• Tidak ada hasil yang ditemukan

K E B I J A K A N P E R E N C A N A A N A N G G A R A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "K E B I J A K A N P E R E N C A N A A N A N G G A R A N"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

K E B I J A K A N P E R E N C A N A A N A N G G A R A N

J a k a r t a , 3 1 A g u s t u s 2 0 2 0 BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI

SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(2)

OUTLINE

PENGESAHAN DIPA 5

PENELITIAN - REVIU - PENELAAHAN RKA-K/L 4

PENYUSUNAN RENJA K/L - RKA-K/L 3

TRILATERAL MEETING 2

SIKLUS PERENCANAAN ANGGARAN TAHUNAN 1

(3)

PROSES PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2017

TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

PENELAAHAN RKA-K/L PENELITIAN & REVIU

RKA-K/L

RAPAT TERBATAS

CATATAN PENELITIAN DAN REVIU

CATATAN PENELAAHAN

Reviu Angka Dasar Penyusunan Pagu Indikatif

Rancangan RENJA K/L SB PAGU INDIKATIF

Rancangan Awal RKP

Dokumen DIPA SB PAGU

ANGGARAN ALOKASI

ANGGARAN TRILATERAL

MEETING

Nota Keuangan dan RAPBN Peraturan Presiden

Tentang RKP (Paling Lambat Juni) MUSRENBANGNAS

Agenda Pemrograman dan Penganggaran TahunanRealisasi Pemrograman dan Penganggaran TA 2021

MUSRENBANGNAS (30 April – 11 Mei 2020)

SB PAGU INDIKATIF TA 2021 (08 Mei 2020)

TRILATERAL MEETING (28 Mei - 12 Juni 2020) KONSULTASI

REGIONAL Output: Baseline dan Stok Program Kementerian PUPR

Tahun 2021

Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan

(BAPPENAS, Paling Lambat Januari)

Pengisian aplikasi KRISNA RENSTRA/RENJA

Rancangan RENJA K/L

Penyampaian RKA-K/L

(4)

JADWAL (TENTATIF) PENYELESAIAN RKA-K/L TA 2021

(Penyesuaian Pagu Anggaran TA 2021)

Agustus Minggu

IV

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Minggu I

Minggu II 1 Perbaikan/penyesuaian data Renja Kementerian PUPR TA 2021

(sesuai Penyesuaian Pagu Anggaran TA 2021 dan hasil TM)

2 Penajaman/pendetailan RKA-K/L TA 2021 oleh masing-masing unit organisasi

3 Finalisasi KAK/RAB paket-paket pekerjaan

4 Penelitian awal RKA-K/L TA 2021 oleh masing-masing unit organisasi yang dilaksanakan paling lambat satu minggu sebelum penelitian/reviu oleh Setjen/APIP

5 Penelitian/reviu RKA-K/L TA 2021 oleh Setjen/APIP:

- Itjen, BPIW, DJPI, Setjen

- DJBK, BPSDM

- DJSDA, DJBM, DJCK, DJP

Oktober

No. Kegiatan

September

(5)

Sumber: Paparan Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam Musrenbangnas 2020 5

T E M A D A N P R I O R I T A S N A S I O N A L R K P 2 0 2 1

Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial

• Pemulihan Industri, Pariwisata dan Investasi

• Reformasi Sistem Kesehatan Nasional

• Reformasi Sistem Jaring Pengaman Nasional

• Reformasi Sistem Ketahanan bencana FOKUS PEMBANGUNAN

PN 1 Ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadlian

PN 2 Pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan

PN 3 SDM berkualitas dan berdaya saing

PN 5 Infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar

PN 4 Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan

PN 6 Lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan perubahan iklim

PN 7 Stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik

Prioritas Nasional (PN) terkait Kementerian PUPR

AGENDA PEMBANGUNAN TEMA RKP 2021

(6)

KEBIJAKAN UMUM DAN FOKUS BELANJA K/L

DIARAHKAN UNTUK MELANJUTKAN UPAYA PEMULIHAN SOSIAL-EKONOMI DAN MENDORONG REFORMASI BELANJA DALAM RANGKA PENYEHATAN FISKAL SEKALIGUS PENGUATAN EFEKTIVITAS BELANJA

(7)

7

KEBIJAKAN BELANJA PEGAWAI

U N T U K M E N D O R O N G B I R O K R A S I Y A N G M A M P U B E R G E R A K D I N A M I S D A L A M R A N G K A M E N D U K U N G P E R C E P A T A N P E M U L I H A N E K O N O M I

(8)

KEBIJAKAN BELANJA BARANG

T A H U N 2 0 2 0 T U M B U H N E G A T I F S E I R I N G D E N G A N P E N G E N D A L I A N B E L A N J A D A N M E N J A D I B A S I S P E R H I T U N G A N T A H U N 2 0 2 1

(9)

9

KEBIJAKAN BELANJA MODAL

U N T U K M E N D U K U N G D I G I T A L I S A S I D A N M E N D O R O N G P E R C E P A T A N P E M U L I H A N

Sumber: Kementerian Keuangan, Panja Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

