UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1-REGULER MEDAN
ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS OPERASIONAL TERHADAP
RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN
REAL ESTAT DI BURSA EFEK INDONESIA
DRAF SKRIPSI
OLEH
RAHMAWATI
070502004
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
ABSTRAK
Rahmawati (2011). Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap
Return on Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek
Indonesia. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. selaku pembimbing dan Ketua Departmen
Manajemen, Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Dra Lisa Marlina, Msi (Penguji I) dan Dr. KHaira Amalia F. MBA,
AK. (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover
dan working capital turnover terhadap return on investment pada perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penilitian
ini dimulai dari tahun 2005-2009. Hipotesis yang dikemukakan adalah fixed asset
turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan
working capital turnover berpengaruh terhadap return on investment pada
perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
dan metode analisis regresi linier Berganda. Data yang digunakan adalah data
sekunder. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan α 5%.
Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS
16.0 for windows.
Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa pengaruh variabel indenpenden
(fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover
dan working capital turnover) secara serempak adalah signifikan terhadap return
on investment. Hasil uji secara parsial (Uji-t) variabel FATO mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI, variabel ITO mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROI secara parsial variabel RTO mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, variabel TATO mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI, variabel WCTO mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI pada perusahaan properti dan
real estat.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis,
serta doa dan restu dari kedua orangtua sehingga akhirnya penulis dapat
menyesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
Konsentrasi Manajemen Keuangan pada Program S-1 di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih judul
“Analisis Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment pada
Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia”.
Selama mengerjakan penelitian ini penulis telah banyak menerima saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3.
Ibu Marhayanie, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4.
Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
5.
Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si. selaku Dosen Penguji I penulis yang telah
banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini dan sebagai Dosen Wali
yang telah membantu dan mendidik serta memotivasi penulis untuk
meningkatkan prestasi belajar pada setiap semester selama penulis aktif dalam
perkuliahan.
6.
Ibu Dr. Khaira Amalia F. S.E., MBA, Ak. selaku Dosen penguji II penulis
yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7.
Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Sumatera Utara atas semua
jasa-jasanya dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya kepada penulis selama
perkuliahan di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
8.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtuaku tersayang
Ayahanda Aslan Ario dan Ibunda Nuriati serta abangku tersayang Andi
Gunawan Ario atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang
tidak terhingga.
9.
Kepada seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, khususnya
Pegawai Departemen Manajemen.
11.
Kepada teman-teman di manajemen 2007, Imey, Atika, Agus, Rio, Donal,
Frendy, Yuda, Adies, Iin, Putri, Mida, Nora dan seluruh teman-teman di
Manajemen Grup A serta seluruh teman-teman di konsentrasi Manajemen
Keuangan 2007.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi semua pihak demi
perkembangan dan kemajuan civitas akademik
Medan, Februari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... x
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Perumusan Masalah ... 6
C.
Kerangka Konseptual ... 6
D.
Hipotesis ... 9
E.
Tujuan dan Manfaat ... 9
1.
Tujuan Penelitian ... 19
2.
Manfaat Penelitian ... 10
F.
Metode Penelitian... 10
1.
Batasan Operasional ... 11
2.
Definisi Operasional... 13
3.
Populasi dan Sampel ... 15
4.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
5.
Jenis Data ... 16
6.
Metode Pengumpulan Data ... 16
7.
Metode Analisis Data ...
BAB II URAIAN TEORITIS ... 23
A.
Penelitian Terdahulu ... 23
B.
Analisis Rasio Keuangan ... 24
C.
Rasio Profitabilitas ... 27
D.
Return on Investment... 29
E.
Rasio Aktivitas ... 32
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38
A.
Bursa Efek Indonesia ... 38
B.
PT Sentul City Tbk ... 39
C.
PT Ciputra Surya Tbk ... 39
D.
PT Duta Anggada Realty Tbk ... 40
E.
PT Intiland Development Tbk ... 41
F.
PT Gowa Makasar Tourism Tbk ... 42
H.
PT Jaya Real Properti Tbk ... 43
I.
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk ... 44
J.
PT Global Land development Tbk ... 45
K.
PT Lamicitra Nusantara Tbk ... 47
L.
PT Lippo Cikarang Tbk ... 48
M.
PT lippo Karawaci Tbk ... 48
N.
PT Modernland Realty Tbk ... 49
O.
PT Indonesia Prima properti Tbk ... 50
P.
PT New Century Development Tbk ... 50
Q.
PT Pakuwon Jati Tbk ... 51
R.
PT Suryainti permata Tbk ... 52
S.
PT Suryamas Dutamakmur Tbk ... 52
T.
PT Summarecon Permata Tbk ... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53
A.
Analisis Deskriptif ... 53
B.
Pengujian Asumsi Klasik ... 78
1.
Normalitas ... 78
2.
Heteroskedastisitas ... 81
3.
Autokorelasi ... 82
4.
Multikolinearitas ... 84
C.
Uji Kelayakan... 85
D.
Pengujian Hipotesis ... 85
1.
Uji Secara Serempak (Uji F) ... 85
2.
Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
A.
Kesimpulan ... 92
B.
Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kapitalisasi Bisnis Properti Tahun 2005
sampai dengan Kuartal I 2009 ... 5
Tabel 1.2 Perkembangan Total Aktiva, Piutang,
Penjualan dan Laba Bersih pada beberapa
perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009 ... 6
Tabel 1.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi
Sampel ... 15
Tabel 1.4 Sampel penelitian ... 16
Tabel 4.1 Return on Investment (ROI) Perusahaan
Properti dan Real Estat di BEI periode 2005
2009 ... 53
Tabel 4.2 Fixed Asset Turnover (FATO) Perusahaan
Properti dan Real Estat di BEI periode
2005-2009 ... 56
Tabel 4.3 Inventory Turnover (ITO) Perusahaan Properti
dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 ... 61
Tabel 4.4 Receivable turnover (RTO) Perusahaan
Properti dan Real Estat Di BEI periode
2005-2009 ... 66
Tabel 4.5 Total Asset Turnover (TATO) Perusahaan
Properti dan Real Estat di BEI periode
2005-2009 ... 70
Tabel 4.6 Working Capital Turnover (WCTO)
Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI
periode 2005-2009 ... 74
Tabel 4.7Uji Normalitas One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test (sebelum perbaikan) ... 79
Tabel 4.8 Uji Normalitas One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test (setelah perbaikan) ... 80
Tabel 4.9 Uji Glejser ... 82
Tabel 4.10 Model Summary ... 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (diolah) ... 10
Gambar 4.1 Normal P-P Plot ... 78
Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 80
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Fluktuasi rata-rata FATO dan rata-rata ROI
pada Perusahaan Properti dan Real Estat
periode 2005-2009 ... 59
Grafik 4.2 Fluktuasi rata-rata ITO dan rata-rata ROI
pada Perusahaan Properti dan Real Estat
periode 2005-2009 ... 64
Grafik 4.3 Fluktuasi rata-rata RTO dan rata-rata ROI
pada Perusahaan Properti dan Real Estat
periode 2005-2009 ... 69
Grafik 4.4 Fluktuasi rata-rata TATO dan rata-rata ROI
pada Perusahaan Properti dan Real Estat
periode 2005-2009 ... 73
Grafik 4.5 Fluktuasi rata-rata WCTO dan rata-rata ROI
pada Perusahaan Properti dan Real Estat
ABSTRAK
Rahmawati (2011). Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap
Return on Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek
Indonesia. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. selaku pembimbing dan Ketua Departmen
Manajemen, Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Dra Lisa Marlina, Msi (Penguji I) dan Dr. KHaira Amalia F. MBA,
AK. (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover
dan working capital turnover terhadap return on investment pada perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penilitian
ini dimulai dari tahun 2005-2009. Hipotesis yang dikemukakan adalah fixed asset
turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan
working capital turnover berpengaruh terhadap return on investment pada
perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
dan metode analisis regresi linier Berganda. Data yang digunakan adalah data
sekunder. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan α 5%.
Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS
16.0 for windows.
Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa pengaruh variabel indenpenden
(fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover
dan working capital turnover) secara serempak adalah signifikan terhadap return
on investment. Hasil uji secara parsial (Uji-t) variabel FATO mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI, variabel ITO mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ROI secara parsial variabel RTO mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, variabel TATO mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI, variabel WCTO mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI pada perusahaan properti dan
real estat.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan adanya laba yang tinggi dan didukung dengan nilai perusahaan yang baik maka perkembangan perusahaan dapat dipertahankan dan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta melakukan ekspansi dalam ruang lingkup bisnisnya.
Martono dan Harjito (2001:1) menyatakan perusahaan harus bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai, dimana laba yang maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Untuk mengukur efektif atau tidaknya pemerataan sumber daya keuangan terutama pada pos aktiva adalah dengan mengunakan rasio aktivitas. Menurut Sawir (2005:133), maksud dari efektivitas yaitu efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap serta efektivitas stuktur pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
ratio), perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover), perputaran persediaan (Inventory
Turnover) dan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio-rasio ini akan
dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba semakin besar.
Kebijakan-kebijakan keuangan dan management performance yang baik dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam perusahaan. efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi operasional. Efisiensi operasional merupakan efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan, sehingga biaya dapat diminimalkan dan akan tercapai laba yang maksimum. Semakin efisien perusahaan menggunakan total assetnya, maka total cost akan semakin kecil dan net profit semakin besar. Sedangkan efektivitas perusahaan yang dimaksud adalah efektivitas perusahaan dalam manajemen aktiva baik lancar maupun tetap, dan juga efektivitas struktur pendanaan aktiva-aktiva tersebut, sehingga tingkat pengembalian lebih besar dari dari biaya modal yang digunakan untuk menbiayai aktiva-aktiva tersebut (Sawir, 2005:133). Semakin efektif perusahaan melakukan manajemen aktiva lancar dan aktiva tetap, maka tingkat pengembalian investasi akan semakin besar karena total cost semakin kecil.
tinggi rendahnya Return on Investement dan menjadi unsur dasar dalam perhitungan Return on Investment yaitu laba bersih perusahaan dan total aktiva yang dimiliki dan
digunakan perusahaan.
Properti dan real estat merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Industri properti dan real estat merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan produk dan pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Oleh karena itu sektor properti merupakan lahan yang paling strategis untuk berinvestasi yang akan memberikan keuntungan yang tinggi. Investasi pada sektor properti dan real estat merupakan investasi jangka panjang dan sebagai aktiva multiguna yang dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan, oleh karena itu perusahaan properti dan real estat mempunyai struktur modal yang tinggi. Harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan jumlah tanah terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk.
menumbuhkan sektor properti adalah kondisi perekonomian yang baik dan rendahnya tingkat suku bunga. (Vibiznews-Property, 02 Spetember 2010)
Tabel 1.1
Kapitalisasi Bisnis Properti Tahun 2005 sampai dengan Kuartal I 2009
No Nama proyek Tahun Kapitalisasi
2005 2006 2007 2008 2009P (Rp.Miliar)
1
Proyek Pusat Perbelanjaan
Jabotabek 31.984 23.130 14.300 3.945 6.907 80.266 2
Proyek Pusat Perbelanjaan
Daerah 18.358 10.155 7.225 4.308 3.645 43.691
3 Proyek Apartemen Jabotabek 7.945 8.445 9.786 10.372 7.289 43.837 4 Proyek Apartemen Daerah 1.412 3.509 3.326 4.769 4.259 17.275 5 Proyek Hotel (Nasional) 3.108 3.043 3.536 3.740 4.127 17.554 6 Proyek Perumahan (Nasional) 17.730 17.561 22.977 29.371 25.931 113.570
Kapitalisasi Proyek Properti
Nasional
(Rp. Miliar) 80.537 65.843 61.150 56.505 52.158 316.193 Sumber : PT Pananginan Simanungkalit & Associates, April 2009
menurunnya tingkat inflasi residensial sejak tahun 2004 serta meningkatnya kredit konsumsi perbankan merupakan faktor penunjang meningkatnya kegiatan properti di segmen ini.
Tabel 1.2
Perkembangan Total Aktiva, Piutang, Penjualan dan Laba Bersih pada beberapa perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia tahun 2008
dan 2009 Kode
Perusahaan
Tahun total aktiva (Rp.)
Piutang usaha (Rp.)
Penjualan (Rp.)
laba (rugi) bersih (Rp.) BKSL 2008 2.543.182.987.219 59.664.915.666 80.110.391.344 (15.714.827.355)
2009 2.784.021.782.133 142.710.367.969 162.658.608.611 2.457.166.164 CTRS 2008 2.159.220.314.884 73.281.784.230 581.174.900.313 144.326.623.408 2009 2.268.629.009.246 49.983.301.228 391.451.881.878 57.118.544.162 DART 2008 2.774.514.489.772 7.620.374.691 371.712.663.749 100.850.567.924 2009 3.213.315.053.678 11.050.590.822 314.355.357.529 30.186.439.156 GMTD 2008 287.040.432.423 13.746.789.458 60.084.104.695 8.022.795.695 2009 305.635.686.223 26.547.707.487 63.013.041.199 13.485.473.435 LPCK 2008 1.401.408.806.528 53.680.477.670 276.557.519.426 14.173.441.150 2009 1.551.020.489.441 67.433.324.857 323.158.797.330 25.681.106.177 LPKR 2008 11.787.777.210.609 798.246.501.351 2553.306.718.090 370.872.333.757 2009 12.127.644.010.796 530.422.288.809 2.565.101.010.425 388.053.495.627
Sumber :
Keterangan :
BKSL = PT Sentul City Tbk CTRS = PT Ciputra Surya Tbk
DART = PT Duta Anggada Realty Tbk GMTD = PT Gowa Makasar Tourism Tbk LPCK = PT Lippo Cikarang Tbk
LPKR = PT lippo Karawaci Tbk
di beberapa perusahaan properti dan real estate yang diikuti dengan peningkatan laba bersih. Pendapatan yang maksimal dapat diperoleh dari penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Aktiva memiki hubungan erat dengan tingkat laba yang diperoleh dari perusahaan melalui kegiatan penjualan. Tingat penjualan yang tinggi mendukung pencapaian laba yang maksimum.
Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment Pada Perusahaan Properti dan Real Estat Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalh penelitian ini adalah: “apakah efektivitas operasional yang terdiri dari Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan
Working Capital Turnover berpengaruh terhadap Return on Investment pada perusahaan
properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
C. Kerangka Konseptual
Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang tertanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula atas dana yang tertanam.
pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut
Alat untuk mengukur Efektivitas operasional adalah dengan rasio aktivitas. Rasio aktivitas menggambarkan tingkat pendayagunaan harta atau sarana modal yang dimilki perusahaan. Atau dengan kata lain rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana (Ross, Westerfield dan Jordan 2009:86).
Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Fixed Asset Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjulan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Semakin cepat perputaran aktiva tetap maka Return on Investment akan semakin besar.
Inventory Turnover menunjukkan barapa kali persediaan dapat berputar dalam
setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi uang kas. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar. Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberi kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.
Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar
Semakin besar Receivable Turnover maka Return on Investment akan semakin meningkat.
Total Assets Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
aset atau investasi untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Semakin cepat perputaran aset maka Return on Investment akan semakin meningkat.
Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar
dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Apabila penjualan meningkat yang pada umumnya disertai oleh peningkatan kebutuhan modal kerja yang seiring dengan meningkatnya nilai persediaan dan piutang, maka rasio ini dapat pula menunjukkan jumlah rupiah dari penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang tertanam dalam persediaan dan piutang. Hal ini dapat disebabkan pula oleh banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum piutang berubah menjadi uang. Semakin cepat perputaran modal kerja maka Return on Investment semakin meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Fixed asset turnover (X1)
Inventory turnover (X2)
Receivable turnover (X3)
Total assets turnover (X4)
working capital turnover (X5)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (diolah)
Sumber : Ross, Westerfield dan Jordan(2009:86), Kasmir (2008:180)
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap return on
investment pada perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia.”
E. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working
Capital Turnover terhadap Return on Investment pada perusahaan properti dan Real
Estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain berdasarkan analisis rasio profitabilitas.
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang aspek-aspek yang terdapat dalam aktivitas operasional perusahaan.
c. Bagi pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam mambahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Batasan operasional variabel dalam penelitian ini antara lain:
a. Variabel independen (X) adalah Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5).
b. Variabel dependen (Y) adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat.
c. Data laporan keuangan perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009 setiap tahun.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel-variabel yang akan diteliti adalah :
Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelolah
seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Rasio Fixed Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):
Fixed Asset Turnover =
2) Inventory Turnover (X2)
Inventory Turnover menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar
dalam setahun. Rasio Inventory Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Kasmir, 2008:180) :
Inventory Turnover =
3) Receivable Turnover (X3)
Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar
dalam satu tahun. Rasio Receivable Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:87) :
Receivable Turnover =
4) Total Assets Turnover (X4)
Total Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mengelolah seluruh asset untuk menghasilkan penjualan. Rasio Total Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89) :
Total Asset Turnover =
Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang
berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Rasio Working Capital Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:88)
Working Capital Turnover =
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat. Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Rasio Return on Investment dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:90):
Return on Investment =
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai 2009 yang berjumlah 39 perusahaan.
b. Sampel
(Kuncoro, 2003:119). Adapun pertimbangan yang digunakan dalam sampel ini adalah sebagai berikut :
1) perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
2) perusahaan properti dan real estat yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. 3) perusahaan properti dan real estat memilki laba bersih pada tahun 2009.
Hasil seleksi dari sampel penelitian ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.3
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di BEI 39 2
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 (15) 3
Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih (rugi) mulai
tahun 2009 (5)
Jumlah sampel penelitian 19
Berdasarkan kriteria seleksi sampel pada tabel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut :
Tabel 1.4 Sampel penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BKSL PT Sentul City Tbk 2 CTRS PT Ciputra Surya Tbk
3 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 4 DILD PT Intiland Development Tbk 5 GMTD PT Gowa Makasar Tourism Tbk
6 JIHD PT Jakarta Internasional hotels & Development Tbk 7 JRPT PT Jaya Real Properti Tbk
10 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 11 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 12 LPKR PT lippo Karawaci Tbk 13 MDLN PT Modernland Realty Tbk 14 MORE PT Indonesia Prima properti Tbk 15 PTRA PT New Century Development Tbk 16 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
17 SIIP PT Suryainti permata Tbk 18 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk 19 SMRA PT Summarecon Permata Tbk Sumber :
4. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pemanfaatan media internet dengan situs
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November sampai dengan Januari tahun 2010.
5. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
ya
literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
6. Metode Pengumpulan Data
diteliti serta melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis dekriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b. Metode Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) terhadap variabel dependen yaitu Return on investment (Y) perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus :
Y = α+β1X2+β2X2+β3X3+β4X4+β5X +e Keterangan :
Y = Return on Investment
α = Konstanta
β1,2,3,4,5,6 = Koefisien masing-masing variabel independen X1 = Fixed Asset Turnover
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas.
a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdisitribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik dan analisi kolmogorov-Smirnov (K-S). Hipotesisnya sebagai berikut :
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti data normal dan H0 diterima,
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001:69). Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan uji Glejser dan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika diagram pencar ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur pada suatu sudut atau bagian maka model regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
b. Jika diagram pencar tidak membentuk suatu pola atau telihat acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ DW ≥ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < DW < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du ≤ DW ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif dan
negatif Tidak ditolak du < DW <4 - dl Smber : Situmorang, dkk (2010:120)
Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah
4) Uji multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinieritas dapat dilihat jika variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.
b. Pengujian Hipotesis
1) Uji Signifikan Simultan (uji-F)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :
Capital Turnover (X5) secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y).
H1 :β1, β2, β3, β4, β5, β6 # 0 artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%
H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
2) Uji signifikan parsial (uji-t)
Uji statistik t disenut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
H0 : β1 =0, artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y).
H1 : β1 # 0, artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara parsial terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika -ttabel < thitung ttabel pada α = 5%
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Tedahulu
Sheila (2006) melakukan penelitian tentang “Analisis Hubungan Efisiensi Dan Efektivitas Terhadap Return On Investment PT Bukit Emas Dharma Utama Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contibution margin memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, rasio tenaga kerja per penjualan memilki hubungan negatif dan signifikan, rasio beban usaha per penjualan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, operating ratio memilki hubungan positif tidak signifikan, inventory turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, working capital turnover memilki hubungan positif dan tidak signifikan, dan fixed assets turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, terhadap return on investment PT Bukit Emas Dharma Utama Medan.
Andriani (2009) melakukan penelitian tentang “Analisis Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan pada PT Unilever Indonesia, Tbk”. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan koefisien Korelasi Pearson rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan positif dengan return on investment (ROI), rasio perputaran aktiva tetap, perputaran modal dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan negatif dengan return on investment (ROI).
modal kerja (WCT) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROI), namun likuiditas (CR) dan solvabilitas (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Simbolon (2006) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Stukutur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal dengn variabel (DER, LDAR dan LDER) dalam penelitian ini berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara serempak terhadap profitabilitas (ROI). Dari hasil pengujian secara parsial ditemukan bahwa variabel LDAR yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
B. Analisis rasio keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan (Sugiono, 2009:64). Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk sitematis yang sederhana. Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan.
Jenis rasio keuangan dikelompokkan menjadi :
1. Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu Current ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Ratio dan Net Working Capital.
2. Rasio Leverage (leverage Ratio)
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio laverage yang umum dipakai antara lain adalah Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Fixed Charge Coverage
Ratio dan Debt Service Coverage.
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umum digunakan yaitu Inventory Turnover, Fixed Asset Turnover, Total Asset Turnover dan Receivable Turnover.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio Profitabilitas yang sering digunakan yaitu Gross Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, net profit Margin, Return on Investment dan Return on Equity.
5. Rasio Saham Biasa (Common Stock Ratio)
Rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu Price Earning Ratio, Earning Per Share, Dividend Per Share, Dividend Yield, Payout Ratio, Book Value Per
Share dan Price to Book value.
Keunggulan analisis rasio keuangan yaitu :
1. Merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci atau rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermamfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang
Keterbatasan analisis rasio keuangan yaitu :
1. Kesulitan dalam memiliki rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
3. Dua perusahaan dibangdingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
C. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio profitabilitas dapat memperlihatkan sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.
efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.
Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu :
1. Profit margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang dapat digunakan yaitu : a. Gross Profit Margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi).
Mengidentifkasikan kemampuan perusahaan untuk memproduksi secara efisien.
Gross Profit Margin =
b. Operating Profit Margin mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
Operating Profit Margin =
c. Net Profit Margin mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Net Profit Margin =
2. Return On Asset
Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus yang digunakan yaitu:
Return On Assets =
3. Return On Equity
Return on Equity mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan yaitu :
4. Return On Investment
Return On Investment mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang dipergunakan. Rumus yang digunakan yaitu :
Return On Investment =
5. Earning Per Share
Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Rumus yang digunakan yaitu :
Earning Per Share =
D. Return on Investment
Return on Investment adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan
setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Return on Investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Samakin tinggi rasio ini, semakin baik pula keadaaan suatu perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):
Return on Investment =
Kelebihan Return on Investment yaitu :
2. Return on Investement (ROI) sebagai alat mengukur profitablitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Kegunaan Return on Investement (ROI) yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Hal ini terjadi atau dapat dicapai apabila perusahaan telah melakukan praktis akuntansi secara benar dalam arti mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntasi yang ada. ROI dalam suatu perusahaan dapat ditingkat dalam beberapa cara, yaitu :
a. Meningkatkan Penjualan
Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jula produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Imbalan atas penjualan akan meningkat. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil dari pada persentase kenaikkan jumlah rupiah penjualan. Kenaikkan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikkan proporsional dalam aktiva.
b. Pemangkasan Beban
Pemangkasan biaya atau beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer ketika menghadapai kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1) Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner dan kemudian biaya yang dapat dipotong dengan segera.
c. Mengurangi Aset pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap putaran aktiva dan juga terhadap angka ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.
Kelemahan Return on Investment yaitu :
a. Praktik akuntansi antar perusahaan yang seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
b. Analisis rate of return atau Return on Investement tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
E. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan megelola aktiva- aktivanya (Brigham & Houston, 2006:97). Analisis rasio aktivitas menganggap perlunya suatu keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut atau dengan pos aktiva lainnya.
Martono & Harjito (2001:56-58) menyatakan bahwa mencapai laba maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya dapat diukur dengan rasio aktivitas.
besar belum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengukur penggunaan aktiva yang ada digunakan rasio aktivitas.
Rasio aktivitas yang umum digunakan oleh perusahaan yaitu :
1. Fixed assets turnover
Fixed assets turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang diperoleh atas
penerimaan dan penjualan yang terjadi. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus yang digunakan yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):
Fixed asset turnover =
2. Inventory turnover
Inventtory turnover adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola dan
perusahaan secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengelami kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak berhasil dalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan dari penjualan rendah, juga persediaan biaya jadi meningkat. Rumus yang digunakan yaitu : (Kasmir, 2008:180)
Inventory turnover =
3. Receivable turnover
Receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang selama satu periode tertentu dan hasilnya merupakan gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit. Semakin tinggi rasio perputaran piutang akan semakin baik karena semakin singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut. Rumus yang digunakan yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:87):
Receivable turnover =
4. Total Assets Turnover
Total assets turnover digunakan untuk mengukur kemampuan semua aktiva dalam
menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah aktiva (yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lancar). Dimana apabila semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik bagi perusahaan untuk menghasilkan laba. Rumus yang digunakan yaitu Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):
Total asset turnover =
Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). Rasio peputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Rumus yang digunakan yaitu: (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:88):
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
A.
Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa saham yang dapat memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan
ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya
mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar
modal Indonesia yang stabil.
Bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada
tanggal 13 juli 1992 dan Bursa Efek Surabaya dan Jakarta kemudian melebur
menjadi satu dan pada awal tahun 2008 Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek
Jakarta melebur menjadi bursa efek Indonesia. Swastanisasi bursa saham menjadi
PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
B.
PT Sentul City TBk
mengalami beberapa perubahan, yang terakhir menjadi PT Sentul City Tbk
berdasarukan akta notaris Fatiah Helmi, S.H., No. 26 tanggal 19 Juni 2006.
Perubahan nama telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21373. Perusahaan memulai kegiatan
komersilnya sejak tahun 1995 dan berdomisili di Graha Utama, Jl. MH. Thamrin,
kawasan perumahan Sentul City, Bogor. Ruang lingkup kegiatan perusahaan
meliputi bidang pembangunan, pengembangan penjualan, operasi, penyewaan dan
rehabilitasi bangunan yang ditujukan untuk perkantoran, pusat perbelanjaan,
rekreasi dan tujuan lainnya, pembangunan real estate dan melakukan investasi
baik kep perusahaan luar negeri maupun domestik, baik melalui anak perusahaan
maupu patungan dengan pihak lain.
C.
PT Ciputra Surya Tbk
pelakasanaan pembangunan dan penjualan kawasan perumahan (real estate),
perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya.
D.
PT Duta Anggada Realty Tbk
PT Duta Anggada Realty TBk didirikan pada tanggal 30 Desember 1989
dengan nama PT Duta Anggada Inti Pratama, berdasarkan Akta Notaris Buniarti
Tjandra S.H. No 196, kemudian diganti menjadi PT Duta Anggada Realty TBk
sejak April 1997. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pembangunan,
penjualan, penyewaan dan pengelolaan bagunan apartemen, perkantoran dan
pusat perbelanjaan serta bangunan parkir dan kegiatan usaha lainnya yang
berhubungan. Kantor pusat perusahaan berada di Gedung Chase Plaza, Jl. Jendral
Sudirman Kav. 21 Jakarta. Proyek perusahaan terdiri atas apartemen, perkantoran
dan pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta dan Bali. Perusahaan memulai
kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1984.
E.
PT Intiland Development Tbk
perkantoran. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak 1 Oktober 1987
dengan aktivitas utamanya adalah industri real estate.
F.
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk didirikan pada tanggal 14
Mei 1991 berdasarkan akta notaris Haji Abdullah Ashal, S.H. No. 34 yang
kemudian diubah dengan akta notaris Dorcas Latanna, S.H. No. 5 tanggal 7
Agustus 1998. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disetujui oleh Menteri
Kehakiman dalam suratnya No. C-2288 HT.01.01.Th 99 tanggal 3 Februari
1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44
tanggal 1 Juni 1999, Tambahan No. 3221. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan
properti. Perusahaan berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan kantor
pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga Kav. 3-5. Perusahaan
mulai beroperasi komersial pada tanggal 21 Juni 1997.
G.
PT Jakarta International Hotels & Development Tbk
Tambahan No. 214. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan
hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti,
gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan
memulai operasi komersialnya pada tahun 1969.Kantor pusat Perusahaan
berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu
Sudirman (KNTS), Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta.
H.
PT Jaya Real Property Tbk
VII, Tangerang - 15224, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial sejak tahun 1980.
I.
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
J.
PT Global Land Development Tbk
K.
PT Lamicitra Nusantara Tbk
PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) didirikan dalam
rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo.
Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Januari
1988 dari Tjitra Sasanti Djatmiko, S.H., Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. C2-9900. HT.01. 01.TH.89 tanggal 25 Oktober 1989.
Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan
Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl.
Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya.Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan
dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada Januari 1990. Saat
ini kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza –
Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan
modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti
kemas, perhotelan, real estat dan properti.
L.
PT Lippo Cikarang Tbk
Surat Keputusan No. C2-4701.HT.01.01.TH.88 tanggal 30 Mei 1988 dan
diumumkan dalam Berita Negara No. 94 tanggal 23 Nopember 1990, Tambahan
No. 4719. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban
development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri,
pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung,
serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan
anakmaupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan
terutama adalah pembangunan kawasan industri, perumahan dan penyediaan
jasa-jasa penunjang lainnya.
M.
PT Lippo Karawaci Tbk
terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain,
laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung maupun
melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan
pengelolaan kawasan siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan
pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi,
menjalankan usaha di bidang jasa antara lain transportasi, jasa keamanan berikut
jasapenunjang lainnya kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak. Perusahaan
berdomisili di Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23,
Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten - Indonesia.
N.
PT Mondernland Realty Tbk
Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada bulan November
1989.
O.
PT. Indonesia Prima Property Tbk
PT. Indonesia Prima Property Tbk didirikan dalam rangka
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo.
Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 31 tanggal 23 April 1983 dari
Sastra Kosasih, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.
C2-6044-HT.01.01-TH'83 tanggal 5 September 1983 serta diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 6 Maret 1984,
Tambahan No. 241. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat
beralamat di Wisma Sudirman Lt. 11, Jl. Jendral Sudirman Kav.34, Jakarta.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan anak perusahaan terutama meliputi
bidang persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan (mal), apartemen dan
hotel, pembangunan perumahan beserta segala fasilitasnya. Perusahaan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan April 1983.
P.
PT. New Century Development Tbk
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha dalam bidang
pembangunan perumahan (real estat) dan perkantoran/ pertokoan . Perusahaan
berlamat di Mayapada Tower Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav 28, Jakarta.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.
Q.
PT Pakuwon Jati Tbk
PT. Pakuwon Jati Tbk didirikan berdasarkan akta No. 281 tanggal 20
September 1982 dari Kartini Muljadi, S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusannya No. C2-308.HT.01.TH.83 tanggal 17 Januari 1983, serta
diumumkan dalam Berita Negara No. 28 tanggal 8 April 1983 Tambahan
No. 420. Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di
Menara Mandiri Lt. 15, Jl. Basuki Rachmad No. 8 – 12, Surabaya, Indonesia.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pengusahaan (1)
pusat perbelanjaan yang dikenal dengan nama Tunjungan Plaza, (2) pusat
perkantoran dengan nama Menara Mandiri, (3) hotel bintang lima dengan
nama Sheraton Surabaya Hotel dan Towers (Hotel), serta (4) real estat Pakuwon
City (d/h Perumahan Laguna Indah) dan kawasan industri (belum beroperasi
dan akan diubah menjadi kawasan rumah tinggal), semuanya berlokasi di
Surabaya. Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha pada bulan Mei 1986.
R.
PT Suryainti Permata Tbk
Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C2-3460.HT.01.01.TH.91 tanggal 30 Juli 1991, serta telah
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 74
tanggal 13 September 1991 dan Tambahan Berita Negara No. 3013. ruang
lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembangunan
dan pengusahaan gedung perkantoran, pertokoan dan pemukiman, bidang
industri, perdagangan dan jasa. Perusahaan memulai aktivitas usaha
komersialnya sejak tahun 1992, dengan melakukan aktivitas pembangunan dan
penjualan rumah toko (ruko), town house, pembangunan perhotelan, jasa
konstruksi gedung. Perusahaan berdomisili di Jl. Panglima Sudirman 55,
Surabaya.
S.
PT Suryamas Dutamakmur Tbk
gedung, rumah, jalan, jembatan, landasan dan instalatir. Perusahaan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1993. Perusahaan saat ini berusaha di bidang
real estat berupa penjualan tanah serta tanah dan rumah tinggal, pengoperasian
lapangan golf, country club dan fasilitas resort lainnya di daerah Rancamaya,
Bogor, Jawa Barat.
T.
PT Summarecon Agung Tbk
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang dikelompokkan
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif. Deskripsi umum dari
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Return on Investment
[image:58.595.98.530.520.717.2]Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang
dimilki. Return on Investment adalah rasio yang membandingkan antara
keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva.
Tabel 4.1
Return on Investment (ROI) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI
periode 2005-2009 (dalam persen (%))
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-
2005 2006
2007
2008 2009
rata
PT Sentul City Tbk
-1.50
0.53 3.39 -617.92 0.09-123.08
PT Ciputra Surya Tbk
6.38
9.40 8.93 6.68 2.526.78
PT Duta Anggada Realty Tbk
14.09
8.14 3.98 3.63 0.946.16
PT Intiland Development Tbk
-1.77
3.60 1.28 0.67 1.200.99
PT Gowa Makasar Tourism Tbk
2.48
2.75 2.82 2.80 4.413.05
PT Jakarta Internasional hotels &
Development Tbk
-4.45
-1.22 -4.31 -0.80 6.13-0.93
(Lanjutan)
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-
2005
2006
2007
2008 2009
Rata
PT Global Land development Tbk
2.54
1.87 0.05 -5.33 6.121.05
PT Lamicitra Nusantara Tbk
0.45
0.20 0.47 1.45 2.060.93
PT Lippo Cikarang Tbk
0.34
0.28 0.86 1.01 1.660.83
PT lippo Karawaci Tbk
5.76
3.83 3.35 3.15 3.203.86
PT Modernland Realty Tbk
1.69
-0.17 1.73 0.13 0.130.70
PT Indonesia Prima properti Tbk
-3.16
3.04 2.03 -5.12 11.251.61
PT New Century Development Tbk
-63.05
1.14 -0.45 -0.85 0.18-12.60
PT Pakuwon Jati Tbk
37.95
8.04 2.69 -0.27 4.2210.52
PT Suryainti permata Tbk
12.50
13.44 6.93 3.08 2.637.72
PT Suryamas Dutamakmur Tbk
-3.06
2.19 6.00 -0.84 0.120.88
PT Summarecon Permata Tbk
8.11
7.67 52.76 2.59 3.7514.98
Rata-rata Per Tahun
1.41
3.77 5.24 -31.65 3.08-3.63
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)
Tabel 4.1 menggambarkan rata-rata ROI pada masing-masing perusahaan
sektor properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009. Rata-rata ROI seluruh perusahaan selama tahun pengamatan
sebesar 2,66%. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata ROI mengalami fluktuasi,
perusahaan yang memiliki rata-rata ROI tertinggi selama tahun pengamatan
adalah PT Summarecon Permata Tbk (SMRA) sebesar 14,98 %. Perusahaan yang
memiliki rata-rata ROI terendah adalah PT New Century Development Tbk
(PTRA) sebesar -12,60%
[image:59.595.86.536.119.367.2]Pada tahun 2006 rata-rata ROI mengalami peningkatan dari tahun 2005
menjadi 3,77%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Suryainti
permata Tbk (SIIP) sebesar 13.44 % dan perusahaan yang memiliki nilai ROI
terendah adalah PT Jakarta Internasional hotels & Development Tbk (JIHD)
sebesar -1.22 %.
Pada tahun 2007 rata-rata ROI mengalami peningkatan dari tahun 2006
menjadi 5,24%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi PT Summarecon
Permata Tbk (SMRA) sebesar 52.76% dan perusahaan yang memiliki nilai ROI
terendah yaitu PT Jakarta Internasional hotels & Development Tbk (JIHD)
sebesar -4.31%. Selama tahun 2006 dan 2007 PT Jakarta Internasional Hotels &
Development Tbk (JIHD) memiliki nilai ROI yang sangat rendah, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan ini mengalami kerugian dimana perusahaan
kurang mampu mengelola seluruh aktiva dalam menghasilkan keuntungan.
Pada tahun 2008 rata-rata ROI mengalami penurunan dari tahun 2007
menjadi -0,79%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Duta
Anggada Realty Tbk (DART) dan PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
masing-masing sebesar 6,68%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah adalah PT
Global Land Development Tbk (KPIG) sebesar -5,33%.
2.
Fixed Asset Turnover
[image:61.595.89.531.359.738.2]Fixed Asset Turnover (FATO) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Fixed
Asset Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta
tetap dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjulan bersih
yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Fixed
Asset Turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
Tabel 4.2
Fixed Asset Turnover (FATO) Perusahaan Properti dan Real Estat di
BEI periode 2005-2009 (dalam kali (X))
Nama Perusahaan Tahun Rata-
2005 2006 2007 2008 2009 rata PT Sentul City Tbk 11.946 1.383 9.459 1.414 3.966 5.634 PT Ciputra Surya Tbk 2.453 2.909 2.602 1.224 0.695 1.976 PT Duta Anggada Realty Tbk 0.093 1.225 1.331 0.975 0.000 0.725 PT Intiland Development Tbk 0.787 0.423 0.489 1.731 1.888 1.064 PT Gowa Makasar Tourism Tbk 11.493 15.239 17.681 18.142 19.033 16.318 PT Jakarta Internasional hotels &
Tabel 4.2 menggambarkan nilai FATO pada masing-masing perusahaan
sektor properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009. Rata-rata ROI seluruh perusahaan selama tahun pengamatan
sebesar 6,888 X. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat rata-rata FATO mengalami fluktuasi
perusahaan yang memiliki rata-rata FATO tertinggi selama tahun pengamatan
adalah PT Suryainti permata Tbk (SIIP), yaitu sebesar 80,431 X. Sedangkan
perusahaan yang memiliki rata-rata FATO terendah adalah PT Indonesia Prima
properti Tbk (OMRE) yaitu sebesar 0,079 X.
Pada tahun 2005 rata-rata FATO adalah sebesar 8,695 X, perusahaan yang
memiliki nilai FATO tertinggi adalah PT Suryainti permata Tbk (SIIP) sebesar
123.336 X dan perusahaan yang memiliki nilai FATO terendah adalah PT Global
Land development Tbk (GMTD) dan PT New Century Development Tbk (PTRA)
senilai 0 X.
Pada tahun 2006 nilai rata-rata FATO mengalami peningkatan yang cukup
besar dari tahun 2005 menjadi 14,738 X. Perusahaan yang memiliki nilai FATO
tertinggi adalah PT Suryainti p