• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota yang berada di provinsi jawa barat dan merupakan kota yang berada di jalur selatan jawa barat. Potensi yang dimiliki oleh Kota Tasikmalaya sangatlah besar khusus nya pada home industry yang menghasilkan berbagai macam produk kerajinan yang memiliki daya tarik dan seni yang berbeda dengan produk bordir yang dihasilkan kota lain. Dengan dinobatkannya kota tasikmalaya sebagai pusat Factory Outlet kerajinan di Priangan Timur menjajadikan kota tasikmalaya dikenal oleh masyarakat dalam ngeri maupun luar negeri. Potensi industri kreatif yang dimiliki oleh mayarakat kota tasikmalaya dapat dikatakan cukup tinggi dengan bekal pengalaman dan keahlian yang dimiliki masyarakatnya.

Menurut Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kontribusi kota tasikmalaya dalam menumbuhkan ekonomi daerah dapat dikatakan tinggi, berkat dari penjualan beberapa produk seperti bordir, batik, alas kaki (kelom geulis), kerajinan mendong, anyaman bambu, meubel, hingga payung geulis. Kerajinan ini juga salah satu faktor yang dapat menopang pertumbuhan kota tasikmalaya (Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya).

Potensi unggulan yang dimiliki oleh kota tasikmalaya adalah salah satunya industri bordir. Karena kota tasikmalaya memiliki potensi yang sangat baik untuk menjadi dikenal oleh masyarakat luas di dalam negeri maupun di luar negeri. Kota tasikmalaya juga sering dijuluki dengan kota santri, namun tak hanya itu kota tasikmalaya juga merupakan kampung pengrajin yang memiliki keahlian yang luar biasa. Tak hanya bordir melainkan kerajinan tangan hasil karya masyarakat tasikmalaya sudah menjadi terkenal ke berbagai daerah di indonesia. Salah satu daerah yang dikenal sebagai pusat anyaman dan kerajinan adalah Rajapolah,

(2)

2

rajapolah banyak menghasilkan kerajinan anyaman, seperti tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan masih banyak anyaman lain.

Menurut R.A.A.Wiratanoeningrat (2013:8) Kerajinan bordir sudah sangat dikenal lama di indonesia ini sekitar abad ke 18 masehi, banyak orang mengartikan bordir salah satu kerajinan yang sangat menarik karena keindahan dan komposisi benang serta warna nya yang dibantu dengan mesin jahit atau sekarang sudah banyak yang menggunakan mesin bordir komputer.

Semenjak tahun 1940 bordir sudah mulai dikenal dan dikembangkan di kota tasikmalaya, khususnya di Desa Tanjung Kecamatan Kota Tasikmalaya. Asal muasal bordir tasikmalaya di pelopori oleh HJ. Umayah yang sebelumnya beliau pernah bekerja di perusahaan Amerika. Beliau mulai mendirikan usaha bordirnya dengan tangan kreatifnya sehingga ia mencapai keberhasilannya lewat usaha kecilnya itu, bahkan broduknya sudah banyak di pasarkan ke jakarta ataupun kota-kota besar lainnya. Dengan kebaikannya beliau dengan suka rela mengajarkan keahliannya dalam membuat bordir kepada para tetangga ataupun kepada para keluarga. Karena masyarakat tau bahwa usaha bordir memiliki prospek yang bagus dan sangat menjanjikan maka mereka mulai mengikuti jejak HJ. Umayat itu, sehingga usaha bordir dapat dipasarkan lebih luas. Sampai akhirnya produk bordir tasikmalaya dapat merajai pasar tanah abang dan kota-kota besar lainnya. Salah sati desa yang berada di kota tasikmalaya yang mendapakan julukan sebagai kampung bordir ialah kampung saguling panjang karena hampir 90% masyarakatnya menekuni usaha bordir Musyaropah, Linda (2018).

