• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA PEMAIN UMUR 12-13 TAHUN DI KLUB PSD KABUPATEN DEMAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA PEMAIN UMUR 12-13 TAHUN DI KLUB PSD KABUPATEN DEMAK."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PERMAINAN

SEPAK BOLA PADA PEMAIN UMUR 12-13 TAHUN DI KLUB

PSD KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh : Ari Widianto 6101404532

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

SARI

Ari Widianto. 2009. Survei Keterampilan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Pemain Umur 12-13 Tahun di Klub PSD Kabupaten Demak. Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun 2009 Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. Pembimbing II Rumini, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci : Keterampilan, teknik dasar bermain sepak bola, dan sepak bola. Sepak bola adalah cabang olahraga permainan beregu yang membutuhkan kerjasama tim yang baik, oleh karena itu setiap pemain harus menguasai semua bagian-bagian dan macam teknik dasar serta keterampilan bermain sepak bola. Tanpa menguasai dasar-dasar teknik dan keterampilan bermain sepak bola dengan baik, untuk selanjutnya pemain tidak dapat melakukan pola-pola permainan atau pengembangan taktik modern dan tidak akan dapat membaca permainan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di Klub PSD Kabupaten Demak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di Klub PSD kabupaten Demak .

Populasi penelitian ini adalah peserta yang mengikuti latihan sepak bola di PSD kabupaten Demak Tahun 2009 yang berjumlah 55 peserta. Dalam penelitian ini menggunakan Total sampling sehingga sampel yang digunakan adalah seluruh peserta yang mengikuti latihan sepak bola di PSD Kabupaten Demak yang berjumlah 55 peserta.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap peserta yang mengikuti latihan sepak bola di PSD kabupaten Demak melalui 5 macam item tes diperoleh hasil bahwa keterampilan teknik dasar bermain sepak bola pada peserta yang mengikuti latihan sepak bola di PSD kabupaten Demak tergolong sedang terbukti dari 30,91% memiliki keterampilan dasar bermain sepak bola dalam kategori baik, 60,00% dalam kategori sedang dan sisanya 9,09% dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di klub PSD Kabupaten Demak berada dalam kategori sedang.

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan siding Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 24 Agustus 2009

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. M. Nasution, M. Kes Drs. Hermawan Pamot R, M. Pd

NIP. 131876219 NIP. 196510201991031002

Ketua Penguji

Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd NIP. 196204251986011001 Anggota Penguji 1

Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd NIP. 196109031988031002 Anggota Penguji 2

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

¾ ”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) (QS. Al-Insyirah 6-7)

¾ Seorang pejuang rela berkorban demi tanah airnya, sedangkan orang tua berkorban demi membela anaknya (Penulis)

¾ Hidup itu indah jika manusia dapat menikmatinya (Penulis)

PERSEMBAHAN

¾ Bapak (Wahyudi) dan ibu (Ery

Tyastuti) yang selalu mendoakanku serta membimbingku

¾ Dosen-dosen ku yang telah

membimbingku dan mendidikku

¾ Kedua adikku (Budi Erviyanti dan Citra Nur Fitriani) ,S’ Nox (Nur Oktafiya) yang selalu mendoakanku

¾ Seluruh keluarga besarku yang selalu memberi dorongan dalam studi

¾ Teman-teman seperjuanganku

PJKR_04 yang mendukungku di UNNES

(5)

v

KATA PENGANTAR

Bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Survei Keterampilan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Pemain Umur 12-13 Tahun di Klub PSD Kabupaten Demak”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rosul Muhammad SAW.

Maksud dari penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah skripsi pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

Mengingat semua kegiatan dari penulis tidak luput dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd. Selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi

(6)

vi

5. Bapak Mustofa sebagai Wakil Ketua PSD Kabupaten Demak, beserta pengurusnya yang telah memberikan fasilitas dalam melaksanakan penelitian ini.

6. Peserta latihan sepak bola PSD Kabupaten Demak yang telah sudi menjadi sampel dalam penelitian.

7. Staf Laboratorium PJKR Universitas Negeri Semarang.

8. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Saran dan kritik dari pembaca sangat diperlukan demi menambah wawasan penulis. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2009

(7)

vii

2.2 Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola ... 9

(8)

viii

2.4.2 Unsur-Unsur Pendukung Gerakan Terampil ... 32

2.5 Karakteristik Gerak Anak Usia 12-13 Tahun... 33

2.5.1 Ukuran Tubuh Usia 12-13 Tahun ... 33

2.5.2 Bentuk Tubuh Usia 12-13 Tahun…… ... 33

2.5.3 Perkembangan Sikap dan Perilaku…… ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ... 35

3.1.1 Penentuan Populasi ... 35

3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 38

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola... 40

2 Keterampilan Tendangan kaki bagian dalam ... 42

3 Keterampilan Tendangan kura-kura bagian dalam ... 43

4 Keterampilan menggiring... 44

5 Keterampilan Menyundul Bola ... 45

6 Keterampilan Melempar Bola ... 46

7 Hasil Penelitian Menyundul Bola ... 52

8 Hasil Penelitian Menggiring Bola ... 54

9 Hasil Penelitian Melempar Bola ... 56

10 Hasil Penelitian Menendang Dengan Kaki Bagian Dalam ... 58

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Menendang bola dengan kaki bagian dalam ... 12

2 Menendang dengan punggung kaki ... 13

3 Menendang dengan punggung kaki bagian dalam ... 14

4 Menendang dengan punggung kaki bagian luar ... 15

5 Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam ... 17

6 Menghentikan bola dengan kaki bagian luar ... 18

7 Menghentikan bola dengan punggung kaki ... 19

8 Menggiring bola dengan kaki bagian dalam ... 20

9 Menggiring bola dengan kaki bagian luar ... 21

10 Menggiring bola dengan punggung kaki ... 21

11 Menyundul bola ... 23

12 Melempar bola ... 24

13 Grafik Keterampilan dasar bermain sepak bola ... 40

14 Grafik keterampilan tendangan kaki bagian dalam... 41

15 Grafik keterampilan tendangan kura-kura bagian dalam ... 42

16 Grafik keterampilan menggiring bola ... 43

17 Grafik keterampilan menyundul bola ... 44

18 Grafik keterampilan melempar bola ... 45

(11)

xi

20 Diagram lapangan tes menendang bola dengan kura-kura bagian

dalam ... 68

21 Diagram lapangan tes menyundul bola ... 70

22 Diagram lapangan tes menggiring bola ... 72

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Penelitian Tes Menyundul Bola ... 53

2 Hasil Penelitian Tes Menggiring Bola ... 55

3 Hasil Penelitian Tes Melempar Bola ... 57

4 Hasil Penelitian Tes Menendang Kaki Bagian Dalam ... 59

5 Hasil Penelitian Tes Menendang Kura-kura Bagian Dalam ... 61 6 Hasil Penelitian Tes Keterampilan Dasar Sepak Bola ... 63-65 7-11 Instrumen Penelitian ... 66-75 12 Pengajuan Judul Skripsi

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Kenyataan ini dapat dilihat, bahwa perkembangan permainan sepak bola mengalami kemajuan yang begitu pesat, hal ini terbukti dengan banyaknya klub-klub sepak bola baik di desa, di kota maupun instansi pemerintah dan swasta. Banyaknya klub-klub sepak bola di masyarakat mengakibatkan persaingan di kalangan klub lebih tinggi, maka setiap klub jelas dituntut untuk berusaha meningkatkan prestasi yang semaksimal mungkin.

(14)

memotivasi pemain untuk senantiasa berlatih dengan baik dan penuh semangat. Suasana latihan yang kondusif akan berdampak positif bagi perkembangan pemain yang pada akhirnya mampu menciptakan pencapaian prestasi yang maksimal.

Di kabupaten Demak hampir keseluruhan desa memiliki perkumpulan sepak bola. Perkembangan ini mendorong klub-klub sepak bola yang ada berlomba-lomba untuk meningkatkan prestasi. Untuk dapat menciptakan prestasi yang baik sebuah klub sepak bola harus memiliki pemain-pemain yang mampu menguasai berbagai macam teknik dasar permainan sepak bola, sehingga pelatih dapat menerapkan berbagai strategi dalam setiap pertandingan, untuk membantu klub memenangkan pertandingan.

(15)

Bondem Sepak Bola (Persatuan Sepak Bola Setingkat Kabupaten Demak) dengan Persatuan Sepak bola Demak (PERSIDEM), dan pada tahun tersebut juga Bondem ini didaftarkan ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mendapat pengesahan.

Setelah menjalani tes uji coba sebagai persatuan diakuinya sebuah Bondem sepak bola oleh PSSI, pada tahun 1962 saat kongkres PSSI ke 31 di Solo Bondem PERSIDEM ditetapkan dan dikukuhkan sebagai sebuah Persatuan Sepak Bola oleh kongkres PSSI. Karena nama PERSIDEM ternyata dirasa kurang tepat maka Bondem disesuaikan dengan nama Persatuan Sepak Bola Demak dengan singkatan (PSD).

Dirintis mulai tahun 2000 setelah terjadi pergantian kepengurusan periode tahun 2001 hingga 2006 di bawah Drs. Muhamad Ridwan, kesebelasan PSD mengikuti turnamen atau kejuaraan yang diselenggarakan oleh kepanitiaan. Adapun rincian kegiatan atau kejuaraan sebagai berikut:

1) Juara I Turnamen Sepak Bola dan Dim Cap Kota Semarang tahun 2003. 2) Juara I Turnamen Sepak Bola dan Dim Cap Kota Semarang tahun 2004. 3) Juara I Turnamen Sepak Bola dan Dim Cap Kota Semarang tahun 2005. 4) Juara II Kompetisi Divisi II.B. PSSI Pengda Jateng tahun 2005.

5) Juara III Kompetisi Yunior PSSI Pengda Jateng 2008.

6) Kompetisis Divisi III PSSI Pengda Jateng, lolos mengikuti putaran Kompetisi Nasional Zona Jawa di Tasikmalaya tahun 2008.

(16)

Desa Kauman Bintoro Demak mampu bersaing mengikuti kompetisi yang ada dan mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan. Di Demak banyak sekali bermunculan sepak bola, hal tersebut sangat menggembirakan karena dari klub-klub tersebut diharapkan dapat ditemukan bibit-bibit pemain yang dapat mengharumkan nama bangsa. Sungguh suatu hal yang patut disesalkan, apabila meningkatnya jumlah klub-klub yang ada baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Karena pada dasarnya sepak bola merupakan sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia permainan sepak bola yang baik adalah melakukan hal-hal sederhana sebaik-baiknya.

Berdasarkan beberapa alasan diatas penulis tertarik mengambil judul “Survey Keterampilan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Umur 12-13 Tahun Di Klub PSD Kabupaten Demak”.

Adapun alasan peneliti memilih judul penelitian di atas, adalah sebagai berikut :

1. PSD Demak dalam melakukan beberapa pertandingan terakhir prestasi dan kualitas permainannya mulai menurun.

2. Penurunan prestasi ini disebabkan karena keterampilan gerak pemain yang mengalami penurunan secara kualitas sehingga mempengaruhi hasil permainan.

(17)

1.2 Permasalahan

Dasar atau pondasi yang penting dan harus dimiliki pemain sepak bola yaitu teknik gerak dasar sepak bola yang baik. Sehingga teknik dasar mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain pada Klub Sepak Bola Demak . Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

“Bagaimana Keterampilan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Pemain Umur 12-13 Tahun Di Klub PSD Kabupaten Demak ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di Klub PSD Kabupaten Demak.

1.4 Penegasan Istilah

Untuk mengerti dan memahami apa yang terkandung dalam suatu penulisan peneliti, maka terlebih dahulu harus mengerti dengan pasti dari judul penelitian tersebut. Sehingga tidak akan timbul salah penafsiran tentang judul penelitian, maka dari itu perlu peneliti tegaskan istilah-istilah dalam judul skripsi ini.

1.4.1 Teknik Dasar Sepak Bola

(18)

misalnya menggunakan dinding papan atau tembok untuk memantulkan bola, atau dengan bola gantung (Sukatamsi, 1984: 83).

1.4.2 Sepak Bola

Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain. Masing-masing regu berusaha memasukkan bola sebayak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan dengan peraturan-peraturan permainan yang sudah ditetapkan.

(A. Sumpaet, Zulfar Djazet,dkk, 1992:5).

1.4.3 Keterampilan Sepakbola

Keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya menurut Depdikbud (2005:23) adalah mampu melakukan suatu (pekerjaan, aktivitas) secara baik. Yang dimaksud keterampilan sepakbola adalah melakukan sepakbola dengan mampu melakukan gerakan-gerakan dasar dalam sepakbola.

1.4.4 Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak adalah gerakan berorientasi yang diwakili oleh koordinasi respons terhadap tanda-tanda tertentu (Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra,2000:43).

Keterampilan gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik tertentu (Menurut Soedarminto,1992:77).

(19)

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama kuliah di program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Imu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

2) Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran di bidang ilmu keolahragaan terutama mengenai olahraga sepak bola.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi pemain sepak bola

Dapat membantu meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman dalam hal kompetisi sepak bola serta dapat meningkatkan motifasi untuk meningkatkan prestasi.

2) Manfaat bagi pelatih

Memberikan masukan kepada guru-guru olahraga, pembinaan maupun pelatih sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memperoleh prestasi yang lebih baik.

3) Manfaat bagi peneliti

(20)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Singkat Permainan Sepak Bola

Pada tahun 112-247 sebelum masehi permainan sepak bola sudah dimainkan di Tiongkok dengan nama Tsu-chiu. Kemudian pada abad ke-11 di Inggris mengenal permainan sepak bola tersebut dari usus lembu.

Pada abad 14 Jepang mengenal permainan sepak bola dengan nama Kemari, dimainkan oleh delapan orang untuk masing-masing regu dan pada tahun 1530 Italia mengenal permaianan sepak bola dengan nama Giugo de calico.

Pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepak bola dengan nama Federation Internationale de Football Association ( FIFA ) atas inisiatif Gueron

dari Perancis dan baru beranggotakan tujuh anggota. Pertandingan-pertandingan permainan sepak bola yang diselenggarakan FIFA adalah pertandingan permainan sepak bola Olympiade dan pertandingan permainan sepak bola piala dunia.

Kejuaraan dunia baru diselenggarakan pada tahun 1930 di Montevideo (Uruguai), atas inisiatif A Jules Rimet. Karena jasa-jasa Jules Rimet, maka mulai tahun 1946 piala dunia itu disebut Jules Rimet Cup dan diadakan tiap 4 (empat) tahun sekali.

(21)

Usaha untuk mendirikan organisasi permainan sepakbola baru terwujud pada tanggal 19 April 1930 yang terdiri dari tujuh anggota perkumpulan yaitu: PERSIJA, PERSIB, PSIM, PERSIS, PPSM, MVB, PERSEBAYA.

