• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN MEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DI PAUD MAWAR KELURAHAN PETISAH HULU MEDAN T.A 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN MEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DI PAUD MAWAR KELURAHAN PETISAH HULU MEDAN T.A 2014-2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENERAPAN

METODE EKSPERIMEN DI PAUD MAWAR

KELURAHAN PETISAH HULU

MEDAN T.A 2014/2015

SKRIPSI

Oleh :

FEBRIYANTI SIAGIAN

NIM : 1103313027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Febriyanti Siagian, 1103313027, Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penerapan Metode Eksperimen Di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu Medan T.A 2014-2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di PAUD Mawar tidak sesuai dengan tahapan usianya. Beberapa penyebabnya antara lain : media yang tersedia di sekolah jumlahnya terbatas seperti puzzle, balok, plastisin, dsb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu Medan T.A 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah anak kelas kelompok B yang berjumlah 20 orang (7 orang anak laki-laki dan 13 orang anak perempuan).

Hasil dari penelitian kemampuan kognitif anak pada siklus I pertemuan I terdapat 5 orang anak (25%) tergolong cukup dan 15 orang anak (75%) tergolong kurang dan pada pertemuan ke 2 terdapat 11 orang anak (55%) tergolong cukup dan 9 orang anak (45%) tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwasanya hasil belum mencapai kriteria keberhasilan sehingga perlu dilakukan perbaikan tindakan pembelajaran pencampuran warna dengan dengan car mengikutsertakan anak dalam kegiatan eksperimen yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk membuat anak tertarik dalam kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian pada siklus II pertemuan I terdapat 12 orang anak (60%) tergolong baik dan 8 orang anak (20%) tergolong cukup. Pada pertemuan 2 terdapat 7 orang anak (35%) tergolong sangat baik dan 13 orang anak (65%) tergolong baik.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ...

iv

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR GAMBAR ...

viii

DAFTAR LAMPIRAN...

ix

BAB I :PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II:KAJIAN PUSTAKA ...

9

2.1 Kajian Teoritis ... 9

2.1.1 Perkembangan Kognitif Anak... 9

2.1.1.1 Konsep Kognitif ... 9

2.1.1.2 Urgensi Perkembangan Kognitif Anak ... 10

(6)

2.1.1.4 Faktor Mempengaruhi Pengembangan Kognitif ... 12

2.1.1.5 Model Perkembangan Kognitif ... 13

2.1.2 Metode Eksperimen... 13

2.1.2.1 Pengertian Metode Eksperimen ... 13

2.1.2.2 Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen ... 15

2.1.2.3 Manfaat dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 16

2.1.2.4 Cara Mengatasi kekurangan Metode Eksperimen ... 16

2.1.2.5 Kelebihan Metode Eksperimen ... 17

2.1.2.6 Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 18

2.3 Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III:METODE PENELITIAN ...

20

3.1

Jenis Penelitian ... 20

3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 20

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 20

3.4 Desain Pelaksanaan Penelitian ... 21

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.7 Teknik Analisis Data ... 29

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

35

4.1 Hasil Penelitian ... 35

(7)

4.1.2 Deskripsi Siklus II ... 41

4.2 Pembahasan Penelitian ... 52

BAB V:KESIMPULAN DAN SARAN ...

54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Kisi-Kisi Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun ... 30

3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun... 32

3.3 Kriteria Penilaian ... 34

3.4 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I ... 37

4.2 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I ... 39

4.3 Data Observasi Siklus I Pertemuan I Dan II... 40

4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus II ... 44

4.5 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus II ... 46

4.6 Data Observasi Siklus II Pertemuan I Dan II ... 47

4.7 Rangkuman Data Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Pada Siklus I Dan II Pertemuan I Dan II ... 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak sedini mungkin sehingga potensi yang dimiliki anak dapat berkembang agar nantinya anak akan menjadi pribadi yang dewasa dan dapat berdiri sendiri. Demikian halnya di Indonesia, telah melakukan hal tersebut yaitu dengan didirikannya lembaga pendidikan yang dapat mendidik anak sedini mungkin yang disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ).

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini aktif, rasa ingin tahu yang tinggi, banyak bertanya dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sujiono, 2004:2).

(11)

kebutuhan, dan konsidi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah antara lain dengan memperbaiki mutu belajar mengajar.

Pada anak usia dini ada beberapa aspek perkembangan yang harus di stimulasi, salah satunya perkembangan kognitif. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan ( intelegensi ) yang menandai seseorang dengan berbagai ide-ide belajar. Woolfok dalam susanto (2010:57) mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungannya.

(12)

berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Bagi anak PAUD kognitif lebih bersifat pasif atau statis karena anak masih belum dapat berfikir lebih luas dalam menyelesaikan tugasnya di sekolah. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia sejak lahir sampai dengan 6 tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan tahap selanjutnya.

Pengembangan kognitif anak yang dimaksud adalah agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah.

(13)

terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya, mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, memahami berbagai simbol yang terbesar di dunia sekitarnya dan mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang menolong dirinya sendiri.

Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, menyimbolkan, mengenal ukuran, menyelesaikan tugas, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak. Kemampuan kognitif berkaitan dengan pengetahuan kemampuan berfikir dan kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif juga erat hubungannya dengan anak agar dapat berpikir, karena tanpa kemampuan kognitif mustahil anak dapat memahami kegiatan yang disajikan kepadanya. Salah satu sumber belajar yang luas dalam pembelajaran anak usia dini adalah alat permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

Berdasarkan pengamatan dilapangan penulis melihat pada anak usia 5-6 tahun ( kelompok B ) yang berjumlah 20 orang , penulis melihat rendahnya perkembangan anak pada aspek kognitif. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya kemampuan anak dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan guru.

(14)

kognitifnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesabaran anak dalam menyelesaikan tugasnya, rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru, anak masih jarang untuk melakukan percobaan dengan menggunakan metode eksperimen, kurangnya menggunakan media di sekolah sehingga membuat anak jenuh di dalam kelas, keinginan guru yang masih rendah dalam menciptakan media dengan kegiatan eksperimen yang jarang dilakukan, kurangnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga membuat anak kurang kreatif dalam mengerjakan tugasnya dengan baik dan guru kurang peka dalam menuntun anak pada saat mempraktekkan kegiatan bereksperimen di dalam kelas.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan penulis untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan baik adalah dapat menyiapkan pembelajaran dengan cara bereksperimen. Sebab melalui eksperimen atau percobaan anak dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Artinya dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, anak diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Sehingga pemahaman anak akan lebih kuat dan mendalam serta dapat menimbulkan kepercayaan kepada anak bahwa yang dipelajari merupakan sesuatu yang benar dan dapat dipertanggung-jawabkan.

(15)

Karena itu guru memerlukan tekhnik baru dalam mengajar, antara lain seperti metode eksperimen, melalui metode eksperimen anak akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan aktivitas anak, atas pertimbangan tersebut, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memciptakan dan menggunakan metode eksperimen yang dapat memotivasi anak dalam kegiatan pembelajarannya.

Metode eksperimen dapat diimplementasikan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak, karena pada dasarnya anak-anak sangatlah menyukai sebuah permainan seperti melakukan suatu eksperimen. Melalui metode eksperimen anak dapat mempelajari sesuatu yang rumit serta anak dapat berpikir bagaimana melakukan eksperimen yang sederhana dan menghasilkan sebuah percobaan yang menarik bagi anak. Salah satu sumber belajar yang luas dalam pembelajaran anak usia dini adalah membuat campuran warna yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

(16)

Guru PAUD juga sebaiknya memiliki kemampuan merancang alat permainan untuk pembelajaran di sekolah PAUD. Anak usia dini biasanya menyukai alat permainan dengan bentuk yang sederhana, tidak rumit, dan berwarna terang. Jadi guru membuat sebuah percobaan kepada anak dengan melakukan kegiatan mencampurkan warna melalui metode eksperimen, karena melalui metode eksperimen dapat mengembangkan kecerdasan kognitif anak usia dini.

Selanjutnya menurut Peraturan Pemerintahan No.58 Tahun 2009, maka yang termasuk dalam kemampuan kognitif anak usia dini adalah (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk dan warna, (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf, (4) memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan peraturan pemerintahan tersebut, maka penulis lebih fokus pada poin ke-2 yaitu konsep bentuk dan warna. Disamping itu pula salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak adalah dengan menggunakan metode eksperimen karena metode eksperimen meupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan sikap dan minat anak untuk mengembangkan kognitif anak. Dengan system pembelajaran metode eksperimen , anak lebih aktif mengikuti pembelajaran dalam kelas dengan cara melibatkan permainan yang disukainya. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini yang berjudul “Upaya Mengembangkan Kemampuan

Kognitif Anak Usia 5-6Tahun Melalui Penerapan Metode Eksperimen Di

(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah :

1. Kurangnya kesabaran anak dalam menyelesaikan tugasnya.

2. Rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru.

3. Anak masih jarang untuk melakukan percobaan dengan menggunakan metode eksperimen.

4. Kurangnya guru menggunakan media eksperimen di sekolah sehingga membuat anak jenuh di dalam kelas.

5. Keinginan guru yang masih rendah dalam menciptakan media di sekolah. 6. Kurangnya fasilitas yang ada di sekolah sehingga membuat anak kurang

kreatif dalam mengerjakan tugasnya dengan baik.

7. Guru kurang peka dalam menuntun anak pada saat mempraktekkan kegiatan bereksperimen di dalam kelas.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Melalui

(18)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah mlalui metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di warna di PAUD Mawar Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun di Paud Mawar melalui metode eksperimen.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan terhadap upaya mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun menggunakan metode ekperimen di Pendidikan Anak Usia dini Mawar kelurahan Petisah Hulu kecamatan Medan Baru, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

• Dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun.

(20)

• Dari observasi setiap siklus jelaslah terlihat bahwa dengan menggunakan metode eksperimen kemampuan kognitif anak semakin berkembang. Anak bukan saja paham tentang pencampuran warna tapi anak sudah mampu menulis dan menggambarkan alat-alat komunikasi yang sederhana.

1.2 Saran

1. Bagi Guru, sebagai bahan tambahan untuk menggunakan metode eksperimen dalam mengajarkan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak di sekolah PAUD.

2. Bagi Peneliti, sebagai masukan dan menambah wawasan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen di sekolah dapat mengembangkan kognitif anak usia 5-6 tahun.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairul. 2011. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Colvin (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamarah dan Zain. 2006. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Faizi. 2013. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan. Hanariati. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Hunt. 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Lehhrin, Lindzey, dan Spuhier. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Locke, John. 2002. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Munandar, Gardner. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Piaget, Jean (dalam Suyadi). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Piaget, Jean (dalam Tedjasaputra), 2001. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :Universitas Terbuka.

Roestiyah. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sagala, Saiful. 2009. Model Dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Negeri Medan.

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

---, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana

(22)

Suyadi (dalam Yuliani Nurani Sujiono). 2009. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Witherington (dalam Susanto). 2011. Metode Pengembangan Kognitif.

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis fungsi komite sekolah dalam rangka mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang

Bahan tanam kakao yang digunakan di Kebun Rumpun Sari Antan I adalah hibrida sehingga ukuran dan bentuk buah berbeda antar pohon maka menentukan ukuran buah

International Osteoporosis Foundation ( IOF ) menyebutkan bahwa di seluruh dunia satu dari tiga wanita dan satu dari delapan pria yang berusia di atas 50 tahun, memiliki

Maka dengan berbagai upaya perusahaan melakukan kegiatan yang mengarah pada perbaikan kinerja karyawan, karena dengan kinerja karyawan yang baik maka tujuan perusahaan akan

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Strategi Pengembangan Produk Pada Usaha Mie Mangkok ini, penulis ingin mengetahui mekanisme pengembangan produk pada usaha mie mangkok serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan, untuk mengetahui

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan permainan teka- teki silang terhadap peningkatan ketepatan menulis kata anak tunagrahita ringan kelas IX SLB-C