• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH. KONSEP DASAR LOGIKA Mata Kuliah: Filsafat & Logika Dosen Pengampu: Mustiawan, M.I.Kom.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH. KONSEP DASAR LOGIKA Mata Kuliah: Filsafat & Logika Dosen Pengampu: Mustiawan, M.I.Kom."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“KONSEP DASAR LOGIKA”

Mata Kuliah: Filsafat & Logika Dosen Pengampu: Mustiawan, M.I.Kom.

Disusun oleh:

Annisa Fariz Alifia 2106015068 Izzun Nabilah 2106015016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2021

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat, taufiq Hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR LOGIKA” ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam disampaikan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah mengantar manusia dari alam kegelapan menuju ke alam terang benderang dan penuh dengan keilmuan seperti saat ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mustiawan, M.I.Kom selaku Dosen pengampu mata kuliah filsafat dan logika yang senantiasa membimbing kami.

Sehingga punulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, Dalam penyusunannya, kami masih mengalami berbagi macam hambatan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasanya informasi, kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan masukan yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ………. 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian logika ...………..…...… 3

2.2 Logika sebagai cabang ilmu pengetahuan ...………... 5

2.3 Relevansi logika dengan keilmuan ...……….. 6

2.4 Fenomena tentang logika ……… 6

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 9

3.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ………... 10

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling tinggi, dianugerahi oleh akal pikiran yang berguna bagi manusia dalam mencari dan menemukan jawaban atas berbagai permasalahan.Berpikir dikatakan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dengan kata lain semua orang sudah, sedang, dan akan melakukannya sepanjang waktu selama hidup. Dengan berpikir kita dapat mampu menarik sebuah kesimpulan atau menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi.

Sejak kecil manusia sudah mulai berpikir tetang segala sesuatu disekitarnya, sebagai contoh: anak kecil akan selalu bertanya: apa ini? Atau apa itu? Kepada orang tuanya tentang sesuatu yang sedang dilihat dan/atau dipikirkannya.Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering mendengar ungkapan “omonganmu tidak logis” atau “kalau ngomong yang logis dong”.

Kedua ungkapan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah tidak logis sama dengan tidak masuk akal? Atau apakah yang tidak logis itu sama dengan tidak benar? Kalau berbeda apakah yang dimaksud tidak logis tersebut? Apakah yang dimaksud dengan benar itu sendiri? Apakah yang logis itu selalu benar? Bagaimana sesuatu dikatakan benar? Guna menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut di atas, seputar kelogisan dan kebenaran sesuatu, maka makalah ini disusun untuk memaparkan dan memberikan pengertian serta pemahaman yang jelas tentang logika dan kebenaran meliputi: pengertian logika dan kebenaran, macam-macam logika dan kebenaran, manfaat logika dalam pengembangan ilmu, dan cara penemuan kebenaran, serta kebenaran ilmiah dan non-ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari logika?

2. Bagaimana logika berperan sebagai ilmu pengetahuan?

3. Apa saja hubungan/kaitan antara logika dengan keilmuan?

(5)

1.3 TUJUAN PENULISAN

a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari logika.

b. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana peran logika sebagai cabang ilmu pengetahuan.

c. Untuk mengetahui hubungan antara logika dengan keilmuan.

2

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LOGIKA

Logika berasal dari perkataan Yunani yaitu logike (kata sifat) dan logos (kata benda), yang atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran, alasan atau uraian”. Dengan demikian, logika merupakan pekerjaan akal pikiran manusia dalam bernalar untuk menghasilkan kebenaran atau penyimpulan yang benar. Sebagai ilmu, disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini hanya lazim disebut dengan logika saja. Jadi, logika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan norma-norma penyimpulan yang dipandang dari aspek yang benar (sahih). Ada yang berpendapat bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-prinsip dan hukum-hukum penalaran yang tepat.

Ada juga yang menandaskan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus merupakan kecakapan atau keterampilan yang merupakan seni (art) untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dalam hal ini, ilmu mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui, sedangkan kecakapan atau keterampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Selain itu, ada juga ahli yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau metode untuk meneliti ketepatan berpikir. Jadi logika tidak terlihat selaku ilmu, tetapi hanyalah merupakan metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sahih (valid).

Logika menurut pendapat salah satu ahli yaitu Aristoteles. Para filsuf sejak Aristoteles dan bahkan sebelum itu, hamppir seluruhnya mengakui bahwa logika dan matematika merupakan disiplin yang bertalian erat. Hingga pertengahan abad ke-19 kebanyakan filsuf mengatakan pertalian tersebut terbatas dari aritmetika pada khususnya, yang di dalamnya fungsi-fungsi seperti penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian yang memiliki analogi jelas dengan operator-operator logika seperti “dan”, “tidak”, dan sebagainya.

