• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPOLOGI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SESUAI UU NOMOR 23 TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TIPOLOGI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SESUAI UU NOMOR 23 TAHUN 2014"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

c

TIPOLOGI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SESUAI UU NOMOR 23 TAHUN 2014

2016

BIRO ORTALA KEMENDAGRI

(2)

PENGANTAR

(3)

A N ATO M I U R U S A N P E M E R I N TA H A N

KONKUREN ABSOLUT

PILIHAN (8) WAJIB (24)

PELAYANAN DASAR (6)

NON PELAYANAN DASAR (18)

S P M

1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR

NEGERI 6. MONETER &

FISKAL

NSPK

PEMERINTAHAN UMUM

1. Pembinaan wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional.

2. Pembinaan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

3. Pembinaan kerukunan

antarsuku dan Intrasuku, umat bergama, ras dan gol lainnya 4. Penanganan Konflik Sosial.

5. Koordinasi Pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di Wilayah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

6. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila.

7. Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.

(4)

U R U S A N KO N K U R E N

1. kelautan dan perikanan;

2. pariwisata;

3. pertanian;

4. kehutanan;

5. energi dan sumber daya mineral;

6. perdagangan;

7. perindustrian;

dan

8. transmigrasi.

1. pendidikan;

2. kesehatan;

3. pekerjaan umum dan penataan ruang;

4. perumahan rakyat dan kawasan

permukiman;

5. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan 6. sosial.

1. tenaga kerja;

2. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

3. pangan;

4. pertanahan;

5. lingkungan hidup;

6. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

7. pemberdayaan masyarakat dan Desa;

8. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

9. perhubungan;

10.komunikasi dan informatika;

11.koperasi, usaha kecil, dan menengah;

12.penanaman modal;

13.kepemudaan dan olah raga;

14.statistik;

15.persandian;

16.kebudayaan;

17.perpustakaan; dan 18.kearsipan.

Non Yan Dasar Yan Dasar

PILIHAN WAJIB

(5)

Permasalahan Kelembagaan di Daerah

Pembagian Kewenangan yang belum jelas antar level

pemerintahan

Kecenderungan membengkaknya kelembagaan pemerintah daerah

Kecenderungan K/L mendesak pemerintah daerah untuk membentuk

kelembagaan

Peningkatan jumlah PNS

Belanja Pegawai selalu lebih tinggi dibandingkan jenis

belanja lainnya.

Kualitas Pelayanan Publik belum memenuhi harapan

masyarakat

Adanya mandat

pembentukan kelembagaan dalam UU sektoral

Proses penataan organisasi pemda

yang belum rasional-obyektif

Kinerja dan akuntabilitas penyelenggaraan pem-an daerah blm

sesuai harapan

(6)

JUMLAH PNS

(berdasarkan jabatan)

JENIS JAB TINGKATAN JABATAN PNS PST PNS DAERAH

TOTAL TOTAL (%) JPT JPT Utama & Madya

(es I)

629 34 663 0.01

JPT Pratama (es II) 3.031 13.194 16.225 0.32 JA Administrator (es III) 10.049 6.810 71.859 0.85 Pengawas (es IV) 30.850 194.782 225.632 5.10

Pelaksana (es V) 4.288 7.297 11.585 0.24

JF JF Tertentu 165.535 2.106.144 2.271.679 45.83

JF Lainnya 149.585 224.344 373.929 4.87

JF Umum 554.319 920.308 1.391.233 42.78

JUMLAH 925.275 3.591.861 4.517.136

(7)

-3,8% (Rp 80 T)

Belanja Pegawai Rp 707 Triliun (33,8%)

66,2%

Belanjan Pegawai (2015):

• Prov : 13 >20%

• Kab/Kota : 244>50%

(8)

JENIS PERANGKAT

DAERAH

(9)

Azas Pembentukan PD

urusan pem. yg menjadi

kewenangan daerah efesiensi

efektifitas pembagian habis tugas

rentang kendali tata kerja yg jelas

fleksibilitas

(10)

Perangkat Daerah Menurut UU 23 tahun 2014

Supporting staf (Setda, Set DPRD)

Operating Core (Dinas Yg Melaksanakan Urusan Pemerintahan)

Techno Structure (Badan Yg Memeberikan Dukungan Teknis Kpd Seluruh SKPD)

Tecno Structure (unit yg secara eksplisit sudah disebutkan nomenklaturnya, spt

Inspektorat daerah, Satpol Pp)

(11)

Jenis Perangkat Daerah Provinsi

Semua perangkat yg melaksanakan urusan pemerintahan daerah disebut dinas

Semua perangkat daerah yang memberikan

dukungan teknis kepada seluruh perangkat daerah disebut badan, kecuali yang disebut khusus

Selain dinas dan badan dibentuk sekretariat

daerah, sekretariat DPRD, Inspektorat Daerah dan

Satpol Pp

(12)

Jenis Perangkat Daerah Kab/Kota

Semua perangkat yg melaksanakan urusan pemerintahan daerah disebut dinas

Semua perangkat daerah yang memberikan

dukungan teknis kepada seluruh perangkat daerah disebut badan.