Bordir yang di produksi di kota Tasikmalaya memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan bordir-bordir dari kota-koa lain, yaitu terbuat dari ide yang berasal dari lingkungan. Salah satu contoh motif yang digemari dari bordir tasikmalaya adalah kelompok motif naturalis seperti motif flora, motif fauna, motif pemandangan, motif awan, motif bulan, dan motif bintang. Musyaropah, Linda (2018).

(3)

3

Yang banyak menarik perhatian konsumen karena bordir tasikmalaya memiliki ciri khas berwarna monokromatik dan polikromatik. Motif yang dimiliki bordir tasikmalaya di dominasi oleh motif naturalis dan geometris. Katena kebanyakan produk bordir tasikmalaya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang di konsumsi oleh kalangan masyarakat bawah hinga atas. Jenis bordir yang di produksi di kota Tasikmalaya biasanya berbentuk mukena, baju gamis, koko, peci, selendang, dan masih banyak lagi. Berikut adalah contoh motif bordir yang biasanya digunakan dan banyak di gemari para konsumen :

Gambar 1.1 Stilasi motif flora Sumber: Loita & Husein (2018)

Motif bordir Tasikmalaya masih mengandung unsur kebudayaan cina merupakan kiblat dari bordir Tasikmalaya yang banyak menggunakan motif flora atau tumbuhan diantaranya mawar, melati, peony, lotus, bunga krisan, pakis, kembang goyang dan bunga kenanga. Motif melati merupakan motif yang menjadi identitas dan ciri khas dari bordir Tasikmalaya, karena dari semenjak kemunculan bordir Tasikmalaya aksen bunga melati selalu melekat pada bordir Tasikmalaya.

Motif melati biasa disebut dengan melati uteran dimana melati uteran ini yang tidak dimiliki oleh borderan lain selain Tasikmalaya.

(4)

4

Gambar 1.2 Gabungan motif hias fauna atau motif bintang Sumber: Loita & Husein (2018)

Selain motif flora bordir Tasikmalaya juga memiliki ciri khas yaitu motif- motif fauna seperti motif burung, ular, naga, dan kupu- kupu meskipun jika dibandingkan dengan motif flora masih lebih populer. Namun motif – motif fauna juga banyak diminati oleh konsumen.

Gambar 1.3 Hiasan bordir untuk tempelan pada mukena Sumber: Loita & Husein (2018)

Selain motif – motif flora dan fauna ada juga yang menjadi ciri khas dari bordir Tasikmalaya yaitu krancang. Krancang adalah motif bordir yang memiliki bentuk bulatan-bulatan kecil yang di lubangi. Pada bordir Tasikmalaya terdapat lima jenis krancang dan krancang yang paling populer adalah krancang jala yang merupakan lubang-lubang yang berbentuk jalinan benang bordir yang bentuknya menyerupai jala. Krancang sarang tawon merupakan bordir dengan lubang0lubang berbentuk dari

(5)

5

jalinan benang bordir yang bentuknya menyerupai sarang tawon, karncang baling- baling merupakan bordir lubang-lubang yang terbentuk dari jalinan benang yang bentuknya menyerupai baling-baling, krancang melati yang bentuknya menyerupai bunga melati dan krancang laba-laba yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba.

Menurut data yang diperoleh dari pemerintah Kota Tasikmalaya jumlah UMKM unggulan yang berada di kota Tasikmalaya pada tahun 2015 sebanyak 2.945 unit yang terdiri dari usaha bordir, kerajinan bambu, kerajinan mendong, alas kaki, meubel, batik, payung geulis, dan makanan. Diantara beberapa jesis usaha tersebut usaha bordirlah yang paling diminati dan berkembang dengan cepat. Berikut ini jumlah UMKM unggulan yang berada di Kota Tasikmalaya:

Tabel 1. 1 Jumlah UMKM Kota Tasikmalaya

No Komoditi Unit Usaha %

1. Bordir 1.449 49

2. Kerajinan Bambu 176 6

3. Mendong 76 3

4. Alas Kaki 459 16

5. Mebel 253 9

6. Batik 42 1

7. Payung Geulis 5 0.16

8. Makanan Olahan 485 16

Jumlah 2.945 100

Sumber: Pemerintah Kota Tasikmalaya

Berdasarkan tabel 1.1 diatas memperlihatkan bahwa perusahaan bordir menduduki peringkat pertama sebanyak 1.449 unit usaha yang tersebar di Kota Tasikmalaya. Industri perusahaan bordir di Kota Tasikmalaya berkembang cukup pesat dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak khususnya kaum perempuan.

Pusat pengrajin bordir sudah mulai tersebar di 24 Desa / Kelurahan, yang masuk ke

(6)

6

dalam 12 Kecamatan di Kota Tasikmalaya dan yang lainnya berada di Kabupaten Tasikmalaya. Dari ke-12 Kecamatan tersebut, Kecamatan yang paling dikenal adalah kecamatan kawalu, kawalu memiliki pengrajin bordir sebanyak 949, kecamatan kawalu juga banyak dijuluki sebagai “Home Industry”. Kecamatan kawalu memiliki 10 kelurahan, berikt adalah sebaran pengrajin bordir.

Tabel 1. 2 Sebaran Pengusaha Bordir

No Kelurahan Jumlah Unit

Usaha

1. Cibeuti 98

2. Cilamajang 159

3. Gunung Gede 29

4. Gunung Tandala 131

5. Karang Anyar 10

6. Karsamenak 2

7. Leuwiliang 24

8. Ralagasari 207

9. Tanjung 202

10. Urug 7

Jumlah 949

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan perdagangan Kota Tasikmalaya

Kecamatan kawalu memiliki perekonomian yang lebih maju di bandingkan dengan kecamatan- kecamatan lainnya yang berada di Kota Tasikmalaya, karena kawalu lah yang membawa nama kota Tasikmalaya ke kancah nasional bahkan sampai dengan internasional seperti ke negara Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, dan Afrika. Komoditi konvesksi masih menjadi produk unggulan di Kota Tasikmalaya. Tak hanya itu kota tasikmalaya memberikan kontribusi terhadap

(7)

7

terciptanya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tasikmalaya sebesar 7,54% dari seluruh kontribusi industri pengolahan yang besarnya 14,67%. Dari data tersebut maka dapat di katakan bahwa Kota Tasikmalaya dapat menjadi Kota Industri Bordir.

Sementara itu untuk klasifikasi berdasarkan kriteria besar kecilnya usaha bordir dapat dilihat dari tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1. 3 Jumlah Pengusaha Bordir Berdasarkan Klasifikasi Usaha

No Kriteria Usaha Jenis Usaha

Jumlah Makloon Pengrajin

1. Mikro 22 483 505

2. Kecil 60 327 387

3. Menengah 10 47 57

Jumlah 92 857 949

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian dan perdagangan Kota Tasikmalaya.

Dari tabel 1.3 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah usaha bordir yang paling banyak ialah usaha mikro yang berjumlah 505 unit usaha. Sedangkan usaha bordir yang paling sedikit ialah usaha bordir kategori menengah yang berjumlah 57 unit usaha.

Dalam penelitian kali ini peneliti memutuskan untuk memilih salah satu UMKM Bordir di tasikmalaya untuk di jadikan objek penelitian yaitu Ar Riaz Collection. Awal mula Ar Riaz Collection merintis pada tahun 1990an dengan usaha makloon. Dengan seiring berjalannya usaha makloon akhirnya pada tahun 2002 memutuskan untuk membuat brand sendiri dengan nama Ar Riaz Collection dengan sistem penjualan grosir yang di pasarkan di tanah abang jakarta.

