• Tidak ada hasil yang ditemukan

t mtk 1008966 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t mtk 1008966 chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

118

Lala Isum, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Model CORE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai

perbedaan peningkatan hasil belajar terhadap kemampuan penalaran dan koneksi

matematis siswa, antara siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan

pembelajaran model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending dan siswa

yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan pendekatan ekspositori,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran

model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending lebih baik daripada

siswa yang memperoleh pembelajaran model ekspositori.

2. Kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model

Connecting, Organizing, Reflecting, Extending lebih baik daripada siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan model ekspositori.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada

kelas eksperimen antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Sedangkan untuk siswa yang berkemampuan

(2)

119

Lala Isum, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Model CORE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa pada

kelas eksperimen antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan sedang tidak terdapat perbedaan.

5. Setelah mendapatkan pembelajaran, para siswa menunjukkan sikap positif

terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending, dan

terhadap soal-soal penalaran dan koneksi matematis yang diberikan. Secara

umum dapat dikatakan bahwa siswa memperlihatkan sikap yang positif

terhadap keseluruhan aspek pembelajaran dengan pembelajaran model

Connecting, Organizing, Reflecting, Extending

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika dengan pembelajaran model Connecting, Organizing,

Reflecting, Extending sebaiknya diterapkan untuk semua kategori baik siswa

tinggi, sedang dan rendah dalam upaya meningkatkan kemampuan penalaran

matematis siswa Sekolah Menengah Kejutuan (SMK), walaupun pada

penelitian ini pembelajaran model CORE baru mampu melihat perbedaan

(3)

120

Lala Isum, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Model CORE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

2. Untuk menerapkan pembelajaran dengan pembelajaran model Connecting,

Organizing, Reflecting, Extending, sebaiknya guru membuat sebuah scenario

yang matang, materi yang akan diajarkan agar lebih diperhatikan apakah telah

dipelajari atau belum oleh siswa karena pada model pembelajaran ini siswa

lebih difokuskan pada kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang

dimilikinya sebagai prasyarat untuk kepengetahuan berikutnya. Hal ini

dimaksud agar tahapan-tahapan pada pembelajaran CORE dapat dengan baik

dan sistematis, sehingga kemampuan siswa akan benar-benar terukur dan

berkembang.

3. Diharapakan untuk guru-guru yang mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan

sebaiknya dalam membuat soal-soal yang akan disampaikan ke siswa sebaiknya

beracuan pada bentuk soal-soal produktif siswa, agar siswa lebih dapat

memaknai pentingnya belajar matematika bagi kejuruan mereka.

4. Bagi para guru agar ketika awal pembelajaran dengan model CORE, guru lebih

memberikan motivasi, dorangan, dan semangat agar siswa lebih termotivasi

untuk mengikuti pembelajaran matematika dengan model CORE. Selain itu

motivasi dari guru dilakukan agar siswa lebih berani, percaya diri dan aktif

dalam pembelajaran model CORE yang menggunakan pendekatan diskusi.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, tetapi pada level sekolah tinggi atau rendah

atau terhadap Sekolah Menengah Kejuruan lainnya, sebagai bahan

(4)

121

Lala Isum, 2012

Pembelajaran Matematika dengan Model CORE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan

Referensi

Dokumen terkait

kan adalah: (1) setiap program peningkatan mutu pendidikan di madrasah harus dilakukan secara sistemik dan sistematik, (2) penerapan program peningkatan mutu yang dilakukan

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh tiga bulan Mei tahun dua ribu tiga belas, diadakan Aanwijzing pada paket pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas

Seyogianya pihak pengelola madrasah, khusus nya kepala madrasah, merasakan ada- nya peru bahan yang terkait dengan berbagai upaya yang diprogramkan oleh

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar

Untuk aplikasi ICMP, FTP maupun Iperf, jaringan DSTM memiliki kinerja lebih rendah dari pada jaringan IPv6 dan IPv4, karena waktu kirim paket yang dibutuhkan

aspal menjadi lebih encer) ketika suhu meningkat. Aspal mempunyai sifat visco-elestis dan tergantung dari waktu pembebanan. Pada proses pencampuran dan pemadatan sifat aspal

Aspek-aspek yang digunakan adalah : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek keuangan. Dari ketiga

cukup besar namun belum menunjukkan adanya keberhasilan yang maksimal karena jiwa kewirausahaan yang ditanamkan dalam diri belum sepenuhnya ada dalam diri wirausaha, dimana