• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI AKUTANSI SMK NUSANTARA LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI AKUTANSI SMK NUSANTARA LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN 2013-2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PADA SISWA KELAS XI SMK NUSANTARA

LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan OLEH:

BUNGA LASRIA GULTOM NIM. 3103311009

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Bunga Lasria Gultom, Nim 3103311009, “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam Tahun pelajaran

2013/2014”.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui teknik diskusi dalam meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa Kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Lubuk Pakam, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai sasaran utama, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam dengan jumlah siswa 39 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi. Pada penelitian ini teknis analisis data yang dipakai adalah metode deskriptif kuantitatif sederhana dengan rumus dengan kriteria persentase penilaian hasil (PPH) 0% ≤ PPH < 65% = Siswa belum tuntas dalam belajar, 75% ≤ PPH ≤ 100% = Siswa sudah tuntas dalam belajar. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas telah tercapai 85 % yang telah mencapai persentase penilaian hasil ≥75% maka ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai.

Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) sebelum melakukan penerapan model pembeajaran, jumlah siswa yang tuntas adalah 6 orang atau 15,38%, sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran PKn adalah 72, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 33 orang atau 84,61% (nilai dibawah 72). Pada hasil post tes Siklus I jumlah yang tuntas sebanyak 17 orang atau 43,58%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 22 orang atau 56,41%. Hasil pos tes siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 34 orang atau 87,17%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang atau 12,82%.

Dari peningkatan ketuntasan secara klasikal yang diperoleh siswa dapat dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Studi Teams Achiment Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Akutansi Lubuk Pakam pada pelajaran PKn.

(5)

vi

3. Model Pembelajaran Kooperatif………... 11

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 13

5. Hasil Belajar………... 17

B. Kerangka Berfikir…... 19

C. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 22

(6)

vii

C. Popolasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel... 23

D. Variabel Penelitian dan defenisi operasional... 23

1. Variabel Penelitian………... 23

2 Defenisi operasional…. ... 25

E. Desain Penelitian ... 25

F. Prosedur Penelitian…... 27

G. Teknik pengumpulan data... 31

H. Teknik analisis data………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

B. Hasil Penelitian………... 36

C. Deskripsi Hasil Siklus ... 41

1. Siklus I………... 41

2. Siklus II……... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

Tabel 2. Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 15

Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Penelitian ... 22

Tabel 4. Kegiatan pada siklus I ... 28

Tabel 5. Kegiatan pada Siklus II ... 29

Tabel 6. Indikator Aktifitas Siswa ... 31

Tabel 7. Spesifikasi Soal Untuk Siklus I ... 32

Tabel 8. Spesifikasi Soal Untuk Siklus II ... 33

Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 37

Tabel 10. Hasil perolehan nilai pre test ... 38

Tabel 11. Rekap Frekuensi perolehan nilai pre test ... 40

Tabel 12. Daftar nilai post test siklus I ... 43

Tabel 13. Rekap Frekuensi perolehan nilai post test siklus I ... 44

Tabel 14. Aktivitas siswa pada siklus I ... 46

Tabel 15. Daftar nilai hasil post test siklus II... 49

Tabel 16. Rekap Frekuensi perolehan nilai siklus II ... 51

Tabel17. Aktivitas belajar siswa Siklus II... 52

Tabel 18. Peningkatan nilai siswa dari test Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 54

Tabel 19. Rekap Frekuensi perolehan peningkatan nilai siswa dari test awal, Siklus I, dan Siklus II ... 56

(8)

ix

Tabel 21. Siswa Mengerti dengan Penjelasan yang Diberikan Oleh Guru ... 59

Tabel 22. Siswa Mengetahui model kooperatif tipe STAD ... 59

Tabel 23. Siswa Berperan Aktif dalam Memberikan Tanggapan dan Masukan Terhadap Materi yang Didiskusikan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 60

Tabel 24. Siswa berperan aktif dalam menganalisis wacana atau artikel ... 61

Tabel 25. Siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 62

Tabel 26. Minat Belajar Siswa ... 63

Tabel 27. Siswa dapat Menyimpulkan Materi ... 63

Tabel 28. Siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 64

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Skema Variabel Penelitian ... 23

