rata-rata nilai UN SMP lebih dari 6,45.
Tabel 2 menunjukkan tingkat kepentingan variabel prediktor pada fungsi pengelompokan, yang ditaksir oleh kenaikan nilai GCV karena berpindahnya variabel-variabel yang dipertimbangkan tersebut dari model.
Dapat dilihat bahwa variabel rata-rata nilai UN SMP ( ) adalah variabel terpenting pada model dengan tingkat kepentingannya 100%, kemudian diikuti oleh variabel rata-rata nilai rapor ( ) dengan tingkat kepentingan 66,923%.
Urutan ketiga yaitu variabel rata-rata nilai ujian sekolah ( ) dengan tingkat kepentingan 43,321%, urutan keempat yaitu penghasilan orang tua ( ) dengan tingkat kepentingan 40,984%, dan urutan terakhir yaitu variabel rata-rata nilai tryout ( ) dengan tingkat kepentingan 34,502%. Dua variabel lainnya yaitu
jumlah saudara ( ) dan jurusan ( ) tidak memiliki tingkat kepentingan (0%) karena sudah terwakili oleh lima variabel sebelumnya.
Tabel 3 Kepentingan Variabel Prediktor Variabel Tingkat Kepentingan
X
1100,000%
X
466,923%
X
243,321%
X
540,984%
X
334,502%
X
60,000%
X
70,000%
KETEPATAN KLASIFIKASI DAN EVALUASI PENGKLASIFIKASIAN
Untuk melihat seberapa besar
peluang kesalahan dalam pengkla-
sifikasian nilai UN siswa SMA maka
dihitung dengan menggunakan nilai
APER. Penelitian ini merupakan binary
response yang dikelompokkan menjadi
siswa dengan nilai UN 65 tergolong
Kurang (1) dan siswa dengan nilai UN
75 tergolong Baik (2). Berdasarkan
Tabel 5 kesalahan klasifikasi (nilai
APER) dalam pengklasifikasian nilai UN
siswa SMA adalah 1,6%. Karena
terdapat kesalahan dalam
pengklasifikasian 5 ART terinfeksi (1)
masuk ke dalam kelompok ART tidak
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA
114 terinfeksi (2) dan kesalahan dalam
pengklasifikasian 1 ART tidak terinfeksi (2) masuk ke dalam kelompok ART terinfeksi (1).
Tabel 4 Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Data Nilai UN SMA Kelas
Aktual
Prediksi Kelas Total Aktual
1 2
1 24 2 26
2 0 35 35
Total
Prediksi 24 37 61
Benar 39,34% 57,37%
APER 3,28%
Total Benar
96,72%
Untuk mengetahui kestabilan dalam ketepatan klasifikasi (sejauh mana kelompok-kelompok ini dapat dipisahkan dengan menggunakan variabel yang ada) maka digunakan uji statistik Press’s Q. Tabel 5 menunjukkan besarnya kestabilan dalam ketepatan klasifikasi nilai UN SMA berdasarkan nilai dari Press’s Q adalah 53,26. Bila dibandingkan dengan
= 3,841 maka nilai dari Press’s Q untuk model tersebut jauh lebih besar daripada nilai
sehingga dapat disimpulkan bahwa keakuratan pengklasifikasian nilai UN SMA dengan pendekatan MARS sudah dikatakan konsisten secara statistik.
Tabel 5 Ketepatan dan Kestabilan Klasifikasi Nilai UN SMA Ketepatan Klasifikasi
Press’s Q
Nilai UN
65 (1)
Nilai UN
> 65 (2) 24
(39,34%)
35
(57,37%) 53,26
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Variabel yang berpengaruh terhadap nilai UN SMA X yang berlokasi di provinsi Maluku meliputi variabel rata-rata nilai UN SMP ( ) dengan tingkat kepentingan 100%, kemudian diikuti oleh variabel rata-rata nilai rapor ( ) dengan tingkat kepen- tingan 66,923%. Urutan ketiga yaitu variabel rata-rata nilai ujian sekolah ( ) dengan tingkat kepentingan 43,321%, urutan keempat yaitu penghasilan orang tua ( ) dengan tingkat kepentingan 40,984%, dan urutan terakhir yaitu variabel rata- rata nilai tryout ( ) dengan tingkat kepentingan 34,502%.
2. Pada model MARS terbaik, terdapat
interaksi antara dua variabel yaitu
interaksi antara variabel rata-rata
nilai tryout dengan rata-rata nilai UN
Maylita Hasyim, M.Si: Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Dengan Binary Response Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai UN SMA