716
KAJIAN KINERJA JALAN AKIBAT ADANYA ZONA
KERJA (
WORK ZONE)
(Kasus: Peningkatan Jalan Batas Kota Negara-Pekutatan, Provinsi Bali)
Abstract
During road reconstruction period, a negative impact was imposed on road users and the surrounding environment. These impacts are the result of the work zone which is used as working space and road reconstruction. This work zone is potential to influence the drivers' stress and to decrease road traffic performance such as travel delays, congestions and road accidents. The decreasing on road performance due to the work zone therefore, is important to be studied. National Road Improvement Project located on Batas Kota Negara-Pekutatan, in Bali Province in 2013 fiscal year is chosen as the case study area. Descriptive method is used to describe variables influencing road performance due to the work zone. The study found that road and traffic performances decreasing by 32% and 18% respectively. In addition, traffic speed at peak hours decreased from 40 km/hour to 35 km/hour, and the level of service based on traffic flow capacity ratio increased from 0.54 to 0.66.
Keywords: road reconstruction, work zone, negative impact, road performance
Abstrak
Selama masa pelaksanaan rekonstruksi jalan timbul dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan
lingkungan sekitarnya. Dampak ini terjadi akibat adanya zona kerja (work zone) yang dipergunakan sebagai
ruang kerja dan pelaksanaan rekonstruksi jalan. Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami
stress, penurunan kinerja lalu lintas jalan seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan. Penurunan kinerja jalan akibat zona kerja ini perlu dikaji. Obyek studi pada tulisan ini adalah proyek Peningkatan Jalan Nasional ruas Batas kota Negara-Pekutatan, di propvinsi Bali tahun 2013. Metode deskriptip digunakan untuk menjelaskan variabel yang mempengaruhi kinerja jalan akibat zona kerja. Hasil analisis mendapatkan terjadi penurunan kinerja akibat adanya zona kerja. Penurunan ini terjadi pada kapasitas jalan sebesar 32%, kecepatan kendaraan pada jam puncak turun dari 40 km/jam menjadi 35 km/jam, arus lalu lintas turun sebesar 18% dan tingkat pelayanan jalan menurun berdasarkan rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas yang meningkat dari 0,54 menjadi 0,66.
Kata Kunci: rekonstruksi jalan, zona kerja, dampak negatif, kinerja jalan Dewa Ketut Sudarsana
Doctoral Student at Civil Engineering Department, University of Brawijaya
and Lecturer at Udayana University
dksudarsana@gmail.com
Harnen Sulistio Professor on Civil Engineering, Faculty of Engineering, University
of Brawijaya
harnen@ub.ac.id
Achmad Wicaksono Senior Lecturer at Civil Engineering Department, Faculty of
Engineering, University of Brawijaya
wicaksono1968@yahoo.com
Ludfi Djakfar Senior Lecturer at Civil Engineering Department, Faculty of
Engineering, University of Brawijaya
717
PENDAHULUAN
Proyek Peningkatan Jalan bertujuan untuk meningkatkan tingkat pelayanan jalan (Level of Service = LOS). Selama masa pelaksanaan penanganan pemeliharaan/rekonstruksi timbul dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan lingkungan sekitarnya. Dampak ini terjadi akibat zona kerja (work zone) yang dipergunakan sebagai ruang kerja dan pelaksanaan rekonstruksi jalan (Jiang et al, 2010). Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami stress, terganggunya lalu-lintas seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan. Gilchrist A. et al (2005), Hun Ken et al (2006), Allauche et al (2004), Borchrdt et al (2009), Matthews Jon C et al (2010), menyatakan dampak lain adanya zona kerja adalah kerugian pelaku ekonomi masyarakat dan tercemarnya lingkungan disekitarnya.
KAJIAN PUSTAKA
Zona Kerja (Work Zone)
Kegiatan/proyek peningkatan jalan dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat teknis laik fungsi jalan. Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya dan persyaratan administratif. Dalam pelaksanaan proyek rekonstruksi memerlukan ruang zona kerja (work zone). Zona kerja (work zone) adalah suatu area atau segmen jalan dimana satu atau lebih lajur jalan ditutup untuk pelaksanaan konstruksi jalan yang mengakibatkan berkurangnya pergerakan lalu lintas dan menurunannya kapasitas jalan (Jiang et al, 2010; DJBM, 2010; FHWA, 2011; MTI, 2012)
Risiko dominan adanya zona kerja adalah kemacetan (congestion) lalu lintas. Strategi mitigasi kemacetan pada zona kerja dapat dikategorikan dalam 5 kelompok (Abdel-Rahim A et al, 2010):
a. Strategi managemen lalu lintas
b. Strategi managemen kebutuhan (demand)
c. Strategi alternatif disain untuk meminimalkan biaya kemacetan d. Strategi alternatif penjadualan dan tahapan proyek
e. Strategi sistem kontrak dan startegi percepatan penyelesaian proyek.