Dari ketujuh perkumpulan itu kemudian mendirikan PSSI, nama itu sampai sekarang tetap dipakai dan pengurus PSSI pertama diketahui oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Pada tahun 1930-1941 kompetisi PSSI diadakan tiap 1 tahun sekali. Pada zaman Jepang dan perang kemerdekaan tahun 1942-1950 tidak ada kompetisi PSSI berjalan kembali dan mulai tahun 1966 diadakan kejuaraan remaja taruna, piala itu diambil untuk menghargai jasa-jasa Ir. Soeratin dalam membina dan mengembangkan PSSI.

2.2 Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola

Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepak bola (Sukatamsi, 1984: 33). Menurut Sukatamsi (1984: 34) teknik dasar bermain sepak bola meliputi: (a) menendang bola, (b) menghentikan bola, (c) menyundul bola, (d) menggiring bola.

Pemain harus dibekali dengan teknik dasar bermain sepak bola agar menghasilkan permainan yang baik. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribling), meyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in) dan menjaga gawang (goal keeping) ( Sucipto, 2000: 17 ).

(22)

2.2.1 Teknik Dasar Tanpa Bola

Teknik dasar tanpa bola meliputi: (a) Lari, (b) melompat, (c) gerak tipu tanpa bola, (d) gerakan khusus penjaga gawang (Sukatamsi, 1984 : 34).

2.2.2 Teknik Dengan Bola

Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola yang meliputi (1) Menendang bola, (2) Menghentikan bola, (3) Menggiring bola, (4) Menyundul bola, (5) Melempar bola, (6) Gerak tipu dengan bola, (7) Merampas atau merebut bola, (8) Teknik-teknik khusus penjaga gawang

(Sukatamsi, 1984: 34).

2.2.2.1 Menendang Bola ( kicking )

Menendang bola adalah teknik dasar bermain sepak bola yang paling digunakan dalam permainan sepak bola. Memiliki passing yang akurat adalah harga mati bagi seorang pemain sepak bola. Mengingat passing begitu sering dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya dengan memperbaiki kemampuan passing para pemainnya (Sceunemann T, 2005 : 33).

(23)

Seorang pemain perlu menguasai prinsip-prinsip teknik menendang bola, guna menunjang hasil tendangan yang baik. Menurut Remmy Muchtar (1992 : 30), prinsip-prinsip menendang bola yang baik terdiri dari:

2.2.2.1.1 Pandangan Mata

Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan. Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata ke arah sasaran ke mana bola akan ditendang, kemudian pandangan jalannya arah bola.

2.2.2.1.2 Kaki Tumpu

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada saat persiapan akan menendang bola. Kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu terhadap bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan.

2.2.2.1.3 Kaki yang Menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang digunakan untuk menendang bola. Pergelangan kaki pada saat akan menendang bola dikuatkan atau ditegangkan. Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke depan sehingga bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang mengenai bagian bola yang ditendang, kemudian dilanjutkan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak untuk mencari posisi.

(24)

Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola yang di sebelah mana yang ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan tinggi rendahnya lambungan bola.

2.2.2.1.5 Sikap badan

Sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat di samping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat di atas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang.

Menurut Remmy Muctar (1992 : 29) ada empat cara dalam menendang bola yaitu :

1. Dengan kaki bagian dalam (Insede-foot)

Berikut ini adalah Ilustrasi serta cara pelaksanaan tendangan dengan kaki bagian dalam :

Gambar 1

(25)

Pelaksanaan :

a. Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan.

b. Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah keluar. c. Posisi badan berada diatas bola (menutup).

d. Tangan membentang kesamping untuk menjaga keseimbangan tubuh.

e. Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.

f. Mata melihat pada bola.

2. Dengan punggung kaki (Instep-foot)

Berikut ini adalah ilustrasi serta cara pelaksanaan tendangan dengan punggung kaki (Instep-foot) :

Gambar 2

Tendangan punggung kaki (Instep-foot) Remmy Muchtar (1992 : 31) Pelaksanaan :

(26)

b. Kaki tendang diayun dari belakang. Saat perkenaan kaki dengan bola, ujung sepatu mengarah ketanah, dan harus ditegangkan. Bagian kaki yang mengenai bola adalah punggung kaki, atau bagian dimana terdapat tali sepatu.

c. Gerakan kaki tendang terutama datang dari persendian lutut. Lutut dari kaki tendang pada saat perkenaan, berada diatas bola.

d. Setelah tendangan, kaki tendang masih terus mengikuti gerakan (follow-trough).

3. Dengan punggung kaki bagian dalam (Insede-instep)

Berikut ini adalah ilustrasi serta cara pelaksanaan tendangan punggung kaki bagian dalam (Insede-instep) :

Gambar 3

Tendangan dengan punggung kaki bagian dalam (Insede-instep) Remmy Muchtar (1992 : 31)

Pelaksanaan :

a. Kaki tumpu diletakkan disamping belakang bola.

b. Kaki tendang diayun dari belakang, tenaga datang mulai dari paha.

(27)

d. Tangan direntangkan untuk keseimbangan. e. Pandangan mata pada bola.

f. Follow-trough dari kaki tendang.

4. Dengan punggung kaki bagian luar (outside-instep)

Berikut ini adalah ilustrasi serta cara pelaksanaan tendangan dengan punggung kaki bagian luar (outside-instep) :

Gambar 4

Tendangan dengan punggung kaki bagian luar (outside-instep) Remmy Muchtar (1992 : 32)

Pelaksanaan :

a. Kaki tumpu sejajar dengan bola atau sedikit dibelakangnya.

b. Kaki tendang diayun dari belakang, dan pada saat menyentuh bola ujung sepatu (ujung kaki) diputar arah kedalam.

c. Gerakan kaki tendang terutama dari sendi lutut. d. Tangan direntang.

e. Mata tertuju pada bola.

(28)

Selain keempat cara tersebut kita harus mengetahui letak kaki tumpu terhadap sentuhan bola yaitu terletak disamping bola kurang lebih 10-15 cm dari bola, dengan sikap badan sedikit condong kedepan, kedua lengan terbuka kesamping badan untuk menjaga keseimbangan badan, serta pandangan mata melihat pada bola dan kearah sasaran.

Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa menendang bola merupakan teknik dasar permainan sepak bola yang harus dikuasai setiap pemain sepak bola. Pemain sepak bola yang baik harus menguasai teknik menendang bola dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan. Tujuan menendang bola di sini adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal) dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping). Dalam melakukan teknik dasar ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu menggunakan kaki dalam, kaki luar dan punggung kaki.

2.2.2.2 Menghentikan Bola (Controling)

(29)

Menghentikan bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola. Menghentikan bola dapat dilakukan dengan seluruh bagian badan dari kaki sampai dahi (kepala), kecuali dengan lengan dan tangan. Dalam menghentikan bola atau menerima bola pada dasarnya adalah dengan cara mengurangi kekuatan atau kecepatan bola hingga bola berhenti untuk kemudian dikuasai (Sukatamsi, 1984: 124).

Dalam teknik ini ada 3 macam jalan bola yaitu : a Bola menyusur tanah (ground-ball)

Dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan telapak kaki.

Gambar 5

Bola Menyusur Ketanah dengan Kaki Bagian Dalam (Remmy Muchtar 1992 : 33)

Pelaksanaan :

1. Lari meyongsong datangnya bola, pandangan mata kearah bola, berhenti. 2. Kaki tekuk terarah pada bola, lutut kaki tumpu ditekuk sedikit.

3. Kaki penerima menerima bola tepat pada kaki bagian dalam.

4. Kaki penerima dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola. 5. Kaki penerima bersama bola berhenti, bola dikuasai.

(30)

Teknik menahan bola dengan bola pantul dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, telapak kaki dan perut.

Gambar 6

Bola Memantul Ketanah Dengan Kaki Bagian Luar (Remmy Muchtar 1992 : 34)

Pelaksanaan :

1. Mata mengawasi bola.

2. Badan condong sedikit kearah datangnya bola.

3. Berat badan pada kaki tumpu, kaki yang berada pada sebelah datangnya bola. 4. Lutut kaki tumpu bengkok sedikit dan mengarah kedatangannya bola.

5. Kaki penahan sedikit diangkat dari tanah, lutut bengkok, kaki bagian dalam menghadap ketanah. Bola ditahan antara kaki bagian dalam.

6. Kaki penahan digantung dengan lepas. 7. Tangan direntang menjaga keseimbangan. c Bola tinggi atau bola udara

(31)

Gambar 7

Bola Memantul Ketanah Dengan Punggung Kaki (Remmy Muchtar 1992 : 35)

Pelaksanaan :

1. Kaki tumpu kearah datangnya bola, lutut kaki tumpu sedikit ditekuk. 2. Kaki penerima digerakkan ke depan ke arah datangnya bola.

3. Kaki penerima, menerima bola tepat pada kaki bagian dalam, sedikit diangkat di atas tanah.

4. Kaki penerima dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola. 5. Bola dijatuhkan ke tanah, bola berhenti dan dikuasai.

Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa menahan bola merupakan usaha menghentikan bola atau mengambil bola untuk selanjutnya di kuasai sepenuhnya. Dengan demikian bola dapat di mainkan dalam usaha menyusun serangan, begitu juga dalam membangun serangan balik.

2.2.2.3 Menggiring Bola ( Dribbling )

Menggiring bola dapat diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus diatas tanah, menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. (Sukatamsi, 1984 : 159).

(32)

a Bola didalam penguasaan pemain, bola selalu dikaki, badan pemain terletak antara bola dan lawan serta bola tetap terkontrol.

b Didepan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan.

c Bola digiring dengan kaki bagian dalam atau luar dengan irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama kaki.

d Pandangan pada waktu menggiring bola tidak selalu kearah bola saja, akan tetapi harus memperhatikan dan mengamati gerakan lawan

e Badan condong kedepan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari biasa. Menurut Remmy Muchtar (1992 : 40) dribbling pada umumnya dibagi menjadi 3 cara yaitu :

a Dengan kaki bagian dalam

Gambar 8

Menggiring bola dengan kaki bagian dalam (Remmy Muchtar, 1992: 40) Pelaksanaan :

1. Mata melihat pada bola. 2. Kepala dan badan di atas bola.

3. Bola didorong dengan bagian dalam kaki, dan tetap dalam jarak penguasaan. 4. Bola didorong kedepan dalam garis lurus.

(33)

b Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Gambar 9

Menggiring bola dengan kaki bagian luar (Remmy Muchtar, 1992: 41) Pelaksanaan :

1. Mata melihat pada bola. 2. Kepala dan badan di atas bola.

3. Bola disentuh kedepan dalam garis lurus, dengan kaki bagian luar.

4. Kaki yang digunakan mendorong bola diputar kedalam, sehingga bagian kaki yang menyentuh bola adalah bagian kaki dekat kelingking.

5. Langkah dalam lari tidak boleh terhalang. 6. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain. 7. Posisi badan berada antara bola dan lawan. c Menggiring bola dengan punggung kaki

Gambar 10

(34)

Pelaksanaan :

1. Mata melihat pada bola. 2. Kepala dan badan diatas bola.

3. Bola disentuh kedepan dengan punggung kaki.

4. Ujung kaki yang menyentuh bola menghadap ketanah. 5. langkah-langkah dalam lari pendek-pendek.

6. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain. 7. Badan berada antara bola dan lawan.

Dari pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa menggiring bola (dribbling) merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola dengan cara menendang terputus-putus atau pelan yang bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan. Dalam melakukan teknik ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu menggunakan kaki dalam, kaki luar dan punggung kaki.

2.2.2.4 Menyundul Bola ( Heading )

Teknik menyundul bola merupakan teknik yang sering digunakan dalam pertandingan sepak bola didalam menciptakan peluang dimulut gawang lawan pada duel diudara baik secara langsung maupun tidak langsung akibat umpan lambung dari teman. (Wiel Coerver, 1985 : 161).

(35)

menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri, melompat dan sambil meloncat (Sucipto dkk, 2002 : 32).

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyundul bola yaitu: a. Mata mengawasi bola yang datang.

b. Badan condong sedikit kebelakang pada pinggang (untuk mendapatkan tenaga lecutan).

c. Kedua tangan direntang kesamping.

d. Pada saat kontak, bagian depan kening mengenai bagian tengah bola.

e. Bola disundul dengan lecutan yang tenaganya datang dari pinggang dan leher. f. Arah bola datang dapat diatur dengan gerakan leher.

Gambar 11 Menyundul bola (Remmy Muchtar 1992 : 45)

(36)

2.2.2.5 Lemparan ke dalam (Throw-in)

Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepak bola yang dimainkan dengan lengan dari luar lapangan permainan. Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan atau tanpa awalan, baik dengan posisi kaki sejajar maupun salah satu kaki ke depan (Sucipto dkk, 2002 : 36).

Lemparan bola ke dalam atau throw-in, sesuai dengan peraturan pasal 15 dari peraturan sepak bola, adalah cara untuk menilai kembali permainan setelah bola meninggalkan lapangan permainan melalui garis tepi lapangan (touch-line) dan dilakukan dengan kedua belah tangan melalui diatas kepala.

Menurut Remmy muchtar (1992 : 49) cara melakukan throw-in adalah :

a Bola dipegang dengan seluruh jari dan telapak tangan pada kedua sisi bola atau dibelakang bola.

b Lemparan dilakukan dari atas garis atau luar garis tepi lapangan permainan. c Saat melempar, kedua kaki harus tetap berpijak ke tanah.

d Bola harus dilempar kearah lapangan permainan dengan kedua tangan, melalui atas belakang kepala.

Gambar 12

(37)

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan, bahwa lemparan ke dalam (Throw-in) merupakan metode untuk memulai kembali setelah bola keluar dari garis samping. Bola di pegang dengan kedua tangan dan di lepaskan langsung di atas kepala, kedua kaki harus menyentuh permukaan lapangan saat bola di lepaskan, lemparan kedalam dapat dilakukan dengan atau tanpa awalan baik dengan posisi kaki sejajar maupun salah satu kaki kedepan.

2.2.2.6 Gerak Tipu dengan Bola

Gerak tipu dengan bola adalah gabungan gerak tipu badan dengan gerakan membawa bola (Sukatamsi, 1984 : 189). Gerak tipu dilaksanakan apabila seorang pemain sedang menguasai bola berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak sebenarnya, sehingga lawan-lawan mengira gerakan tersebut adalah gerakan yang sebenarnya (Sukatamsi, 1984 : 187).

a. Gerak tipu menarik bola dengan sol sepatu

Gerak tipu tersebut dilakukan dengan menggiring bola ke depan datang lawan dari sisi pemain,dengan sol sepatu kaki bola dihentikan bola segera ditarik kebelakang. Selanjutnya memperhatikan gerakan reaksi lawan, dengan segera memperhatikan reaksi lawan , dengan segera melakukan gerakan menggiring bola cepat ke depan, atau melakukan gerakan memutar badan seperempat putaran ke bagian samping kanan atau ke kiri membelakangi lawan, sesuai dengan posisi lawan, kemudian bola segera digiring menjauhi lawan (Sukatamsi, 1984: 189-190).

