• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Metodologi pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode pengumpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Metodologi pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode pengumpulan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

3.1. Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode pengumpulan pengambilan data secara kualitatif. Dimana data primer didapatkan dengan melakukan dengan wawancara ahli, FGD, dan sementara data sekunder didapatkan dengan cara perolehan oleh literatur tambahan dan studi eksisting.

3.1.1. Wawancara

Wawancara dengan Drh Nuti, seorang dokter hewan yang bekerja dibawah naungan Yayasan Nata Satwa Nusantara, wawancara tersebut dilakukan secara daring melalui panggilan dengan aplikasi Whatsapp pada tanggal 2 Februari 2021. Wawancara pertama diperlukan untuk mengetahui informasi terkait situasi teraktual yang sebenarnya sedang terjadi.

Pada awal wawancara Drh Nuti menjelaskan bahwa terdapat dua jenis dokter hewan yakni yang praktik dengan klinik tersendiri atau yang bekerja sebagai dokter shelter. Perbedaannya sangat jelas dimana dokter yang bekerja di klinik akan memiliki fokus kepada pasien yang datang ke rumah sakit, sementara dokter yang bekerja di shelter lebih mengutamakan hewan yang diselamatkan oleh yayasan sesuai dengan sistem yang ada pada tiap yayasan itu sendiri. Beliau juga menambahkan bahwa jumlah hewan yang rescue oleh tim penyelamat dari yayasan selama pandemi meningkat, terutama hewan anjing dan kucing, yang biasanya mengalami kecelakaan atau pun terlantar dilaporkan kepada team rescue yayasan, yang dimana laporan-laporan tersebut

(2)

akan dilihat tingkat urgensinya untuk melakukan penyelamatan atau pertolongan yang dibutuhkan.

Dikarenakan Drh Nuti adalah dokter yang bekerja di shelter yayasan Nata Satwa Nusantara, dalam praktiknya terhadap hewan beliau tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) yang lengkap dikarenakan bila bekerja di shelter maka Drh Nuti hanya bertemu dengan pegawai shelter juga setiap harinya berbeda dengan dokter hewan yang bekerja pada klinik yang setiap harinya dapat bertemu langsung dengan pasien yang berbeda-beda. Drh Nuti juga menyatakan bahwa dokter-dokter yang bekerja di klinik pun terkadang tidak memaikai APD yang lengkap dikarenakan tiap klinik hewan memiliki regulasi masing-masing dalam praktik penanganan hewan peliharaan yang berbeda dengan praktik klinik manusia dimana dokter harus mengenakan APD yang lengkap. Namun ada ketika Drh Nuti menggunakan APD untuk merawat hewan peliharaan yang pemiliknya terjangkit COVID-19, beliau juga menambahkan sulitnya menangani hewan peliharaan dengan menggunakan APD, dikarenakan perbedaan tingkat kesadaran antara manusia dan hewan yang menyebabkan hewan tidak terlalu nyaman atau bahkan merasa takut bila ditangani oleh dokter yang menggunakan APD.

Wawancara kedua dilakukan secara daring melalui Zoom pada tanggal 5 May 2021 secara daring. Wawancara dilakukan bersama perwakilan dari Wana Pet and Care, sebuah klinik hewan dan salon yang bersedia untuk diwawancarai.Wana Pet and Care diwakilkan oleh Drh Faramuditha selaku pendiri klinik dan dokter hewan yang juga melakukan praktik ditempat tersebut dan Mas Fajar selaku admin Wana Pet and Care yang setiap hari mengelola Wana Pet and Care dan juga media sosial yang dimiliki.

(3)

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan klinik hewan dari perspektif pemilik klinik hewan dan praktisi yang bekerja sebagai dokter hewan, dan juga perspektif dari pengelola klinik hewan untuk mengetahui kondisi klinik hewan tersebut dari sisi administrasi ataupun media sosial yang dimiliki selama pandemi.

Gambar 3.1. Tangkap Layar Proses Wawancara Secara Daring Menggunakan Zoom Bersama Pihak Dari Wana Pet & Care

Wawancara dibuka dengan pertanyaan sedikit tentang profil narasumber dan juga profil dari Wana Pet and Care sebagai sebuah klinik dan salon hewan, Wana Pet and Care tidak memiliki target market tertentu dalam pengoprasiannya, namun mema

Drh Ditha menyatakan bahwa selain membuka praktik klinik Wana Pet and Care juga selalu memberikan penyuluhan pendidikan mengenai perawatan hewan peliharaan namun karena adanya pandemi ini program penyuluhan tersebut menjadi terhenti dan hanya memberikan penyuluhan singkat pada pemilik pasien klinik yang terkait dengan diagnosa.

(4)

Gambar 3.2. Logo Wana Pet & Care

Mas Fajar selaku Admin Wana Pet and Care dan juga admin media sosial menyatakan bahwa belakangan ini pada masa pandemi, banyak para pemilik hewan yang menanyakan hal terkait vaksinasi covid untuk hewan peliharaan mereka padahal Drh Ditha menjelaskan bahwa virus corona yang berada pada hewan berbeda dengan manusia sehingga tidak dapat saling menularkan COVID-19, satu-satunya kondisi hewan dapat menularkan COVID-19 adalah hewan peliharaan yang juga melakukan kontak langsung terhadap orang yang positif terjangkit virus COVID-19, namun hewan tersebut tidak dapat terpapar oleh virus covid. Mas Fajar harus menjelaskan hal tersebut satu persatu kepada para pemilik hewan yang menanyakan mengenai vaksinasi covid pada hewan peliharaannya, walau memang Wana Pet and Care menyediakan vaksin untuk penyakit lain bukan untuk mencegah COVID-19.

Ketika ditanya mengenai bagaimana penanganan pasien secara daring, Drh Ditha menjelaskan bahwa pelayanan datang ke rumah pasien memang sudah ada dari waktu sebelum pandemi namun membutuhkan perjanjian terlebih dahulu. Sementara dari sisi admin sendiri Mas Fajar mengatakan ada

(5)

saja pasien yang meminta konsultasi secara online, mengenai hal tersebut sebenarnya Wana Pet and Care menyediakan jasa konsultasi perawatan secara gratis namun apabila hewan sakit harus benar-benar diperiksa langsung oleh dokter, dikarenakan mempermudah pengambilan tindakan secara langsung.

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan memang pandemi COVID-19 juga memberikan suatu dampak yang besar bagi para pemilik hewan peliharaan, ketidaktahuan para pemilik hewan mengenai informasi mengenai hewan peliharaan mereka dapat merugikan banyak pihak, salah satunya adalah diri mereka sendiri

3.1.2. Focus Group Discussion (FGD)

Koentjoro (2005) menyatakan kegunaan FGD adalah sebagai alat pengumpul data dan juga perangkat yang meyakinkan peneliti sekaligus sebagai alatre- check terhadap informasi yang didapat pada pengumpulan data sebelumnya.

FGD dapat berjumlah 4 - 7 orang

FGD dilakukan secara daring bersama Steven, Vanessa, Devina, dan Thalia, sebagai pemilik hewan peliharaan, yang terlaksana pada pukul 19:00 WIB, 23 Februari 2021. FGD dilakukan untuk mengetahui apa para pemilik hewan peliharaan memerlukan media informasi pemenuhan kesejahteraan hewan peliharaan mereka masing-masing.

Pada bagian kebersihan hewan peliharaan tiga dari empat responden mengaku mulai belajar memandikan hewan peliharaannya sendiri karena tidak berani pergi ke salon hewan atau pun memanggil orang salon ke rumah,

(6)

sementara satu peserta FGD memang sudah memandikan hewan peliharaannya sendiri namun sangat memangkas waktu bermain hewan peliharaan di luar, untuk menjaga kebersihan, dan satu responden yang memelihara kucing tidak begitu memedulikan kebersihan hewannya karena memang sudah selalu dilepas dan tinggal bukan di dalam rumah.

Dari sisi pemenuhan kebutuhan hewan seperti pangan perlengkapan dan waktu bermain bersama pemilik, lima dari lima responden tidak mengalami masalah seperti membutuhkan makanan subsidi bagi hewannya, namun masalah yang dikhawatirkan oleh para pemilik hewan adalah ketika mereka harus keluar rumah untuk membeli makan dan perlengkapan hewan mereka, namun satu dari lima responden mengaku tidak kesulitan karena akses yang dekat dengan toko hewan peliharaan. Sementara lainnya mengandalkan belanja secara daring atau jika memang harus terpaksa mereka akan meninggalkan rumah.

Dari sisi kesehatan hewan peliharaan, para peserta FGD mendapati permasalahan berbeda-beda, satu responden mengatakan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan hewannya di tengah pandemi, dua peserta lainnya tidak ingin pergi ke dokter hewan karena tidak ingin meninggalkan rumah jika keadaan tidak terlalu genting.

Tiga dari empat responden tidak terlalu mengikuti perkembangan berita yang beredar mengenai pandemi COVID-19 dan hewan peliharaan, hanya satu lainnya mengikuti perkembangan, Steven yang memiliki beberapa ekor anjing dan kucing di rumahnya, sementara satu pemilik kucing mendapati

(7)

informasi yang diterima sangat simpang siur dan membingungkan apakah kucing dapat menularkan virus corona atau tidak.

Bagian terakhir dari FGD adalah bagian dimana para responden ini ditanyakan mengenai media apa yang paling mereka sering gunakan dan dalam pencarian informasi terkait perawatan hewan peliharaan mereka.

Penulis mendapatkan jawaban yang sama bahwa media sosial yang paling sering mereka gunakan adalah Instagram, dan urutan kedua Facebook.

Gambar 3.3. Gambar Tangkap Layar Pada Saat Proses FGD

3.1.3. Studi Eksisting

Penulis melakukan studi existing terhadap beberapa situs web sebagai salah satu media sosial daring yang mem yang sesuai atau mirip dengan kata lain, agar mengetahui elemen-elemen visual apa saja yang dapat digunakan menjadi referensi dalam proses perancangan, dan berikut adalah pembahasannya:

1. Natha Satwa Nusantara, (NSN) adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam menyuarakan kesejahteraan hewan peliharaan. Dalam perancangan media sosial Instagram yang dimiliki oleh NSN, visual yang terlihat lebih menonjol adalah warna merah dan putih, yang merupakan warna dari logo

(8)

NSN dan selalu digunakan dalam konten informasi ataupun ucapakan selamat suatu hari raya, sementara konten lainnya berisikan mengenai foto atau video tentang hewan-hewan yang NSN selamatkan.

Gambar 3.4. Tangkap Layar Media Sosial Instagram NSN

Penggunaan warna oranye dan putih yang merupakan warna dari logo NSN memunculkan sebuah kesatuan dari penggunaan warna yang sama pada logo, dan juga shape dan layout dengan peletakan sebuah judul topik yang berada di tengah, penambahan super grafis pada sisi kiri dan tampilan logo sudut bawah kanan gambar menimbulkan sebuah keseimbangan asimetri dimana sisi kanan lebih memiliki banyak white

(9)

space dibandingkan oleh sisi kiri, namun dengan peletakan judul yang berada ditengah dan menggunakan emphasis pada penggunaan warna nya dan ukurannya membuat judul topik yang ada menjadi penarik perhatian.

2. Let’s Adopt Indonesia

Let’s Adopt Indonesia adalah sebuah yayasan yang memiliki fokus utama untuk mengajak masyarakat untuk mengadopsi hewan daripada membelinya, sementara untuk konten yang ditayangkan pada profil Instagramnya, hampir sama dengan isi konten Nata Satwa Nusantara terdapat poster hari raya, unggahan konten edukasi dan foto-foto hewan terlantar atau terluka yang diselamatkan oleh tim.

(10)

Gambar 3.5. Tangkap Layar Tampilan Profil Instagram Lets Adopt Indonesia

Dapat dilihat selain menampilkan foto-foto hewan yang memiliki stiker logo yayasan pada pojok bawah kanan, visual yang ditampilkan sedikit terasa acak pada bagian konten informasi ataupun pengucapan hari raya tidak terdapat sebuah kesataun yang benar-benar menonjol. Hanya pada bagian penulisan slogan dan akun media lainnya yang memiliki peletakan yang sama yakni ditengah bagian bawah.

(11)

Warna yang dimunculkan oleh konten yang dibuat terlihat bahwa warna biru dan hijau yang lembut, kombinasi warna ini menimbulkan sebuah mood color dengan termperatur yang dingin atau bisa dibilang menyejukan.

Ditambah dengan warna biru yang selalu melambangkan komunikasi dan integritas.

Di bawah ini juga merupakan studi eksisting yang penulis gunakan dalam perancangan media sekunder:

1. Petshopindonesia.com

Gambar 3.6. Tampilan Laman Utama petshopindonesia.com (https://petshopindonesia.com/)

Petshopindnesia.com adalah sebuah situs web bagi pusat kebutuhan hewan peliharaan, situs ini ditujukan bagi para pemilik hewan peliharaan karena memiliki banyak fitur yang lengkap, seperti klinik hewan, hotel hewan, salon hewan, dan pelatihan hewan. Pelayanan terintegrasi tersebut yang dapat mengundang para pemilik hewan untuk menggunakan situs web ini, dikarenakan fitur yang lengkap dan terintegrasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Namun walaupun melengkapi kebutuhan

(12)

pengguna, situs ini terlalu komersil dan tidak memiliki konten media informasi untuk mengedukasi bagi para penggunanya.

Gambar 3.7. Contoh Fitur Yang Dimiliki Oleh Petshopindonesia.com

Penggunaan warna biru yang dominan menampilkan penggunaan monokromatik pada perancangan, dan biru yang menyampaikan makna stabilitas dan kejelasan tujuan (Beaird & George, 2016) Penggunaan icon pada tampilan menu yang sangat besar juga sangat memudahkan pengguna untuk mengakses kategori laman yang ingin akses dengan mudah.

Tabel 3.1. Analisis SWOT petshopindonesia.com Strength Fitur lengkap dan terintegrasi bagi

pengguna

Weakness Terlalu komersil, tidak ada lama penunjang informasi Opportunity Cocok untuk pengguna yang tidak

ingin repot

Threat Situs yang memiliki informasi mengenai hewan peliharaan bagi

pengguna

(13)

2. Hewanpedia.com

Hewanpedia.com adalah situs web penyedia informasi mengenai hewan atau dengan kata lain menjadi ensiklopedia secara daring yang dapat diakses oleh berbagai pencinta hewan dengan akses internet.

Gambar 3.8. Gambar Halaman Utama Hewanpedia.com

Pada laman yang ditampilkan Hewanpedia menggunakan video yang bergerak sebagi latar belakang, hal ini cukup membuat tampilan situs web menarik namun video yang ditampilkan membuat laman menjadi lebih berat untuk di akses. Hewan media menggunakan warna kuning oranye sebagai warna identitasnya yang menggambarkan keceriaan dan kreatifitas. Penggunaan warna ini hanya terlihat menjadi sedikit aksen, dikarenakan warna putih yang mendominasi visual pada situs tersebut.

(14)

Tabel 3.2 Analisis SWOT Hewanpedia.com

3.2. Metodologi Perancangan

Metodologi perancangan yang penulis gunakan adalah teori perancangan yang dicetuskan oleh Turban E. Rainer & Potter (2005) , dengan membagi tahap-tahap perancangan menjadi enam bagian yaitu:

A. Perencanaan

Pada tahap ini penulis/peneliti mencari sebuah fenomena yang akan dijadikan sebuah topik penelitian dan setelah itu penulis/peneliti mengumpulkan segala data yang dibutuhkan dan memiliki relevansi terkait dengan topik penelitian yang dipilih.

B. Analisis.

Setelah penulis/peneliti mengumpulkan segala data yang ada dan dibutuhkan maka data-data tersebut harus diolah, data tersebut diolah agar menjadi bahan pertimbangan untuk proses perancangan.

C. Perancangan

Strength Informasi hewan yang lengkap Weakness Menggunakan video pada banner

sehingga membuat situs menjadi berat untuk diakses Opportunity Pengguna ingin menambah ilmu

mengenai fauna

Threat Situs yang memiliki informasi yang dapat diakses mengenai hewan peliharaan bagi user dalam waktu

singkat

(15)

Pada tahap perancangan penulis memulai dengan proses brainstorming yakni dengan pembuatan mind map agar segala hal yang penulis ketahui mengenai data-data penelitian terkait tidak ada yang terlewatkan, dan proses brainstorming inilah yang menghasilkan sebuah big idea dan konsep.

D. Implementasi

Implementasi adalah tahapan setelah perancangan, dimana aset-aset visual yang telah dirancang disusun setelah memiliki konsep penulis langsung mengimplementasikan proses pada tahap perancangan kepada pembuatan aset- aset yang dibutuhkan dalam perancangan media utama ataupun media sukender. Tidak hanya aset, namun warna, pemilihan typeface dan juga ukuran grid yang digunakan pada tiap media juga diperhitungkan disini.

E. Pengujian

Pada tahap pengujian ini, penulis dapat mengetahui apakah perancangan yang telah dikerjakan telah sesuai dengan konsep atau belum dan berfungsi sebagaimana mestinya

F. Perawatan

Setelah berhasil melalui tahap pengujian, perancangan yang telah selesai harus dijaga dalam hal ini dikarenakan media yang dipilih ada media daring maka perawatan yang dilakukan adalah terus membuat media sosial yang telah dirancang terus menampilkan konten-konten yang faktual dan terbarui bagi para penggunanya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Sobar, nama “Kampung Gerabah” diperoleh dari pemerintah sehingga desa Anjun Gempol tersebut mulai dikenal dengan nama Kampung Gerabah, namun Kampung

Healthbar yang dirancang menggunakan studi referensi dari “Kamen Rider Battride War”, awal perancangan penulis menambahkan kepala main character dalam healthbar untuk

Dari wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan persepsi wisatawan mancanegara yang menjadi narasumber terhadap Tanjung Kelayang adalah destinasi wisata

Strength dari aplikasi ini adalah dapat berkomunikasi secara langsung dengan dokter-dokter terpercaya, weekness yang dimiliki aplikasi ini adalah kurang memanfaatkan

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah penulis dapatkan, maka bisa disimpulkan bahwa Restoran Beautika Khas Manado belum memiliki entitas restoran sehingga persepsi

Penulis memperoleh data yang mengatakan bahwa mayoritas responden lebih mengutamakan alur cerita dari sebuah komik, diikuti dengan hasil terbanyak kedua

Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Suryanto, selaku pegawai kelurahan Desa Wiladeg, Gunungkidul untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang terdapat

Sebanyak 83 responden yang berpartisipasi dan penulis mendapatkan data bahwa 72,8% atau sebanyak 79 orang tertarik untuk membaca buku ilustrasi tentang kesenian Burok,