PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
PADA SISWA KELAS XI SMK NUSANTARA
LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan OLEH:
BUNGA LASRIA GULTOM NIM. 3103311009
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Bunga Lasria Gultom, Nim 3103311009, “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam Tahun pelajaran
2013/2014”.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui teknik diskusi dalam meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa Kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Lubuk Pakam, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai sasaran utama, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam dengan jumlah siswa 39 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi. Pada penelitian ini teknis analisis data yang dipakai adalah metode deskriptif kuantitatif sederhana dengan rumus dengan kriteria persentase penilaian hasil (PPH) 0% ≤ PPH < 65% = Siswa belum tuntas dalam belajar, 75% ≤ PPH ≤ 100% = Siswa sudah tuntas dalam belajar. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas telah tercapai 85 % yang telah mencapai persentase penilaian hasil ≥75% maka ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai.
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh peningkatan hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) sebelum melakukan penerapan model pembeajaran, jumlah siswa yang tuntas adalah 6 orang atau 15,38%, sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran PKn adalah 72, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 33 orang atau 84,61% (nilai dibawah 72). Pada hasil post tes Siklus I jumlah yang tuntas sebanyak 17 orang atau 43,58%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 22 orang atau 56,41%. Hasil pos tes siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 34 orang atau 87,17%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang atau 12,82%.
Dari peningkatan ketuntasan secara klasikal yang diperoleh siswa dapat dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Studi Teams Achiment Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Akutansi Lubuk Pakam pada pelajaran PKn.
vi
3. Model Pembelajaran Kooperatif………... 11
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 13
5. Hasil Belajar………... 17
B. Kerangka Berfikir…... 19
C. Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 22
vii
C. Popolasi dan Sampel ... 23
1. Populasi ... 23
2. Sampel... 23
D. Variabel Penelitian dan defenisi operasional... 23
1. Variabel Penelitian………... 23
2 Defenisi operasional…. ... 25
E. Desain Penelitian ... 25
F. Prosedur Penelitian…... 27
G. Teknik pengumpulan data... 31
H. Teknik analisis data………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36
B. Hasil Penelitian………... 36
C. Deskripsi Hasil Siklus ... 41
1. Siklus I………... 41
2. Siklus II……... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 12
Tabel 2. Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 15
Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Penelitian ... 22
Tabel 4. Kegiatan pada siklus I ... 28
Tabel 5. Kegiatan pada Siklus II ... 29
Tabel 6. Indikator Aktifitas Siswa ... 31
Tabel 7. Spesifikasi Soal Untuk Siklus I ... 32
Tabel 8. Spesifikasi Soal Untuk Siklus II ... 33
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 37
Tabel 10. Hasil perolehan nilai pre test ... 38
Tabel 11. Rekap Frekuensi perolehan nilai pre test ... 40
Tabel 12. Daftar nilai post test siklus I ... 43
Tabel 13. Rekap Frekuensi perolehan nilai post test siklus I ... 44
Tabel 14. Aktivitas siswa pada siklus I ... 46
Tabel 15. Daftar nilai hasil post test siklus II... 49
Tabel 16. Rekap Frekuensi perolehan nilai siklus II ... 51
Tabel17. Aktivitas belajar siswa Siklus II... 52
Tabel 18. Peningkatan nilai siswa dari test Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 54
Tabel 19. Rekap Frekuensi perolehan peningkatan nilai siswa dari test awal, Siklus I, dan Siklus II ... 56
ix
Tabel 21. Siswa Mengerti dengan Penjelasan yang Diberikan Oleh Guru ... 59
Tabel 22. Siswa Mengetahui model kooperatif tipe STAD ... 59
Tabel 23. Siswa Berperan Aktif dalam Memberikan Tanggapan dan Masukan Terhadap Materi yang Didiskusikan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 60
Tabel 24. Siswa berperan aktif dalam menganalisis wacana atau artikel ... 61
Tabel 25. Siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 62
Tabel 26. Minat Belajar Siswa ... 63
Tabel 27. Siswa dapat Menyimpulkan Materi ... 63
Tabel 28. Siswa menyukai model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 64
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Skema Variabel Penelitian ... 23
Gambar 2: Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 26
Gambar 3: Grafik Perbandingan hasil belajar siswa pada test awal, Siklus I, dan
xi
5. Nilai Pre test sebelum melakukan penelitian
6. Soal Post test Siklus I
7. Kunci jawaban Post test Siklus I
8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
9. Nilai post tes pada siklus I
10. Soal Post test Siklus II
11. Kunci Jawaban Post test Siklus II
12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
13. Nilai post tes pada siklus II
14. Instrumen Penelitian Siklus I
15. Instrumen Penelitian Siklus II
16. Angket
17. Daftar nama siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam
18. Dokumentasi Penelitian
19. Nota Tugas
20. Daftar Seminar Proposal
21. Surat Izin Penelitian dari Jurusan
xii 23. Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian
24. Surat Keterangan dari Laboraturium PPKN
25. Surat Keterangan PERPUS dari Fakultas
26. Surat Keterangan dari PERPUS UNIMED
27. Kartu Bimbingan Skripsi
28. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam era globalisasi menuntut manusia menjadi motor-motor
penggerak disetiap lini kehidupan. Peningkatan sumber daya manusia merupakan
langkah penting yang harus di tempuh. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan sebagai sarana
dalam pencerdasan manusia tersebut.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, banyak hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah guru, guru merupakan ujung tombak dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik guru perlu memilih strategi
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif
merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan
hasil belajar siswa yang lebih baik.
