• Tidak ada hasil yang ditemukan

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4

PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS

1. PENDAHULUAN

Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang dokter juga dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai kondisi yang diderita pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan agar bisa menjadi materi acuan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang diperlukan seorang dokter.

Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada semester ini, mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam anamnesis, komunikasi, pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem keluhan reproduksi, kesehatan anak, dan pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan dipelajari keterampilan data demografi dan analisis SWOT, penyuluhan untuk promosi kesehatan, dan rekam medis dan rujukan.

2. TUJUAN BLOK

Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan dengan sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

a. Melakukan analisis data demografi dan analisis SWOT. b. Melakukan penyuluhan untuk promosi kesehatan. c. Melakukan pengisian data rekam medis dan rujukan.

3. PRAKTIK KETERAMPILAN

Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas analisis data demografi dan analisis SWOT, penyuluhan untuk promosi kesehatan, dan data rekam medis dan rujukan. Pada blok ini, masing-masing keterampilan dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing-masing-masing 3 jam.

4. PENILAIAN

a. Formatif

Prasyarat ujian :

 Kehadiran di skills lab : 100%

 Etika pada skills lab : sufficient (berbasis checklist) b. Sumatif, terdiri atas :

 NBL setiap keterampilan = 70  Nilai responsi skill: 20%  Pre test = 10 %

 Post test= 10%  OSCE = 60% c. Standar Penilaian

Penilaian Acuhan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan aturan institusi.

(2)

2

NILAI ANGKA NILAI HURUF KONVERSI IP

80-100 A 4 77-<80 A- 3,75 75-<77 B+ 3,5 70-<75 B 3 67-<70 B- 2,75 65-<67 C+ 2,5 60-<65 C 2 50-<60 D+ 1,5 40-<50 D 1 00-<40 E 0 d. Remediasi

Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan 1 kali remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal remedial OSCE Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali remediasi OSCE Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus, maka nilai yang diambil adalah nilai yang tertinggi.

5. TATA TERTIB

a. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skill lab 100% b. Ketidak hadiran mahasiswa hanya diperkenankan apabila:

1. Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter

2. Mendapat musibah/kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari orang tua/Wali 3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari Ketua Program

Studi/Pembantu Dekan/Dekan/Rektor

c. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan selain yang disebutkan di poin (b), maka mahasiswa akan mendapat nilai responsi nol (0) dan wajib mengganti jadwal skills lab.

d. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan seperti poin (b), maka mahasiswa wajib mengganti waktu skill lab/ujian dengan ketentuan administrasi yang telah ditetapkan oleh MEU

(3)

3

e. Bagi mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan seperti pada poin (b) maka wajib segera melapor ke bagian/lab/MEU pada saat hadir kembali ke kampus dan penggantian jadwal skill lab harus segera dilaksanakan secepatnya maksimal 3 hari setelah masuk kembali f. Pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE Komprehensif), mahasiswa harus sudah hadir

30 menit sebelum ujian dilaksanakan sesuai jadwal

g. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE Komprehensif) diatas 10 menit, maka tidak akan diperkenankan ikut ujian

h. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai di bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran, etika) i. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika maka dinyatakan tidak

lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya. j. TIM BLOK

Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes Dr. H. Syamsul Arifin, dr., M. Pd

Farida Heriyani, dr., MPH. Adenan, dr., M. Kes

Djalaludin, dr., PKK., M. Kes., Sp. PD (KKV) Alfi yasmina, dr., M. Kes., Ph. D

(4)

4 SKILL 1

DATA DEMOGRAFI dan ANALISIS SWOT

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, Demografi berarti ilmu kependudukan: ilmu tentang susunan, dan pertumbuhan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik. Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu Negara atau wilayah.

Demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan kualitatif manganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Data yang diperoleh untuk keperluan demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.

Sumber data demografi yaitu:

1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan formal seperti: pemilu)

2. Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT.

Seluruh data diusahakan merupakan data terakhir yang ada. Tiap data yang disajikan harus dianalisis akan memberikan kontribusi apa terhadap program/rencana kerja yang akan dilakukan. Data demografi suatu wilayah dapat dianalisis sehingga menjadi salah satu dasar untu pelaksanaan suatu program, khususnya program kesehatan. Analisis yang dikaji terhadap suatu data adalah analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu perencanaan program. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan perlu mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis untuk factor internal, sedangkan peluang dan ancaman merupakan analisis untuk factor eksternal.

Data demografi sebagai factor eksternal suatu wilayah terdiri dari: 1. Batas wilayah (disertai peta wilayah)

2. Keadaan tanah dan iklim

3. Jangkauan transportasi: wilayah terkait dapat dijangkau oleh jenis transportasi apa saja 4. Distribusi penduduk: kepadatan penduduk, pemerataan penduduk

5. Jumlah penduduk: berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan 6. Sarana dan prasarana: fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, jumlah RT dan RW, jumlah

(5)

5

Data demografi dan analisisnya dapat kita gunakan untuk program kerja kesehatan, seperti program Puskesmas. Puskesmas adalah unit organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Peranan puskesmas sangat strategis karena berada pada tingkat yang paling dekat dengan masalah kesehatan itu terjadi. Dengan demikian, kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk menganalisis besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya pemecahannya.

Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam lingkup jangkauan kemampuan puskesmas tentu akan lebih cepat ditangani. Di samping itu, pendekatan melalui puskesmas ini sangat murah karena biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan relatif dapat terjangkau.

Data-data dasar yang dimiliki Puskesmas sebagai factor internal antara lain: 1. Denah puskesmas

2. Sarana penunjang yang dimiliki 3. Sumber daya fisik

4. Sumber daya manusia 5. Jumlah posyandu dan kader 6. Jumlah dukun kampung (jika ada) 7. Sumber dana

8. Jumlah kunjungan

9. Penggunaan obat terbanyak 10. Sepuluh penyakit terbanyak 11. Upaya pokok puskesmas

Data dasar tersebut kemudian dianalisis berdasarkan system SWOT sehingga ditemukan masalah dasar yang mungkin ada. Data dasar yang dimiliki Puskesmas digunakan untuk pengembangan program yang dijalankan di Puskesmas.

Contoh penyajian data demografi dan analisi SWOT: wilayah kerja puskesmas Pemurus Baru Data eksternal:

1. Batas wilayah

Puskesmas Pemurus Baru terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mempunyai dua wilayah kerja yaitu Kelurahan Pemurus Baru dan Kelurahan Murung Raya dengan luas wilayah seluruhnya adalah 224 ha yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kelurahan Kelayan Dalam Sebelah selatan : Kelurahan Tanjung Pagar Sebelah barat : Kelurahan Kelayan Timur Sebelah timur : Kelurahan Pemurus Dalam

(6)

6

Peta wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

2. Keadaan tanah dan iklim: Keadaan tanah cukup subur dengan iklim yang berpengaruh adalah musim penghujan dan musim kemarau.

3. Jangkauan transportasi: Seluruh wilayah kerja dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 sepanjang musim.

4. Distribusi penduduk: Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin, jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Pemurus Baru tahun 2009 adalah 25.728 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2008 yang sejumlah 26.442 jiwa, telah terjadi penurunan jiwa sebesar 7,14% dan penyebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk wilayah kerja puskesmas Pemurus Baru yaitu sekitar 115 jiwa per hektar.

5. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin:

Tabel jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru berdasarkan jenis kelamin

Tahun Jumlah Total

Laki-laki Perempuan

2007 13.018 13.424 26.442

2008 15.113 15.249 30.362

2009 13.054 12.674 25.728

6. Jumlah penduduk berdasarkan usia:

Tabel jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru berdasarkan usia No. Golongan umur

(tahun) Tahun 2007 Tahun 2008

1 0-4 3.036 3.047 2 5-14 6.016 6.552 3 15-44 12.629 15.592 4 45-64 4.046 4.306 5 >65 715 865 Total 26.442 30.362

(7)

7 7. Jumlah penduduk berdasarkan agama:

Tabel jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru berdasarkan agama

No Agama Tahun 2007 Tahun 2008

1 Islam 25.003 28.769 2 Kristen katolik 580 646 3 Kristen protestan 626 710 4 Hindu 66 13 5 Budha 167 224 Total 26.442 30.362

8. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru No Tingkat Pendidikan Kel.

P.Baru Kel. M.Raya Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Belum sekolah

Tidak sekolah/ tidak pernah sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT 1.132 1.340 450 4.425 2.600 1.027 825 1.487 2.045 1.029 6.040 1.245 980 417 2.619 3.385 1.479 10.465 3.845 2.107 1.242 10,4 13,4 5,9 41,6 15,3 8,4 4,9 Total 11.799 13.243 25.142 100

9. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

No Mata Pencaharian Kel.P.Baru (orang) Kel.M.Raya (orang) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Petani Buruh/swasta Pegawai negeri Polri/TNI Lain-lain 1.918 2.522 1.495 420 4.131 1.578 2.823 1.607 219 8.429 3.495 5.345 3.102 639 12.560 13,9 21,3 12,3 2,5 49,9 Total 11.870 13.272 25.142 100

10. Fasilitas pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

No. Kelurahan Jumlah sekolah Guru UKS Dokter

kecil TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA Ponpes Ada Ditatar

1 2 Pemurus Baru Murung Raya 7 3 6 5 4 1 2 - 2 - 19 9 6 4 70 40 Jumlah 10 11 5 2 1 28 10 110

(8)

8

11. Jumlah fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

No Kelurahan

Fasilitas Kesehatan RS Pusk Pustu Praktek

Dokter Praktek Bidan Labkes Pus ling Poskesdes 1 2 Pemurus Baru Murung Raya - - 1 - - 1 3 - 4 5 1 - 2 2 1 1 Jumlah 1 1 3 9 1 4 2

