• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut ini.

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan dua variabel atau lebih atau untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan diberikannya perlakuan yang dikenakan pada subjek penelitian.

Metode eksperimen yang digunakan tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Ruseffendi (1998:32) yaitu, “penelitian eksperimen adalah penelitan yang benar-benar dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat variabel bebas terhadap variabel terikat”. Begitu juga dikemukakan Rianto (1996:28-40), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

2. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu “Pretest- Posttest Control Group Desain (Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol)”. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca awal pada kelompok eksperimen maupun kelompok kelas kontrol. Begitu juga posttest untuk mengetahui kemampuan membaca akhir. Adapun digunakannya

(2)

kelompok kelas kontrol sebagai pembanding untuk mengetahui efektivitas pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer.

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada kelompok kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, sedangkan pada kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Kedua kelompok diberikan materi pembelajaran yang sama. Sebelum membahas pokok bahasan, pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengukur kemampuan membaca pada kelompok kelas kontrol dan kelompok kelas eksperimen. Begitu pula setelah selesai pembelajaran melalui tiga kali perlakuan pada kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen diadakan posttest kemudian dihitung nilai rata-rata pencapaian (gain). Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara hasil pretest dan posttest pada kedua kelompok dan kedua hasil rata-rata pencapaian posttest atau gain tersebut kemudian dibandingkan. Hasil dari gain tersebut diasumsikan sebagai ada tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap model yang diterapkan pada kelas eksperimen sehingga dapat diketahui keefektifan model pembelajaran tersebut.

Pola desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.

Tabel 1.3

Petest-Posttest Control Group Design

Treatment Group O1 X O2

Control Group O3 C O4

(Taniredja, 2011:56) Keterangan:

O1 = Pretest pada kelas eksperimen O2 = Posttest pada kelas eksperimen

(3)

03 = Pretest pada kelas kontrol 04 = Posttest pada kelas kontrol

X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa kegiatan pembelajaran mem- baca menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place yang berorientasi berpikir kritis.

C = Pembelajaran membaca menggunakan model pembelajaran ekspositori.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan selengkapnya yaitu:

1) studi pendahuluan;

2) perumusan masalah penelitian;

3) studi literatur;

4) judgment bahan pembelajaran;

5) judgment RPP;

6) penyusunan instrumen penelitian;

7) ujicoba, revisi, validasi soal tes;

8) pretest;

9) pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol;

10) posttest;

11) melakukan observasi, menyebarkan angket tanggapan siswa, dan wawancara dengan guru model;

12) mengolah data dan analisis data tes dan nontes;

13) temuan dari pengolahan data;

14) menarik kesimpulan.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada gambar 1.3.

(4)

Gambar 1.3 Alur Penelitian

Judgement RPP Studi Pendahuluan

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place,

Pemahaman Konsep Berpikir Kritis dan Materi Artikel Ilmiah Populer

Penyusunan Instrumen

Judgement Bahan Pembelajaran Membaca Kritis Artikel Ilmiah Populer

Wawancara Angket

Kelas Eksperimen Observasi Soal Tes

Pretest Ujicoba

Kelas Kontrol

Olah Data

Posttest Hasil

Posttest

(5)

C. Teknik Pengumpulan Data

Data utama pada penelitian ini berupa data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh dari hasil kemampuan membaca artikel ilmiah populer dengan teknik trading place berorientasi berpikir kritis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes.

a. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan peneliti bertujuan untuk memperoleh data kemampuan membaca artikel ilmiah populer pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang merupakan data utama dalam penelitian ini. Kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing menggunakan model yang berbeda. Perlakuan model dilaksanakan sebanyak tiga kali baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Model yang diterapkan pada kelas eksperimen berupa model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ekspositori.