Gambar 2: Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 26

Gambar 3: Grafik Perbandingan hasil belajar siswa pada test awal, Siklus I, dan

(10)

xi

5. Nilai Pre test sebelum melakukan penelitian

6. Soal Post test Siklus I

7. Kunci jawaban Post test Siklus I

8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

9. Nilai post tes pada siklus I

10. Soal Post test Siklus II

11. Kunci Jawaban Post test Siklus II

12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

13. Nilai post tes pada siklus II

14. Instrumen Penelitian Siklus I

15. Instrumen Penelitian Siklus II

16. Angket

17. Daftar nama siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam

18. Dokumentasi Penelitian

19. Nota Tugas

20. Daftar Seminar Proposal

21. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

(11)

xii 23. Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian

24. Surat Keterangan dari Laboraturium PPKN

25. Surat Keterangan PERPUS dari Fakultas

26. Surat Keterangan dari PERPUS UNIMED

27. Kartu Bimbingan Skripsi

28. Daftar Riwayat Hidup

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam era globalisasi menuntut manusia menjadi motor-motor

penggerak disetiap lini kehidupan. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

langkah penting yang harus di tempuh. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan sebagai sarana

dalam pencerdasan manusia tersebut.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, banyak hal yang harus

diperhatikan, salah satunya adalah guru, guru merupakan ujung tombak dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik guru perlu memilih strategi

pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif

merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan

hasil belajar siswa yang lebih baik.

Peranan guru juga sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa

seperti yang dikemukakan oleh Sabri (2010: 64) “Guru merupakan pemegang

pemeran utama dalam proses belajar mengajar”. Proses belajar mengajar yang

dimaksukan yakni proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

yang berlangsung dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

diinginkan”. Sejalan dengan pendapat Cucu (2010: 106) “bahwa peranan guru sangat

mempengaruhi keberhasilan proses belajar yaitu sebagai pendidik, pengajar,

(13)

2

keyakinan dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif

terhadap perkembangan siswa optimal, baik fisik maupun psikis”. Dari beberapa

pendapat para ahli diatas dapat ditegaskan bahwa peranan guru itu sangat menentukan

tingkat keberhasilan serta kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar.

Hasil pengamatan yang dilakukan penulis saat PPL bahwa dalam

pembelajaran yang dilakukan guru sering terfokus hanya satu arah, maksudnya guru

lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru selalu dianggap sebagai pusat ilmu

yang hanya mentransfer ilmunya pada siswa. Namun, seyogianya seorang guru juga

harus memiliki multi peran sebagai pembimbing yang mampu mengembangkan

kemampuan dan pemilihan alternatif bagi siswa dalam belajar serta membentuk

karakter siswa. Guru juga harus mampu memperhatikan tingkat kecerdasan siswa

yang bervariasi karena tidak jarang dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan

dalam menangkap pelajaran yang diberikan guru.

Maka diharapkan seorang guru di tuntut agar dapat menemukan alternatif

yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan

pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Salah

satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu perlu dikembangkannya penerapan

metode pembelajaran yang beragam, agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

kelas.

Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan di SMK Nusantara yang

beralamat di Jalan Tengku Raja Muda Lubuk Pakam khususnya pada pengajaran

yang dilakukan guru mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sistem pengajaran

(14)

3

Tidak jauh berbeda dengan tempat penulis melaksanakan PPL di SMA Negeri 2

Kabanjahe dalam pengajaran mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan guru juga

masih menggunakan pengajaran tradisional, dimana guru kurang menggunakan

variasi dalam mengajar serta masih menggunakan metode mengajar yang tradisional

seperti ceramah, sehingga siswa tidak tertarik belajar Pendidikan kewarganegaraan

serta adanya anggapan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah pelajaran yang

membosankan dan sulit dipahami membuat siswa kurang bersemangat dalam belajar,

dengan kata lain guru hanya memfokuskan siswa untuk mendengar dan mencatat apa

yang dikatakan guru.

Permasalahan tersebut dapat diatasi jika guru mencari suatu pendekatan

pembelajaran yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami dan

diserap oleh siswa dengan baik, salah satu cara yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran dan kemampuan siswa. Model atau metode

mengajar mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa, oleh karena itu guru

dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi

dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat tercapai.

Pembelajaran kooperatif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

perbaikan proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Ryanto (2010: 267)

bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

membelajarkan kecakapan akademik (acdemic skill),sekaligus ketrampilan sosial

(social skill) dan interpersonal skill”. Sejalan dengan Johnson dalam Tritanto (2011:

(15)

4

belajar siswa untuk peningkatan hasil prestasi akademik dan pemahaman baik secara

individu maupun kelompok ”.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari empat tipe pembelajaran yaitu tipe STAD,

tipe jigsaw, tipe penyelidikan kelompok, dan tipe pendekatan strutural. Untuk

mengatasi hal ini penulis menggunakan pembelajaran tipe STAD (Student Team

Achievement Division). Penerapan metode pembelajaran ini perlu diperhatikan dan

diterapkan, karena keaktifan siswa akan timbul. Pembelajaran kooperatif membuat

siswa tidak hanya menerima apa yang disampaikan guru melainkan juga dapat belajar

dari siswa lainnya. Kemampuan siswa untuk belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan

sehingga waktu belajar tidak terbuang sia-sia. Dengan pembelajaran kooperatif,

diharapkan guru dan siswa dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar dengan

baik. Guru dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan memberi perhatian yang

lebih pada siswa-siswa yang kesulitan belajar dengan harapan ketuntasan seluruh

indikator pelajaran dikuasai siswa.

Dengan demikian terjadi hubungan yang timbal balik yang positif antara guru

dan siswa guna mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan pembelajaran yang

efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran kooperatif dalam

proses belajar mengajar, sehingga penelitian ini diberi judul “Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division ) untuk

meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas XI SMK Nusantara Lubuk Pakam

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah dalam penelitian ini. Agar penelitian menjadi terarah dan jelas

tujuannya maka perlu diadakannya pengindetifikasian masalah. Dengan demikian

yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa terhadap pembelajaran bidang study PKn yang rendah

2. Guru cenderung masih menggunakan cara mengajar konvensional dengan

ceramah sehingga siswa menjadi pasif.

3. Perlunya motivasi dari guru untuk meningkatkan semangat belajar siswa

dalam pelajaran PKn

4. Guru kurang menerapkan model pembelajaran yang berpariasi dalam proses

pembelajaran pada mata pelajaran PKn

5. Jarangnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Team Achievement Division) pada mata pelajaran PKn

6. Guru hanya bisa mengajar dengan model ceramah tanpa memperhatikan

keragaman model dan gaya belajar siswa

C. Pembatasan Masalah

Untuk menjadikan penelitian ini jelas dan terarah, serta untuk menghindari

penafsiran yang berbeda-berbeda terhadap pemecahan masalah dalam penelitian ini,

(17)

6

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran PKn”.

D. Rumusan Masalah

Menurut Setiawan (2013: 23) “Perumusan masalah merupakan upaya untuk

menyatakan secara tersurat pertanyaan peneliti yang hendak dicarikan jawabanya”.

Maka berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, dan

perumusan masalah maka tujuan yang hendak di capai adalah: Untuk memperoleh

gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (

Student Teams Achievemenet Divisions ) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PKn.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pembangunan dunia ilmu

pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap

(18)

7

1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan penulis sebagai calon guru dan

mengajarkan PKn yang akan datang mengenai pembelajaran kooperatif

khususnya tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru bidang studi PKn dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

3. Sebagai bahan dan referensi bagi civitas akademik Fakultas Ilmu Sosial Unimed

dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.

4. Bagi siswa,agar termotivasi dan selalu aktif dalam proses belajar mengajar yang

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diartikan sebagai salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi maksimal. yang paling sederhana dan paling langsung dalam

pembelajaran kooperatif. dibentuk menjadi suatu kelompok yang terdiri 4-5 secara

heterogen, ini akan membuat siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok

heterogen saling berkerja sama dan ilmu mereka dapat bertambah melalui info

yang dituliskan dalam wacana atau artikel yang dibagikan pada kelompok.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar melalui pos tes pada siklus I, dimana jumlah yang tuntas

sebanyak 17 orang atau 43,58%, sedangkan hasil belajar pada pos tes siklus II,

siswa yang tuntas sebanyak 34 orang atau 87,17%. Jadi peningkatan dari siklus I

ke siklus II adalah sebesar 43,58%. Pada siklus ke II ini terdapat 87,17% siswa

yang mendapatkan nilai tuntas, sebab perolehan daya serap siswa sebesar > 85%

dengan nilai > 70 telah mengisyaratkan bahwa standar nilai yang ditargetkan telah

tercapai. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dikatakan berhasil.

(20)

Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 43, 58%. Pada siklus ke II ini

terdapat 87, 17% siswa yang mendapatkan nilai tuntas, sebab perolehan daya serap

siswa sebesar  85 % dengan nilai  70 telah mengisyaratkan bahwa standar nilai

yang ditargetkan telah tercapai. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dikatakan

berhasil.

3. Di samping dapat meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Hal ini terlihat dari tingkat kerja sama siswa dan keaktifan siswa dalam

memperhatikan, bertanya, memberikan tanggapan, menganalisis, dan memberikan

tanggapan dalam kelas mencapai 33 siswa atau 84,61% (kriteria baik).

B. Saran

1. Kepada guru bidang studi PKn diharapkan agar dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

2. Apabila masi ada siswa yang kurang aktif dalam prose diskusi ataupun masi

ditemukanya siswa yang belum berani dalam menyampaikan pendapatnya,

maka guru dapat memberikan motivasi kepada siswa dan terus melatih

keberanian siswa untuk berani berbicara di depan kelas.

3. Kepada seluruh guru agar selalu mengupayakan menggunakan kolaborasi

berbagai model pembelajaran agar siswa senang dan lebih tertarik ketika

proses mengajar berlangsung.

(21)

4. Peneliti mengharapkan agar siswa lebih aktif pada saat proses belajar

mengajar berlangsung, seperti kemampuan bertanya, memberikan tanggapan

atas pertanyaan guru ataupun teman dan kemampuan kerja sama dalam

diskusi kelompok apabila pembelajaran yang diterapkan dalam bentuk

pembagian kelompok-kelompok.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.2010.Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: PT.Rineka

cipta

Aqib, Z, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widiya.

Aswita, E. Lubis. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Unimed Pres.

Hanafiah, & Cucu, S. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika

Aditama.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Rianto. 2010. Paradigma Baru Belajar. Surabaya: Karisma Putra Utama.

Rusman.2012.Model-model pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru .

Jakarta : Rajawali pers

Setiawan, deny . 2013.Metodologi Penelitian: Teknik Penulisan Skripsi. Medan:

Unimed press

Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook Of Cooperative Learning, Yogyakarta:

Grup Relasi Inti Media

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media

(23)

Soemanto.2003. Psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidik, Jakarta:

Rineka cipta.

Sudjana.2002. Metoda Statistika, Bandung: PT.Tarsito.

Sudijono,Anas. 2008. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Susilo M.J. 2009.Sukses Dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Tebuka

Wau, Y. 2013. Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press

Yamin.2013.Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.Jakarta: GP Press

Group.

Gambar

Tabel 22. Siswa Mengetahui model kooperatif tipe STAD  ................................
Gambar 1: Skema Variabel Penelitian ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Pada jaringan ini, komunikasi antara satu perangkat komputer satu dengan yang lain dilakukan secara spontan/ langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari Access

Kegiatan “Pemberdayaan Kelas Ibu Hamil” dengan melatih 58 petugas KIA Puskesmas Induk (TOT Kelas Ibu), 257 bidan desa dan 1028 kader Posyandu serta pemberian

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

 Siswa dapat mengakui adanya Allah swt melalui ciptaan alam semesta raya dan seisinya melalui dalil aqli  Siswa dapat. mengenal Allah melalui keindahan alam semesta

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

Gambar 4.3 Kebutuhan Waktu Keselu Dari gambar 4.3 diatas ini merupakan cycle time proses produksi block kapal, dimana menunjukkan bahwa dalam proses produksi konstruksi