• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEA 1105088 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PEA 1105088 Chapter1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum yang berpedoman pada Pancasila dan juga berpegang teguh pada aturan yang ada di negaranya yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Dengan tujuan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera, aman, tentram, merata secara material dan spiritualnya serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga negaranya, yang dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional secara bertahap, merata, terencana, dan berkelanjutan di seluruh tanah air.

Dari berbagai sumber, pajak mempunyai kontribusi yang cukup tinggi dalam penerimaan Negara non-migas. Terbukti dari tahun ke tahun penerimaan dari sektor pajak semakin meningkat dan terus mendominasi. Sebagai sumber penerimaan yang berasal dari dalam negeri, pajak memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan, melalui intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan, seiring dengan mengingatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. Menurut teori yang dijelaskan Siahaan, M.P (2010:21) bahwa:

Pajak bukan hanya berfungsi untuk memasukan uang ke kas negara tetapi juga merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan memenuhi kewajiban kenegaraan dalam upaya peningkatan kemandirian bangsa dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Sumber penerimaan pajak itu adalah semua penerimaan negara yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional yang sangat negara butuhkan sebagai sumber utama bagi pengeluaran negara. Oleh karena itu, sesuai dengan pendapat Siahaan, M.P (2010:109) bahwa:

(2)

Hal tersebut, akan terwujud dalam bentuk penagihaan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penagihan pajak merupakan salah satu fokus utama para pihak di pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai Perundang-Undangan dan produk hukum telah ditetapkan dan mengalami perbaikan atau penyempurnaan untuk menciptakan sistem penagihan pajak yang mampu memenuhi berbagai tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yaitu terbentuknya semangat ataupun kesadaran diri dari masyarakat luas dalam pembayaran pajak sehingga dalam proses penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dapat berjalan lancar. Penerbitan Surat Teguran merupakan tindakan awal dari pelaksanaan penagihan pajak dan pelaksanaannya harus dilakukan sebelum dilanjutkan dengan penerbitan Surat Paksa.

(3)

penagihan pajak di suatu wilayah akan dapat terlaksana dengan baik. Dan semua proses penyelenggaraan negara akan berjalan dengan lancar tanpa terkendala sedikit pun. Partisipasi aktif tersebut baik dari pihak-pihak yang dikenai pajak maupun aparat penegak hukum yang bertindak sebagai Penagih Pajak.

Namun, terkadang penagihan pajak tidak selalu berjalan dengan baik. Hal tersebut, mengakibatkan dampak terhadap penerimaan pajak yaitu ke dalam penerimaan kas ke negara, dengan penerimaan pajak yang tinggi maka akan berimplikasi besar atau kecil ke program-program strategis seperti jaminan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Tetapi, jika penerimaan pajak rendah maka program tersebut tidak akan berjalan.

Akan tetapi, dalam kenyataannya optimalisasi penerimaan pajak masih terbentur dengan kendala, misalnya saja tingginya angka tunggakan pajak. Dengan kata lain, jika ditemukannya tunggakan pajak menandakan bahwa kondisi penerimaan pajak rendah. Hal tersebut terjadi karena realisasi penerimaan pajak yang diharapkan tidak sesuai dengan penerimaan pajak yang seharusnya. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan perlu ditingkatkan dengan cara mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan bahwa pajak adalah sumber utama pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Apabila masyarakat mengerti tentang manfaat dan fungsi dari pajak maka tentu masyarakat sadar akan pajak (tax counciouness) dan tidak akan lagi dijumpai Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya. Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat cukup banyak masyarakat yang dengan sengaja melakukan kecurangan-kecurangan, melalaikan pajak, ketidakmampuan membayar pajak, menghindarkan diri dari pajak, menggelakkan pajak (tax

evasion), melakukan perlawanan pajak dalam melaksanakan pembayaran pajak

yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan penerimaan pajak yang terealisasi hanya sedikit dan bahkan dikategorikan sangat rendah. Dan juga berdasarkan pendapat Nindar (2014:2) mengatakan bahwa:

(4)

penagihan tersebut meliputi pemberitahuan Surat Teguran, penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, serta menjual aset barang yang telah disita.

