Diferensial
Diferensial dan dan Integral Integral
Oleh: Sudaryatno Sudirham
Open Course
Pengantar
Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, yang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas
bagian kedua dari kalkulus yaitu diferensial dan integral.
Seperti halnya pada waktu membahas fungsi dan grafik, pembahasan diferensial dan integral juga dilakukan dengan
pendekatan dari sisi aplikasi.
Cakupan Bahasan
Turunan Fungsi-Fungsi
Mononom. Polinom. Nilai Puncak. Garis Singgung. Fungsi Perkalian Dua Fungsi. Fungsi Pangkat Dari Suatu Fungsi. Fungsi Rasional. Fungsi
Implisit. Fungsi Berpangkat Tidak Bulat. Kaidah Rantai. Diferensial dx dan dy. Fungsi Trigonometri. Fungsi Trigonimetri Inversi. Fungsi Trigonometri Dari Suatu Fungsi. Fungsi Logaritmik. Fungsi Eksponensial
Integral
Integral Tak Tentu. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu. Penerapan Integral. Luas Bidang Di Antara Dua Kurva. Volume Sebagai Suatu Integral.
Persamaan Diferensial
Pengertian. Persamaan Diferensial Orde Satu Dengan Peubah Yang Dapat Dipisahkan. Persamaan Diferensial Homogen Orde Satu. Persamaan
Diferensial Linier Orde Satu. Persamaan Diferensial Linier Orde Dua.
Turunan Fungsi,
Pengertian-PengertianPengertian-Pengertian
Kita telah melihat bahwa kemiringan garis lurus adalah
) (
) (
1 2
1 2
x x
y y x m y
−
= −
∆
= ∆
Bagaimanakah dengan garis lengkung?
Δ ΔΔ Δx
Δ ΔΔ Δy
0 1 2
-1
0 1 2 3 4 x
y
P1
Δy Δx
x y
P2 y = f(x)
∆x di perkecil menjadi ∆x*
pada kondisi ∆x mendekati nol
) ) (
( )
lim ( lim
0 0
x x f
x f x
x f x
y
x x
= ′
∆
−
∆
= +
∆
∆
→
∆
→
∆
fungsi turunan dari f (x) di titik P
ekivalen dengan kemiringan garis singgung di titik P
Turunan Fungsi,
Pengertian-PengertianP1 Δy*
Δx*
x
y y = f(x)
2∗
P
(x1,y1)
(x2,y2)
x y
f ′(x) di titik (x1,y1) adalah turunan y di titik (x1,y1), f ′(x) di titik (x2,y2) adalah turunan y di titik (x2,y2)
) (x f y =
Turunan Fungsi,
Pengertian-Pengertianmaka dikatakan bahwa fungsi f(x)
“dapat didiferensiasi di titik tersebut”
x y
x ∆
∆
→
∆ 0
Jika pada suatu titik x1 di mana lim benar ada
kita baca “turunan fungsi y terhadap x”.
Penurunan ini dapat dilakukan jika y memang merupakan fungsi x. Jika tidak, tentulah penurunan itu tidak dapat dilakukan.
x y y
dx d dx
dy
x ∆
= ∆
= ∆ →0
lim )
(
Turunan Fungsi,
Pengertian-PengertianFungsi Mononom
Fungsi Mononom
Turunan Fungsi,
Mononomk x f
y0 = ( ) =
0 0 )
( )
lim (
0 0 =
= ∆
∆
−
∆
= +
′ ∆ → x x
x f x x
y f
x
Contoh-1.1
x x
f
y1 = 1( ) = 2
2 2 2
) (
lim 2 )
(
1 0 =
∆
= ∆
∆
−
∆
= +
′ ∆ → x
x x
x x
x x f
x
Contoh-1.2
0 2 4 6 8 10
0 1 2 3 x4 5
y
x y1 = 2
2 )
1′ x( = f
Fungsi ramp
Fungsi tetapan
2 2
2 f (x) 2x
y = =
x x
x
x
x x
x x x
x
x x
x x f
x
x x
4 ) 2 2
2 ( lim
2 ) 2
( lim 2 2
) (
lim 2 )
(
0
2 2
2 0
2 2
2 0
=
∆ +
×
=
∆
−
∆ +
∆
= +
∆
−
∆
= +
′
→
∆
→
∆
→
∆
Turunan fungsi mononom pangkat 2
berbentukmononom pangkat 1 (kurva garis lurus)
Turunan Fungsi,
MononomContoh-1.3
3 3
3 f (x) 2x
y = =
2 2
2 2
0
3 3
3 2
3 0
3 3
3 0
6 2
3 2 3
2 lim
2 ) 3
3 (
lim 2
2 )
( lim 2 )
(
x x
x x x
x
x x
x x x
x x
x
x x
x x f
x x
x
=
∆ +
∆
× +
×
=
∆
−
∆ +
∆ +
∆
= +
∆
−
∆
= +
′
→
∆
→
∆
→
∆
Turunan fungsi mononom pangkat 3 berbentuk mononom pangkat 2 (kurva parabola)
Contoh-1.4
Turunan Fungsi,
Mononommxn
x f
y = ( ) =
) 1
) (
( × −
′ = m n x n y
Secara umum, turunan mononom
adalah
k x f
y′= ′( )=
Jika n = 1 maka kurva fungsi berbentuk garis lurus dan turunannya berupa nilai konstan,
mxn
y =
) (x f y′= ′
Jika n > 1, maka turunan fungsi akan merupakan fungsi x,
mxn
y =
Fungsi turunan ini dapat diturunkan lagi dan kita mendapatkan fungsi turunan berikutnya, yang mungkin masih dapat diturunkan lagi
) (x f
y′′ = ′′ turunan dari y′ = f ′(x) )
(x f
y ′′′ = ′′′ turunan dari y′′ = f ′′(x)
*) Untuk n berupa bilangan tak bulat akan dibahas kemudian
*)
dx x dy
f
y′ = ′( ) =
2 2
) (
dx y x d
f
y′′= ′′ =
3 3
) (
dx y x d
f
y ′′′ = ′′′ =
disebut turunan pertama,
turunan kedua,
turunan ke-tiga, dst.
Turunan Fungsi,
Mononom4 3
4 f (x) 2x
y = =
12
; 12 )
2 ( 6
; 6 )
3 (
2 (3 1) 2 4 (2 1) 4
4 = = ′′ = = ′′′ =
′ x − x y x − x y
y Contoh-1.5:
Turunan Fungsi,
Mononommxn
x f
y = ( ) =
Kurva fungsi mononom yang memiliki beberapa turunan akan berpotongan dengan kurva fungsi-fungsi turunannya.
-100 0 100 200
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
x4
y =
4x3
y =′ 12x2
y =′′ y ′′′= 24x
= 24
′′
y′′
12 x2
y =′′
4x3
y =′
Contoh-1.6:
4x3
y =′ y =′′ 12x2 y ′′′= 24x y′′′′= 24 x4
y = dan turunan-turunannya Fungsi
Fungsi Polinom
Turunan Fungsi,
PolinomContoh-1.7: y1 = f1(x) = 4x + 2
{ } { }
2 4 4 2 ) (
lim 4 )
1( =
∆
+
− +
∆
= +
′ ∆ → x
x x
x x f
x x
f1(x) = 4x + 2
-4 -2 0 2 4 6 8 10
-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 x 2
y
4 )
'(
1 x =
f Turunan fungsi ini sama dengan turunan f(x)=4x karena turunan dari
tetapan 2 adalah 0.
Secara Umum: Jika F(x) = f(x) + K maka Fʹ(x) = f′ (x)
Kita akan melihat hal ini dalam pembahasan integral tak tentu
) 2 ( 4 )
2(
2 = f x = x−
y f2(x)= x4 −8
4 )
2′ x( = f
) 2 ( 4 )
2(x ==== x−−−−
f
4 )
2′′′′ x( ====
f
-15 -10 -5 0 5 10
-1 0 1 2 3 x 4
y
Contoh-1.8:
Turunan Fungsi,
PolinomTurunan Fungsi,
PolinomContoh-1.9: y3 = f3(x)= 4x2 + 2x −5
{ } { }
2 8 2 2 4
5 2 4
5 ) (
2 ) (
lim 4
2 2
3 0
+
= +
×
=
∆
− +
−
−
∆ + +
∆
= +
′ ∆ →
x x
x
x x
x x x
y x
x
5 2 4
5 )
( 3 2
4
4 = f x = x + x + x − y
{ } { }
2 8 15
2 2 4 3
5
5 2 4
5 5 ) (
2 ) (
4 ) (
lim 5
2 2
2 3
2 3
4 0
+ +
= +
× +
×
=
∆
− + +
−
−
∆ + +
∆ + +
∆
= +
′ ∆ →
x x
x x
x
x x
x x
x x
x x
y x
x
Contoh-1.10:
Secara Umum:
Turunan suatu polinom, yang merupakan jumlah beberapa mononom, adalah jumlah turunan masing-masing mononom dengan syarat setiap mononom yang membentuk polinom itu
memang memiliki turunan.
Nilai Puncak Suatu Fungsi
Turunan Fungsi,
Nilai PuncakTitik puncak kurva suatu fungsi adalah titik pada kurva di mana garis singgung kurva memiliki kemiringan nol (garis sejajar sumbu-x).
Jadi di titik ini turunan pertama fungsi bernilai nol.
Contoh-1.11: Polinom Orde Dua y = 2x2 +15x +13 15
= 4 +
′ x
y
Inilah absis titik puncak 0
15
4 + =
′ = xp
y xp = −3,175
Jika fungsi turunan pertama ini = 0 maka
Ordinat titik puncak diperoleh dengan memasukkan xp ke persamaan kurva
125 , 15 13
) 75 , 3 ( 15 2(-3,75)
13 15
2
2 2
−
= +
−
× +
=
+ +
= p p
p x x
y
Jadi koordinat titik puncak adalah: P = (3.15,-15.125)
c bx ax
y = 2 + +
0
2 + =
′= ax b y
a xp b
−2
=
Secara umum, xp dari fungsi kuadrat
dapat diberoleh dengan membuat
sehingga diperoleh
Ordinat titik puncak dapat diperoleh dengan memasukkan xpke persamaan.
a ac c b
a c b
bx ax
yp p p
4 4 4
2
2 2 −
−
= +
−
= + +
=
Turunan Fungsi,
Nilai PuncakMaksimum dan Minimum
Turunan Fungsi,
Nilai PuncakBagaimanakah mengetahui bahwa suatu nilai puncak merupakan nilai minimum atau maksimum?
Kita manfaatkan karakter turunan kedua di sekitar nilai puncak.
y
x
Q P
y′
y′ y′ (kemiringan garis
singgung) sekitar titik maksimum terus menurun
y″ bernilai negatif di sekitar titik maksimum
y′ (kemiringan garis singgung) sekitar titik minimum terus meningkat
y″ bernilai positif di sekitar titik minimum
Apabila di titik puncak y″ < 0, titik puncak tersebut adalah titik maksimum.
Apabila di titik puncak y″ < 0, titik puncak tersebut adalah titik minimum
Turunan Fungsi,
Nilai Puncak 13 152 2 + +
= x x
y
125 ,
−15
p = y
= 4 y ′′
Nilai puncak fungsi dan ini merupakan nilai minimum, karena y ″ > 0 Contoh-1.12:
175 ,
−3
p = x
-30 -15 0 15 30 45
-10 -8 -6 -4 -2 0 2
Contoh-1.13: y = −2x2 +15x +13
−4
′′ =
y Nilai puncak fungsi dan ini merupakan nilai maksimum, karena y ″ < 0 75
, +3
p =
x yp = +41,125
-60 -45 -30 -15 0 15 30 45
-4 -2 0 2 4 6 8
Ini disebut minimum absulut: nilai x yang lain memberi y > ymin
Ini disebut maksimum absulut: nilai x yang lain memberi y < ymaks
Contoh-1.14:
Turunan Fungsi,
Nilai Puncak 3 32 3 − 2 +
= x x
y
0 ) 1 ( 6 6
6 2 − = − =
′ = x x x x
y
1 dan
0
memberikan xp1 = xp2 = +3
puncak =
y ypuncak = +2
6 1
Untuk
6 0
Untuk
6 12
+
′′=
⇒
=
−
′′=
⇒
=
−
′′ =
y x
y x
x y
maksimum relatif
minimum relatif
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15
-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 P[0,3] Q[1,2]
x y
Turunan Fungsi,
Garis SinggungGaris Singgung
Kemiringan garis singgung di titik R yang terletak pada kurva suatu fungsi sama dengan turunan pertama fungsi di titik R.
Persamaan garis singgung:
K x ys =12 +
+ K
×
=12 2 7
17 24
7− =−
= K
17
= 12 − x y
s3 3
2 3 − 2 +
= x x
Contoh-1.15: y
) 1 (
6 6
6 2 − = −
′= x x x x y
R
= 2 x
7 3 4 3 8
R = 2× − × + = y
Titik R dengan absis memiliki ordinat
R(2,7) 12 1 2
6× × =
= Kemiringan garis singgung di titik R adalah m
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15
-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5
x y
ys
3 R
3 2 3 − 2 +
= x x
y
Fungsi Yang Merupakan
Perkalian Dua Fungsi
Turunan Fungsi
Yang Merupakan Perkalian Dua Fungsidx w dv dx
v dw dx
vw d dx
dy = ( ) = + vw
y =
) (
) )(
( ) (
v w v
w w v vw
w w
v v
y y
∆
∆ +
∆ +
∆ +
=
∆ +
∆ +
=
∆ +
x w v x
w v x
v w
x
vw v
w v
w w v wv x
y y
y x
y
∆
∆ + ∆
∆ + ∆
∆
= ∆
∆
−
∆
∆ +
∆ +
∆
= +
∆
−
∆
= +
∆
∆
) (
) (
Jika maka
Fungsi Yang Merupakan Perkalian Dua Fungsi
Contoh-1.16:
Turunan Fungsi
Yang Merupakan Perkalian Dua Fungsi4 4
4 2
2 2 3
3
30 18
12 6
3 6
) 2 3 2
( x x x x x x x
dx x x
y d × = × + × = + =
′ =
6x5
y = y =′ 30x4
Turunan adalah
Jika dipandang sebagai perkalian dua fungsi
dx vw du dx
uw dv dx
uv dw
dx v du dx
u dv dx w
uv dw dx
uv w d
dx uv dw dx
w uv d dx
uvw d
) ( )
( )
(
) ) (
) ( ) (
)(
( )
(
+ +
=
+
+
= +
=
= Jika
y = uvw
6x5
y =
4 4
4 4
2
2 2
2
30 12
12 6
) 4 )(
(3x
) 6 )(
2 ( ) 1 )(
3 2
) ( (
x x
x x
x x
x x x
x dx x
uvw d
dx dy
= +
+
=
× +
× +
×
=
= Contoh-1.17:
Jika dipandang sebagai perkalian tiga fungsi
Fungsi Yang Merupakan Pangkat Dari Suatu Fungsi
Turunan Fungsi
Yang Merupakan Pangkat Dari Suatu Fungsiv v
v v
y1 = 6 = 3 × 2 × Contoh-1.18:
dx v dv
dx v dv dx
v dv dx v
v dv dx
v dv dx
v dv
dx v dv dx
v dv dx v
v dv dx
v dv dx v
v dv
dx v dv dx v
v dv dx v
v dv dx v
dy
5
4 5
5 5
2 2 3 4
5
2 3 3 2
2 1 3
6
2
) ( )
( )
(
=
+
+ +
+
=
+
+
+
+
=
+ +
=
dx v dv dx
dv dv dv dx
dv6 6 5
= 6
=
dx nv dv
dx
dvn n−1
=
Contoh ini menunjukkan bahwa
Secara Umum:
Contoh-1.19:
Turunan Fungsi
Yang Merupakan Pangkat Dari Suatu Fungsi2 3
3
2 1) ( 1)
( + −
= x x
y
) 1 2
( ) 1 )(
1 (
6
) 1 (
) 1 (
6 ) 1 (
) 1 (
6
2 ) 1 (
3 ) 1 (
) 3 )(
1 (
2 ) 1 (
) 1 ) (
1 ) (
1 ) (
1 (
3 2
2 3
2 2
2 3
3 3 2
2
2 2
2 3
2 3
3 2
3 2 2
2 3 3 3
2
− + +
−
=
+
− +
− +
=
+
− +
− +
=
− +
− + +
=
x x
x x
x
x x
x x
x x
x x
x x
x x
dx x x d
dx x x d
dx dy
Kita gabungkan relasi turunan untuk perkalian dua fungsi dan pangkat suatu fungsi
Fungsi Rasional
Turunan Fungsi,
Fungsi RasionalFungsi Rasional
Fungsi rasional merupakan rasio dari dua fungsi w
y = v y = vw−1
−
=
− +
= +
−
=
+
=
=
=
−
−
− −
−
dx v dw dx
w dv w
dx dv w dx
dv w
v dx
w dv dx
vw dv
dx w dv
dx v dw dx
vw d w
v dx
d dx
dy
2
2 1
2
1 1 1
1
1 )
(
w2
dx v dw dx
w dv w
v dx
d
−
=
atau
Jadi:
Turunan Fungsi,
Fungsi Rasional3
2 3
x y x −
=
4 2 6
2 4
4
6
2 2
3
9 )
9 3
( 2
) 3 )(
3 (
) 2 (
x x x
x x
x
x
x x
x x
dx dy
+
= −
−
= −
−
= − Contoh-1.20:
2
2 1
x x
y = +
3
2 2
4 2
2 1 2 0
x x x
x x dx
dy × − × = −
+
= Contoh-1.21:
1 dengan
; 1
1 2
2
2 ≠
−
= + x
x y x
2 2
2 2
3 3
2 2
2 2
) 1 (
4 )
1 (
2 2
2 2
) 1 (
2 ) 1 (
2 ) 1 (
−
= −
−
−
−
= −
−
+
−
= −
x x x
x x
x x
x
x x
x x
dx dy
(agar penyebut tidak nol) Contoh-1.22:
Fungsi Implisit
Fungsi Implisit
Turunan Fungsi,
Fungsi ImplisitSebagian fungsi implisit dapat diubah ke dalam bentuk explisit namun sebagian yang lain tidak.
Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari di
atas.
Untuk mencari turunan fungsi yang tak dapat diubah ke dalam bentuk eksplisit perlu cara khusus, yang disebut diferensiasi implisit. Dalam cara ini kita menganggap bahwa fungsi y dapat
didiferensiasi terhadap x.
Turunan Fungsi,
Fungsi ImplisitFungsi implisit ini merupakan sebuah persamaan.
Jika kita melakukan operasi matematis di ruas kiri, maka operasi yang sama harus dilakukan pula di ruas kanan agar kesamaan tetap terjaga. Kita
lakukan diferensiasi (cari turunan) di kedua ruas, dan kita akan peroleh
2 8
2 + xy + y = Contoh-1.23: x
y dx x
y dy x
dx y dy dx
y dx dx
x dy x
−
−
= +
= +
+ +
2 )
2 (
0 2
2
y x
y x dx
dy
2 2
+
− +
= 0 ) 2
(x + y ≠ kita peroleh turunan Jika
Turunan Fungsi,
Fungsi Implisit 4 34 3 4
4 + xy − y = x
0 12
4 )
3 ( 4 4
) 0 3 ( )
4 4 (
4
3 3
2 3
3 4 3 3
=
− +
+
=
− +
+
dx y dy dx y
y dy x
x
dx y d dx
x y d
dx x dy x
Fungsi implisit ini juga merupakan sebuah persamaan.
Kita lakukan diferensiasi pada kedua ruas, dan kita akan memperoleh
Contoh-1.24:
0 ) (xy2 − y3 ≠
) (
3
) (
3 2
3 3
y xy
y x
dx dy
− +
= −
kita dapat memperoleh turunan Untuk
Fungsi Berpangkat Tidak Bulat
Fungsi Berpangkat Tidak Bulat
Turunan Fungsi,
Fungsi Berpangkat Tidak Bulat(v adalah fungsi yang bisa diturunkan)
q
n = p dengan p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠ 0 Bilangan tidak bulat
dx pv dv
dx
qyq−1 dy = p−1
Jika y ≠ 0, kita dapatkan
dx dv qy
pv dx
v d dx dy
q p q
p
1 1 / )
(
−
−
=
=
( )
/ 1 ( / )1 p q q p p q
q v v
y − = − = −
dx v dv
q p
dx v dv
q p dx
dv qv
pv dx
v d dx dy
q p
q p p p
q p p
p q
p
1 ) / (
) / ( ) 1 ( )
/ (
1 /
) (
−
+
−
−
−
−
=
=
=
=
sehingga
q p
n v
v
y = = / y =q v p
Formulasi ini mirip dengan keadaan jika n bulat, hanya perlu persyaratan bahwa v ≠ 0 untuk p/q < 1.
Kaidah Rantai
Kaidah Rantai
Turunan Fungsi,
Kaidah RantaiKaidah rantai
) (t f
x = dapat diturunkan terhadap t, )
(x F
y = dapat diturunkan terhadap x dan Jika
(
f (t))
g(t) Fy = = dapat diturunkan terhadap t menjadi maka
dt dx dx dy dy = dt
Apabila kita mempunyai persamaan
maka relasi antara x dan y dapat dinyatakan dalam t. Persamaan demikian disebut persamaan parametrik, dan t disebut parameter.
Jika kita eliminasi t dari kedua persamaan di atas, kita dapatkan persamaan yang berbentuk
) ( dan
)
(t y f t
f
x = =
) (x F y =
Diferensial dx dan dy
Diferensial dx dan dy
Turunan Fungsi,
Diferensial dx dan dydx dan dy didefinisikan sebagai berikut:
1). dx, yang disebut sebagai diferensial x, adalah bilangan nyata dan merupakan peubah bebas lain selain x;
2). dy, yang disebut sebagai diferensial y, adalah fungsi dari x dan dx yang dinyatakan dengan dy = F'(x)dx
Turunan fungsi y(x) terhadap x dinyatakan dengan formulasi )
( lim
0 f x
x y dx
dy
x
= ′
∆
= ∆
→
∆
Sekarang kita akan melihat dx dan dy yang didefinisikan sedemikian rupa sehingga rasio dy/dx , jika dx≠ 0, sama dengan turunan fungsi y terhadap x. Hal ini mudah dilakukan jika x adalah peubah bebas dan y merupakan fungsi dari x: y = F(x)
P dx dy
θ
x y
dx P dy
θ x y
P dx
dy θ
x y
Turunan Fungsi,
Diferensial dx dan dyPenjelasan secara grafis
P dx dy
θ y
x Ini adalah peubah bebas
Ini adalah fungsi (peubah tak bebas)
dx x F
dy= '( ) P
dx
dy
θ y
x
Jika dx berubah, maka dy berubah sedemikian rupa sehingga dy/dx sama dengan kemiringan garis singgung pada kurva
Diferensial dx dianggap bernilai positif jika ia “mengarah ke kanan” dan negatif jika “mengarah ke kiri”. Diferensial dy dianggap bernilai positif jika ia
“mengarah ke atas” dan negatif jika “mengarah ke bawah”.
θ
= tan dx
dy dy =(tan θ)dx
; besar perubahan nilai y sepanjang garis singgung di titik P pada kurva,
jika nilai x berubah sebesar dx laju perubahan y
terhadap perubahan x.
Turunan Fungsi,
Diferensial dx dan dyDengan pengertian diferensial seperti di atas, kita kumpulkan formula turunan fungsi dan formula diferensial fungsi dalam tabel berikut.
Dalam tabel ini v adalah fungsi x.
konstan
;
0 =
= c
dx dc
dx c dv dcv =dx
dx dw dx
dv dx
w v
d( + ) = +
cdv dcv =
konstan
;
0 =
= c
dc
dw dv w
v
d( + )= +
dx wdv dx vdw dx
dvw = + d(vw)=vdw+ wdv
w2
dx v dw dx
wdv
dx w
d v −
=
w2
vdw wdv
w
d v −
=
dx nv dv
dx
dvn n−1
= dvn = nvn−1dv
−1
= n
n
dx cnx
dcx d(cxn)=cnxn−1dx Diferensial Turunan Fungsi
Turunan Fungsi,
Diferensial dx dan dyAda dua cara untuk mencari diferensial suatu fungsi.
1).Mencari turunannya lebih dulu (kolom kiri tabel), kemudian dikalikan dengan dx.
2). Menggunakan langsung formula diferensial (kolom kanan tabel)
Contoh-1.25: y = x3 −3x2 + 5x −6 5 6
3 2 − +
′= x x y
dx x
x
dy = (3 2 −6 + 5) sehingga
Kita dapat pula mencari langsung dengan menggunakan formula dalam tabel di atas
dx x
x
dx xdx
dx x d
x d x
d x
d dy
) 5 6
3 (
5 6
3 ) 6 ( ) 5 ( )
3 ( ) (
2
2 2
3
+
−
=
+
−
=
− + +
− +
=
Fungsi Trigonometri
Turunan Fungsi,
Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri
x
x x
x x
x
x
x x
x dx
x d
dx dy
∆
−
∆ +
= ∆
∆
−
∆
= +
=
sin sin
cos cos
sin
sin )
sin(
sin
x
y = sin
maka JikaUntuk nilai yang kecil, ∆x menuju nol, cos∆x = 1 dan sin∆x = ∆x.
Oleh karena itu
dx x x
d sin cos
=
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometrix
x x
x x
x
x
x x
x dx
x d
dx dy
∆
−
∆
−
= ∆
∆
−
∆
= +
=
cos sin
sin cos
cos
cos )
cos(
cos
x
y = cos maka Jika
Untuk nilai yang kecil, ∆x menuju nol, cos∆x = 1 dan sin∆x = ∆x.
Oleh karena itu
dx x x
d cos sin
−
=
Turunan Fungsi,
Fungsi TrigonometriTurunan fungsi trigonometri yang lain tidak terlalu sulit untuk dicari.
x x
x
x x
x x
x dx
d dx
x
d 2
2 2
2
sec cos
1 cos
) sin (
sin cos
cos sin
tan − − = =
=
=
x x
x
x x
x x
x dx
d dx
x
d 2
2 2
2
csc sin
1 sin
) (cos cos
sin sin
cos
cot − = −
− =
= −
=
x x
x x x
x x
dx d dx
x
d sec tan
cos sin cos
) sin (
0 cos
1 sec
2
2
= =
−
= −
=
x x
x x x
x x
dx d dx
x
d csc cot
sin cos sin
) (cos 0
sin 1 csc
2
2 − = −
− =
=
=
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometri Contoh-1.26:Tegangan pada suatu kapasitor dengan kapasitansi C = 2×10-6 farad merupakan fungsi sinus vC= 200sin400t volt. Arus yang mengalir pada kapasitor ini adalah
Hubungan antara tegangan kapasitor vC dan arus kapasitor iC adalah dt
C dv iC = C
(
200sin400)
0,160cos400 ampere10
2 6 t t
dt d dt
C dv
iC = C = × × =
watt 800
sin 16 400
sin 400 cos 32 400
cos 16 , 0 400 sin
200 t t t t t
i v
pC = C C = × = =
Daya adalah perkalian tegangan dan arus. Daya pada kapasitor adalah
-200 -100 0 100 200
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
vC iC pC vC
iC pC
t [detik]
Turunan Fungsi,
Fungsi TrigonometriContoh-1.27:
Arus pada suatu inductor L = 2,5 henry merupakan fungsi sinus iL = −0,2cos400t ampere.
Hubungan antara tegangan induktor vL dan arus induktor iL adalah dt
L di vL = L
(
t)
t tdt d dt
L di
vL = L = 2,5× − 0,2cos400 = 2,5×0,2×sin 400 × 400 =200sin400
W 800
sin 20 400
cos 400 sin 40 )
400 cos 2 . 0 ( 400 sin
200 t t t t t
i v
pL = L L = × − = − = −
vL iL pL
vL iL pL
-200 -100 0 100 200
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 t[detik]
Fungsi Trigonometri Inversi
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometri InversiTurunan Fungsi Trigonometri Inversi x
y = sin
−1x = sin y
dx = cos ydyy dx
dy
cos
= 1
1 2
1 dx x
dy
−
x =
1
1 − x
2 yy dx
dy
sin
−1
= 2
1 1 dx x
dy
−
= −
x
1 2
1 − x
y
x
y =cos−1 x = cos y dx = −sin ydy
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometrix
y = tan−1 x = tan y dy
y dx cos2
= 1
dx y
dy 2
= cos
1 2
1 dx x
dy
= +
x
1
1 x +
2 yx
y = cot−1 x =cot y dy
y dx sin2
−1
=
dx y
dy 2
−sin
= 1 2
1 dx x
dy
+
= −
x
1
1 x +
2 yTurunan Fungsi,
Fungsi Trigonometri xy = sec−1
y y
x cos
sec = 1
= dy
y dx x
cos2
) sin (
0 − −
=
1 1
1 1
sin cos
2 2 2 2
−
=
−
×
=
=
x x
x x y x
y dx
dy
1
x y
x
2− 1
x y =csc−1
y y
x sin
csc = 1
= dy
y dx x
sin2
) (cos
= 0 −
1 1
1 1
cos sin
2
2 2 2
−
= −
−
×
−
− =
=
x x
x x y x
y dx
dy
x 1
2
− 1 x
y
Fungsi Trigonometri Dari Suatu Fungsi
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometri dari Suatu FungsiFungsi Trigonometri Dari Suatu Fungsi
dx v dv dx
dv dv
v d
dx v
d(sin ) (sin ) cos
=
=
dx v dv dx
dv dv
v d
dx v
d(cos ) (cos ) sin
−
=
= Jika v = f(x), maka
dx v dv dx
dv x
x x
v v dx
d dx
v
d 2
2 2 2
sec cos
sin cos
cos sin )
(tan + =
=
=
dx v dv v
v dx
d dx
v
d 2
sin csc cos )
(cot = −
=
dx v dv dx v
dv v
v v
dx d dx
v
d sec tan
cos sin 0
cos 1 )
(sec
2 =
= +
=
dx v dv v v
dx d dx
v
d csc cot
sin 1 )
(csc = −
=
Turunan Fungsi,
Fungsi Trigonometridx dw dx w
w d
2 1
1 1 )
(sin
−
− =
dx dw dx w
w d
2 1
1 1 )
(cos
−
−
=
−
dx dw dx w
w d
2 1
1 1 )
(tan
= +
−
dx dw dx w
w d
2 1
1 1 )
(cot
− +
=
−
dx dw w
dx w w d
1 1
) (sec
2 1
−
=
−
dx dw w
dx w w d
1 1
) (csc
2 1
−
−
=
−
Jika w = f(x), maka