12. Jumlah RT dan RW di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

Kelurahan Jumlah RT Jumlah RW

Pemurus Baru 42 12

Murung Raya 26 8

13. Jumlah kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

Kelurahan Jumlah kepala keluarga Jumlah rumah

Pemurus Baru 3.820 3.394

Murung Raya 2.754 2.603

14. Jumlah sarana umum di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru

Jenis Kel. Pemurus Baru Kel. Murung Raya Jumlah

Hotel 1 - - Salon 1 3 4 Mesjid 5 3 8 Langgar 15 13 28 TK 7 3 10 SD/sederajat 6 5 11 SMP/sederajat 4 1 5 SMU/sederajat 2 - 2 Pondok pesantren 2 - 2 Kantor 1 1 2 Puskesmas 1 1 2 Pasar 1 - 1

Tempat pengelolaan makanan 27 7 34

(9)

9 Data internal:

Contoh data dasar Puskesmas Pemurus Baru Banjarmasin: 1. Denah Puskesmas

Lantai 1 Lantai 2

Lantai 1: loket, balai pengobatan, ruang tunggu, KIA, gizi Lantai 2: aula, gudang, KIA, MTBS, laboratorium, P2M 2. Sarana penunjang puskesmas

No Sarana Penunjang Jumlah Kondisi

1 Bangunan puskesmas induk 1 Baik

2 Bangunan puskesmas pembantu 1 Baik

3 Kendaraan roda dua 1 Baik

4 Kendaraan roda empat 1 Baik

5 Ranjang periksa 3 Baik

6 Meja periksa 5 Baik

7 Sterilisator uap 1 Baik

8 Sterilisator listrik 1 Baik

9 Imunisasi kit 1 Baik

10 Vaccien carrier 7 Baik

11 Tensi meter 3 Baik

12 Reflex hammer 1 Baik

13 Snellen chart 1 Baik

14 Tonometri 1 Baik

15 Ischihara test 1 Baik

16 Timbangan badan biasa 3 Baik

17 Lemari es 2 Baik

18 THT kit 1 Baik

19 BP kit 1 Baik

20 Mikroskop 1 Baik

(10)

10

22 Emergency kit 1 Baik

23 Laboratorium sederhana Lengkap Baik

24 Peralatan gigi Lengkap Baik

25 Peralatan kia Lengkap Baik

26 Mortir 2 Baik

3. Sumber daya fisik

No Fasilitas Kondisi Jumlah

1 Rg. Loket/kartu Baik 1

2 Rg. Poli umum Baik 1

3 Rg. Poli anak/MTBS Baik 1

4 Rg. KIA/KB Baik 1

5 Rg. Poli gigi Baik 1

6 Rg. Konsultasi gizi Baik 1

7 Rg. Apotek Baik 1

8 Rg. Imunisasi Baik 1

9 Rg. Kesling Baik 1

10 Rg. P2M Baik 1

11 Rg. Tata usaha Baik 1

12 Rg. Laboratorium Baik 1

13 Rg. Serba guna Baik 1

14 Rg. Kepala puskesmas Baik 1

15 Rg. Tunggu pasien Baik 2

16 WC Baik 2

17 Gudang Apotik Baik 1

(11)

11 4. Sumber daya manusia

No. Jenis tenaga Puskesmas Pemurus

Baru Pustu Murung Raya Desa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dokter umum Dokter gigi Sarjana kesehatan masyarakat Perawat: - SR - SPK - D III keperawatan Bidan : - Bidan - D III kebidanan Perawat Gigi - SPRG

- DIII kesehatan gigi (AKG) Sanitarian: - APK/penilik kesehatan Petugas gizi: - D III gizi Asisten apoteker Analis laboratorium Pekarya kesehatan TKS gizi 2 1 1 - 4 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 Jumlah 25 4 2

5. Jumlah posyandu dan kader

No. Kelurahan Jumlah

posyandu Jumlah kader (orang) Jumlah kader yang aktif (orang) 1 Pemurus Baru 7 36 36 2 Murung Raya 7 33 33 Total 14 69 69

6. Jumlah dukun kampung

No. Nama Umur Wilayah Aktif Terlatih

1. Sumiah 49 th Murung Raya RT 29 Ya Ya

2. Inah 53 th Pemurus Baru RT 29 Tidak Tidak

3. Hj. Asiah 57 th Murung Raya RT 8 Ya Ya

4. Noorsiah 48 th Murung Raya RT 9 Ya Ya

5. Mama Ani 49 th Murung Raya RT 22 Ya Tidak

(12)

12

7. Sumber dana: Sumber dana puskesmas berasal dari Anggaran Dana Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kota Banjarmasin berupa Proyek Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PPKM) yang digunakan untuk menunjang program-program puskesmas.