Peranan guru juga sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa
seperti yang dikemukakan oleh Sabri (2010: 64) “Guru merupakan pemegang
pemeran utama dalam proses belajar mengajar”. Proses belajar mengajar yang
dimaksukan yakni proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
yang berlangsung dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan”. Sejalan dengan pendapat Cucu (2010: 106) “bahwa peranan guru sangat
mempengaruhi keberhasilan proses belajar yaitu sebagai pendidik, pengajar,
2
keyakinan dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif
terhadap perkembangan siswa optimal, baik fisik maupun psikis”. Dari beberapa
pendapat para ahli diatas dapat ditegaskan bahwa peranan guru itu sangat menentukan
tingkat keberhasilan serta kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar.
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis saat PPL bahwa dalam
pembelajaran yang dilakukan guru sering terfokus hanya satu arah, maksudnya guru
lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru selalu dianggap sebagai pusat ilmu
yang hanya mentransfer ilmunya pada siswa. Namun, seyogianya seorang guru juga
harus memiliki multi peran sebagai pembimbing yang mampu mengembangkan
kemampuan dan pemilihan alternatif bagi siswa dalam belajar serta membentuk
karakter siswa. Guru juga harus mampu memperhatikan tingkat kecerdasan siswa
yang bervariasi karena tidak jarang dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan
dalam menangkap pelajaran yang diberikan guru.
Maka diharapkan seorang guru di tuntut agar dapat menemukan alternatif
yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan
pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Salah
satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu perlu dikembangkannya penerapan
metode pembelajaran yang beragam, agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
kelas.
Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan di SMK Nusantara yang
beralamat di Jalan Tengku Raja Muda Lubuk Pakam khususnya pada pengajaran
yang dilakukan guru mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sistem pengajaran
3
Tidak jauh berbeda dengan tempat penulis melaksanakan PPL di SMA Negeri 2
Kabanjahe dalam pengajaran mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan guru juga
masih menggunakan pengajaran tradisional, dimana guru kurang menggunakan
variasi dalam mengajar serta masih menggunakan metode mengajar yang tradisional
seperti ceramah, sehingga siswa tidak tertarik belajar Pendidikan kewarganegaraan
serta adanya anggapan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah pelajaran yang
membosankan dan sulit dipahami membuat siswa kurang bersemangat dalam belajar,
dengan kata lain guru hanya memfokuskan siswa untuk mendengar dan mencatat apa
yang dikatakan guru.
Permasalahan tersebut dapat diatasi jika guru mencari suatu pendekatan
pembelajaran yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami dan
diserap oleh siswa dengan baik, salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran
yang sesuai dengan materi pembelajaran dan kemampuan siswa. Model atau metode
mengajar mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa, oleh karena itu guru
dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi
dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat tercapai.
Pembelajaran kooperatif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
perbaikan proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Ryanto (2010: 267)
bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membelajarkan kecakapan akademik (acdemic skill),sekaligus ketrampilan sosial
(social skill) dan interpersonal skill”. Sejalan dengan Johnson dalam Tritanto (2011:
4
belajar siswa untuk peningkatan hasil prestasi akademik dan pemahaman baik secara
individu maupun kelompok ”.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari empat tipe pembelajaran yaitu tipe STAD,
tipe jigsaw, tipe penyelidikan kelompok, dan tipe pendekatan strutural. Untuk
mengatasi hal ini penulis menggunakan pembelajaran tipe STAD (Student Team
Achievement Division). Penerapan metode pembelajaran ini perlu diperhatikan dan
diterapkan, karena keaktifan siswa akan timbul. Pembelajaran kooperatif membuat
siswa tidak hanya menerima apa yang disampaikan guru melainkan juga dapat belajar
dari siswa lainnya. Kemampuan siswa untuk belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan
sehingga waktu belajar tidak terbuang sia-sia. Dengan pembelajaran kooperatif,
diharapkan guru dan siswa dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar dengan
baik. Guru dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan memberi perhatian yang
lebih pada siswa-siswa yang kesulitan belajar dengan harapan ketuntasan seluruh
indikator pelajaran dikuasai siswa.
Dengan demikian terjadi hubungan yang timbal balik yang positif antara guru
dan siswa guna mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran kooperatif dalam
proses belajar mengajar, sehingga penelitian ini diberi judul “Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division ) untuk
meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas XI SMK Nusantara Lubuk Pakam
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah dalam penelitian ini. Agar penelitian menjadi terarah dan jelas
tujuannya maka perlu diadakannya pengindetifikasian masalah. Dengan demikian
yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa terhadap pembelajaran bidang study PKn yang rendah
2. Guru cenderung masih menggunakan cara mengajar konvensional dengan
ceramah sehingga siswa menjadi pasif.
3. Perlunya motivasi dari guru untuk meningkatkan semangat belajar siswa
dalam pelajaran PKn
4. Guru kurang menerapkan model pembelajaran yang berpariasi dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran PKn
5. Jarangnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Team Achievement Division) pada mata pelajaran PKn
6. Guru hanya bisa mengajar dengan model ceramah tanpa memperhatikan
keragaman model dan gaya belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Untuk menjadikan penelitian ini jelas dan terarah, serta untuk menghindari
penafsiran yang berbeda-berbeda terhadap pemecahan masalah dalam penelitian ini,
6
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran PKn”.
D. Rumusan Masalah
Menurut Setiawan (2013: 23) “Perumusan masalah merupakan upaya untuk
menyatakan secara tersurat pertanyaan peneliti yang hendak dicarikan jawabanya”.
Maka berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, dan
perumusan masalah maka tujuan yang hendak di capai adalah: Untuk memperoleh
gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (
Student Teams Achievemenet Divisions ) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pembangunan dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap
7
1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan penulis sebagai calon guru dan
mengajarkan PKn yang akan datang mengenai pembelajaran kooperatif
khususnya tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru bidang studi PKn dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
3. Sebagai bahan dan referensi bagi civitas akademik Fakultas Ilmu Sosial Unimed
dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi siswa,agar termotivasi dan selalu aktif dalam proses belajar mengajar yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diartikan sebagai salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi maksimal. yang paling sederhana dan paling langsung dalam
pembelajaran kooperatif. dibentuk menjadi suatu kelompok yang terdiri 4-5 secara
heterogen, ini akan membuat siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok
heterogen saling berkerja sama dan ilmu mereka dapat bertambah melalui info
yang dituliskan dalam wacana atau artikel yang dibagikan pada kelompok.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI Akutansi SMK Nusantara Lubuk Pakam. Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar melalui pos tes pada siklus I, dimana jumlah yang tuntas
sebanyak 17 orang atau 43,58%, sedangkan hasil belajar pada pos tes siklus II,
siswa yang tuntas sebanyak 34 orang atau 87,17%. Jadi peningkatan dari siklus I
ke siklus II adalah sebesar 43,58%. Pada siklus ke II ini terdapat 87,17% siswa
yang mendapatkan nilai tuntas, sebab perolehan daya serap siswa sebesar > 85%
dengan nilai > 70 telah mengisyaratkan bahwa standar nilai yang ditargetkan telah
tercapai. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dikatakan berhasil.
Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 43, 58%. Pada siklus ke II ini
terdapat 87, 17% siswa yang mendapatkan nilai tuntas, sebab perolehan daya serap
siswa sebesar 85 % dengan nilai 70 telah mengisyaratkan bahwa standar nilai
yang ditargetkan telah tercapai. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dikatakan
berhasil.
3. Di samping dapat meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Hal ini terlihat dari tingkat kerja sama siswa dan keaktifan siswa dalam
memperhatikan, bertanya, memberikan tanggapan, menganalisis, dan memberikan
tanggapan dalam kelas mencapai 33 siswa atau 84,61% (kriteria baik).
B. Saran
1. Kepada guru bidang studi PKn diharapkan agar dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
2. Apabila masi ada siswa yang kurang aktif dalam prose diskusi ataupun masi
ditemukanya siswa yang belum berani dalam menyampaikan pendapatnya,
maka guru dapat memberikan motivasi kepada siswa dan terus melatih
keberanian siswa untuk berani berbicara di depan kelas.
3. Kepada seluruh guru agar selalu mengupayakan menggunakan kolaborasi
berbagai model pembelajaran agar siswa senang dan lebih tertarik ketika
proses mengajar berlangsung.
4. Peneliti mengharapkan agar siswa lebih aktif pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, seperti kemampuan bertanya, memberikan tanggapan
atas pertanyaan guru ataupun teman dan kemampuan kerja sama dalam
diskusi kelompok apabila pembelajaran yang diterapkan dalam bentuk
pembagian kelompok-kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2010.Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: PT.Rineka
cipta
Aqib, Z, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widiya.
Aswita, E. Lubis. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Unimed Pres.
Hanafiah, & Cucu, S. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Rianto. 2010. Paradigma Baru Belajar. Surabaya: Karisma Putra Utama.
Rusman.2012.Model-model pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru .
Jakarta : Rajawali pers
Setiawan, deny . 2013.Metodologi Penelitian: Teknik Penulisan Skripsi. Medan:
Unimed press
Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook Of Cooperative Learning, Yogyakarta:
Grup Relasi Inti Media
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media
Soemanto.2003. Psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidik, Jakarta:
Rineka cipta.
Sudjana.2002. Metoda Statistika, Bandung: PT.Tarsito.
Sudijono,Anas. 2008. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Susilo M.J. 2009.Sukses Dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kharisma Putra Utama.
Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Tebuka
Wau, Y. 2013. Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press
Yamin.2013.Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.Jakarta: GP Press
Group.