Berdasar dari pengertian logika yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

(7)

Di samping itu, logika juga sebagai sarana ilmu, seperti halnya dengan matematika dan statistika, karena semua ilmu harus didukung oleh penalaran logis dan sistematis yang merupakan salah satu syarat sifat ilmiah. Dengan demikian logika berfungsi sebagai dasar filsafat dan juga sebagai sarana ilmu pengetahuan lainnya. Logika dapat dibagi dalam dua cabang pokok yaitu logika deduktif dan logika induktif. Masing-masing dari kedua hal tersebut akan diuraikan pada subbab yang membahas tentang berbagai jenis logika.

Logika pun sering didefinisikan sebagai ilmu tentanng penalaran. Definisi ini kelihatan lebih baik, tetapi tidak akurat juga. Penalaran merupakan suatu jenis pemikiran yang khusus, yang di dalamnya penyimpulan terjadi, atau di dalamnya kesimpulan ditarik dari premis-premis yang ada. Namun, ia tetap menjadi bagian dari materi pokok para pakar psikologi. Para pakar logika menaruh perhatian pada ketepatan jalan pikiran dalam sutau proses penalaran yang komplit. Pertanyaan pokoknya : Apakah kesimpulan yang dicapai didasarkan pada premis- premis yang ada? Suatu penalaran disebut tepat atau valid jika kesimpulan yang ditarik didasarkan pada hal tersebut.

Manusia diberikan akal fikiran untuk berpikir, namun tidak seluruh kegiatan berpikir disebut logis. Karena cara berpikir yang logis terbagi dua, yaitu: induktif dan deduktif.

Induktif merupakan suatu cara berpikir di mana ditariknya suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Sedangkan deduktif adalah suatu cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Logika juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (cepat). Definisi ini menekankan dua hal, pertama, logika sebagai ilmu pengetahuan ; kedua logika sebagai kecakapan. Sebagai ilmu pengetahuan, logika merupakan kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis sehingga membentuk suatu kesatuan serta memberikan penjelasan tentang metode-metode dan prinsip-prinsip pemikiran yang tepat.

Agar dapat berpikir secara tepat, logika menyelidiki, merumuskan dan menerapkan hukum- hukum pemikiran yang tepat itu.

Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-aturan serta cara untuk mencapai kesimpulan, setelah

didahului oleh suatu perangkat premis. Contoh penerapan ilmu logika dalam kehidupan misalnya pada manusia yang mengalami penyakit serak pada tenggorokan maka

pengobatannya dapat dilakukan dengan minum air putih.

4

(8)

2.2 LOGIKA SEBAGAI CABANG ILMU PENGETAHUAN

Logika terbagi menjadi dua macam. Yang pertama yaitu logika alamiah atau bisa disebut dengan logika alamiah. Dimana manusia merupakan suatu makhluk yang memiliki akal dan budi. Dengan hal tersebut, manusia melakukan kegiatan berpikir dalam rangka mencari kebenaran. Akan tetapi, mengandalkan logika alamiah saja tidaklah cukup bagi kita, terutama ketika kita menghadapi suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan, apalagi dalam menilai sesuatu kita cenderung dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subjektif yang membuat kita mudah jatuh ke dalam kesesatan atau kesalahan. Selain itu, perkembangan pengetahuan manusia bersifat sangat terbatas jika hanya mengandalkan logika alamiah. Manusia adalah makhluk yang ingin tahu, kata Aristoteles.

Yang kedua, adalah logika ilmiah. Untuk menghindari kesesatan dan untuk

memperoleh kebenaran dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan logika ilmiah yang membantu logika alamiah. Logika ini memperhalus dan mempertajam pikiran.

Dengan demikian, pikiran atau akal budi kita dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ini yang perlu kita pelajari secara sistematis dan teratur.

