• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

1 Ruang lingkup

Pedoman ini menetapkan tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan pemasangan alat ukur regangan di bawah permukaan tanah untuk pemantauan gerakan tanah dan menjamin pemasangan alat ukur regangan tanah di bawah permukaan dengan benar dan berfungsi dengan baik sehingga dapat menghasilkan data gerakan tanah yang teliti.

Tata cara ini membahas ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan pemasangan dan pembacaan dengan alat ukur regangan tanah di bawah permukaan.

2 Acuan normatif

SNI 03-1962-1990, Tata cara penanggulangan longsoran.

SNI 03-2436-1991, Tata cara pencatatan dan interpretasi hasil pemboran inti SNI 03-2849-1992, Tata cara pemetaan geologi teknik lapangan.

3 Istilah dan definisi 3.1

alat ukur regangan tanah

alat untuk mengukur perubahan regangan yang terjadi akibat adanya gerakan tanah.

3.2

alat baca pengukur regangan tanah

alat baca untuk mengetahui perubahan regangan yang terjadi akibat adanya gerakan tanah 3.3

pipa pengukur regangan

pipa dari bahan PVC, yang telah dipasang alat ukur regangan tanah, panjang pipa 200 mm, diameter luar 52 mm

3.4

terminal kabel

satu unit rangkaian dari alat ukur regangan tanah, terdiri dari3 kabel yang berbeda warna yang gunanya untuk dihubungkan dengan unit alat baca pengukur

3.5

regangan tanah

regangan yang terjadi akibat adanya gerakan tanah dan nilai regangan dapat diketahui alat baca pengukur regangan tanah

3.6

bidang gelincir

bidang batas antara lapisan tanah yang bergerak dengan bagian tanah yang relatif tidak

bergerak pada suatu blok longsoran

(2)

3.7

pembacaan awal

pembacaan yang dilakukan pada saat instrumen telah selesai dipasang

4 Ketentuan-ketentuan 4.1 Umum

4.1.1 Peralatan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus layak pakai, yang terdiri dari :

a) Pipa pengukur regangan dan pipa penyambung dalam keadaan baik, tidak retak, tidak bengkok dan kabel pada pipa pengukur regangan dalam keadaan utuh, tersambung dengan baik dan tidak terkelupas.

b) Terminal kabel ditempatkan pada tempat yang aman, terlindung dalam kotak pengaman dan ditata berurutan sesuai dengan kedalamannya.

c) Alat baca pengukur regangan harus disimpan ditempat yang kering dan aman.

4.1.2 Lubang bor

Penentuan lokasi lubang bor harus berdasarkan hasil survai menurut ketentuan standar Tata Gara Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990, Bab 2 : Prinsip dasar penyelidikan longsoran.

4.1.3 Kalibrasi

Alat baca pengukur regangan setiap tahun harus dikalibrasi.

4.1.4 Penanggung jawab

Penanggung jawab pekerjaan pemasangan alat pengukur regangan ini harus orang yang berpengalaman dibidang survei dan penelitian longsoran atau gerakan tanah.

4.2 Teknis 4.2.1 Peralatan

Alat ukur regangan tanah yang akan dipasang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a) Alat ukur regangan yang digunakan, terdiri dari yang satu arah dengan satu unit terminal

kabel atau yang dua arah dengan dua unit terminal kabel;

b) Penyambungan pipa pengukur regangan dengan pipa penyambung menggunakan perekat yang baik dan kuat.

4.2.2 Lokasi dan pemasangan alat ukur regangan

Untuk keperluan pemilihan lokasi dan pemsangan alat ukur regangan di bawah permukaan tanah harus memperhatikan sebagai berikut :

a) Pemilihan lokasi dapat di daerah longsoran, di luar daerah longsoran atau pada tanah timbunan.

b) Pemasangan alat ukur regangan di dalam lubang bor harus lurus vertical. dengan pipa paling bawahmasuk ke dalam lapisan tanah yang stabil sedalam 2 meter.

c) Selang jarak pemasangan pipa pengukur regangan di bawah permukaan tanah, minimum

50 cm dan maksimum 100 cm guna memperoleh data yang teliti.

(3)

d) letak alat ukur regangan di bawah permukaan tanah dan posisi kabel diatur agar tidak kusut dan terkelupas akibat terpuntir pada waktu dimasukkan dalam lubang bor.

4.2.3 Lubang bor

Lubang bor untuk penempatan pipa pengukur regangan harus berdiameter antara 100 mm- 150 mm dengan kedalaman akhir sampai ± 2 m di bawah bidang gelincir yang diperkirakan.

5 Cara pemasangan dan pembacaan 5.1 Cara pemasangan

5.1.1 Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan pemasangan alat pengukur regangan harus mengikuti pelaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a) Lakukan pengeboran, dengan diameter lubang antara 100-150 mm sampai kedalaman

± 2 meter dibawah bidang gelincir yang diperkirakan sesuai ketentuan 2.2.3;

b) Pastikan bahwa lubang bor telah mencapai kedalaman yang direncanakan dengan analisis berdasarkan ketentuan buku standar Metode Pencatatan dan Intepretasi Hasil Pemboran Inti sesuai SNI 03-2436-1991.

c) Siapkan pipa pengukur regangan, pipa penyambung, pipa penutup, pita perekat, bahan pengisi rongga antar pipa dengan dinding lubang bor serta alat bantu lainnya seperti penjepit, tambang plastik;

d) Siapkan alat baca pengukur regangan sebelum dipergunakan, sesuai dengan ketentuan pada sub-sub pasal 5.2.1. butir b).

5.1.2 Pemasangan alat ukur regangan tanah

Pemasangan alat ukur regangan tanah di bawah permukaan ini harus dilaksanakan di luar daerah longsoran sebagai berikut:

a) Pemasangan pipa pengukur regangan pada lubang bor, dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut :

(1) Sambungkan pipa pengukur regangan dengan pipa penyambung satu demi satu sesuai selang jarak pasang yang direncanakan agar mudah pemasangannya pada waktu memasukkan kedalam lubang bor.

(2) Rekatkan kabel dari pipa pengukur regangan, pada bagian luar pipa dengan pita perekat yang kedap air agar kabel tidak terkelupas sesuai sub-sub pasal 5.2.1 butir c).

(3) Tutup ujung bawah dari pipa, agar bagian dalam pipa tidak terisi oleh butiran tanah halus atau benda padat lainnya, kemudian masukkan ke dalam lubang bar sampai ujung pipa terletak di dasar lubang bor.

(4) Atur dan jaga tanda yang ada pada pipa regangan selama memasukkan pipa ke dalam lubang bar agar tetap pada pasisi sesuai arah yang dikehendaki.

(5) Potong pipa yang muncul di atas permukaan tanah sesuai keperluan, tutup lubang pipa bagian atas dengan penutup pipa dan lindungi dengan tempat pelindung yang dapat dikunci agar aman dari gangguan.

(6) Atur dan urutkan terminal kabel masingmasing aiat ukur regangan di bawah

permukaan tanah sesuai kedalamnannya, agar dengan mudah pengukurannya.

(4)

(7) Ukur dan catat hasil pembacaan dari masing-masing alat ukur regangan tersebut pada lembar data dan hasil pengukuran ini merupakan pembacaan awal yang akan dipakai sebagai pembanding dengan pembacaan berikutnya.

5.2 Cara pembacaan 5.2.1 Tahap persiapan

Tahap persiapan, dilakukan sebagai berikut :

a) Pastikan bahwa alat baca, menunjukkan tegangan sebesar antara 7 - 9 volt.

b) Pastikan penunjuk pembacaan menunjukkan angka "0", kalau tidak maka harus diatur sampai angka menunjukkan "0" dengan cara memutar sekrup pengatur pada alat baca.

5.2.2 Tahap pembacaan

Pada tahap pembacaan, dilakukan sebagai berikut .

a) Hidupkan alat baca pengukur regangan dengan menekan tombol daya pada alat baca pengukur regangan.

b) Hubungkan terminal kabel dari alat ukur regangan dengan terminal masuk pada alat baca pengukur regangan.

c) Baca dan catat nilai regangan yang terukur pada posisi "I" atau ( A ).

d) Baca dan catat nilai regangan yang terukur pada posisi "II" atau ( B ).

e) Lakukan pengukuran seperti pada langkah sub-sub pasal 5.2.2 butir b) sampai butir d) untuk setiap alat ukur regangan tanah tersebut.

f) Pengukuran regangan tanah ini, dapat dilakukan setiap hari, 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.

5.3 Cara perhitungan

Pada tahap perhitungan ini, yang dilakukan ialah memasukkan nilai baca dari hasil pengukuran dengan alat ukur regangan tanah sesuai pada langkah 3.2.2 dan masukkan ke dalam rumus sebagai berikut :

1 - { ( I - II ) / 2 - Ao } dengan pengertian:

1 adalah regangan yang terjadi Ao adalah nilai pembacaan awal

I adalah nilai pembacaan pada posisi "I"

II adalah nilai pembacaan pada posisi "II"

Contoh perhitungan Ao = 600 x 10

6

I = 1300 x 10

6

II = -900 x 10

6

} 2 / ) {(

1 = I − II − Ao

6

6

/ 2 600 10

10 )}

900 ( 1300

{( − − ×

− ×

=

6

6

/ 2 600 10

10 ) 900 1300

{( + ×

− ×

=

10

6

500 ×

=

(5)

6 Laporan pekerjaan

Pemasangan alat ukur regangan di bawah permukaan tanah tersebut dilaporkan dalam lembar laporan pemasangan alat sebagai berikut:

a) Nama proyek, lokasi proyek.

b) Nomor lubang, tanggal pemasangan, kode alat.

c) Nama petugas dan penanggung jawab.

d) Elevasi ujung pipa dan muka air tanah.

e) Kedalaman penempatan tiap tiap instrumen yang dipasang.

f) Tanggal pembacaan awal.

g) Lampiran data hasil pengukuran.

(6)

Lampiran A (informatif) Gambar-gambar

Gambar A.1 Contoh bagan alir pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

(7)

Juli 1990 + Agust 1990 Sept 1990 Ok 1990 X Nov 1990 ∇ Des 1990

Gambar A.2 Contoh grafik regangan tanah di Margoyoso

(8)

Gambar A.3 Contoh pemasangan alat ukur regangan tanah pada beberapa lubang bor

Gambar A.4 Contoh pemasangan alat ukur regangan tanah

(9)

Gambar A.5 Contoh tempat terminal kabel alat ukur regangan

(10)

di bawah permukaan tanah

Gambar A.6 Contoh unit alat baca pengukur regangan tanah

(11)

Lampiran B (informatif)

Tabel contoh formulir isian

Tabel B.1 Contoh laporan pemasangan alat pengurur regangan

(12)

Tabel B.2 Contoh analisa hasil pengukuran regangan tanah Analisa Hasil Pengukuran Regangan Tanah di MARGOYOSO DH – 3

Bulan : Desember 1990 Tanggal : 17

Diukur oleh : Haryadi Djamal/Suprijatin

Depth Kedalaman Hasil Pengukuran Pengukuran Selisih Nilai

Akhir Awal Kumulatif

[m] [m] I [A] II [B] An=(I-II) [A 0] [An–Ao]

0.00 0.00 -330 960 -745 35 -680 -2554115

1 1 -860 1160 -1010 -170 -840 -2553435

2 2 -80 330 -205 -100 -105 -2553595

3 3 310 -100 205 520 -315 -2552490

4 4 -400 590 -495 125 -620 -2552175

5 5 250 -130 190 330 -140 -2551555

6 6 1220 -1060 1140 265 875 -2551415

7 7 -3930 4150 -4040 80 -4120 -2552290

8 8 -10900 11540 -11220 117.5 -11337.5 -2548170

9 9 8620 -9270 8445 -175 8620 -2536832

9.5 9.5 -690 830 -760 187.5 -947.5 -2545452

10 10 -350 480 -415 165 -580 -2544505

10.5 10.5 -40 170 -105 227.5 -332.5 -2543925

11 11 -150 270 -210 -122.5 -87.5 -2543592

12 12 -570 690 -630 145 -775 -2543505

13 13 -50 170 -110 195 -305 -2542730

14 14 -20 130 -75 217.5 -292.5 -2542425

15 15 210 -100 155 -37.5 192.5 -2542132

16 16 -350 460 -405 385 -790 -2542325

17 17 260 -150 205 112.5 92.5 -2541535

18 18 -120 210 -165 297.5 -462.5 -2541627

19 19 -250 350 -300 535 -835 -2541165

20 20 -450 530 -490 507.5 -997.5 -2540330

21 21 350 -250 300 700 -400 -2539332

22 22 -690 790 -740 -222.5 -517.5 -2538932

23 23 -670 260 -215 370 -585 -2538415

24 24 -560 650 -605 437.5 -1042.5 -2537830

25 25 -340 430 -385 540 -925 -2536787

(13)

Lampiran C (informatif)

Daftar nama dan lembaga

1) Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengambangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengambangan, Departemen Pekerjaan Umum.

2) Penyusun awal

N A M A LEMBAGA

Ir. Agus Sumaryono, Dipl.HE. Pusat Litbang SDA

Ir. Hariyadi Djamal Pusat Litbang SDA

3) Penyusun baru

N A M A LEMBAGA

Ir. Agus Sumaryono, Dipl.HE. Pusat Litbang SDA

(14)

Bibliografi

Pd T-XX-XXXX-XX, Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Tidak ada pengaruh faktor-faktor kinerja mutu pelayanan kesehatan meliputi kepuasan kerja, fasilitas, manajemen dan kepemimpinan, tenaga kerja dan beban kerja secara

yang sama, yaitu pemeriksaan penapisan/skrining terhadap kelainan terhadap kelainan pra kanker di mulut rahim atau kanker serviks.. pra kanker di mulut rahim atau

UK Petra, Universitas Ciputra, Ubaya, Untag Surabaya, ITN Malang, Universitas Machung, Unitri Malang, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Universitas Muhammadiyah Gresik, Akademi

12 Fitri Margi Rahayu 1500012070 PKM-GT Akuntansi FE Amir Hidayatullah 13 Ragat Subagia 1500012092 PKM-GT Akuntansi FE Amir Hidayatullah 14 Ahmad Tahir 1400010106 PKM-GT

Saham yang dibeli kembali oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat dijual kembali di luar bursa pada nilai pasar wajar, tetapi tidak lebih rendah dari harga

Tambahan pula, sekiranya berlaku kekangan yang mana akan menyebabkan mereka tidak dapat mengajar para pelajar mereka seperti biasa, mereka boleh menggunakan laman web ini

Jelas pada kasus diatas tidak adanya kepastian hukum, dalam menindaklanjuti permasalahan, sehingga Indonesia dapat peringatan keras dari investor asing

Judi berbentuk undian yang bersifat legal ini bernama Lotere Totalisator (Lotto) dan pada perkembanganya mengalami beberapa perubahan nama dan fungsi, meski secara bentuk