(10)

ANGGARAN BIDANG INFRASTRUKTUR

(11)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DILANJUTKAN DENGAN PENAJAMAN PADA PELAYANAN DASAR DAN KONEKTIVITAS

Sumber: Kementerian Keuangan, Panja Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat

(12)

PERKEMBANGAN PROGRAM PENGELOLAAN BELANJA LAINNYA

(13)

REDISAIN PROGRAM TA 2021

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SETJEN ITJEN BPSDM BPIW DJBK

PROGRAM EKSISTING

DJPI DJCK DJP DJSDA DJBM

REDESAIN PROGRAM

• Program Dukungan Manajemen

• Program Peningkatan Sarpas ASN KemenPUPR Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PUPR

Program Pengembangan SDM Bidang PUPR

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Program Pembinaan Konstruksi

Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan

Program Pengembangan Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Program Pengembangan Perumahan

• Program Pengelolaan Sumber Daya Air

• Program Pengendalian Lumpur Sidoarjo Program Penyelenggaraan Jalan

• Program Dukungan Manajemen

• Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

• Program Dukungan Manajemen

• Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

• Program Dukungan Manajemen

• Program Perumahan dan Kawasan Permukiman

• Program Dukungan Manajemen

• Program Perumahan dan Kawasan Permukiman

• Program Dukungan Manajemen

• Program Perumahan dan Kawasan Permukiman

• Program Dukungan Manajemen

• Program Ketahanan Sumber Daya Air

• Program Dukungan Manajemen

• Program Infrastruktur Konektivitas Program Dukungan Manajemen

Program Dukungan Manajemen

Program Dukungan Manajemen

5 PROGRAM (2021) 13 PROGRAM (2020)

Dasar Redesain Program:

• Visi – Misi Presiden dan 5 Fokus Prioritas Pembangunan Tahun 2020-2024

• 7 Agenda Pembangunan dalam RPJMN 2020-2024

• Tugas & Fungsi Kementerian PUPR berdasarkan Perpres 27/2020 & Permen PUPR 13/2020

(14)

KRONOLOGIS PAGU ANGGARAN TA 2021

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERPRES 78/2019

Rincian APBN TA 2020 SB MENTERI PPN/

KEPALA BAPPENAS &

MENTERI KEUANGAN SURAT

MENTERI PUPR Kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan

Rp.

115,58

Triliun

Rp.

120,22

Triliun

Rp.

140,33

Triliun

1 3 4

DIPA AWAL

TA 2020 USULAN PAGU

INDIKATIF 2021

PAGU INDIKATIF 2021

KEP. MENKEU 189.1/KMK.02/2020 Perubahan atas Rincian

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2020

Rp.

75,63

Triliun

2

DIPA REVISI TA 2020

Realokasi Anggaran Rp.44,59

Triliun

13 NOVEMBER 2019 15 APRIL 2020 18 MARET 2020 8 MEI 2020

Rp.

149,81

Triliun

5

PAGU ANGGARAN 2021

SB MENTERI PPN/

KEPALA BAPPENAS &

MENTERI KEUANGAN

5 AGUSTUS 2020

Tambahan Rp.34,23

Triliun

(15)

TAMBAHAN ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR TA 2021

(Surat Bersama Pagu Anggaran K/L dan Penyelesaian RKA-K/L TA 2021)

P R O G R A M P A G U

TOTAL 34.233,8

RUPIAH MURNI 31.461,2

Ketahanan Pangan: 9.536,8

Food estate eks PLG Kalteng, a.l: pembangunan saluran irigasi, pintu air, jalan usaha tani, dan peningkatan jalan akses

dan jembatan menuju Kawasan. 6.104,

Food estate di luar eks PLG, a.l: pembangunan saluran irigasi, pintu air, jalan usaha tani, dan penyediaan air baku. 332,2

Ketahanan Pangan Nasional, a.l: percepatan penyelesaian Bendungan Semantok, Bendungan Tugu, Bendungan Kuwil

Kawangkoan, Bendungan Temef, Bendungan Way Sekampung, dan Bendungan Margatiga. 2.900,0

Food Estate Humbang Hasundutan, a.l: penyediaan air baku hortikultura. 125,0

Pembangunan jaringan irigasi air tanah di Belu. 75,0

Infrastruktur Kawasan Industri di Batang (4.000 ha) dan Subang (1.600 ha), a.l: penyediaan air baku, bendungan, pengaman pantai, drainase utama, clearing and grubbing, interchange toll, jaringan jalan kawasan dan jalan akses, IPAL dan jaringan

pipa utama, TPST RDF, SPAM, serta pembangunan rumah susun bagi pekerja. 9.687,1

Konektivitas Jalan, a.l: untuk untuk pembangunan/peningkatan kapasitas dan aksesibilitas jalan dan jembatan serta peningkatan kemantapan kondisi Jalan Nasional pada jalur logistik antara lain Gorontalo Outer Ring Road(GORR), pembangunan jalanshortcut Mengwitani - Singaraja (Bali) dan jalan akses Samota (NTB), peningkatan jalan Nurobo - Umasukaer dan Waerunu - Bts. Kota Larantuka (NTT), dan pelebaran jalan Bireueun - Takengon (Aceh).

5.578,5

Pengendalian Banjir Jakarta dan Daerah lainnya, a.l: pengendalian banjir Jakarta; pengendalian banjir Kendal, Pekalongan,

Semarang, Demak, Pati; pengendalian banjir Gorontalo (sungai Masamba), dan pengendali sedimen DAS Bone 3.701,1 Infrastuktur Penugasan,a.l : penanganan KSPN, kawasan kumuh, PLBN, Pembangunan Pasar, venue FIFA World Cup U-20, MCK di

Pondok Pesantren 2.717,5

Perkuatan kualitas infrastruktur dan peningkatan kesiapan dan pengelolaan proyek a.l: penyusunan Final Business Case (FBC) proyek KPBU Perumahan Medan Desa Besar dan Bendungan Matenggeng, peningkatan kinerja pengadaan barang/jasa, peningkatan pengelolaan DAK dan Hibah Infrastruktur Daerah, peningkatan jaringan teknologi informasi, serta penyediaan prasarana dan sarana pelaksanaan adaptasi kondisi normal baru (new normal).

240,2

Perubahan/tambahan anggaran pada sumber pendanaan Rupiah Murni Pendamping, Pinjaman/Hibah Luar Negeri, dan SBSN 2.772,6 (dalam miliar rupiah)

(16)

P A G U A N G G A R A N T A 2 0 2 1

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

NO UNIT ORGANISASI TOTAL

1 Sekretariat Jenderal 748.203.897

2 Inspektorat Jenderal 101.744.238

3 Ditjen Bina Marga 53.956.803.391

4 Ditjen Cipta Karya 26.561.232.790

5 Ditjen Sumber Daya Air 58.547.808.016

6 Ditjen Perumahan 8.093.921.257

7 Ditjen Bina Konstruksi 757.684.410

8 Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 206.177.709

9 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia 563.788.892

10 Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan 273.775.018

TOTAL 149.811.139.618

(dalam ribu rupiah)

(17)

SB MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS DAN MENTERI KEUANGAN

PAGU INDIKATIF K/L TAHUN 2021 TANGGAL 8 MEI 2020

Pagu Indikatif Tahun 2021 Rp. 115,57 Triliun

Alokasi Rupiah Murni Termasuk:

1. Belanja Operasional Pegawai (komponen 001) : Rp3.002.424.585 2. Belanja Operasional Barang (komponen 002) : Rp1.960.172.222

3. Anggaran Pendidikan : Rp6.139.067.000

(18)

SB MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS DAN MENTERI KEUANGAN

PAGU ANGGARAN K/L TAHUN 2021 TANGGAL 5 Agustus 2020

Pagu Anggaran Tahun 2021 Rp. 149,81 Triliun

Alokasi Rupiah Murni Termasuk:

1. Belanja Operasional Pegawai (komponen 001) : Rp 3.034.291.460 2. Belanja Operasional Barang (komponen 002) : Rp 2.240.814.997

3. Anggaran Pendidikan : Rp 6.139.067.000

4. Tambahan anggaran : Rp 31.461.216.028

Ketahanan Pangan: : Rp 8.847.340000

food estate eks PLG Kalteng (Rp.5.897.300.000) food estate di luar eks PLG (Rp.750.040.000) Ketahanan Pangan Nasional (Rp.2.200.000.000)

(19)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA K/L 2021

1. Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur negara melalui pemberian gaji ke-13 dan THR.

2. Mendorong birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, produktif, dan kompetitif melalui Reformasi Birokrasi.

3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui penyederhanaan birokrasi (delayering).

Sumber: SB Pagu Indikatif Belanja K/L TA 2021 No S-376/MK.02/2020 dan B. 310 /M. PPN/D. 8/PP.Q4.02/05/2020 Tanggal 8 Mei 2020

1. Pengendalian belanja barang, utamanya perjalanan dinas, rapat, dan honor.

2. Kebijakan inovatif seperti penerapan work from home (WFH ) dan open space ruang kerja.

3. Penajaman belanja pemeliharaan sesuai penambahan aset.

4. Penajaman dan sinergitas antara Belanja Barang untuk diserahkan ke Masyarakat/Pemda dengan sumber pendanaan lain dan sejalan dengan peningkatan bantuan sosial.

1. Melanjutkan kegiatan yang tertunda tahun 2020 dan kebutuhan prioritas tahun 2021.

2. Mendorong pemerataan pembangunan dalam rangka mengurangi ketimpangan antarwilayah.

3. Pengembangan infrastruktur dasar pada kawasan perbatasan, tertinggal , terluar dan terdepan (3T) serta pemukinan kumuh perkotaan.

