• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

DARI LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU

SKRIPSI

SATRIANI

1122349

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

DARI LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU

SKRIPSI

SATRIANI

11 22 349

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :

Rahmawati Saleh, S. Si., M.Si Ir. Imran Muhtar , M.Si Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui Oleh :

Ir. Andi Asdar Jaya , M.Si

Rivaldi Badron, ST. M.Si

Direktur Ketua Jurusan

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Studi Proses Pembuatan Pupuk organik cair dari Limbah Sayuran dan Limbah Cair tahu

Nama Mahasiswa : Satriani NIM : 11 22 349

Program Studi : Agroindustri Diploma IV Tanggal lulus : 26 Agustus 2015

Disahkan Oleh : Tim Penguji

1. Rahmawati Saleh, S. Si., M. Si ( ...)

2. Ir. Imran Muhtar, M. Si ( ...)

3. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, Sp, Mp ( ...)

(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama

: SATRIANI

Nim

: 1122349

Program Studi

: Agroindustri Sarjana Terapan

Perguruan Tinggi

: Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang berjudul Studi Proses Pembuatan Pupuk organik cair dari Limbah Sayuran dan Limbah Cair tahu adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah dituliskan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari tugas akhir saya kepada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Pangkep,... 2015 Yang Menyatakan

Satriani 11 22 349

(5)

iv

ABSTRACT

SATRIANI (11 22 349). Study process of Manufacture the organic fertilizer liquid from Vegetable waste and Soybean Starch waste. Supervised by Rahmawati saleh and Imran Muhtar.

Organic fertilizer liquid is a solution of the decomposition by organic materials derived from crop residues, animal manure, and human that the nutriend element content more than one element.

The purpose of this study was to determined the nutrient collent were highest among of vegetable waste and soybean starch waste liquid. The experiment was conducted on March 2nd and 2015 Until April 2nd and 2015 in institute for Agricultural Technology South Sulawesi. The procudures for maked organic Fertilizer by vegetable waste were preparation of tools and materials, cutting, dis solution, mixing and fermentation. While the procedured for maked organic fertilizer by soybean starch waste were preparation of tools and materials, washing cutting, mixing, fermentation. Parameter measured were N, P, and K using kjeldahl method.

The resulte has been showed that the liquid organic fertilizer by vegetable waste contains N, P, and K higher with 0,083% by Nitrogen , 0,095% by phosphorus, and 0,026 % by pottasiums. While the liquid organic fertilizer by soybean starch waste has N, P, and K are low with 0,030% by Nitrogens, 0,022% by phosphorus, and 0,020% by pottassiums.

Keywords : Liquid Organic Fertilizer, Vegetable Waste, Soybean Starch Waste Liquid, Nitrogen, Pottassium, Phosphorur

(6)

v

SATRIANI ( 11 22 349 ).

Studi Proses Pembuatan Pupuk organik cair dari Limbah Sayuran dan Limbah Cair tahu. Dibimbing oleh Rahmawati Saleh dan Imran Muhtar.

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Tujuan penelitian ini Menentukan kandungan unsur hara yang paling tinggi antara limbah sayuran dan limbah cair tahu. Penelitian dilaksanakan pada awal tanggal 2 maret tahun 2015 sampai tanggal 2 april 2015 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sulawesi selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan limbah dari dua sumber yang berbeda, yaitu limbah sayuran (A) dan limbah cair tahu (B). Prosedur pembuatan pupuk organik limbah sayuran yaitu persiapan alat dan bahan, pemotongan, pelarutan, pencampuran dan fermentasi sedangkan prosedur pembuatan pupuk organik cair limbah cair tahu yaitu persiapan alat dan bahan, pencucian dan pemblenderan, pencampuran, fermentasi. Parameter yang diamati adalah N, P dan K dengan menggunakan metode Kjeldahl.

Berdasarkan hasil analisis NPK pupuk organik cair limbah sayuran memiliki kandungan NPK lebih tinggi dari limbah cair tahu. Pupuk organik cair limbah sayuran memiliki kandungan N 0,083%, P 0,095%, K 0,026% sedangkan pupuk organik cair limbah cair tahu memiliki kandungan N 0,030%, P 0,022% dan K 0,020%.

Kata Kunci : Pupuk Organik Cair, Limbah Sayuran, Limbah Cair Tahu, Nitrogen, Kalium, Fosfor

(7)

vi

Alhamdulillah. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman kemajuan seperti sekarang ini.

Skripsi ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada Praktek Kerja Magang Industri (PKMI) Mahasiswa di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan yang berlangsung mulai tanggal 2 maret sampai 2 april 2015.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Ayahanda Uttum dan Ibunda Samia tercinta yang dengan penuh ketulusan dan kasih sayang selama ini telah membimbing dan senantiasa memberi dukungan moral maupun maupun dukungan moril kepada penulis yang tak ternilai harganya. Melalui kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep beserta staf dan jajarannya.

2. Rivaldi Badron, ST. M.Si selaku ketua jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

3. Ibu Rahmawati Saleh, S.Si.,M. Si selaku pembimbing I dan bapak Ir. Imran Muhtar, M. Si selaku pembimbing II.

4. Ibu Kepala Laboratorium Pascapanen beserta staf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan.

5. Seluruh Staf Jurusan Teknologi Hasil Pengolahan Hasil Perikanan dan Program Studi Agroindustri.

6. Rekan rekan jurusan Agroindustri sebagai teman seperjuangan, terima kasih atas bantuan dan do anya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

(8)

vii

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wabillahi taufik walhidayah Assalamu alaikum Wr. Wb

Pangkep, Juli 2015

Penulis

(9)

viii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Sayur-Sayuran ... 3

2.2 Karakteristik Limbah Sayuran ... 4

2.3 Pemanfaatan Limbah Sayuran ... 5

2.4 Limbah Industri Tahu ... 6

2.5 Karakteristik Limbah Cair Tahu ... 7

2.6 Pemanfaatan Limbah industri Tahu ... 8

2.7 Unsur Hara Tanaman ... 11

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu ... 14

3.2 Alat dan Bahan ... 14

3.3 Prosedur Penelitian ... 14

3.3.1 Limbah Sayuran ... 14

3.3.2 Limbah Cair Tahu ... 15

3.4 Metode Penelitian ... 16

3.4.1. Analisis Nitrogen ... 16

3.4.2. Analisis Fosfor ... 18

3.4.3. Analisis Kalium ... 20

3.5 Pengolahan Data ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 22

(10)

ix

4.1.1 Nitrogen ... 22 4.1.2 Fosfor ... 23 4.1.3 Kalium ... 24 4.2 Pembahasan ... 25 4.2.1 Analisis N, P, K ... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 29 5.2 Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN ... 32 RIWAYAT HIDUP ... 37 DAFTAR TABEL

(11)

x

No. Uraian Halaman

2.5.1 Kandungan Limbah Cair Tahu ... 8

2.7.1 Standar Kualitas Pupuk Organik ... 13

4.1.1 Analisis Nitrogen Pupuk organik Cair ... 22

4.1.2 Analisis Fosfor Pupuk Organik Cair ... 23

4.1.3 Analisis Kalsium Pupuk Organik Cair ... 24

(12)

xi

No. Uraian Halaman 3.3.1 Diagram alir pembuatan pupuk organik limbah cair tahu ... 15 3.3.2 Diagram alir pembuatan pupuk organik limbah cair tahu ... 16

4.2.1 Grafik Analisi N, P dan K Pupuk Organik Cair ... 25

(13)

xii

No. Uraian Halaman 1. Prosedur pembuatan pupuk organik cair limbah sayuran 33

2. Prosedur pembuatan pupuk organik cair limbah cair tahu 34

3. Proses pemanenan pupuk organik cair limbah sayuran 35

4. Proses pemanenan pupuk organik cair limbah tahu 35

5. Hasil analis N, P dan K dari pupuk organik cair 36

6. Hasil Analisis Anova Nitrogen 36

7. Hasil Analisis Anova phosphor 36

(14)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara penghasil rumput laut terbesar di dunia sejak tahun 2010 sampai saat ini. Produksi rumput laut dari Indonesia pada tahun 2013 sebesar 8,2 juta ton. Jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang berasal dari Indonesia antara lain : Eucheuma cottonii, Gracilaria,

Sargassum dan lain-lain. Khususnya rumput laut coklat sampai saat ini masih

belum dioptimalkan pemanfaatannya, jika dibandingkan jenis rumput laut lain seperti E. cottonii. Di daerah perairan laut selatan Jawa (seperti Binuangeun) dan kepulauan Riau (Batam) sangat banyak ditemukan rumput laut coklat yang berasal dari alam terbuang di pinggiran pantai. Nelayan biasanya menjual dengan harga yang rendah. Namun jika rumput laut tersebut diolah dengan cara mengekstrak senyawa esensial yang terdapat didalamnya maka akan mendapat nilai tambah bagi masyarakat pesisir.

Rumput laut coklat kelas Phaephyceae seperti Sargassum binderi adalah salah satu penghasil fukoidan sulfat. Fukoidan adalah sekelompok sulfat heteropolisakarida. Fukoidan terdiri dari residu L-fukosa, kelompok sulfat dan sedikit galaktosa, manosa, xylosa, glukosa, asam uronat dan protein (Mak et al, 2014). Fukoidan ditemukan terutama pada spesies rumput laut coklat, mozuku, limu dan wakame namun ditemukan juga pada binatang laut seperti timun laut. Fukoidan pertama kali ditemukan oleh Kylin pada tahun 1913 dari rumput laut coklat yang sekarang dikenal dengan fukan sulfat atau fukosan. Secara umum fukoidan terdiri dari fukosa, galaktosa dan sejumlah polisakarida lain seperti manosa, xilosa, asam glukoronat (Sinurat, 2011).

Beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang kandungan bioaktivitas fukoidan dari berbagai rumput laut coklat sebagai anti koagulan, anti oksidan, anti tukak lambung, dan bahkan sebagai anti kanker. Diantaranya hasil penelitian Sinurat (2011) tentang uji aktivitas fukoidan sebagai anti koagulan dari rumput laut coklat Sargassum crassifolium. Selain itu, Widiatma et al (2013) meneliti tentang pengaruh ekstrak kasar fukoidan alga coklat Sargassum

(15)

2

filipendula sebagai anti kanker terhadap viabilitas sel hela. Hal ini menunjukkan

fukoidan memiliki peluang yang sangat baik untuk dikembangkan agar dapat memberikan nilai tambah terhadap rumput laut coklat (Phaephyceae) khususnya di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya penelitian dan pengembangan terhadap optimalisasi rumput laut coklat menjadi bahan utama dari ekstraksi fukoidan, maka perlu diteliti lebih dalam tentang karakteristik fukoidan dan kandungan bioaktivitas ati oksidan dari sumber rumput laut coklat

Sargassum binderi.

1.2Rumusan Masalah

Hasil ekstraksi berupa ekstrak kasar fukoidan Sargassum binderi dianalisa bagaimana karakteristik kimia (kadar fukosa dan asam uronat) serta karakteristik fisik (bioaktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH).

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik kimia berupa (fukosa dan asam uronat) serta karakteristik fisik (bioaktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH).

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut coklat khususnya Sargassum binderi, memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang karakteristik ekstrak kasar fukoidan dan uji bioaktivitas antioksidan dari rumput laut coklat Sargassum binderi.

(16)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Rumput Laut Coklat

Rumput laut coklat jenis Sargassum adalah rumput laut yang mempunyai

thallus bercabang seperti jari, dan merupakan tanaman perairan yang berwarna

coklat, berukuran relative besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat. Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial serta dilengkapi dengan bagian-bagian untuk pertumbuhan (Yunizal. 2004).

Rumput laut coklat hidup melekat pada batu atau bongkahan karang dan dapat terlepas dari substratnya karena ombak besar dan hanyut kepermukaan laut atau terdampar di atas permukaan pantai. Rumput laut coklat, warnanya bermacam-macam mulai dari coklat muda sampai coklat tua. Rumput laut yang termasuk marga Sargassum kelihatannya tidak banyak bedanya dari warna daun, bentuk cabang dan ukurannya.

Di perairan Indonesia terdapat 28 spesies rumput laut coklat yang berasal dari enam genus yaitu Dictyota, Padina, Hormophysa, Sargassum, Turbinaria dan

Hydroclathus. Spesies rumput laut coklat yang telah diidentifikasi yaitu Sargassum sp. Sebanyak 14 spesies terdiri dari S. binderi, S. crassifolium, S. echinocarpum, S. gracillinum, S. policystum, S. filipendula, S. siliquosum, S. conoides, S. duplicatum, S. hystrix, S. valgare, S. policeratium, dan S. fluitans. Turbinaria terdapat sebanyak empat spesies yaitu T. ornate, T. conoides, T. murryana, T. decurrens. Sedangkan Padina 4 spesies terdiri dari P. commersonii, P. javonica, P. australis, P. tetrastomatica (Yunizal. 2004).

Rumput laut coklat hidup melekat pada batu atau bongkahan karang. Rumput laut coklat warnanya bermacam-macam mulai dari coklat muda sampai coklat tua. Rumput laut coklat (Phaeophyceae) mempunyai lebih dari 1000 spesies yang sudah diidentifikasi. Beberapa spesies rumput laut coklat dapat diperoleh di alam dan sebagian sudah dibudidaya (Sinurat, 2011).

(17)

4

Tabel 1. Sebaran rumput laut (Alga) Sargassum dibeberapa perairan Indonesia

No. Nama Lokasi Nama Alga

1. P. P. Anambas dan sekitarnya Sargassum duplicatum, S. polycystum

2. P. P. Bangka Belitung dan Sekitarnya Sargassum duplicatum, S. polycystum

3. P. P. Natuna dan Sekitarnya Sargassum duplicatum, S. polycystum

4. Selat Sunda : Pantai Merak, Anyer, Cilurah, Sambolo, Cidatu

S. binderi, S. crassifolium, S.

echinocarpum, S. gracillimum, S. molleri, S. polycystum, Sargassum. sp

5. Teluk Lampung : P. Puhawang, P. Tegal, P. Tangkil , P. Sebesi dan P. Sebuku

S. binderi, S. crassifolium, S.

echinocarpum, S. gracillimum, S. molleri, S. polycystum, Sargassum. sp

6. P. P. Seribu : P. Pari, P. Tikus, P. Burung, P. Untung Jawa, P. Genteng, P. Bira, P. Kayu Angin Besar, P. Pramuka, P. Opak dan P. Kotok

S. binderi, S. crassifolium, S.

echinocarpum, S. gracillimum, S. molleri, S. polycystum, S. sinereum.

7. P. P. Karimunjawa, P. Menjangan Besar, P. Menyawakan dan P. Kembar

S. binderi, S. crassifolium, S. echinocarpum, S. polycystum.

8. Pantai Selatan Pulau Jawa : Binuangeun, Pameungpeuk, Pangandaran, Pantai Krakal, Pantai Sentolo, Hutan Purwo dan Teluk Grajagan

S. binderi, S. crassifolium, S. duplicatum, S. hystrix, Sargassum sp.

9. Pantai Bali : Tanjung Benoa dan sekitarnya

S. binderi, S. duplicatum, S. hystrix, S. polycystum.

10. Pantai Lombok : Tj. Sirah, Kuta, Tk. Gerupuk dan Tk. Sepi

S. duplicatum, S. polycystum

11. Pantai Sumba : Waingapu, Melolo dan Kuyusi

S. duplicatum, S. polycystum

12. Pantai-Pantai Sumbawa : Prajak, Bima dan Sanggar

S. cinereum, S. duplicatum, S. polycystum

13. Kupang : Pantai Paradise, Pantai Semau dan P. Kera

S. duplicatum, S. hystrix, S. polycystum

14. Kalimantan Timur : P. P. Derawan, Sangalaki, Panjang, Samama, Kakaban

S. duplicatum, S. polycystum

15. P. P. Selayar : P. Bonerate, Taka dan Garlarang

S. gracillimum, S. polycystum, S. siliquosum

16. P. P. Spermonde : Barang Cadi dan Barang Lompo

S. gracillimum, S. polycystum

17. P.P. Maisel : P. Maid An P.P Penyu S. filipendula, S. vulgare

18. Sulawes Utara : Teluk Kwandang, P. Ruang, P. Tagulandang dan P. Pasige

S. gracillimum, S. polycystum

19. P. Ternate dan Bacan S. gracillimum, S. polycystum

20. Ambon : Pantai Hative, Halong dan sekitarnya

S. filipendula, S. fenitan, S. polycystum, S. vulgare, S. polyceratium

(18)

5

2.2 Klasifikasi dan Deskripsi Sargassum binderi

Spesies Sargassum terdistribusi di seluruh iklim dan lautan tropis dunia, di mana mereka umumnya menghuni perairan dangkal dan terumbu karang. Berikut adalah klasifikasi dari Sargassum binderi (Nursid et al, 2013) dan bagian-bagian dari S. binderi dapat dilihat pada Gambar 1 :

Class : Paeophyceae

Ordo : Fucales

Family : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Species : Sargassum binderi

Gambar 1. Sargassum binderi Penyebaran rumput laut coklat Sargassum binderi : A. Paparan terumbu (reef flats)

Daerah paparan terumbu merupakan bagian habitat Sargassum. di perairan Indonesia paparan terumbu ada yang berpunggung terumbu dan tidak berpunggung terumbu, didaerah perairan tubir langsung dalam (drop off). Di substrat paparan yang berbatu karang merupakan tempat untuk melekatkan thalli selama pertumbuhan berlangsung dan sebagai tempat melekat perkecambahan spora. Paparan terumbu yang berasal dar batuan vulkanik dan batu karang boulder sering dijumpai lekukan dan parit, daerah ini berombak besar dan arus

Bladder (gelembung udara)

Batang Daun

(19)

6

deras. Pertumbuhan Sargassum binderi dan Sargassum duplicatum, biasanya kerangka thalli sangat kuat, thalli utama berbentuk gepeng, permukaan halus dan licin. Secara umum bahwa pertumbuhan Sargassum yang dominan didaerah paparan terumbu adalah jenis Sargassum polycystum, Sargassum echnocarpum dan Sargassum crassifolium.

B. Tubir (reef slope)

Daerah tubir merupakan tempat tumbuh alga Sargassum dari jenis yang berthalli panjang 1-3 m. pertumbuhan berasosiasi dengan karang hidup dan bonggol thalli (holdfast) menempel pada bagian karang yang telah mati dan lapuk. Pola pertumbuhan alga Sargassum didaerah tubir thalli dalam rumpun yang besar secara Heliocentris tertuju kearah permukaan untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Kemampuan daya apung ini didukung oleh kantong gelembung udara yang terletak diketiak percabangan thalli utama. Pada umumnya Sargassum tumbuh didaerah tubir mempunyai karakteristik thalli utama sangat kuat, bentuk pipih dan daun licin, halus berlendir. Jenis yang tumbuh didaerah tubir meliputi Sargassum binderi, Sargassum cinereum,

Sargassum plagyophyllum dan Sargassum crassifolium.

Alga dari Sargassum tumbuh sepanjang tahun, bersifat perenial atau dapat hidup pada setiap musim barat maupun musim timur. Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang, panjang thallus mencapai 1-3 meter. Pada tiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat (bladder) yang berguna untuk mengapung kepermukaan air agar mendapat intensitas cahaya matahari yang cukup. Sargassum merupakan genus yang sangat besar (mendekati 400 spesies) menyebar di seluruh dunia. Di Indonesia, lebih dari 15 jenis Sargassum telah dikoleksi. Perkembang biakan atau reproduksi Sargassum dikenal dengan dua cara, yaitu aseksual (vegetative) dan seksual (generative). Reproduksi vegetative melalui fragmentasi, yaitu potongan thallus yang tumbuh dan berkembang. Cara ini banyak dilakukan untuk usaha budidaya. Reproduksi

generative, yaitu perkembangan individu melalui organ jantan (antheridia) dan

(20)

7

2.3 Komposisi Kimia Rumput Laut Coklat

Komposis kimia dan pigmen yang terdapat pada rumput laut coklat adalah hasil fotosintesa yang jumlahnya sangat bervariasi, karena tergantung pada jenis, masa perkembangan dan kondisi tempat tumbuhnya. Setiap jenis rumput laut mempunyai pigmen khlorofil a dan beta-karoten, serta pigmen khasnya. Keberadaan pigmen fokusantin pada rumput laut coklat menutupi pigmen lainnya dan memberikan warna coklat.

Komponen utama dari alga adalah karbohidrat (sugars or vegetable

gums), sedangkan komponen lainnya yaitu protein, lemak, abu (sodium

dan potasium) dan air 80-90%.

Telah dilakukan penelitian untuk mengisolasi metabolik sekunder dalam bentuk susunan steroid, yakni senyawa-senyawa steroids bebas (free steroid), ester steroid dan glycosidic steroid dari beberapa jenis rumput laut coklat wilayah Sulawesi Selatan, yaitu Sargassum sp siliquosum,

Sargassum sp spp., Turbinaria spp., dan Padina spp. Sargassum sp sp.

mengandung natrium alginat (Na-alginat), laminarin, fukoidin, selulosa, manitol dan mengandung antioksidan (polifenol) (Sinurat et al, 2011).

Senyawa kimia yang terdapat pada rumput laut coklat adalah alginate, laminaran, fukoidin, selulosa, manitol dan senyawa bioaktif lainnya. Disamping itu, rumput laut coklat juga mengandung protein, lemak, serat kasar, vitamin dan zat anti bakteri serta mineral.

2.4 Jenis-jenis Rumput Laut Coklat Penghasil Fukoidan

Setiap spesies rumput laut menghasilkan kandungan monosakarida yang berbeda-beda. Namun sampai saat ini jenis rumput laut penghasil fukoidan yang sudah dikomersilkan hanya dari satu jenis yaitu Fucus vesiculosus.

Rumput laut coklat kelas Phaephyceae seperti Sargassum binderi adalah salah satu penghasil fukoidan sulfat. Fukoidan adalah sekelompok sulfat heteropolisakarida. Fukoidan terdiri dari residu L-fukosa, kelompok sulfat dan sedikit galaktosa, manosa, xylosa, glukosa, asam uronat dan protein (Mak et al, 2014).

(21)

8

Beberapa sumber penghasil fukoidan dapat dilihat pada Gambar 2.

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

Gambar 2. Rumput laut penghasil fukoidan, 1: Focus vesiculosus, 2: Laminaria digitata, 3: Focus

evanescens, 4: Focus serratus, 5: Ascophyllum nodosum, 6: Pelvetia canaliculata, 7: Cladosiphon okamuranus, 8: Hizikia fusiforme, 9: Laminaria japonica, 10: Sargassum horneri, 11: Nemacystus decipiens, 12: Padina gymnospora.

Sumber : (http://vietritosca.blogspot.com/).

2.5 Fukoidan

Fukoidan adalah sekelompok sulfat heteropolisakarida. Umumnya ditemukan pada rumput laut coklat. Fukoidan terdiri dari L-fukosa dan sulfat serta sejumlah monomer lain seperti galaktosa, manosa, xilosa, glukosa, asam uronic dan protein (Mak, 2014).

Fukoidan adalah polisakarida sulfat yang ditemukan terutama pada spesies rumput laut coklat, mozuku, limu dan wakame namun ditemukan juga pada binatang laut seperti timun laut. Fukoidan pertama kali ditemukan oleh Kylin pada tahun 1913 dari rumput laut coklat yang sekarang dikenal dengan fukoidan, sulfat fucan atau fucosan.

(22)

9

Fukoidan ditemukan terutama pada spesies rumput laut coklat, mozuku, limu, dan wakame, namun ditemukan juga pada binatang laut seperti timun laut. Secara umum fukoidan terdiri dari fukosa, galaktosa, dan sejumlah polisakarida lain seperti manosa, xilosa, asam glukoronat. Komponen utama pada fukoidan adalah fukosa dan sulfat (Sinurat, 2011).

Beberapa komposisi kimia fukoidan dari beberapa spesies rumput laut coklat penghasil fukoidan dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Tabel 2. Komposisi kimia fukoidan dari beberapa spesies rumput laut Rumput laut coklat Komposisi kimia

Focus vesiculosus Fukosa, sulfat

Focus distichus Fukoa/ sulfat/ asetat (1/ 1.21/ 0.08)

Ascophyllum nodosum Fukosa (49%), xylosa (10%), G1cA

(11%), sulfat

Ecklonia kurome Fukosa, galaktosa, mannose, xylosa,

G1cA, sulfat

Macrocytis pyrifera Fukosa/ galaktosa (18/ 1)

Padina pavonia Fukosa, galaktosa, mannose, xylosa,

glukosa, sulfat

Focus serratus L Fukosa/ sulfat/ aetat (1/ 1/ 0.1)

Sargassum stenophyllum Fukosa, galaktosa, mannose, xylosa,

glukosa, G1cA, sulfat

Hizikia fusiforme Fukosa, galaktosa, mannose, xylosa,

G1cA, sulfat

Lessonia vadosa Fukosa/ sulfat (1/1.12)

Undaria pinnatifida Fukosa/ sulfat (1/ 1.1), sulfat

Dictyota menstrualis Fukosa/ xylosa/ asam uronat/ galaktosa/

sulfat (1/0.8/0.7/0.8/0.4) Sumber : Sinurat (2011)

2.6 Antioksidan

Antioksidan dapat dianggap sebagai peredam radikal bebas, yaitu senyawa yang dapat melindungi sistem biologis terhadap efek yang merusak dari proses-proses atau reaksi yang dapat menyebabkan oksidasi berlebih. Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghambat berbagai proses oksidasi atau dampak negatif oksidan. Berdasarkan aktivitas antioksidan terhadap proses oksidasi, maka antioksidan dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu : antioksidan preventif yang mencegah terbentuknya radikal atau oksidan, dan antioksidan pemutus rantai yang mengganggu reaksi perambatan berantai. Antioksidan preventif mencakup

(23)

10

senyawa yang mengandung gugus sulfhidril serta zat-zat khelasi ion logam seperti transferring, ferritin, seruloplasmin dan albumin. Sedangkan antioksidan pemutus rantai dapat berupa senyawa fenol atau amina aromatil dan juga senyawa yang mengandung gugus sulfhidril (Nurbaiti et al, 2002).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Antioksidan Endogen

Tubuh mempunyai kemampuan untuk memproduksi senyawa-senyawa yang mampu melindungi system biologis. Senyawa-senyawa yang diproduksi oleh tubuh berguna untuk melindungi system biologis terhadap dampak negative yang merusak dari oksidan atau reaksi-reaksi oksidasi berlebih, digolongkan dalam kelompok senyawa antioksidan endogen, senyawa yang tergolong dalam kelompok ini adalah : senyawa yang mengandung gugus sulfihidril (glutasi, sistein), seruloplasmin, transferring, ferritin, albumin, asam urat dan lain-lain. 2. Antioksidan Eksogen

Senyawa yang termasuk dalam kelompok antioksidan eksogen, banyak terkandung dalam bahan makanan dan telah dikenal masyarakat antara lain : vitamin A, vitamin E dan vitamin C. ketiga antioksidan tersebut mempunyai aktivitas sebagai pemutus rantai, yang mengganggu terjadinya reaksi perambatan berantai (Nurbaiti et al, 2002). Senyawa antioksidan lain adalah karatenoid, polifenol, fiti-estrogen, inhibitor-protease dan sulfide (Arnelia, 2004).

Manfaat Atioksidan

Antioksidan penting untuk kesehatan dan kecantikan serta mempertahankan mutu produk pangan. Konsumsi antioksidan dalam jumlah memadai mampu menurunkan resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker, aterosklerosis, osteoporosis dan lain-lain. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan status imunologi dan menghambat timbulnya penyakit degenerative akibat penuaan. Kecukupan antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua kelompok umur (Winarsi, 2007).

Dibidang industri pangan, antioksidan dapat digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan seperti ketengikan, perubahan warna dan aroma serta kerusakan fisik lainnya (Tamat et al, 2007).

(24)

11

Antioksidan sangat penting sebagai inhibitor peroksoda lipid sehingga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada bahan pangan. Peroksidasi lipid merupakan reaksi kimia yang sering terjadi pada bahan pangan yang memproduksi asam, aroma tak sedap dan tosik selama proses pengolahan dan penyimpanan sehingga mempengaruhi mutu dan keamanan produk pangan (Heo et al, 2005 dalam Putranti, 2013).

2.7 Radikal Bebas

Radikal bebas (free radical) merupakan salah satu bentuk senyawa yang mempunyai elektron tidak berpasangan (Winarsi, 2007). Adanya elektron tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan. Radikal bebas ini akan merebut electron dari molekul lain yang ada disekitarnya untuk menstabilkan diri.

Radikal bebas dapat terbentuk di alam melalui 3 proses yang berbeda, yaitu : 1. Secara fisika : radiasi sinar UV, radiai sinar pengion

2. Secara kimia : termolisis, proses reduksi-oksidasi 3. Secara biologis : fagisitisis, metabolisme eikosanoida

Radikal bebas akan menyerang biomakromolekul penting dalam tubuh seperti komponen penyusun sel yaitu protein, asam nukleat, lipid dan polisakarida. Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein serta DNA termasuk polisakaridanya. Radikal bebas merusak DNA sehingga mengacaukan sistem informasi genetika dan membentuk sel kanker. Jaringan lipid juga akan dirusak oleh senyawa radikal bebas sehingga terbentuk peroksida dan menimbulkan penyakit degeneratif (Winarsi, 2007). Reaktivitas radikal beba dapat dihambat dengan cara :

a. Mencegah (prevention) atau menghambat (inhibition) pembentukan radikal bebas baru.

b. Menginaktivasi (inactivation) atau menangkap radikal bebas (free radical

scavenger) dan memotong propagasi (pemutusan rantai).

(25)

12

2.8DPPH

DPPH (2,2-difenil pikrilhidrazil) merupakan reagent yang sangat baik untuk menapiskan senyawa-senyawa antioksidan yang spesifik bereaksi dengan mekanisme menetralisir radikal bebas melalui pemecahan rantai bebas. DPPH berbentuk Kristal prisma besar yang berwarna ungu kegelapan, dengan sifat yang mudah larut dalam pelarut polar seperti methanol dan etanol. Struktur bangun DPPH dapat dilihat pada Gambar 3

N-N(C6H5)2

O2N NO2

NO2

Gambar 3. Rumus bangun (Diphenl-2-PikrilHidrazil)

Donor proton atau hydrogen dari senyawa antioksidan kepada radikal bebas DPPH akan memecah rantai radikal bebas hingga membentuk senyawa yang tidak radikal (DPPPH-H).

Konsentrasi senyawa antioksidan yang diperlukan untuk menghambat setengah dari radikal bebas DPPH disebut IC50. Nilai IC50 didapat dari persamaan

matematis x terhadap y; dimana data konsentrasi antioksidan dan %hambantannya yang berorelasi terhadap garis x dan y. Daya hambatan radikal bebas dapat dihitung dengan rumus perhitungan hambatan aktivitas radikal (%) menurut Nursid et al (2008) :

% Hambatan =

(26)

13

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret Mei 2015 di Laboratorium Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP), Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : labu ukur, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, beaker glass, batang pengaduk, corong gelas, tabung

sentrifuge, botol semprot, pipet mikro, bulb, alat penepungan rumput laut, tabung

reaksi, alat sentrifuge (Beckman coulter), timbangan analitik, hot plate, indicator pH stik, stirrer, magnetic stirrer, planktonet, rak tabung, mikro plate, vortex, vial-vial, water bath, tip, plastic membrane, freeze dryer, spektrofotometer UV-VIS. 3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : rumput laut coklat

Sargassum binderi (sonder) diperoleh dalam bentuk basah dan kering dari Batam.

Bahan kimia yang digunakan adalah : chloroform, methanol, air, aquabidest, HCL 0.1 N pH 4, phenol 0.5%, HCL 10%, CaCl2, ethanol, NaCl, larutan standar

glukoronic acid (sigma), larutan standar fukosa (sigma), Na2B2O710H2O dalam

ethanol absolute (9:1), carbozole, phenol 0.5%, H2SO4(p), methanol p.a, vitamin

C (asam askorbat), DPPH, es batu. 3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Analisa Kadar Air Sargassum binderi

Perhitungan kadar air yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sesuai standar SNI 01-2354,1-2006 dengan tiga kali ulangan. Adapun langkah-langkahnya yakni cawan porselin kosong dimasukan kedalam oven selama 2 jam, setelah itu cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit hingga mencapai suhu ruang dan ditimbang (A), sample ditimbang sebanyak 2 gr kedalam Cawan ( B ), cawan yang berisi sampel dimasukan kedalam oven dengan suhu 105 0C selama 16-24

(27)

jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan timbang (

Perhitungan : 3.3.2

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam methanol :

dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering digunting kecil

ukuran 40 mesh. Pada proses ek berbeda yaitu :

1.

2.

jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan timbang (C).

Perhitungan :

3.3.2Proses Ekstraksi Rumput

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam methanol :chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering digunting kecil

ukuran 40 mesh. Pada proses ek berbeda yaitu :

1. Ekstraksi fukoidan menggunakan HCL 0.1 N (Lee 2012).

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) (b/v) lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang.

planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit

CaCl2 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge

8000 rpm selama 20 menit. Filtrate ditambah

kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut

didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan aquabidest selama 8 jam. Hasil diali

selama 3

2. Ekstraksi fukoidan menggunakan air (Yang

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu distirer selama 4 jam pada suhu 85

mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

).

Perhitungan :

Proses EkstraksiEkstrak Kasar Fukoidan Rumput laut coklat

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering digunting kecil-kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan ukuran 40 mesh. Pada proses ek

berbeda yaitu :

Ekstraksi fukoidan menggunakan HCL 0.1 N (Lee

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) (b/v) lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang.

planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate ditambah

kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut

didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan bidest selama 8 jam. Hasil diali

selama 3-5 hari sampai menjadi

Ekstraksi fukoidan menggunakan air (Yang

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu distirer selama 4 jam pada suhu 85

mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. e kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

Ekstrak Kasar Fukoidan laut coklatsargassum binderi

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan ukuran 40 mesh. Pada proses ekstraksi fukoidan digunakan dua metode yang

Ekstraksi fukoidan menggunakan HCL 0.1 N (Lee

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) (b/v) lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang.

planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm . Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate ditambah

kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut

didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan bidest selama 8 jam. Hasil diali

sampai menjadi

Ekstraksi fukoidan menggunakan air (Yang

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu distirer selama 4 jam pada suhu 85

mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. e kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

Ekstrak Kasar Fukoidan

sargassum binderi (sonder)

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan straksi fukoidan digunakan dua metode yang

Ekstraksi fukoidan menggunakan HCL 0.1 N (Lee

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) (b/v) lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang.

planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm . Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate ditambah

kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut

didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan bidest selama 8 jam. Hasil dialisis dibekukan kemudian d

sampai menjadi crude fukoidan. Ekstraksi fukoidan menggunakan air (Yang et al

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu distirer selama 4 jam pada suhu 85o C. Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit.

e kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

Ekstrak Kasar Fukoidan

(sonder)basah

dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan straksi fukoidan digunakan dua metode yang

Ekstraksi fukoidan menggunakan HCL 0.1 N (Lee et al

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) (b/v) lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang. Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm . Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. Filtrate ditambah ditambah ethanol (1:2) kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut

didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan sis dibekukan kemudian d

fukoidan.

et al, 2008 dalam Mak, 2012

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu C. Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit.

e kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20 jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

dan kering 4 kg dicuci dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan straksi fukoidan digunakan dua metode yang

et al, 2006 dalam Mak,

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm . Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge ditambah ethanol (1:2) kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut sampel kemudian didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan sis dibekukan kemudian di freeze drying

dalam Mak, 2012 Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu

C. Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. e kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah CaCl2 4M sambil

diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20

14

jam,kemudian cawan dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit dan

4 kg dicuci dan dilakukan penyortiran. Setelah bersih rumput laut coklat direndam dalam chloroform : aquadest (4 : 2 : 1) selama 1 malam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dalam nampan ± 3 hari atau sampai kering, rumput laut kering kecil kemudian digiling menggunakan alat penepungan dengan straksi fukoidan digunakan dua metode yang

dalam Mak,

Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan HCl 0.1 N pH 4 (1:2) Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm . Filtrate kemudian dinetralisasi, kedalam filtrate ditambah 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge ditambah ethanol (1:2) kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sampel kemudian didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan

freeze drying

dalam Mak, 2012). Tepung rumput laut coklat 15 gram direndam dengan aquadest (1:2) (b/v) lalu

C. Disaring menggunakan planktonet 500 mesh, filtrate ditampung. Filtrate disentrifuge 8000 rpm selama 20 menit. 4M sambil diaduk selama 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifuge 8000 rpm selama 20

(28)

15

menit. Filtrate ditambah ditambah ethanol (1:2) kemudian disentrifuge lagi 8000 rpm selama 20 menit, endapan hasil sentrifuge dilarutkan dengan aquabidest. Setelah larut sampel kemudian didialisis dengan NaCl 0.5M selama 12 jam setelah itu diganti dengan aquabidest selama 8 jam. Hasil dialisis dibekukan kemudian di freeze drying selama 3-5 hari sampai menjadi

crude fukoidan.

3.3.3 Analisis Kimia Ekstrak Kasar Fukoidan

Analisis karakterisasi ekstrak kasar fukoidan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Dengan pengujian antara lain :

1. Analisa asam uronat

Larutan standar glucoronic acid 10.000 ppm kemudian dibuat seri konsentrasi 50, 100, 150, 200, 250 ppm dan blanko. Sampel 0.4 ml (20 mg) ditambah 2.4 ml Na2B2O710H2O dalam ethanol absolute (9:1). setelah itu vortex

dan diinkubasi dalam water bath 100o C selama 5 menit. Dinginkan sampai suhu ruang. Setelah dingin ditambah carbozole 20 l, divortex kemudian dipipet 200 l pada mikroplate diukur pada 520 nm.

2. Analisa fukosa metode Dubois, et al (1956) dalam Mak (2014)

Larutan standar 1 gram dalam 100 ml (10.000 ppm) kemudian dibuat seri konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800 ppm dan blanko. 10 mg sampel ditambah 2 ml aquabidest kemudian disentrifuge 8000 rpm selama 10 menit. Filtrate ditambah 5 ml phenol 0.5% dan ditambah 2.5 ml H2SO4 (p). dinginkan dalam es batu selama

30 menit. Dipipet 200 l dalam mikroplate diukur pada 490 nm. 3.3.3 Analisis Fisik Ekstrak Kasar Fukoidan

Uji aktivitas antioksidan (Nursid et al, 2008) a. Pembuatan larutan 0.0005 N DPPH

Larutan DPPH 0.0005 N dibuat dengan melarutkan 3 mg DPPH dalam 10 mL methanol, kemudian ditempatkan pada vial yang telah dibungkus dengan aluminium foil.

(29)

16

b. Pengujian ekstrak kasar fukoidan

Pengujian dilakukan dengan menggunakan mikroplate 96 sumuran (well). 20 mg sampel dimasukkan kedalam vial, lalu ditambahkan 2 ml methanol sebagai larutan induk 10.000 ppm. Kemudian dibuat seri konsentrasi ekstrak sampel dengan mengencerkan larutan induk 10.000 ppm menjadi 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 ppm. Sampel pada setiap seri konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran sebanyak 160 l. Kemudian kedalam sumuran yang sudah berisi sampel ditambahkan larutan DPPH masing-masing 40 l. Sebagai control setiap contoh sebanyak 160 l sampel dimasukkan kedalam sumuran lalu ditambahkan 40 l methanol. Control negatif tanpa pemberian ekstrak dibuat dengan cara menambahkan 160 l methanol dengan 40 l DPPH dan sebagai blanko 200 l methanol. Mikroplate kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit. Diukur dengan spectrophotometer UV-VIS dengan 517 nm. Kemudian dihitung nilai IC-50nya.

c. Pengujian vit. C terhadap DPPH sebagai control positif

Pengujian dilakukan dengan menggunakan mikroplate 96 sumuran (well). 10 mg sampel dimasukkan kedalam vial, lalu ditambahkan 1 ml methanol sebagai larutan induk 1000 ppm. Kemudian dibuat seri konsentrasi ekstrak sampel dengan mengencerkan larutan induk 10.000 ppm menjadi 25, 50, 100, 200, 400 dan 800 ppm. Sampel pada setiap seri konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran sebanyak 160 l. Kemudian kedalam sumuran yang sudah berisi sampel ditambahkan larutan DPPH masing-masing 40 l. Sebagai kontrol setiap contoh sebanyak 160 l sampel dimasukkan kedalam sumuran lalu ditambahkan 40 l methanol. Kontrol negatiftanpa pemberian ekstrak dibuat dengan cara menambahkan 160 l methanol dengan 40 l DPPH dan sebagai blanko 200 l methanol. Mikroplate kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit. Diukur dengan spectrophotometer UV-VIS dengan 517 nm. Kemudian dihitung nilai IC-50nya.

(30)

17

3.4Alur Proses Ekstraksi Ekstrak Kasar Fukoidan S. binderi 1. Ekstraksi Menggunakan Asam (HCL)

Gambar 4. Alur proses ekstraksi tepung rumput laut menggunakan asam (HCL) menjadi ekstrak kasar fukoidan

Filtrat

Filtrat

Dialysis

Ekstrak dengan HCL 0,1 N pH 4 dalam air 6 jam suhu ruang

Netralisasi + CaCl2 4 M

Sentrifuge 8000 rpm 20 menit

Ethanol (1:2)

Dilarutkan dengan aquabidest

NaCl 0,5 M 12 jam Aquabidest 8 jam Freez drying

Ekstrak Kasar Fukoidan Endapan

Tepung rumput laut 15 gram

(31)

18

2. Ekstraksi Menggunakan Aquadest

Gambar 5. Alur proses ekstraksi tepung rumput laut menggunakan aquadest menjadi ekstrak kasar fukoidan

Filtrat

Filtrat

Dialysis

Ekstrak dengan aquadest pada suhu 85o C Selama 4 jam

Netralisasi + CaCl2 4 M

Sentrifuse 8000 rpm 20 menit

Ethanol (1:2)

Dilarutkan dengan aquabidest

NaCl 0,5 M 12 jam Aquabidest 8 jam Freez drying

Ekstrak Kasar Fukoidan

Tepung rumput laut 15 gram

(32)

19

3.5Metode Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pengujian karakteristik kimia berupa fukosa dan asam uronat serta uji karakteristik fisik berupa aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 2 x 2 dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis rumput laut coklat Sargassum binderi basah dan kering. Faktor kedua adalah metode ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi dengan HCL 0.1N pH4 dan ekstraksi dengan aqadest. Dari kedua faktor tersebut yang diuji sifat kimia berupa uji fukosa dan asam uronat serta uji sifat fisiknya berupa uji aktivitas antioksidan terdapat empat kombinasi, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 satuan percobaan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : A1 = Jenis rumput laut coklat Sargassum binderi basah A2 = Jenis rumput laut coklat Sargassum binderi kering

B1 = Ekstraksi dengan HCL 0.1N pH4 selama 6 jam pada suhu ruang B2 = Ekstraksi dengan aquadest selama 4 jam pada suhu 85o C 3.6Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan anaisis statistik yang digunakan adalah Analysis of variance (ANOVA) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (versi 21) pada analisa fukosa dan asam uronat. Bila hasil dari analisis ragam memperlihatkan pengaruh nyata atau sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey. Sedangkan, pada uji aktivitas antioksidan analisis data yang digunakan adalah persamaan regresi linear sederhana.

Gambar

Gambar 1. Sargassum binderi  Penyebaran rumput laut coklat Sargassum binderi :  A.  Paparan terumbu (reef flats)
Gambar 2. Rumput laut penghasil fukoidan, 1: Focus vesiculosus, 2: Laminaria digitata, 3: Focus  evanescens,  4:  Focus  serratus,  5:  Ascophyllum  nodosum,  6:  Pelvetia  canaliculata,  7:
Gambar  4.  Alur  proses  ekstraksi  tepung  rumput  laut  menggunakan  asam  (HCL)  menjadi ekstrak kasar fukoidan
Gambar  5.  Alur  proses  ekstraksi  tepung  rumput  laut  menggunakan  aquadest  menjadi ekstrak kasar fukoidan

Referensi

Dokumen terkait

Table 2: Immunization schedule, 2016 Vaccine Age of administraion.

Analisis serat pangan tak larut air dilakukan dengan menyaring larutan sampel pH 4,5 dengan kertas saring Whatman 40 hingga diperoleh filtrat dan

Kendala yang dihadapi oleh Hakim dan Menjatuhkan Sanksi Terhadap Pelaku Pidana yang Mengidap Kleptomania. Secara umum kleptomania bukan merupakan tindakan pidana

Aturan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi kaitannya dengan gratifikasi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar dalam atuan tersebut melarang memberikan hadiah

Bab ini memaparkan hal-hal yang meliputi: latar belakang penelitian yang diawali dengan fenomena perubahan dari Telkom Learning Center menjadi Telkom Corporate

(a) FIGURES GIVEN HERE REPRESENT NET IMPORTS (CUSTOMS FIGURES) ADJUSTED FOR CHANGES IN STOCKS IN WAREHOUSES. AS PART OF THESE.. 3) ALL QUANTITIES REPRESENT ACTUAL REPORTED WEIGHT,

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9, bahwa penurunan tingkatan nyeri akibat pengambilan darah vena sesudah dilakukan pemberian perlakuan menonton film cartoon berbeda

Contoh butir yang tidak valid dari dimensi Ragacarita yaitu butir no 3 hasil pengembangan indikator sombong (māna), dengan pernyataan “Saya merasa lebih superior