(38)

Gerak tipu tersebut dilakukan dengan menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam kaki kanan ke arah kiri. Dengan mendadak dengan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan bola dibawa ke arah kanan, bersamaan dengan gerakan kaki tumpu kaki kiri menolak ke arah kanan, badan condong ke arah kanan (Sukatamsi, 1984: 190-191).

Tujuan gerak tipu adalah untuk menipu lawan dengan gerakan-gerakan yang menggiurkan, sehingga pemain yang menguasai bola tersebut dapat melampaui lawan. Pada umumnya gerak tipu ini dilakukan dengan gerakan kaki, ayunan badan (swervig), atau berhenti dengan tiba-tiba (Remmy Muchtar, 1992 : 43-44).

2.2.2.7 Merampas atau Merebut Bola ( tackling )

Merampas bola (tackling) ialah teknik merampas bola dari lawan yang sedang menguasai bola (Sukatamsi, 1984 : 191).

(39)

Menurut Sukatamsi (1984: 191) merampas bola ialah teknik merampas bola dari lawan yang sedang menguasai bola. Teknik merampas bola terdiri dari : a. Merampas bola dengan memblok

Merampas bola dengan memblok (memblokir) adalah menahan atau menutup jalan lawan yang sedang menguasai bola.

b. Merampas bola mendorong bola dengan bahu

Merampas bola mendorong dengan bahu dilakukan dengan mendorong bahu lawan dengan menggunakan bahu sendiri sehingga lawan kehilangan keseimbangan dalam menguasai bola.

c. Merampas bola dengan meluncur (the sliding tackle)

Merampas bola dengan meluncur merupakan teknik merampas bola yang sering digunakan oleh pemain belakang untuk menggagalkan serangan pemain lawan. Langkah-langkah dalam merampas bola dengan meluncur :

1. Lari mendekati lawan, hingga memungkinkan untuk dapat meluncur ke arah bola.

2. Pada langkah terakhir kaki tumpu, lutut dibengkokan hingga titik berat badan menjadi lebih rendah, dekat dengan tanah.

3. Kaki yang lain untuk meluncur ke arah bola, dengan kaki bagian dalam atau denga sol sepatu bola dibuang atau didorong ke luar lapangan, badan direbahkan dengan dibantu tangan.

(40)

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan, bahwa merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

2.2.2.8 Tenik-teknik Khusus Penjaga Gawang

Ada beberapa teknik khusus penjaga gawang yaitu : sikap badan keadaan siaga, teknik menangkap bola bawah, menangkap bola atas, meninju bola, menepis bola, menerkam bola, melayang menangkap bola, melempar dan menendang bola (Sukatamsi, 1984 : 198-199).

Menurut Remmy Muchtar (1992 : 50-51), teknik penjaga gawang yaitu : menangkap bola yang bergulir ketanah, menangkap bola setinggi perut, menangkap bola setinggi dada, men-tip bola tinggi melalui atas gawang.

Klub-klub sepak bola profesional pada umumnya memiliki seorang khusus yang melatih penjaga gawang. Seorang penjaga gawang harus terlatih baik secara fisik maupun mental, seorang penjaga gawang yang cerdik dan aktif akan selalu waspada sepanjang permainan (Batty, 1986 : 74-87).

Dari pendapat penulis simpulkan, bahwa penjaga gawang merupakan palang pintu terakhir pertahanan maka perlu mendapat pelatihan yang intensif guna menjaga fisik dan mental, agar selalu siap menjaga daerahnya hingga pertandingan berakhir.

2.3 Teknik Permainan Sepak Bola

(41)

fisik, kemampuan teknik, stabilitas mental, dan kecerdasan pemain. Teknik diterapkan pada saat permainan sedang berlangsung. Berdasarkan penggunaannya, tenik dibedakan menjadi: teknik, individu, unit, dan tim.

2.3.1 Teknik Individu

Teknik individu diterapkan oleh individu atau pemain dalam menghadapi disituasi-situasi dalam permainan, seperti :

1. Mengambil inisiatif kapan bola harus ditendang, dikontrol, dilindungi, diumpan, digiring, dan dikeluarkan dari lapangan permainan.

2. Mengambil inisiatif kemana bola akan diumpan pada saat dilakukannya tendangan gawang, tendangan sudut, tendangan bebas langsung atau tidak langsung, dan lemparan ke dalam.

2.3.2 Teknik Unit

Teknik unit diterapkan oleh tiap-tiap unit permainan (belakang, tengah, dan depan) dalam menghadapi disituasi-situasi dalam permainan, seperti :

1. Mengambil inisiatif dalam mengambil tendangan penjuru. 2. Mengambil inisiatif untuk menjebak off side pada lawan.

3. Mengambil inisiatif untuk melakukan tipuan-tipuan pada waktu dilakukannya tendangan bebas langsung atau tidak langsung.

2.3.3 Teknik Beregu

Teknik beregu diterapkan oleh regu atau tim dalam menghadapi situasi-situasi dalam permainan, seperti :

(42)

2. Mengambil inisiatif untuk memancing lawan supaya naik atau tidak menarik mundur didaerah pertahanan.

2.4 Keterampilan Gerak

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas (2005: 1180). Menurut Yanuar Kiram (1992:11) keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk gerakan yang benar.

Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif. (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra, 2000:57). Sedangkan Gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu. (Soedarminto,1992:77). Menurut Phil. Yunuar Kiram (1992:1) menjelaskan bahwa gerak yaitu sesuatu yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati.

Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang penting didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Salah satu tujuan pemberian program pendidikan jasmani kepada pelajar adalah agar pelajar menjadi terampil dalam melakukan aktivitas fisik. Keterampilan gerak fisik yang diperoleh melalui pendidikan jasmani bukan saja berguna untuk menguasai cabang olahraga tertentu atau menjadi olahragawan berprestasi baik, tetapi juga berguna dalam melakukan tugas yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:243).

(43)

b Keterampilan adaptif terpadu. c Keterampilan adaptif kompleks.

Untuk menguasai gerakan keterampilan tersebut diperlukan proses belajar dan berlatih. Gerakan bisa dikuasai dengan baik apabila dipraktekan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih untuk kategori gerakan keterampilan seperti didepan tidak sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari, akan memerlukan waktu yang lebih lama.

2.4.1 Klasifikasi Keterampilan Gerak

Pengklasifikasian keterampilan gerak bisa dibuat berdasarkan beberapa sudut pandangan. Berikut ini disajikan beberapa klasifikasi, yaitu berturut-turut mengenai :

2.4.1.1 Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan

Keterampilan gerak dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaan. Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada yang melibatkan otot-otot halus.

2.4.1.2 Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan

Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan menjadi tiga ketegori yaitu keterampilan gerak diskret, keterampilan gerak serial, keterampilan gerak kontinu.

(44)

Didalam melakukan suatu gerak keterampilan, ada kalanya pelaku meghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. 2.4.2 Unsur – Unsur Pendukung Gerakan yang Terampil

Seseorang yang memiliki gerakan terampil adalah seseorang yang mampu melakukan gerakan secara efisien dan secara mekanis. Misalnya orang yang terampil bermain sepak bola, maka ia mampu antara lain menyepak, menggiring, atau menghentikan bola dengan gerakan yang benar dan melakukannya secara efisien. Melakukan secara efisien berarti menggunakan tenaga sekecil mungkin untuk menyelesaikan tugas gerak dengan sebaik-baiknya (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:256).

Adapun berbagai unsur-unsur kemampuan atau kondisi yang diperlukan untuk mendukung gerakan yang efisien adalah :

2.4.2.1 Unsur kemampuan fisik

Fisik merupakan sarana utama untuk melakukan gerakan. Agar gerakan yang dilakukan bisa efisien, kemampuan dan kondisi fisiknya harus baik. Mengenai kamampuan dan kondisi fisik sendiri ada berbagai macam yang diperlukan untuk mendukung gerakan. Macam-macam kemampuan itu yaitu kecepatan reaksi, kekuatan, katahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan ketajaman indera.

2.4.2.2 Unsur Kemampuan Mental

(45)

Seperti halnya unsur fisik dan mental, unsur emosional juga merupakan faktor penentu penampilan yang efisien. Yaitu pada kemampuan mengendalikan emosi dan perasaan, tidak ada gangguan emosional, merasa perlu dan ingin mempelajari atau melakukan gerakan dan memiliki sikap yang positif terhadap prestasi gerak.

2.5 Karakteristik gerak anak usia 12-13 tahun 2.5.1 Ukuran dan bentuk tubuh usia 12-13 tahun 2.5.1.1 Ukuran tubuh pada usia 12-13 tahun

Perubahan fisik utama pada masa ini adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan dan rata-rata perubahannya dari tahun ketahun mengalami peningkatan baik itu perempuan (setelah haid) maupun laki-laki perubahan fisik bertambahnya berat badan anak tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah besar, jadi meskipun anak usia 12-13 tahun dengan pesat bertambah berat, tetapi sering kelihatannya kurus dan kering ( Elizabeth B. Hurlock,1999 : 188).

2.5.1.2 Bentuk tubuh pada usia 12-13 tahun

(46)

2.5.2 Perkembangan sikap dan perilaku

(47)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian penggunaan metodologi penelitian adalah syarat mutlak, karena berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitiannya. Menurut Sutrisno hadi (1998 : 4), metodologi penelitian sebagai kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai karya ilmiah setinggi-tingginya.

Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan diarahkan pada tujuan penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal pertanggung jawaban metodologi penelitian yaitu :

3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian

Metode penentuan obyek penelitian ini meliputi cara penentuan populasi, sampel penelitian dan variabel penelitian

3.1.1 Penentuan Populasi

(48)

S. Margono ( 2005: 118 ), menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah pemain PSD umur 12-13 tahun yang berjumlah 55 peserta.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1997 : 109).

Menurut Sutrisno Hadi (1998 : 221) sampel adalah sebagian dari populasi. Sedangkan teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.

Dalam penelitian pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu semua populasi pemain PSD umur 12-13 tahun yang berjumlah 55 peserta. 3.1.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat diartikan sebagai obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997 : 99). Variabel yang diteliti harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tingkat keterampilan gerak dasar sepak bola pemain PSD umur 12-13 tahun. 3.2 Instrumen Penelitian

(49)

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 1997 : 126). Dalam hal ini alat yang digunakan yaitu bola, stopwacth, kerucut, tali, lapangan, meteran, peluit dan lain-lain. Sedangkan tes yang digunakan yaitu tes keterampilan sepak bola, Menurut Sukatamsi (1984: 234) Tes mengukur keterampilan teknik dasar bermain sepak bola, mencakup beberapa butir tes yaitu sebagai berikut :

1) Menendang bola dengan kaki bagian dalam.

2) Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. 3) menyundul bola.

4) Menggiring bola. 5) Melempar bola.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena berhubungan dengan data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang sesuai maka peneliti menggunakan metode survei dan teknik tes.

Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan mengenai kemampuan teknik dasar sepak bola dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar bermain sepak bola.

3.4 Metode Analisis Data

(50)

peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.

Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan statistik menggunakan analisis deskriptif presentase.

Adapun rumus yang digunakan:

DP =N n

x 100% Keterangan:

n = jumlah nilai faktor faktual

N = jumlah seluruh nilai jawaban ideal % = tingkat prosentase yang dicapai (M. Ali, 1993: 186).

3.5. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut: a. Menentukan nilai tertinggi

Skor maksimal yang diperoleh adalah 5 x 8 = 40 b. Menentukan angka persentase terendah

Skor maksimal yang diperoleh adalah 5 x 4 = 20 c. Rentang nilai : 40 – 20 = 20

d. Interval kelas persentase : 20 : 3 = 6,67

(51)

Tabel 3. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No Interval Kriteria

1 2 3

33,34 – 40,00 26,68 – 33,33 20,00 – 26,67

(52)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap tes keterampilan gerak dasar sepak bola di PSD Kabupaten Demak yang diperoleh dengan survey tes, dapat dihitung dengan analisis data statistik dibawah ini yaitu : 4.1.1 Analisis Deskriptif Presentase Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola Hasil analisis deskriptif persentase keterampilan gerak dasar sepak bola secara keseluruhan dengan menghitung total item yang telah diujikan mulai dari tes gerak menendang, menggiring bola, menyundul, sampai Throw- in dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Grafik Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola Interval kriteria frekuensi persentase Rata-rata 33,34 – 40,00 baik 17 30.91%

30,8 26,68 – 33,33 sedang 33 60.00%

20,00 – 26,67 kurang 5 9.09%

Jumlah 55 100.00%

(53)

0.00%

Gambar 13. Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola

4.1.2 Analisis Deskriptif Persentase Keterampilan Tiap Item Gerak Dasar Sepak Bola

Hasil analisis deskriptif keterampilan tiap item gerak dasar bermain sepak bola yang telah dilaksanakan oleh peserta latihan PSD Kabupaten Demak yaitu : 4.1.2.1 Tendangan Dengan Kaki Bagian Dalam

0.00%

Grafik Keterampilan Tendangan Kaki Bagian Dalam

(54)

untuk kategori sedang sebanyak 34 peserta, dan untuk kategori kurang sebanyak 5 peserta.

Tabel 4.2. Keterampilan Tendangan Kaki Bagian Dalam

Interval kriteria frekuensi persentase

≥ 8 baik 16 29.09%

6 – 7 sedang 34 61.82%

≤ 5 kurang 5 9.09%

Jumlah 55 100.00%

Terlihat dari tabel 4.2 terdapat 34 peserta (62%) mampu menendang bola dengan kaki bagian dalam sebanyak 6-7 kali dalam kategori sedang, selebihnya 16 peserta (29%) mampu menendang bola dengan kaki bagian dalam sebanyak

≥8 kali dalam kategori baik. Meskipun demikian masih perlu upaya meningkatkan

kemampuan ini sebab masih ada 5 peserta (9%) yang mampu menendang bola dengan kaki bagian dalam sebanyak ≤ 5 kali dalam kategori kurang.

4.1.2.2 Tendangan Dengan Kaki Kura-Kura Bagian Dalam

0.00%

(55)

Dari grafik diatas dapat diperoleh hasil, peserta yang dapat melakukan item tendangan dengan kura-kura bagian dalam dengan kategori baik sebanyak 8 peserta, dengan kategori sedang sebanyak 38 peserta, dan dengan kategori kurang sebanyak 9 peserta.

Tabel 4.3. Keterampilan Tendangan Kura Bagian Dalam

Interval kriteria frekuensi persentase

≥ 8 baik 8 14.55%

6 – 7 sedang 38 69.09%

≤ 5 kurang 9 16.36%

Jumlah 55 100.00%

Terlihat dari tabel 4.3 terdapat 38 peserta (69%) mampu menendang bola dengan kura-kura bagian dalam sebanyak 6-7 kali dalam kategori sedang, selebihnya 8 peserta (15%) mampu menendang bola dengan kura-kura bagian dalam sebanyak ≥8 kali dalam kategori baik. Meskipun demikian masih perlu upaya meningkatkan kemampuan ini sebab masih ada 9 peserta (16%) yang mampu menendang bola dengan kura-kura bagian dalam sebanyak ≤5 kali dalam kategori kurang.

4.1.2.3 Menggiring Bola

0.00%

(56)

Dari grafik diatas dapat diperoleh hasil, peserta yang dapat melakukan item tendangan dengan menggiring bola dengan kategori baik sebanyak 12 peserta, dengan kategori sedang sebanyak 34 peserta, dan dengan kategori kurang sebanyak 9 peserta.

Tabel 4.4. Keterampilan Menggiring Bola

Interval kriteria frekuensi persentase

<23 baik 12 21.82%

23 – 26 sedang 34 61.82% > 26 kurang 9 16.36%

Jumlah 55 100.00%

Terlihat dari tabel 4.4 terdapat 34 peserta (62%) mampu menggiring bola antara 23-26 detik dalam kategori sedang, selebihnya 12 peserta (22%) mampu menggiring bola <23 detik dalam kategori baik. Meskipun demikian masih perlu upaya meningkatkan kemampuan ini sebab masih ada 9 peserta (16%) yang mampu menggiring bola >26detik dalam kategori kurang.

4.1.2.4 Menyundul Bola

(57)

Dari grafik diatas dapat diperoleh hasil, peserta yang dapat melakukan item tendangan dengan menyundul bola dengan kategori baik sebanyak 14 peserta, dengan kategori sedang sebanyak 34 peserta, dan dengan kategori kurang sebanyak 7 peserta.

Tabel 4.5. Keterampilan Menyundul Bola

Interval kriteria frekuensi persentase

≥ 8 baik 14 25.45%

5 – 7 sedang 34 61.82%

≤ 5 kurang 7 12.73%

Jumlah 55 100.00%

Terlihat dari tabel 4.5, terdapat 14 peserta (25%) yang memiliki keterampilan heading dalam kategori baik karena mampu melakukan heading sebanyak 8 kali, selebihnya 34 peserta (62%) sudah memiliki kemampuan sedang karena mampu melakukan heading sebanyak 6 kali. Meskipun demikian masih perlu upaya meningkatkan kemampuan ini sebab masih ada 7 peserta (13%) yang masih dalam kategori kurang karena hanya mampu melakukan heading sebanyak 4 kali.

(58)

Dari grafik diatas dapat diperoleh hasil, peserta yang dapat melakukan item tendangan dengan melempar bola dengan kategori baik sebanyak 9 peserta, dengan kategori sedang sebanyak 39 peserta, dan dengan kategori kurang sebanyak 7 peserta.

Tabel 4.6. hasil deskriptif tes keterampilan melempar bola Interval kriteria frekuensi persentase

≥ 16 baik 9 16.36%

13 – 15 sedang 39 70.91%

≤ 12 kurang 7 12.73%

Jumlah 55 100.00%

Terlihat dari tabel 4.6 terdapat 39 peserta (71%) mampu melempar bola antara 13-15 meter dalam kategori sedang, selebihnya 9 peserta (16%) mampu melempar bola ≥16 meter dalam kategori baik. Meskipun demikian masih perlu upaya meningkatkan kemampuan ini sebab masih ada 7 peserta (13%) yang mampu melempar bola ≤12 meter dalam kategori kurang.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

(59)

bermain sepak bola dengan baik. Ada beberapa peserta yang kurang dalam penguasaan teknik dasar. Karena disebabkan kurangnya porsi latihan yang didapat dari beberapa peserta dan jarak antara rumah dengan tempat latihan yang terlalu jauh.

Penyebab lain adalah kurang terprogramnya pelatih dalam memberikan pelatihan. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi awal, tampak bahwa pelatih dalam pemberian latihan monoton dan tidak memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang meliputi penambahan beban, pengulangan meningkat dan memiliki target, sehingga peserta menjadi cepat bosan karena tidak adanya variasi-variasi latihan yang diberikan oleh pelatih. Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga berpengaruh dalam mendukung kegiatan latihan, seperti lapangan, bola, gawang dan sarana pendukung lainnya, disamping itu faktor lain yang menyebabkan kurangnya kemampuan peserta adalah minimnya pertandingan-pertandingan yang dilakukan sebagai tolak ukur dan pembanding dengan tim sepak bola lain.

(60)

Teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan pemberian latihan khusus, antara lain dengan latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam di depan tembok yang jaraknya 5 meter atau 10 meter. Cara lain yang dapat dilakukan dengan latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam dengan bola yang digantung dengan tali (Sukatamsi, 1984: 54-55).

Sedangkan untuk melatih menendang bola dengan kura-kura bagian dalam, caranya hampir sama dengan menendang bola dengan kaki bagian dalam tetapi hanya jarak nya saja yang berbeda, jarak nya 8 sampai 15 meter (Sukatamsi, 1987: 119).

Keterampilan peserta dalam menggiring bola tergolong sedang, tetapi masih terdapat peserta yang kurang menguasai teknik tersebut, hal ini diakui juga oleh pelatih. Untuk melatih teknik dasar menggiring bola dapat dilakukan dengan latihan menggiring bola melewati lintasan yang berbentuk angka delapan melalui dua buah tiang pancang dengan jarak masing-masing 8-10 meter (Sukatamsi, 1987: 166).

(61)

4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam penelitian ini telah diusahakan menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan pengambilan data, maka dibawah ini dikemukakan adanya variasi yang dikendalikan meliputi beberapa faktor tersebut adalah :

a). Faktor Kesungguhan Hati

Kesungguhhan hati setiap anak dalam melakukan kegiatan penelitian tidaklah sama, sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindarinya maka diupayakan agar anak sungguh-sungguh dalam melakukan tes dengan pelatih sebanyak dua orang.

b). Faktor Cuaca

Karena pelaksanaan tes di lapangan terbuka, maka faktor cuaca sangat diperhitungkan, khususnya hujan yang dapat mengganggu jalannya penelitian. Bila hal ini terjadi, maka proses penilaian pada hari itu diganti hari lain.

c). Faktor Peralatan

Faktor peralatan juga diperhatikan, maka sebelum pelaksanaan tes semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes harus tersedia, sehingga pelaksanaan tes dapat berjalan dengan lancar.

d). Faktor Tenaga Penilai

(62)
(63)

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik dasar permainan sepak bola pada pemain umur 12-13 tahun di klub PSD Kabupaten Demak berada dalam kategori sedang. 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran antara lain sebagai berikut:

1. Keterampilan teknik dasar bermain sepak bola pada dasarnya dapat dimiliki serta dikuasai pemain sepak bola secara maksimal melalui latihan-latihan yang terprogram dan direncanakan dengan baik serta didukung dengan pertandingan-pertandingan yang terencana.

