SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL KERJA DAN RASIO HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH IMMA YUNIAR
120521056
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL KERJA DAN RASIO HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY
DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
120521056 IMMA YUNIAR
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio modal kerja yang dihitung dengan working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover dan rasio hutang yang dihitung dengan debt to asset ratio dan debt to equity ratio secara simultan dan parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh di www.idx.co.id.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan antara working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio dan debt to equity ratio terhadap profitabilitas. Secara parsial hanya inventory turnover yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Metode analisis menggunakan regresi linear berganda dengan alat statistik SPSS 22for windows.
Kata Kunci :working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio, debt to equity ratio, profitabilitas
ABSTRACT
ANALYSIS THE RATIO OF WORKING CAPITAL AND DEBT RATIO TO PROFITABILITY IN PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
120521056 IMMA YUNIAR
The purpose of this study was to determine and analyze the influence of the working capital ratio is calculated by working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover and debt ratios are calculated by the debt to asset ratio and debt to equity simultaneously and partially in the company Property and Real estate in Indonesia Stock Exchange 2011-2013. This study used secondary data obtained in www.idx.co.id. Methods of analysis using multiple linear regression with SPSS 22 statistical for windows.
Results of this study stated that simultaneously there is no significant influence of working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio and debt to equity ratio to profitability. Partially only inventory turnover have a significant effect on profitability.
Keywords :working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio, debt to equity ratio, profitability
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan ridho-Nya yang telah memberikan nikmat kesempatan, kesehatan serta nikmat pemikiran dalam menyerap ilmu pengetahuan sehingga penulis menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH RASIO MODAL KERJA DAN RASIO HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”. Penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sematera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Marhayanie, SE, M.Si selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Endang Sulistya Rini Se, M.Si selaku Ketua Program Studi S-1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.
5. Dra. Friska Sipayung, SE, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teristimewa untuk Ayandan Saiful Anwar dan (Almh) Rohimah Damanik yang telah memberikan penulis dukungan, doa, semangat, dan kasih sayang kepada penulis sehingga selesai pengerjaan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya Manajemen Ekstensi 2012 yang juga telah memberikan semangat sampai skripsi ini selesai semoga kita semua sukses.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna masih terdapat kekurangan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang Manajemen Keuangan.Terima kasih.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalahan ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. ... 9
2.1 Modal Kerja ... 9
2.1.1 Pentingnya Modal Kerja yang Cukup ... 11
2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Modal Kerja ... 12
2.1.3 Jenis-jenis Modal Kerja... 13
2.1.4 Kebijakan Modal Kerja ... 15
2.1.5 Perputaran Modal Kerja (working Capital Turnover) .... 16
2.2 Rasio Hutang ... 17
2.3 Profitabilitas ... 18
2.4 Penelitian Terdahlu ... 19
2.5 Kerangka Konseptual ... 22
2.6 Hipotesis ... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.3 Batasan Operasional ... 26
3.4. Definisi Operasional ... 27
3.5 Populasi dan Sampel ... 30
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.7 Jenis Data ... 34
3.8 Teknik Analisis ... 34
a. Analisis Deskriptif ... 34
b. Analisis Regresi Linear Berganda ... 34
c. Pengujian Hipotesi ... 37
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 39
4.2 Gambaran Umum Masing-masing Perusahaan… ... 40
4.3 Data Penelitian ... 58
4.4 Analisis Data ... 59
4.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 59
4.5 Pengujian Asumsi Klasik ... 62
4.5.1. Uji Normalitas ... 62
4.5.2. Uji Multikolinearitas ... 65
4.5.3. Uji Autokorelasi ... 66
4.5.4. Uji Heteroskesdastisitas ... 67
4.6 Persamaan Pada Model Regresi Linear Berganda ... 68
4.7 Pengujian Hipotesis ... 70
4.7.1. Koefisien Determinasi ... 70
4.7.2. Uji Simultasn (Uji F) ... 71
4.7.3. Uji Parsial (Uji t) ... 72
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
4.8.1 Pengaruh Working Capital turnover terhadap Profitabilitas 74 4.8.2 Pengaruh Receivable Turnover terhadap Profitabilitas ... 76
4.8.2 Pengaruh Inventory Turnover terhadap Profitablitas ... 77
4.8.3 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas ... 77
4.8.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas ... 78
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 80
5.1 Kesimpulan……. ... 80
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 81
5.3 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ………. ... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN………. ... 85
DAFTAR TABEL
1.1 Data Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ... 19
3.1 Operasional variabel ... 29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
3.3 Sampel Penelitian ... 33
3.4 Kriteria pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 36
4.1 Data Hasil Pemilihan Sampel ... 59
4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 60
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 65
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66
4.5 Uji Autokorelasi ... 67
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 70
4.7 Hasil Uji Secara Simultan ... 71
4.8 Hasil Uji secara Parsial ... 73
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik Histogram ... 63 4.2 Normal Probability Plot ... 64 4.3 Grafik Scatterplot ... 68
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan aktivitas operasinya. Modal kerja digunakan untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran operasional rutin perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji pegawai, dan lain-lain. Pengelolaan manajemen modal kerja yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja dalam upaya peningkatan penjualan dan produksinya, maka ada kemungkinan perusahaan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.
Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja yang cukup dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala kegiatan operasi perusahaan secara teratur. Penetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, salah satunya bergantung pada jenis perusahaan.
Setiap perusahaan di dalam memenuhi kebutuhan akan modal atau dana baik untuk mempertahankan hidupnya ataupun untuk ekspansi, sudah tentu terlebih dahulu memperhitungkan dari manakah sumber modal tersebut akan di dapatkan. Dalam menjalankan usahanya, manajer
perusahaan tidak akan terlepas dari masalah permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Bahkan apabila perusahaan telah mencapai posisi tertentu yang cukup baik sesuai dengan tujuan, maka perusahaan tersebut dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha.
Salah satu keberhasilan pengelolaan modal kerja dapat diukur dengan rasio-rasio aktivitas yaitu: working capital turnover (perputaran modal kerja), receivables turnover (perputaran piutang), dan inventory turnover (perputaran persediaan). Semakin tinggi working capital turnover, receivables turnover, dan inventory turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba.( Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2007:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.
Perusahaan membutuhkan sumber dana dalam menjalankan operasinya. Sumber dana tersebut bisa berasal dari sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal (internal financing) adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal diambil dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Sumber eksternal (external financing) yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur. Perusahaan yang sedang berkembang dapat memperoleh modal mereka dari hutang ataupun ekuitas.Penggunaan hutang oleh perusahaan mempunyai dua keuntungan,
yaitu pertama, bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang.Kedua, pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.
Pembiayaan melalui hutang (financial leverage) menurut Brigham (2010:140) akan memberikan tiga dampak penting yaitu: (1) menghimpun dana melalui hutang, pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. (2) kreditor melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas pengaman. Jadi, makin tinggi proporsi total modal yang diberikan oleh pemegang saham, makin kecil risiko yang dihadapi oleh kreditor. (3) jika hasil yang diperoleh dari asset perusahaan lebih tinggi daripada tingkat bunga yang dibayarkan, maka penggunaan hutang akan memperbesar pengembalian atas ekuitas atau ROE.
Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus dibayarkan akan semakin meningkat. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya. Jika demikian maka akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan hutangnya dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (rasio hutang
terhadap ekuitas) dan debt to asset ratio (rasio utang terhadap aktiva).Debt to equity ratio (rasio hutang terhadap ekuitas) bertujuan mengukur bauran dana dalam neraca dibandingkan dengan dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan dana yang dipinjam (Van Horne dan Wachowics). Manajemen perusahaan harus dapat membuat kebijakan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan untuk memperoleh aktiva yang digunakannya dalam beroperasi agar dapat menghasilkan laba yang maksimal.
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan hutang- hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin besar.Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Produk yang dihasilkan dari industri property dan real estate sangat beragam.Produk tersebut dapat berupa perumahan, apartemen, rumah toko (ruko), pusat perbelanjaan berupa mall dan plaza.Pada tahun 1968, Industri property dan real esatate mulai
bermunculan dan pada tahun 1980 industri property dan real estate sudah mulai terdaftar di bursa efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang terdaftar pada tahun 2003 yaitu berjumlah 30 perusahaan, pada tahun 2009 berjumlah 41 perusahaan. Data terakhir yang diperoleh pada tahun 2014 yaitu sebanyak 45 perusahaan. Terjadinya peningkatan jumlah perusahaan ini dapat menununjukkan bahwa sektor property dan real estatemengalami perkembangan dan akan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya sedangkan supply tanah bersifat tetap. Kinerja keuangan beberapa perusahaan emiten sektor property dan real estate berdasarkan laporan keuangan periode 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Data Perputaran Modal Kerja (working Capital Turnover), Receivable Turnover, Inventory Turnover, Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio
dan Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2011-2012
Nama
Perusahaan Tahun
WCT (Kali)
RI (Kali)
IT (Kali)
DAR (%)
DER (%)
ROA (%) AGUNG
PODOMORO LAND TBK
2011 1.8 7.80 0.54 0.53 1.15 5.54 2012 1.9 11.02 0.76 0.58 1.39 6.35 ALAM
SUTERA REALITY TBK
2011 6.3 1.19 1.31 0.54 1.16 10.03 2012 3.3 20.13 1.82 0.57 1.31 11.11 BUMI CITRA
PERMAI TBK
2011 0.9 15.50 0.54 0.45 0.82 3.99 2012 3.1 3.76 1.30 0.45 0.83 2.82 KAWASAN
INDUSTRI JABABEKA TBK
2011 0.4 1.19 0.44 0.37 0.60 5.83 2012 2.3 20.13 1.70 0.44 0.78 5.37
Sumber :www.idx.co.id (data diolah)
Table 1.1 menunjukkan adanya perusahaan yang perputaran modal kerja (working capital turnover), receivable turnover, daninventory turnover meningkat diikuti dengan peningkatan debt to total asset ratio dan debt to equity ratio disertai dengan peningkatan profitabilitas. Seperti perusahaan Agung Podomoro Land pada tahun 2011 working capital turnover 1.8 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.9, receivable turnover pada tahun 2011 yaitu 7.80 dan pada tahun 2012 menjadi 11.02. inventory turnover pada tahun 2011 yaitu 0.54 meningkat pada tahun 2012 menjadi 0.76. Debt to total assets ratio pada tahun 2011 yaitu 0.53 dan pada tahun 2012 yaitu 0.58 debt to equity ratio pada tahun 2011 yaitu 1.15 mengalami peningkatan di tahun 2012 menjadi 1.39 diikuti dengan peningkatan profitabilitasnya pada tahun 2011 yaitu 5.54 dan tahun 2012 yaitu 6.35. Namun ada pula perusahaan yang rasio modal kerjanya meningkat dan rasio hutang meningkat tetapi tidak diikuti dengan peningkatan profitabilitasnya, seperti pada perusahaan Bumi Citra Permai Tbk, Kawasan Industri Jababeka Tbk, Lamicitra Nusantara Tbk, dan Metropolitan Kentjana Tbk. Hal ini tidak sesuai menurut Syamsuddin (2007 : 48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana, semakin efisien perusahaan di dalam
LAMICITRA NUSANTAR A TBK
2011 12.7 43.10 2.07 0.52 1.09 9.26 2012 3.7 1.19 1.82 0.47 0.89 6.85 METROPOLI
TAN
KENJTANA TBK
2011 3.1 2.21 1.55 0.30 0.44 15.10 2012 2.5 18.89 1.31 0.33 0.49 14.22
melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan memperoleh laba secara optimal dengan kemampuan mengelola modal kerjanya. Serta menurut Syamsuddin, (2007 : 211) Meningkatnya jumlah hutang akan mempengaruhi peningkatan profitabilitas.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah working capital turnover, receivables turnover,inventory turnover, debt equity ratio,debt to asset ratioberpengaruh secara simultanterhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah working capital turnover, receivables turnover,inventory turnover, debt equity ratio,debt to asset ratioberpengaruh secara parsialterhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis secara simultan pengaruh working capital turnover, receivable turnover,inventory turnover,debt to equity ratio, debt to asset ratioterhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis secara parsial pengaruh working capital turnover, receivable turnover,inventory turnover,debt to equity ratio, debt to asset ratioterhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan dan kesempatan menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan terutama mengenai manajemen modal kerja, hutang dan profitabilitas.
2. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dan diharapkan dapat menambah wawasan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, membayar hutang dan lain- lain. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban dalam jangka pendek sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja dengan pinjaman, jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang selain akan mengurangi laba yang seharusnya diperoleh, juga akan memberikan beban berat pada perusahaan diwaktu yang akan datang (Sundjaja, 2003:186).
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir 2005: 129).
Manajemen Modal Kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting
untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang (Syahyunan, 2004:36).
Menurut Riyanto (2001:57), ada tiga konsep pengertian modal kerja : a. Konsep Kuantitatif.
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar,aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b. Konsep Kualitatif.
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnyaa, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
c. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut disebut modal kerja.
Dalam konsep ini dikenal modal kerja potensial, yaitu modal kerja yang menghasilkan pendapatan di luar kegiatan utama dari perusahaan yang bersangkutan dan dana yang diperoleh dari aktivitas perusahaan
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
2.1.1 Pentingnya Modal Kerja yang Cukup
Manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja Menurut Sundjaja (2003:189) besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal, yaitu:
a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil.Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat bergantung pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.
b. Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.
c. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja juga akan meningkat demikian pula sebaliknya.
d. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.
Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai, selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan petambahan penjualan yang besar.
e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecendrungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan perediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
2.1.3 Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Syahyunan (2004:39) modal kerja digolongkan dalam dua jenis yaitu:
1. Modal kerja permanen (permanent working capital)
Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:
a. Modal kerja primer
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam:
a. Modal kerja Musiman
Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklus
modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh konjungtur.
c. Modal kerja darurat
Modal kerja yang besarnya berubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
2.1.4 Kebijakan Modal Kerja
Menurut Syahyunan untuk menentukan kebijakan modal kerja
terutama untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber dana jangka pendek dan dana jangka panjang, ada tiga kebijakan yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu:
a. Kebijakan modal kerja moderat
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan menggunakan sumber dana jangka panjang, baik dari hutang jangka panjang maupun modal sendiri. Hal ini untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang digunakan adalah sumber dana jangka pendek, maka pada saat jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar kembali.
b. Kebijakan modal kerja konservatif
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan menggunakan sumber dana hutang jangka panjang atau modal sendiri. Keputusan ini dimaksudkan untuk lebih memperkecil risiko meskipun akan memperkecil keuntungan yang diharapkan yang tersedia untuk pemegang saham karena biaya hutang jangka panjang pada umumnya lebih besar daripada hutang jangka pendek.
c. Kebijakan modal kerja agresif
Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan sebagian aktiva lancar permanen dengan sumber dana dari hutang jangka panjang dan sebagian aktiva lancar permanen lainnya dan semua aktiva lancar variabel dengan hutang jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan kebijakan agresif menanggung pengembalian hutang jangka pendek yang lebih besar, sehingga risiko fluktuasi bunga hutang jangka pendek juga semakin besar tetapi dengan harapan bahwa laba yang diperoleh juga akan semakin besar.
2.1.5 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Perhitungan perputaran modal kerja yang ditujukan untuk mengukur keefektifan pendayagunaan modal kerja untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan. Makin tinggi perputaran modal kerja semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan tertentu yang telah ditetapkan.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan.Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan beroperasi.Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai disaat dimana kas diinvestasikan dalm komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.Makin pendek periode tersebut, makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya.Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah
tergantung pada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap modal kerja.Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendanhnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
2.2. Rasio Hutang
Menurut Munawir (2004:18), Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
Pendanaan melalui hutang akan memiliki implikasi penting, yaitu (Brigham & Houston, 2010:140):
1. Dengan memperoleh dana melalui hutang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
2. Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh kreditor.
3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjamsan lebih besar dari pada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar.
Rasio hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio dan debt to asset ratio.
a. Debt to equity ratio
Rasio ini adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut ( Van Horne dan Wachowicz, 2005:209):
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐷𝐷𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑒𝑒 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑒𝑒𝑡𝑡 =𝑇𝑇𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎 b. Debt to Asset Ratio
Rasio ini berfungsi menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang (Van Horne dan Wachowicz, 2005:209).
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑑𝑑𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐷𝐷𝑡𝑡 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑒𝑒𝑡𝑡 =𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷 2.3. Profitabilitas
Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya
perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunan semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban. Menurut Brigham (2010 : 148) ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu : Margin laba atas penjualan, Basic Earning Power, Pengembalian atas aktiva (ROA), dan Pengembalian atas ekuitas (ROE).
Peneliti membatasi hanya menggunakan satu cara yakni dengan memakai rasio Return On Total Assets untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return On Total Assets adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dihasilkan maka perusahaan akan semakin baik.
Return on Asset
=
𝐿𝐿𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 𝐵𝐵𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎𝑒𝑒 ℎ 𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷2.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Teknik Analisis Hasil Penelitian 1 Ratih
Gayatri (2012)
Pengaruh Perputaran
Modal Kerja, perputaran total asset dan rasio utang terhadap rentabilitas pada perusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
X1=Perputaran modal kerja X2=perputaran total aset
X3= Debt to asset ratio
Y= ROA
Regresi Linear Berganda
Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran total aset, dan debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhaap rentabilitas..
Secara Parsial, perputaran modal kerja tidak berpengaruh
signifikan.
Perputaran total
aset dan debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas 2 Silviana
Dwi Sulistianing rum (2012)
Pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.
X1=perputaran modal kerja Y= ROA
Regresi Linear Sederhana
Terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel
perputaran modal kerja dengan profitabilitas
3 I Made Dian Satriya (2013)
Pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.
X1= perputaran modal kerja X2= perputaran kas
X3=perputaran persediaan Y=ROA
Regresi Linear Berganda
Perputaran modal kerja
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan Property dan Real Estate di BEI
Peprutaran kas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan Property dan Real Estate di BEI
Perputaran persediaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan Property dan Real Estate di BEI
(2012) kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
X2=perputaran modal kerja X3=perputaran kas
X4=perputaran piutang Y=ROA
Berganda modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan.
Peprutaran modal kerja, perputaran kas, dan
perputaran piutang todak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
5 Dewi Noratika (2014)
Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaan terhadap Net Profit Margin.
X1= perputaran modal kerja
X2= perputaran piutang
X3= perputaran kas
X4= perputaran persediaan
Y= Net profit margin
Regresi Linear berganda
Secara
simultan,perputar an modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap NPM Secara parsial, perputaran modal kerja, perputaran kas berpengaruh signifikan.
Perputaran piutang, perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM.
6 Julita (2013)
Pengaruh debt to asset ratio dan debt to equity ratio terhadap
X1= debt to equity ratio
X2= Debt to asset ratio
Y= Profitabilitas
Regresi Linear Berganda
Secara simultan, debt to equity ratio, debt to asset ratio berpengaruh
profitabilitas pada perusahaan Transportasi yang terdaftar di BEI
signifikan terhadap profitabilitas.
Secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan. Debt to asset
ratioberpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Sumber : Jurnal Ilmiah
2.5. Kerangka Konseptual
Jumlah modal kerja yang cukup merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan. Dengan modal kerja, perusahaan mampu menentukan posisi likuiditas, selain itu modal kerja juga sebagai penentu terhadap profitabilitas perusahaan
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efesien dan ekonomis. Bila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur (idle fund), karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Modal
kerja diukur dengan menggunakan working capital turnover, receivable turnover, dan inventory turnover.
Menurut Munawir (2004:18), Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Padadasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
Menurut Brigham (2010 : 148) Rasio hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio dan debt to asset ratio. Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on Asset (ROA).Menurut James Van Home dan John M. Wachowicz (2005, 124) bahwa net profit margin maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan.Net profit margin tidak memperhitungkan penggunaan aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva
tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan.ROA dapat mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan dalam daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terjadi peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam net profit margin, atau keduanya.
Dengan memperhatikan variabel independen, dependen, maupun kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, maka kerangka konseptual yang dapat dikembangkan sebagai berikut:
2.6. Hipotesis
Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku,
Working Capital Turnover (X1)
Profitabilitas (ROA) (Y)
Receivable Turnover (X2)
Inventory Turnover (X3)
Debt to Equity Ratio (X4)
Debt to Asset RAtio (X5)
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina, 2008:49).
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H1: Working capital turnover, Receivable turnover, Inventory Turnover,Debt to equity ratio, Debt to asset ratio secara simultanberpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan Propety dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
H2: Working capital turnover, Receivable turnover, Inventory Turnover,Debt to equity ratio, Debt to asset ratio secara parsialberpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan Propety dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Variasi penelitian sangat luas sehingga sangat membantu jika mengklasifikasikan riset berdasarkan tujuan maupun fungsinya.
Pengklasifikasian ini akan membantu pemahaman terhadap karakter permasalahan, yang selanjutnya akan mempengaruhi pemilihan metode penelitian. Jenis penelitian atau desain penelitian menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh peneliti dalam terminologi teknis. Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di bursa efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.com.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional digunakan untuk membatasi kesimpangsiuran dalam menganalisis dan membahas permasalahan. Sehingga peneliti menetapkan batasan operasional penelitian ini sebagai berikut:
a. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
b. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
c. Variabel bebas digunakan dalam penelitian ini rasio modal kerja yang terdiri dari working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover. Rasio hutang terdiri dari variable debt to equity ratio dan debt to asset ratio. Variabel terikat yang digunakan adalah profitabilitas.
3.4 Definisi Operasional
Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, maka parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Modal kerja
Modal kerja diukur dengan menggunakan working capital turnover, receivable turnover, dan inventory turnover.
Formula untuk merumuskan working capital turnover adalah sebagai berikut:
𝑊𝑊𝑡𝑡𝑟𝑟𝐸𝐸𝑒𝑒𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐶𝐶𝑟𝑟𝐶𝐶𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑒𝑒𝑟𝑟𝐻𝐻𝑡𝑡𝑇𝑇𝐷𝐷𝑟𝑟 = 𝐶𝐶𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻
𝐴𝐴𝐸𝐸𝐷𝐷𝑒𝑒𝑇𝑇𝑟𝑟 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐻𝐻𝐿𝐿𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐻𝐻𝐿𝐿𝑟𝑟𝑟𝑟
Formula untuk merumuskan receivable turnover adalah sebagai berikut:
𝑅𝑅𝐷𝐷𝐿𝐿𝐷𝐷𝑒𝑒𝑇𝑇𝑟𝑟𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷 𝑇𝑇𝑒𝑒𝑟𝑟𝐻𝐻𝑡𝑡𝑇𝑇𝐷𝐷𝑟𝑟 = 𝐶𝐶𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻 𝐸𝐸𝑟𝑟𝐷𝐷𝑑𝑑𝑒𝑒𝐷𝐷 𝐶𝐶𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟
Formula untuk merumuskan inventory turnover adalah sebagai berikut:
𝐼𝐼𝐻𝐻𝑇𝑇𝐷𝐷𝐻𝐻𝐷𝐷𝑡𝑡𝑟𝑟𝑒𝑒 𝑇𝑇𝑒𝑒𝑟𝑟𝐻𝐻𝑡𝑡𝑇𝑇𝐷𝐷𝑟𝑟 = 𝐻𝐻𝑟𝑟𝑟𝑟𝐻𝐻𝑟𝑟 𝑃𝑃𝑡𝑡𝐸𝐸𝑡𝑡𝐸𝐸 𝑃𝑃𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻 𝑃𝑃𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝑑𝑑𝑒𝑒𝑟𝑟𝑟𝑟𝐻𝐻 𝑅𝑅𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟
b. Rasio hutang
Rasio hutang dapat diukur dengan menggunakan Debt to total assets ratio dan debt to equity ratio.Debt to asset ratio mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang.
Formula yang digunakan untuk menghitung Debt to asset ratio adalah sebagai berikut:
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐷𝐷𝑡𝑡 𝐴𝐴𝑎𝑎𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑅𝑅𝑟𝑟𝐷𝐷𝑒𝑒𝑡𝑡 =𝑇𝑇𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑇𝑇𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐴𝐴𝑎𝑎𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷
Debt to equty ratio menunjukkan hubungan antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang jangka panjang perusahaan disbanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Formula untuk menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐷𝐷𝑡𝑡 𝐸𝐸𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑒𝑒 𝑅𝑅𝑟𝑟𝐷𝐷𝑒𝑒𝑡𝑡 =𝑇𝑇𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻
c. Profitabilitas (Y)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba usaha dalam hubungannya dengan laba setelah pajak dan total aktiva. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Formula untuk menghitung ROA adalah:
𝑅𝑅𝑅𝑅𝐴𝐴 =𝐿𝐿𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 𝐵𝐵𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎𝑒𝑒ℎ 𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variablel Definisi Pengukuran
variabel
Skala penguk uran Modal Kerja
Working Capital Turnover (X1)
Receivable Turnover (X2)
Inventory Turnover (X3)
Working Capital Turover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja(netto) yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat di perusahaan.
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertantu.
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”
= 𝑃𝑃𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻
𝐴𝐴𝐸𝐸𝐷𝐷𝑒𝑒𝑇𝑇𝑟𝑟 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐻𝐻𝐿𝐿𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐿𝐿𝑟𝑟𝐻𝐻𝐿𝐿𝑟𝑟
= 𝐶𝐶𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻 𝐸𝐸𝑟𝑟𝐷𝐷𝑑𝑑𝑒𝑒𝐷𝐷 𝐶𝐶𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟
= 𝐻𝐻𝑟𝑟𝑟𝑟𝐻𝐻𝑟𝑟 𝑃𝑃𝑡𝑡𝐸𝐸𝑡𝑡𝐸𝐸 𝑃𝑃𝐷𝐷𝐻𝐻𝑝𝑝𝑒𝑒𝑟𝑟𝑇𝑇𝑟𝑟𝐻𝐻 𝑃𝑃𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝑑𝑑𝑒𝑒𝑟𝑟𝑟𝑟𝐻𝐻 𝑅𝑅𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟
Rasio
Rasio
Rasio
Hutang Debt to Asset Ratio (X4)
Debt to Equity Ratio (X5)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang.
=𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 ℎ𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷
=𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝐻𝐻𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝐻𝐻𝐻𝐻 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑒𝑒𝑒𝑒𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎
Rasio
Rasio
ROA (Y)
Suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
=𝐿𝐿𝑟𝑟𝐷𝐷𝑟𝑟 𝐵𝐵𝐷𝐷𝑟𝑟𝑎𝑎𝑒𝑒ℎ 𝐷𝐷𝑡𝑡𝐷𝐷𝑟𝑟𝑇𝑇 𝑟𝑟𝑎𝑎𝐷𝐷𝐷𝐷
Rasio
3.5 Populasi dan sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008 :75). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
Pemilihan sampel digunakan dengan menggunakan metode sampling bertujuan (purposive sampling) dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.
b. Perusahaan Property dan Real Estate yang memiliki laporan keuangan lengkap diaudit setiap akhir tahun selama periode 2011-2013.
c. Menampilkan data dan informasi yang lengkap terkait dengan variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian.
d. Perusahaan Property dan Real Estate yang memiliki persediaan yaitu berupa tanah dan bangunan selama periode 2011-2013.
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode Kriteria
1
Kriteria 2
Kriteria 3
Kriteria 4
Sampel 1. Agung Podomoro
Land Tbk
APLN √ √ √ ×
2. Alam Sutera Reality Tbk
ASRI √ √ √ ×
3. Bekasi Asri Pemula Tbk
BAPA √ √ √ ×
4. Bumi Citra Permai Tbk
BCIP √ √ √ ×
5. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
BEST √ √ √ ×
6. Bhuawanatala Indah Permai Tbk
BIPP √ √ √ ×
7. Bukit Darmo Property Tbk
BKDP √ √ × ×
8. Sentul City Tbk BKSL √ √ √ √ 1
9. Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE √ √ × ×
10. Cowell Development Tbk
COWL √ √ √ ×
11. Ciputra Development Tbk
CTRA √ √ √ ×
12. Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ ×
13. Ciputra Surya Tbk CTRS √ √ √ ×
14. Duta Anggada Realty Tbk
DART √ √ √ ×
15. Duta Pertiwi Tbk DUTI √ √ √ √ 2
16. Intiland Development Tbk
DILD √ √ √ √ 3
17. Bakrieland Development Tbk
ELTY √ √ √ ×
18. Megapolitan Development Tbk
EMDE √ √ √ √ 4
19. Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII √ √ √ √ 5
20. Gading Development Tbk
GAMA √ √ × ×
21. Gowa Makassar Tourism
Development Tbk
GMTD √ √ √ √ 6
22. Perdana Gapura Prima Tbk
GPRA √ √ √ √ 7
23. Greenwood Sejahtera Tbk
GWSA √ √ √ √ 8
24. Jaya Real Property Tbk
JRPT √ √ √ √ 9
25. Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA √ √ × ×
26. MNC LandTbk KPIG √ √ × ×
27. Lamicitra Nusantara Tbk
LAMI √ √ × ×
28. Laguna Cipta Griya Tbk
LCGP √ √ × ×
29. Lippo Cikarang Tbk LPCK √ √ √ √ 10
30. Lippo Karawaci Tbk LPKR √ √ √ √ 11
31. Modernland Realty Tbk
MDLN √ √ √ √ 12
32. Metropolitan Kentjana Tbk
MKPI √ √ × ×
33. Metropolitan Land Tbk
MTLA √ √ √ ×
34. Metro realty Tbk MTSM √ √ × ×
35. Nirvana
Development Tbk
NIRO √ √ × ×
36. Indonesia Prima Property Tbk
MORE √ √ √ ×
37. Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN √ √ √ ×
38. PudjiatiPrestige Tbk PUDP √ √ √ ×
39. Pakuwon Jati Tbk PWON √ √ √ ×
40. Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
RBMS √ √ √ ×
41. Roda Vivatex Tbk RDTX √ √ √ ×
42. Pikko Land Development Tbk
RODA √ √ √ √ 13
43. Danayasa Arthatama Tbk
SCBD √ √ × ×
44. Suryamas Duta Makmur Tbk
SMDM √ √ × ×
45. Summarecon Agung Tbk
SMRA √ √ × √
√ √
Sumber :www.idx.co.id dan
Dari kriteria sampling bertujuan (purposive sampling) di atas maka peneliti mendapatkan 13 perusahaan property dan real estate setiap tahunnya yang termasuk dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
www.sahamok.com
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan
1. Duta Pertiwi Tbk (DUTI)
2. Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII)
3. Gowa Makassar Tourism DevelopmentTbk (GMTD) 4. Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA)
5. Intiland Development Tbk (DILD) 6. Jaya Real Property Tbk (JRPT)
7. Lippo Cikarang Tbk (LPCK)
8. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
9. Megapolitan Development Tbk (EMDE) 10. Modernland Realty Tbk (MDLN) 11. Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) 12. Pikko Land Development Tbk (RODA)
13. Sentul City Tbk (BKSL)
Sumber :www.idx.co.id
3.6 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu dilakukan melalui studi pustaka dengan mengumpulkan data berupa literature, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan. Serta mengumpulkan data-data sekunder yang untuk mendapatkan mendapatkan gambaran dari masalah yang akan diteliti. Serta mengumpulkan data-data sekunder yang dipublikasikan oleh bursa efek Indonesia.
3.7 Jenis data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari bursa efek Indonesia.Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127).
3.8 Teknik analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diiterpretasikan secara objektif.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari rasio modal kerja (working capital turnover, receivable
turnover,inventory turnover) dan rasio hutang (debt to total assets ratio, debt to equity ratio) terhadap profitabilitas. Persamaan regresi linier berganda yang dipakai adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5+e Dimana :
Y = Profitabilitas α = Konstanta
X1 = working capital turnover X2 = Receivable Turover