• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP DAYA SAING PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP DAYA SAING PERUSAHAAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA

TERHADAP DAYA SAING PERUSAHAAN

Maung Agus Sutikno dan Hendro Prabowo

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh cara pengelolaan modal kerja (working capital management) terhadap daya saing perusahaan dengan menggunakan metode regresi GMM. Penelitian ini berargumen bahwa perusahaan dengan turnover modal kerja yang tinggi dan likuiditas modal kerja yang rendah berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut. Sampel penelitian menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007–2011. Hasil penelitian menunjukan secara statistik bahwa turnover modal kerja dengan proksi current asset turnover, inventory turnover, dan accounts receivable turnover berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan penjualan serta accounts payable turnover dan cash conversion cycle berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan penjualan. Selanjutnya current ratio dan quick ratio, proksi dari likuiditas modal kerja berpengaruh negatif dengan signifikan terhadap pertumbuhan penjualan perusahaan.

Analysis of the Effect of Working Capital Management on Enterprise Competitiveness

Abstract

This research is to analyze the effect of working capital management on the competitiveness of the company using GMM regression. The argument proposed in this research is that companies with high turnover and low liquidity of working capital increase their sales growth significantly. Samples used in this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2007-2011. The results of the research indicate the proxy of working capital turnover; current asset turnover, inventory turnover, and accounts receivable turnover have a positive effect on the sales growth significantly. The other proxies of working capital turnover, which are accounts payable turnover and cash conversion cycle, have a negative effect on the sales growth significantly. Another finding is that current ratio and quick ratio, the proxies of working capital liquidity negatively affect sales growth significantly.

Keywords: Sales Growth; Working Capital Liquidity; Working Capital Management; Working Capital Turnover

(2)

Pendahuluan

Pengelolaan modal kerja (working capital management) berpengaruh pada daya saing perusahaan dalam pasar persaingan. Hal ini disebabkan karena pengelolaan modal kerja yang efisien merupakan komponen penting dalam pencapaian tujuan perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri (Deloof, 2003). Bahkan pengelolaan modal kerja yang efektif mempunyai peran penting dalam mengurangi dampak dari sebuah krisis keuangan di Cina (KPMG China, 2011).

Modal kerja merupakan elemen penting untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari (Azam dan Haider, 2011). Bagaimana pihak manajemen perusahaan dalam mengatur pos-pos aset lancar dan utang lancar yang merupakan sumber dana operasional usaha dapat dilihat dari modal kerja.

Bagaimana perusahaan dalam mengelola modal kerja dapat diukur dari

turnover modal kerja dan likuiditas modal kerja. Dari pengelolaan modal kerja

tersebut diharapkan menghasilkan daya saing dalam pasar. Dimana daya saing berarti juga adanya penjualan dan profit yang besar. Sebagaimana disimpulkan dalam penelitian Smith (1980) bahwa pengelolaan modal kerja mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Studi oleh Zhen et al. (2012) meneliti pengaruh pengelolaan modal kerja (PMK) terhadap daya saing perusahaan dalam pasar. PMK dalam penelitian ini direpresentasikan dari dua aspek di atas, yaitu dari turnover dan likuiditas modal kerja perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa turnover modal kerja mempunyai hubungan positif terhadap daya saing perusahaan dalam pasar persaingan dan likuiditas modal kerja mempunyai hubungan negatif dengan daya saing perusahaan. Penelitian ini dilakukan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Shanghai dan Shenzen dari tahun 1996 sampai dengan 2009.

(3)

Merujuk pada penelitian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian serupa di perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan data lengkap 5 tahun terakhir (2007-2011). Dengan demikian, penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap daya saing perusahaan: studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011.

Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja

Ross et al. (2010) dalam bukunya Fundamentals of Corporate Finance memberi definisi untuk modal kerja yaitu aset lancar dan kewajiban jangka pendek sebuah perusahaan. Modal kerja merupakan komponen yang paling penting (dalam laporan keuangan) yaitu berupa aset lancar dan kewajiban jangka pendek, diantaranya pos persediaan, piutang usaha dan utang usaha (Ross et al., 2010).

Modal kerja (working capital) dari sebuah perusahaan merupakan kombinasi dari aset jangka pendek dan liabilitas jangka pendek (Barine, 2012). Barine menjabarkan aset lancar perusahaan yang termasuk modal kerja yaitu piutang usaha (kredit dagang ataupun kredit konsumen), persediaan (bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi), kas dan semua penghasilan yang berjangka waktu kurang dari satu tahun. Aset lancar dapat disebut juga dengan istilah gross

working capital, sementara Adam Smith menyebutnya circulating capital

(Hossain dan Akon, 1997). Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang usaha,

overdrafts, pembayaran yang berjangka waktu kurang dari satu tahun, dan

kewajiban pembayaran kepada pemerintah dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.

Berdasarkan sebuah penelitian oleh Sathyamoorthi (2002) menjelaskan komposisi dari modal kerja yaitu terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

(4)

- Current Liabilities: Trade creditors, Creditors for expenses, Bank overdrafts,

Bank loans, Bonuses payable, Interest on members savings and other short term liabilities.

- Current Assets: Stock of goods, Trade debtors, Staff advances and loans,

Investment in fixed deposits, prepayments bank balance and cash and loans to members.

2. Modal Kerja Bersih

Modal kerja bersih (net working capital) yaitu aset lancar dikurangi kewajiban lancar (D’Attilio, 1992; Al-Taleb et al., 2010).

Gambar 1. Posisi Net Working Capital di Neraca Keuangan

3. Pengelolaan Modal Kerja

Pengelolaan modal kerja (PMK) merupakan bagian dari manajemen keuangan secara umum. Pengelolaan modal kerja berarti juga mengelola aset lancar dan kewajiban jangka pendek dari perusahaan (Vahid et al., 2012). Berikut gambaran area dari pengelolaan modal kerja:

  Current  assets   Fixed  assets   1.  Tangible   2.  Intangible   Current  liabilities   Long-­‐term  debt   Shareholders’   equity   Net   working   capital   Liabilities  &   shareholders’  equity   Assets  

Sumber: Ross et al. (2010). Fundamentals of Corporation Finance  

(5)

Gambar 2. Area Pengelolaan Modal Kerja

Sumber: Titman et al. (2011). Financial Management: Principles and Applications

Salah satu tujuan utama dari PMK yaitu memastikan bahwa perusahaan mempunyai cukup arus kas untuk menjalankan operasional sehari-hari dengan meminimalisir risiko ketidakmampuan membayar kewajiban jangka pendek (Mansoori dan Muhammad, 2012). Tujuan lain dari PMK yaitu menjaga saldo optimal antara masing-masing komponen modal kerja (Nazir dan Afza, 2009).

Dalam teori keuangan umum, PMK memungkinkan untuk diidentifikasi dengan menggunakan rasio (Barine, 2012). Identifikasi di sini termasuk kefektivitasan dalam pengelolaan modal kerja, yaitu dengan cara mengetahui rasio likuiditas serta rasio turnover modal kerja (Matarneh, 2012). Pengukuran dengan rasio likuiditas meliputi current ratio dan quick ratio (Erasmus, 2010).

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam kategori penelitian eksploratif karena bertujuan untuk mencari hubungan-hubungan baru antara variabel satu dengan

Operating  cycle  

Cash  conversion  cycle   AP  deferral  period  

Inventory  conversion  period   Average  collection  period  

Cash  paid  for   inventory  

Inventory  sold   Inventory  purchased  

Cash  receipt   from  AR  

(6)

variabel yang lain, yaitu daya saing perusahaan dalam pasar dan pengaturan dalam pengelolaan modal kerja (PMK) melalui rasio-rasio keuangan yang terkait.

1. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder berupa laporan keuangan yang telah di audit diperoleh melalui internet di Datastream Thomson Reuters di Pusat Data Ekonomi dan Bisni Universitas Indonesia serta situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

2. Metode Pengambilan Sampel

Dalam mengumpulkan sampel, penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Setelah disaring dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan,

sampel juga akan dideteksi melalui observasi, salah satunya yaitu untuk mendeteksi adanya outlier. Semua kriteria tersebut dipilih dengan tujuan agar sampel dapat digunakan dalam penelitian ini. Kriteria tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011.

2. Perusahaan manufaktur, dimana hanya perusahaan manufaktur yang bisa menggambarkan secara jelas dan tepat siklus operasi dan modal kerja (Ross et al., 2010).

3. Perusahaan yang mempunyai data-data pendukung penelitian.

3. Kerangka Penelitian

Penelitian ini menyelidiki pengaruh terhadap daya saing perusahaan dalam pasar persaingan dari pengelolaan modal kerja (PMK) yang dilakukan perusahaan. Daya saing perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan pertumbuhan penjualan (sales growth). Sedangkan PMK sebagai variabel bebasnya merupakan bagaimana perusahaan dalam melakukan pengelolaan modal kerja. PMK dalam penelitian ini diwakili dengan variabel-variabel tertentu, yaitu:

(7)

current asset turnover, inventory turnover, AR turnover, AP turnover, dan CCC

sebagai proksi dari turnover modal kerja serta current ratio dan quick ratio sebagai proksi dari likuiditas modal kerja.

Untuk mendapatkan gambaran dan kerangka konseptual yang mendalam dalam penelitian ini, disusun model penelitian sebagai berikut:

                      4. Hipotesis

Berdasarkan model penelitian yang telah disusun, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1,1 Ada pengaruh positif current assets turnover terhadap pertumbuhan

penjualan Pengelolaan   Modal  Kerja   Turnover   Modal  Kerja   Likuiditas   Modal  Kerja   Current  Assets   TO   Inventory  TO   AR  TO   AP  TO   CCC   Current  Ratio   Quick  Ratio   Sales Growth -­‐Size     -­‐Sales  Cost   -­‐Sales  Growtht-­‐1  

Variabel Bebas Variabel Terikat

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Variabel Kontrol Hirarki Hubungan

(8)

H1,2 Ada pengaruh positif inventory turnover terhadap pertumbuhan

penjualan

H1,3 Ada pengaruh positif AR turnover terhadap pertumbuhan penjualan

H1,4 Ada pengaruh negatif AP turnover terhadap pertumbuhan penjualan

H1,5 Ada pengaruh negatif CCC terhadap pertumbuhan penjualan

H1,6 Ada pengaruh negatif current ratio terhadap pertumbuhan penjualan

H1,7 Ada pengaruh negatif quick ratio terhadap pertumbuhan penjualan

5. Variabel Penelitian

Tabel 1. Deskripsi Variabel

Variabel Terikat

Salesgrowth = Pertumbuhan penjualan Variabel Bebas

CAturnover = Current Assets turnover

Iturnover = Inventory turnover

ARturnover = Accounts receivable turnover APturnover CCC Liqidity Qick = = = =

Accounts payable turnover Cash conversion cycle

Liquidity ratio Quick ratio Variabel Kontrol Size SE Salesgrowtht-1 = = = Ukuran perusahaan Sales cost

(9)

- Variabel Terikat

Penelitian ini menggunakan variable terikat berupa daya saing perusahaan yang menggunakan proksi pertumbuhan penjualan (Salesgrowthi,t). Penggunaan

proksi ini untuk daya saing perusahaan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu Duan Liu et al. (2012), dan Zhen et al. (2012).

- Variabel Bebas

Penelitian ini menggunakan current assets turnover, inventory turnover,

accounts receivable turnover, accounts payable turnover, dan cash conversion cycle sebagai proksi dari PMK dari sisi turnover modal kerja. Sedangkan dari sisi

likuiditas modal kerja, penelitian ini menggunakan proksi berupa current ratio dan quick ratio.

- Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan (size), sales cost, dan Sales growth(t-1).

6. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian jurnal acuan penelitian oleh Zhen et al. (2012), yaitu sebagai berikut:

Model 1 sampai dengan model 5 merupakan model dari data panel yang dinamis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja dari sisi turnover-nya terhadap daya saing perusahaan (melalui proksi pertumbuhan penjualan).

Model 1:

Salesgrowthi,t = aCAturnoveri,t + α1Sizei,t + β1SEi,t + γ1Salesgrowthi,t-1 +

(10)

Model 2:

Salesgrowthi,t = bIturnoveri,t + α2Sizei,t + β2SEi,t + γ2Salesgrowthi,t-1 + wi

+ ηt + εi,t

Model 3:

Salesgrowthi,t = cARturnoveri,t + α3Sizei,t + β3SEi,t + γ3Salesgrowthi,t-1 +

wi + ηt + εi,t

Model 4:

Salesgrowthi,t = dAPturnoveri,t + α4Sizei,t + β4SEi,t + γ4Salesgrowthi,t-1 +

wi + ηt + εi,t

Model 5:

Salesgrowthi,t = eCCCi,t + α5Sizei,t + β5SEi,t + γ5Salesgrowthi,t-1 + wi + ηt

+ εi,t

Sedangkan model 6 sampai dan model 7 merupakan model dari data panel yang dinamis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja dari sisi likuiditasnya terhadap daya saing perusahaan (melalui proksi pertumbuhan penjualan).

Model 6:

Salesgrowthi,t = fLiqidityi,t + α6Sizei,t + β6SEi,t + γ6Salesgrowthi,t-1 + wi +

ηt + εi,t

Model 7:

Salesgrowthi,t = gQicki,t + α7Sizei,t + β7SEi,t + γ7Salesgrowthi,t-1 + wi + ηt

(11)

7. Metode Pengolahan Data

Data panel yang digunakan dalam model termasuk jenis dynamic panel

data, yaitu model dengan variabel bebasnya sama dengan variabel terikatnya,

hanya berbeda lag-nya. Oleh karena itu digunakanlah metode regresi GMM untuk mengoperasionalkan model penelitian.

Hasil Penelitian

Statistik deskriptif berdasarkan sampel dalam penelitian ini yang ditunjukan pada tabel 4.1 dibawah ini memperlihatkan adanya rata-rata pertumbuhan penjualan dari tahun 2007 sampai dengan 2011 bernilai positif sebesar 3,8%. Hanya tahun 2011 sendiri, pertumbuhan industri pengolahan melaju tumbuh sebesar 6,2% dan menyumbang 1,6% dari keseluruhan pertumbuhan Indonesia secara umum yang sebesar 6,5% (BPS, 2012). Adanya pertumbuhan penjualan yang positif ini yang mempertegas tujuan penelitian ini apakah ada kaitan atau bahkan pengaruhnya PMK yang dilakukan perusahaan kepada

performance/profitabilitas/pertumbuhan penjualan/daya saing perusahaan, seperti

yang disimpulkan dalam penelitian Zhen et al. (2012). Dengan catatan bahwa penelitian tersebut dilakukan sampai dengan memakai model BP neural network, yang mana tidak sampai dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif

Variabel   N   Mean   Minimum   Median   Maximum   Dev.  Std.   Salesgrowth   5580   0.0381   -­‐0.4361   0.0345   0.7497   0.0914   Iturnover   5580   4.9368   0.5877   4.419   28.786   3.5169   CAturnover   5580   2.2225   0.33   2.1561   4.9496   0.8381   Iturnover   5580   4.9368   0.5877   4.419   28.786   3.5169   ARturnover   5580   7.268   1.0126   5.9487   85.8761   6.9155   APturnover   5580   10.567   0.8217   8.295   42.5863   7.2902   CCC   5580   133.663   -­‐47.811   105.5563   619.9763   97.966   Liqidity   5580   1.9921   0.1052   1.5209   9.4411   1.4917   Qick   5580   1.252   0.0601   0.8685   6.6083   1.1829   Ln  Size   5580   20.86   17.928   20.837   23.9559   1.2423   SE   5580   0.9981   0.3732   0.989   2.0647   0.1937  

(12)

Hasil regresi statistik menunjukan model 1 sampai dengan model 7 dalam penelitian ini mempunyai signifikansi pada tingkat 1%. Model 1 sampai dengan Model 7 mencari tahu pengaruh masing-masing variabel PMK terhadap pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan modal kerja yang dilakukan perusahaan, baik dilihat dari aspek turnover ataupun likuiditas, berpengaruh secara signifikan terhadap daya saing perusahaan, yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, yang juga menjadi acuan penelitian ini, yaitu penelitian dari Zhen et al (2012).

Tabel 3. Hasil Regresi GMM Model 1 - 7

Variables Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6 Model 7

CAturnoveri,t 0.001367***

0.0016

Iturnoveri,t 0.00135***

0.0000

ARturnoveri,t 4.47E-05***

0.0000 APturnoveri,t -0.00024*** 0.0000 CCCi,t -7.64E-05*** 0.0000 Liqidityi,t -0.02245*** 0.0000 Qicki,t -0.02251*** 0.0000 Sizei,t -0.04386*** -0.04436*** -0.04441*** -0.04399*** -0.04355*** -0.03713*** -0.03856*** 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 SEi,t 0.221247*** 0.220933*** 0.221788*** 0.221042*** 0.225815*** 0.227465*** 0.224644*** 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Salesgrowthi,t-1 0.67357*** 0.672327*** 0.673735*** 0.674375*** 0.671891*** 0.659552*** 0.666256*** 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Keterangan: Variabel terikat adalah pertumbuhan penjualan (proksi daya saing perusahaan)

Masing-masing kolom, atas=koefisien, bawah=probabilitas. Menggunakan data panel dinamis dan metode GMM regression. *** signifikan pada level 1%, ** signifikan pada level 5%, * signifikan pada level 10%.

(13)

1. Pengaruh Turnover Modal Kerja Terhadap Daya Saing Perusahaan

Pengaruh turnover modal kerja terhadap daya saing perusahaan dijelaskan Model 1 sampai dengan Model 5 pada tabel hasil regresi di atas. Dari lima variabel bebas turnover modal kerja yang berpengaruh positif terhadap daya saing perusahaan yaitu current assets turnover, inventory turnover, dan accounts

receivable turnover. Sedangkan accounts payable turnover dan cash conversion cycle berpengaruh negatif terhadap daya saing perusahaan.

- Pengaruh current assets turnover terhadap daya saing perusahaan

Pada Model 1 digunakan untuk menguji hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu ada pengaruh positif current assets turnover terhadap pertumbuhan penjualan. Current assets turnover diukur dengan membagi business revenue dengan rata-rata aset lancar. Hasil regresi menunjukan current assets turnover memiliki koefisien positif yaitu 0,001367 dengan signifikansi 0,0016. Hasil regresi penelitian pada Model 1 ini menjelaskan bahwa current assets turnover berpengaruh positif terhadap daya saing perusahaan dengan signifikansi tinggi secara statistik. Jadi semakin tinggi current assets turnover semakin tinggi juga daya saing perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan. Sehingga hipotesis pertama penelitian ini dapat diterima.

Hasil penelitian ini sesuai teori bahwa semakin tinggi current assets

turnover berarti juga semakin besar nilai pendapatan dari bisnis perusahaan dan

mendukung kesimpulan dari penelitian sebelumnya oleh Zhen et al. (2012). - Pengaruh inventory turnover terhadap daya saing perusahaan

Model 2 menguji hipotesis kedua yaitu ada pengaruh positif inventory

turnover terhadap pertumbuhan penjualan. Hasil regresi Model 2 menunjukan

adanya nilai koefisien dari inventory turnover bernilai positif sebesar 0,00135 dengan signifikansi 0,0000. Dengan demikian, secara statistik dari hasil regresi Model 2 ini bahwa inventory turnover berpengaruh positif terhadap daya saing perusahaan secara signifikan. Oleh karena itu inventory turnover tinggi sangat

(14)

membantu dalam meningkatkan daya saing perusahaan (Zhen et al., 2012). Sehingga hipotesis kedua penelitian ini diterima.

Hasil penelitian ini mendukung dan mempunyai kesimpulan yang sama dengan penelitian sebelumnya oleh Samiloglo dan Demirgunes (2008) bahwa semakin tinggi inventory turnover berarti semakin tinggi juga penjualan (penghasil profit). Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa adanya inventory

turnover tinggi berarti semakin efisien perusahaan dalam mengelola persediaan

yang salah satunya mengindikasikan sedikit persediaan yang menumpuk di dalam gudang penyimpanan.

- Pengaruh accounts receivable turnover terhadap daya saing

perusahaan

Pengaruh accounts receivable turnover terhadap pertumbuhan penjualan (hipotesis ketiga) dijelaskan oleh hasil regresi Model 3. Pada hasil dari regresi Model 3 diketahui variabel accounts receivable turnover mempunyai koefisien positif sebesar 0,0000447 dengan nilai signifikansi 0,0000. Dengan demikian hipotesis ketiga dari penelitian ini diterima.

Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan penelitian sebelumnya yaitu bahwa adanya hubungan negatif antara average collection period dan profitabilitas -hasil adanya penjualan- (Beti Agustina, 2013). Dimana average

collection period merupakan rumus kebalikan dari accounts receivable turnover.

- Pengaruh accounts payable turnover terhadap daya saing

perusahaan

Pada regresi Model 4 menunjukan hasil yang berbeda dari model-model sebelumnya dalam hal pengaruhnya variabel bebas, accounts payable turnover terhadap variabel terikatnya, pertumbuhan penjualan. Model 4 menjelaskan hipotesis keempat, yaitu ada pengaruh negatif accounts payable turnover terhadap pertumbuhan penjualan. Hasil regresi menunjukan nilai koefisien variabel

accounts receivable pada Model 4 yang negatif sebesar -0,000244 dengan

(15)

Accounts receivable turnover berpengaruh negatif terhadap daya saing

perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan-kesimpulan penelitian sebelumnya bahwa adanya accounts payable turnover mempunyai pengaruh negatif terhadap penjualan (Deloof dan Jegers, 1996; Innocent et al., 2013). Penelitian lain yang tidak mempunyai kesimpulan berkebalikan yaitu penelitian dari Innocent et al. (2013).

- Pengaruh cash conversion cycle terhadap daya saing perusahaan Hasil regresi Model 5 menggambarkan pengaruh cash conversion cycle terhadap pertumbuhan penjualan. Variabel cash conversion cycle dalam penelitian ini mempunyai koefisien negatif dengan nilai -0,0000764 dengan signifikansi 0,0000. Model 5 ini menguji hipotesis kelima penelitian, yaitu cash conversion

cycle berpengaruh negatif terhadap daya saing perusahaan. Dengan demikian

hipotesis kelima penelitian ini diterima.

Cash conversion cycle yang lebih pendek berarti perusahaan dapat

menggunakan lebih banyak uang kas dan efisiensi operasional lebih tinggi. Banyak penelitian sebelumnya juga mempunyai kesimpulan yang sama, terdapat hubungan negatif antara cash conversion cycle dan profitabilitas perusahaan (Jose

et al., 1996; Lazaridis dan Tryfonidis, 2006; Garcia-Teruel dan Martinez-Solano,

2007; Falope dan Ajilore, 2009; Dong dan Su, 2010). Sedangkan hasil penelitian ini tidak mendukung kesimpulan dari penelitian dari Deloof (2003) dan Gill et al. (2010). Penelitian lain mengemukakan bahwa cash conversion cycle yang diperpendek akan bermanfaat untuk meningkatkan profitabilitas, likuiditas, dan nilai perusahaan (Zhen et al., 2012).

2. Pengaruh Likuiditas Modal Kerja Terhadap Daya Saing Perusahaan

Hasil regresi Model 6 dan Model 7 menunjukan adanya pengaruh negatif secara signifikan likuiditas modal kerja terhadap pertumbuhan penjualan, sebagai proksi dari daya saing perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas berbanding terbalik dengan pertumbuhan penjualan. Kesimpulan

(16)

tersebut mempunyai makna sama bahwa terlalu tinggi nilai likuditas akan mengganggu profitabilitas perusahaan (Bhattacharya, 2001).

- Pengaruh current ratio terhadap daya saing perusahaan

Model 6 penelitian menguji hipotesis keenam penelitian, yaitu ada pengaruh negatif current ratio terhadap pertumbuhan penjualan. Hasil dari regresi Model 6 menunjukan nilai koefisien negatif sebesar -0,022445 dengan signifikansi 0,0000. Hasil regresi menggambarkan current ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penjualan.

Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan penelitian acuan penulis, yaitu penelitian Zhen et al. (2012), Erasmus (2010), serta Raheman dan Nasr (2007). Penelitian-penelitian tersebut mempunyai tingkat signifikansi atau p-value pada 1%, yang berarti mempengaruhi dengan sangat signifikan. Penelitian lain yang mempunyai hasil sama yaitu penelitian dari Sen dan Oruc (2009) yang menyimpulkan bahwa current ratio yang lebih kecil mempunyai dampak peningkatan profitabilitas perusahaan.

- Pengaruh quick ratio terhadap daya saing perusahaan

Hasil regresi Model 7 menjelaskan hasil pengujian terhadap hipotesis ketujuh dari penelitian. Hipotesis ketujuh penelitian yaitu ada pengaruh negatif

quick ratio terhadap pertumbuhan penjualan perusahaan. Model 7 mempunyai

koefisien quick ratio yang negatif sebesar -0,02251 dengan signifikansi 0,0000. Hasil regresi ini menggambarkan bahwa quick ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penjualan dengan signifikan secara statistik.

Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan penelitian Zhen et al. (2012). Serta pengaruh negatif quick ratio terhadap pertumbuhan penjualan pada penelitian tersebut berada pada tingkat signifikansi 1%.

(17)

3. Pengaruh Variabel Kontrol Terhadap Daya Saing Perusahaan

Semua variabel kontrol (ukuran perusahaan (Size), sales cost (SE), dan pertumbuhan penjualan periode sebelumnya (Salesgrowtht-1)) berpengaruh secara

signifikan terhadap pertumbuhan penjualan (variabel terikat) pada semua model penelitian, dari Model 1 sampai Model 7.

Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan penjualan secara statistik dalam penelitian ini. Rata-rata nilai koefisien Size pada Model 1 sampai Model 7 yaitu -0,04226 dan signifikan pada tingkat 1%. Kesimpulan yang sama juga disampaikan dalam penelitian Zhen et al. (2012), ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penjualan. Serta dalam penelitian tersebut pengaruh ukuran perusahaan mempunyai tingkat signifikansi pada tingkat 10%.

Berbeda dengan ukuran perusahaan, sales cost berpengaruh positif terhadap pertumbuhan penjualan secara signifikan pada semua model dengan rata-rata nilai koefisien 0,22328 dan signifikan pada tingkat 1%. Kesimpulan yang sama disampaikan Zhen et al. (2012). Pengaruh sales cost terhadap pertumbuhan penjualan ini dapat dijelaskan bahwa kenaikan pertumbuhan penjualan naik karena ada usaha lebih besar dari perusahaan. Usaha perusahaan bisa berbentuk biaya promosi, biaya komisi, biaya entertainment, dan lain sebagainya.

Sedangkan perumbuhan penjualan periode sebelumnya berpengaruh positif juga terhadap pertumbuhan penjualan secara signifikan pada semua model. Rata-rata nilai koefisien variabel ini pada semua model yaitu 0,67024 dan signifikan pada tingkat 1%. Seperti dua variabel kontrol lainnya dalam penelitian ini di atas, pengaruh pertumbuhan penjualan periode sebelumnya terhadap pertumbuhan penjualan periode berjalan mempunyai hasil kesimpulan yang sama dengan penelitian Zhen et al. (2012).

(18)

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan modal kerja dari sisi

turnover ataupun likuiditas modal kerjanya berpengaruh signifikan terhadap daya

saing perusahaan, yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan.

Dari proksi turnover modal kerja, yaitu current assets turnover, inventory

turnover, dan accounts receivable turnover berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan penjualan secara signifikan. Sedangkan accounts payable turnover dan cash conversion cycle berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penjualan secara signifikan.

Dari proksi likuiditas modal kerja, yaitu current ratio dan quick ratio, berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penjualan secara signifikan.

Saran

Berikut di bawah ini saran-saran yang mungkin dapat menjadi bahan perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya:

1. Data sampel penelitian menggunakan data bulanan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

2. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari tiga yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Untuk menunjukan perbedaan secara lebih akurat nilai dari

pengelolaan modal kerja perusahaan, sebaiknya sampel data perusahaan sebaiknya diklasifikasikan berdasarkan kebijakan dalam alokasi investasi (labor intensive dan capital intensive). 4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan profitabilitas,

pertumbuhan market share atau variabel lain yang menggambarkan lebih akurat tentang daya saing perusahaan.

(19)

Daftar Referensi

Agustina, B. (2013). Pengaruh Average Collection Period, Inventory Turnover in

Days, dan Average Payable Period terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur

listed BEI 2010-2011. Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok.

Al-Taleb, G., Al-Zoued, A.A., & Al-Shubiri, F.N. (2010). The determinants of effective working capital management policy: A case study on Jordan.

Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 4, 248-264.

Azam, M., & Haider, S.I. (2011). Impact of working capital management on firm’s performance: Evidence from non-financial institutions of KSE-30 Index.

Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 5, 481-492.

Badan Pusat Statistik (2012, February 6). Pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS.

Barine, M.N. (2012). Working capital efficiency and corporate profitability: Evidence from quoted firms in Nigeria. Journal of Applied Finance & Banking, 2, 215-237.

Bhattacharya, H. (2001). Working capital management: Strategies and

techniques. New Delhi: Prentice Hall.

D’Attilio, D.F. (1992). Net working capital forecasting at dupont. The Journal of

Business Forecasting Methods & Systems, 11, 11-15.

Deloof, M. (2003). Does working capital management affects profitability of Belgian firms? Journal of Business Finance & Accounting, 30 (3) & (4), 0306-686X.

Deloof, M., & Jegers, M. (1996). Trade credit, product quality, and intragroup trade: Some European evidence. Financial Management, 25, 33-43.

Dong, H., & Su, J. (2010). The relationship between working capital management and profitability: A Vietnam case. International Research Journal of Finance and

Economics, 49, 62-71.

Duan, L., Shou, C., & Youde, Z. (2011). A decision engineering method to identify on product market competitive performance. System Engineering

(20)

Erasmus, P.D. (2010). Working capital management and profitability: The relationship between the net trade cycle and return on assets. Management

Dynamics, 1, 2-10.

Falope, O., Ajilore, O. (2009). Working capital management and corporate profitability: evidence from panel data analysis of selected quoted companies in Nigeria. Research Journal of Business Management, 3, 73-84.

Garcia-Teruel, P., Martinez-Solano, P. (2007). Effects of working capital management on SME profitability. International Journal of Managerial Finance, 3, 164-177.

Gill, A., Biger, N., Mathur, N. (2010). The relationship between working capital management and profitability: Evidence from the United States. Business and

Economics Journal, 10,1-9.

Hossain, S.Z., & Akon, M.H.R. (1997). Financing of working capital: Case study of Bangladesh textile mills corporation. Journal of Financial Management &

Analysis, 2, 37-43.

Innocent, E.C., Mary, O.I., & Matthew, O.M. (2013). Financial ratio analysis as a determinant of profitability in Nigerian pharmaceutical industry. International

Journal of Business and Management, 8, 107-117.

Jose, M., Lancaster, C., Stevens, J. (1996). Corporate returns and cash conversion cycles. Journal of Economics and Finance, 20, 33-46.

KPMG China. (2011). Cash matters. Cash and Working Capital Management in China.

Lazaridis, I., & Tryfonidis, D. (2006). Relationship between working capital management and profitability of listed companies in the Athens Stock Exchange.

Journal of Financial Management and Analysis, 1, 26-35.

Mansoori, E., & Muhammad, D.D.J. (2012). The effect of working capital management on firm’s profitability: Evidence from Singapore. Interdisciplinary

Journal of Contemporary Research in Business, 5, 472-486.

Matarneh, B. (2012). Working capital management of small scale industries in Rajasthan. International Journal of Finance Research, 2, 78-85.

(21)

Nazir, M.S., & Afza, T. (2009). Impact of aggressive working capital management policy on firms’ profitability. The IUP Journal of Applied Finance, 8, 19-30.

Raheman, A., & Nasr, M. (2007). Working capital management and profitability – case of Pakistani firms. International Review of Business Research Papers, 3(2), 275-296.

Ross, S.A., Westerfield, R.W., & Jordan, B.D. (2010). Fundamentals of

Corporate Finance (9th ed.). New York: McGraw Hill.

Samiloglu, F., & Demirgunes, K. (2008). The effects of working capital management on firm profitability: Evidence from Turkey. The International

Journal of Applied Economics and Finance, 2(1), 44-50.

Sathyamoorthi, C.R. (2002). Management of working capital in selected co-operatives in Botswana. Finance India, 3, 1015-1034.

Sen, M., & Oruc, E. (2009). Relationship between efficiency level of working capital management and return on total assets in ISE. International Journal of

Business and Management, 10, 109-114.

Smith, K. (1980). Profitability versus liquidity tradeoffs in working capital management. Readings of The Management of Working Capital, 549-562.

Titman, S., Keown, A.J., & Martin, J.D. (2011). Financial Management:

Principles and Applications (11th ed.). Boston: Prentice Hall.

Vahid, T.K., Elham, G., Mohsen, A.K., & Mohammadreza, E. (2012). Working capital management and corporate performance: Evidence from Iranian companies. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 62, 1313-1318.

Zhen S., Duan, L., & Shou, C. (2012). A decision engineering method to identify the competitive effects of working capital: a neural network model. System

Gambar

Gambar 1. Posisi Net Working Capital di Neraca Keuangan
Gambar 2. Area Pengelolaan Modal Kerja
Gambar 3. Kerangka Penelitian
Tabel 1. Deskripsi Variabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja yang terdiri dari Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan rasio modal kerja yang terdiri dari working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover,dan utang yang terdiri

Hasil uji secara simultan atau secara serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover,

(cash turnover), perputaran piutang (receivable turnover) , dan perputaran persediaan (inventory turnover) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) pada

  Berdasarkan pengujian secara simultan Perputaran Modal Kerja dengan proksi Working Capital Turnover, Struktur Modal dengan proksi Debt to Equity Ratio (DER), dan

Sedangkan Perputaran Modal Kerja yang diproksikan dengan Working Capital Turnover (WCTO), dan Perputaran Piutang yang diproksikan dengan receivable turnover (RTO)

The purpose is this study to determine the effect of net working capital, cash turnover, receivable turnover, and inventory turnover to profitability in the companies

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis Current Ratio, Return On Investment, Accounts Receivable Turnover, Inventory Turnover, Debt To Asset Ratio untuk menilai