(8)

8 1.2. Latar Belakang Penelitian

Pada awal tahun 2020 seluruh dunia dihadapkan dengan permasalahan sangat besar yaitu terjadinya pandemi covid 19, terjadinya pandemi ini sangatlah berpengarub terhadap segala aspek kehidupan termasuk aspek sosial maupun ekonomi. World Health Organization (2019) menyebutkan bahwa pademin covid-19 ini adalah wabah global, karena penularan dan penyebarannya sangatlah cepat dan sangat signifikan. COVID-19 adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Pada saat menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019. (Ilmiyah, 2020) (Hui, et al., 2020).

Berdasarkan data yang di peroleh dari kementerian koperasi dan UMKM menyebutkan bahwa banyak koperasi dan UMKM yang terdampak oleh pandemi covi-19 ini. Sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku UMKM sangat terdampak pandemi virus corona (COVID-19). Banyak dari pelaku UMKM yang sampai harus berhenti dan pailit karena menurunnya penjualan akibat pandemi ini.

Sebagian besar UMKM yang terkena dampak paling besar adalah UMKM yang bergerak di biang jasa dan produksi khusus nya dalam bidang kebutuhan sehari-hari seperti UMKM makanan dan minuman. Tak hanya itu menurut Kementrian Koperasi dan UMKM bukan hanya UMKM makanan dan minuman saja yang terdampak besar melainkan UMKM yang bergerak di bidang kreatif dan pertanian. Para pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi kerugian yang di alami oleh para UMKM dengan memberikan beberapa bentuk bantuan berupa Kartu Prakerja, subsidi tarif listrik, dan Keluarga Harapan. Tak hanya

(9)

9

itu pemerintah juga memberikan keringanan membayar pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga September 2020. UMKM banyak menerima karena mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti relaksasi KUR, subsidi bunga, modal kerja, serta Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk usaha mikro dalam bentuk hibah. (Amri, 2020)

Menurut International Monetary Fund (IMF) Pada tahun 2020 ekonomi globak di prediksi akan mengalami penurunan pertumbuhan bahkan sampai -4,9%. Dan pada triwulan ke II pada tahun 2020 indonesia mengalami pertumbuhan negatif sampai dengan -5,32% (Badan Pusat Statistik, 2020) seperti data yang ditunjukan pada Gambar 1.1

Gambar 1.4 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Triwulan II 2020 Sumber: Badan Pusat Statistik, (2020)

Data diatas menunjukan situasi ekonomi yang berdampak ada kelangsungan usaha UMKM. seperti yang di ungkapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akibat dari wabah covid-19 ini UMKM indonesia mengalami penurunan sebesar 94%. Penurunan terbesar dialami oleh UMKM yang mengandalkan toko fisik dan penjualan langsung. Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun mengatakan bahwa penurunan penjualan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan new normal. Hal tersebut memaksa para pelaku UMKM untuk

(10)

10

menjalankan dan mengimplementasikan strategi digital marketing untuk dapat bertahan di era pandemi ini.

Dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini membuat para Pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mengingat perdagangan elektronik pada 2020 mencapai US$ 130 miliar (Kementerian Komunikasi dan Informasi, 2020). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, koperasi yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pandemi Covid-19.. Sementara itu, sektor UMKM yang terguncang selama pandemi Covid-19, selain makanan dan minuman, adalah industri kreatif dan pertanian.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengatakan bahwa meskipun sedang dalam keadaan pandemi Covid 19 para pelaku UMKM memiliki kesempatan karena dengan adanya pemanfaatan informasi dan komunikasi mengingat perdagangan elektronik pada tahun 2020 mencapai US$ 130 miliar. Pergerakan ekonomi dari rumah bisa menjadi tren ekonomi baru beberapa waktu kedepan ekonomi, Kondisinya saat ini banyak pelaku bisnis e-commerce pemula baik perdagangan online maupun start-up digital dengan ide-ide segar dan inovatif yang kurang memiliki akses atau pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Untuk itu, pemerintah akan mendorong tumbuhnya technopreneurs baru, baik dengan menggandeng mentor-mentor technopreneurs terkemuka, data center, technopark, serta memberikan pendanaan. Untuk dapat mengembangkan sebuah UMKM maka salah satu cara yang di lakukan adalah dengan menuyun Pemasaran di Media Sosial, karena dengan begitu para pelaku UMKM akan semakin familiar dengan sistem bisnis online dan hal itu juga dapat mendukung visi pemerintah agar para ppelaku UMKM dapat memanfaatkan kesempatan pada saat ini. Teknologi saat ini juga sangatlah berkembang dan memiliki dampak yang cukup signifikan ke pada pemasaran. Kini pemasaran konvensional (offline) sudah beralih kepada bidang pemasaran digital (online). Pesatnya perkembangan teknologi, global digital, dan

(11)

11

internet tentunya memberi dampak pada bidang pemasaran. Pengguna pemasaran konvensional (offline) kini mulai beralih pada pemasaran digital (online).

We Are Social (2020) menyebutkan data bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 175,4 juta pengguna terhitung sampai Januari 2020 seperti data yang ditunjukan pada Gambar 1.5

Gambar 1.5 pengguna internet di indonesia Sumber : We Are Social (2020)

Berdasarkan Gambar 1.5 data diatas menjabarkan bahwa jumlah pengguna internet adalah sebesari 64% dari seluruh total populasi sedangkan pertumbuhan jumlah pengguna internet adalah sebesar 17%; dan rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna untuk menggunakan internet adalah selama 7 jam 59 menit per hari. Dari hasil data tersebut maka dapat dinyatakan potensi pemasaran digital merupakan pilihan yang tepat untuk melakukan media komunikasi dan pemasaran dengan memanfaatkan internet serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan menjadi peluang yang besar bagi pelaku usaha.

Teknologi 5.0 memiliki dampak yang sanggay signifikan untuk seluruh sistem bisnis termasuk bidang pemasaran itu sendiri. Media sosial dapat dijadikan sebagai

(12)

12

sarana pemasaran bagi para pelaku UMKM untuk menyampaikan informasi dan menjadi pilar utama untuk sebuah UMKM.

Salah satu kelebihan penggunaa media sosial adalah memiliki banyak potensi untuk kemajuan suatu usaha. Media sosial dapat digunakan untuk melakukan komunikasi dalam bisnis, membantu pemasaran produk dan jasa, berkomunikasi dengan pelanggan, mengurangi biaya dan untuk penjualan online (Achmad, Azhari,

& Esfandiar, 2020). Menurut data dari We Are Social tahun 2020 pada Gambar 1.3, total pengguna yang aktif menggunakan media sosial saat ini sudah mencapai 160 juta pengguna.

Gambar 1.6 Gambaran Umum Sosial Media Indonesia Sumber: We Are Social, (2020)

Pengaruh yang didapatkan dari media sosial sangatlah besar, khususnya bagi para UMKM yang menggunakan media social untuk mengembangkan bisnis nya.

Tak hanya itu masyarakat juga bisa menerima informasi apapun secara lebih cepat dibandingkan dengan berita offline. Akses yang digunakan juga sangatlah mudah dan cepat. Hal ini dapat digunakan bagi para pelaku UMKM untuk lebih berani mengambil keputusan untuk memasarkan produknya melalui online. Karena jaringan

(13)

13

internet sangat luas dan menghapus batasan waktu dan wilayah hingga menjadikan media pemasaran yang efektif.

UMKM diharuskan dapat memanfaatkan perkembangan digital dengan baik dan maksimal terutama di bidang pemasaran seperti penggunaan media sosial (Maulana, 2017)

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat setidaknya sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik hingga 26 persen atau mencapai 3,1 juta transaksi per hari. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong dan mempercepat UMKM agar go digital. Program-program pelatihan dan pendampingan terus dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan berbagai marketplace besar seperti Shopee, Blibli, Tokopedia, Grab dan lainnya.

Alasan kerja sama tersebut, dari 64 juta UMKM yang ada, ternyata baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital. Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen hingga akhir tahun 2020 menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. (Kompas.com, 2020)

Alasan yang kuat adalah menunjukkan pentingnya strategi pemasaran melalui media social karena semakin kerasnya persaingan yang dihadapi oleh para UMKM.

Dalam situasi pandemi ini, tidak ada lagi pilihan lain bagi UMKM kecuali berusaha untuk menghadapinya dan bersaing. Kondisi seperti saat ini memang keterkaitan satu sama lain karena di satu sisi memang penggunaan internet sudah sangat signifikan di sisi lain ada pandemi yang memaksa keadaan. Pada sebelum adanya pandemi para UMKM masih melalukan pemasaran secara tradisional dan konvensional. Dan pada saat pandemi mereka di paksa untuk mengikuti perkembangan teknologi digital untuk memasarkan produknya melalui media social.

Fluktuasi grafik penjualan melihatkan bahwa grafik penjualan menurun disebabkan terjadinya wabah covid 19 yang menjadikan para UMKM khususnya pada UMKM Bordir yang mengalami penurunan penjualan. Selain itu, kurangnya promosi khususnya di Pemasaran di Media Sosial yang dilakukan oleh UMKM Bordir. UMKM Bordir sangatlah diminati oleh para pelanggannya, maka dari ini

(14)

14

UMMK Bordir ini haru dapat bertahan pada masa pandemi ini. Maka dari itu UMKM Bordir harus apat melakukan Pemasaran di Media Sosial untuk tetap memasarkan produknya. Sehingga UMKM Bordir dapat mengalami perkembangan yang lebih pekat lagi.

Salah satu pelaku UMKM Boediri kota tasikmalaya yaitu Ar Riaz Collection berhasil untukmelakukan perubahan dengan mengubah sistem penjualan yang awalnya secara offline kini semenjak pandemi berlangsung Ar Riaz Collection mampu ertahan dengan menggunakan sosial media marketing salah satunya dengan media social instagram. Di dalam instagram Ar Riaz Collection banyak membagikan informasi yang di butuhkan oleh para konsumen sebelum memutuskan untuk membeli produk. Ar Riaz Clloection juga menyediakan kolom komentar dan juga direct message untuk dapat berkomunikasi dengan konsumen. Berikut adalah akun yang dimiliki oleh Ar Riaz Collection untuk melakukan Pemasaran di Media Sosial.

Gambar 1.7 Akun Instagram Ar Riaz Collection Sumber: Ar Riaz Collection (2021)

Ar Riaz memulai bisnis nya dari tahun 2002 secara offline dan baru menggunakan media sosial instagram secara aktif pada tahun 2020. Sampai dengan saat ini Ar Riaz Collection sudah memiliki pengikut sebanyak 505 akun.

(15)

15

Gambar 1.8 Liputan Ar Riaz Collection dengan SCTV Sumber: YouTube Liputan 6 SCTV (2021)

Pada tanggal 17 mei 2021 Ar Riaz Collection melakukan liputan bersama dengan SCTV, Indosiar, Merdeka.com, Youtube Berani Berubah & Vidio.com.

dalam liputan tersebut menceritakan bagaimana Ar Riaz Collection dapat bertahan di tengah-tengah pandemi. Hal tersebut terjadi karena pada di lakukan oleh anak dari owner yang mencoba mendistribusikannya melalui social media. dan akhirnya sedikit demi sedikit beliau mampu bertahan.

Dalam penelitian yang di lakukan sebelumnya oleh Milevadan Fauzi (2018) menyatakan bahwa variabel pemasaran di media sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, karena telah terbukti bahwa pemasaran di media sosial bisa memunculkan ketertarikan pada calon konsumen.

Dari beberapa hal yang disebutkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya sebagai objek dalam penelitian ini, selain dikarenakan grafik penjualan yang saat ini sedang menurun drastis dikarenakan sedang terjadinya wabah covid 19 membuat para pelaku UMKM Bordir Tasikmalaya menjadi kelabakan sehingga mereka harus dapat

(16)

16

melakukan strategi baru dengan melakukan pemasaran di media sosial agar dapat bertahan, untuk hal itu maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pemasaran di media sosial dapat mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian UMKM Bordir Tasikmalaya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemasaran di Media Sosial terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya.

1.3. Perumusan Masalah

Industri Bordir Tasikmalaya telah bermetamorfosa, jika dahulu Bordir identik dengan baju kebaya, namun sekarang Bordir sudah merambah berbagai macam bentuk yang terbuat dari kain. Bordir bisa diterapkan pada apapun dari ujung kaki sampai ujung rambut, baik di sepatu, baju, jilbab, mukena bahkan taplak meja dan lainnya. Diduga hal tersebut yang menjadikan industri Bordir bersaing ketat.

Persaingan yang ketat diantara pengusaha industri kreatif Bordir.

Perkembangan kerajinan Kota Tasikmalaya yang terbawa dengan produk massal dengan meninggalkan produk eksklusif. Pengrajin bordir misalnya telah meninggalkan bordir manual dan beralih pada bordir dengan sistem komputerisasi yang notabene kalah bersaing dengan bordir komputer dari wilayah lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelaku UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya yaitu Ar Riaz Collection yang menyebutkan bahwa memang penjualan sangat mengalami penurunan secara drastis bahkan jika sebelum pandemi Ar Riaz Collection memproduksi 6 – 8 model dengan masing – masing minimal 1000 pcs per bulan dengan perputaran produk yang sangat cepat sehingga barang di gudang selalu habis dan berganti dengan model baru setiap bulannya. sedangkan pada awal terjadi pandemi hanya memproduksi sebanyak 1 model saja. Sehingga barang yang sudah di produksi pada saat 2020 sampai saat ini barang belum bisa berputar dan masih merupakan stok tahun 2020. Omset yang di dapat oleh Ar Riaz Collection pada

(17)

17

sebelum pandemi bisa mencapai 50-200 juta per bulan, sedangkan setelah mengalami pandemi omset mengalami penurunan sekitar 80% yaitu sebesar 50 juta perbulan.

Ar Riaz Collection sudah memulai merintis penjualan melalui sosial media pada tahun 2018 namun sempai mengalami berhenti sementara pada tahun 2019 dan pada awal tahun 2020 sosial media kembali aktif. Semenjak pandemi konsumen lebih memilih menggunakan sosial media dibandingkan datang langsung ke toko karena konsumen sangat mudah mendapatkan informasi tentang bahan, motif terbaru dan harga di sosial media.

Pada UMKM Bordir Kota Tasikmalaya masih sangat sedikit yang sudah memulai menggunakan pemasaran di media sosial untuk memasarkan produknya.

Adapun yang sudah menggunakan belum merasakan keberhasilan sehingga belum meningkatkan penjualan. Ar Riaz Collection sendiri sudah melakukan pemasaran di media sosial namun masih ingin meningkatkan agar semakin banyak pelanggan yang terbiasa bertransaksi secara online dan dapat meningkatkan penjualan Ar Riaz Collection.

Berdasarakan latar belakang yang telah di uraikan permasalahan yang muncul dari pemasaran di media sosial terhadap Proses Keputusan Pembelian dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Telah terjadi penurunan penjualan produk UMKM Bordir Tasikmalaya pada sepanjang tahun 2020 sampai dengan saat ini dikarenakan terjadinya wabah covid 19 dan kebijakan pemerintah untuk menjalankan PSBB (pembatasan Sosial Berskala Besar).

2. Masih kurang nya UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya yang menggunakan pemasaran di media sosial.

3. Untuk mempertahankan menjadi salah satu market leader industry Bordir di Indonesia, serta untuk dapat menumbuhkan kembali Proses Keputusan Pembelian UMKM Bordir di Tasikmalaya.

4. Perlu di lakukan penelitian akademis yang membahas mengenai, Pengaruh pemasaran di media sosial Terhadap Proses Keputusan

(18)

18

Pembelian Pada UMKM Bordir di Tasikmalaya, sebagai referensi akademis dalam melakukan proses penelitian pemasaran di media sosial.

Dalam penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Mileva dan Fauzi (2018) dinyatakan bahwa variabel Pemasaran di Media Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, karena telah terbukti bahwa Pemasaran di Media Sosial bisa memunculkan ketertarikan pada calon konsumen. Sedangkan pada penelitian lain, peneliti menemukan adanya pengaruh bahwa aktifitas pemasaran via media sosial dapat mempengaruhi customer loyalty (Yadav & Rahman, 2017).

1.3.1. Pertanyaan penelitian

Dengan demikian Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, didapat pertanyaan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, di jabarkan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Interactivity terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

2. Seberapa besar pengaruh Informativeness terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

3. Seberapa besar pengaruh Word-of-mouth terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

4. Seberapa besar pengaruh. Personalization terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

5. Seberapa besar pengaruh. Trendiness terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

6. Seberapa besar pengaruh Interactivity, Informativeness, Word-of- mouth, Personalization, Trendiness. berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

(19)

19 1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini yang dirancang dan disesuaikan dengan rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Interactivity terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Informativeness terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Word-of-mouth terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh. Personalization terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh. Trendiness terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Interactivity, Informativeness, Word-of-mouth, Personalization, Trendiness.

berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya?

1.5 Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk mengetahui pengaruh Pemasaran di Media Sosial terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya. Serta untuk menambah referensi dalam kegiatan penelitian yang di lakukan Mahasiswa Telkom University.

(20)

20 1.5.1 Aspek Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memiliki nilai yang positif dan signifikan sebagai bukti empiris adanya pengaruh Pemasaran di Media Sosial terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam menambah pemahaman tentang apa saja yang dapat berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya. sehingga akan dapat memperkaya keberadaan tulisan atau literatur terkait Pemasaran di Media Sosial dan Proses Keputusan Pembelian.

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan mengenai pengaruh Pemasaran di Media Sosial terhadap Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya, baik bagi peneliti, pembaca, ataupun pemilik UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui Pemasaran di Media Sosial Proses Keputusan Pembelian pada UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya.

Adapun responden dalam penelitian ini adalah konsumen dari UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

1.6.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Peneliti hanya melakukan penelitian terhadap konsumen UMKM Bordir di Kota Tasikmalaya.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

(21)

21

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang penelitian ini untuk selanjutnya disusun rumusan masalah dan diuraikan tentang tujuan serta manfaat penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam perumusan hipotesis dan analisis penelitian ini. Setelah itu diuraikan dan digambarkan kerangka pemikiran dari penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, kerangka berfikir dan hipotesis serta metode analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum penelitian, responden yang menjadi obyek penelitian, analisis data dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran.

Gambar

Gambar 1.2 Gabungan motif hias fauna atau motif bintang   Sumber: Loita & Husein (2018)
Tabel 1. 1  Jumlah UMKM Kota Tasikmalaya
Tabel 1. 2  Sebaran Pengusaha Bordir
Tabel 1. 3  Jumlah Pengusaha Bordir Berdasarkan Klasifikasi Usaha
+6

Referensi

Dokumen terkait

Borges (2008) mengatakan nilai rendahnya DIC dan TA pada musim hujan di ekosistem mangrove terkait dengan salinitas, yaitu pada musim kemarau tingginya temperatur

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar