• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ouw Negeri Sempe: pemaknaan simbol sempe sebagai identitas sosial di Negeri Ouw - Maluku T2 752014028 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ouw Negeri Sempe: pemaknaan simbol sempe sebagai identitas sosial di Negeri Ouw - Maluku T2 752014028 BAB V"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

95 BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Seperti halnya Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman

budaya yang saling melengkapi. Kebudayaan menjadi salah satu jenis kekayaan yang

dimiliki oleh setiap daerah, kebudayaan juga menampilkan kekhasan dari sebuah daerah yang

membuatnya berbeda dan unik dari daerah-daerah yang lain. Hasil dari kebudayaan seperti

pengetahuan, kepercayaan dan kesenian terus dipertahankan oleh tiap daerah. Jika membahas

mengenai kebudayaan, bagian yang paling ditonjolkan oleh sebuah daerah dan menjadi ciri

khas untuk membedakannya dengan daerah lain ialah kesenian. Kesenian yang dimiliki oleh

setiap daerah dijadikan sebagai simbol, dan simbol di refleksikan sebagai identitas daerah

tersebut. Seperti contoh, ondel-ondel dikaitkan dengan orang Betawi, tarian kecak dengan

orang Bali, sasando dengan orang Timor, dan lain sebagainya.

Begitupun dengan kerajinan gerabah asli Maluku yang berasal dari negeri Ouw yang

terletak di jazirah Tenggara pulau Saparua, kabupaten Maluku Tengah. Kerajinan gerabah

yang terbuat dari tanah dan pasir sebagai bahan dasar merupakan warisan budaya dari zaman

nenek moyang yang terus dipelihara dan dikembangkan sampai saat ini. Masyarakat negeri

Ouw, memiliki beberapa macam bentuk hasil kerajinan tangan bukan hanya Sempe yang

bageitu fenomenal dan masih bertahan hingga saat ini, adapun balanga, tajela, porna,

tampayang, kendi, pot bunga dan perabotan dapur lainnya. Namun kerajinan gerabah yang

lebih dikenal oleh masyarakat Maluku yakni Ambon-Lease ialah sempe, yang mana

(2)

96 Bermodalkan budaya dalam bentuk kesenian, negeri Ouw dikenal oleh masyarakat

Ambon-Lease sebagai satu-satunya negeri penghasil sempe. Jadi tidak ada salahnya

pemberian identitas Ouw negeri sempe merupakan apresiasi masyarakat sekitar terhadap

negeri Ouw yang masih menjaga dan melestarikan budaya tersebut, walaupun pada zaman

modern saat ini sempe mulai diganti dengan peralatan rumah tangga yang lebih modern.

Meskipun identitas negeri sempe itu diberikan kepada negeri Ouw, namun pada realitanya

tidak semua masyarakat negeri merupakan pengrajin sempe. Tetapi identitas ini diterima baik

oleh masyarakat negeri Ouw dikarenakan mereka bangga atas apa yang dimiliki oleh negeri

mereka yang tidak dimiliki oleh negeri-negeri lain di Maluku.

Pemberian identitas sosial Ouw negeri sempe, boleh dikatakan sebagai sebuah

fenomena sosial yang muncul dan masih tetap dipertahankan. Dikatakan sebagai fenomena

karena masyarakat negeri Ouw sendiri tidak mengetahui dengan jelas sejak kapan sempe

mulai ditekuni oleh masyarakat setempat, tetapi yang mereka ketahui bahwa sempe sudah

dikerjakan dari zaman nenek moyang negeri Ouw. Berdasarkan cerita bersama negeri Ouw

yang memiliki hubungan pela-gandong dengan negeri Seith, di mana cerita tentang

perpisahan saudara adik-kakak yang disimbolkan dengan tanah sebagai tanda perpisahan

yang kemudian dikelola oleh sang adik yakni negeri Ouw, menjadi sebuah hasil karya yang

bernilai artistik.

Berangkat dari benang merah sejarah munculnya budaya sempe sebagaimana penulis

uraikan sebelumnya, maka penulis berkesimpulan bahwa munculnya budaya sempe ini

kemudian dijadikan sebagai identitas sosial, karena adanya pengaruh internal dan eksternal.

Pengaruh internalnya karena dilihat dari sejarah dimana sempe dimaknai sebagai warisan

(3)

97 menjaga budaya tersebut dan pada akhirnya menjadi budaya yang direfleksikan sebagai

simbol identitas. Sementara pengaruh eksternalnya adalah adanya bentuk respon dari

masyarakat sekitar terhadap budaya sempe yang masih dipertahankan negeri Ouw sampai

saat ini untuk memenuhi kebutuhan sempe itu sendiri yang dari dulunya digunakan untuk

peralatan dapur atau lebih khususnya sebagai tempat penyajian papeda.

Walaupun sempe ini merupakan kebanggaan masyarakat negeri Ouw, dimana bagi

mereka, hal ini tidak dimiliki oleh kelompok masyarakat lain, namun mereka tidak pernah

memandang dan menilai kelompok masyarakat lain secara negatif, tetapi mereka melihat hal

ini sebagai suatu tanda pengenal bagi mereka terhadap kelompok masyarakat lain. Dalam arti

bahwa masyarakat negeri Ouw, mencoba untuk memaknai simbol sempe sebagai identitas

negeri mereka. Pertama rasa memiliki, masyarakat negeri Ouw mempunyai rasa memiliki

yang besar terhadap warisan budaya yang mereka miliki, hal ini mendorong masyarakat

negeri Ouw untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya yang tidak dimiliki oleh negeri

lain. Kedua adalah persaudaraan, dimana Maluku begitu terkenal dengan budaya pela –

gandong atau budaya hidup orang bersaudara. Hubungan gandong antara negeri Ouw

merupakan adik yang memeluk agama Kristen, sedangkan negeri Seith merupakan kakak

yang memeluk agama Islam, kedua negeri ini memiliki hubungan yang begitu harmonis dan

terjalin baik dari masa konflik berdarah di Maluku hingga saat ini. Ketiga, masyarakat negeri

Ouw memaknai simbol sempe sebagai kehidupan, dimana sempe mencerminkan kehidupan

yang begitu kompleks dengan segala kepelbagian masalah yang terjadi dalam kehidupan

suatu masyarakat. Dilihat dari cara pembuatan sempe yang hanya dari segenggam tanah,

dibentuk menjadi sebuah sempe yang indah, seperti halnya proses kehidupan yang dijalani

(4)

98 Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan tatanan sosial maka, makna

sempe ini pun berubah. Dari yang awalnya dianggap warisan budaya yang sakral, pengikat

persaudaraan dan jati diri masyarakat negeri Ouw, berubah menjadi suatu hal yang

biasa-biasa saja. Sempe sebagai penunjang perekonomian semata. Sempe dibuat untuk dijual dan

mendapatkan keuntungan semata, tanpa melihat kesakralan dan nilai-nilai moral yang

terdapat dalam asal mula sempe yang menjadi pengikat persaudaraan gandong. Walaupun

mereka tetap menjaga serta melestarikan budaya ini turun-temurun seperti halnya identitas

yang mereka sandang Ouw negeri sempe, namun pemaknaan yang sesungguhnya telah

berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Terlepas dari pemahaman masyarakat negeri Ouw tentang sempe sebagai identitas

sosial, penulis justru berkesimpulan bahwa budaya sempe yang terlihat menonjol hanya

sebagai bungkusan luar dari masyarakat negeri Ouw itu sendiri, dimana budaya sempe yang

merupakan jati diri atau identitas berubah menjadi urat nadi kehidupan, tanpa melihat makna

substantif nilai-nilai dari budaya sempe itu sendiri. Upaya yang perlu dilakukan adalah

menguak makna substantif nilai-nilai budaya. Kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu

kelompok masyarakat menjadi simbol dan filosofi dalam interaksi dalam masyarakat yang

lebih luas yang diturunkan secara turun-temurun yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan komunikasi antar budaya. Baik berdasarkan adat, strata, serta kepercayaan

antara yang satu dengan yang lain. Identitas bisa terpelihara jika mampu menjalin hubungan

(5)

99 5.2Saran

5.2.1Bagi Masyarakat negeri Ouw

Upaya yang perlu dilakukan oleh masyarakat negeri Ouw, ialah tidak hanya

sekedar mempertahankan suatu tradisi atau budaya secara turun-temurun, tetapi

mempertahankan makna, nilai-nilai serta pesan moral kepada generasi penerus, agar

identitas yang dimiliki dapat dipertanggungjawabkan keberadannya di lingkungan

tempat tinggal daerah setempat. Sehingga pemaknaan atas identitas dapat dirasakan

oleh masyarakat sekitar bukan hanya dalam kalangan masyarakat negeri Ouw sendiri.

Hal ini bertujuan agar budaya yang dimiliki tidak dilupakan oleh masyarakat luas,

dikarenakan masyarakat negeri Ouw sendiri tidak dapat menjaga pemaknaan dari

sempe yang merupakan identitas sosial negeri mereka.

5.2.2Bagi para peneliti

Minimnya minat para sarjana asal negeri Ouw, maupun Maluku untuk menulis

tentang sejarah perkembangan sosial serta struktur sosial dan apapun yang berkaitan

dengan masyarakat di Maluku khususnya pada negeri Ouw, menyebabkan minimnya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Islam melarang adanya gambar binatang dan manusia sebagai dekorasi, oleh karena itu kesenian dalam bentuk kaligrafi, geometri, dan motif tumbuhan adalah beberapa

This article compares performances of two MCMC samplers to estimate parameters and latent stochastic processes in the standard log-normal stochastic volatility (LNSV) model:

Pada gambar 3 menjelaskan � 1 adalah panjang serabut otot dan � 2 adalah variabel aktifitas elektrokimia, pada saat � 1 = 5 dan � 2 = 5 terlihat pada garis

Analisis penilaian kinerja karyawan terhadap aspek-aspek kompetensi untuk menentukan posisi yang sesuai dengan kemampuan seorang karyawan pada bagian/divisi

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, dengan ini kami menyatakan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Penjelasan atas pertanyaan peserta lelang terhadap dokumen lelang berakhir pada pukul 17.50 Wita sesuai SPSE.. Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani di Donggala,