Selain dinas dan badan dibentuk sekretariat

daerah, sekretariat DPRD, dan Inspektorat Daerah.

Perangkat kewilayahan disebut kecamatan

(13)

PP 41 / 2007

•Psl. 120 s.d Psl. 128:

Perangkat Daerah Provinsi:

a. Sekretariat Daerah;

b. Sekretariat DPRD;

c. Dinas Daerah;

d. Lembaga Teknis Daerah;

Perangkat Daerah Kab/Kota:

a. Sekretariat Daerah;

b. Sekretariat DPRD;

c. Dinas Daerah;

d. Lembaga Teknis Daerah;

e. Kecamatan;

f. Kelurahan.

PP ?

UU 32/2004 UU 23/2014

JENIS PERANGKAT DAERAH

•Psl. 209:

Perangkat Daerah Provinsi:

a. sekretariat daerah;

b. sekretariat DPRD;

c. inspektorat;

d. dinas; dan e. badan.

Perangkat Daerah Kab/Kota:

a. sekretariat daerah;

b. sekretariat DPRD;

c. inspektorat;

d. dinas;

e. badan; dan f. Kecamatan.

(14)

TIPOLOGI PERANGKAT

DAERAH

(15)

Tipologi

Perangkat Daerah

Tipologi merupakan besaran organisasi perangkat daerah untuk menentukan tipe perangkat daerah berdasarkan hasil pemetaan urusan pemerintahan dengan variabel:

• Umum dg bobot 20 %;

• Teknis dg bobot 80 %.

Kreteria variabel umum berdasarkan karakteristik daerah, terdiri dari indikator:

• Jumlah penduduk;

• Luas wilayah;

• Jumlah anggaran.

Kreteria teknis ditetapkan berdasarkan beban tugas utama pd setiap urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan daerah prov dan

kab/kota serta fungsi penunjang urusan pemerintahan.

(16)

Tipologi Perangkat Daerah

Apabila nilai variabel lebih dari 800,

dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang BESAR

apabila nilai variabel lebih 600 s.d. 800, dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang SEDANG

apabila nilai variabel

kurang dari 600,

dibentuk untuk

mewadahi Urusan

Pemerintahan yang

menjadi kewenangan

Daerah dengan beban

kerja yang KECIL

(17)

Kreteria Perangkat Daerah

Setda, Set DPRD, Inspektorat serta fungsi penunjang urper bidang

perencanaan dan keuangan tipe A apabila hasil

perhitungan variabel lebih 800

Setda, Set DPRD,

Inspektorat serta fungs penunjang urper bidang perencanaan dan

keuangan tipe B apabila hasil perhitungan

variabel lebih 600 s.d.

800

Setda, Set DPRD,

Inspektorat serta fungsi penunjang urper bidang perencanaan dan

keuangan tipe C apabila hasil perhitungan

variabel kurang atau

sama dg 600

(18)

Tipologi Dinas dan Badan

Dinas dan badan tipe A apabila hasil

perhitungan variabel lebih 800

Dinas dan badan tipe B apabila

hasil perhitungan variabel lebih 600 s.d. 800

Dinas dan badan

tipe C apabila nilai

variabel lebih dari

400 s.d 600

(19)

Tipologi Kecamatan

Kecamatan tipe A apabila hasil perhitungan variabel lebih 600

Kecamatan tipe B apabila hasil

perhitungan

variabel kurang

atau sama 600

(20)

Nilai Variabel

< 400

kurang dari 400 untuk urusan

selain urusan pemerintahan wajib yg

berkaitan dg

pelayanan dasar, berlaku

ketentuan:

menjadi bidang apabila nilai

variabel 300 sd 400;

Menjadi sub bidang apabila nilai variabel

kurag atau sama

dg 300

(21)

Penurunan dan Penggabungan Perangkat Daerah

Perangkat daerah tipologi A dan B dapat

diturunkan satu tingkat lebih rendah apabila terdapat keterbatasan kemampuan anggaran dan aparatur.

Dg pertimbangan efesiensi, dinas dan badan tipe C dg hasil nilai 400 s.d 500 dapat:

• digabungkan dg dinas dan badan tipe C menjadi satu dinas atau badan tipe B, atau

• digabung dg dinas atau badan tipe B menjadi dinas atau badan tipe A, atau

• digabung dg dinas atau badan tipe A menjadi dinas atau badan tipe A dg 5 bidang

• Penggabungan dalam satu rumpun

(22)

Besaran Organisasi

Provinsi ?