KEBIJAKAN BELANJA PEGAWAI KEBIJAKAN BELANJA BARANG

KEBIJAKAN BELANJA MODAL

Rp

(20)

TRILATERAL MEETING

(21)

Pertemuan Tiga Pihak (trilateral meeting) merupakan forum untuk mensinergikan dan mengkonsolidasikan rencana prioritas pembangunan yang akan dituangkan dalam RKP dengan rencana program dan kegiatan K/L yang akan dituangkan dalam Renja K/L yang selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA K/L dan APBN

Pertemuan Tiga Pihak (trilateral meeting) dilakukan dalam rangka penyusunan RKP dan Renja K/L, antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga (K/L).

T R I L A T E R A L M E E T I N G

Tujuan utama dilaksanakannya pertemuan tiga pihak :

1. Menjamin konsistensi RPJMN dan Renstra K/L dengan RKP dan Renja K/L;

2. Menyempurnakan Rancangan Awal RKP;

3. Menyusun rancangan Renja K/L;

4. Membahas program dan kegiatan belanja untuk prioritas dan operasional dengan menajamkan sasaran, target, lokasi dan indikasi pendanaannya

Seluruh kesepakatan dalam pertemuan tiga pihak akan dituangkan dalam dokumen kesepakatan dan ditandatangani oleh tiga pihak. Jika terdapat ketidaksepakatan, maka akan menjadi catatan pembahasan dalam dokumen kesepakatan.

(22)

1. Kementerian PPN/Bappenas diwakili oleh Pejabat dari Direktorat Sektoral/Regional yang memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai lingkup kewenangannya;

2. Kementerian Keuangan diwakili oleh Direktorat dibawah lingkup Direktorat Jenderal Anggaran yang memilki mitra kerja sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya beserta perwakilan lainnya dari Kementerian Keuangan apabila dibutuhkan;

3. Kementerian/Lembaga diwakili oleh Pejabat dari Biro Perencanaan/Keuangan atau Unit Organisasi yang bertanggung jawab dalam perencanaan program dan anggaran.

I N S T I T U S I P E S E R T A P E R T E M U A N T I G A P I H A K

Peserta yang hadir dalam pertemuan tiga pihak :

(23)

1. Agenda Pembangunan Nasional dan Strategi Pembangunan Nasional

2. Program dan Kegiatan Belanja untuk Prioritas 3. Belanja Operasional

4. Usulan Kebutuhan Tambahan Pendanaan (jika ada), 5. Program – Program Tematik (jika ada)

S U B T A N S I P E M B A H A S A N

P E R T E M U A N T I G A P I H A K

(24)

1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan melakukan penyempurnaan draft Rancangan Awal RKP sesuai dengan hasil Pertemuan Tiga Pihak;

2. Kementerian Keuangan menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan menjadikan dokumen hasil Pertemuan Tiga Pihak sebagai pertimbangan penyusunan RAPBN;

3. Kementerian/Lembaga menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan menyampaikan Rancangan Renja K/L ke Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan

T I N D A K L A N J U T

P E R T E M U A N T I G A P I H A K

Kesepahaman dalam Pertemuan Tiga Pihak akan ditindaklanjuti dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(25)
(26)

1. Sebagai alat bantu bagi Kementerian/Lembaga dalam proses penyusunan (input dan update) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;

2. Sebagai alat bantu untuk melakukan pengecekan dan validasi terhadap data dan informasi dalam Rancangan Renja K/L bagi Kementerian PPN/Bappenas dan DJA Kementerian Keuangan yang menjadi mitra kerja Kementerian/Lembaga; dan

3. Sebagai referensi untuk RKA KL Kementerian Keuangan dan penilaian kinerja Kementerian PAN RB.

A P L I K A S I K R I S N A

(KOLABORASI PERENCANAAN DAN INFORMASI KINERJA ANGGARAN)

KRISNA merupakan integrasi antara 3 (tiga) Kementerian, yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian PAN RB yang dituangkan dalam bentuk sistem aplikasi untuk mendukung proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja.

Aplikasi ini memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

(27)

1. Visi & Misi: menampilkan, menginput, mengubah, dan menghapus informasi tentang visi dan misi dari K/L;

2. Sasaran Strategis: menampilkan, menginput, mengubah, dan menghapus informasi tentang Sasaran Strategis K/L beserta indikatornya;

3. Program & Kegiatan: menampilkan, menginput, mengubah, dan menghapus informasi tentang Program dan Kegiatan dari K/L;

4. Rekapitulasi: menampilkan rekapitulasi Program dan Kegiatan yang telah diinput oleh K/L;

5. Treeview: menampilkan informasi susunan kode dan nomenklatur kegiatan, output, sub output, dan komponen per Program yang telah diinput oleh K/L;

6. Timeline: menampilkan informasi tentang alur penyusunan Renja K/L;

7. Manual: menampilkan informasi tentang tata cara penggunaan aplikasi KRISNA; dan 8. FAQ: menampilkan daftar pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pengguna beserta

A P L I K A S I K R I S N A

(KOLABORASI PERENCANAAN DAN INFORMASI KINERJA ANGGARAN)

Secara umum terdapat beberapa menu dalam aplikasi, yaitu:

(28)

P E N Y U S U N A N R E N J A K / L

P e r m e n P P N / K e p a l a B a p p e n a s N o . 9 T a h u n 2 0 1 7

1) Tahapan penyusunan Renja K/L meliputi:

a. Penyusunan rancangan awal Renja K/L;

b. Penyusunan rancangan Renja K/L; dan

c. Pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L

2) Dalam rangka penyusunan rancangan Renja K/L dan pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, dilaksanakan penelaahan rancangan Renja K/L.