Pada kelas eksperimen, teknik tes yang digunakan sebelum perlakuan (pretest) digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca sebelum diberikan perlakuan berupa model pembelajaran aktif tipe trading place pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer sedangkan teknik tes yang dilaksanakan sesudah diberikan perlakuan (postest) digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca setelah diberikan perlakuan. Pada kelas kontrol, teknik tes juga dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran. Akan tetapi, model yang diterapkan bukan model pembelajaran aktif tipe trading place melainkan model pembelajaran ekspositori. Tes awal (pretest) digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum model ekspositori dilaksanakan. Begitu juga setelah diberikan perlakuan sebanyak tiga kali dengan menggunakan model ekspositori dilaksanakan tes akhir (posttest) untuk mengukur kemampuan membaca setelah diberikan model ekspositori tersebut. Penerapan model yang berbeda dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dimaksudkan untuk membandingkan keefektifan model yang digunakan pada kelas eksperimen atau model yang digunakan kelas kontrol pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

(6)

Adapun tes yang peneliti gunakan berupa tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda dan tes uraian berupa kemampuan membaca kritis berorientasi berpikir kritis. Tes tertulis jenis pilihan ganda dan esai ini dilaksanakan sebelum dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis tes ini disusun berdasarkan indikator yang tersusun dalam RPP.

Ujicoba soal tes pilihan ganda dan esai sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu diujicobakan pada siswa SMA Negeri I Garut kelas XI yang bukan kelas eksperimen ataupun kelas kontrol dengan jumlah subjek sebanyak 34 orang yaitu di kelas XI Ipa 3. Tujuan tes ini diujicobakan yaitu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal tes.

b. Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, angket, dan wawancara. Observasi digunakan untuk melihat atau mengamati proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan menggunakan teknik trading place berorientasi berpikir kritis. Observasi dilakukan terhadap aktivitas pembelajaran pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Observasi ini dilakukan pada pada saat pembelajaran membaca artikel ilmiah populer berlangsung yang secara langsung dilakukan oleh peneliti. Pedoman observasi berisi aspek-aspek proses belajar mengajar kegiatan guru. Hal-hal yang diobservasi meliputi kegiatan guru model dalam proses pembelajaran yaitu berupa: keterampilan guru model dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.

Angket. Angket digunakan untuk menggali informasi mengenai persepsi siswa terhadap pembelajaran membaca artikel ilmiah populer menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Hasil angket ini diharapakan dapat digunakan untuk mengukur keefektifan model pembelajaran yang dilakukan. Pelaksanaan angket dilakukan setelah perlakuan ke- 3 pada kelas eksperimen.

Angket yang digunakan peneliti merupakan jenis angket tertutup karena sudah disediakan jawaban dengan mencek list salah satu jawaban menurut

(7)

responden yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, kurang setuju, dan sangat tidak setuju. Adapun aspek-aspek yang ingin diperoleh dari angket ini yaitu tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Pedoman wawancara. Instrumen non tes ini digunakan peneliti untuk menggali dan menghimpun pendapat model pelaksana yaitu guru bidang studi bahasa Indonesia tentang keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place yang berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara berkaitan dengan pendapat model pelaksana mengenai model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Kegiatan wawancara dilaksanakan setelah model pelaksana mengimplemen- tasikan model pembelajaran aktif tipe trading place dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Kegiatan wawancara ini direkam dengan menggunakan ponsel blacberry.

D. Instrumen Penelitian

Jenis instrumen pada penelitian yang dilakukan terdiri dari instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data. Instrumen perlakuan terdiri dari ancangan model pembelajaran membaca artikel ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Adapun instrumen pengumpulan data terdiri dari kisi-kisi tes kemampuan membaca, kisi- kisi pedoman angket, kisi-kisi pedoman observasi, dan kisi-kisi serta pedoman wawancara serta soal tes.

1. Instrumen Perlakuan

1.1 Ancangan Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer a. Rasional

Berdasarkan temuan awal di lapangan, dalam proses pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan siswa lain begitu juga dalam

(8)

pembelajaran membaca kritis siswa kurang aktif merespons artikel, menyampaikan kritik, dan menyampaikan ide/pendapat. Teknik trading place merupakan salah satu teknik pembelajaran aktif yang dikemukakan oleh Silberman. Teknik trading place yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang. Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.

b. Tujuan

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis. Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar.

Jadi, kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37-40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

1) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun 2) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

3) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

4) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini,

“merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses

(9)

berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman- temannya dan saling berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry hasilnya sebagai berikut:

NO. JUDUL ARTIKEL JUMLAH SUKU KATA

JUMLAH KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Face- book Berdampak Buruk bagi Kese- hatan Mental

256 4,56 11

c. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer, siswa dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

d. Sintaks Pembelajaran Aktip Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer

(10)

Sintaks pembelajaran aktif tipe trading place dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3

Sintaks Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis

No.

Tahap Kegiatan Aktivitas

(1) (2) (3)

1. Pendahuluan - Guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan artikel ilmiah populer secara umum

- Guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran

2. Penyajian Data a. Tahap Prabaca

- Guru model membagikan artikel ilmiah populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Tahap Membaca

- Salah seorang siswa membaca artikel ilmiah populer melalui membaca nyaring

- Guru memandu siswa dalam memahami makna baris, antar baris, dan di balik baris dari bacaan yang dibaca

c. Tahap Pascabaca

- Siswa menyampaikan kritik, memberi- kan alasan, dan menghubungkan sebab-akibat melalui diskusi dengan siswa lain

3. Penguasaan

Kemampuan Membaca

- Siswa berpindah tempat berdiskusi dengan siswa lain untuk bertukar ide atau gagasan

- Siswa melakukan berpindah tempat sebanyak mungkin

- Siswa menyampaikan kritik - Siswa memberikan alasan

- Siswa menghubungkan sebab-akibat 4. Pemantapan - Salah seorang siswa membacakan

hasil diskusi dan siswa lainnya menanggapi

5. Penutup - Siswa dan guru berusaha menyimpul- kan hasil kegiatan pembelajaran membaca artikel ilmiah populer

(11)

e. Evaluasi

Evaluasi melalui tes esai dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca kritis berorientasi berpikir kritis artikel ilmiah populer melalui penerapan teknik trading place. Tes bentuk soal esai dikerjakan terlebih dahulu oleh masing-masing siswa kemudian siswa berpindah tempat untuk menjawab soal-soal melalui berdiskusi dengan siswa lainnya untuk bertukar ide atau pendapat.

1.2 RPP

RPP dibuat untuk kepentingan penelitian. RPP ini digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada kelas eksperimen. Bahan pembelajaran artikel ilmiah populer serta RPP yang akan digunakan terlebih dahulu di judge-kan kepada ahli. Adapun judgment ahli dapat dilihat pada lampiran 1.3

(12)

RPP Ke-1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang akan dikemukakan pada RPP ini menyangkut skenario, orientasi model, dan prinsip reaksi. Ketiga hal tersebut akan penulis kemukakan di bawah ini.

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Skenario pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan penelitian. Untuk mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan dengan memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan.

Setelah itu diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah diberi perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

(13)

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101 model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi.

Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

(14)

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37- 40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

1) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun 2) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

3) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

4) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling berdiskusi” (Surya, 2004:40).

(15)

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan hasilnya sebagai berikut:

NO. JUDUL ARTIKEL JUMLAH SUKU KATA

JUMLAH KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental

256 4,56 11

C. Sumber Bahan Pembelajaran

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada perlakuan pertama yaitu mengenai artikel ilmiah populer, berpikir kritis, dan membaca kritis.

(16)

1. Artikel Ilmiah Populer

Artikel ilmiah populer merupakan perpaduan penulisan ilmiah dan populer. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soeseno, 1982:1). Perbedaan antara artikel ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Artikel ilmiah ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi.

Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.

Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.

Kalau dirumuskan, pengertian karya imiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari. Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh.

Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang berguna dalam melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, berdiskusi, dan sebagainya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis termasuk salah satu keterampilan tingkat tinggi. Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi),

(17)

menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai.

3. Membaca Kritis

Beberapa pemahaman membaca kritis akan dijelaskan di bawah ini.

a. Membaca kritis memaknai apa yang terdapat pada baris dan apa yang di luarnya, yang tersurat dan tersirat. Kemampuan membaca kritis diperlukan jika kita akan mengambil putusan yang cerdas berdasarkan materi yang dibaca. Hal yang dilakukan adalah mampu menarik simpulan.

b. Suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan.

c. Kegiatan membaca yang dilakukan guna memberikan respons atas ide-ide yang dituangkan pengarang dalam teks yang ditulisnya.

d. Kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun tersirat, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai.

Adapun tujuan membaca kritis antara lain: a. memahami makna yang terkandung dalam bacaan; b. merespons secara aktif isi bacaan; c. mengevaluasi isi bacaan.

Langkah-langkah pembelajaran membaca kritis terdiri atas tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Pertama, tahap prabaca. Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah mengecek berpikir kritis siswa dengan memberikan sebuah pertanyaan mengenai kemungkinan hal apa saja yang akan dikemukakan penulis sekaitan dengan artikel yang akan dibaca siswa.

Kedua, tahap membaca. Pada tahap ini yang dilakukan adalah membaca baris, antar baris dan di balik baris. Membaca baris. Artinya, pembaca harus mampu memahami isi bacaan secara menyeluruh; Membaca antarbaris yaitu pembaca harus mampu menggali lebih jauh pemahaman atas makna bacaan sampai pada

(18)

ditemukannya berbagai maksud pengarang menulis teks tersebut; Membaca di belakang baris. Artinya, pembaca harus mampu menggambarkan generalisasi isi bacaan dan mampu membuat evaluasi atas isi bacaan berdasarkan skemata yang dimilikinya. Ketiga, tahap pascabaca. Setelah tahap prabaca dan membaca, langkah selanjutnya adalah menjawab soal-soal yang berkaitan dengan bacaan melalui membaca kritis.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran pada RPP ini menyangkut model, pendekatan, dan teknik. Penjelasan dari ketiga hal tersebut akan dikemukakan di bawah ini.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir, merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan,

(19)

dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen- dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba- gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis

NO .

KEGIATAN AKTIVITAS

1. - Awal a. Mengucapkan salam b. Mengondisikan kelas c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan artikel ilmiah populer secara umum

(20)

2.

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran - Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel ilmiah dengan cara memahami baris, antar baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi dengan siswa lain menjawab soal-soal melalui bertukar ide/pendapat

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik - siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward 3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran

(21)

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu memahami tentang:

1. informasi tersurat dan tersirat 2. menyimpulkan bacaan 3. membedakan fakta dan opini

4. menafsirkan ide pokok/gagasan utama 5. menafsirkan ide penunjang

6. menentukan tema bacaan.

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek Indikator Membaca Kritis

Jenjang Kognitif 1. Kemampuan

Menginterpretasi Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide pokok paragraf (KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-tis hubungan sebab-akibat (KBPD-i).

K2

2. Kemampuan Mengaplikasikan

Konsep-konsep dalam Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk- petunjuk dalam bacaan (KBKD-h);

(b) Menerapkan konsep- konsep atau gagasan- gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan

kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi (KBM-e);

K3

(22)

3. Kemampuan Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa detail/fakta penunjang (KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan fakta-fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan Sintesis

(a) Membuat simpulan bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan (KBST-c);

(c) Menentukan tema bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan (KBST-e);

(e) Membuat ringkasan (KBPL-c).

K5

5. Kemampuan Menilai Isi Bacaan

(a) Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan (KBKD-h);

(b) Menilai dan

menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini (KBM-f);

(c) Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang dibuat (KBST-b).

K6

(23)

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang melatarbelakangi Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti tertarik untuk mengolah kotoran sapi menjadi pengharum ruangan ramah lingkungan?

2. Persiapan apa yang telah dilakukan Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti sehingga dapat memenangkan medali emas di ajang ISPO dan Inepo?

3. Dwi dan Rintya: (Keduanya berpandangan), lalu tersenyum dan menjawab serempak). Kita ingin patenkan. Jelaskan kata yang dicetak miring tersebut!

4. Melihat fenomena di lapangan dengan masih banyaknya peternak sapi yang membuang kotoran sapi di sekitar rumah dengan cara ditumpuk. Apa menurut pendapat Anda?

5. Tuliskan simpulan yang dapat diperoleh dari wacana tersebut!

J. Media Pembelajaran 1. Teks Artikel 2. Lembar Soal

K. Sumber Acuan

Abidin. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung:

Rizqi Press.

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2010. Membaca Secara efektif dan Efisien.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.Chaedar dan Hobir A. 2003. Revitalisasi Pendidikan Bahasa:

Mengungkap Tabir Bahasa Demi Peningkatan SDM yang Kompetitif.

Bandung: Andira.

Baldrige, Keneth P. 1979. Seven Strategies Reading. Greenwich: Addison- Wesley Publishing Company.

Costa. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Thinking. Alexandria:

ASD

(24)

Fisher, Alex. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harjasujana, Ahmad S. 1987. Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung:

Yayasan BFH.

Kuntarto, Niknik M. 2008. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

(25)

RPP Ke-2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Skenario pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan penelitian. Untuk mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan dengan memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan.

Setelah itu diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah diberi perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan

(26)

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101 model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

B. Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

(27)

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37- 40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

a. peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun b. peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

c. peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

d. peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan hasilnya sebagai berikut:

NO. JUDUL ARTIKEL JUMLAH SUKU KATA

JUMLAH KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental

256 4,45 11

(28)

C. Penyusunan Bahan/Materi Ajar

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada perlakuan ke-2 yaitu mengenai tema, gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelas, dan menentukan ide pokok. Untuk lebih jelasnya akan penulis paparkan sebagai berikut.

1. Tema

Tema menurut arti katanya adalah sesuatu yang telah diuraikan. Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Akan tetapi, dari segi proses penulisan sebelum seorang penulis menulis karangannya terlebih dahulu menentukan topik atau pokok pembicaraan sehingga tema didefinisikan, “suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi” (Keraf, 1997:108).

2. Gagasan Utama Bacaan

Gagasan Utama/ide pokok adalah pokok masalah yang mendasari cerita yang bersifat abstrak/implisit atau kata–kata kunci yang terdapat dalam kalimat utama. Cara untuk mengetahui ide pokok yakni dengan cara: Bacalah sebuah

(29)

wacana kemudian tutuplah wacana tersebut. Cobalah jawab pertanyaan ini

"Paragraf tersebut membahas mengenai apa?" Nah, jawaban itulah yang dinamakan ide pokok.

3. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Kalimat utama adalah realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraf. Kalimat Utama merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah paragraph sedangkan kalimat penjelas yaitu kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan dari kalimat inti.

4. Menentukan Ide Pokok

Terdapat dua cara menentukan ide pokok yaitu dilihat dari jenis paragrafnya. Ada paragraf yang memiliki kalimat utama dan ada pula paragraf yang tidak memiliki kalimat utama.

a. Paragraf yang memiliki kalimat utama

Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang memiliki kalimat utama sangatlah mudah yaitu dengan mengambil isi kalimat utama itu sendiri. Adapun kalimat utama letaknya yaitu pada kalimat pertama di awal paragraf dan kalimat akhir dari sebuah paragraf.

Contoh:

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan alam tersebut terdiri dari kekayaan alam yang bersumber dari darat, laut, dan dari dalam perut bumi. Kekayaan alam yang bersumber dari darat misalnya hasil hutan sedangkan kekayaan alam yang bersumber dari laut misalnya ikan, rumput laut, dan mutiara. Sementara, kekayaan alam yang bersumber dari dalam perut bumi misalnya minyak, batu bara, emas, timah, nikel dan sebagainya.

Ide pokok paragraf di atas terletak pada kalimat pertama karena kalimat pertama merupakan kalimat utama. Dengan demikian, ide pokok paragraf di atas yaitu Indonesia memeiliki kekayaan alam yang sangat melimpah atau kekayaan alam Indonesia sangat melimpah.

(30)

b. Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama

Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu dengan menyimpulkan isi paragraf tersebut.

Contoh:

Banjir melanda daerah Sumatra Utara dengan ketinggian satu meter. Banjir juga melanda wilayah Tangerang dan Banten dengan ketinggian yang sama, satu meter. Seolah tak mau kalah, ibukota Jakarta pun dilanda banjir dengan ketinggian mencapai satu setenagh meter.

Ide pokok paragraf di atas adalah banjir melanda wilayah Sumatra Utara, tangerang, dan Jakarta.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang akan dikemukakan yaitu model pembelajaran aktif, pendekatan komunikatif, dan teknik trading place.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir, merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu

(31)

membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komuni-katif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen- dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba- gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.

(32)

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis

NO .

KEGIATAN AKTIVITAS

1.

2.

- Awal a. Mengucapkan salam b. Mengondisikan kelas c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan artikel ilmiah populer secara umum

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran - Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel ilmiah dengan cara memahami baris, antar baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi menjawab soal-soal melalui bertukar ide dengan siswa lainya

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik

(33)

- siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward 3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu memahami tentang:

1) menentukan tema bacaan 2) menentukan ide pokok bacaan

3) membedakan kalimat utama dan kalimat penjelas 4) menafsirkan ide pokok/gagasan utama

5) menafsirkan ide penunjang

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek Indikator Membaca Kritis Jenjang Kognitif 1. Kemampuan

Menginterpretasi Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide pokok paragraf (KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-tis hubungan sebab-akibat (KBPD-i).

K2

2. Kemampuan Mengaplikasikan

Konsep-konsep dalam Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk- petunjuk dalam bacaan (KBKD-h);

K3

(34)

(b) Menerapkan konsep- konsep atau gagasan-gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama

dengan situasi yang dihadapi (KBM-e);

3. Kemampuan Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa detail/fakta penunjang (KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan fakta- fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan Sintesis

(a) Membuat simpulan bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan (KBST-c);

(c) Menentukan tema bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan (KBST-e);

(e) Membuat ringkasan (KBPL-c).

K5

5. Kemampuan Menilai Isi Bacaan

(a) Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan (KBKD-h);

K6

(35)

(b) Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau

opini (KBM-f);

(c) Menentukan keselarasan antara data yang

diungkapkan

dengan kesimpulan yang dibuat (KBST-b).

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa tema wacana tersebut?

2. Sebutkan gagasan utama alinea ke-3!

3. Tuliskan sebuah fakta dari bacaan tersebut serta sebutkan dari alinea ke berapa?

4. Tunjukan sebuah kalimat yang mengandung opini serta ada pada alinea ke berapa?

5. Buatlah simpulan dari bacaan tersebut disertai fakta-fakta pendukung!

J. Media Pembelajaran 1. Teks Artikel 2. Lembar Soal

K. Sumber Acuan

Abidin. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung:

Rizqi Press.

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2010. Membaca Secara efektif dan Efisien.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.Chaedar dan Hobir A. 2003. Revitalisasi Pendidikan Bahasa:

Mengungkap Tabir Bahasa Demi Peningkatan SDM yang Kompetitif.

Bandung: Andira.

Baldrige, Keneth P. 1979. Seven Strategies Reading. Greenwich: Addison- Wesley Publishing Company.

(36)

Costa. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Thinking. Alexandria:

ASD

Fisher, Alex. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harjasujana, Ahmad S. 1987. Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung:

Yayasan BFH.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kuntarto, Niknik M. 2008. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

(37)

RPP Ke-3

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

Gambaran umum model pembelajaran terdiri atas 3 hal. Pertama, Skenario. Kedua, orientasi model, dan ketiga, prinsip reaksi.

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Skenario pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan penelitian. Untuk mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan dengan memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan. Setelah itu diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah diberi perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

(38)

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101 model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

(39)

B. Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37- 40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

a) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun b) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

c) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

d) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling berdiskusi” (Surya, 2004:40).

(40)

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan hasilnya sebagai berikut:

NO. JUDUL ARTIKEL JUMLAH SUKU KATA

JUMLAH KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental

256 4,56 11

C. Bahan Pembelajaran

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu mengenai ringkasan dan membuat kesimpulan dari bacaan.

1. Ringkasan

Ringkasan atau sering juga disebut dengan istilah “precis” adalah bentuk singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih memperliohatkan sosok

(41)

dasar dari aslinya. Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak meninggalkan urutan-urutan gagasan yang melandasinya. Precis atau memangkas, artinya penyususn ringkasan hanya memangkas hal-hal yang lebih kecil yang menyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan kata lain, ringkasan merupakan menyusun bacaan berdasarkan fakta bacaan secara menyeluruh bukan memaparkan yang sedetail-detailnya.

2. Kesimpulan

Kesimpulan atau simpulan yaitu suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari kalimat penjelas dengan kalimat sendiri.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran pada RPP ini menyangku tentang model pembelajaran aktif, pendekatan komunikatif, dan teknik trading place.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir, merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting

(42)

adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komuni-katif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen- dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba- gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.

(43)

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis

NO .

KEGIATAN AKTIVITAS

1.

2.

- Awal a. Mengucapkan salam b. Mengondisikan kelas c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan artikel ilmiah populer secara umum

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel ilmiah dengan cara memahami baris, antar baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi menjawab soal-soal dengan siswa lainnya untuk bertukar ide atau pendapat dalam menemukan gagasan

(44)

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik - siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward 3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu memahami tentang:

1) informasi tersurat dan tersirat;

2) menyimpulkan bacaan;

3) membedakan fakta dan opini;

4) menafsirkan ide pokok/gagasan utama;

5) menafsirkan ide penunjang;

6) menentukan tema bacaan.

(45)

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek Indikator Membaca Kritis Jenjang Kognitif 1. Kemampuan

Menginterpretasi Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide pokok paragraf (KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri- tis hubungan sebab-akibat (KBPD-i).

K2

2. Kemampuan Mengaplikasikan

Konsep-konsep dalam Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk- petunjuk dalam bacaan (KBKD-h);

(b) Menerapkan konsep- konsep atau gagasan- gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan

kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi (KBM-e);

K3

3. Kemampuan Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa

detail/fakta penunjang (KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan fakta-fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan (a) Membuat simpulan K5

(46)

Sintesis bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan (KBST-c);

(c) Menentukan tema bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan (KBST-e);

(e) Membuat ringkasan (KBPL-c).

5. Kemampuan Menilai Isi Bacaan

(a) Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan (KBKD-h);

(b) Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau

opini (KBM-f);

(c) Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang dibuat (KBST-b).

K6

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Buatlah ringkasan dari artikel ilmiah populer yang telah Saudara baca!

2. Apa simpulan yang dapat Saudara ungkapkan dari artikel yang telah Saudara baca tersebut!

J. Media Pembelajaran

Gambar

Tabel 10.3 ini digunakan sebagai pedoman penilaian angket siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Angket digunakan sebagai salah satu alat untuk menjaring data (Fraenkel & Wallen, 1993) yang digunakan untuk melihat implementasi pembelajaran bahasa Inggris yang

“Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung suatu objek untuk melihat dengan kegiatan yang dilakukan objek tersebut.” 41 Observasi tersebut mengenai

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi partisipatif yang memungkinkan peneliti dapat mengamati dan melakukan pencatatan secara cermat

Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk angket, observasi dan wawancara. Angket dan observasi digunakan untuk memperoleh informasi dari

Metode ini penulis gunakan karena teknik yang digunakan adalah observasi, angket, dan dokumentasi, selain itu juga untuk menganalisis dengan menggunakan

Lembaran observasi digunakan untuk mengamati tindakan guru sebelum dan saat proses pembelajaran siswa serta aktivitas pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi

Menurut Creswell (2012, hal. 7), terdapat empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan materi audiovisual. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini, yaitu observasi atau pengamatan langsung terhadap objek penelitian, wawancara atau interview kepada narasumber dari