• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Eliek Prasetiawan, Suwarto, Bekti Wahyu Utami

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126, Telp/Fax:(0271) 637457

Email: eliek_pras@ymail.com, 085 742 355 731

Abstract: Basic method of this research is descriptive. Location deliberately purposive study determined that in the farmer groups Tani Mulyo. Sampling was conducted with participants sampling technique intact system (census), with a sample size of 33 respondents. To find out the attitude of dragon fruit growers on extention techniques census techniques. Sources of data used in this research is primary data and secondary data. To determine the relationship between the attitude of dragon fruit growers to use extention techniques Likert Scale. With the measurement category used formula class interval width. To determine the relationship between the attitudes of respondents (farmers experience, others are considered important, the role of the mass media, formal education and non-formal education) and attitudes toward a variety of extention techniques can be determined by Spearman Rank correlation coefficient formula. dragon fruit farmer attitudes toward extention technique is good. The relationship between the factors related to the attitudes of farmers with dragon fruit farmers attitudes towards engineering education has a significant relationship to the level of 95% to the value of rs 2.031.

Key Word: the attitudes of farmer, dragon fruit, techniques extention.

Abstrak: Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive yaitu di kelompok tani Tani Mulyo.

Pengambilan sampel peserta dilakukan dengan teknik sampling intact system (sensus), dengan sampel sebanyak 33 responden. Untuk mengetahui sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan teknik sensus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui hubungan antara sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan digunakan Skala Likert.

Dengan kategori pengukurannya digunakan rumus lebar interval kelas.

Untuk mengetahui hubungan antara sikap responden (pengalaman petani, orang lain yang dianggap penting, peran media massa, pendidikan formal, serta pendidikan non formal) dengan sikapnya terhadap ragam teknik penyuluhan dapat diketahui dengan rumus koefisien korelasi Rank Spearman. sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan tergolong baik. Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petani dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai rs 2,031.

Kata Kunci: sikap petani, buah naga, teknik penyuluhan.

(2)

PENDAHULUAN

Pengembangan budidaya tanaman hortikultura khususnya buah-buahan saat ini terus digalakkan oleh pemerintah.

Tidak dapat dipungkiri kebutuhan akan buah-buahan pada masyarakat luas semakin meningkat. Buah-buahan merupakan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak heran banyak orang mencari buah-buahan untuk dikonsumsi.

Salah satu buah yang semakin banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat yaitu buah naga (Hylocereus Sp)

Buah naga merupakan jenis kaktus hutan yang sering juga disebut kaktus manis, daerah asal katus hutan yang buahnya berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Utara. Di daerah asalnya buah naga atau dragon fruit ini di namai pi tahaya atau pi toya raja (Kristanto, 2003).

Bertitik tolak pada realita pentingnya buah naga yang banyak bermanfaat dan perlu untuk dibudidayakan, dan untuk itu penyuluhan pertanian serta peran penyuluh di perlukan serta memegang peranan yang cukup urgent dalam membantu pembudidayaan tanaman buah naga. Mardikanto (2009) menjelaskan salah satu tugas yang menjadi tanggungjawab setiap penyuluh adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam rangka mengubah perilaku masyarakat penerima manfaat agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perubahan hidupnya.

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan berbagai teknik penyuluhan pertanian ditujukan untuk memberdayakan petani dan kelompok

tani agar mampu memecahkan sendiri masalah usahatani yang dihadapi.

Dalam mengkomunikasikan adopsi dan inovasi penyuluh di hadapkan dengan sikap sasaran. Sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang mempunyai konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap (Van den Ban dan Hawkins, 1999).

Salah satu kawasan yang saat ini telah membudidayakan serta mengembangkan tanaman buah naga yang dikelola secara kelompok tani yaitu di Desa Toriyo Kecamatan Bedosari Kabupaten Sukoharjo. Pengembangan buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bedosari Kabupaten Sukoharjo yang di pelopori oleh Pemuda Tani sukoharjo (PTS) dengan cara memberdayakan para petani untuk mulai membudidayakan buah naga yang memiliki harga tinggi jika dilihat dari segi ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, (2) Menganalisis sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, (3) Menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap petani buah naga dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif diawali dengan

(3)

merumuskan masalah penelitian.

Masalah penelitian dirumuskan secara operasional, dimana konsep-konsep yang dipilih dapat diukur secara kuantitatif.

Masalah penelitian dijawab secara teoritik dengan cara mengacu pada teori- teori yang telah ada (Slamet, 2006)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisa dan disimpulkan dalam konteks teori-teori hasil.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri- cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 1995)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sensus yaitu pengambilan responden dengan menetapkan seluruh jumlah responden yang akan diteliti.

Jenis Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan Sumber Data yaitu Data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan pencatatan.

Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan skala likert. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar interval kelas..

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden

Tabel 1 Distribusi Karekteristik Pribadi Responden

No. Nama

Kelompok Tani

Kategori Umur

Skor Jumlah Responden

(Orang)

Prosentase (%)

1. Tani Mulya Non Produktif Produktif Non Produktif

0-14 15-64

>64

- 30 3

0,00 90,90 9,10

Jumlah 33 100,00

Sumber: Data Primer

Responden dalam penelitian dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu, kelompok umur produktif (umur antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun) dan kelompok umur non produktif (umur 0 sampai dengan 14 tahun dan umur lebih dari 64 tahun). Diketahui

sebanyak 30 responden (90,90 %) dalam usia produktif dimana pada usia responden mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan mencukupi kebutuhan hidup.

(4)

Faktor-Faktor Pembentuk Sikap

Tabel 2 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Responden dan Penghasilan Berusahatani Buah Naga

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat rendah Rendah

Sedang Tinggi Sangat tinggi

2,0 – 3,6 3,7 – 5,2 5,3 – 6,8 6,9 – 8,4 8,5 – 10

13 5 5 10 0

39,30 15,20 15,20 30,30 00,00

Jumlah 33 100,00

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pengalaman responden dalam menjalankan usahatani termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu sebanyak 13 orang responden (39,30%),

hal ini disebabkan karena masih minimnya pengalaman berusahatani para petani buah naga yang rata-rata baru 3 tahun.

Tabel 3 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Memperoleh Informasi Dari Orang Lain Yang Dianggap Penting

Sumber : Data Primer

Azwar (1998) menyatakan bahwa pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa orang lain yang dianggap penting (Penyuluh Pertanian

Lapang (PPL), pemerintah desa, sesepuh desa petani lain, suami/istri, anak dan orang tua) dalam berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori tinggi yaitu ada 17 orang responden (51,50%). Pengaruh orang lain yang dianggap penting dibutuhkan oleh petani karena mereka masih banyak membutuhkan informasi khususnya yang berkaitan dengan usahatani buah naga agar dapat lebih baik.

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

2,0 – 3,6 3,7 – 5,2 5,3 – 6,8 6,9 – 8,4 8,5 – 10

0 5 11 17 0

00,00 15,20 33,30 51,50 00,00

Jumlah 33 100,00

(5)

Tabel 4 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Mengakses dan Memperoleh Informasi Dari Media Massa

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa responden mempunyai distribusi terpaan media massa dalam kategori rendah yaitu dengan presentase 16 orang responden (48,40%). Media massa yang

dimanfaatkan kurang maksimal karena responden cenderung menunggu informasi baik itu lewat penyuluh maupun ketua kelompok.

Tabel 5 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Yang Pernah Ditempuh Atau Ditamatkan

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang responden (78,80%) termasuk dalam kategori tinggi hal tersebut dapat menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sudah sadar akan pendidikan. Hal ini karena kesadaran penduduk akan pentingnya

arti pendidikan sudah tinggi. Ini dibuktikan dengan semakin sadarnya masyarakat dalam hal ini petani menggunakan biaya dari hasil panen buah naga maupun pemasukan lain dari keluarga untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

2,0 – 3,6 3,7 – 5,2 5,3 – 6,8 6,9 – 8,4 8,5 – 10

5 16 10 2 0

15,20 48,40 30,30 6,10 00,00

Jumlah 33 100,00

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

1 2 3 4 5

0 0 5 26 2

00,00 00,00 15,20 51,50 6,10

Jumlah 33 100,00

(6)

Tabel 6 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Non Formal Yang Pernah Ditempuh

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 28 orang responden (84,80%) mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dan pelatihan sebanyak 12 kali dalam satu musim tanam dengan aktif dan termasuk dalam kategori tinggi karena kegiatan diselenggarakan mendapat perhatian yang positif dari petani dengan materi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

petani seperti penanaman buah naga, perawatan, pemupukan, pengendalian hama, panen hingga pengolahan hasil pasca panen. Kegiatan penyuluhan maupun pelatihan sangat penting, karena melalui pertemuan tersebut petani dapat bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama- sama serta memperoleh informasi yang berguna bagi usahatani.

Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan

Tabel 7 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Ceramah

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara ceramah termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 24 orang (72,70%).

Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara ceramah tergolong baik yaitu didapat data bahwa responden yang dapat menerima dengan baik teknik

penyuluhan dengan cara ceramah karena petani merasa ingin mengetahui dan memahami tentang berusahatani tanaman buah naga yaitu dengan mengetahui penanaman buah naga, perawatan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Selain itu suasana kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

2,0 – 3,6 3,7 – 5,2 5,3 – 6,8 6,9 – 8,4 8,5 – 10

0 0 2 28 3

00,00 00,00 6,10 84,80 9,10

Jumlah 33 100,00

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

10 – 18 19 – 26 27 – 34 35 – 42 43 – 50

0 0 6 24 3

00,00 00,00 18,20 72,70 9,10

Jumlah 33 100,00

(7)

ceramah berlangsung secara kondusif dan menyenangkan.

Tabel 8 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Kunjungan

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,70%). Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan tergolong baik.

Petani mau menerima dan mengikuti

teknik penyuluhan dengan cara kunjungan karena banyak manfaat yang dapat diambil dari teknik penyuluhan yang dilakukan dengan cara kunjungan serta petani sadar dengan mengikuti penyuluhan dengan cara kunjungan akan menambah informasi serta pengalaman berusahatani buah naga.

Tabel 9 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Diskusi

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,80%).

Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi tergolong baik. Petani mempunyai sikap menerima dengan baik terhadap teknik penyuluhan dengan cara

diskusi yang telah dibuat oleh penyuluh selaku perwakilan dari dinas pemerintah karena materi yang diangkat untuk bahan diskusi tentang masalah-masalah terbaru yang sedang dialami petani dalam berusahatani buah naga. Teknik penyuluhan dengan cara diskusi selalu berjalan efektif karena terjadi umpan balik pertanyaan antara penyuluh selaku fasilitator dengan petani, dan disetiap

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

10 – 18 19 – 26 27 – 34 35 – 42 43 – 50

0 0 5 26 2

00,00 00,00 15,20 78,70 6,10

Jumlah 33 100,00

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

10 – 18 19 – 26 27 – 34 35 – 42 43 – 50

0 0 6 26 1

00,00 00,00 18,20 78,80 3,00

Jumlah 33 100,00

(8)

akhir kegiatan ditawarkan solusi untuk setiap permasalahannya.

Tabel 10 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Demonstrasi Cara

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,80%). Sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara tergolong baik. Petani mempunyai sikap menerima terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara karena bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan demonstrasi cara sangat mudah didapatkan, bahkan sisa-sisa dari hasil

pertanian pun dengan sedikit keterampilan dapat dijadikan produk baru sebagai sumber pendapatan petani.