(23)

Sekretariat Daerah Provinsi

Paling banyak 3 asisten, setiap

asisten paling banyak 3 biro, setiap biro paling banyak 3

bagian, setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 3

asisten, setiap asisten paling banyak 2 biro, setiap biro paling banyak 3 bagian, setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 2

asisten, setiap asisten

paling banyak 2 biro,

setiap biro paling

banyak 3 bagian,

setiap bagian paling

banyak 3 sub bagian

(24)

Sekretariat DPRD Prov

Paling banyak 4 bagian,

setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 3 bagian, setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 2

bagian, setiap

bagian paling

banyak 3 sub

bagian

(25)

Inspektorat Provinsi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyk 4 irban, sekretariat terdiri 3 sub

bagian

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyk 3 irban, sekretariat terdiri 2 sub bagian

Terdiri atas 1 sub

bagian, dan paling

banyk 2 irban

(26)

Dinas Provinsi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 4 bidang, sekretariat terdiri 3 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 seksi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 3 bidang, sekretariat terdiri 2 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 seksi

Terdiri atas 1 sub TUt, dan paling banyak 2

bidang, setiap bid terdiri paling banyak 3 seksi

(27)

UPT Dinas Daerah Provinsi

Terdiri atas 1 subbag TU, dan

dapat paling banyak 2 seksi serta

klp jabfung

Terdiri atas 1 subbag TU, dan klp

jabfung

Ketentuan di atas tdk berlaku untuk UPT yg berbentuk satuan pendidikan

dan rumah sakit

(28)

Badan Provinsi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 4 bidang, sekretariat terdiri 3 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 seksi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 3 bidang, sekretariat terdiri 2 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 subbidang

Terdiri atas 1 sub TUt, dan paling banyak 2 bidang, setiap bid terdiri paling banyak 3

subbidang

(29)

UPT Badan Daerah Provinsi

Terdiri atas 1 subbag TU, dan paling banyak 2

seksi serta klp jabfung

Terdiri atas 1 subbag TU, dan klp

jabfung

(30)

Besaran Organisasi

Kabupaten/Kota ?

(31)

Sekretariat Daerah Kab/Kota

Paling banyak 3 asisten, setiap asisten paling banyak 4 bagian, setiap bagian

paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 3 asisten, setiap asisten paling banyak 3 bagian, setiap bagian

paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 2 asisten, setiap asisten paling banyak 3 bagian, setiap bagian

paling banyak 3

sub bagian

(32)

Sekretariat DPRD Kab/Kota

Paling banyak 4 bagian,

setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 3 bagian, setiap bagian paling banyak 3 sub bagian

Paling banyak 2

bagian, setiap

bagian paling

banyak 3 sub

bagian

(33)

Inspektorat Kab/Kota

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyk 4 irban, sekretariat terdiri 3 sub

bagian

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyk 3 irban, sekretariat terdiri 2 sub bagian

Terdiri atas 1 sub

bagian, dan paling

banyk 2 irban

(34)

Dinas Kab/Kota

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 4 bidang, sekretariat terdiri 3 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 seksi

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 3 bidang, sekretariat terdiri 2 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 seksi

Terdiri atas 1 sub TUt, dan paling banyak 2

bidang, setiap bid terdiri paling banyak 3 seksi

(35)

UPT Dinas Daerah Kab/Kota

Terdiri atas 1 subbag TU, dan

danklp jabfung

Terdiri atas

pelaksana, dan klp jabfung

Ketentuan di atas tdk berlaku untuk UPT yg berbentuk satuan pendidikan,

puskemas dan

rumah sakit

(36)

Badan Kab/Kota

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 4 bidang, sekretariat terdiri 3 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 subbidang

Terdiri atas 1 sekretariat, dan paling banyak 3 bidang, sekretariat terdiri 2 subbag, setiap bid

terdiri paling banyak 3 subbidang

Terdiri atas 1 sub TUt, dan paling banyak 2 bidang, setiap bid terdiri paling banyak 3

subbidang

(37)

UPT Badan Daerah Kab/Kota

Terdiri atas 1 subbag TU, dan klp

jabfung

Terdiri pelaksana

dan klp jabfung

(38)

Kecamatan/Kelurahan

Terdiri atas 1 sekretariat dan paling banyak 5 seksi, sekretariat

paling banyak terdiri 2 subbagian

Terdiri atas 1 subbag TU dan paling banyak 4

seksi

Kelurahan terdiri atas 1 sekretariat dan paling banyak 3

seksi

(39)

Jabatan Perangkat

Daerah?

(40)

Jabatan Perangkat Prov

JBT MADYA JBT PRATAMA ADMINISTRATOR Sekda Provinsi

(Ia)

 Sek DPRD,

Inspektur, Asisten, Kadis, Kaban, Staf Ahli (II/a)

 Karo (II/b)

Sekretaris Inspektorat tipe A dan B, Irban, Sek Din dan Badan tipe A dan B, Kapala Pengubung Prov, Kabag, Kabid (III/a)

Kacab Din Prov tipe A, Kepala UPT tipe A (III/a)

Kasubag, kasi, Kacabdin kelas A, Ka UPT Badan kelas B (IV/a) Kasub pd Cabdin kelas B dan Kasubbag UPT dinas dan badan kelas B serta kasub pd satuan penddikan prov (IV/b)

(41)

Jabatan Perangkat Kab/Kota

JBT PRATAMA JBT PRATAMA ADMINISTRATOR Sekda

Kab/Kota (II/a)

Sek DPRD, Inspektur, Asisten, Kadis, Kaban, Staf Ahli (II/b)

Sekretaris Inspektorat tipe A dan B, Irban, Sek Din dan Badan tipe A dan B, Kabag, dan camat (administrator/III/a)

Kabid pd dinas dan badan, serta

sekretaris Kecamatan (administratorIII/b) Lurah, kasubag pd setda, set DPRD,

inspektorat, dinas dan badan, kasi pd dinas dan badan, ka UPT dinas dan

badan, kasubag TU pd kecamatan tipe B, sera kasi pd kecamatan (pengawas/IV/a) Kasubag pd UPT dinas dan badan, kasub pd kecamatan dan kasi pd kelurahan (pengawas/IV/b)

(42)

Strategi Pembentukan

Perangkat Daerah

(43)

 Pola organisasi dibentuk dengan Peraturan Daerah

 Kedudukan dan besaran organisasi dibentuk dengan peraturan kepala daerah

 Nomenklatur Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan

Pemerintahan dibuat dengan memperhatikan

pedoman dari kementerian/ lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi Urusan

Pemerintahan tersebut

 Penataannya harus didahului dengan pemetaan urusan pemerintahan

43

STRATEGI PEMBENTUKAN

PERANGKAT DAERAH

(44)

44

Dasar Pemetaan Urusan Pemerintahan (1) (Pasal 24 UU 23/2014)

 Kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian bersama Pemda K/L melakukan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yg tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar & Urusan Pemerintahan Pilihan yg diprioritaskan oleh setiap Daerah provinsi & Daerah kabupaten/kota.

 Hasil pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yg tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar & Urusan Pemerintahan Pilihan ditetapkan dgn peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari Menteri.

 Pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yg tidak berkaitan dgn Pelayanan Dasar dilakukan untuk menentukan intensitas Urusan Pemerintahan Wajib yg tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar berdasarkan jumlah penduduk, besarnya APBD, & luas wilayah.

 Pemetaan Urusan Pemerintahan Pilihan dilakukan untuk menentukan Daerah

yg mempunyai Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi

penyerapan tenaga kerja, & pemanfaatan lahan.

(45)

1. Untuk mengukur intensitas

pelaksanaan urusan pemerintahan.

2. Untuk mengetahui potensi sektoral di daerah

3. Sebagai instrumen menentukan

besaran organisasi perangkat daerah.

45

KENAPA PEMETAAN URUSAN

PEMERINTAHAN Perlu dilakukan ?

(46)

46

Nomenklatur PD dan unit kerja pada PD

memperhatikan pedoman dari

kementerian/lembaga pemerintah

nonkementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan tersebut.

nomenklatur

Nomenklatur

(Pasal 211 ayat (2) UU 23/2014)

(47)

Variabel Umum dan

Teknis

(48)

Variabel Umum

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BOBOT (%)

SKOR

1 Jumlah Penduduk

a. < 2.000.000 200

10

20

b. 2.000.001 – 4.000.000 400 40

c. 4.000.001 – 6.000.000 600 60

d. 6.000.001 – 8.000.000 800 80

e. >8.000.001 1000 100

2 Luas Wilayah

a. < 600 200

5

10

b. 601 – 1.200 400 20

c. 1.201 – 1.800 600 30

d. 1.801 – 2.400 800 40

e. > 2.401 1000 50

(49)

Variabel Umum

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BOBOT (%)

SKOR

3 Jumlah APBD

a. < 2.000.000.000.000 200

5

10 b. 2.000.000.000.001 – 4.000.000.000.000 400 20 c. 4.000.000.000.001 – 6.000.000.000.000 600 30 d. 6.000.000.000.001 – 8.000.000.000.000 800 40

e. >8.000.000.000.001 1000 50

(50)

Variabel Teknis Ur Pem

Bid Perhubungan Prov. Kepulauan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA

NILAI

BBT (%)

SKOR 1 Jumlah Persetujuan Dokumen Hasil Analisa Dampak Lalu

Lintas Untuk Jalan Provinsi

a. < 10 200

3

6

b. 11 - 20 400 12

c. 21 - 30 600 18

d. 31 - 40 800 24

e. >40 1000 30

2 Jumlah trayek pd kawasan perkotaan/pedesaan yang melampaui batas satu kab/kota dlm satu provinsi

a. < 20 200

2

4

b. 21 - 40 400 8

c. 41 - 60 600 12

d. 61 - 80 800 16

e. > 80 1000 20

(51)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR

3 Panjang Jalan Provinsi

a. < 172.000 200

5

6

b. 172.001 – 340.000 400 12

c. 340.001 – 510.000 600 18

d. 510.001 – 680.000 800 24

e. > 680.001 1000 30

4 Jumlah terminal tipe B

a. < 2 200

3

6

b. 3 - 4 400 12

c. 5 - 6 600 18

d. 7 - 8 800 24

e. > 8 1000 30

(52)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 5 Jumlah rata2 pertahun dokumen hasil audit dan

inspeksi keselamatan jalan pada jalan provinsi

a. < 170 200

3

6

b. 171 – 340. 400 12

c. 341 - 510 600 18

d. 511 - 710 800 24

e. > 710 1000 30

6 Jumlah unit angkutan umum orang/barang antarkota dalam provinsi

a. < 800 200

6

10

b. 801 – 1.600 400 20

c. 1.601 – 2.400 600 30

d. 2.401 – 3.200 800 40

e. > 3.200 1000 50

(53)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA

NILAI

BBT (%)

SKOR 7 Jumlah badan usaha angkutan laut, dan angkutan

penyeberangan, angkutan sungai dan danau yang beroperasi pd lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 350 200

10

20

b. 351 - 700 400 40

c. 701 – 1.000 600 60

d. 1.001 – 1.350 800 80

e. > 1.351 1000 100

8 Jumlah armada ngkutan laut, dan angkutan sungai dan danau yg beroperasi pd lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 15 200

15

30

b. 16 - 30 400 60

c. 31 - 45 600 90

d. 46 - 60 800 130

e. > 60 1000 150

(54)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 9 Jumlah trayek angkutan laut, angkutan penyeberangan,

angkutan sungau dan danau pd lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 3 200

12

24

b. 4 - 6 400 48

c. 7 - 10 600 72

d. 11 - 15 800 96

e. > 15 1000 120

10 Jumlah usaha jasa terkait bongkar muat barang, jasa pengurusan trans, angkutn pelabhuan, penyewaan alat angktn laut, atau jasa terkait angkutan laut, tally mandiri dan depo peti kemas

a. < 35 200

2

4

b. 36 - 70 400 8

c. 71 - 110 600 12

d. 111 - 150 800 16

e. > 150 1000 20

(55)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 11 Jumlah pelabuhan sungai dan danau yg melayani trayek

lintas daerah kab/kota dalam satu prov baik yg dikelola pem maupun swasta

a. < 2 200

10

20

b. 3 - 4 400 40

c. 5 - 6 600 60

d. 7 - 10 800 80

e. > 10 1000 100

12 Jumlah pelabuhan pengumpan regional baik ygdikelola pemerintah maupun swasta

a. < 2 200

5

10

b. 3 - 4 400 20

c. 5 – 6 600 30

d. 7 - 10 800 40

e. > 10 1000 50

(56)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR

13 Jumlah rambu jalan pada jalan provinsi

a. < 1.700 200

5

10

b. 1.701 – 3.400 400 20

c. 3. 401 – 5.100 600 30

d. 5.101 – 7.100 800 40

e. > 7.100 1000 50

(57)

Variabel Teknis Ur Pem

Bid Perhubungan Selain Prov. Kepulauan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA

NILAI

BBT (%)

SKOR 1 Jumlah Persetujuan Dokumen Hasil Analisa Dampak Lalu

Lintas Untuk Jalan Provinsi

a. < 10 200

3

6

b. 11 - 20 400 12

c. 21 - 30 600 18

d. 31 - 40 800 24

e. >40 1.000 30

2 Jumlah trayek pd kawasan perkotaan/pedesaan yang melampaui batas satu kab/kota dlm satu provinsi

a. < 20 200

2

6

b. 21 - 40 400 12

c. 41 - 60 600 18

d. 61 - 80 800 24

e. > 80 1.000 30

(58)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR

3 Panjang Jalan Provinsi

a. < 172.000 200

20

40

b. 172.001 – 340.000 400 80

c. 340.001 – 510.000 600 120

d. 510.001 – 680.000 800 160

e. > 680.000 1.000 200

4 Jumlah terminal tipe B

a. < 6 200

5

10

b. 7 - 12 400 20

c. 13 - 18 600 30

d. 19 - 24 800 40

e. > 24 1.000 50

(59)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 5 Jumlah rata2 pertahun dokumen hasil audit dan

inspeksi keselamatan jalan pada jalan provinsi

a. < 170 200

4

8

b. 171 – 340. 400 16

c. 341 - 510 600 24

d. 511 - 710 800 32

e. > 710 1.000 40

6 Jumlah unit angkutan umum orang/barang antarkota dalam provinsi

a. < 800 200

15

30

b. 801 – 1.600 400 60

c. 1.601 – 2.400 600 90

d. 2.401 – 3.200 800 120

e. > 3.200 1.000 150

(60)

Variabel Teknis Ur Pem Bid Perhubungan

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA

NILAI

BBT (%)

SKOR 7 Jumlah badan usaha angkutan laut, dan angkutan

penyeberangan, angkutan sungai dan danau yang beroperasi pd lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 350 200

2

4

b. 351 - 700 400 8

c. 701 – 1.000 600 12

d. 1.000 – 1.350 800 16

e. > 1.350 1.000 20

8 Jumlah armada angkutan laut, dan angkutan penyeberangan, angkutan sungai dan danau yg beroperasi pd lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 15 200

2

4

b. 16 - 30 400 8

c. 31 - 45 600 12

d. 46 - 60 800 16

e. > 60 1.000 20

(61)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 9 Jumlah trayek angkutan laut, angkutan penyeberangan,

angkutan sungai dan danau pada lintas kab/kota dalam satu prov

a. < 3 200

2

4

b. 4 - 6 400 8

c. 7 - 10 600 12

d. 11 - 15 800 16

e. > 15 1.000 20

10 Jumlah usaha jasa terkait bongkar muat barang, jasa pengurusan trans, angkutan pelabuhan, penyewaan alat angkutan laut, atau peralatan jasa terkait dengan

angkutan laut, tally mandiri dan depo peti kemas

a. < 35 200

2

4

b. 36 - 70 400 8

c. 71 - 110 600 12

d. 111 - 150 800 16

e. > 150 1.000 20

(62)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR 11 Jumlah pelabuhan sungai dan danau yg melayani trayek

lintas daerah kab/kota dalam satu daerah prov baik yg dikelola pemerintah maupun swasta

a. < 2 200

2

4

b. 3 - 4 400 8

c. 5 - 6 600 12

d. 7 - 10 800 16

e. > 10 1.000 20

12 Jumlah pelabuhan pengumpan regional baik yg dikelola pemerintah maupun swasta

a. < 2 200

5

10

b. 3 - 4 400 20

c. 5 – 6 600 30

d. 7 - 10 800 40

e. > 10 1.000 50

(63)

NO INDIKATOR & KELAS VARIABEL SKALA NILAI

BBT (%)

SKOR

13 Jumlah rambu jalan pada jalan provinsi

a. < 1.700 200

15

30

b. 1.701 – 3.400 400 60

c. 3. 401 – 5.101 600 90

d. 5.101 – 7.100 800 120

e. > 7.100 1000 150

(64)

Bidang Perhubungan

Kab/Kota

(65)

NO INDIKATOR& KELAS INTERVAL SKALA NILAI

BOBOT

(%) SKOR

1 2 3 4 5

1 Jumlah rata-rata pertahun Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan kabupaten/kota dalam lima tahun terakhir

a. ≤ 5 200

5

2

b. 6 – 10 400 4

c. 11 – 15 600 6

d. 16 – 20 800 8

e. >20 1.000 10

2 Panjang jalan kabupaten/kota

10

a. ≤ 460 200 20

b. 461 – 920 400 40

c. 921 – 1300 600 60

d. 1301 – 1800 800 80

e. >1800 1.000 100

3 Jumlah terminal C

a. ≤ 3 200

5

10

b. 4 – 6 400 20

c. 7 – 9 600 30

d. 10 – 12 800 40

e. >12 1.000 50

4 Jumlah lokasi perparkiran baik yang dikelola pemda maupun pihak swasta (Unit)

4

a. ≤ 30 200 8

b. 31 – 60 400 16

c. 61 – 90 600 24

d. 91 – 120 800 32

e. > 120 1.000 40

5 Jumlah kenderaan bermotor di kabupaten/kota yang wajib uji berkala

200 400 600 800 1.000

10

20 40 60 80 100 a. ≤ 2.000

b. 2.001 – 4.000 c. 4.001 – 6.000 d. 6.001 – 8.000 e. > 8.000

SELAIN KABUPATEN/KOTA BERCIRI KEPULAUAN O. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN

KABUPATEN/KOTA BERCIRI KEPULAUAN

(66)

6 Jumlah unit angkutan umum dalam kabupaten/kota (unit)

a. ≤ 300 200 20

a. 301 – 600 400 40

a. 601 – 900 600 10 60

a. 901 – 1.200 800 80

a. > 1.200 1.000 100

7 Jumlah trayek angkutan umum dalam satu Daerah kabupaten/kota

a. ≤ 15 200 10

a. 16 – 30 400 20

a. 31 – 45 600 5 30

a. 46 – 60 800 40

a. > 60 1.000 50

8 Jumlah armada angkutan laut, pelayaran rakyat, angkutan penyeberangan, dan angkutan sungai dan danau yang berdomisili dalam kabupaten/kota yang beroperasi pada pelabuhan lintas dalam kabupaten/kota

a. ≤ 250 200 4

a. 251 – 500 400 8

a. 501 – 750 600 2 12

a. 751 – 1.000 800 16

a. > 1.000 1.000 20

9 Jumlah usaha jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan kapal

a. ≤ 4 200 4

a. 5 – 8 400 8

a. 9 – 12 600 2 12

a. 13 – 15 800 16

a. > 15 1.000 20

10 Jumlah badan usaha angkutan laut, pelayaran rakyat dan angkutan penyeberangan, angkutan sungai dan danau yang berdomisili dalam kabupaten/kota

200 400 600 800 1.000

2 4 6 8 10 a. ≤ 2

a. 3 – 4

a. 5 – 8 1

a. 9 – 12 a. > 12

(67)

11 Jumlah trayek angkutan laut, angkutan penyeberangan, angkutan sungai dan angkutan danau pada lintas pelayaran dalam satu kabupaten/kota

a. ≤ 8 200 2 4

b. 9 – 16 400 8

c. 17 – 24 600 12

d. 25 –32 800 16

e. > 32 1.000 20

12 Jumlah pelabuhan pengumpan lokal dan pelabuhan sungai dan danau yang dimiliki Pemda kabupaten/kota atau pihak swasta

2

a. ≤ 7 200 4

b. 8 – 15 400 8

c. 16 – 24 600 12

d. 25 – 32 800 16

e. > 32 1.000 20

13 Panjang alur pelayaran angkutan sungai, penyeberangan dan laut dalam satu kabupaten/kota (mil laut)

2

a. ≤ 40 200 4

b. 41 – 80 400 8

c. 81 – 120 600 12

d. 121 – 160 800 16

e. > 160 1.000 20

14 Jumlah rambu jalan (unit)

15

a. ≤ 560 200 30

b. 561 – 1.200 400 60

c. 1.201 – 1.700 600 90

d. 1.701 – 2.200 800 120

e. > 2.200 1.000 150

15 Panjang trotoar jalan dalam kabupaten/kota (m)

5

a. ≤4.800 200 10

b. 4.801 – 9.700 400 20

c. 9701 – 14.500 600 30

d. 14.501 – 19.500 800 40

e. > 19.500 1.000 50

(68)

NO INDIKATOR& KELAS INTERVAL SKALA NILAI

BOBOT

(%) SKOR

1 2 3 4 5

1 Jumlah rata-rata pertahun Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan kabupaten/kota dalam lima tahun terakhir

a. ≤ 5 200

5

2

b. 6 – 10 400 4

c. 11 – 15 600 6

d. 16 – 20 800 8

e. >20 1.000 10

2 Panjang jalan kabupaten/kota

10

a. ≤ 460 200 20

b. 461 – 920 400 40

c. 921 – 1300 600 60

d. 1301 – 1800 800 80

e. >1800 1.000 100

3 Jumlah terminal C

a. ≤ 3 200

5

10

b. 4 – 6 400 20

c. 7 – 9 600 30

d. 10 – 12 800 40

e. >12 1.000 50

4 Jumlah lokasi perparkiran baik yang dikelola pemda maupun pihak swasta (Unit)

4

a. ≤ 30 200 8

b. 31 – 60 400 16

c. 61 – 90 600 24

d. 91 – 120 800 32

e. > 120 1.000 40

5 Jumlah kenderaan bermotor di kabupaten/kota yang wajib uji berkala

200 400 600 800 1.000

10

20 40 60 80 100 a. ≤ 2.000

b. 2.001 – 4.000 c. 4.001 – 6.000 d. 6.001 – 8.000 e. > 8.000

SELAIN KABUPATEN/KOTA BERCIRI KEPULAUAN SELAIN KABUPATEN/KOTA BERCIRI KEPULAUAN

(69)

6 Jumlah unit angkutan umum dalam kabupaten/kota (unit)

a. ≤ 300 200 20

a. 301 – 600 400 40

a. 601 – 900 600 10 60

a. 901 – 1.200 800 80

a. > 1.200 1.000 100

7 Jumlah trayek angkutan umum dalam satu Daerah kabupaten/kota

a. ≤ 15 200 10

a. 16 – 30 400 20

a. 31 – 45 600 5 30

a. 46 – 60 800 40

a. > 60 1.000 50

8 Jumlah armada angkutan laut, pelayaran rakyat, angkutan penyeberangan, dan angkutan sungai dan danau yang berdomisili dalam kabupaten/kota yang beroperasi pada pelabuhan lintas dalam kabupaten/kota

a. ≤ 250 200 4

a. 251 – 500 400 8

a. 501 – 750 600 2 12

a. 751 – 1.000 800 16

a. > 1.000 1.000 20

9 Jumlah usaha jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan kapal

a. ≤ 4 200 4

a. 5 – 8 400 8

a. 9 – 12 600 2 12

a. 13 – 15 800 16

a. > 15 1.000 20

10 Jumlah badan usaha angkutan laut, pelayaran rakyat dan angkutan penyeberangan, angkutan sungai dan danau yang berdomisili dalam

kabupaten/kota 200

400 600 800 1.000

2 4 6 8 10 a. ≤ 2

a. 3 – 4

a. 5 – 8 1

a. 9 – 12 a. > 12

(70)

11 Jumlah trayek angkutan laut, angkutan penyeberangan, angkutan sungai dan angkutan danau pada lintas pelayaran dalam satu kabupaten/kota

2

a. ≤ 8 200 4

b. 9 – 16 400 8

c. 17 – 24 600 12

d. 25 –32 800 16

e. > 32 1.000 20

12 Jumlah pelabuhan pengumpan lokal dan pelabuhan sungai dan danau yang dimiliki Pemda kabupaten/kota atau pihak swasta

2

a. ≤ 7 200 4

b. 8 – 15 400 8

c. 16 – 24 600 12

d. 25 – 32 800 16

e. > 32 1.000 20

13 Panjang alur pelayaran angkutan sungai, penyeberangan dan laut dalam satu kabupaten/kota (mil laut)

2

a. ≤ 40 200 4

b. 41 – 80 400 8

c. 81 – 120 600 12

d. 121 – 160 800 16

e. > 160 1.000 20

14 Jumlah rambu jalan (unit)

15

a. ≤ 560 200 30

b. 561 – 1.200 400 60

c. 1.201 – 1.700 600 90

d. 1.701 – 2.200 800 120

e. > 2.200 1.000 150

15 Panjang trotoar jalan dalam kabupaten/kota (m)

5

a. ≤4.800 200 10

b. 4.801 – 9.700 400 20

c. 9701 – 14.500 600 30

d. 14.501 – 19.500 800 40

e. > 19.500 1.000 50

(71)

L E M B A G A T E R T E N T U

Dalam hal ketentuanperaturan perundang-undangan

memerintahkan pembentukan lembaga tertentu di Daerah, lembaga tersebut dijadikan bagian dari perangkat daerah yg ada setelah dikonsultasikan kpd Menteri dan Menteri yg menyelenggarakan urusan bidang pendayagunaan aparatur

negara (Pasal 231 UU 23/2014)

(72)

72

Contoh Hasil Pemetaan Urusan

Perindustrian Di Provinsi

(73)

73

Contoh Hasil Pemetaan Urusan

Perindustrian Di Provinsi

(74)

74

CONTOH HASIL PEMETAAN URUSAN

PERHUBUNGAN DARAT DI PROVINSI

(75)

75

CONTOH HASIL PEMETAAN URUSAN

PERHUBUNGAN DARAT DI PROVINSI

(76)

76

CONTOH HASIL PEMETAAN URUSAN

PERHUBUNGAN KEPULAUAN DI PROVINSI

(77)

APA HASIL YANG DIHARAPKAN DARI

PENATAAN OPD

(78)

78

Mewujudkan organisasi Pemerintah yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing)

Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal

maupun

eksternal pada organisasi

pemda

Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi

Menyempurna kan

diferensiasi organisasi pemda agar lebih tepat dan sesuai

ketentuan yang berlaku.

Mewujudkan efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan tugas dan

fungsi masing- masing SKPD

Hasil Yang Diharapkan Dari Penataan Organisasi Pemda

Dalam Menghadapi Mea

(79)

TERIMA KASIH Atas Perhatiannya

Semoga Bermanfaat

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul : PENGARUH EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Pada Hari ini SELASA tanggal DUA PULUH SEMBILAN bulan JUNI Tahun DUA RIBU SEPULUH, Kami yang bertandatangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang sesuai dengan

Anda bisa mendapatkan informasi dan bantuan tentang produk dan layanan Dell dengan menggunakan sumber daya bantuan mandiri ini:.

Tujuan strategis Kemendiknas tahun 2010--2014 dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh Bauran Pemasaran yaitu Produk, Harga, Tempat, dan Promosi terhadap volume penjualan sepeda motor pada PT.. Sarana Niaga

Saat ini, PT BIK sedang melakukan pengembangan produk baru dengan platform dasar sistem bike-sharing dimana dilakukan pengembangan mekanisme sistem bike-sharing,

R 13 Kajian Semula Pengurusan – Hari Kedua UKD Spot Check Bersepadu Pelajar (Unit Disiplin) Siri 1/2016 JHEP Perjumpaan Pelajar Asrama Bersama Pengarah ,Pegawai. Disiplin

Nisbah pembiayan mudharabah (bagi hasil) antara Perusahaan Pegadaian dengan KUMKN adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen)