• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Ukur Berat Badan Ideal dengan Metode Body Mass Index T1 612009058 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Ukur Berat Badan Ideal dengan Metode Body Mass Index T1 612009058 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

DASAR TEORI

Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil

yang optimal. Pada bab ini akan diuraikan dasar - dasar penunjang yang diperlukan

untuk merealisasikan alat ukur berat badan ideal dengan metode body mass index.

2.1 Sensor Berat (Strain Gauge)

Timbangan bekerja karena adanya pengaruh tekanan atau gaya berat sehingga

dapat mengukur berat tersebut yang kemudian dapat ditampilkan, baik ditampilkan

secara analog atau digital. Dalam pembuatan timbangan elektronik dibutuhkan suatu

komponen yang dapat mengubah suatu besaran mekanik (tekanan) menjadi listrik

sehingga keluaran dari alat tersebut dapat diukur perubahan tegangan atau arus yang

terjadi.

Strain gauge terdiri dari kawat panjang yang sangat halus yang ditenun

bolak-balik didalam suatu kotak dan diletakkan diatas selembar kertas atau plastik yang

disebut basis. Sebuah kawat yang umum digunakan adalah paduan tembaga-nikel,

dengan diameter sekitar seperseribu inchi (0,001"). Kawat dibentuk zig-zag untuk

membentuk suatu grid sehingga akan meningkatkan panjang efektif dari kawat yang

berada dibawah pengaruh gaya yang diterapkan pada kawat tersebut. Diletakkan diatas

dan melekat ke ujung pengukur. Strain gauge dapat dibuat sangat kecil, kadang lebih

kecil 1/64", yang kemudian dicetak ke benda logam yang kuat, biasanya disebut sebagai

beban penerima elemen[2].

(2)

6

Komponen strain gauge ini yang digunakan sebagai sensor berat, dengan

menerapkannya ke sutau rangkaian jembatan. Rangkaian jembatan adalah adalah suatu

untai keseimbangan yang digunakan untuk membandingkan dua tegangan, seperti suatu

neraca timbangan yang digunakan untuk membandingkan dua berat benda. Rangkaian

jembatan dapat digunakan untuk mengukur semua nilai dalam besaran listrik.

Rangkaian jembatan Wheatstone dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Untai Jembatan Wheatstone

Ketika tegangan antara titik A dan terminal negatif baterai adalah sama dengan

tegangan antara titik B dengan terminal negatif baterai, maka detektor akan

menunjukkan angka nol dan jembatan dikatakan “seimbang”. Karena tegangan sama antara titik A dan B tidak ada arus yang mengalir ke detektor atau disebut open loop

circuit.

Resistor R1 dan R2 dirangkai seri maka rangkaian penggantinya :

(2.1)

Resistor R3 dan Rx dirangkai seri maka rangkaian penggantinya :

(2.2)

Karena tegangan E paralel dengan Rs1 dan Rs2, maka

(2.3)

Arus yang mengalir pada masing-masing cabang dapat dihitung

dan (2.4)

(3)

7

(2.5)

Dengan mensubsitusikan I1 dan I2 diperoleh

Kesetimbangan jembatan ditentukan dari rasio dan dan tidak dipengaruhi oleh

sumber tegangan E (misal baterai). Untuk mengukur resistansi menggunakan jembatan

wheatstone, resistansi yang akan diukur ditempatkan pada R1 atau R2, sementara ketiga

resistor yang lainnya diketahui nilai resistansinya. Salah satu dari ketiga resistor dapat

disetel nilainya (nilai hambatan berubah-ubah)[3]. Resistor yang berubah-ubah nilainya

dapat diganti dengan strain gauge seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Konfigurasi Quarter Bridge Strain Gauge

Lengan rheostat R2 pada rangkaian jembatan , dapat dilihat pada gambar 2.3 nilai

resistansinya sama dengan resistansi dari strain gauge tanpa ada beban. Perbandingan

resistansi kedua lengan rangkaian jembatan R1 dan R3 diatur nilai resistansinya agar

sama. Saat tidak ada beban pada strain gauge , tegangan selisih untai jembatan adalah

nol volt. Jika strain gauge diberi beban maka nilai resistansinya berubah sehingga

menyebabkan perbedaan nilai hambatan R2 tidak sama dengan hambatan pada strain

(4)

8

selisih tegangan. Sebagai contoh bagaimana sepasang strain gauge yang dites dengan

beban uji sehingga menghasilkan efek yang diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Untai Jembatan dalam Kondisi Setimbang

Dengan tidak adanya beban uji yang diletakkan pada strain gauge, kedua strain gauge

mempunyai resistansi yang sama sehingga untai jembatan seimbang. Namun ketika ada

beban atau gaya kebawah pada spesimen maka akan tertekuk ke bawah sesuai dengan

gaya tekan yang membuat untai jembatan tidak seimbang, terjadi peregangan pada

gauge #1 dan penekanan pada gauge #2 dalam waktu bersamaan[4].

Gambar 2.5 Untai Jembatan dalam Kondisi Tidak Setimbang

Konfigurasi yang digunakan dalam pembuatan timbangan menggunakan konfigurasi

(5)

9

Gambar 2.6 Konfigurasi Full-bridge Strain Gauge

2.2 Sensor Jarak

Sensor jarak atau disebut ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara

ultrasonik. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang dinamakan

transmitter dan penerima ultrasonik yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk

mengukur gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik

yang memiliki ciri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 kHz.

Gelombang ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang

ultrasonik adalah gelombang rambatan energi dan momentum mekanik sehingga

merambat melalui ketiga elemen tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat

enersia medium yang dilaluinya [5].

Sensor menghitung interval waktu antara pengiriman sinyal dan menerima gema

untuk menentukan jarak ke obyek, dirumuskan sebagai berikut :

(2.11)

dengan D adalah jarak sensor terhadap obyek, v adalah cepat rambat gelombang suara

di udara (340 m/s), dan t adalah selang waktu yang dibutuhkan sensor untuk

memancarkan kemudian menerima kembali [6].

Modul sensor ultrasonik (sensor PING) merupakan input utama rangkaian yang

memancarkan gelombang ultrasonik setelah menerima trigger dari mikrokontroler.

(6)

10

sinyal kembali ke mikrokontroler. Mikrokontroler memproses data dan menghasilkan

tegangan output[7].

Gambar 2.7 Ilustrasi Cara Kerja Sensor Ultrasonik

2.3 Differential Amplifier

Penguat diferensial adalah jenis penguat dengan dua buah masukan dan satu

keluaran.

Gambar 2.8 Penguat Diferensial

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah

dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi sebesar

untuk dan .

(2.12)

(7)

11

(2.13)

2.4 Penguat Instrumentasi

Penguat instrumentasi merupakan suatu untai yang menggunakan prinsip penguat

diferensial yang memiliki impedansi input yang sangat tinggi. Pada dasarnya penguat

instrumentasi memiliki dua bagian yaitu bagian A sebagai penguat yang memiliki

impedansi tinggi pada kedua input penguat dan pengesetan seberapa besar nilai

penguatan yang diinginkan, kemudian bagian B yaitu seperti untai penguat diferensial.

Gambar 2.9 Penguat Instrumentasi

Dari rangkaian diatas dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

(2.14)

(

) (2.15)

(

) (2.16)

Dengan menganggap op amp tersebut ideal maka tegangan kedua kaki

masukan sama yaitu dapat dicari persamaan rumus sebagai berikut:

(8)

12

Karena arus tidak mengalir menuju op amp maka didapatkan

(2.18)

Sedangkan untuk arus Ib dapat ditulis persamaannya sebagai berikut

Dengan mensubstitusikan persamaan 2.16 ke persamaan rumus 2.27 maka

didapatkan:

(

) (2.28)

2.5 Penguat Instrumentasi IC INA125P

Dari prinsip kerja penguat instrumentasi dengan op amp. Salah satu jenis penguat

instrumentasi yang dipilih dalam perancangan alat, menggunakan penguat instrumentasi

tipe INA125. Konfigurasi pin dari penguat instrumentasi IC INA125P dapat dilihat pada

(9)

13

Gambar 2.10 Konfigurasi Pin Penguat Instrumentasi INA125P

Sedangkan untuk gambaran umum dari untai penguat yang digunakan dalam chip IC ini

adalah seperti berikut :

Gambar 2.11 Rangkaian Penguat IC INA125 Dari rangkaian pada gambar 2.11 didapatkan persamaan sebagai berikut

(2.29)

(2.30)

Sedangkan untuk arus I3 dan IG yaitu

(2.31)

(10)

14 Besar arus yang mengalir di I4 adalah

(2.33)

Sebelum mencari nilai VO terlebih dahulu mencari VO1 dengan rumus sebagai berikut

(2.34)

(2.35)

(2.36)

(2.37)

(2.38)

Nilai VO dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut

(2.39)

(2.40)

(2.41)

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.38) ke dalam persamaan (2.41) diperoleh

{ ( ) } (2.42)

(2.43)

(2.44)

(2.45)

Sehingga besar penguatan dapat dihitung sebagai berikut

(2.46)

Jika nilai resistor R = 10kΩ maka besar penguatan adalah

(2.47)

2.6 Untai Penyeimbang Rangkaian Jembatan Wheatstone

Konfigurasi rangkaian jembatan wheatstone pada kenyataannya pada saat tidak

ada beban sudah mempunyai tegangan selisih sehingga jika untai jembatan ini langsung

disambungkan dengan rangkaian penguat atau pengkondisi sinyal maka selisih tegangan

tersebut akan dikuatkan sehingga akan mempengaruhi proses pembacaan data. Oleh

(11)

15

belum ada beban maka ditambahkan untai untuk menyeimbangkan rangkaian jembatan

yang dapat dilihat pada gambar 2.10.

Secara umum mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer mini yang di

dalamnya telah terdapat prosesor, RAM, dan ROM serta interface IO untuk

berhubungan dengan dunia luar. Mikrokontroler memiliki fungsi utama yaitu sebagai

pusat sistem kendali yang dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna. Pengaturan

tersebut dilakukan melalui algoritma yang ditanamkan pada mikrokontroler tersebut.

Saat ini, mikrokontroler telah mengalami kemajuan pesat, dahulu fitur mikrokontroller

hanya sebatas pada IO saja, kini untuk mikrokontroler jenis AVR telah memiliki

fasilitas yaitu sistem mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing),

memiliki flash ROM yang cukup besar, memiliki ADC internal, terdapat timer yang

dapat digunakan sebagai penghasil PWM, terdapat jalur komunikasi serial, SPI dan

I2C, terdapat pula jalur interupsi, serta memiliki analog komparator [8].

Salah satu platform pengembangan mikrokontroler jenis AVR adalah arduino.

Arduino merupakan mikrokontroler single-board yang bersifat open source. Perangkat

kerasnya terdiri atas desain hardware yang open source. Umumnya, mikrokontroler

yang digunakan adalah 8-bit mikrokontroler Atmel AVR atau 32-bit Atmel ARM.

Untuk software-nya terdiri atas standard programming language compiler dan boot

loader untuk eksekusi dalam mikrokontroler [9].

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Uno memiliki 14

pin digital input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input

analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol

reset. Uno dibangun berdasarkan apa yang diperlukan untuk mendukung

(12)

16

komputer dengan kabel USB) dan juga dengan adaptor atau baterai. ATmega328

memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader). ATmega328 juga

memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan

library EEPROM).

Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai input atau output,

menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka beroperasi

pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA

dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) dari 20-50 kOhms.

Gambar 2.13 Konfigurasi pin Arduino Uno R3

Konfigurasi pin arduino uno pada gambar diatas penjelasannya sebagai berikut[10]:

1. VCC adalah untuk masukan digital voltage supply.

2. GND adalah pin ground.

3. IOREF adalah pin yang memberikan tegangan referensi ketika mikrokontroler

beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi dengan benar dapat membaca pin

tegangan IOREF sehingga dapat memilih sumber daya yang tepat agar dapat

bekerja dengan tegangan 5V atau 3,3V.

4. Serial RX pin(0) dan TX pin(1) adalah pin yang digunakan untuk menerima (RX)

dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin ATmega8U2

USB to Serial TTL.

5. Eksternal Interupsi pin 2 dan 3 yang dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt

pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge, atau perubahan nilai

(13)

17

6. SPI: pin 10(SS), 11(MOSI), 12(MISO), 13(SCK) adalah pin yang mendukung

komunikasi SPI dengan menggunakan library SPI.

7. LED: pin 13, Built in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan menyala ketika

diberi nilai HIGH.

8. PWM : pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11 menyediakan 8 bit PWM dengan fungsi

analogWrite().

9. ADC(Analog to Digital Converter) A0 sampai A5, yang masing-masing

menyediakan resolusi 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara default mengukur

dari ground sampai 5 volt, perubahan tegangan maksimal menggunakan pin AREF

dengan fungsi analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki

spesialisasi fungsi yaitu : TWI pin A4 atau SDA dan A5 atau SCL mendukung

komunikasi TWI menggunakan library Wire.

2.8 LCD(Liquid Crystal Display) 20 × 4 Karakter

Pada skripsi ini menggunakan LCD karakter 20x4 sebagai penampil dan

antarmuka antara sistem dan pengguna.LCD ini memiliki 20 karakter per baris dan

memiliki 4 baris tampilan.

Gambar 2.14 LCD Karakter 20 x 4 Konfigurasi pin LCD 20x4 ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Konfigurasi pin LCD karakter 20x4.

(14)

18

6 E Enable input pin

7 DB0 Data bit 0

8 DB1 Data bit 1

9 DB2 Data bit 2

10 DB3 Data bit 3

11 DB4 Data bit 4

12 DB5 Data bit 5

13 DB6 Data bit 6

14 DB7 Data bit 7

Gambar

Gambar 2.2 Untai Jembatan Wheatstone
Gambar 2.3 Konfigurasi Quarter Bridge Strain Gauge
Gambar 2.4 Untai Jembatan dalam Kondisi Setimbang
Gambar 2.6   Konfigurasi Full-bridge Strain Gauge
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja yang digunakan turbin angin sebagai pembangkit energi listrik adalah dengan mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi mekanik pada poros generator

Dalam upaya mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan efisiensi energi listrik, ruang kelas perlu mendapatkan sistem penerangan yang sesuai dengan fungsi ruangan dan jauh dari

Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor thermopile, sensor ultrasonik, mikrokontroler, Liquid Crystal Display (LCD) karakter, Real Time Clock

Menggunakan sensor jarak yang mempunyai tegangan keluaran yang linier terhadap jarak sehingga mempunyai sensitivitas yang sama di semua titik , serta menggunakan sensor

Konsep kapasitor yang digunakan dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan dan melepas energi listrik daalam bentuk muatan – muatan listrik pada kapasitor

Motor Step adalah perangkat elektro mekanik, yang mengubah pulsa listrik. menjadi gerakan

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir “ALAT UKUR

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC- SR04 adalah, ketika pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan gelombang ultrasonik, pada