Pelaksanaan penyuluhan dengan demonstrasi cara juga sangat diperlukan untuk mengetahui masalah-masalah teknis dalam berusahatani buah naga yang tidak ditemui di pemberian materi maupun teori yang sudah ada serta mendapatkan pengalaman baru dengan melakukan simulasi dan praktek sederhana yang nantinya akan berguna dalam melakukan berusahatani buah naga.

Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Metode Penyuluhan

Tabel 11 Analisis Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Terhadap Teknik Penyuluhan

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012

No. Kategori Skor Jumlah (orang) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat baik

10 – 18 19 – 26 27 – 34 35 – 42 43 – 50

0 0 4 26 3

00,00 00,00 12,10 72,80 9,10

Jumlah 33 100,00

Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo

Y1 Y2 Y3 Y4 YTotal

(rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit

X1 -0,222 -1,268 -0,260 -1,499 0,115 0,645 -0,091 -0,509 -0,195 -1,107 X2 0,177 1,001 -0,027 -0,150 0,073 0,408 0,044 0,245 0,164 0,926 X3 -0,183 -1,036 -0,099 -0,554 -0,206 -1,172 -0,323 -1,900 -0,281 -1,630 X4 -0,057 -0,318 0,254 1,642 0,207 1,178 0,423* 2,599 0,404* 2,459 X5 0,448** 2,790 0,182 1,031 0,370* 2,218 0,344* 2,040 0,447** 2,782

(9)

signifikan dan tidak signifikan antar variabel. Untuk mengetahui makna angka-angka hasil analisis di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Hubungan Antara Pengalaman Responden Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman responden berusahatani buah naga dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Dapat diketahui nilai rs sebesar 0,195 dan nilai thitung 1,107 lebih kecil dari nilai ttabel 2,031 pada

taraf kepercayaan 95%.

Ketidaksignifikanan Ini dibuktikan bahwa meski pengalaman petani dalam berusahatani buah naga masih tergolong minim, tetapi untuk sikap petani dalam menerima informasi baru yang dalam hal ini metode penyuluhan tentang usahatani buah naga dapat diterima dengan baik.

Karena disadari oleh petani dengan beralih menjadi petani buah naga akan meningkatkan penghasilannya. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman pribadi tidak mempengaruhi sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Karena dengan tingkat pengalaman pribadi petani yang masih tergolong rendah dalam berusahatani buah naga tidak mengurangi minat untuk menerima teknik penyuluhan yang diberikan dari dinas pertanian maupun pengelola kelompok serta mau untuk melakukannya usahatani buah naga.

Hubungan Antara Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh orang

Dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan tingkat sikap petani terhadap metode penyuluhan adalah 0,164 dan nilai thitung

lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 0,926 ≤ 2,031. Karena bagi petani buah naga memutuskan untuk beralih menjadi petani buah naga seperti sekarang ini adalah karena pengaruh dari petani lain yang lebih dulu berusahatani buah naga.

Mereka membandingkan hasil yang didapat dari berusahatani tanaman pangan dengan petani lain yang lebih dulu berusahatani buah naga.Dapat disimpulkan bahwa pengaruh orang lain yang dianggap penting (Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), pemerintah desa, sesepuh desa petani lain, suami/istri, anak dan orang tua) tidak begitu menentukan diterima atau tidaknya teknik penyuluhan terhadap berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Karena meski dengan orang lain yang dianggap penting ikut berperan aktif atau tidak dalam pembudidayaanan buah naga, metode penyuluhan akan dirasa perlu walaupun bukan PPL langsung yang menyampaikan itu, karena petani buah naga hanya ingin mengetahui informasi cara-cara yang benar dalam berusahatani buah naga yang digunakan untuk menunjang kemajuan berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

Hubungan Antara Terpaan Media Massa Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara terpaan media massa dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Dapat diketahui

(10)

terhadap teknik penyuluhan adalah

0,281 dan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 1,630 < 2,031. Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terpaan media massa tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena belum banyaknya minat dari petani buah naga untuk mengakses media massa secara mandiri, sehingga mereka hanya menunggu bahan bacaan yaitu brosur dari penyuluh pertanian.

Hubungan Antara Pendidikan Formal Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan yaitu 0,404 dengan thitung 2,459 Jumlah thitung lebih besar dari ttabel 2,031.

Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Pendidikan petani buah naga yang rata-rata dalam kategori tinggi menjadi faktor penentu untuk dapat membuat petani untuk mampu berusahatani buah naga yang baik. Dengan tingkat pendidikan yang tergolong tinggi petani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo telah memiliki modal dasar yaitu dapat cepat memahami dasar-dasar yang harus dimiliki untuk berusahatani buah naga serta harus mempelajari lagi tentang semua yang berhubungan dengan usahatani buah naga di luar yang pernah di pelajari pada pendidikan formal.

Terhadap Teknik Penyuluhan

Berdasarkan pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan nilai rs sebesar 0,447 dan nilai thitung 2,782 lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,031. Nilai ini menunjukkan bahwa pendidikan non formal berhubungan secara signifikan dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendidikan non formal yang dimiliki petani maka akan semakin baik sikapnya terhadap teknik penyuluhan. Pendidikan non formal diukur dengan frekuensi petani mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan selama satu musim tanam.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Faktor- faktor yang berhubungan dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo meliputi : pengalaman pribadi menurut petani tergolong masih sangat rendah, pengaruh orang lain yang dianggap penting menurut petani tergolong tinggi, pengaruh media massa menurut petani tergolong rendah, pengaruh pendidikan formal menurut petani tergolong tinggi, pengaruh pendidikan non formal menurut petani tergolong sangat tinggi.

Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten

(11)

cara ceramah tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara tergolong baik.

Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petani dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan, pada taraf kepercayaan 95% sebagai berikut : terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman pribadi petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh media massa yang diterima petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

memberikan lebih menambahan program pendidikan non formal kepada petani buah naga yang berupa pelatihan yang dapat mengasah kemampuan dan menambah wawasan petani dalam budidaya buah naga. Bagi kelompok yang berkaitan dengan budidaya buah naga (KUB PTS (Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani Sukoharjo) dan Kelompok Tani “Tani Mulya”) agar dapat memberikan informasi pertanian terutama terkait tentang budidaya buah naga yang tepat sasaran dan tepat guna sesuai dengan kebutuhan petani buah naga sendiri. Bagi petani buah naga, perlu penyegaran dalam pencarian informasi secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Kristanto, D. 2003. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Singarimbun, M dan Sofyan E. 1995.

Metode Penelitian Survey.

LP3ES. Jakarta.

Slamet. 2006. Metode Penelitian Sosial.

Sebelas Maret University Press.

Surakarta

Van den Ban.AW dan Hawkins, HS.

1999. Penyuluhan Pertanian.

Kanisius.Yogyakarta.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari percobaan thread dan proses menghasilkan grafik linier,semakin banyak nilai thread/proses yang diujikan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan.. Untuk malakukan

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh akupresur pada titik pericardium 6 terhadap penurunan mual dan muntah pada pasien dyspepsia di Ruang Rawat

This study used coconut shell charcoal as raw material which function as carbon to examine the growth of crystal in the development carbon composite.. To obtain carbon from

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika ( Vernonia amygdalina ) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium Nucleatum (Penelitian..

CHAPTER III : AN ANALYSIS ON OLGA’S NEED OF LOVE IN ANTON CHEKHOV’S THE DARLING 3.1 Olga’s Needs according to Maslow’s Hierarchy of Human Needs Theory

LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI, DAN UPAH TERHADAP KINERJA KARYAWAN OUTSOURCING PT.ANGKASA PURA1 BANDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SURAKARTA ini dengan baik.. Penulis menyadari

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung.. Universitas

67 Kardiono, R., 2014, ‘Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Air Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) pada Mencit (Mus musculus) 80 Galur Swiss’, Skripsi, Sarjana