PERATURAI{
BUPATI
MOJOKTRTONoMoIt
3orenur
2016
TENTANG
PEMBERIAI{ AIR SUSU IBU
DENGAN RAHMAT TUI{AN YANG MAI{A ESA
Menimbang
:
a.Menglngat :
1.b.
C.
BUPATI MOJOKERTO,
bahwa
untuk
melaksanankanketentuan
Pasal 5huruf a dan
Pasal
39
ayat
(1)
PeraturanPemerintah
Nomor
33
Tahun
2OL2
tentangPemberian
Air
SusuIbu Eksklusif dan
setiap bayiberhak mendapatkan
air
susu
ibu
eksklusif
sejaklahir
selama
6
(enam)bulan
dan
dapat
terusdilanjutkan
sarnpai dengan2
(dua)tahun
denganmemberikan pendamping
air
susu
ibu
sebagaitambahan sesuai kebutuhan bayi;
bahwa selama pemberian
air
susu
ibu,
keluarga,Pemerintah
Daerah
dan
masyarakat
wajibmendukung
ibu bayi
secara
penuh
dengan penyediaan waktu dan fasilitasi khusus;bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud
huruf a
danhuruf b perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu ibu;Undang-Undang Nomor 12
Tahun
1950 tentangPembentukan Daerah-daerah
Kabupaten
dalamLingkungan Propinsi Jawa
Timur
(Berita NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
1950 Nomor 4l)
juncto
Undang-UndangNomor
2
Tahun
1965(Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 2730 );
Undang-Undang Nomor
28 Tahun
1999 tentangPenyelenggaraarl Negara yang
Bersih dan
Bebasdari
Korupsi, Kolusi
dan
Nepotisme (LembaranNegara
Repubiik
IndonesiaTahun
1999
Nomor 75,
Tambahan Lembaran
Negara
RepublikIndonesia Nomor 3851);
Undang-Undang Nomor
36 Tahun
2AO9 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2OOgNomor
I44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);2.
-2-Undang-Undang Nomor
23 Tahun
2014 tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran
NegaraRepublik Indonesia
Tahun
2Ol4
Nomor
244,Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor
9
Tahun
2015(Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun2015
Nomor
58,
Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 56791;
Peraturan Pemerintah Nomor
33
Tahun
2012tentang
Pemberian
Air
Susu
Ibu
Eksklusif
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2Ol2
Nomor
58,
Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 5291);
Peraturan Bersama Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri KesehatanNomor 48/Men.PP/XII/20O8
-
Nomor
PER.27I
MEN/XII /2OO8
-
Nomor 1177/Menkes/PB/
XiIl
2008 tentang
Peningkatan PemberianAir
SusuIbu Selama Waktu Kerja di Tempat Keq'a;
Peraturan
Menteri
Negara
PemberdayaanPerempuan
dan
Perlindungan
Anak
Nomor
3Tahun 2OlO
tentang
Penerapan
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui;Peraturan
Menteri Dalam
Negeri
Nomor
80Tahun
2015
tentang
Pembentukan
ProdukHukum
Daerah
(Berita
Negara
Republik indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURANBUPATI
TENTAITG PEMBERIAN AIRSUSU IBU.
BAB
I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati
ini
yang dimaksud dengan:1.
Daerah adalah Kabupaten Mojokerto.2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.3.
Bupati adalah Bupati Mojokerto.4.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto.5.
Satuan Keda
Perangkat Daerahyang selanjutnya disingkat
SKPDadalah perangkat daerah pada Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
6.
Air
Susu
Ibu
yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan
hasiisekresi kelenjar payudara ibu.
7.
Air
Susu
Ibu
Eksklusif yang seianjutnya disingkat ASI Eksklusif
adaiah ASi yang diberikan
kepadabayi
sejakdilahirkan
selama 6(enam)
buian, tanpa
menambahkan dan/
atau
mengganti denganmakanan atau minuman lain.
8.
Bayi adalah anak barulahir
sampai berusia 12 (dua belas) bulan.4.
5.
6.
7.
9.
Keiuargaadalah suami,
istri,
anak, atau keluarga
sedarah dalam garislurus
ke atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga.10. Susu
formula
bayi adalah susu yang secarakhusus
diformulasikansebagai pengganti ASI
untuk
bayi sampai berusia 6 (enam) bulan.11. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu
alatd,an/ atau
tempatyang
digunakan
untuk
menyelenggarakan
upaya
pelayanan kesehatan,baik
promotif, preventif,kuratif
maupun rehabilatif yangdilakukan
oleh
Pemerintah, Pemerintah
Daerah
dan/atau
masyarakat.
12. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri
dalambidang
kesehatan
serta
memiliki
pengetahuan
.dur/
atauketerampilan
melalui pendidikan
di
bidang
kesehatanyang untuk
jenis
tertentu
memerlukan
kewenanganuntuk
melakukan
upayakesehatan.
13. Tempat kerl'a adalah ruangan
atau
lapangantertutup atau
terbuka, bergerakatau tetap
dimana tenaga keq'a bekerja,atau yang
seringdimasuki
tenaga keq'auntuk
keperluan suatu usaha dan dimani
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.BAB
II
MAI(SUD DAN TUJUAIT Pasal 2
Maksud dan
tujuan
pembentukan Peraturan Bupatiini
adalahuntuk:
a.
menjadi
panduan,
arahan
dan
acuan
basl
pemerintah
Daerah,organisasi
non
pemerintah,
dan
masyarakat
dalam
berperanmendukung peningkatan pemberian ASI secara optimal dalam upaya
meningkatkan derqjat kesehatan
ibu
dan bayi;b.
menjadi pedoman
SKPDuntuk
menyusun
RencanaAksi
DaerahPeningkatan
PemberianASI
sekaligus menjadi
instrumen
sinergiberbagai lembaga
di
Daerah;c.
menjamin
pemenuhanhak
bayi
untuk
mendapatkanASI eksklusif
sejak
lahir
sampai dengan berusia6
(enam)bulan dan dapat
terusdilanjutkan
sampai dengan
2
(dua)
tahun
dengan
memberikanpendamping
air
susu
ibu
sebagaitambahan
sesuaikebutuhan
bayi dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;d.
memberikan perlindungan kepadaibu
dalam memberikan ASI kepada bayinya; dane.
meningkatkan
peran
dan
dukungan
keluarga, masyarakat
dan Pemerintah Daerah terhadap pemberian ASI.BAB
III
TAIIGGUNG JAWAB PEMERIIITAH DAERAH Pasal 3
Tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam pemberian ASI meliputi:
a.
melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberianASI Eksklusif'
b.
melaks".rakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI;c.
memberikan pelatihan teknis konseling menyusui;d.
menyediakan
tenaga konselor menyusui
di
fasilitas
pelayanan kesehatan dan tempat sarana umum lainnya;e.
-4-membina, monitoring, mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan dan pencapaian program pemberian ASI
di
fasilitas pelayanan kesehatan,satuan pendidikan
kesehatan,tempat kerja, tempat
sarana umum,dan kegiatan di masyarakat;
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program pemberian
ASI yang mendukung perumusan kebijakan;
mengembangkan
kerja
sarna dengan
pihak
lain
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan
menyediakan ketersediaan
akses terhadap
informasi
dan
edukasipenyelenggaraan pemberian ASI.
Pasal 4
TanggSrng
jawab
Pemerintah Daerah
sebagaimanadimaksud
dalamPasal 3 dilaksanakan oleh:
a.
SKPD yang tugas pokok dan fungsinya menangani kesehatan;b.
SKPDyang tugas pokok
dan
fungsinya
menangani pemberdayaanmasyarakat pemerintah desa dan pelayanan langsung ke masyarakat;
c.
SKPDyang tugas pokok
dan
fungsinya menangani sosial,
tenagakerja dan transmigrasi; dan
d.
SKPDyang tugas pokok
dan
fungsinya
menangani pemberdayaanperempuan dan keluarga berencana.
Pasal 5
Setiap
ibu
yang melahirkan harus
memberikanASI Eksklusif
kepadabayi yang
dilahirkannya,
sejaklahir
selama6
(enam)bulan dan
dapatterus
dilanjutkan
sampai dengan2
(dua)tahun
dengan memberikan pendamping air susuibu
sebagai tambahan sesuai kebutuhan bayi.BAB
tV
AIR SUSU IBU Bagian Kesatu Pemberian ASI
Pasal 6
Pemberian
ASI
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
5
tidak
berlakudalam hal terdapat:
a.
indikasi
medis;b.
ibu
tidak ada; atauc.
ibu
terpisah dari bayiPasal 7
Penentuan
indikasi medis
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal 6huruf
adilakukan
oleh dokter.Dokter dalam menentukan indikasi medis
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus
sesuai dengan
standar
profesi,
standarpelayanan, dan standar prosedur operasional.
Dalam
hal
tertentu
tidak
terdapat
dokter,
penentuan
ada
atautidaknya
indikasi
medisdapat dilakukan oleh bidan atau
perawatsesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.f. o t' h. (1) (2) (3)
(1)
{2)
(1)
Baglan Kedua
Inlsiasi
MenyusuDint
Pasal 8
Tenaga kesehatan
dan
penyelenggarafasilitas
pelayanan kesehatanwajib
melakukan
inisiasi
menyusu
dini
terhadap bayi yang
barulahir
kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu)jam.Inisiasi
menyusu
dini
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)dilakukan
dengancara
meletakkanbayi
secaratengkurap
di
dadaatau perut
ibu
sehinggakulit
bayi melekat padakulit
ibu.Pasal 9
Tenaga kesehatan
dan
penyelenggarafasilitas
pelayanan kesehatanwajib menempatkan
ibu
dan bayi dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung kecuaii atas indikasi medis yang ditetapkan oieh dokter.{2) Penempatan
dalam
1
(satu) ruangan
atau
rawat
gabungsebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1)
dimaksudkal
untuk
memudahkanibu
setiap saat memberikan ASI kepada bayi.Baglan
Ketiga
PendonorAlr
SusuIbu
Pasal 1O
Dalam ha1
ibu
kandung tidak
dapat memberikan ASI bagi bayinyasebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
6,
pemberian
ASI
dapatdilakukan
oleh pendonor ASI.Pemberian ASI oleh pendonor ASI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dilakukan
dengan persyaratan:a.
permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan;b.
identitas,
agama,dan
alamat pendonor ASI diketahui
denganjelas oleh ibu atau keluarga bayi penerima ASI;
c.
persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi yangdiberi ASI;
d.
Pendonor
ASI
dalam kondisi
kesehatan
baik dan
tidak
mempunyai
indikasi
medis sebagaimanadimaksud dalam
Pasal6; dan
e.
ASItidak
diperjualbelikan.Pemberian ASI sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)dan
(2) wqiibdilaksanakan
berdasarkannorrna
agamadan
mempertimbangkanaspek sosial budaya,
mutu
dan keamanan ASI.Pasal 11
(1)
Setiapibu
yang meiahirkan bayi harus menolak
pemberian susuformula
bayi dan/atau
produk
bayi
lainnya kecuali dalam
hal
pemberian
ASI
tidak
dimungkinkan berdasarkan
pertimbangarlsebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
6
atau
dalam
hal
terjadi bencana/darurat.(1)
(2)
(2)
(3)
-6-Dalam
hal
ibu
yang melahirkan bayi
meninggaldunia atau
oleh sebablain
sehinggatidak
dapat melakukan penolakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), penoiakan dapat
dilakukan
oleh keluarga. Tenaga kesehatandan
penyelenggarafasilitas
pelayanan kesehatandalam
pemberian,
promosi,
dan/atau
kegiatan
lainnya
wajibberpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Baglan Keempat
Informasi
dan EdukasiPasal 12
(1)
Tenaga kesehatandan
penyelenggarafasilitas
pelayanan kesehatanwajib
memberikan informasi dan edukasi ASI kepadaibu
dan/atau
anggota
keluarga
dari
bayi yang
bersangkutansejak
pemeriksaankehamilan sampai dengan periode pemberian ASI selesai.
(2)
Informasi dan edukasi ASI sebagaimana pada ayat (1) paling sedikitmengenai :
a.
keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;b.
tatalaksana pemberian ASI yang benar;c.
giziibu,
persiapan dan mempertahankan menyusui;d. akibat
negatif
dari
pemberian makanan
botol
secara
parsialterhadap pemberian ASI; dan
e.
kesulitan
untuk
mengubahkeputusan
untuk
tidak
memberikanASI.
(3)
Pemberian informasidan
edukasi ASI sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan melalui penyuluhan, konseling, dan pendampingan.
(4)
Pemberianinformasi dan
edukasi ASI sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dapat
dilakukan
oleh tenaga terlatih.BAB
V
PENGGUNAAN SUSU FORII{ULA BAYI DAIT PRODUK BAYI LAINNYA Pasal 13
Dalam
hal
pemberian
ASI tidak
dimungkinkaq
berdasarkanpertimbangan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal'6,
Bayi
dapatdiberikan susu formula bayi.
Pasal 14
Dalam
memberikansusu formula bayi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 13, tenaga kesehatan harus memberikan peragaan dan penjelasanatas penggunaan dan penyajian susu formula bayi kepada
ibu dan/atau
(1) (2) (1) (2) (3) (4) (1) (2) Pasal 15
Setiap
tenaga kesehatandilarang memberikan susu formula
bayidan/atau
produk
bayi
lainnya yang dapat
menghambat programpemberian
ASI
kecuali
dalam
hal
diperuntukkan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14.
Setiap tenaga
kesehatan
dilarang
menerima
dan/atau
mempromosikan
susu formula
bayi
dan/atau
produk bayi
lainnyayang dapat menghambat program pemberian ASI.
Pasal 16
Penyelenggara
fasilitas
pelayanan kesehatandilarang
memberikansusu
formula
bayi
dan/atau produk
bayi
lainnya
yang
dapatmenghambat
program pemberian ASI kepada
ibu
Bayi
danlatau
keluarganya,
kecuali dalam
hal
diperuntukkan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14.
Penyelenggara
fasilitas
pelayanan kesehatan
dilarang
menerimadan/atau
mempromosikan susu formula bayi danlatau produk
bayilainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI.
Dalam
hal
terl'adi
bencanaatau
darurat,
penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatandapat
menerimabantuan susu formuia
bayidan/atau
produk bayi lainnya
untuk
tujuan
kemanusiaan seteiahmendapat persetujuan
dari
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Mojokerto.Penyelenggara
fasilitas
pelayanan kesehatandilarang
menyediakanpelayanan
di
bidang
kesehatanatas
biaya yang disediakan
oiehprodusen
atau distributor
susuformula
bayi dan/atau
produk
bayi lainnya.Pasal 17
Setiap tenaga
kesehatan,
penyelenggara
fasilitas
pelayanankesehatan, penyelenggara satuan
pendidikan
kesehatan, organisasiprofesi
di
bidang kesehatan
dan
termasuk keluarganya
dilarang menerima hadiahdan/atau
bantuandari
produsenatau distributor
susu
formula
bayi
dan/atau produk
bayi
lainnya
yang
dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI.Bantuan
dari
produsen
atau
distributor
susu
formula
bayi sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)dapat diterima hanya untuk
tujuan
membiayai kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan,pertemuan ilmiah,
dan/atau
kegiatan lainnya yang sejenis.Pasal 18
Pemberian
bantuan
untuk biaya
pelatihan, penelitian
danpengembangan,
pertemuan
ilmiah, dan/atau
kegiatan lainnya
yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dapatdilakukan
dengan ketentuan:
a.
secara terbuka;c.
d.
-B-hanya melalui fasilitas
pelayanan kesehatan, penyelengg€Lra satuanpendidikan
kesehatan,
dan/atau
organisasi
profesi
di
bidang kesehatan;dantidak
menampilkan
logo
dan
narna
produk
susu
formula
bayidan/atau produk
bayi
lainnya
pada saat
dan
selama
kegiatan berlangsung yang dapat menghambat program pemberian ASI.Pasal 19
Tenaga kesehatan yang menerima
bantuan
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
L7 ayat
(2)
wajib
memberikan pernyafaan tertulis
kepada atasannya bahwa bantuan tersebuttidak
mengikat dantidak
menghambat keberhasilan program pemberian ASI.Penyelenggara
fasilitas
pelayanan kesehatan
yang
menerimabantuan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
17 ayat
(2)
wajibmemberikan pernyataan
tertulis
kepada
Menteri bahwa
bantuantersebut
tidak
mengikat
dan tidak
menghambat
keberhasilan program pemberian ASI.Penyelenggara
satuan
pendidikan
kesehatan
yang
menerimabantuan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
17 ayat
(2)
wajibmemberikan pernyataan
tertulis kepada menteri
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
pendidikanbahwa bantuan tersebut
tidak
mengikat
dan tidak
menghambat keberhasilan program pemberian ASI.Pengurus organisasi
profesi
di
bidang
kesehatanyang
menerimabantuan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
17
ayat (2)
wajibmemberikan pernyataan
tertulis
kepada Menteri bahwa
bantuantersebut
tidak
mengikat
dan tidak
menghambat
keberhasiian program pemberian ASI.Pasal 2O
Dalam
hal
Pemerintah
Daerah menerima
bantuan biaya
pelaLihan,penelitian
dan
pengembangan,pertemuan
ilmiah, dan/atau
kegiataniainnya
yang
sejenis
maka
penggunaannya
harus
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
(1)
Penyelenggarafasilitas
pelayanan kesehatan, penyelenggara satuanpendidikan
kesehatan,
dan/atau
organisasi
profesi
di
bidangkesehatan
yang
menerimabantuan
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 18huruf
c wajib memberikan laporan kepada Menteri, menteri terkait, atau pejabat yangditunjuk.
(2)
l,aporan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1) paling
sedikitmemuat:
a.
nama pemberi dan penerima bantuan;b.
tujuan
diberikan bantuan;c.
jumlah
dan jenis bantuan; dand.
jangkawaktu
pemberian bantuan.(1)
t2t
(3)
Pasal 22
Laporan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal21
disampaikan
kepadaMenteri, menteri terkait, atau
pejabatyang
ditunjuk
paling singkat
3(tiga) bulan
terhitung
sejak tanggal penerimaan bantuan.BAB
VI
TEMPAT KERJA DAN TEMPAT SARANA UMUM Pasal 23
(1)
Pengurustempat
kerja dan
penyelenggaratempat sarana
umum harus mendukung program ASI.(21
Ketentuan
mengenai
dukungan program
ASI
di
tempat
kerjasebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan
sesuai denganperaturan
perusahaanantara
pengusahadan pekeq'a/buruh,
ataumelalui
perjanjian
kerja
bersama
antara serikat
pekeq'a/serikatburuh
dengan pengusaha.(3)
Pengurustempat
keda dan
penyelenggaratempat sarana
umumharus
menyediakan
fasilitas
khusus
untuk
menyusui dan/atau
memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.(4)
Tempatkefia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat{3)
terdiri
atas :a.
perusahaan; danb.
perkantoranmilik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta. Pasal24
Tempat
sarana umum
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal23
terdiri
atas :
a.
fasilitas pelayanan kesehatan'b.
hotei dan penginapan;c.
tempat rekreasi;d.
terminal angkutan darat;e.
stasiun kereta api;f.
pusat-pusat perbelanjaan;g.
gedung olahraga;h.
lokasi penampungan pengungsian; dani.
tempat sarana umum lainnya.Pasal 25
Penyelenggara
tempat
sarana
umum
sebagaimana dimaksud. dalamPasal 23 wajib mendukung keberhasilan program pemberian ASI dengan
berpedoman pada 10 (sepuluh) langkah
menuju
keberhasilan menyusuisebagai
berikut
:a.
membuat kebijakantertulis
tentang menyusui dan dikomunikasikankepada seluruh staf pelayanan kesehatan;
b.
melatih seluruh
staf
pelayanan
dalam
keterampilan
menerapkankebijakan menyusuil
c.
menginformasikankepada semua
ibu
hamil
tentang manfaat
dan manajemen menyusui;-10-d.
membantuibu
menyusui
dini
dalamwaktu
60
(enampuluh)
menitpertama persaiinan;
e.
membantu
ibu
cara
menyusui
dan
mempertahankan
menyusuimeskipun ibu dipisah dari bayinya;
f.
memberikanASI saja
kepadabayi
baru
lahir
kecuali
ada indikasi
medis;
g.
mene.rapkanrawat
gabungibu
dengan bayinya sepanjangwaktu
24 (duapuluh
empat) jam;h.
merrganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi;i.
tidah memberi dot kepada bayi;j.mendorong
pembentukan
kelompok pendukung menyusui
danmerul'uk
ibu
kepada kelompoktersebut
setelahkeluar
dari
fasiiitaspelayanan kesehatan.
Pasal 26
(1)
Pengurus tempat keq'a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 wajib memberikan kesempatan kepadaibu
bekeq'auntuk
memberikan ASI kepada bayi atau memerah ASI selamawaktu
ke4'a di tempat kerja.(2)
Pen.gurustempat
kerja dan
penyelenggaratempat sarana
umumsebagaimana
dimaksud dalam
Pasal23 wqiib
membuat peraturan internal yang mendukung keberhasilan program pemberian ASI.BAB
VII
DUKUN GAI{ IIIASYARAI{AT
Pasal2T
(1)
Masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian ASIbaik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi.
(21
Dukungan
masyarakat sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(1)dilaksanakan
melalui :a.
pemberian sumbangan
pemikiran
terkait
dengan
penentuankebijakan
dan/atau
pelaksanaan program pemberian ASI;b.
penyebarluasan informasi kepada masyarakat luasterkait
denganpemberian ASI;
c.
pemantauandan
evaluasi pelaksanaan program pemberian ASI;dan/atau
d.
penyediaan waktu dan tempat bagiibu
dalam pemberian ASI;(3) Dukungan masyarakat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
danayat {2)
diiaksanakan
sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(4)
Pelaksanaandukungan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
danayat (2)
dilakukan
dengan berpedomanpada
10 (sepuluh) langkahmenuju keberhasilan menyusui
untuk
masyarakatyaitu
:a.
meminta
hak
untuk
mendapatkan pelayananinisiasi
menyusudini
ketika persalinan;b.
meminta hakuntuk tidak
memberikan asupa.n apapun selain ASI kepada bayi baru lahir;c.
meminta hakuntuk
bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya;e" mendukung
ibu
menyusui
dengan membuattempat kerja
yangmemiliki fasilitas ruang menyusui;
f.
menciptakan kesempatan agaribu
dapat memerah ASldan/atau
menyusui bayinya di tempat keda
g. mendukung
ibu untuk
memberikan
ASI
kapanpun
dandimanapun, dengan
menyediakantempat
menyusui/memerahASI bagi pasien dan umum.
h,
menghormatiibu
menyusui di tempat umum;i.
memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya; danj.
memiiih fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yangmenjalankan
10
(sepuluh)
langkah menuju
keberhasilan menyusui.BAB
VIII
PEI{DAITAAI{Pasal 28
Pendanaan
program pemberian ASI dapat bersumber
dari
AnggaranPendapatan
dan
Belanja
Negara,Anggaran
Pendapatandan
Belanja Daerah,atau
sumberlain
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
BAB
[K
PEMBINAAN DAIY PENGAWASAIT Pasal 29
(1)
Bupati
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadappelaksanaan program pemberian
ASI
sesuai dengantugas,
fungsi, dan kewenangan.(21 Penrbinaan
dan
pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)ditujukan untuk:
a.
meningkatkan peran sumber daya manusiadi
bidang kesehatan,fasilitas pelayanan kesehatan,
dan
satuan pendidikan kesehatan dalam mendukung keberhasilan program pemberian ASI;b.
meningkatkan peran
dan
dukungan
Keluargadan
masyatakatuntuk
keberhasilan program pemberian ASI; danc.
meningkatkan perandan dukungarl
pengurustempat
ke4'a danpenyelenggara
sarana umum
untuk
keberhasilan
program pemberian ASI.(3)
Pembinaandan
pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan melalui:
a.
advokasi dan sosialisasi peningkatan pemberian ASI;b.
pelatihan dan peningkatankualitas
tenaga kesehatan dan tenagaterlatih; dan/atau
c.
monitoring dan evaluasi.(4)
Bupati
dalam
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasarlsebagaimana
dimaksud
pada
ayat (3)
dapat
mengikutsertakan-L2-BAB
X
PENUTUP Pasal 3O
Peraturan Bupati
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap orarlg
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundanganPeraturan
Bupati
ini
dengan
penempatannyadalam
Berita
DaerahKabupaten Mojokerto.
Ditetapkan di Mojokerto
pada
r
Agcit art6PA
Diundangkan di Mojokerto
pada
tanggal
t
April
ezl6STKRETARIS DAERAII I{ABUPATEIY MOJOKERTO,