Logika sebagai cabang ilmu miliki dua objek. Yang pertama adalah objek formal dan yang kedua adalah objek material. Objek material adalah manusia itu sendiri, sedangkan objek formal dari logika yaitu bagaimana objek material itu sendiri dipandang. Jika dikaitkan

dengan keilmuan contohnya adalah ilmu sosiologi dan juga ilmu psikologi. Di mana kedua ilmu tersebut secara bersamaan membahas tentang manusia. Pokok bahasan materi yang mereka bicarakan adalah manusia, begitulan cara pandang objek material. Sedangkan jika kita lihat dari objek forrmalnya, kedua ilmu tersebut sangatlah berbeda. Ilmu sosiologi membahas tentang kehidupan bersosialisasi manusia, hubungan manusia dengan individu lain maupun kelompok, sedangkan ilmu psiologi membahas tentang kejiwaan, mental, kesehatan psikis yang dialami manusia. Oleh karena itu, sebuah penalaran dapat berbeda sesuai dengan bagaimana cara kita memandang.

Logika disebut sebagai ilmu pengetahuan karena mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu, maka logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu.

5

(9)

2.3 RELEVANSI LOGIKA DENGAN KEILMUAN

Relevansi sendiri memiliki makna hubungan atau kaitan. jadi relevansi logika dengan keilmuan dapat diartkan sebagai hubungan maupun kaitannya antara logika dengan keilmuan.

Ilmu pengetahuan memang saling berkaitan satu sama lai, karena metode dalam ilmu

pengetahuan menggunakan nalar yang akhirnya menciptakan ilmu penetahuan itu sendiri. Di dalam ilmu pengetahuan mencakup metode penelitian, pengembangan atau penemuan kajian tertentu. Logikalah yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang logis, dapat dimengerti dan ditangkap dengan baim oleh nalar manusia. Logika juga menganalisa pengetahuan manusia dan proses terjadinya pengetahuan itu sendiri.

Logika adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang aturan-aturan, asas-asas, hukum-hukum, dan metode atau prosedur dalam mencapai pengetahuan secara rasional dan benar. Hal ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan dengan

menggunakan akal pikiran, kata dan bahasa yang dilakukan secara sistematis dan teratur.

Dalam memilah dan memilih ilmu pengetahuan pun, kita membutuhkan logika, karena logika lah yang mengantarkan pada kebenaran yang sesungguhnya dan mengarahkan kita agar tidak menempuh pada pemikiran yang sesat.

2.4 FENOMENA TENTANG LOGIKA

Fenomena tentang logika yang umum terjadi pada manusia yaitu logical fallacy atau pemikiran yang sesat. Pelaku-pelaku yang sering menggunakan logical fallacy tentu sudah tidak asing didengar. Pengacara yang tidak adil, politisi yang kotor bahkan media yang tidak netral menjadi pelaku tindakan logical fallacy ini. Tanpa disadari dampak dari hai ini dapat menghambat masyarakat dalam mengetahui kebenaran. Ketidakmampuan dalam berpikir kritis juga dapat menjebak masyarakat pada manipulasi oleh orang-orang yang sudah ahli dalam berdialek atau beretorika, sehingga tampak dari luar tentu sangat meyakinkan. Memang terdengar dengan sebutan cuci otak ataupun doktrin.

6

(10)

Penggunaannya pun dapat membuat seseorang memenangkan pendapatnya untuk melawan orang lain. Dibodohi menjadi salah satu kata yang tepat terhadap dampak jika seseorang belum paham betul dengan penalaran yang baik ataupun logical fallacy. Maka dari itu sangat penting dan krusial khususnya masyarakat memahami dengan baik an benar konsep ini. Dengan begitu masyarakkat

khususnya mahasiswa mempunyai semangat jiwa yang tinggi dapat mengetahui perbedaan antara pendapat yang baik dan berguna atau hanya sekedar omong kosong dan tidak masuk akal. Namun jangan dilupakan bahwa alangkah baiknya jika masyarakat dapat memenangkan dan membiarkan pendapat yang sudah diketahui bagus dan membawa solusi derta kebermanfaatan kepada masyarakat umum.

Jika kita mengidentifikasi hal tersebut, ada enam kategori pemikiran sesat yang sering terjadi saat manusia menggunakan akal pikirannya. Pertama, hasty generalization yaitu menyamaratakan hal besar karena faktor yang kecil.

Contohnya, saat seorang wanita memiliki 3 mantan kekasih dan ketiga mantan tersebut menyakitinya, maka ia akan berfikir bahwa seluruh laki-laki yang ada di dunia ini sama saja, yaitu suka menyakiti perempuan. Pemikiran sesat yang kedua adalah Circular Reasoning atau mengambil keputusam secara berputar- putar. Perumpamannya seperti X itu benar karena Y, Y itu benar karena X.

contohnya adalah tuhan itu ada karena kitab menyebutkan tuhan itu ada, lalu kitab itu ada karena tuhan yang menciptakan. Jadi argumennya berputar-putar tapi tidak meyertakan bukti atas klaim yang dikatakan. Yang ketiga adalah Slippery slope di mana satu langkah akan mempengaruhi langkah lainnya.