Variansi dari strategi manajemen zona kerja dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut (FHWA, 2005; OKTC,2010):
1) Pengendalian lalu lintas sementara (TTC= Temporary Traffic Control) 2) Oprasional trasportasi (TO= Traffic Operation)
3) Informasi publik (PI= Public Information).
718
al, 2009; Jiang et al, 2010). Alternatif penutupan lajur jalan pada zona kerja disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Penutupan lajur parsial pada zona kerja (Partial closure work zone) (Sumber: Jiang et al, 2009:13; Jiang et al, 2010:293)
Kecepatan Kendaraan
Ukuran secara kualitatif dari kemampuan prasarana jalan bisa diukur dari kecepatan kendaraan yang bisa dikembangkan oleh pengemudi. Kecepatan dalam teknik lalu lintas yang sering digunakan adalah (Iskandar Erwin, 2005):
a) Kecepatan setempat (spot speed), kecepatan pada suatu saat tertentu.Jalan
b) Kecepatan bergerak (running speed), kecepatan pada saat kendaraan sedang bergerak.
c) Kecepatan perjalanan (overall travel speed) adalah waktu kumulatif yang bisa ditempuh dari suatu panjang/segmen jalan, didalamnya termasuk unsur waktu berhenti (delay) dan waktu bergerak (running)
Kapasitas Jalan
719
faktor utama tingkat kinerja apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah terhadap kapasitas atau tidak. Nilai DS dapat dihitung sebagai berikut (DJBM,1997):
DS = Q/C……… (2) dimana :
DS = Derajat kejenuhan Q = Nilai arus lalu-lintas C = Kapasitas.
METODE PENELITIAN
Studi kasus yang dibahas pada tulisan ini adalah Peningkatan Jalan Nasional ruas jalan Batas Kota Negara-Pekutatan, tahun anggaran 2013. Ruas jalan ini merupakan jalur Trans Nasional, berlokasi di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Tipe ruas jalan ini adalah 2 lajur 2 arah (2/2) dan termasuk kategori jalan perkotaan.
Langkah-langkah pembahasan disajikan dalam bentuk krangka analisis seperti pada Gambar 2.
f. Parameter untuk perhitungan Arus lalu
lintas dan Kapasitas Jalan
Kondisi Pra-Rekonstruksi
Kompilasi dan Analisis data:
Arus lalu lintas (Qp)
Kompilasi dan Analisis data:
Arus lalu lintas (Qm)
Kecepatan (Vm)
Kapasitas (Cm)
Derajat Kejenuhan (DS)
720
Metode Pengumpulan Data.
Survey lalu lintas meliputi volume lalu lintas dan kecepatan kendaraan menggunakan peralatan Automatic Traffic Counting (ATC). Peralatan ATC yang digunakan adalah merek dagang Golden River tipe Marksman 400 disingkat GR M400. Peralatan ini dimiliki Balai Pelaksanan Jalan Nasional wilayah VIII (BPJN VIII) Bali. Data geometric jalan dilakukan pengukuran dilokasi studi. Kondisi lingkungan hambatan samping dengan melakukan pengamatan dilapangan. Jumlah penduduk didapat dari BPS Bali.
PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Karakteristik ruas jalan yang distudi pada kondisi pra-konstruksi dan masa konstruksi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik ruas jalan yang distudi
Uraian Kondisi
pra-rekonstruksi
Kondisi masa rekonstruksi
Panjang penanganan 4 km 4 km
Lebar kedua lajur 6,85 m 5,5 m (sering terjadi akibat
pelebaran)
Bahu jalan 1.0 m >0.5 m
Hambatan samping H (tinggi) H (tinggi)
Jumlah penduduk 0.6 juta 0.6 juta
Sumber: Kompilasi, 2013
Karakteristik Lalu Lintas Kondisi Pra-Rekonstruksi
Data volume lalu lintas pada kondisi pra konstruksi pada ruas jalan ini selama 24 jam adalah 27.835 kendaraan/hari. Fluktuasi volume kendaraan disajikan pada Gambar 3. Proporsi moda kendaraan didominasi sepeda motor (Gol 1) sebesar 49,9%, kendaraan ringan 19,2 % dan sisanya moda lain. Fluktuasi kecepatan kendaraan perjam selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat pada jam puncak kecepatan kendaraan adalah 40 km/jam
Gambar 3 Fluktuasi Volume Lalu lintas
Pra-Rekonstruksi. Sumber: Kompilasi data survey,2013)
Gambar 4 Kecepatan kendaraan
721
Karakteristik Lalu Lintas Akibat Adanya Zona Kerja Pada Masa Rekonstruksi
Akibat adanya zona kerja pada masa rekonstruksi terjadi penurunan volume lalu lintas dan kecepatan. Data volume lalu lintas pada masa rekonstruksi pada ruas jalan ini selama 24 jam adalah 21.911 kendaraan/hari. Fluktuasi volume kendaraan pada masa rekonstruksi disajikan pada Gambar 5. Fluktuasi Kecepatan kendaraan perjam selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 dapat dilihat pada jam puncak kecepatan kendaraan adalah 35 km/jam
Arus Lalu Lintas (Q)
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp). Dengan mengkonversi faktor emp untuk jalan perkotaan sesuai MKJI (DJBM, 1997) didapat arus lalu lintas selama sehari pada kondisi pra-rekonstruksi (Qp) sebesar 20.224 smp. Pada masa rekonstruksi akibat adanya zona kerja (Qm) sebesar 17.657 smp. Arus lalu lintas mengalami penurunan sebesar 13% selama sehari akibat adanya zona kerja. Sedangkan pada jam puncak (jam 16.00-17.00) terjadi penurunan Arus lalu lintas 18%, dari 1.371 smp/jam menjadi 1.126 smp/jam. Fluktuasi arus lalu lintas Qp dan Qm perjam selama 24 jam disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Fluktuasi Arus Lalu Lintas perjam kondisi Pra-rekonstruksi (Qp)
dan Adanya Zona Kerja /Masa Rekonstruksi (Qm)
Gambar 6 Kecepatan Kendaraan (Vm)
dengan adanya Zona Kerja Sumber: Kompilasi Data Survey,2013
Gambar 5 Fluktuasi Volume Lalu lintas
722
Kapasitas Jalan Pra-rekonstruksi (Cp) dan Adanya Zona Kerja (Cm)
Faktor penyesuaian untuk perhitungan kapasitas merujuk pada karakteristik ruas jalan pada Tabel 2. Faktor-faktor penyesuaian dan kapasitas dasar (Co) dan hasil analisis kapasitas ini disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai kapasitas jalan pra-konstruksi Cp= 2.481 sm/jam dan akibat adanya zona kerja Cm=1.696 smp/jam. Terjadi penurunan kapasitas jalan akibat zona kerja sebesar 32%.
Tabel 3. Faktor Penyesuian dan Hasil Analisis Kapasitas Jalan -C
Uraian Kondisi
pra-Derajat kejenuhan kejenuhan jalan (DS) ditentukan dari rasio Arus lalun lintas (Q) dengan kapasitas (C ). Berdasarkan Gambar 9 dan Tabel 3, dapat ditentukan derajat kejenuhan jalan kondisi pra-rekonstruksi adalah DSp= Qp/Cp dan masa rekonstruksi DSm=Qm/Cm. Fluktuasi derajat kejenuhan jalan DS pada pra-rekonstruksi dan masa rekonstruksi disajikan pada Gambar 8. Pada jam puncak terjadi peningkatan nilai DS dari 0,55 menjadi 0,66.
Gambar 8. Fluktuasi Derajat Kejenuhan pada kondisi pra-rekonstruksi DSp
dan adanya zona kerja pada masa rekonstruksi DSm
Hubungan Kinerja Jalan Derajat Kejenuhan (DS) dengan Kecepatan Kendaraan (V)
Hubungan Kinerja Jalan Derajat Kejenuhan (DS) dengan Kecepatan Kendaraan (V) dapat digambarkan dalam sebaran data dan garis trend yang menyatakan keeratan hubungan dan prediksi kecepatan kendaraan pada pra-rekonstruksi (Vp) dan masa rekonstruksi (Vm) akibat perubahan variabel derajat kejenuhan DS. Pada kasus proyek Peningkatan Jalan
723
Batas Kota Negara-Pekutatan, Bali tahun 2013, hubungan antara kecepatan dengan DS disajikan pada Gambar 9. Prediksi kecepatan kendaraan Vp dan Vm akibat perubahan derajat kejenuhan DS didapat model matematis sebagai berikut:
Prediksi kecepatan kendaraan (km/jam) pada masa pra-rekonstruksi Vp:
………(3)
Prediksi kecepatan kendaraan (km/jam) pada masa rekonstruksi akibat adanya zona kerja Vm:
………(4)
Gambar 9 Hubungan Derajat Kejenuhan DS dengan Kecepatan Pra-
rekonstruksi Vp dan Masa Rekonstruksi akibat Zona Kerja (Vm) Sumber : Hasil Analisis, 2013
KESIMPULAN
Hasil analisis kinerja jalan akibat zona kerja pada pelaksanaan peningkatan ruas jalan Batas Kota Negara –Pekutatan, di Propinsi Bali tahun 2013, didapat terjadi penurunan kinerja jalan pada jam puncak berupa penurunan arus lalu lintas sebesar 18%, penurunan kecepatan kendaraan rata rata dari 40 km/jam turun menjadi 35 km/jam dan penurunan kapasitas jalan sebesar 32%. Hubungan kinerja lalu lintas jalan antara DS dan kecepatan pada pra-rekonstruksi Vp = 49.81e-0.16 DS dan akibat zona kerja pada masa rekonstruksi adalah Vm=46.85e-0.43.DS
724
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Rahim A, Cooley H, Gould S. 2010. Synthesis of Research on Work Zone Delays and Simplified Application of Quik Zone Analysis Tool. Final report, Idaho Transportation Departemen.
Allouche Erez N., Gilcrist Andrew. 2004. Quantifying Construction Realated Social Costs, North American Society for Trenchless Technology (NASTT), New Orleans,Lusiana
Borchartdt Darrell W., Pesti Geza, Sun Dazhi, Ding Liang. 2009. Capacity and Road User Cost Analysis of Selected Freeway Work Zones in Texas. Report 0-5619-1,Texas Trasportation Institute.
DJBM (Direktorat Jendral Bina Marga) & Sweroad. 1997. Manual Kapsitas Jalan di Indonesia (MKJI).
DJBM (Direktorat Jendral Bina Marga). 2010. Petunjuk Praktis Keselamatan Jalan Pada Zona Kerja Di Jalan.
FHWA (Federal Highway Adminitration). 2005. Developing and Implementing Transportation Management Plans for Work Zones.
FHWA (Federal Highway Adminitration). 2011, Work Zone Road Use Cost Concepts and Applications, Report FHWA-HOP-12-005
Gilcrist Andrew dan Allouche Erez N. 2005.Quantification of Social Costs Associated with Construction Project: State of the Art Review, Journal Tunneling and Undenground Space Technology. (20): 89-104, Enselvier.
Huen Ken, Ren Sabrina, Tighe Susan dan McCabe Brenda. 2006. Evaluastion of Workzone Strategies and User Delay Costs Associated with Strategies and Treatments, Annual Confrence of the Transportation Association of Canada Charlottetown, Prince Edward Island
Iskandar Erwin. 2005. Hubungan Kecepatan Kendaraan dengan Derajat Kejenuhan. Jurnal Balitbang, PU
725
Jiang Yi , Chen Huaxin, Li Shuo. 2010. Determination of Contarct Time and Incentive
and Disincentive Value of Highway Contruction Project, International Journal of Construction Education and Research, [6],285-302, Routledge Taylor & Francis Group
Matthews John C, Allouche Erez N 2010. A Social Cost Calculator for Utility Construction Project, Proceeding Paper F-4-03, NASTT-No-Dog Show 2010, Chicago Illinois.
MTI (Mineta Trasportation Institute). 2010. Improving Trasportation Construction Project Performance: Development of Model to Support the Decision-Making Process for Incentive/Disincentive Construction Projects, MTI Report 09-07