• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS

NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

AZMAYUNIRA MUHARRAMAH SABRAN

NIM 2113111009

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Azmayunira Muharramah Sabran, NIM 2113111009, Hubungan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan penguasaan diksi dengan kemampuan menulis naskah drama. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 yang berjumlah 420 orang siswa terbagi atas 11 kelas. Sampel diambil secara acak kelas yaitu kelas XI-IPA 1 yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan berganda serta penugasan.

Dari pengolahan data diperoleh hasil penguasaan diksi dengan rata-rata 75,47, standard deviasi = 8,74 dan termasuk 18,8% dari kategori sangat baik, 46,9% dari kedua hasil berdistribusi normal. Dan dalam uji linearitas data penelititan tersebut juga dinyatakan linear. Setelah melakukan uji persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji linearitas maka dilakukan uji analisis data. Untuk mengetahui tingkat hubungan variabel X dan Y digunakan rumus korelasi Product Moment (rxy) dari Carl Pearson.

Diperoleh harga rxy = 0,696 yang lebih besar dari harga r pada tabel product Moment

pada taraf signifikansi 5% (0,349) dan taraf signifikansi 1% (0,449). Maka persyaratan rxy > rtabel = (0,696>0,349) sehingga hipotesis dapat diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penguasaan diksi dengan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

(7)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

d. Syarat-syarat kesesuaian diksi ... 17

2. Hakikat Drama ... 20

3. Unsur-unsur Drama ... 21

4. Menulis Naskah Drama ... 25

5. Kriteria Penulisan Naskah Drama ... 26

a. Isi drama ... 27

b. Bahasa drama ... 27

c. Bentuk drama ... 28

(8)

6. Keterkaitan antara Penguasaan Diksi dengan Kemampuan

D. Defenisi Operasinal dan Variabel Penelitian ... 36

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1: Populasi Siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2014/2015 ... 34

Tabel 3.2: Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Diksi ... 38

Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama ... 39

Tabel 3.4: Kategori Penilaian ... 40

Tabel 3.5: Tabel Interpretasi Nilai r ... 46

Tabel 4.1: Hasil Penguasaan Diksi Siswa ... 48

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Hasil Penguasaan Diksi Siswa ... 49

Tabel 4.3: Identifikasi Kecenderungan Hasil Penguasaan Diksi ... 50

Tabel 4.4: Hasil Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa ... 51

Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Drama ... 52

Tabel 4.6: Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 53

Tabel 4.7: Uji Normalitas Penguasaan Diksi (X) ... 54

Tabel 4.8: Uji Normalitas Kemampuan Menulis Naskah Drama (Y) .... 56

Tabel 4.9: Skor Data Penguasaan Diksi dan Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 58

Tabel 4.9.1: Persiapan Uji Linieritas ... 60

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Jawaban Penguasaan Diksi Siswa ... 73

Lampiran 2 Lembar Jawaban Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa ... 75

Lampiran 3 Tes Penguasaan Diksi ... 79

Lampiran 4 Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 85

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Penguasaan Diksi ... 86

Lampiran 6 Uji Validitas Tes Penguasaan Diksi ... 87

Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Tes ... 89

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 90

Lampiran 9 Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Penguasaan Diksi ... 91

Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda Tes ... 92

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat

menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap

orang lain melalui bahasa. Komunikasi dapat dilakukan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Komunikasi tidak langsung dapat dilakukan dengan cara

menulis. Menurut Tarigan (2008:21) “Proses menulis sebagai suatu cara

berkomunikasi yaitu setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau

gagasan yang ingin disampaikan atau diturunkan kepada orang lain dan

menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.”

Pikiran atau gagasan penulis pun sampailah kepada pihak pembaca dan

akhirnya pembaca memahami pikiran atau gagasan tersebut. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu cara untuk

berkomunikasi.

Bahasa berperan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai salah

satu mata pelajaran penting dan yang sering dijadikan tolak ukur dalam ujian

nasional mencakup empat aspek keterampilan, yaitu: (1) Keterampilan menyimak,

(2) Keterampilan berbicara, (3) Keterampilan membaca, dan (4) Keterampilan

menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut diajarkan secara terpadu dan

(12)

tingkatan siswa dalam belajar bahasa dan diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan maupun tertulis.

Kemampuan berbahasa Indonesia secara lisan antara lain: mampu

menyampaikan informasi aktual secara emosional, menyatakan sikap intelektual,

serta menyatakan sikap moral. Kemampuan berbahasa Indonesia secara tertulis

diarahkan agar siswa memiliki kegemaran menulis sehingga mampu

meningkatkan pengetahuannya, menyampaikan informasi aktual, menyatakan

sikap intelektual, menyatakan sikap moral dan mampu memanfaatkannya dalam

kegiatan sehari-hari.

Indonesia adalah negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa

dan bahasa. Dibuktikan dengan banyaknya bahasa yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Setiap bahasa yang digunakan memiliki karakter yang

berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana

komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut.

Kita adalah makhluk sosial yang selalu menggunakan bahasa sebagai alat

untuk berkomunikasi dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat

sering dijumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak

lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang

kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.

Untuk dapat menjalin komunikasi yang terjalin dengan baik antara satu

dengan yang lainnya, seseorang harus menguasai diksi atau pilihan kata yang

(13)

Pentingnya penguasaan diksi atau pilihan kata akan memudahkan seseorang untuk

menyalurkan gagasannya. Keraf (2009:21) mengatakan,

Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya. Mereka yang menguasai banyak gagasan, atau dengan kata lain, mereka yang luas kosa katanya, dapat dengan mudah dan lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain. hanya karena kita tidak cukup memiliki gagasan atau kosa kata, sehingga tidak sanggup mengungkapkan maksudnya secara jelas kepada kita.

Semakin kaya kosakata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan

kita terampil berbahasa dalam menuangkan ide-ide menjadi sebuah tulisan.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam seluruh

proses pembelajaran. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan

menulis sangat dibutuhkan.

Namun pengajaran menulis di sekolah sering kali tidak seimbang dengan

pengajaran berbahasa sehingga kemampuan menulis siswa tidak maksimal.

Pengajaran kemampuan berbahasa sering hanya ditekankan pada pengetahuan

kebahasaan dan kurang dilatih sehingga hasil karangan siswa kurang baik terlihat

dari banyak pilihan kata yang kurang tepat, kalimat kurang efektif, sukar

mengemukakan gagasan, karena kesulitan membuat kalimat, kurang mampu

mengembangkan ide secara teratur dan sistematis (Sabarti,1990:5).

Hal yang paling pokok dalam pembelajaran menulis adalah penggunaan

diksi yang tepat. Dalam menyampaikan sebuah informasi melalui bahasa tertulis

pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting. Pemilihan kata bukanlah

(14)

sehari-hari kita berjumpa dengan orang-orang yang sulit sekali mengungkapkan

maksudnya dan kurangnya penguasaan kosakata yang dimilikinya. Tetapi kita

juga berjumpa orang yang berlebihan menggunakan perbendaharaan kata tetapi

tidak ada isi yang tersirat di balik kata-kata itu.

Pemilihan kata yang tepat adalah sarana pendukung dan penentu

keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal

memilih kata, melainkan lebih ke dalam bagaimana efek kata tersebut terhadap

makna dan informasi yang akan disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya

digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis.

Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau

tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Pada kenyataannya masih banyak siswa yang kurang mampu menulis

sebuah karya sastra yang baik misalnya dalam menulis naskah drama. Beberapa

penyebabnya yaitu kurangnya penguasaan kosa kata atau perbendaharaan kata,

kurang membaca, dan kurang berlatih. Siswa tidak hanya dapat membaca karya

sastra khususnya drama, tetapi siswa hendaknya mampu untuk berpikir kreatif

agar dapat menulis sebuah naskah drama. Hal ini merupakan suatu tuntutan yang

harus dipenuhi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi

bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI. Sekolah yang dijadikan tempat penelitian

oleh penulis adalah SMA Negeri 15 Medan yang kembali menggunakan KTSP

setelah peraturan pemerintah yang baru. Standar kompetensi KTSP bidang studi

(15)

diharapkan mampu mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah

drama.

Berdasarkan pengalaman penulis sewaktu mengadakan PPL dan

berdasarkan hasil hasil wawancara peneliti dengan seorang guru bidang studi

bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Medan bahwa banyak siswa yang kesulitan

memahami materi tentang menulis naskah drama karena minimnya

perbendaharaan kata dan kurangnya penguasaan diksi dalam pemakaian bahasa

pada siswa. Oleh karena itu, penggunaannya harus memperhatikan ketepatan dan

kesesuaian.

Hal tersebut diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriani

Perangin-Angin (2013:4), “Kemampuan siswa dalam menulis karangan masih

sangat rendah. Permasalahan tersebut dikarenakan minimnya perbendaharaan kata

dan kurang tepat dan kurang sesuainya kata-kata yang digunakan oleh siswa.”

Selain itu, siswa kurang berminat dan kurang memahami untuk

menciptakan naskah drama yang baik seperti penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya disebabkan oleh beberapa hal.

Fitriani (2012:2) mengatakan bahwa:

Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis naskah drama guru hanya memberikan penjelasan mengenai teks drama . siswa tidak diperlihatkan secara langsung bentuk teks drama shingga dalam proses kegiatannya siswa tidak dapat menciptakan drama yang baik karena siswa tidak memiliki gambaran mengenai naskah drama. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang berminat dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Cindy Reichmann Andriwardhaya

(16)

ditemukan penggunaan gaya non resmi dan gaya percakapan pada naskah drama

siswa. Siswa menggunakan kata-kata populer dan percakapan.” Penelitian tersebut

membuktikan bahwa kegiatan menulis naskah drama dipengaruhi oleh gaya

bahasa maupun pilihan kata yang mereka kuasai. Menulis naskah drama juga

memerlukan kreativitas agar tercipta naskah yang menarik.

Dari beberapa penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

menulis naskah drama dipengaruhi oleh pilihan kata atau diksi yang dikuasai oleh

siswa. Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki dan semakin tepatnya

pemilihan kata yang digunakan oleh siswa maka semakin jelas maksud yang akan

diungkapkannya dalam sebuah naskah drama. Berdasarkan latar belakang

tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat suatu penelitian yang berjudul

“Hubungan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa

Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi beberapa

masalah penelitian sebagai berikut :

(1) perbendaharaan kata siswa yang masih kurang,

(2) penguasaan diksi yang dimiliki siswa masih rendah,

(3) kurangnya minat siswa untuk menulis naskah drama,

(17)

C. Batasan Masalah

Mengingat ruang lingkup permasalahan yang luas cakupan

pembahasannya dan untuk mempermudah pemecahan masalah serta penulisan,

penelitian ini membatasi fokus permasalahan yaitu masalah hubungan penguasaan

diksi yang dimiliki siswa dengan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas

XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka

masalah penelitian dapat dirumuskan tiga hal.

(1) Bagaimana penguasaan diksi Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan

Tahun Pembelajaran 2014/2015?

(2) Bagaimana kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMA

Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?

(3) Apakah ada hubungan yang signifikan antara penguasaan diksi dengan

kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan

Tahun Pembelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

(1) untuk mengetahui tingkat penguasaan diksi siswa kelas XI SMA Negeri 15

(18)

(2) untuk mengetahui kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA

Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015,

(3) untuk mengetahui apakah ada hubungan penguasaan diksi dengan

kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan

Tahun Pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi siswa,

guru, dan peneliti sebagai berikut.

(1) Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah

drama serta dalam menerapkan penggunaan diksi.

(2) Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam meningkatkan mutu

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

naskah drama dan penguasaan diksi.

(3) Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman

dalam kegiatan belajar dan mengajar sebagai calon guru yang kelak akan

mengajarkan bidang studi bahasa Indonesia.

(4) Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi sekolah yang

dijadikan lokasi penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas peserta

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirumuskan pada bab IV, maka

dapat disimpulkan seperti di bawah ini.

(1) Tingkat penguasaan diksi siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2014/2015 dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 75,47.

(2) Tingkat kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMA Negeri

15 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dikategorikan cukup dengan

nilai rata-rata 71,87.

(3) Adanya hubungan positif yang signifikan antara Penguasaan Diksi dengan

Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 15

Medan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15

medan maka dapat diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan untuk

meningkatkan penguasaan diksi dengan kemampuan menulis naskah drama.

(1) Hendaknya guru bidang studi bahasa Indonesia memberikan contoh

kepada anak didik dalam penerapan penguasaan kosakata.

(2) Siswa perlu dibimbing melalui pelatihan untuk lebih meningkatkan

(20)

(3) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan studi bandingan bagi penelitian

selanjutnya dengan melibatkan variabel lain yang lebih rumit dan

kompleks.

(4) Penelitian lanjut masih perlu diadakan untuk mengetahui kemampuan

menulis naskah drama pada aspek penguasaan diksi lainnya sehingga

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta: IKIP Jakarta.

Andriwardhaya, Cindy Reichmann. 2014. “Gaya Bahasa dalam Naskah Drama Hasil Menulis Kreatif Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 1 Malang.” Dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Fitriani, Nur. 2012. “Pembelajaran Menulis Naskah Drama Dengan Menggunakan Metode Kontekstual Di Kelas XI SMA Nasional Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.” Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bandung.

GM, Jingga. 2012. Yuk Menulis Yuk. Yogyakarta: Araska.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Kosasih, 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Leksono,Widyo. 2007. Teater Untuk Remaja. Semarang: CV. Cipta Prima Nusantara.

Mulyana, Yoyo, dkk. 1997. Sanggar Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Perangin-Angin, Adriani. 2014. Hubungan Penguasaan Diksi terhadap

Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Berastagi tahun Pembelajaran 2012/2013. Medan: Skripsi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Unimed.

Riandika, Bayu dkk. 2013. “Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Media Komik tanpa Kata Pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Sidareja Kabupaten Cilacap.” Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta Vol. 2 No. 2

Tahun. 2013

(22)

Syamsudin AR, 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dapat disimpulkm bahwa pengukusan kelapa parut dan pemanggangan adonan dengan menggunakan loyang bersekat dapat menghasilkan wingko babat dengan kadar air,

The objectives of this study are to describe (1) the characteristics of the instructional materials of Art, Culture and Skill Subject at Islamic Integrated Elementary

Sifat Bilangan Berpangkat bulat

Varietas kedelai toleran kekeringan yang terkena cekaman oksidatif akibat cekaman kekeringan, mensintesis sejumlah enzim Glutation Peroksidase (GPX), Glutation

Mengenai strategi manajemen baik Kepala Sekolal1 maupun Komite Sekolah sangat memegang penman penting dalam pemberdayaan dana pembelajaran.. Yang menjadi pennasalahan dalam hal

Berpijak dari keadaan tersebut bahwa kondisi siswa yang sangat bervariasi dalam menerima materi dan menguasai materi pembelajaran dari guru serta dewasa ini metode

Kemasan HVS 70 gr 2 tumpuk yang mengalami transportasi di atas meja getar dengan frekuensi rata-rata = 3.465 hz dan amplitudo rata-rata = 3.8 cm selama 4 jam setara dengan