Contohnya jika piring kotor, maka kita tidak bisa makan, jika idak bisa makan makakita tidak bisa fokus, jika kita ga fokus maka kita tidak bisa belajar, jika tidak belajar maka tidak lulus, jika tidak lulus maka tidak kerja, jika tidak kerja tidak punya uang, jika tidak ada uang maka stres, jika stres maka bisa mati.

7

(11)

Keempat adalah Strawman, di mana terciptanya argumen palsu untuk target baru. Misalnya adalah debat calon presiden. Calon presiden A berkata bahwa ia akan mengurangi anggaran militer di Indonesia, namun calon presiden B

membuat argumen-argumen yang mengklaim bahwa calon presiden A ingin menghapus dana militer di Indonesia, di sini calon presiden B membuat argumen yang merupakan strawmen, bermain target baru untuk diserang dan menipu banyak orang. Kelima adalah Ad Hominem di mana yang diserang adalah karakteristik lawan bicara, bukan argumennya. Contohnya ada orang miskin yang mengatakan kepada orang kaya bahwa sukses dan menjadi kaya bukan berarti menjadikan hidup bahagia, dan orang kaya membalas bahwa orang

miskin tidak mengetahui hal-hal tentang menjadi kaya karena mereka miskin. Di sini, orang kaya terseut tidak menyerang membalas argumen orang miskin tersebut, tapi ia menyerang pribadi lawan bicaranya. Yang terakhir yaitu False Dichotomy yang memiliki arti bahwa di dunia ini manusia hanya memiliki dua pilihan antara baik dan buruk, atas dan bawah, dsb. Misalnya A tidak menyukai kebijakan yang dibuat oleh presiden B, lalu C menganggap bahwa A merupakan kubu presiden D dan golongan yang membenci presiden A. Padahal dunia tidak sesempit itu. A hanya menyatakan bahwa ia tidak menyukai kebijakan presiden A. Argumen ini sering dipakai oleh manusia yang suka menghasut orang lain dengan pemikiran sesatnya. Contoh, kalau ada orang yang tidak ikut demo, maka dia kafir akan masuk neraka dan yang ikut demo masuk surga. Inilah enam argumen sesat yang sering terjadi di banyak kalangan manusia. Semoga kita dijauhkan dari orang-orang yang memiliki argumen fikiran sesat yang berusaha mempengaruhi, maupun pemikiran dari diri kita sendiri yang sesat. aamiin

8

(12)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk berpikir dan bernalar secara logis dibutuhkan landasan logika yang benar dalam pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan alamiah karena hal tersebut dapat menghindarkan dari kesalahan kesimpulan, bersama logika kita dapat menyelidiki, menyeleksi dan mempertimbangkan pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran terlepas dari segala kepentingan dan keinginan individual sehinggalah tercipta kebenaran universal.

3.2 SARAN

Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berpikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesempulan yang salah dan kabur khususnya bagi kaum pemuda mahasiswa yang merupakan penyambung lidah demokrasi. Logika sangat diperlukan begitu pula dengan penerapannya, maka dari itulah cintailah kebenaran jangan mendahulukan kepentingan dan keinginan perorangan.

9

(13)

3.3 DAFTAR PUSTAKA

Maran, Rafael Raga. 2018. Pengantar Logika. Jakarta Pusat: Grasindo. (Maran, 2018) Kusbandrijo, Bambang. 2019. Dasar-dasar Logika. Jakarta Timur: Kencana. (Kusbandrijo, 2019)

Bakry, Drs. Noor Muhsin. 2021. Pengenalan Logika. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2021 dari http://repository.ut.ac.id/4299/1/ISIP4211-M1.pdf. (Bakry, 2021)

Khoir, Miatul. 2017. Dasar Logika. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2021 dari https://miatulkhoir.blogspot.com/2017/03/makalah-dasar-logika.html. (Khoir, 2017) Nunuy. 2016. Objek Material dan Objek Formal Logika. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2021 dari http://nunuseptiani.blogspot.com/2016/12/objek-material-dan-objek-formal- logika.html. (Nunuy, 2016)

10

Referensi

Dokumen terkait

Banyak orang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang pengelompokan usia dalam pola perilaku umum.. mungkin akan menolak untuk patuh

Menurut Al-Qatthan (2002: 358) mantuq adalah suatu makna yang ditunjukkan oleh lafadz menurut ucapannya, yakni petunjuk makna berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan.