• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

48

Lingkup penelitian mengenai Pemanfaatan Barang Milik Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Semarang) ini yaitu mendeskripsikan secara kualitatif pemanfaatan Barang Milik Daerah (BMD) Pemerintah Kota Semarang dan menganalisis secara kuantitatif pengaruh pemanfaatan BMD tersebut terhadap perolehan retribusi pemakaian kekayaan daerah Kota Semarang yang berdampak pada perolehan Pendapatan Asli Daerah Kota (PAD) Semarang. Dengan demikian lingkup penelitian ini adalah kualitatif- kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan BMD Kota Semarang, dan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan BMD Kota Semarang terhadap perolehan retribusi pemakaian kekayaan daerah yang berdampak terhadap perolehan PAD Kota Semarang.

B. Objek dan Subjek Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah Pemanfaatan Barang Milik

(BMD) Daerah Kota Semarang dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kota Semarang. Sehingga lokasi penelitiannya adalah

di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota

Semarang.

(2)

Adapun subjek penelitian yang dijadikan partisipan berkenaan dengan pemanfaatan Barang Milik Daerah Kota Semarang yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang yaitu Kepala DPKAD Kota Semarang, Kepala Bidang Aset DPKAD Kota Semarang, Kepala Seksi Bidang Aset DPKAD Kota Semarang dan staf Bidang Aset DPKAD Kota Semarang.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pendistribusian kuesioner ke partisipan. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari partisipan dan

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota

Semarang. Data yang diperoleh dari sumber partisipan adalah jenis

data primer, sedangkan data yang diperoleh melalui dokumentasi

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Semarang yang terdapat di

DPKAD Kota Semarang adalah jenis data sekunder.

(3)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner mendalam dan teknik dokumentasi

Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui pendistribusian kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis ke partisipan.

Penentuan partisipan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penyampelan berdasarkan pendekatan tujuan. Karena teknik kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data kualitatif mengenai pemanfaatan BMD Kota Semarang dari narasumber yang kapabel (key person) maka melalui metode purposive sampling ditentukan bahwa

partisipan adalah PNS Daerah DPKAD Kota Semarang yang menjalankan tugas, pokok dan fungsi pengelolaan aset daerah yaitu Kepala DPKAD Kota Semarang, Kepala Bidang Aset DPKAD Kota Semarang, Kepala Seksi Bidang Aset DPKAD Kota Semarang dan staf Bidang Aset DPKAD Kota Semarang. Teknik kuesioner menggunakan pertanyaan tertulis yang bersifat opened ended questions agar persepsi atau pendapat partisipan bisa dieksplorasi dan jawaban yang dibutuhkan bisa diperoleh.

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara collecting data di kantor DPKAD Kota Semarang mengenai Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Semarang maupun informasi keuangan

relevan lainnya. Teknik dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh

data kuantitatif mengenai jumlah nominal retribusi pemakaian kekayaan

daerah Kota Semarang, jumlah nominal Pendapatan Asli Daerah Kota

(4)

Semarang, dan jumlah nominal Aset Tetap Daerah Kota Semarang.

Collecting data menggunakan cara mencatat data-data yang relevan, foto copy data-data yang relevan, dan foto kamera data-data yang relevan.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: variabel pemanfaatan BMD, variabel kemampuan perolehan retribusi pemakaian kekayaan daerah, variabel kontribusi retribusi pemakaian kekayaan daerah dan variabel PAD.

Variabel pemanfaatan BMD adalah kualitas pemanfaatan BMD.

Variabel ini bersifat kualitatif, datanya diperoleh melalui collecting data dengan teknik kuesioner.

Variabel kemampuan perolehan retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah rasio jumlah nominal retribusi pemakaian kekayaan terhadap jumlah nominal aset tetap daerah. Variabel ini bersifat kuantitatif, datanya diperoleh melalui collecting data dengan teknik dokumentasi.

Variabel kontribusi retribusi pemakaian kekayaan daerah meliputi

rasio jumlah nominal retribusi pemakaian kekayaan daerah terhadap

jumlah nominal retribusi jasa usaha dan rasio retribusi pemakaian

kekayaan daerah terhadap jumlah nominal pendapatan asli daerah.

(5)

Variabel ini bersifat kuantitatif, datanya diperoleh melalui collecting data dengan teknik dokumentasi.

Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah jumlah nominal PAD. Variabel ini bersifat kuantitatif, datanya diperoleh melalui collecting data dengan teknik dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Data-data yang berhasil dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini meliputi deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, namun untuk menggambarkan obyek penelitian dalam rentangan waktu sekarang atau rentangan waktu yang diingat oleh partisipan. Penelitian deskriptif kualitatif tidak bertujuan untuk menggeneralisasi hasil penelitian, namun menekankan untuk dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai fenomena sosial dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks penelitian ini adalah fenomena pemanfaatan BMD Kota Semarang pada tahun 2010-2014.

Untuk menguji keabsahan data digunakan metode triangulasi

sumber data yaitu seperti berikut: a) pengumpulan data; b) reduksi

data; c) penyajian data; dan d) penarikan kesimpulan.

(6)

2. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan BMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dilengkapi dengan analisis trend yang mencakup Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dan Retribusi Jasa Usaha. Beserta gambaran mengenai kemampuan perolehan dan kontribusi perolehan.

Secara singkat, analisis kuantitatif menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik.

Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Analisis Trend Kemampuan Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

2) Analisis Trend Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Retribusi Jasa Usaha;

3) Analisis Trend Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah; dan

4) Analisis Uji Pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Analisis kuantitatif seperti diuraikan di muka dilakukan seperti berikut:

1) Analisis Trend Kemampuan Perolehan Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah;

(7)

Rumus Kemampuan Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Mahmudi, 2010):

RPKD

Kemp. RPKD = --- x 100%

ATD dimana:

Kemp. RPKD : Kemampuan Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

RPKD : Jumlah Nominal Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

ATD : Jumlah Nominal Aset Tetap Daerah

Angka Kemp. RPKD dilakukan analisis trend, dengan periode selama 5 (lima) tahun dari tahun 2010-2014.

2) Analisis Trend Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Retribusi Jasa Usaha;

Rumus Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Retribusi Jasa Usaha (Mahmudi, 2010):

RPKD

Kontr. RPKD = --- x 100%

RJU dimana:

Kontr. RPKD : Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Retribusi Jasa Usaha

RPKD : Jumlah Nominal Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

RJU : Jumlah Nominal Retribusi Jasa Usaha

Angka Kontr. RKPD dilakukan analisis trend, dengan periode

selama 5 (lima) tahun dari tahun 2010-2014.

(8)

3) Analisis Trend Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah;

Rumus Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Mahmudi, 2010):

RPKD

Kontr. RPKD = --- x 100%

PAD dimana:

Kontr. RPKD : Kontribusi Perolehan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

RPKD : Jumlah Nominal Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

PAD : Jumlah Nominal Pendapatan Asli Daerah Angka Kontr. RPKD dilakukan analisis trend, dengan periode selama 5 (lima) tahun dari tahun 2010-2014.

4) Analisis Uji Pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Untuk menguji pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap Pendapatan Asli Daerah digunakan model regresi sederhana seperti berikut:

PAD = a + b.PBMD + e dimana:

PAD : Pendapatan Asli Daerah

PBMD : Pemanfaatan Barang Milik Daerah a : Konstanta

b : Koefisien Pengaruh PBMD terhadap PAD

e : standard error

(9)

Dengan demikian variabel Pemanfaatan BMD merupakan variabel independen yaitu variabel yang bersifat bebas yang diduga mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan variabel PAD merupakan variabel dependen yaitu variabel yang bersifat tidak bebas (tergantung) yang diduga dipengaruhi variabel independen.

Untuk mengetahui pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap PAD, digunakan uji t. Dalam uji t harus ditentukan kriteria dalam pengambilan kesimpulan untuk menyatakan bahwa Pemanfaatan BMD berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap PAD dengan tahapan seperti berikut:

a. Menentukan hipotesis H

0

: α = 0

H

A

: α ≠ 0 dimana:

H

0 :

Hipotesis Null H

A :

Hipotesis Alternatif a > 0

α : Taraf signifikansi, sebesar 5%.

Adapun hipotesis yang diajukan yaitu:

H

0 :

diduga Pemanfaatan BMD tidak berpengaruh terhadap PAD

H

A :

diduga Pemanfaatan BMD berpengaruh terhadap PAD

b. Menentukan kriteria pengambilan kesimpulan:

-

Jika angka signifikansi > α (taraf signifikansi) maka

kesimpulannya adalah H

0

diterima. Hal ini bermakna

bahwa Pemanfaatan BMD tidak berpengaruh terhadap

PAD

.

(10)

- Jika angka signifikansi < α (taraf signifikansi) maka kesimpulannya adalah H

A

diterima. Hal ini bermakna bahwa Pemanfaatan BMD berpengaruh signifikan terhadap PAD.

Apabila kesimpulannya menyatakan bahwa Pemanfaatan BMD berpengaruh Terhadap PAD, maka untuk mengetahui besarnya pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap PAD dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (R

2

). Angka koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel Pemanfaatan BMD mempengaruhi PAD.

Untuk melakukan uji t dan menghitung koefisien determinasi digunakan software SPSS versi 22. Dengan software SPSS versi 22 maka hasil uji t bisa diketahui dengan mencermati output berupa tabel hasil uji dengan memfokuskan pada angka koefisien regresi dan angka signifikansi.

Penggunaan model regresi sederhana untuk menguji pengaruh Pemanfaatan BMD Terhadap Pendapatan Asli Daerah harus memenuhi asumsi jumlah minimal data yaitu sebanyak 30 (n = 30). Hal ini agar model regresi sederhana bisa dikategorikan layak.

Agar dapat memenuhi asumsi tersebut, maka dilakukan metode

pooling data yaitu mengkombinasikan lamanya periode dengan

(11)

banyaknya sampel data. Data Pemanfaatan BMD dan Pendapatan

Asli Daerah yang dikumpulkan mencakup 6 (enam) Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota

Semarang selaku SKPD Penghasil Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah selama 5 (lima) tahun dari tahun 2010-2014.

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka berpikir penulis dalam tesis ini dimulai dari Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhada Bambang Kariyanto dan Adam Munandar

Jajar legowo (2:1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan

Kemampuan mengasimilasikan pengetahuan baru bergantung pada kenyataan apakah individu-individu telah memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pengetahuan yang baru

Kewenangan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris, ordonansi Staatblad 1860 Nomor 3 yang berlaku mulai 1 Juli 1860 yang kemudian diperbaharui

peraturan Desa Prayungan tentang pedoman tim pengelolaan informasi dan dokumentasi desa di lingkungan pemerintah desa prayungan, telah memenuhi Syarat sesuai Undang-Undang Nomor

menghasilkan nada yang lebih rendah sedangkan alu terpendek menghasilkan nada paling tinggi. Adapun nada yang terdapat pada Alo’ Galing di Desa Sebayan dusun

Di samping itu memunculkan sesuatu yang “baru” seperti penekanan pada humanism (anthroposentris) yang ekstrem (sangat berlebihan) terutama dalam kebebasannya,

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian