Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
(Pada Perusahaan Food And Baverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009–2013)
1fakhrizal Fazri Setiadi,2 Edi Sukarmanto,3nurhayati
1,2,3
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak : Dalam menentukan jual beli saham dari aktivitas investasi di pasar modal, perubahan harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan. Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan untuk uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t dengan SPSS 20.0 sebagai alat pengolah data. Objek penelitian ini adalah perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013.
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan. Teknik penentuan sampling adalah purposive sampling dengan kriteria perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menyajikan laporan keuangan selama periode tahun 2009-2013. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 11 perusahaan. Dari hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 47,802 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham sementara Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi perusahaan untuk dapat mengoptimalkan kinerjanya sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik agar dapat meningkatkan harga saham yang berguna untuk menarik investor.
Kata Kunci: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Harga Saham
A. Pendahuluan
Aktivitas permodalan banyak dilakukan oleh perusahaan untuk mengelola dan menjalankan kegiatan bisnisnya. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal yaitu melalui kegiatan jual beli saham. Dalam menentukan jual beli saham dari aktivitas investasi di pasar modal, perubahan harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan. Sehingga, investor membutuhkan berbagai jenis informasi yang berguna untuk menilai kinerja perusahaan yang diperlukan dan digunakan dalam pengembalian keputusan investasi.
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Return On Equity (ROE) menurut Irham Fahmi (2012:98) diperoleh dari rasio antara laba bersih dengan total modal. Kenaikan rasio ini berarti menunjukan adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Sementara Return on Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2008:42). Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan.
Berikut dibawah ini merupakan gambaran mengenai keadaan ROA dan ROE pada Perusahaan Food and Baverage periode tahun 2009–2013.
Tabel 1.1
Rata-Rata Rasio Keuangan Profitabilitas Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia (2009 – 2013) dalam persen (%)
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
ROA 8,81 8,43 8,63 10,89 10,07 9,37
ROE 23,34 17,06 15,34 18,59 17,32 18,34
Angka-angka yang tertera dalam rasio keuangan pada tabel 1 menggambarkan kinerja perusahaan food and baverage dan kemampuan manajemennya dalam mengelola usaha tersebut. Dari angka tersebut juga dapat dijadikan dasar untuk memproyeksikan apa yang akan terjadi sehingga, dapat diindikasikan bahwa rata-rata harga saham perusahaan food and baverage akan ikut berfluktuasi.
Tabel 2
Harga Saham Perusahaan Food and Baverage di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013 dalam Rupiah (Rp)
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
7.016,364 13.237,73 12.747,73 26.910,45 39.433,64
Namun, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008, justru rata-rata harga saham perusahaan food and baverage terus meningkat. Pada saat itu hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Hal ini dikarenakan industri makanan dan minuman tidak bergantung pada bahan baku ekspor dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat yang cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempetahankan industri makanan dan minuman sehingga permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi dan perusahaan dapat berkembang pesat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan tingkat signifikansi tentang (1) bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham secara simultan, (2) bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham, (3) bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham.
B. Landasan Teori, Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Sinyal (Signalling Theory). Teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen (agen) menyampaikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan kepada pemilik. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pengguna laporan keuangan yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Menurut Jama’an (2008) teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusmya perusahaan memberikan sinyal kepada laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi yang dapat menggambarkan seluruh kegiatan manajemen dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memakmurkan pemilik (pemegang saham).
Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa teori sinyal dapat digunakan sebagai landasan teori mengapa investor tertarik dan melakukan investasi pada suatu perusahaan.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seorang investor melakukan investasi
diharapkan kerugian atas kegiatan investasi dapat diminimalkan sehingga keinginan investor untuk memperoleh keuntungan dimasa yang mendatang dapat terpenuhi.
Harga Saham
Harga saham di pasar modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran para investor suatu saham. Permintaan dan penawaran para investor yang membentuk harga saham dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Kesepakatan investor telah didasarkan pada analisis masing-masing investor. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Rusdin (2008:66) yaitu bahwa, harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan nawar menawar. Semakin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham tersebut, maka akan bergerak turun. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:13), harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi pendanaan (termasuk kebijakan deviden) dan pengelolaan aset.
Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity terhadap Harga Saham
Investor yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dalam bentuk saham mengharapkan hasil berupa keuntungan dari pembelian saham perusahaan tersebut.
Pemodal/investor dapat menggunakan profitabilitas perusahaan sebagai alat untuk mengukur modal yang ditanamkan di perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Lukman Syamsuddin (2009:90) bahwa, ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses atau tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan, untuk menghitung laba dapat menggunakan rasio profitabilitas. Hubungan harga saham dengan kinerja manajemen yang diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabitilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal untuk menanamkan modalnya (Harmono, 2009), hal tersebut akan menyebabkan harga saham meningkat. Untuk itu hipotesis dua (H1) pada penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham
ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2012:201). Return On Asset (ROA) perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi saham, karena ROA berperan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh laba. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan yang akan mengakibatkan pada meningkatnya harga saham. Return On Asset (ROA) yang tinggi tentunya akan memberikan isu positif kepada investor karena perusahaan mampu menghasilkan profit berdasarkan tingkat aset tertentu. Hal ini akan meningkatkan minat investor dan akan berdampak pada naiknya harga saham. (Dedy Trisno dan Fransiska Soejono, 2008). Untuk itu hipotesis dua (H2) pada penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham
Return On Equity (ROE) menurut (Kasmir, 2012:04) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri dan dapat mengukur tingkat pengembalian investasi pemegang saham. Tingkat pengembalian yang tinggi akan memungkinkan pendapatan yang diharapkan oleh investor akan naik pula, hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham (Martono dan Agus Harjito, 2007). Para pemegang saham pada
umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen biasanya memperhatikan ROE, semakin tinggi ROE suatu perusahaan berarti semakin besar return yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, begitu pula sebaliknya. Sehingga berdampak negatif terhadap harga saham di pasar (Iskandar Z. Alwi, 2003). Untuk itu hipotesis dua (H3) pada penelitian ini adalah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka konseptual hipotesis yang terdapat pada penelitian ini adalah:
H2
H1
H3
C. Metode Penelitian
Populasi, Sampel dan Metode Pengumpulan Data
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013. Dalam menentukan sampel yang dipilih digunakan metode pemilihan purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini karena tidak semua perusahaan food and baverage mempunyai kriteria yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Pada penelitian ini data yang dipakai adalah data-data sekunder yang berupa data-data laporan keuangan tahunan perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013. Sumber pengambilan data pada penelitian ini adalah dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI 2009-2013.
Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk memperjelas variabel penelitian, dilakukan operasional variabel sebagai berikut:
Operasional Variabel
No Variabel Konsep Indikator Skala
1 Return On Asset (X1)
ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
(Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers)
ROA=
x100%
(Kasmir. 2012.
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers)
Rasio
2 Return On Equity (X2)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas yang dimiliki. (Fahmi, Irham. 2012:98)
ROE=
x100%
(Fahmi, Irham.
2012:98)
Rasio
3 Harga Saham (Y)
Harga saham merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
Harga saham
penutupan (Closing Price)
Rasio Return On Asset
Harga Saham Return On Equity
oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa.(Jogiyanto, 2003:88)
(Laporan Keuangan Tahunan)
Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:146). Hasil dari suatu penelitian akan sangat bergantung pada kualitas data dan instrumen penelitian yang digunakan. Pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Asumsiklasik dengan melakukan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi
Model Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Regresi linier berganda.
Uji Regresi linier berganda adalah alat analisis ramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Model persamaan regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:
Pengajuan hipotesis pada penelitian dilakukan dengan menggunakan Uji F, Koefisien Determinasi (R2)dan Uji t
Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan dari variabel-variabel dependen yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan Uji F adalah sebagai berikut :
a. H0 diterima bila : Fhitung ≤ Ftabel (tidak signifikan) b. H0 ditolak bila : Fhitung > Ftabel (signifikan)
Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai (R2) menunjukan berapa besarnya pengaruh.
Uji t merupakan pengujian hubungan regresi secara parsial yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan uji t adalah:
1. H0 diterima jika, - t ½ α ≤ t ≤ t ½ α 2. H0 ditolak jika, - t < - t ½ atau t > t ½ α
D. Hasil Dan Pembahasan 1. Analisis Data
Untuk mendapatkan data yang diandalkan dalam merumuskan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa pengujian seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berdasarkan pengolhan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
UJI NORMALITAS
Keputusan Alasan
Model regresi yang digunakan memenuhi asumsi NORMALITAS
Sebaran titik-titik pada kurva, menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
UJI MULTIKOLINEARITAS
Keputusan Alasan
Tidak terjadi MULTIKOLINEARITAS Nilai tolerance kedua variabel independen > 0,10 dan nilai Y = α+b1X1+b2X2
VIFnya < 10.
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Keputusan Alasan
Tidak terjadi
HETEROSKEDASTISITAS
Pada grafik scatterplot titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak.
UJI AUTOKORELASI
Keputusan Alasan
Tidak terdapat AUTOKORELASI Nilai DW-stat berada pada daerah ragu-ragu, lalu dilakukan uji runtun (Run Test) sehingga dapat disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi.
Sumber: Data Perhitungan SPSS
2. Hasil Estimasi Analisis Regresi
Regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, hasil regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Correlations
B Std. Error Beta Zero-
order
Partial Part
1
(Constant) -48477.676 9762.002 -4.966 .000
X1 (ROA) 9782.043 1086.136 .951 9.006 .000 .769 .781 .745
X2 (ROE) -1269.424 458.939 -.292 -2.766 .008 .299 -.358 -.229 a. Dependent Variable: Y (Harga saham)
Sumber : Lampiran Output SPSS
Dari tabel diatas diketahui bahwa persamaan regresi berganda untuk data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = -48477,676 + 9782,043X1 - 1269,424X2
Persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Persamaan regresi yang diperoleh memiliki konstanta sebesar -48477.676. Hal ini berarti apabila variabel independen (ROA dan ROE) pada kondisi konstan (bernilai 0), Harga saham akan bernilai sebesar -48477.676.
b. Koefisien regresi ROA (X1) bertanda positif sebesar 9782.043. Ini berarti perubahan ROA berbanding lurus dengan Harga saham. Apabila ROA mengalami peningkatan sebesar 100% sedangkan ROE tidak mengalami perubahan (konstan), maka Harga saham akan meningkat sebesar 9782.04.
c. Koefisien regresi ROE (X2) bertanda negatif sebesar -1269,424. Ini berarti perubahan ROE berbanding terbalik dengan Harga saham. Apabila ROE mengalami peningkatan sebesar 100 persen sedangkan ROA tidak mengalami perubahan (konstan), maka Harga sahamakan turun sebesar 1269,424.
3. Pengujian Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 141874408856.514 2 70937204428.257 47.082 .000b Residual 78347819931.668 52 1506688844.840
Total 220222228788.182 54
a. Dependent Variable: Y (Harga saham)
b. Predictors: (Constant), X2 (Return On Equity (ROE)), X1 (Return On Asset (ROA))
Sumber : Lampiran Output SPSS
Hasil Uji F diperoleh Fhitung sebesar 47,082 > Ftabel (db1 = 2 dan db2 = 52; α = 5%) yaitu sebesar 3,175; sedangkan angka probabilitas sebesar 0,000<0,05; sehingga terdapat pada daerah H0 ditolak, artinya Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .803a .644 .631 38816.09003
a. Predictors: (Constant), X2 (Return On Equity (ROE)), X1 (Return On Asset (ROA))
b. Dependent Variable: Y (Harga saham)
Sumber : Lampiran Output SPSS
Diperoleh besarnya korelasi antara Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) dengan Harga saham sebesar 0,803. Korelasi yang diperoleh masuk dalam kategori sangat kuat. Dari tabel hasil uji regresi didapatkan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,644. Hal ini berarti bahwa Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki konstribusi sebesar 64,4% dalam mempengaruhi Harga saham sedangkan 35,6%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk melakukan pengujian hubungan regresi secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Rangkuman hasil perhitungan statistik uji pada pengujian hipotesis parsial dapat dilihat pada tabel berikut:
Uji Parsial (Uji t)
Variabel thitung Sig (p) ttabel Α Keputusan Keterangan
X1 (ROA) 9,006 0,000 2,007 5% H0 ditolak Signifikan
X2 (ROE) -2,766 0,008 2,007 5% H0 ditolak Signifikan
Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham
Pada tabel diatas menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dari ttabel (9,006 > 2,007) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05; berarti terletak pada daerah H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap Harga saham.
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Pada tabel diatas menunjukkan nilai thitung lebih kecil dari negatif ttabel (-2,766 < - 2,007) dan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05; berarti terletak pada daerah H0 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap Harga saham.
E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah peneliti lakukan pada bagian sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah:
1. Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Harga saham
2. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga saham 3. Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham
Saran
Dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa masukan yang perlu diperhatikan.
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengidentifikasi variabel-variabel independen lain yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
2. Bagi perusahaan diharapkan agar dapat mengoptimalkan kinerjanya sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik agar dapat meningkatkan harga saham perusahaan yang berguna untuk menarik investor.
Daftar Pustaka
Alwi, Iskandar Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Nasindo Internusa.
Dedy Trisno dan Fransiska Soejono. 2008. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Palembang.
Fahmi, Irham. 2012 Pengantar Pasar Modal. Hal. 98. Bandung: Alfabeta . Hanafi, Mamduh M. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.
Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE UGM.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonusa.
Raden Tinneke. 2007. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Faktor- faktor Fundamental Perusahaan Lainnya Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek
Rusdin. 2008. Pasar Modal Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
www.idx.com
www.bisniskeuangan.kompas.com