• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 04 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR : 04 TAHUN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 04 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR : 04 TAHUN TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KO TA KENDARI NOMOR 04 TA H U N 2010

PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR : 0 4 TAHUN 2 0 1 0

TENTANG

PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU BAGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANG

DITERBITKAN OLEH :

BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DPRD KOTA KENDARI

KENDARI, 2 0 1 0

(2)

51®^.7!raS®S(ffl5TO!S!

W A LIK O TA KENDARI

PERATURAN D AE R A H KOTA KENDARI NOMOR : 04 TAHUN 2010

T ENTANG

PEM BENTUKAN PUSAT PELAYANAN TE R PA DU BAGI SAKSI DAN/ATAU KO RBAN TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANG

DENGAN RAHMAT TU H A N YANG M A H A ESA W ALIK OTA KENDARI,

M enimbang : a. bahwa setiap orang sebagai makhluk TuhanY ang M aha Esa memiliki hak-hak asasi sesuai dengan kem uliaan harkat dan martabatnya yang dilindungi oleh Undang- Undang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang D asar Negara R epublik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa perdagangan orang m erupakan tindakan yang bertentangan' dengan harkat dan martabat m anusia dan m elanggar hak asasi manusia, sehingga wajib diberantas

c. bahwa perdagangan orang telah m eluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang terorganisasi

1

(3)

M engingat :

dan tidak terorganisasi, baik pada skala internasional m aupun nasional bahkan pada skala daerah, sehingga menjadi ancaman terhadap m asyarakat, bangsa dan N egara serta terhadap norm a-norm a kehidupan yang dilandasi penghorm atan terhadap hak asasi m anusia;

d. bahw a berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (1) U ndang-U ndang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pem berantasan Tindak Pidana Perdagangan O rang Pasal 6 ayat (2) Peraturan Pem erintah N om or 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan M ekanism e Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan O rang, Pem erintah Daerah diberikan am anah untuk m em bentuk dan m enyelenggarakan Pusat Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan O rang.;

e. bahw a untuk memenuhi maksud hu ru f a, b, c dan huruf d di atas, maka dipandang perlu m enetapkan Peraturan Daerah tentang Pem bentukan Pusat Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang.

1. U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1981 tentang K itab U ndang-U ndang Hukum A cara Pidana (Lem baran N egara Tahun 1981 N om or 76, Tam bahan Lem baran Negara N om or 3209);

2. U ndang-U ndang N om or 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan K onvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perem puan (Convention On The Eliminalion

2

O f all Forms O f Discrimination Againi Women) (Lembaran N egara Tahun 1984 N om or 29, Tambahan Lembaran N egara N om or 3277);

3. U ndang-U ndang Nomor 6 Tahun 1995 tentang Pem bentukan Kotam adya Daerah Tingkat II Kendari (Lembaran N egara Tahun 1995 N om or 44, Tam bahan Lem baran N egara N om or 3206);

4. U ndang-U ndang Nom or 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lem baran Negara Tahun 2002 N om or 109, Tam bahan Lembaran N egara N om or 4235);

5. U ndang-U ndang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pem bentukan Peraturan Perundang-undangan (Lem baran Negara T ahun 2004 N om or 53.

Tam bahan Lembaran N egara Nom or 4389);

6. U ndang-U ndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan Daerah (Lem baran N egara Tahun 2004 N om or 125. Tam bahan Lem baran Negara N om or 4437);

7. U ndang-U ndang N om or 21 Tahun 2007 tentang Pem berantasan Tindak Pidana Perdagangan O rang (Lem baran N egara Tahun 2007 N om or 58, Tam bahan Lembaran N egara N om or 4720);

8. U ndang-U ndang N om or 27 Tahun 2009 tentang M ajelis Perm usyaw aratan Rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perw akilan Daerah, dan Dewan Perw akilan Rakyat Daerah (Lem baran Negara Tahun 2009 N om or 123.

Tam bahan Lembaran N egara N om or 5043);

(4)

9. Peraturan Pem erintah Nom or 9 Tahun 2008 tentang T ata Cara dan M ekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lem baran Negara T ahun 2008 N om or 22, Tam bahan Lembaran N egara N om or 4818);

10. Peraturan Pem erintah N om or 16 Tahun 2010 tentang Pedom an Penyusunan Tata Tertib D ew an Perw akilan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 N om or 22 .Tambahan Lembaran N egara N om or 5104);

11. Peraturan Presiden N om or 69 Tahun 2008 tentang G ugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan O rang;

12. Peraturan Daerah Kota Kendari N om or 3 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pem erintah K ota Kendari (Lem baran Daerah Tahun 2000 N om or 3);

4

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERW AKILAN RAKYAT D A ERA H KOTA KENDARI

dan

W ALIKOTA KENDARI

M E M U T U S K A N :

M enetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANCi

PEM BENTUKAN PU SA T PELA Y AN A N TERPADU BAGI SAKSI D AN /A TA U KORBAN TIN D AK PIDANA PERD AG A NG A N ORANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Kendari.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pem erintah Daerah dan D PRD m enurut asas otonomi dan tugas pem bantuan dengan prinsip otonom i seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip N egara Kesatuan Republik Indonesia sebagaim ana dim aksud dalam U ndang- U ndang Dasar N egara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota, dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pem erintahan daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lem baga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pem erintahan daerah.

5

(5)

5. Pelayanan Terpadu adalah serangkaian kegiatan untuk m elakukan perlindungan bagi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang yang dilaksanakan secara bersam a-sam a oleh instansi atau lembaga terkait sebagai satu kesatuan penyelenggaraan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pem ulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum bagi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.

6. Pusat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disingkat PPT.

adalah suatu unit kesatuan yang m enyelenggarakan pelayanan terpadu untuk saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.

7. Perdagangan O rang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penam pungan, pengirim an, pem indahan, atau penerim aan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pem alsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga m em peroleh persetujuan dari orang yang m em egang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam baik yang dilakukan di dalam negara m aupun antar negara, untuk eksploitasi atau m engakibatkan orang tereksploitasi.

8. Saksi adalah orang yang dapat m em berikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alam i sendiri.

9. K orban adalah seseorang yang m engalam i penderitan psikis, m ental, fisik, seksual, ekonom i dan/atau sosial, yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang.

10. A nak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun term asuk anak yang m asih dalam kandungan.

6

11. Rehabilitasi kesehatan adalah pemulihan saksi dan/atau korban dari gangguan kesehatan yang dideritanya baik fisik maupun psikis yang dilaksanakan di PPT.

12. Rehabilitasi sosial adalah pem ulihan saksi dan/atau korban dari gangguan kondisi psikososial dan pengem balian keberfungsian sosial secara wajar baik dalam keluarga maupun dalam m asyarakat.

13. Pem ulangan adalah tindakan pengem balian saksi dan/atau korban ke daerah asal dengan tetap m engutam akan pelayanan perlindungan dan pem enuhan kebutuhannya.

14. Reintegrasi sosial adalah penyatuan kem bali saksi dan/atau korban dengan pihak keluarga, keluarga pengganti, atau m asyarakat yang dapat memberikan perlindungan dan pem enuhan kebutuhan bagi saksi dan/atau korban.

15. K onseling adalah interaksi antar dua orang atau lebih untuk m endiskusikan masalah yang dihadapi dengan tujuan agar dapat mem bantu orang tersebut untuk m engatasi m asalahnya dengan lebih baik.

16. Advokasi adalah m enyam paikan inform asi dengan tujuan untuk mempengaruhi dalam pem berian pelayanan dan pendam pingan terhadap saksi dan/atau korban.

BAB II

TUJUAN, PRINSIP DAN ASAS

Pasal 2

(1) Pem bentukan PPT bertujuan untuk m em berikan pelayanan, perlindungan dan pem enuhan hak saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.

(2) Pelayanan, perlindungan dan pem enuhan hak sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) bermakna untuk m enghindari

(6)

terjadinya pelanggaran Hak Asasi M anusia (HAM ) dan tindakan yang dapat m enim bulkan ekses traum a atau penderitaan yang lebih serius bagi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.

Pasal 3

(1) Prinsip penyelenggaraan pelayanan dan perlindungan saksi dan/atau korban antara lain :

a. m enjunjung tinggi hak asasi manusia;

b. m em berikan jam in an keselam atan terhadap saksi dan/atau korban yang m em berikan keterangan;

c. m enjaga kerahasiaan saksi dan/atau korban;

d. m em inta persetujuan secara lisan akan kesediaan saksi dan/atau korban untuk m em berikan keterangan selama dalam pendam pingan;

e. m engajukan pertanyaan dengan cara yang bijak;

f. tidak m enghakim i saksi dan/atau korban;

g. m enyediakan penerjem ah, apabila diperlukan;

h. m endengarkan keterangan korban dengan ak tif dan penuh pengertian;

i. m em berikan inform asi tentang perkem bangan perkaranya;

j. m enjaga profesionalism e untuk menjam in terwujudnya keadilan dan kepastian hukum ; dan

k. m em perlakukan saksi dan/atau korban dengan penuh em pati.

(2) Prinsip sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) wajib dipedomani oleh sem ua petugas yang m elaksanakan penanganan perkara terhadap perem puan dan anak, dalam wujud sikap, ucapan dan tindakan yang bertanggung jaw ab.

8

Pasal 4

Pelaksanaan kegiatan pelayanan di PPT m em perhatikan asas-asas sebagai berikut:

a. asas legalitas yaitu berdasarkan hukum yang berlaku;

b. asas praduga tak bersalah yaitu semua orang dianggap tidak bersalah sebelum ditentukan oleh keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap;

c. asas perlindungan dan pengayom an yaitu m em berikan perlindungan hak-hak saksi dan/atau korban yang sedang diproses;

d. asas kekeluargaan yaitu m em perlakukan yang dilayani seakan sebagai anggota keluarga;

e. asas pem binaan yaitu tujuan pelayanan untuk m enum buh­

kem bangkan potensi anak dan perem puan;

f. asas keadilan yaitu m endasari prinsip keadilan dalam penanganan, tidak m em bedakan, tidak memihak;

g. asas pelayanan yaitu m em berikan pelayanan yang m aksim al:

h. asas nesesitas yaitu berdasarkan keperluan.

BAB III

PEM BENTUKAN PUSAT PELAYANAN T E R PA DU

Pasal 5

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang yang berkedudukan di Pem erintah Kota.

(2) Untuk mem perm udah penanganan saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang, maka Pem bentukan Pusat Pelayanan Terpadu dapat dibentuk di Kecamatan.

(3) Untuk lebih menjamin kualitas pelayanan. W alikota m enyusun dan menetapkan standar pelayanan minimal dan standar

(7)

operasional prosedur pem ulangan dan reintegrasi sosial pada PPT.

(4) Standar pelayanan m inim al dan standar operasional prosedur pem ulangan dan reintegrasi sosial sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) harus dijadikan pedom an dalam penyelenggaraan pelayanan terpadu.

(5) D alam m enyusun standar pelayanan minimal dan standar operasional prosedur pem ulangan dan reintegrasi sosial sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), W alikota melakukan pem bahasan bersam a dengan pim pinan lembaga terkait.

Pasal 6

(1) G una m enjam in terselenggaranya Pusat Pelayanan Teipadu sesuai dengan standar pelayanan minimal dan standar operasional prosedur pem ulangan dan reintegrasi sosial, Pim pinan Pusat Pelayanan Terpadu menyusun dan m elaksanakan program kerja secara berkesinambungan.

(2) D alam m elaksanakan program kerja sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), Pusat Pelayanan Terpadu dapat melakukan kerjasam a dengan masyarakat.

Pasal 7 Pusat Pelayanan Terpadu w a jib :

a. m em berikan pelayanan dan penanganan secepat mungkin kepada saksi dan/atau korban;

b. m em berikan kem udahan, kenyam anan, keselamatan, dan bebas biaya bagi saksi dan/atau korban;

c. m enjaga kerahasiaan saksi dan/atau korban; dan

d. m enjam in keadilan dan kepastian hukum bagi saksi dan/atau korban.

10

P asal 8

(1) Lingkup pelayanan terpadu bagi saksi dan/atau korban meliputi pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pem ulangan dan reintegrasi sosial term asuk advokasi, konseling dan bantuan hukum.

(2) Pelayanan terpadu sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi:

a. setiap saksi dan/atau korban warga Kota Kendari yang berada di w ilayah Kota Kendari;

b. setiap saksi dan/atau korban w arga Kota Kendari yang berada di w ilayah Republik Indonesia; dan

c. setiap saksi dan/atau korban w arga Kota K endari yang berada diluar negeri.

(3) Dalam hal saksi dan/atau korban adalah anak, m aka pelayanan di berikan secara khusus sesuai dengan kepentingan terbaik bagi anak.

P asal 9

(1) Penyelenggaraan PPT bersifat integratif antar instansi atau lembaga, baik berupa satu atap maupun berjejaring untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada saksi dan/atau korban.

(2) Dalam hal penyelenggaraan pelayanan terpadu dilakukan satu atap. PPT bertanggung jaw ab m elaksanakan keseluruhan proses dalam satu kesatuan unit kerja untuk memberikan pelayanan yang diperlukan saksi dan/atau korban.

(3) Dalam hal penyelenggaraan pelayanan terpadu dilakukan berjejaring, PPT bertanggung jaw ab atas keseluruhan proses rujukan pelayanan yang di perlukan saksi dan/atau korban.

11

(8)

BAB IV

FA SIL IT A S DAN PERLENGKAPAN PPT

Pasal 10

(1) D alam penyelenggaraan PPT, W alikota w ajib menyediakan sarana dan prasarana pada PPT.

(2) Sarana dan prasarana sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) berupa :

a. ruang tam u yang berfungsi untuk m enerim a tamu saksi dan/atau korban dengan dilengkapi antara lain mobiler, bahan bacaan, m edia TV /radio, penyejuk ruangan;

b. m ang konseling dan pem eriksaan, berfungsi untuk m enerim a laporan/keluhan saksi dan/atau korban dan guna kepentingan pem eriksaan dengan dilengkapi meja dan kursi konsultasi, penyejuk ruangan;

c. ruang kontrol, berfungsi untuk memantau kegiatan di ruang konseling dan pem eriksaan yang didukung dengan petugas pengaw as dan dilengkapi antara lain alat perekam kegiatan, m obile, com puter, server untuk merekam gambar dan suara, TV m onitor, penyejuk ruangan, alat tulis, lemari arsip, dan kelengkapan lain yang diperlukan;

d. ruang istirahat, berfungsi untuk tem pat istirahat saksi dan/atau korban dengan dilengkapi tem pat tidur, meja dan kursi santai, penyejuk ruangan, lemari, kam ar mandi dan toilet.

e. Fasilitas visum etrefertum secara gratis.

Pasal 11

(1) R um ah sakit sw asta dapat m enyediakan sarana dan prasarana untuk rujukan PPT bagi saksi dan/atau korban setelah m endapat persetujuan dari dinas kesehatan Kota Kendari.

12

(2) Persetujuan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) untuk mempermudah pelaksanaan pelayanan terpadu dan pelaksanaan evaluasi.

BAB V

PETUGAS PELAKSANA PELA Y AN A N TERPADU

Pasal 12

(1) Penyelenggaraan pelayanan terpadu w ajib didukung oleh petugas pelaksana atau petugas fungsional yang m eliputi tenaga kesehatan, psikolog, psikiater, pekerja sosial yang disediakan oleh instansi atau lembaga terkait.

(2) Dalam hal tenaga psikolog dan psikiater sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) belum tersedia, m aka PPT dapat m em inta bantuan kepada instansi atau lembaga lain yang tersedia dengan m em berikan honorarium.

(3) Dalam hal diperlukan, PPT dapat m elakukan kerjasam a dengan lembaga tertentu dalam penyediaan penerjem ah dan relaw an pendamping yang diperlukan oleh saksi dan/atau korban.

Pasal 13

(1) Penyelenggaraan pelayanan terpadu dilaksanakan Pem erintah Kota Kendari dengan bekerja sama antar instansi atau lem baga pem erintah terkait.

(2) Dalam hal diperlukan PPT dapat m endayagunakan tenaga pelaksana atau petugas fungsional dari m asyarakat.

Pasal 14

(1) Dalam hal petugas PPT mem erlukan perlindungan dalam penyelenggaraan pelayanan terpadu, m aka pim pinan PPT dapat m engajukan perm ohonan perlindungan secara tertulis kepada

13

(9)

K epolisian N egara Republik Indonesia terdekat untuk m em berikan rasa am an kepada petugas PPT.

(2) Perlindungan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

T A T A C A R A DAN M E K A N ISM E PELAYANAN TERPADU

Pasal 15

(1) Saksi dan/atau korban berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pem ulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum pada PPT.

(2) Hak sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), diajukan oleh saksi dan/atau korban, keluarganya, tem annya, petugas kepolisian, relawan pendam ping, atau pekerja sosial.

(3) Pim pinan atau petugas yang ada pada PPT wajib melayani saksi dan/atau korban berdasarkan ketentuan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7.

(4) Pim pinan atau petugas PPT segera menangani saksi dan/atau korban sesuai prosedur yang ditetapkan.

(5) Pim pinan atau petugas PPT, dalam waktu paling lama 24 (dua puluh em pat) jam sejak m enerim a saksi dan/atau korban yang sedang diraw at atau dipulihkan kesehatannya wajib m elaporkannya kepada petugas kepolisian terdekat.

P asal 16

(1) Dalam hal saksi dan/atau korban adalah warga Kota Kendari dan berada di luar negeri Pem erintah Kota Kendari meminta kepada perw akilan Pem erintah Indonesia yang ada di luar negeri m elalui Kem enterian Luar Negeri untuk melindungi pribadi dan kepentingan saksi dan/atau korban serta m em ulangkannya ke daerah asalnya.

(2) Dalam hal pem ulangan saksi dan/atau korban. Pemerintah Kota Kendari melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk m emulangkan saksi dan/atau korban.

Pasal 17

(1) Dalam hal saksi dan/atau korban berada di luar w ilayah Kota Kendari, Pem erintah Kota Kendari m elakukan koordinasi dengan K epala Daerah dim ana saksi dan/atau korban berada, dan selanjutnya mengambil tindakan atau langkah-langkah perlindungan dan pem ulangan saksi dan/atau korban.

(2) Pemerintah Kota Kendari w ajib segera m enangani hal-hal

yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan dan pemulihan saksi dan/atau korban ke PPT yang tersedia.

(3) Dalam penyelenggaraan pem ulangan saksi dan/atau korban sebagaimana dim aksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pemerintah Kota Kendari dapat melakukan kerjasam a dengan Bupati/W alikota lainnya dengan pem beritahuan kepada gubernur m asing-masing.

Pasal 18

(1) Dalam penanganan saksi dan/atau korban PPT wajib melakukan jejaring dengan rum ah sakit pem erintah dan swasta untuk perawatan dan pem ulihan kesehatannya.

(2) Dalam hal diperlukan, PPT ju g a dapat m elakukan jejaring dengan rumah perlindungan sosial atau pusat traum a milik pemerintah, masyarakat atau lem baga-lem baga pelayanan sosial lainnya.

15

(10)

BAB VII

P E M A N T A U A N DAN EVALUASI

Pasal 19

(1) W alikota m elakukan pem antauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal dan standar operasional prosedur pem ulangan dan reintegrasi sosial pada PPT.

(2) Pem antauan dan evaluasi sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk m engetahui :

a. perkem bangan pelaksanaan program PPT.

b. capaian kinerja PPT.

(3) Pem antauan dilakukan secara berkesinam bungan dan evaluasi dilaksanakan setiap 6 (enam ) bulan sekali.

Pasal 20

(1) Dalam hal pem antauan dan evaluasi ditemukan adanya tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dim aksud dalam Pasal 7, W alikota m erekom endasikan kepada PPT untuk peningkatan pelayanan.

(2) Dalam hal ketentuan sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) tidak ditindaklanjuti, maka W alikota dapat memberikan sanksi adm inistratif kepada pim pinan dan petugas PPT.

(3) Pengenaan sanksi adm inistratif sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Pasal 21

Dalam hal pem antauan dan evaluasi ditem ukan adanya kinerja yang baik dalam m enjalankan tugasnya, maka W alikota m em berikan penghargaan kepada pim pinan dan/atau petugas PPT.

16

BAB VIII PENDANAAN

Pasal 22

Untuk m elaksanakan Peraturan D aerah ini dan penyelenggaraan PPT, pendanaan bersum ber dari A nggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan B elanja Daerah (APBD) Kota Kendari serta sum ber-sum ber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX

STRUK TUR KELEM BAGAAN

Pasal 23

Struktur kelembagaan dan tata kerja PPT akan dibentuk dan diatur oleh W alikota

BAB X

KETE NTUAN PENUTUP

Pasal 24

Semua peraturan perundangan-undangan yang m engatur pelaksanaan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) yang telah ada dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau belum diatur berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, mem erintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penem patannya dalam Lembaran Daerah Kota Kendari.

17

(11)

Ditetapkan di Kendari pada tanggal

W ALIKOTA KENDARI,

Ttd

Ir.H. ASRUN, M.Eng.Sc

D iundangkan di Kendari

pada tanggal 2010

S E K R E T A R IS D A E R A H ,

ttd

H. A M A R U L L A H 'S E , M.Si Pem bina U tam a M uda, G ol.IV /c N ip .19551217 198302 1 003

L E M B A R A N D A E R A H KO TA KENDARI T A H U N 2010 N O M O R ...

I

19

Referensi

Dokumen terkait

b. tempat untuk mengadakan pengolahan dan peningkatan mutu serta manufacturing industries serta usaha lain-lain yang dianggap perlu. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut pada

Proses perakitan komponen alat berat memerlukan ketelitian agar tidak terjadi warranty claim. Penelitian ini bertujuan mengurangi warranty claim yang berakibat meningkatnya

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan baik secara deskriptif maupun statistik dengan bantuan program SmartPLS 3.0 maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian

Sehingga dibutuhkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat membantu para petani untuk menentukan jenis tanaman palawija yang cocok berdasarkan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berbagai jenis pangan olahan siap saji dalam kemasan laminasi yang di vakum kemudian diiradiasi dengan dosis 45 kGy pada suhu rendah

Cara responden menyikapi AKDR ini juga dipengaruhi oleh berbagai komponen yaitu komponen kognitif (perseptual), komponen afektif (emosional), komponen konatif

GTR : Kondisi sistemik yang menjadi kontraindikasi bedah, infeksi pada defek, oral higiene yang buruk, perokok berat, kegoyangan gigi lebih dari 1 mm, defek kurang dari 4

Setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI kecuali dalam hal diperuntukkan