BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lansia
2.1.1. Definisi Lansia
Menurut UU No.13 tahun 1998 di katakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Maryam dkk, 2010).
Usia lanjut adalah istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan. Masa usia
lanjut merupakan masa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun khususnya
bagi yang dikaruniai usia yang panjang, yang bisa dilakukan manusia
hanyalah menghambat proses menua agar tidak terlalu cepat, karena pada
hakikatnya dalam proses menua terjadi kemunduran atau penurunan
(Suardiman, 2011).
2.1.2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi usia lanjut dapat di kelompokkan menjadi 5 kelompok,
antara lain: (1) Pra usia lanjut (Prasenilis) yaitu seseorang yang berusia
antar 45-59 tahun. (2) Usia lanjut yaitu seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih. (3) Usia lanjut resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70
tahun atau lebih atau seseorang yang yang berusia 60 tahun dengan
masalah kesehatan. (4) Usia lanjut potensial yaitu usia lanjut yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa. (5) Usia lanjut tidak potensial yaitu usia lanjut yang tidak
berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan
2.1.3. Tipe Lansia
Banyak ditemukan bermacam-macam tipe usia lanjut, antara lain:
(1) Tipe arif bijaksana yaitu lanjut usia ini kaya dengan hikmah
pengalaman, menyesuaikan dirir dengan perubahan zaman, mempunyai
kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan, dan menjadi panutan; (2) Tipe mandiri yaitu lanjut usia ini
sering mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif
dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan;
(3) Tipe tidak puas yaitu usia lanjut yang selalu mengalami konflik lahir
batin, menentang proses penuaan, ynag menyebabkan kehilangan
kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik; (4) Tipe pasrah yaitu
lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti
kegiatan beribadat, rinagn kaki, pekerjaan apa saja ynag dilakukan; (5)
Tipe bingung yaitu lanjut usia yang kagetan, kehilangan kepribadian,
mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh
(Nugroho, 2008).
2.2. Daya Ingat
2.2.2. Definisi Daya Ingat
Daya ingat merupakan kemampuan memodifikasi dan mengatur
pengalaman-pengalaman yang kita alami. Interaksi kita dengan dunia fisik,
seperti pengalaman panca indra, persepsi dan tindakan yang dilakukan dan
menentukan apa yang nantinya bisa untuk merasa, mengingat dan
mengerti (Thompson dan Madigan, 2007). Menurut Sternberg (2008) daya
ingat adalah cara-cara seseorang mempertahankan dan menarik
pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini.
2.2.2. Klasifikasi Daya Ingat
Masing-masing daya ingat memiliki mekanisme unik dalam
menyimpan informasi. Hal yang perlu diketahui adalah walaupun
terbagi-bagi dalam beberapa jenis, setiap jenis daya ingat berhubungan satu sama
lain. Pengaktifan salah satu jenis daya ingat akan mengaktifkan daya ingat
jenis lainnya. Hal ini memungkinkan sebuah informasi dapat disimpan
dibeberapa tempat penyimpanan daya ingat yang berbeda. Daya ingat
terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek berlangsung selama beberapa detik sampai
jam, saat pemrosesan di hipokampus dan bagian-bagian otak lain
meletakkan perubahan-perubahan jangka panjang dalam kekuatan sinaps
(Barret, 2014). Orang dewasa mampu mengingat 5-9 kapasitas ingatan
selama kurang lebih 15 hingga 30 detik. Angka 7 merupakan keterbatasan
biologis yang nyata pada ingatan jangka pendek seseorang. Ketika sebuah
deretan angka lebih dari 7, akan sulit bagi seseorang untuk mengingat
deretan tersebut. Seseorang harus mengelompokkan angka-angka tersebut
terlebih dahulu menjadi beberapa kelompok agar mudah untuk
Ingatan jangka pendek ini menahan data memori selama beberapa
detik dan terkadang bisa juga sampai beberapa menit. Menurut model
Atkinson Shiffrin, simpanan jangka pendek hanya bisa mengingat
beberapa hal saja. Ingatan jangka pendek juga bisa diakses oleh sejumlah
proses pengontrolan yang mengatur aliran informasi kepada dan dari
simpanan jangka panjang (Sternberg, 2008).
Secara umum, kapasitas memori jangka pendek langsung dibagi
berdasarkan luas stimulusnya, kira-kira berkisar tujuh stimulus plus minus
dua. Sebuah stimulus dapat menjadi sederhana, seperti sebuah digit, atau
sangat kompleks seperti sebuah kata. Jika kita mengumpulkan rangkaian
duapuluh angka atau huruf menjadi tujuh item yang berarti, kita akan
langsung bisa mengulanginya dengan cepat. Contoh, kebanyakan dari kita
tidak bisa mengingat memori jangka pendek dari dua puluh rangkaian
angka berikut ini: 101001000100001000100. Namun kalau kita
mengelompokkanmenjadi unit-unit yang lebih besar, seperti 10, 100, 1000,
10000, 1000 dan 100, maka kita akan lebih mudah memproduksi dua
puluh satu angka ini sabagai enam item yang berbeda (Sternberg, 2008).
2. Ingatan kerja (working memory)
Working memory dapat menyimpan informasi mulai dari beberapa
menit hingga beberapa jam kemudian. Biasanya, working memory
berfungsi mengubah informasi, tetap melewati perubahan dan
memperbarui ingatan, pemanggilan informasi, membuat perbandingan,
korelasi besar yang cukup positif antara efisiensi ingatan kerja dengan
kemampuan kognitif umum. Ini berarti bahwa seseorang yang memiliki
working memory yang baik cenderung memiliki kemampuan kognitif di
atas rata-rata. Kemampuan menyimpan informasi yang dilakukan oleh
working memory memungkinkan informasi tersebut masuk ke dalam
ingatan jangka panjang. Kemampuan working memory dalam menyimpan
informasi sangat bergantung pada usia. Semakin tua maka semakin besar
kapasitas working memory seseorang (Harianti, 2008).
Ingatan kerja menahan informasi yang datang untuk digunakan
ingatan jangka pendek sambil memutuskan apa ynag akan dilakukan
dengan informasi tersebut. Ini adalah bentuk ingatan yang memungkinkan
kita, sebagai contoh mencari nomor telepon, kemudian mengingat nomor
tersebut sementara kita mengangkat telepon dan menekan nomor tersebut.
Ingatan kerja terdiri dari apa yang dahulu disebut sebagai central executive
yang terletak di koneks prafrontal, dan dua “rehearsal system” (sistem
pengulangan), suatu sistem verbal untuk menahan ingatan verbal, dan
sebuah sistem visuospasial paralel untuk menahan aspek-aspek visual dan
spasial dari benda. Central executive mengarahkan informasi ke dalam
berbagai sistem pengulangan ini (Barret et al., 2014).
3. Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang merupakan ingatan yang tidak terbatas dan
lama. Transfer informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka
Salah satunya adalah seberapa penting informasi tersebut bagi seseorang.
Dalam hal ini, salah satu bagian dari otak adalah hippocampus yang akan
memberikan suatu tanda pada informasi yang dianggap penting. Setelah
itu, hippocampus akan mentransfer informasi ini ke seluruh bagian otak
Neo Cortex yang menyimpannya sebagai ingatan jangka panjang.
Informasi yang dikategorikan sebagai informasi yang penting adalah
informasi yang paling mendapat perhatian dan memiliki nilai penting yang
berkaitan dengan keselamatan hidup sesorang. Jenis informasi ini akan
segera tersimpan di dalam ingatan jangka panjang dan cukup sekali saja.
Informasi lainnya yang dianggap penting adalah pengalaman yang
mengandung muatan emosi yang kuat (Harianti, 2008).
Ingatan jangka panjang merupakan ingatan utama yang dapat
menyimpan semua stimuli yang diterima selama waktu yang tidak tentu
(bisa sangat lama). Ingatan ini terkait dengan proses perekaman yang
permanen, proses mencari dengan maksud untuk mendapatkan kembali
apa yang telah terekam sebelumnya. Pengetahuan sepanjang masa
merupakan sesuatu yang dapat terekam secara permanen dalam ingatan ini
(suardiman, 2011).
Perbedaan antara ingatan jangka pendek dan ingatan jangka
panjang bukan hanya pada jangka waktu penyimpanannya saja, namun
juga pada kapasitasnya seberapa banyak informasi yang dapat disimpan
jangka pendek pada saat yang bersamaan, kapasitasnya untuk menyimpan
ingatan jangka panjang dapat dikatakan tidak terbatas (Nelson, 2008).
Ingatan jangka panjang juga tidak serapuh ingatan jangka pendek,
yang artinya ingatan jangka panjang kurang lebih menetap meskipun ada
sesuatu yang mengganggu alur pemikiran seseorang. Tetapi tidak semua
ingatan jangka panjang tersimpan selamanya, bahkan meskipun ada
perubahan. Beberapa ingatan jangka panjang yang tidak dipakai atau
menjadi tidak relevan menghilang sejalan dengan berjalannya waktu.
Misalnya seseorang yang membaca buku tertentu yang disukainya, namun
setelah bertahun-tahun kemudian orang tersebut tidak lagi mengingat lebih
banyak selain dari judulnya. Hal ini disebabkan karena orang tersebut
tidak memikirkan lagi plot dan karakter didalamnya dalam jangka waktu
yang lama. Namun beberapa ingatan jangka panjang tetap bertahan
walaupun ingatan tersebut jarang digunakan. Masalah pada orang-orang
yang masih mampu mengingat detail-detail masa kecil yang pernah
dialami, yang tanpa disadari masih terus dapat diingat walapun hal tersebut
jarang digunakan (Nelson, 2008).
Ingatan jangka panjang dapat dibagi dalam dua kategori umum
yaitu ingatan deklaratif dan ingatan prosedural. Ingatan deklaratif lebih
mudah melemah akibat pengaruh usia dan juga penyakit otak (misalnya
penyakit Alzheimer), dibandingkan dengan ingatan-ingatan prosedural
a. Ingatan deklaratif
Ingatan deklaratif meliputi informasi yang mengharuskan
melakukan usaha secara sadar untuk mengingat. Ada dua jenis ingatan
deklaratif, yaitu ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik
terkait dengan kejadian yang terjadi pada waktu dan tempat yang spesifik.
Misalnya liburan yang dijalani musim panas yang lalu, kejadian yang
terkait dengan konteks waktu dan ruang tertentu. Ketika seseorang
mencoba mengingat kembali suatu ingatan mengenai kejadian, orang
tersebut akan mengingat informasi temporal (kapan hal itu terjadi) dan
informasi ruang (dimana hal itu terjadi) yang terkait dengan kejadian
tersebut. Ingatan semantik adalah pengetahuan faktual. Ingatan jenis ini
sebagian besar terdiri dari informasi dasar yang dipelajari selama masa-
masa sekolah misalnya berhitung. Berbeda dengan ingatan episodik,
ingatan semantik tidak terkait dengan waktu atau tempat. Ketika seseorang
mampu belajar berhitung, ia tidak akan mengingat kapan pertama kali ia
mampu berhitung dan walaupun ia masih mampu mengingatnya, waktu
tersebut tidaklah begitu penting bagi pengetahuan atau kenangan tentang
fakta-fakta tersebut (Nelson, 2008).
b. Ingatan prosedural
Ingatan prosedural merujuk kepada prosedural, keterampilan dan
rutinitas yang muncul secara otomatis untuk melakukan tindakan seperti
berpakaian atau mengendarai sepeda. Bukti tentang ingatan prosedural
perilaku. Meskipun untuk menghadirkan ingatan prosedural secara relatif
tanpa usaha, setiap ingatan tersebut membutuhkan usaha dan latihan agar
dapat dipelajari. Namun setelah keterampilan yang terkait dapat dikuasai,
seseorang dapat melakukannya tanpa perlu mengingat bagaiman cara
mempelajarinya atau langkah-langkah yang terkait di dalamnya. Misalnya
saat seseorang mengeluarkan sepeda untuk mengendarainya, ia tidak perlu
mengingat kembali bagaimana cara ia berlatih mengendarai sepeda
tersebut. Ia cukup menaiki sepeda tersebut dan pergi (Nelson, 2008).
Ingatan prosedural tidak menghilang atau berubah seiring
bertambahnya usia. Misalnya seseorang yang sudah lama tidak menaiki
sepeda, ia tidak perlu mempelajari keterampilan tersebut dari awal.
Melakukan sedikit latihan saja dan dengan keterampilan maka rutinitas
tersebut akan muncul kembali. Bahkan penderita penyakit Alzheimer
dapat melakukan banyak tugas rutin sampai tahap akhir dari penyakit
tersebut. Para ilmuan percaya ingatan prosedural dapat bertahan lama
karena ingatan tersebut disimpan secara meluas di seluruh otak, dan karena
ingatan tersebut tidak tergantung pada hipokampus, salah satu struktur
ingatan di dalam otak yang secara khusus peka terhadap efek penuaan
normal (Nelson, 2008).
2.2.3. Pengukuran Daya Ingat
Richardson-Klavehn dan Bjork (1988) dalam Nelson (2008),
berdasarkan instruksi yang diberikan dalam tahap pengetesan ingatan yaitu
(1)tes ingatan langsung, dan (2) tes ingatan tidak langsung.
1. Tes Ingatan Langsung/Eksplisit
Richardson-Klavehn dan Bjork (1988) merumuskan tes-tes ingatan
langsung sebagai tugas-tugas yang perintahnya mengacu kepada sasaran
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sejarah atau pengalaman
pribadi subjek, yaitu yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu (jam,
tanggal, atau lingkungan di mana peristiwa tersebut terjadi).
Peristiwa-peristiwa khas yang menjadi sasaran dapat berupa penyajian daftar
kata-kata, penyajian daftar gambar-gambar, penyajian daftar kalimat-kalimat
maupun bisa juga berupa peristiwa yang terjadi dalam sejarah kehidupan
subjek.
Tes ingatan langsung dapat berbentuk tes rekognisi (recognition)
dan tes recall, baik yang free-recall maupun cued-recall.
a. Tes rekognisi
Pengukuran pada tes rekognisi ini adalah subjek diminta untuk
membedakan antara stimulus-stimulus yang ada pada saat terjadinya
peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tidak ada pada saat
peristiwa berlangsung. Kemudian, subjek diminta mengenali kembali
apakah stimulus yang ada pada tahap pengetesan ingatan sama dengan
b. Tes recall
Pengukuran pada tes recall ini adalah subjek diminta untuk
memproduksi stimulus-stimulus yang terdapat dalam peristiwa sasaran.
Kemudian, pada tahap pengetesan ingatan maka subjek diminta
menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap
belajar. Tes recall dapat dilakukan tanpa bantuan tanda-tanda (free-recall)
maupaun dengan bantuan tanda-tanda (cued-recall). Mengingat dapat
dibantu oleh tanda-tanda.tanda-tanda yang dipakai untuk membantu
me-recall dapat merupakan bagian-bagian dari stimulus yang telah disajikan
pada tahap belajar (intralist cues). Contohnya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Shimamura dan Squire (1984) mengenai ingatan terhadap
pasangan kata-kata pada penderita amnesia. Pada tahap belajar, dua belas
pasangan kata yang disajikan kepada 8 pecandu alkohol yang menderita
sindrom Korsakoff. Salah satu pasangan kata tersebut misalnya
“STAIR-DIAMOND”. Masing-masing pasangan kata disajikan dalam 3 detik.
Antara dua sampai empat menit sesudah penyajian keduabelas pasangan
kata selesai, kepada subjek disajikan kata “STAIR” dan mereka diminta
mengingat kembali pasangan katanya. Tanda-tanda yang dipakai
membantu mengingat bisa juga merupakan tanda-tanda yang berhubungan
dengan stimulus yang disajikan pada tahap belajar (extralist cues).
Hubungan antara tanda-tanda dengan stimulus sasaran dapat berdasarkan
kesamaan makna (semantik), atau kemiringan tulisan serta bunyinya
2. Tes Ingatan Tidak Langsung/Implisit
Tes ingatan tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang
mengharuskan subjek melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik,
sementara perintah-perintah tes tersebut hanya mengaju pada tugas yang
sedang dihadapi dan tidak mengacu pada peristiwa sebelumnya
(Richardson-Klavehn & Bjork, 1988). Pada tes ingatan tidak langsung,
tugas-tugas yang harus diselesaikan tidak mengarahkan subjek untuk
mengacu pada peristiwa yang sebelumnya dialami oleh subjek. Pada tahap
pengetesan ingatan subjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan
tahapan belajar sebagai acuan.
Ingatan implisit merupakan ingatan dimana kita mengumpulkan
kembali sesuatu namun dilakukan tanpa kita sadari sepenuhnya. Setiap
hari kita dilibatkan banyak tugas yang melibatkan rekoleksi bawah sadar
terhadap informasi semacam ini. Bahkan, saat membaca buku, secara tidak
sadar kita sedang mengingat beragam hal, seperti makna dari kata tertentu,
beberapa konsep yang kita baca. Rekoleksi-rekoleksi seperti ini dicapai
lewat bantuan ingatan implisit (Sternbeg, 2008).
Beberapa tugas yang digunakan untuk mengukur memori
melibatkan pemanggilan kembali ingatan/pengingatan atau pengenalan
kembali ingatan/rekognisi terhadap memori eksplisit untuk mencapai
pengetahuan deklaratif. Tugas-tugas lain melibatkan memori implisit dan
Tabel 1. Jenis-jenis tugas yang digunakan untuk mengukur memori
Tugas-tugas Memori Deskripsi Tugas-tugas Contoh Tugas
Eksplisit Bagi
Pengetahuan Deklaratif
Tugas-tugas memori Anda harus mengingat Siapa yang menulis eksplisit kembali secara sadar Hamlet?
informasi tertentu
Tugas-tugas Anda harus mengingat Siapa nama pertama pengetahuan deklaratif kembali fakta-fakta anda?
Tugas-tugas memanggil Anda harus menghasilkan Tes mengisi titik-titik kembali/pengingatan sebuah fakta, sebuah mensyaratkan anda
kata, atau item-item lain mengingat item-item dari
dari memori memori. Contohnya,
“Istilah bagi seseorang yang menderita kerusakan memori yang berat adalah?”
Tugas pengingatan Anda harus mengulangi Jika kepada anda
berseri penyebutan item diperlihatkan rangkaian
disebuah daftar sepersis angka 2-8-7-1-6-4, anda
mungkin setelah diminta untuk
membaca atau mengulangi rangkaian itu mendengarnya sepersis mungkin sesuai
urutan
Tugas rekognisi bebas Anda harus mengulangi Jika kepada anda penyebutan item-item di diperlihatkan rangkaian dalam daftar berdasarkan pasangan kata-kata, urutan apa pun yang bisa “anjing, pensil, waktu,
diingat rambut, kera, monyet,
restoran”, anda disuruh mengulangi urutan kata- kata tersebut dengan benar.
Tugas pengingatan Anda harus mengingat Kepada anda pernah berpetunjuk sebuah daftar berisi diperlihatkan rangkaian
pasangan-pasangan item pasangan kata-kata ini: yang berbeda-beda, “waktu-kota, tombol- kemudian ketika kertas, penghargaan-hari, diberikan salah satu item tinju-awan, angka- dari pasangan-pasangan cabang.” Kemudian anda tersebut, anda harus bisa akan diberikan stimulus
mengingat kembali “tombol”, maka
pasangannya. diharapkan anda
pasangannya, dan seterusnya.
Tugas-tugas mengenal Anda harus memilih atau Tes-tes pilihan ganda dan kembali/rekognisi sebaliknya, benar salah melibatkan
mengidentifikasi sebuah pengenalan kembali item seperti yang sudah ingatan. Contohnya, anda pelajari sebelumnya “istilah bagi individu
dengan kemampuan
memori yang luar biasa adalah? (1) amnesis, (2) semantik, (3) menemonis, atau (4) retrogradis. Tugas-tugas memori Anda harus Tugas-tugas melengkapi
implisit menggambarkan kata mengetuk memori
informasi di dalam implisit anda. Kepada memori tanpa mengerti anda diberikan sebuah secara sadar bahwa anda fragmen kata, seperti tiga sedang melakukannya huruf pertama dari
sebuah kata, kemudian anda diminta untuk melengkapi fragmen kata itu dengan kata pertama yang terlintas dibenak anda. Contoh, katakanlah anda diminta untuk mengisi tiga huruf yang hilang untuk memenuhi garis-garis kosong dan membentuk sebuah kata yangbenar:_e_or_.
Karena anda baru saja melihat kata memori, anda diharapkan lebih sanggup menyediakan tiga huruf m-m-i untuk mengisi garis kosong itu ketimbang mereka yang tidak diperlihatkan fragmen tiga huruf pertama dari kata tersebuat.
tugas-tugas pengetahuan Anda harus mengingat Anda diminta untuk prosedural keahlian-keahlian yang membuktikan sebuah sudah dipelajari dan kemampuan “mengetahui
perilaku-perilaku caranya”, lalu
fakta. membaca tuliasan terbaik, dan kemudian
diminta untuk
menunjukkan apa yang andaingat tentang cara menggunakan
kemampuan-kemampuan tersebut. Atau anda diminta untuk menguasai atau menunjukkan apa yang sudah anda ingat tentang kemampuan- kemampuan motorik tertentu (seperti mengendarai sepeda atau berselancar salju).
2.2.4. Fungsi Memori (Ingatan) Lansia
Usia lanjut sering digambarkan sebagai seseorang yang pelupa.
Bila seseorang suatu ketika mengalami gejala tidak mampu mengingat hal-
hal yang pernah diketahui, adalah hal yang wajar. Setiap orang pada usia
berapapun pernah mengalaminya. Namun gejala lupa ini semakin nyata
dan nampak bersamaan dengan meningkatnya usia. Orang yang berusia di
atas 60 tahun sering terdengar tentang keluhan daya ingat, juga
pengalaman menunjukkan bahwa meningkatnya usia berhubungan dengan
menurunnya kemampuan mengingat (Suardiman, 2011).
Usia lanjut lebih lambat dan sulit dalam memproses infornasi
sehingga cenderung mudah lupa. Beberapa penelitian melaporkan
menurunnya kemampuan mengingat pada usia lanjut, dengan
bertambahnya usia maka secara jelas terlihat sistem indera dan memori
menurunnya kemampuan belajar dan mengingat. Kemampuan untuk
mengingat kembali (recall) merupakan tugas yang lebih berat dari pada
tugas mengenal kembali. Gejala ini muncul pada usia lanjut sebagai gejala
lupa (Suardiman, 2011).
Lupa merupakan gejala penurunan kemampuan memori yang
terjadi sehari-hari pada semua tingkatan usia. Namun, usia lanjut memiliki
kecenderungan lupa yang lebih tinggi dari pada yang usia muda. Gejala
lupa terjadi karena informasi yang diterima tidak diproses dan disimpan
dengan baik meskipun memang tidak semua informasi harus disimpan.
Biasanya informasi yang dianggap penting dan mrnarik saja yang
disimpan untuk suatu ketika diingat atau dipanggil kembali. Usia tua akan
mempengaruhi kemampuannya untuk memproses atau mengolah
informasi. Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi okeh tingkat
berartinya informasi yang akan disimpan, hebatnya informasi, tingkat
perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi, dan kelelahan (Suardiman,