8. Jumlah kunjungan

No. Bulan/tahun Puskesmas Puskesmas pembantu Total

1 Januari 2010 1.304 468 1.772 2 Februari 2010 1.041 520 1.561 3 Maret 2010 1.257 673 1.930 4 April 2010 1.139 652 1.791 5 Mei 2010 1.071 654 1.725 6 Juni 2010 1.200 690 1.890 7 Juli 2010 1.104 654 1.758 8 Agustus 2010 1.049 684 1.733 9 September 2010 928 516 1.444 10 Oktober 2010 1.102 655 1.757 Total 12.374 6.787 19.161

9. Sepuluh penyakit terbanyak

No. Nama penyakit Jumlah

1 ISNA 2.832 2 Hipertensi 1.681 3 Penyakit kulit 1.155 4 Gastritis 1.148 5 Artritis 1.037 6 Batuk 738 7 Sakit kepala 726

8 Gangguan gigi dan jaringan lainnya 547

9 ISPA bawah 479

10 Demam 451

10. Penggunaan obat terbanyak

No. Nama obat Jumlah

1 Paracetamol tab 500 mg 45.805

2 CTM tab 4 mg 29.457

(13)

13

4 Vit B1 (Tiamin HCl monohidrat) tab 50 mg 20.102 5 Antacid DOEN tablet kombinasi 17.859 6 Gliceil guaiacolat tab 100 mg 16.045

7 Vit B12 tab 16.037

8 Dexametason tab 0,5 mg 14.401

9 Vit C (asam ascorbat) tab 50 mg 13.273

10 Amoxicillin kaplet 500 mg 11.202

11 Vit B6 (Piridoksin hcl) tab 10 mg 9083

12 Reserpin tab 0,25 mg 8065

13 Antalgin (metampiron) tab 500 mg 7461

14 Asam Mefenamat caps 500 mg 5971

15 Kalk (Kalsium Laktat) tab 500 mg 5244 11. Upaya pokok Puskesmas

Upaya pokok yang dilaksanakan di puskesmas Pemurus Baru tahun 2010 adalah sebagai berikut:

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN

1 Unit pencegahan dan pemberantasan penyakit a. Imunisasi b. Surveilans c. TB d. Diare e. Malaria f. ISPA g. Kusta h. DBD Berjalan 2 Gizi a. Pemberian Fe 1 b. Pemberian Fe 3

c. Pemberian vitamin A bulan Februari

d. Pemberian vitamin A bulan Agustus

e. Pemberiaan obat cacing untuk kelas 1 SD/MI

f. Penimbangan bayi dan anak balita

g. Pemberian kapsul yodium h. Pengukuran LILA pada WUS

Berjalan

3 Kesehatan ibu dan anak (KIA)

a. K1 b. K4

(14)

14

c. Persalinan oleh tenaga kesehatan

d. Pemeriksaan neonatus

e. Resiko tinggi yang dibantu tenaga kesehatan

f. Resiko tinggi yang dibantu masyarakat

4 Promosi kesehatan (Promkes)

a. Penyuluhan kelompok b. Siaran keliling

c. Pemantauan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) d. Kader dibina

Berjalan

5 Kesehatan lingkungan (Kesling)

a. Pengawasan perumahan dan lingkungan pemukiman

b. Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB)

c. Pengawasan Jamban keluarga (JAGA)

d. Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

e. Pengawasan Tempat Penjualan Makanan (TPM)

f. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)

g. Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) h. Pengawasan Tempat Penjualan

Pestisida (TP2) Berjalan 6 Pengobatan a. Laboratorium b. Apotik c. Loket d. Poli Umum e. Poli Gigi f. Poli Anak g. Poli KIA + KB Berjalan

7 Pengembangan a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

b. Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)

Berjalan

8 Kinerja Non Keuangan a. Posyandu

b. Puskesmas keliling

(15)

15 Analisis SWOT yang digunakan adalah:

Data internal Strengths  Memiliki sumber daya fisik yang memadai dalam kondisi baik

 Memiliki program kerja yang berjalan baik

 Masih ada ruangan si Puskesmas yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan dalam ruangan

 Sarana penunjang yang lengkap sehingga tiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan dan kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal

 Memiliki banyak ruangan yang produktif sehingga memiliki kesempatan untuk memberikan pelayanan sesuai bidang keahlian masing-masing

 Jenis tenaga kesehatan sudah cukup lengkap, sehingga tim tenaga kerja Puskesmas dapat memegang program sesuai bidang keahliannya masing-masing agar program dapat berjalan dengan baik

Weaknesses  Dilihat dari denah ruangan Puskesmas, penyusunan lokasi untuk poli MTBS di lantai 2 sehingga bayi/anak yang mau berobat harus ke lantai 2

 tidak ada dokter untuk memberikan pelayanan di Puskesmas Pembantu

Data eksternal opportunities  Akses Transportasi di wilayah kerja puskesmas tersedia dan cukup mudah dijangkau.