Sehubungan dengan fenomena di atas, penerimaan pajak rendah ketika timbulnya tunggakan pajak, hal tersebut bisa di lihat tunggakan pajak yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees tahun 2009- 2014 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Tunggakan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

Tahun 2009 – 2014

Tahun Tunggakan Pajak Pencairan

Tunggakan Pajak

% Pencairan Tunggakan

Pajak

2009 Rp.14.192.216.816 Rp. 13.967.067.706 98,41%

2010 Rp. 9.644.052.395 Rp. 8.988.105.640 93,19%

2011 Rp. 7.656.448.880 Rp. 6.500.889.400 84,90%

2012 Rp. 8.957.224.145 Rp. 7.420.140.645 82,83%

2013 Rp. 3.380.654.888 Rp. 2.019.795.244 59,74%

2014 Rp. 1.822.265.108 Rp. 1.260.961.587 69,19%

Sumber: Data Primer yang diolah dari Seksi Penagihan

(5)

diakibatkan oleh beberapa faktor terutama kurangnya kesadaran Wajib Pajak yang tidak membayar pajak sehingga timbul utang pajak yang harus dilakukan tindakan penagihan aktif. Karena apabila hal tersebut dibiarkan dan masih banyaknya tunggakan pajak yang terjadi, maka akan berdampak kepada penerimaan pajak itu sendiri yang akan mengakibatkan kepada tingkat perekonomian seperti terhambatnya pembiayaan untuk penyediaan barang dan jasa publik, biaya untuk

penyelenggaraan pemerintah dan fasilitas umum, seperti sarana irigasi, jembatan,

pembuatan jalan, dan sebagainya yang tanpa kita sadari dengan tidak ada

pengorbanan yang harus dikeluarkan kita bisa merasakan manfaatnya secara

gratis, distribusi pendapatan yaitu ketika pajak yang masuk ke kas negara sedikit

untuk pembiayaan pengeluaran negara sehingga mengakibatkan kebutuhan dan

belanja negara terganggu. Penerimaan pajak juga bisa membantu membayar utang

negara, tetapi apabila penerimaan dari sektor pajak yang didapatkan rendah tidak

akan membantu di dalam hal tersebut. Kontribusi penerimaan pajak yang masuk

ke kas negara memberikan penyaluran uang negara untuk program-program

pemerintah seperti pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Namun, ketika penyaluran

ke program-program pemerintah tersebut tidak berjalan dampaknya kepada

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat itu sendiri terutama masyarakat dari

kalangan tidak mampu akan mengalami gejolak batin karena tidak mendapatkan

hak dan kewajibannya mendapatkan fasilitas pemerintah dan fasilitas umum, seperti sarana irigasi, jalan, jembatan, dan sebagainya yang ada di negaranya. Sehingga ketika pajak yang diterima oleh negara rendah upaya untuk

pembangunan negara tidak akan berjalan dengan lancar dan bahkan tidak akan

terealisasi dan keinginan bagi pemerintah untuk menjadikan negaranya maju tidak

akan berhasil.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak, antara lain dengan melakukan reformasi pajak

(tax reform). Dalam reformasi perpajakan, sistem pemungutan pajak telah

(6)

Upaya tersebut dilakukan karena pajak merupakan sektor penting dan sumber utama di dalam penerimaan negara, dengan penerimaan pajak yang tinggi maka akan berimplikasi besar atau kecil ke program-program strategis seperti jaminan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Tetapi, jika penerimaan pajak rendah maka program tersebut tidak akan berjalan. Hanya saja apabila Wajib Pajak ternyata tidak membayar pajak maka terhadapnya tentu perlu diberikan tindakan tegas untuk dapat memaksa Wajib Pajak tersebut untuk melunasi pajaknya. Hal tersebut akan terwujud dalam bentuk penagihan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan penagihan pajak yaitu upaya memaksa Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Pemerintah melakukan penagihan pajak pasif melalui himbauan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan media lainnya yang dilakukan sebelum masa jatuh tempo dengan harapan masyarakat bisa membayar pajak guna mendukung keberhasilan dari penerimaan pajak.

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 bahwa:

Untuk mengatasi berbagai kendala yang ada yang menghambat penerimaan pajak yang masuk ke kas negara perlu dilaksanakannya penagihan pajak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum pajak. Tindakan penagihan meliputi pemberitahuan Surat Teguran, penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, serta menjual barang yang telah di sita.

(7)

Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian tentang fenomena tersebut. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penagihan Pajak dan Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak. Menurut Resmi, S (2011:17) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah sebagai berikut:

1. Keadilan, kepastian, dan penegakan hukum

2. Mengantisipasi kemajuan di bidang teknologi informasi . 3. Ketentuan material di bidang perpajakan

4. Peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak. 5. Kepatuhan sukarela Wajib Pajak

6. Profesionalitas Aparatur Pajak 7. Efisiensi pemungutan pajak

8. Penyederhanaan prosedur administrasi pajak

9. Penerapan prinsip self assessment secara akuntabel dan konsisten

Permasalahan yang menjadi faktor utama dalam penelitian ini adalah mengenai penerimaan pajak. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak, penagihan pajak mempunyai peranan penting. Hal tersebut jelas akan terjadi jika adanya profesionalitas Aparatur Pajak dalam melalakukan tindakan penagihan pajak.

Menurut Suandy, E (2009:13) mengatakan bahwa penerimaan pajak dipengaruhi oleh:

1. Amandemen Undang-undang Perpajakan 2. Modernisasi Kantor Pajak

3. Ekstensifikasi dan Intensifikasi

4. Extra effort dalam pemeriksaan dan penagihan pajak

5. Pembangunan data basis terintegrasi

6. Penyediaan layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi, dan 7. Penegakan kode etik Pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan dan

(8)

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (dalam Resmi, 2011:74) menjelaskan bahwa:

Keadilan pengenaan pajak, memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak, kesederhanaan admninistrasi perpajakan, dan adanya kepastian hukum, konsistensi, serta transparansi adalah prinsip-prinsip yang dianut perpajakan bisa mempengaruhi penerimaan pajak.

Dari berbagai indikator penerimaan pajak di atas, penagihan pajak adalah salah satu upaya yang cukup mempunyai andil untuk memperbaiki penerimaan pajak. Dan juga berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya bahwa dengan adanya penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa ternyata salah satu upaya untuk bisa meningkatan penerimaan pajak. Karena Wajib Pajak yang sebelumnya menghindari dari pungutan pajak dan menunggak pajak dengan dikeluarkannya Surat Teguran dan Surat Paksa bisa mencairkan tunggakan pajak tersebut. Sehingga penerimaan pajak ke kas negara pun mengalami peningkatan. Agar penerimaan pajak terus mengalami peningkatan dan tidak terjadi penurunan harus di wujudkannya kepatuhan pajak bagi Wajib Pajak untuk membayar pajak. Hal tersebut, timbul dari diri seorang Wajib Pajak tentang pentingnya membayar pajak dan juga dari pihak pemungut pajak harus lebih menegaskan peraturan dalam proses penagihan pajaknya sehingga Wajib Pajak patuh dan taat. Pajak merupakan sektor penting dan sumber utama di dalam penerimaan kas ke negara, dengan penerimaan pajak yang tinggi maka akan berimplikasi besar atau kecil ke program-program strategis seperti jaminan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Tetapi, jika penerimaan pajak rendah maka program tersebut tidak akan berjalan. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya.

(9)

pajak merupakan hal yang sangat penting dalam hukum pajak guna menunjang keberhasilan pemungutan pajak. Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang disita atau lelang. Tujuan pelaksanaan penagihan pajak oleh Fiskus harus di arahkan guna terpenuhinya tujuan tersebut. Hal ini merupakan perwujudan dari alat paksa yang dimiliki oleh Negara yang diatur dalam Hukum Pajak.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

2. Bagaimana prosedur Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

3. Bagaimana efektivitas Penagihan Pajak terhadap pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

4. Bagaimana kontribusi pencairan Tunggakan Pajak terhadap peningkatan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

(10)

1. Untuk mengetahui gambaran Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

2. Untuk mengetahui prosedur Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

3. Untuk mengetahui efektivitas Penagihan Pajak dalam pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014. 4. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pencairan Tunggakan Pajak

terhadap upaya peningkatan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Tahun 2009-2014.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki kegunaan baik berupa kegunaan teoritis maupun praktis. Berikut ini kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak atas penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa, dalam hal ini efektivitas dari penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa dan kontribusinya terhadap penerimaan pajak.

b. Sebagai bahan informasi tentang penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

c. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan bagi penulis itu sendiri dan juga sebagai bahan kajian dan pengembangan penelitian lebih lanjut.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi Pendidikan Akuntansi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia.

(11)

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Tunggakan Pajak dan Pencairan Tunggakan Pajak

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia , salah satunya Tuberkulosis. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan bahwa Tergugat walaupun telah dipanggil secara patut dengan

Dengan menyimak tayangan video, siswa mampu menaksir harga barang dengan sekelompok pecahan uang yang setara..

Penelitian lain yang dilakukan di RSUD Liunkendage menunjukkan bahwa responden yang memiliki supervisi yang kurang baik yang mengalami kejadian cedera tertusuk jarum

pH point of zero charge adalah nilai pH pada titik temu antara garis lurus dari kurva pH awal terhadap pH akhir ( pada nilai pH awal sama dengan pH akhir) dengan pH akhir

Sebuah survei majalah 2005 penonton klub di Inggris menemukan bahwa mual atau muntah yang dialami oleh lebih dari seperempat dari mereka yang telah menggunakan

Resiko untuk terjadinya spondilolistesis degenerative meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan pergeseran vertebra yang progresif terjadi pada 30% pasien. Bila

Thesis yang dibuat dengan judul Pengembangan Model Numerik 2 Dimensi Interaksi Arus, Gelombang, Angkutan Sedimen Dan Morfologi Untuk Pantai Dengan Material Non Kohesif diharapkan