Pasal 5

(29)

P E R U B A H A N R E N J A K / L ( 1 - 3 )

P e r m e n P P N / K e p a l a B a p p e n a s N o . 9 T a h u n 2 0 1 7

Perubahan Renja K/L pada Periode Perencanaan Pasal 22

1) Perubahan Renja K/L pada periode perencanaan dilakukan hingga akhir tahun perencanaan:

2) Perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mengakomodasi adanya perubahan untuk menyesuaikan dengan:

a. perubahan struktur organisasi kementerian/lembaga;

b. hasil penelaahan RKA K/L;

c. kebijakan Presiden;

d. Alokasi Anggaran hasil pembahasan dengan DPR; dan/ atau

e. perubahan lain yang terkait dengan informasi dalam dokumen Renja K/L.

(30)

P E R U B A H A N R E N J A K / L ( 2 - 3 )

P e r m e n P P N / K e p a l a B a p p e n a s N o . 9 T a h u n 2 0 1 7

Perubahan Renja K/L pada Periode Pelaksanaan Pasal 23

1) Perubahan Renja K/L pada periode pelaksanaan dilakukan hingga akhir tahun pelaksanaan:

2) Perubahan Renja K/L pada periode Pelaksanaan dilaksanakan untuk mengakomodasi adanya:

a. perubahan struktur organisasi kementerian/lembaga;

b. APBN Perubahan;

c. perubahan DIPA;

d. kebijakan Presiden; dan/atau

e. perubahan lain yang terkait dengan informasi dalam dokumen Renja K/L.

(31)

P E R U B A H A N R E N J A K / L ( 3 - 3 )

P e r m e n P P N / K e p a l a B a p p e n a s N o . 9 T a h u n 2 0 1 7 Pasal 24

1) Kementerian/Lembaga mengusulkan perubahan Renja K/L ke Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan apabila:

a. perubahan yang terkait dengan Prioritas Nasional;

b. perubahan pada tingkat Program dan Kegiatan;

c. perubahan yang terkait dengan pencapaian sasaran RKP; dan/atau d. perubahan yang terkait dengan sumber pendanaan yang berasal

dari Pinjaman Luar Negeri, Hibah, Surat Berharga Syariah Nasionai, Pinjaman Dalam Negeri dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak.

2) Usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibahas dalam pertemuan tiga pihak antara kementerian/lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.

3) Berdasarkan hasil pertemuan tiga pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan memberikan persetujuan atas usulan perubahan Renja K/L yang diusulkan.

4) Persetujuan atas perubahan Renja K/L dilakukan melalui Sistem Informasi KRISNA.

(32)

S I S T E M I N F O R M A S I K R I S N A

P e r m e n P P N / K e p a l a B a p p e n a s N o . 9 T a h u n 2 0 1 7 Pasal 29

1) Dalam rangka mendukung proses penyusunan, penelahaan, dan perubahan Renja K/L, Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan, dan kementerian/lembaga menggunakan Sistem Informasi KRISNA.

2) Dalam rangka sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaran, referensi yang terdapat dalam Sistem Informasi KRISNA yang telah disetujui Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan akan digunakan sebagai referensi Aplikasi RKA K/L.

(33)

RKA-K/L

(34)

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah aplikasi yang digunakan sebagai sarana bagi satker dalam mendukung implementasi SPAN untuk melakukan pengelolaan keuangan yang meliputi tahapan perencanaan hingga pertanggungjawaban anggaran.

SAKTI mengintegrasikan seluruh aplikasi satker yang ada.

Mempunyai fungsi utama dari mulai Perencanaan, Pelaksanaan hingga Pertanggungjawaban Anggaran. Selain itu,

SAKTI menerapkan konsep single database.

SAKTI digunakan oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan Kementerian Negara/Lembaga. Seluruh Transaksi entitas akuntansi dan entitas pelaporan dilakukan secara sistem elektronik.

Apa itu SAKTI?

(35)

P E R B E D A A N S A K T I D E N G A N A P L I K A S I S A T K E R S E B E L U M N Y A

✓ Menggunakan satu database terpusat;

✓ Memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dengan adanya proses enkripsi/dekripsi Arsip Data Komputer (ADK);

✓ Dapat di-install di beberapa operating system (misal Windows, Linux);

✓ Lebih mudah digunakan (user friendly);

✓ Dapat dijalankan dalam spesifikasi PC/Laptop yang minimum;

✓ Kinerja aplikasi yang lebih konsisten;

(36)

P E D O M A N U M U M P E N Y U S U N A N R K A - K / L Pendekatan

Penganggaran Terpadu

Penganggaran Berbasis

Kinerja

KPJM

Proses

Penganggaran

Pagu Indikatif

Pagu Anggaran

Pagu Alokasi

Proses Penyusunan

RKA-K/L

Prinsip Ekonomis

Efisiensi

Efektivitas Anggaran

RKA-K/L

Value For Money

(37)

P E N D E K A T A N P E N Y U S U N A N A N G G A R A N

Pendekatan Penganggaran Terpadu

• Mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi)

• Mewujudkan satuan kerja (satker) sebagai satusatunya entitas akuntansi yang bertanggungjawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya

• Diterapkan pada ketiga klasifikasi anggaran, yaitu klasifikasi organisasi, klasifikasi fungsi, dan klasifikasi jenis belanja (ekonomi)

Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)

• Keterkaitan antara pendanaan dan Kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian Kinerja tersebut.

• Landasan konseptual yang mendasari penerapan PBK meliputi: (a) Pengalokasian anggaran berorientasi pada Kinerja (keluaran (output) and outcome); (b) Pengalokasian anggaran program/kegiatan pembangunan nasional dilakukan oriented dengan pendekatan penganggaran berbasis program (money follow program) melalui PBK; dan (c) Terdapatnya fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages).

37

(38)

P E N D E K A T A N P E N Y U S U N A N A N G G A R A N

Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)

• Kementerian/Lembaga menyusun Prakiraan Maju dalam periode 3 (tiga) tahun ke depan, hal tersebut merupakan keharusan yang dilakukan setiap tahun.

• Penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi: (a) Penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah; (b) Penyusunan proyeksi/rencana/target- target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;

(c) Rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja Pemerintah (resources envelope); (d) Pendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing Kementerian/Lembaga menjadi batas tertinggi. Indikasi pagu Kementerian/Lembaga dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah; dan (e) penjabaran pengeluaran jangka menengah masing-masing Kementerian/Lembaga ke masing-masing program dan kegiatan berdasarkan indikasi pagu jangka menengah yang telah ditetapkan.

(39)

P R O S E S P E N G A N G G A R A N (PAGU ANGGARAN)

39

(40)

H A L - H A L Y A N G H A R U S D I P E R H A T I K A N

a. Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional satker yang sifatnya mendasar, yaitu untuk pembayaran gaji dan tunjangan (komponen 001) serta untuk operasional dan pemeliharaan kantor (komponen 002). Pengalokasian biaya pemeliharaan BMN merujuk pada hasil penelaahan RKMBN dan SIMAK BMN. Pengalokasiannya dalam KRO Layanan Perkantoran.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, BMN yang telah memiliki standar kebutuhan dan standar barang dan menjadi obyek RKBMN wajib menyertakan RKBMN. Hingga saat ini, obyek RKBMN berkaitan dengan pembangunan gedung/bangunan baru terbatas pada (1) pembangunan gedung/bangunan untuk Tanah dan Gedung Bangunan Gedung Kantor Pemerintah, dan (2) Tanah dan Gedung Bangunan Rumah Negara. Demikian juga untuk pengadaan kendaraan bermotor yang menjadi obyek RKBMN terbatas pada kendaraan dinas untuk Alat Angkut Darat Bermotor Dinas Jabatan Dalam Negeri;

b. Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi satker. Pengalokasiannya dalam keluaran teknis;

c. Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri (apabila ada pengalokasiannya dalam keluaran teknis);

d. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (apabila ada pengalokasiannya dalam keluaran teknis);

e. Program dan/atau kegiatan lintas yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah yang tercantum dalam RKP (apabila ada pengalokasiannya dalam keluaran teknis); dan

1. HAL-HAL YANG HARUS DIALOKASIKAN DALAM RKA-K/L

(41)

H A L - H A L Y A N G H A R U S D I P E R H A T I K A N

a. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantor/proyek, dan sejenisnya.

Untuk peruntukan tersebut dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana mungkin.

b. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti:

mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan. Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan gedung/ bangunan khusus dalam bidang ilmu pengetahuan, serta penanggulangan narkotika (antara lain: laboratorium), dikecualikan dari ketentuan ini. Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan gedung baru agar ditunda/tidak dianggarkan dulu. Gedung kantor yang sudah ada agar dimanfaatkan secara optimal.

c. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali:

1) Kendaraan fungsional seperti: Ambulans untuk rumah sakit; Cell wagon untuk rumah tahanan; Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan.

2) Pengadaan kendaraan bermotor untuk satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan/atau peraturan perundangan pembentukkan satker baru tersebut, atau satker yang mendapat penambahan tugas dan/atau fungsi. Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia.

3) Penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi atau yang memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. Pengadaan kendaraan yang merupakan penggantian kendaraan harus sama jenis (misal:

kendaraan roda dua, kendaraan roda empat) dan fungsinya (misal: kendaraan operasional, mobil dinas pejabat) dengan kendaraan yang digantikan,dapat dialokasikan dalam RKA-K/L dengan syarat:

2. HAL-HAL YANG DIBATASI UNTUK DIALOKASIKAN DALAM RKA-K/L

41

(42)

H A L - H A L Y A N G H A R U S D I P E R H A T I K A N

a) Kementerian/Lembaga telah menyampaikan perencanaan kebutuhan BMN ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara-Kementerian Keuangan sesuai dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK) khusus untuk BMN yang menjadi obyek RKBMN;

b) Untuk kendaraan bermotor yang tidak terdapat dalam SBSK, kondisi kendaraan bermotor dikategorikan rusak berat dalam laporan penatausahaan BMN (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi/SIMAK-BMN); dan

c) Untuk kendaraan bermotor pada Perwakilan RI di luar negeri disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di negara setempat

4) Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai (dapat dialokasikan secara sangat selektif).

d. Secara umum, dalam pengadaan bermotor agar berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai perencanaan kebutuhan BMN.

2. HAL-HAL YANG DIBATASI UNTUK DIALOKASIKAN DALAM RKA-K/L

(43)

RKA-K/L

PENELITIAN REVIU

PENELAAHAN

(44)

P E N E L I T I A N D A N R E V I U R K A - K / L

• Verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah- kaidah perencanaan penganggaran.

• Hasil penelitian RKA-K/L disampaikan kepada : (a) APIP K/L untuk direviu; dan (b) Unit eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab program untuk dilakukan perbaikan atau penyesuaian apabila diperlukan.

Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan

• Memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) dan memastikan kepatuhan penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran

• Hasil reviu RKA-K/L disampaikan kepada : (a) Unit eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab program untuk dilakukan perbaikan atau penyesuaian apabila diperlukan; dan (b) Sekretariat Jenderal/Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/Unit Perencanaan Kementerian/Lembaga

Reviu APIP K/L

(45)

P E N E L A H A A N R K A K - L

1. Pagu Anggaran K/L atau Alokasi Anggaran K/L yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Renja K/L yang telah disetujui oleh mitra K/L di Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas;

2. Kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan RKP dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal;

3. Hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembahasan RUU APBN beserta nota keuangannya;

4. Kebijakan Pemerintah lainnya;

5. Standar biaya;

6. Sistem akuntansi pemerintah; dan

7. kaidah-kaidah perencanaan penganggaran yang berlaku hinggal level detil, untuk menghasilkan RKA-K/L dan DIPA yang berkualitas.

a. Penelaahan pada level detil merupakan penelaahan atas penyusunan dokumen RKA-K/L untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa RKA-K/L telah disusun berdasarkan :

1. Penelaahan Tatap Muka :

Penelaahan yang dilakukan secara bersama-sama oleh pihak-pihak terkait yang melaksanakan penelaahan pada suatu tempat di Kementerian Keuangan c.q. DJA.

2. Penelaahan Online :

Penelaahan secara virtual dengan menggunakan perangkat komputer dan media internet, dimana pihak- pihak terkait yang melaksanakan penelaahan berada di tempat tugasnya masing-masing.

45

(46)

L I N G K U P P E N E L A H A A N R K A K - L

1. Surat Pengantar RKA-K/L yang ditandatangani oleh Menteri/

Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk.

2. RKA-K/L yang telah direviu dan diteliti Aparat Pengawas Internal K/L serta telah dilakukan pemutakhiran Renja K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L yang dituangkan dalam aplikasi KRISNA ;

3. Daftar rincian pagu anggaran atau alokasi anggaran per satker/eselon I 4. RKA Satker;

5. Rencana Bisnis Anggaran untuk Satker Badan Layanan Umum;

6. Arsip Data Komputer (ADK) RKA- K/L, termasuk Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM); dan

7. Persetujuan Komisi terkait di DPR RI.

Kriteria Administrasi Kriteria Substansi

Meneliti relevansi, konsistensi, dan/atau komparasi dari setiap bagian RKA-K/L dengan kebijakan efektivitas dan efisiensi belanja K/L dalam rangka menjalankan prinsip value for money. Untuk meningkatkan kualitas anggaran Penelaahan kriteria substantif terdiri atas:

1. Relevansi antara Rincian Output, Akun, dan detil belanjanya.

2. Komparasi antara anggaran keluaran (output), terdiri KRO dan RO, tahun yang direncanakan dengan realisasi anggaran untuk keluaran (output)/KRO- RO yang sama tahun sebelumnya.

3. Memastikan bahwa anggaran untuk KRO-RO baru konsisten dengan keluaran (output)/KRO-RO yang sifatnya serupa/sejenis atau yang sama tahun sebelumnya.

4. Relevansi antara keluaran (output) dengan Sasaran Kegiatan dan Sasaran Program, khususnya untuk KRO-RO baru yang tidak ada di dalam pagu indikatif dan/atau pagu anggaran.

5. Relevansi antara Klasifikasi Rincian Output dengan Rincian Output.

6. Kesesuaian pencapaian sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP;

7. Kepatuhan dan ketepatan penandaan anggaran (pada level Rincian Output);

8. Menilai perhitungan Prakiraan Maju untuk 3 (tiga) tahun ke depan.

(47)

P E N C A N T U M A N “ @ ” P E N E L A H A A N R K A K - L

Pencantuman tanda “@” dilakukan oleh Biro Perencanaan/Unit Perencanaan K/L dan/atau penelaah DJA sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L, terhadap alokasi yang sudah jelas peruntukannya, namun:

1) Belum ada dasar hukum pengalokasiannya;

2) Belum ada naskah perjanjian (PHLN/PHDN) dan nomor register;

3) Masih terpusat dan belum didistribusikan ke satker-satker daerah;

4) Masih memerlukan hasil reviu dari BPKP;

5) Belum mendapatkan lembar persetujuan Komisi terkait di DPR RI;

6) Menindaklanjuti Instruksi Presiden mengenai kebijakan pemotongan anggaran terhadap alokasi anggaran atau pagu APBN Perubahan tahun berjalan;

7) Informasi kinerja (termasuk lokasi kegiatan) dalam RKAK/L belum lengkap; dan/atau 8) Rencana Bisnis Anggaran satker BLU belum ada.

Alokasi anggaran yang tercatat dalam DHP RKA-K/L tersebut di atas baru dapat dilaksanakan/dicairkan setelah dilakukan revisi dengan berpedoman pada ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran.

47

(48)

P E N Y U S U N A N D A N P E N G E S A H A N D I P A

• DIPA disusun berdasarkan Peraturan Presiden mengenai Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

• DIPA terdiri atas: (a) DIPA Induk dan (b) DIPA Petikan

• DIPA Induk yang telah ditandatangani oleh pejabat penandatangan DIPA Induk disampaikan kepada Direktur Jenderal Anggaran;

• Direktorat Jenderal Anggaran melakukan validasi atas DIPA Induk yang telah ditandatangani oleh pejabat penanda tangan DIPA Induk berdasarkan Peraturan Presiden mengenai rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

• Berdasarkan hasil validasi atas DIPA Induk, Menteri Keuangan mengesahkan DIPA untuk bagian anggaran Kementerian/Lembaga;

• Pengesahan DIPA dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan

(49)

49

(50)

TINDAK LANJUT

HASIL PEMERIKSAAN BPK TAHUN 2018

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1

Peningkatan Kapasitas dan Peran unit Kerja yang Bertanggung Jawab dalam Proses Perencanaan, Penganggaran, dan Perubahan Anggaran yaitu:

Memahami dan melaksanakan ketentuan proses perencanaan dan penganggaran sebagaimana diatur dalam PMK N0 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran K/L dan Pengesahan DIPA, dan perubahannya yaitu PMK No 142/PMK.02/2018;

Memahami dan melaksanakan ketentuan proses revisi anggaran sebagaimana

diatur dalam PMK N0 206/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2019

2

Memahami dan Kodefikasi segmen akun Bagan Akun Standar (BAS) terbaru

sebagaimana tercantum dalam PMK No N0 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar serta Peraturan pelaksananya

3

(51)

51

TINDAK LANJUT

HASIL PEMERIKSAAN BPK TAHUN 2019

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1

Peningkatan Kapasitas dan Peran unit Kerja yang Bertanggung Jawab dalam Proses Perencanaan, Penganggaran, dan Perubahan Anggaran yaitu:

Memahami dan melaksanakan ketentuan proses perencanaan dan penganggaran sebagaimana diatur dalam PMK N0 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran K/L dan Pengesahan DIPA, dan perubahannya yaitu PMK No 142/PMK.02/2018;

Memahami dan melaksanakan ketentuan proses revisi anggaran sebagaimana

diatur dalam PMK N0 206/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2019

2

Memahami dan Kodefikasi segmen akun Bagan Akun Standar (BAS) terbaru

sebagaimana tercantum dalam PMK No N0 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar serta Peraturan pelaksananya

3

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi Serba Usaha Pionir Desa Meranjat belum mempunyai buku besar. Data-data keuangan yang telah dicatat dalam penerimaan dan pengeluaran kas tidak dilanjutkan

• Rasio NPL membaik 20bps QoQ menjadi sebesar 3,0%. • Pencadangan tambahan dilakukan di 4Q19 untuk memperkuat neraca keuangan. • Rasio pinjaman direstrukturisasi membaik 30bps

MASING - MASING KELOMPOK MENYERTAKAN ANGGOTANYA DIPIMPIN OLEH KEPALA UNIT KERJA, BERJALAN DENGAN MENAMPILKAN SENI BUDAYA YANG SUDAH DIKEMAS MENYATU DENGAN GROUP KESENIAN

Laporan Keuangan ini telah disusun berdasarkan laporan keuangan tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 yang tidak diaudit dan Laporan Keuangan per 31 Desember 2016 yang telah diaudit

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pengujian perkembangan, disimpulkan alat belajar mengajar yang berbasis literasi pada materi statistik itu valid, karena kemampuan

05 Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Unit Organisasi : 1.. 01 KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Sub Unit Organisasi :

Bambang Sadyo Hastono, MH Pengguna Anggaran Formulir RKAP SKPD Halaman 1 Purworejo, 17 Juli 2019... 05 Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Unit Organisasi :

05 Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Unit Organisasi : 1.. Bambang Sadyo Hastono, MH Pengguna