 Jumlah penduduk paling banyak adalah usia produktif

 Terdapat beberapa fasilitas pendidikan dari pendidikan dasar hingga menengah yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat

 Terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang dapat membantu dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat kelurahan Pemurus Baru dan Murung Raya

 Memiliki banyak fasilitas umum yang dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan program Puskesmas

 Penduduk usia produktif dapat diberdayakan untuk beberapa kegiatan sehingga dapat mengembangkan diri dan wilayahnya

 Kondisi tanah yang subur dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian sehingga dapat sebagai mata pencaharian atau pengembangan tanaman obat

(16)

16 keluarga

 Masyarakat memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih bervariasi dan merata

 Kesempatan masyarakat untuk bersekolah cukup besar hingga tingkat menengah

 Jumlah posyandu yang memadai dan kader yang selalu aktif dalam setiap kegiatan posyandu dapat menjadi perpanjangtanganan pihak Puskesmas, sehingga posyandu dan kadernya dapat diberdayakan dalam menunjang program Puskesmas

Threats  Tingkat sosial ekonomi masyarakat secara umum menengah ke bawah (bekerja sebagai buruh)

 Jika program penyuluhan/promosi kesehatan tidak dijalankan dnegan baik, maka tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan program akibat kurangnya pengetahuan masyarakat

 Jika program bantuan untuk masyarakat miskin tidak disediakan maka masyarakat sosial ekonomi rendah akan kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan dari segi biaya

 Beberapa fasilitas umum yang ada dapat menjadi sumber penularan penyakit jika tidak diawasi dan dikelola dengan baik (pasar, tempat pengolahan makanan)

 penyakit infeksi menduduki peringkat teratas

 Adanya dukun kampung dapat dinilai sebagai kelemahan, karena masyarakat yang tingkat pengetahuannya rendah dapat memilih dukun kampung sebagai tempat memeriksakan kehamilan dan meminta bantuan persalinan. Tenaga dukun kampung tersebut memiliki risiko meningkatkan kesakitan dan kematian ibu hamil dan melahirkan.

 Penyakit ISNA merupakan penyakit terbanyak yang didata dari kunjungan pasien, jika tidak diatasi secara menyeluruh maka akan menimbulkan komplikasi yang lebih berat bagi penderita

O T

S Intervensi SO Intervensi ST

(17)

17

CHECKLIST ANALISIS SWOT

NO KETERANGAN 0 1 2

I Mengidentifikasi data eksternal puskesmas dan menganalisisnya 1 Menganalisis data tentang Batas wilayah

2 Menganalisis peta wilayah

3 Menganalisis Keadaan tanah dan iklim 4 Menganalisis Jangkauan transportasi 5 Menganalisis kepadatan penduduk

6 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin 7 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan usia

8 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan agama

9 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan 10 Menganalisis jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

11 Menganalisis jumlah fasilitas pendidikan 12 Menganalisis jumlah fasilitas kesehatan 13 Menganalisis jumlah RT dan RW 14 Menganalisis jumlah kepala keluarga 15 Menganalisis jumlah sarana umum

II Mengidentifikasi data internal puskesmas dan menganalisisnya 1 Menganalisis Denah puskesmas

2 Menganalisis Sarana penunjang yang dimiliki 3 Menganalisis Sumber daya fisik

4 Menganalisis Sumber daya manusia 5 Menganalisis Jumlah posyandu dan kader 6 Menganalisis Jumlah dukun kampung (jika ada) 7 Menganalisis Sumber dana puskesmas

8 Menganalisis Jumlah kunjungan puskesmas 9 Menganalisis Sepuluh penyakit terbanyak 10 Menganalisis Penggunaan obat terbanyak 11 Menganalisis Upaya pokok puskesmas III Melakukan analisis kekuatan

IV Melakukan analisis kelemahan V Melakukan analisis kesempatan VI Melakukan analisis ancaman VII Melakukan anlisis SO VIII Melakukan anlisis ST IX Melakukan anlisis WO

X Melakukan anlisis WT KETERANGAN:

0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah 1 dikerjakan tapi kurang tepat

(18)

18 SKILL 2

PENYULUHAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah Kombinasi antara pendidikan kesehatan (penyuluhan) dan intervensi-intervensi yang bersifat organisasi, politik dan ekonomi yang didesain untuk memfasilitasi perubahan perilaku dan lingkungan untuk meningkatkan (status) kesehatan (Green, 1980).

Tujuan promosi kesehatan adalah:

1. Mendukung perencanaan pembuatan kebijakan kesehatan: Banyak permasalahan kesehatan yang bisa diatasi melalui intervensi kebijakan

2. Menciptakan kondisi tempat tinggal dan tempat kerja yang aman dan kondusif untuk perilaku sehat

3. Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sehingga Memiliki kemampuan untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan

4. Mengembangkan keterampilan individu: Selain meningkatkan pengetahuan juga diperlukan sikap yang positif dan latihan keterampilan untuk individu

5. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang menekankan aspek preventif dengan Lebih memperhatikan budaya lokal, karena setiap daerah memiliki keunikan tersendiri sehingga bisa membutuhkan pendekatan yang berbeda

Promosi kesehatan memiliki beberapa metode. Faktor yang menentukan pemilihan metode:

 waktu pelaksanaan

 peserta/sasaran: norma budaya kelompok sasaran, hubungan di antara peserta (saling mengenal/tidak)

 lingkungan: Ukuran ruang, Tata letak/layout ruang, Kenyamanan ruang (suhu), Pencahayaan, Tempat duduk, pengaruh dari luar, Refreshments

 hasil yang diharapkan: menjadikan metode yang nyaman untuk proses pembelajaran peserta

 keefektivan metode yang digunakan

 biaya yang diperlukan

 materi yang ingin disampaikan

 tipe media pendukung yang memungkinkan

Metode-metode yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan adalah:

1. Fokus pada individu: untuk edukasi pada pasien, konseling, atau motivasi materi tertentu 2. Focus pada kelompok: Bertujuan untuk transmisi ilmu pengetahuan agar terjadi perubahan

perilaku

 Metode didaktik: diskusi, seminar, konferensi/video konferensi

 Metode eksperiensial: pelatihan, modifikasi gaya hidup (latihan untuk gaya hidup tertentu seperti berhenti merokok, mengatur diet, olahraga dll), problem solving, peer group discussion untuk berbagi pengalaman, roleplay, simulasi,

3. Menggunakan media massa:

 menempatkan pesan di berbagai media massa dengan/tanpa biaya

 dengan memanfaatkan jenis hiburan tertentu untuk menyelipkan pesan tertentu (wayang, sinetron, film dan lain-lain)

(19)

19 Media pendukung yang digunakan adalah:

1. Lembar balik: materi yang disampaikan terdiri dari urutan tertentu, atau untuk materi yang perlu disampaikan dalam waktu singkat

2. Poster: pesan yang disampaikan secara visual 3. Stiker: pesan pendek

4. DVD/CD: materi yang ingin disampaikan menggunakan multimedia, bersifat atraktif, praktis dan mudah digunakan

5. Radio: interaktif, informatif, murah, dapat untuk menimbulkan kepedulian 6. Majalah: untuk mempengaruhi lapisan masyarakat yang luas,

Langkah-langkah melaksanakan promosi kesehatan yaitu:

1. Fase 1: menentukan masalah yang ada di masyarakat (diagnosis komunitas)

2. Fase 2: menganalisis data epidemiologi (data primer/sekunder di Puskesmas, RS, kecamatan dan lain-lain). Dapat dengan membawa/menunjukkan data tersebut

3. Fase 3: menentukan factor risiko perilaku masyarakat dan lingkungan yang mungkin menimbulkan masalah kesehatan yang ada (data/observasi/wawancara)

4. Fase 4: menentukan tingkat pendidikan/pengetahuan msyarakat dan lembaga/instansi apa saja yang mungkin terlibat dalam menangani masalah yang terjadi (data)

5. Fase 5: perencanaan promosi kesehatan, terdiri dari tujuan, sasaran, metode, waktu pelaksanaan, media pendukung yang digunakan, materi yang ingin disampaikan, dana

6. Fase 6: pelaksanaan sesuai rencana dengan membuat/membawa media yang telah dipilih Contoh:

1. Fase 1: diagnosis komunitasnya adalah ASI eksklusif masih belum dilaksanakan masyarakat dengan baik

2. Fase 2: berdasarkan data jumlah ibu yang memiliki anak kurang dari 6 bulan dan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif ternyata belum mebcapai target

3. Fase 3: factor risiko yang mungkin menjadi penyebab adalah tingkat pendidikan masyarakat secara umum dan ibu secara khusus

4. Fase 4: tingkat pendidikan masyarakat paling banyak lulus SD, lembaga lain yang terkait adalah PKK

5. Fase 5: perencanaan

 Tujuan: meningkatkan capaian ASI eksklusif

 Sasaran: seluruh ibu ynag ada di eilayah kerja Puskesmas

 Metode: ceramah dan diskusi

 Waktu pelaksanaan: terdiri dari beberapa kali pelaksanaan disesuaikan jadwal PKK di masing-masing kelurahan

 Media pendukung: lembar balik dan video

 Materi yang ingin disampaikan: pengertian ASI eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, cara memberikan yang benar, alternative pemberian ASI untuk ibu yang bekerja

 Dana: dana BOK Puskesmas 6. Fase 6: pelaksanaan

(20)

20

CHEKCLIST PENYULUHAN

NO KETERANGAN 0 1 2

A SEBELUM PENYULUHAN

1 Mengkaji kebutuhan masyarakat

2 Menentukan masalah komunitas, dengan memperhatikan : a. data epidemiologi (berbasis data)

b. factor risiko dari masyarakat/individu di masyarakat dan/atau lingkungan (data/observasi/wawancara)

c. tingkat pendidikan masyarakat (berbasis data) 3 Menyusun perencanaan penyuluhan

(a) Menetapkan tujuan (b) Penentuan sasaran

(c)Menentukan pendekatan penyuluhan (d) Menyusun materi / isi penyuluhan (e) Memilih metoda dan teknik yang tepat (f)Menentukan waktu dan tempat penyuluhan

(g) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan (h) Penentuan kriteria evaluasi

9i) Menentukan sumber dana B SAAT PENYULUHAN

1 Mengecek segala persiapan secara keseluruhan serta peralatan yang sudah dipersiapkan

2 a.Menjelaskan tujuan demonstrasi.

b. Menciptakan suasana akrab dengan penampilan sikap yang ramah, sopan, dan memikat.

c. Menjelaskan materi yang akan didemonstrasikan dengan memperlihatkan ilustrasi melalui alat-alat yang dipakai secara teliti dan benar.

d. Memberikan tekanan yang dianggap penting dengan cara mengulang-ulang agar sasaran benar-benar mengerti dan mudah mengingatnya.

e. Memberikan kesempatan kepada beberapa orang sasaran untuk mendemonstrasikannya seperti apa yang telah diperagakan oleh penceramah.

f. Memberikan kesempatan untuk Tanya jawab

2 Melaksanakan penyuluhan dengan baik sesuai rencana

- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai sasaran

(21)

21 - Informatif sesuai tujuan

- Menarik, tidak membosankan

- Media/sarana pendukung sesuai dengan materi C SETELAH PENYULUHAN

a. Menilai kekurangan penyuluhan yang sedang dilakukan b. Menilai kepuasaan pendengar terhadap penyuluhan yang

sudah dilakukan KETERANGAN:

0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah 1 dikerjakan tapi kurang tepat

(22)

22 SKILL 3 REKAM MEDIS

DEFINISI

Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

Isi Rekam Medis

a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.

b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.

Jenis Rekam Medis

a. Rekam medis konvensional b. Rekam medis elektronik Manfaat rekam medis

A. Pengobatan Pasien: Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

B. Peningkatan Kualitas Pelayanan: Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

C. Pendidikan dan Penelitian: Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

D. Pembiayaan: Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

(23)

23

E. Statistik Kesehatan: Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik: Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang: - hari/tanggal/jam - identitas pasien; - anamnesis - pemeriksaan fisik; - diagnosis/masalah; - rencana penatalaksanaan - tindakan/pengobatan;

- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat: - hari/tanggal/jam - identitas pasien; - anamnesis - pemeriksaan; - pemeriksaan penunjang - diagnosis/masalah; - rencana penatalaksanaan - tindakan/pengobatan;

- persetujuan tindakan medis (bila ada); - observasi klinis dan hasil terapi/tindakan

- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. - ringkasan pulang

- nama dan tanda tangan dokter yang menangani dan mengijinkan pulang C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis

Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.

Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya. Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

(24)

24

Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).

Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya.

Kepemilikan Rekam Medis

Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.

Penyimpanan Rekam Medis

Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun.

Pengorganisasian Rekam Medis

Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (saat ini sedang direvisi) dan pedoman pelaksanaannya

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan

Untuk Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan tahap Rekam Medis dilakukan oleh pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi profesi.

ASPEK HUKUM, DISIPLIN, ETIK DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS

A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti: Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di pengadilan.

B. Kerahasiaan Rekam Medis: Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.

C. Sanksi Hukum: Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(25)

25

Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien.

D. Sanksi Disiplin dan Etik: Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI).

Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :

a. Pemberian peringatan tertulis.

b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.

c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).

REKAM MEDIS KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN (MIK)

Di bidang kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat waktu.

Dengan berkembangnya evidence based medicine dimana pelayanan medis yang berbasis data sangatlah diperlukan maka data dan informasi pelayanan medis yang berkualitas terintegrasi dengan baik dan benar sumber utamanya adalah data klinis dari rekam medis. Data klinis yang bersumber dari rekam medis semakin penting dengan berkembangnya rekam medis elektronik, dimana setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari sistem/manajemen informasi kesehatan. Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat.

Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi.

Agar data di rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan standar universal yang meliputi :

(26)

26

b. keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD c. kerahasiaan dan keamanan data

Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai :

a. alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis.

b. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit

c. Masukan untuk menghitung biaya pelayanan d. Bahan untuk statistik kesehatan

(27)

27

STATUS PASIEN RAWAT JALAN 1. Hari/tanggal/jam : 2. identitas pasien Nama pasien : Jenis kelamin : Usia : Alamat : Agama : Pekerjaan : Suku : 3. Anamnesis : 4. pemeriksaan fisik kepala/leher : thorak : abdomen : ekstremitas : system saraf : kelenja geta bening :

lain-lain :

5. diagnosis/masalah

6. rencana penatalaksanaan : 7. tindakan/pengobatan :

(28)

28

STATUS PASIEN RAWAT INAP 1. Hari/tanggal/jam : 2. identitas pasien Nama pasien : Jenis kelamin : Usia : Alamat : Agama : Pekerjaan : Suku : 3. Anamnesis : 4. pemeriksaan fisik kepala/leher : thorak : abdomen : ekstremitas : system saraf : kelenja geta bening :

lain-lain :

5. pemeriksaan penunjang 6. diagnosis/masalah

7. rencana penatalaksanaan : 8. tindakan/pengobatan :

9. persetujuan tindakan medis (bila ada): 10. observasi klinis dan hasil terapi/tindakan:

11. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien: 12. ringkasan pulang :

(29)

29

CHECKLIST REKAM MEDIS RAWAT JALAN

NO KETERANGAN 0 1 2

1 Mencatat hari/tanggal/jam 2 Mencatat identitas pasien 3 Mencatat hasil anamensis

4 Mencatata hasil pemeriksaan fisik secara menyeluruh 5 Mencatata diagnosis pasien

6 Mencatat rencana penatalaksanaan 7 Mencatat tindakan/pengobatan

8 Mencatat pelayanan lain yang diberikan kepada pasien 9 Menulis dokumentasi pasien dengan baik

KETERANGAN:

0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah 1 dikerjakan tapi kurang tepat

2 dikerjakan dengan baik dan benar

CHECKLIST REKAM MEDIS RAWAT INAP

NO KETERANGAN 0 1 2

1 Mencatat hari/tanggal/jam 2 Mencatat identitas pasien 3 Mencatat hasil anamensis

4 Mencatata hasil pemeriksaan fisik secara menyeluruh 5 Mencatata diagnosis pasien

6 Mencatat rencana penatalaksanaan 7 Mencatat tindakan/pengobatan

8 Meminta persetujuan tindakan medis (bila ada) 9 Mencatat observasi klinis dan hasil terapi/tindakan 10 Mencatat pelayanan lain yang diberikan kepada pasien 11 Mencatat ringkasan pulang

12 Menulis nama dan tanda tangan dokter yang menangani dan mengijinkan pulang

13 Menulis dokumentasi pasien dengan baik KETERANGAN:

0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah 1 dikerjakan tapi kurang tepat

(30)

30

SISTEM RUJUKAN KESEHATAN

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan.

Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Yang dimuat dalam surat rujukan (formulir terlampir) adalah:

 Identitas pasien

 Anamnesis singkat

 Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan penunjang yng sudah dilakukan

 Diagnosis banding dan diagnosis kerja

 Terapi yang telah diberikan

 Tanda tangan dokter pengirim

(31)

31 Prosedur standar merujuk pasien

a.prosedur klinis

1. Melakukan anamesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.

2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus 3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan

4. untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis / paramedis yang berkompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien

5. apabila pasien diantar dengan kendaraan puskesmas keliling atau ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.

b.Prosedur Administratif

1. dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan 2. membuat catatan rekam medis pasien YANG MELIPUTI:

a. Identitas

b. Anamneisis singkat c. Pemeriksaan fisik d. Diagnosis

e. Tindakan yang telah diberikan f. Tanda tangan surat rujukan

3. memberi informed consent (persetujuan / penolakan rujukan)

4. membuat surat rujukan pasien rangkap 2 lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.Mencatat identitas pasien pada buku regist rujukan pasien.

5. menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat rujukan.

6. pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan

(32)

32 SURAT RUJUKAN ………, ……….. Kepada Yth. TS. Dokter ahli………. RS………. Di tempat

Mohon pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut untuk penderita: Nama pasien : Usia : Jenis kelamin : Alamat : Anamnesis: Pemeriksaan fisik: Diagnosis sementara: Terapi yang telah diberikan:

Pelayanan kesehatan pengirim:

Salam sejawat,

(33)

33

CHECLIST SURAT RUJUKAN

NO KETERANGAN 0 1 2

Melakukan prosedur klinis

1 Menanyakan identitas pasien dan mencatatnya 2 Mencatat anamnesis yang telah dilakukan 3 Mencatat pemeriksaan fisik

Mencatat pemeriksaan penunjang 4 Mencatat diagnosis pasien

5 Mencatat tindakan/pengobatan yang telah diberikan (pra rujukan)

6 Menulis unit rujukan

7 Menentukan pendamping saat merujuk (untuk kasus gawat darurat)

8 Menandatangani surat rujukan Prosedur administratif

1 Membuat rekam medis yang lengkap

2 Meminta informed concent untuk rujukan atau penolakan 3 Membuat surat rujukan 2 lembar

4 Menyiapkan transportasi KETERANGAN:

0 tidak dikerjakan atau dikerjakan tapi salah 1 dikerjakan tapi kurang tepat

2 dikerjakan dengan baik dan benar

Gambar

Tabel jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru berdasarkan jenis kelamin
Tabel jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru berdasarkan agama

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama kemas ulang informasi adalah untuk menyajikan informasi ke dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut lebih dapat diterima, lebih mudah dimengerti,

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, modifikasi pengurutan proses dan algoritma proses pada teknik face tracking menggunakan metode

melakukan registrasi sidik jari terhadap seluruh pegawai ASN dilingkungan unit kerja masing-masing ke dalam mesin absensi sidik jari pada awal penggunaan dan/ atau

The HRDM Officer and the management can be assisted in their decision making activities with seven statistical reports both presented in tabular and graphical

016 Jumlah Lembaga Pendidikan Keagamaan Katolik Tingkat Dasar dan Menengah yang mendapat bantuan Sarana Prasarana [buku perpustakaan]. 017 Jumlah PTAKS

Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan diri organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan tersebut harus dapat

Dengan kedatangan Islam itu maka bertemulah dua tatanan kehidupan di dalam masyarakat Mandailing yang masing-masing menuntut kepatuhan dari penganut/pendukungnya, yang

service yang ditawarkan, dimana adanya tuntutan pelanggan terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan, kepercayaan terhadap perusahaan kurang, kurangnya pengetahuan akan