2. Pemberian latihan teknik dasar bermain sepak bola hendaknya diberikan sejak usia dini agar lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh pemain.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta:Gramedia Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Fuchs, Erich dkk. 1981. Sepak Bola Pembinaan Teknik dan Kondisi. Jakarta: Gramedia

Luxbacher, Joseph A.2004. Sepak Bola edisi kedua. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada

Masri Singarimbun. 1985. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT. Pustaka

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta

Phil Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta: Dirjendikti

Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud: Dirjendikti Scheuneumann, Timo. 2005. Dasar Sepak Bola Modern untuk Pemain dan

Pelatih. Malang: Dioma

Sucipto, dkk. 2000. Sepak Bola. Depdikbud: Dirjendikti

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta

Suherman, A. 2000. Dasar-Dasar Penjas. Jakarta: Depdikbud

Sukatamsi. 1984. Teknik dasar bermain sepak bola. Solo : Tiga serangkai Sumardianto. 2000. Sejarah Olahraga. Jakarta: Depdikbud

Sutrisno, Hadi. 1998. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Syarifudin, A. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud

(65)
(66)

Lampiran 1

Tabel 7

Hasil Penelitian Survey

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Menyundul Bola

No Nama Menyundul Bola Keterangan

(67)
(68)

Lampiran 2

Tabel 8

Hasil Penelitian Survey

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Menggiring Bola

No Nama Menggiring Bola Keterangan Hasil Nilai

1 khoiril anam 25,34 6 Sedang

2 oki 21,76 8 Baik

3 Puji Listiyono 25,27 6 Sedang

(69)
(70)

Lampiran 3

Tabel 9

Hasil Penelitian Survey

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Melempar Bola

No Nama Melempar Bola Keterangan

(71)
(72)

Lampiran 4

Tabel 10

Hasil Penelitian Survey

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Menendang Menggunakan Kaki Bagian Dalam

No Nama Kaki bagian dalam Keterangan

(73)
(74)

Lampiran 5

Tabel 11

Hasil Penelitian Survey

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Menggunakan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

No Nama Kura-Kura Kaki Bagian dalam Keterangan

(75)
(76)

Tabel 12

Survei Keterampilan Teknik Dasar Pada Permainan Sepak Bola Pada Pemain Umur 12-13 tahun

PSD Kabupaten Demak Pada Tahun Ajaran 2008-2009

No Nama

Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai

(77)
(78)
(79)

¾ Menendang bola dengan kaki bagian dalam

Bola diam terletak ditanah, dengan ancang-ancang bola ditendang dengan kaki bagian dalam kearah sasaran dengan lebar satu meter, jarak tempat menendang dengan sasaran 10 meter. Kesempatan menendang bola lima kali dengan kaki kanan, lima kali dengan kaki kiri.

Mengukur keterampilan menendang bola dengan kaki bagian dalam. Alat yang digunakan berupa :

a. Bola 10 buah b. Stop watch c. Kerucut d. Lapangan e. Meteran f. Peluit Keberhasilan :

Jumlah bola yang masuk kedalam sasaran. Penilaian :

(80)

Gambar 19

(81)

¾ Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

Bola diam terletak ditanah, dengan ancang-ancang bola ditendang dengan kura-kura kaki bagian dalam, bola harus melambung diudara dan diarahkan jatuh kedalam sasaran bujur sangkar 4 meter x 4 meter. Jarak antara tempat menendang dengan titik tengah sasaran 18-20 meter. Kesempatan menendang bola lima kali dengan kaki kanan dan lima kali dengan kaki kiri

Mengukur keterampilan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam.

Alat yang digunakan berupa : a. Bola 10 buah

b. Stop watch c. Kerucut d. Lapangan e. Meteran f. Peluit Keberhasilan :

Jumlah bola yang masuk dalam sasaran Penilaian :

(82)

Gambar 20

(83)

¾ Menyundul bola

Pemain dengan bola berdiri pada jarak 5,5 meter didepan tengah-tengah, atau berdiri didepan garis batas daerah gawang. Bola dilemparkan sendiri keatas, kemudian disundul kearah sasaran separuh mulut gawang melalui diatas garis gawang.

Gawang ukuran normal dibagi menjadi dua sama luasnya dengan tali. Kesempatan sundulan bola kearah tiap-tiap sasaran separuh mulut gawang lima kali.

Mengukur keterampilan menyundul bola. Alat yang digunakan berupa : a. Bola 10 buah

b. Stop watch c. Lapangan d. Meteran e. Peluit f. Kerucut g. Tali

Keberhasilan :

Jumlah bola yang masuk dalam sasaran

Untuk cukup menyundul bola dengan dengan berdiri Untuk baik dan sedang menyundul bola dengan meloncat. Penilaian :

(84)

Cukup : poin 4, (dengan berdiri)

Gambar 21

(85)

¾ Menggiring bola

Menggiring bola berliku-liku (zig-zag) melalui 10 buah tiang pancang, jarak antara masing-masing tiang pancang dua meter. Garis start sama dengan garis finish dan terletak dua meter dari tiang pancang pertama. Pemain berdiri dengan bola diletakkan diatas tanah dibelakang garis start, menggiring bola berliku-liku melalui 10 tiang pancang, pada tiang pancang ke-10 berputar kembali menggiring bola berliku-liku melalui tiang pancang hingga bersama bola melului finish. Setiap terjadi kesalahan, bola terlanjur melampaui beberapa tiang pancang atau bola bergulir kesamping, bola segera diambil dengan menggiring bola ketiang pancang yang seharusnya dilaluinya.

Mengukur keterampilan menggiring bola. Alat yang digunakan berupa : a. Bola 1 buah

b. Stop watch c. Kerucut d. Lapangan e. Meteran f. Peluit

Kesempatan melaksanakan tes 2 kali Keberhasilan :

Waktu yang dicapai mulai start hingga kembali kefinish dicatat dalam detik. Waktu terbaik yang dinilai.

(86)

Sedang : poin 6, (23-26 detik) Cukup : poin 4, ( > 26 detik)

Gambar 22

(87)

¾ Melempar bola

Melempar bola tanpa maupun dengan ancang-ancang kearah yang telah ditentukan. Kesempatan melempar 2 kali.

Mengukur keterampilan melempar bola. Alat yang digunakan berupa :

a. Bola 1 buah b. Kerucut c. Lapangan d. Meteran e. Stop watch f. Peluit Keberhasilan:

Jarak lemparan dihitung dari garis batas melempar sampai pada titik jatuhnya bola diukur dalam meter. Keberhasilan jarak yang terjauh.

Penilaian :

(88)

Gambar 23

(89)

Gambar 24 Tes Melempar Bola

Gambar 25

Tes Menendang dengan Kura-Kura Bagian Dalam

(90)

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar 5 Bola Menyusur Ketanah dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 6  Bola Memantul Ketanah Dengan Kaki Bagian Luar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan sebagai salah satu

[r]

[r]

[r]

Pada gaya bahasa percakapan, pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata populer atau percakapan. Gaya bahasa percakapan dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian

Selected wheat genotypes with wide adap- tation or specific adaptation to environments can be used as materials for genetic recombination of wheat adapt the medium and low

Sehubungan dengan telah selesainya koreksi aritmatik yang dilakukan oleh Pokja V Unit Layanan.. Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Musi Banyuasin

1) Pengetahuan tentang RPP, khususnya RPP untuk mata pelajaran keahlian. 2) Menyusun RPP dan perangkatnya sesuai dengan kurikulum K-13. Target Luaran. Luaran yang ditargetkan