• Tidak ada hasil yang ditemukan

artikelTri Widodo sunan2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "artikelTri Widodo sunan2011"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengimplementasikan

Standar Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Kolegial

Teknik Kunjungan Antarkelas

Tri Widodo

Dinas Pendidikan Kota Magelang, Jl.Alibasyah S.P. No. 6 Magelang e-mail : twiedho@yahoo.com

Abstrak

Process standard is learning standard that each teacher has to apply it in leaning process. Based to supervisor’s academic supervision result, found that generally class teacher face some difficulty applying process standard related with activity in facilitating collaborative cooperative learning. Therefore, an effort needed to raise teacher competencies thru collegial supervision interclass visitation technique. This research aims are to know improvement of teacher competencies in implemented learning process standard and collaborative cooperative learning after interclass visitation in: (a) planning lesson plans (RPP), (b) handling learning process, (c) making teacher class administration that support learning process, and (d) how teacher perception about interclass support supervision. This research method is classroom action research in two cycles, each cycle contain four steps: planning, acting, observing and reflecting. Subjects of this research are 5th class teacher of elementary school in UPTD Pendidikan Magelang Selatan, academic year 2010/2011. The result show that teacher competency in planning lesson plans raise from 61.67% (first cycle) to 75% (second cycle), teacher competency in handling learning process raise from 65% (first cycle) to 75.56% (second cycle), teacher competency in making teacher class administration raise from 80.34% in first cycle to 93.36% in second cycle. Conclusion of this research is collegial supervision thru interclass visitation have positive impact in raising teacher competencies implementing process standard and collaborative cooperative learning in planning lesson plan, handling learning process and doing class teacher administration. Moreover, collegial supervision can improve teacher performance and quality.

(2)

kolaboratif dalam penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran serta pengerjaan administrasi guru kelas. Disamping itu supervisi kolegial ini mampu meningkatkan kinerja dan kualitas guru.

Keywords : standar proses, pembelajaran kooperatif, Supervisi Kolegial, Kunjungan antarkelas

Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan perkembangan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang dianggap mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan yang berwawasan masa depan diharapkan dapat memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna meraih masa depan yang lebih baik.

Pendidikan sendiri adalah sarana dan wahana utama untuk pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang. Melalui pendidikan diharapkan dapat memenuhi tuntutan global yang ditandai dengan persaingan yang sangat ketat dalam semua aspek kehidupan, dan tentu saja memberi pengaruh terhadap tuntutan kualitas sumber daya manusia. Pengaruh tersebut termasuk pada sumber daya tenaga pendidik dan kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi tersebut diiringi dengan tumbuh kembangnya tuntutan demokratisasi pendidikan, akuntabilitas, tuntutan kualitas serta jaminan mutu kinerja lembaga.

Kualitas (quality) menjadi kata kunci dalam rangka memberikan pendidikan yang berkualitas, segala upaya tenaga pendidik dan kependidikan bermuara pada bagaimana mendisain pengelolaan pendidikan agar benar-benar efektif menjawab tantangan jaman yang terus berkembang. Sementara itu kualitas pendidikan akan lebih banyak ditentukan seberapa besar kualitas pembelajaran di institusi pendidikan berlangsung.

(3)

pembelajaran yang berkualitas. Karena hanya pembelajaran yang berkualitas yang mampu memberikan hasil yang berkualitas.

Tuntutan kualitas tersebut menuntut guru agar kreatif, profesional dan menyenangkan serta harus memiliki konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yang pada muaranya akan memberikan hasil yang berkualitas.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah menerbitkan Permendiknas no 41 tahun 2007 tentang Standar Proses sebagai bagian dari standarisasi nasional di bidang pendidikan. Standar Proses membawa implikasi yang amat luas bagi penyelenggaraan pendidikan khususnya di sekolah dasar. Disisi lain dalam rangka mendukung proses pembelajaran, guru selain harus menyusun perangkat pembelajaran juga harus mengerjakan sejumlah administrasi kelas seperti yang disyaratkan dalam Pedoman Administrasi Sekolah Dasar sebagai salah satu komponen untuk menjamin adanya standar mutu penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar . Pedoman ini mengacu pada Kepmendiknas nomor 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Dikdasmen dan kebijakan pemerintah mengenai Manajemen Peningkatan mutu berbasis sekolah.

Dari hasil supervisi yang dilakukan oleh Para Pengawas ditemukan bahwa administrasi guru yang terdiri dari perangkat pembelajaran terutama Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bagian dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan dokumen administrasi guru kelas belum dikerjakan seperti apa yang disyaratkan dan pelaksanaannya belum memenuhi standar kualitas.

(4)

Administrasi Pembelajaran dan Administrasi Guru Kelas harus 100 % dikerjakan. Hal itupun belum dikaji seberapa benar isi rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan standar proses dan seberapa benar pelaksanaan rencana pembelajaran dilaksanakan sesuai ketentuan standar proses. Pada saat yang sama ketentuan standar proses membawa implikasi yang sangat luas terhadap proses pembelajaran . Dari uraian diatas, nampak kesenjangan antara tuntutan ideal standar proses dan pedoman administrasi guru kelas dengan realitas. Menjadi tugas bersama untuk meciptakan iklim kondusif yang memungkinkan guru tetap kompeten dalam menyusun rencana pembelajaran yang berkualitas, melaksanakan pembelajaran yang berkualitas serta didukung admnistrasi guru kelas yang memadai. Salah satu alternatif jawaban adalah melalui supervisi pendidikan . Melalui supervisi pendidikan sebagai bagian dari kegiatan manajemen oleh para pengawas dapat diketahui apakah program yang direncanakan sudah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku apa tidak, disamping itu juga untuk mengetahui seberapa besar kualitas pembelajaran dilaksanakan. Dengan pendekatan, teknik, model dan jenis supervisi yang disesuaiakan dengan tujuan kepengawasan, kondisi sasaran yang diharapkan maka upaya perbaikan itu dapat dilaksanakan. Salah satu supervisi yang ideal adalah Supervisi kolegial sebagai bentuk supervisi kesejawatan memiliki beberapa keunggulan dalam meningkatkan mutu pembelajaran serta mutu sekolah yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah kompetensi guru dalam mengimplementasikan standar proses pembelajaran kooperatif kolaboratif adalah sebagai berikut :(a) administrasi perangkat pembelajaran khususnya rencana pelaksanaan pembelajaran belum dikerjakan sesuai ketentuan, (b) pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan ketentuan dalam standar proses pembelajaran,(c) administrasi guru kelas pendukung pembelajaran belum dikerjakan seperti apa yang disyaratkan.

(5)

Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : ingin mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan standar proses pembelajaran dan pembelajaran kooperatif kolaboratif dalam rencana maupun pelaksanaan pembelajaran serta pengerjaan admnistrasi guru kelas setelah dilakukan kunjungan antarkelas. Disamping itu juga ingin mengetahui persepsi guru terhadap pelaksanaan suervisi kunjungan antarkelas.

Manfaat Penelitian ini: (a)bagi Guru dan Kepala Sekolah , hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan umpan balik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas serta pengerjaan administrasi guru kelas yang standar , (b) bagi Pengawas Sekolah : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai instrumen kepengawasan akademik untuk menilai kompetensi Guru dalam pembelajaran dan dapat memanfaatkan supervisi kelogial dengan lebih baik.

Kompetensi Guru

Kompetensi guru dalam pembelajaran adalah: (1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) Untuk itu diperlukan penguasaan berbagai ketrampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang para pelajar, objek belajar dan evaluasi belajar; (3) Dengan penguasaan itu guru mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis, sistematis: karena disamping untuk melaksanakan pembelajaran, persiapan dan mengemban “professional accountability” sehingga guru dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya.( Meyer dan Roger Haris 1977:20-21).

(6)

Supervisi Kolegial

Burhanuddin dkk (2007:15-16) menegaskan pentingnya peran supervisor dengan menegaskan bahwa supervisor melalui pendekatan ilmiah dituntut dapat melaksanakan hal-hal yaitu : (a) mengimplementasikan hasil temuan para peneliti, (b) bersama-sama dengan peneliti mengadakan penelitian dibidang pengajaran dan hal lain yang bersangkut paut dengannya, dan (c) menerapkan metode ilmiah dan mempunyai sikap ilmiah dalam menentukan efektivitas pengajaran.

Tujuan dari supervisi pengajaran adalah peningkatan mutu pengajaran melalui perbaikan mutu guru dan pembinaan terhadap kemampuan atau kompetensi guru. Salah satu teknik supervisi adalah Supervisi kolegial . Supervisi kolegial sebagai proses disusun dua atau lebih guru menyetujui bekerja bersama-sama untuk pertumbuhan profesional, yang pada umumnya dilakukan dengan pengamatan kelas satu sama lain, memberi umpan balik satu sama lain tentang pengamatan, dan berdiskusi tentang profesi mereka. Adapun teknik supervisi kolegial antara lain musyawarah guru mata pelajaran, rapat dewan guru, penataran, dan kunjungan antarkelas.

Pelaksanaan kegiatan Kunjungan antarkelas dilaksanakan sebagai berikut : (1) Pertemuan persiapan, (2) Pengantar oleh Pengawas, (3) Pembagian instrumen, (4) Pelaksanaan Pembelajaran, (5) Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh Guru pengamat dan Kepala Sekolah, (6) Penilaian Administrasi Guru Kelas, (7) Mendiskusikan hasil pengamatan dan penilaian oleh guru dipimpin Kepala Sekolah yang sekolahnya dijadikan obyek pengamatan/penilaian.

Kerangka Berpikir

(7)

Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif antara lain ialah : (a)meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial,(b) memungkinkan para siswa salaing belajar mengenal sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan.(c)Memudahkan siswa melakukan penyesuaian social, (d)Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai social, (e)Menghi-langkan sifat mementingkan diri sendiri atau egoisme,(f)Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia, dan (g)Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.(Sugiyanto,2010:43)

Sementara itu pembelajaran kooperatif kolaboratif adalah pendekatan yang diwajibkan bagi pelaksanaan pembelajaran baik di kelas awal maupun kelas tinggi . Pembelajaran kooperatif kolaboratif adalah tuntutan standar proses dalam arti harus dan wajib dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Apabila guru tidak memiliki kompetensi atas dua syarat tersebut dapat diyakini bahwa proses belajar mengajar tidak standar atau tidak baku. Sementara itu bagaimana proses pembelajaran yang disyaratkan oleh standar proses maupun pembelajaran kooperatif berlangsung dapat dilihat melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat atau disusun oleh guru. Kekurangfahaman terhadap konsep-konsep standar proses dan pembelajaran kooperatif kolaboratif tentu akan berdampak terhadap tingkat keberhasilan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena pemahaman guru tentang konsep-konsep standar proses dan pembelajaran kooperatif kolaboratif akan semakin mendorong guru untuk mengemas pembelajaran yang sesuai dengan standar proses dalam rangka optimalisasi hasil belajar peserta didik.

Disamping standar proses yang dijadikan acuan pengelolaan pembelajaran , masih ada yang harus dilakukan guru yaitu pengerjaan administrasi guru kelas. Administrasi guru kelas adalah pedoman pelaksanaan pengelolan pembelajaran di sekolah yang mengacu pada kebijakan manajemen berbasis sekolah sebagai pengendali mutu pengelolaan kelas. Tanpa didukung administrasi pembelajaran akan berjalan pincang dan tidak standar.

(8)

ketentuan akan meningkat.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), dengan tujuan utama untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan sekolah ini terdiri dari rangkaian empat kegiatan utama yang dilakukan berulang yaitu (a) perencanaan, (b)tindakan,(c) pengamatan dan refleksi. (Suhardjono, 2009: 121). Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Subyek penelitian ini adalah para guru kelas 5 di wilayah UPTD Pendidikan Magelang Selatan Kota Magelang dengan memanfaatkan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) pada akhir semester 2 , tahun pelajaran 2009-2010.

Pelaksanaan PTS terdiri dari rangkaian empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan refleksi . Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun sumber data adalah : (a) data penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,(b)Data penilaian administrasi guru kelas,(c)data pengamatan pelaksanaan kunjungan antar kelas, dan (d) data respon peserta terhadap Kunjungan antarkelas. Tehnik pengumpulan data pengamatan dan studi dokumen serta tes penugasan dan analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif, gambaran faktual yang ada , kedalaman analisis hanya sampai pada taraf deskriptif.

Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan penelitian ini adalah : (a) rerata perolehan nilai dalam penyusunan RPP minimal adalah 70,(b) rerata perolehan nilai dalam pelaksanaan pembelajaran minimal adalah 75, dan (c) pembuatan administrasi gurusebagai pendukung proses pembelajaran dikerjakan diatas 80%.

Hasil Penelitian dan Pembahasannya 1. Hasil Penelitian

(9)

pembelajaran kooperatif kolaboratif. Hanya sebagian kecil guru baru yang memang mendapat pembekalan lewat pertemuan-pertemuan guru baru yang diisi informasi antara lain tentang standar proses termasuk pembelajaran koperatif dan kolaboratif. Keterbatasan referensi, keterbatasan kesempatan mengikuti penataran dan keterbatasan diseminasi hasil penataran serta tidak optimalnya pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru semakin mendorong kondisi yang tidak ideal. Penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran belum mengacu sepenuhnya pada standar proses dan pembelajaran kooperatif kolaboratif seperti yang tertera pada standar proses.

Adapun Hasil penelitian pada siklus I nampak pada tabel berikut :

Tabel 1.1. Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus -1

Skor terendah 1,6 Nilai terendah 40,00

Skor Rata-rata 2,33 Nilai rata-rata 58,33 Skor Nilai tertinggi 2,47 Nilai tertinggi 61,67

Tabel 1.2.Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus -1

Skor Terendah 2,20 Nilai terendah 55,00

Skor Rata-rata 2,60 Nilai rata-rata 65,00 Skor tertinggi 2,98 Nilai tertinggi 74,44

Tabel 1.3.Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Antar Kelas Siklus-1

Skor Terendah 70,83

Skor Rata-rata 76,39

Skor tertinggi 85,42

Dari hasil penilaian administrasi guru kelas di dapatkan hasil penilaian Skor terendah 100 dengan nilai 78,00,Skor rata-rata 103 dengan nilai 80,34 dan Skor tertinggi 106 dengan nilai 82,81.

Hasil siklus II adalah sebagai berikut : Dengan memperhatikan revisi rancangan pada Siklus I maka pelaksanaan kunjungan antarkelas menghasilkan penilaian seperti tabel berikut :

(10)

Skor Terendah 2,73 Nilai terendah 68,33

Tabel 2.3.Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Antar Kelas Siklus-1

Skor Terendah 79,17

Skor Rata-rata 84,72

Skor tertinggi 91,67

Hasil penilaian administrasi guru kelas menunjukkan Skor terendah 118 dengan nilai 92,19, Skor rata-rata 120 dengan nilai 93,36, dan Skor tertinggi 121 dengan nilai 94,53. Sedangkan hasil persepsi guru nampak pada tabel 2.4.

Tabel 2.4.Hasil Persepsi Guru terhadap Kegiatan Kunjungan Antarkelas

NO PERNYATAAN SS S KS TS R

1 Melalui Kunjungan antar kelas Anda termotivasi untuk menguasai pembelajaran kooperatif

4 2 0 0 0

2 Dengan Kunjungan antar kelas meningkatkan keterampilan Anda dalam berkomunikasi dan bekerjasama.

1 5 0 0 0

3 Dengan Kunjungan antar kelas meningkatkan kepercayaan diri Anda

5 1 0 0 0

4 Dengan Kunjungan antar kelas dapat meningkatkan rasa tanggung jawab

5 1 0 0 0

5 Dengan Kunjungan antar kelas Anda merasa lebih mandiri dalam mengajar

2 4 0 0 0

6 Dengan Kunjungan antar Kelas Anda dapat memecahkan masalah pembelajaran

5 1 0 0 0

7 Dengan Kunjungan antar Kelas Anda dapat lebih kreatif dalam proses pembelajaran

3 3 0 0 0

(11)

kunjungan antar kelas

9 Dengan Kunjungan antar kelas anda termotivasi untuk mengerjakan administrasi kelas dengan lebih baik dan sesuai standar

5 1 0 0 0

10 Dengan Kunjungan antar kelas meningkatkan sensitivitas dan toleransi antar anggota kelompok

1 5 0 0 0

11 Dengan Kunjungan antar Kelas memotivasi Anda untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan mengajar

1 5 0 0 0

12 Melalui Kunjungan antar Kelas anda termotivasi untuk mengerjakan tugas penyusunan RPP yang standar

5 1 0 0 0

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari data hasil penelitian pada siklus I diatas dapat dideskripsikan bahwa pembuatan RPP belum memuaskan, kelemahan antara lain : materi pelajaran belum diuraikan dalam pokok-pokok materi yang rinci, belum jelas penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan dan evaluasi yang tidak lengkap.

Perolehan nilai yang belum optimal bisa dipahami karena memang tingkat pemahaman para guru terkendala oleh beberapa alasan seperti minimnya referensi, minimnya kesempatan mengikuti diklat maupun diseminasi. Hal ini disebabkan karena sebagian guru tahun sebelumnya belum pernah mengenal pembelajaran kooperatif kolaboratif, sedangkan sebagian yang lain karena Standar proses benar-benar baru didapat secara lengkap pada pertemuan siklus I. dibuat dengan sangat baik. Sedangkan Kepala Sekolah yang dikunjungi nampak berupaya sebaik mungkin agar guru binaannya atau guru yang dikunjungi tampil prima saat peleksanan pembelajaran.

(12)

dan pengayaan, program bimbingan dan konseling , buku pribadi siswa, dan kelengkapan inventaris buku dan inventaris kelas.

Dari apa yang sudah dilaksanakan pada siklus I secara garis besar kegiatan kunjungan antarkelas sudah terlaksana dengan baik, namun perlu dilakukan perbaikan agar pelaksanaan pada Siklus II atau putaran kedua dapat lebih meningkat. Untuk itu disampaikan revisi rancangan : (1) Guru perlu lebih memperdalam standar proses dan pembelajaran kooperatif kolaboratif dengan mengkaji ulang buku referensi standar proses dan pembelajaran administrasi guru kelas. (2)Kepala Sekolah lebih intensif memfasilitasi guru untuk mempersiapkan revisi-revisi pada penyusunan rencana pembelajaran.(3) guru dan Kepala Sekolah hendaknya mendiskusikan masukan-masukan yang didapat pada saat diskusi pasca pelaksanaan pembelajaran agar pelaksanaan putaran ke-2 atau Siklus II dapat lebih sempurna.

Dari data hasil penelitian siklus II dapat disimpulkan bahwa pembuatan perencanaan pembelajaran rata-rata sudah memenuhi nilai minimal standar kinerja yaitu 75, Skor dan nilai untuk aspek bahan pelajaran, media pembelajaran dan evaluasi masih di bawah standar. Sementara untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif kolaboratif menunjukkan peningkatan yang tajam hal ini terjadi karena dalam kegiatan inti sudah dicantumkan metode pembelajaran yang rinci yang diambil dari buku 14 jenis motede pembelajaran yang disampaikan pada Siklus I. Dari hasil siklus II nampak bahwa belum ada perubahan mendasar pada guru dalam melengkapi isi perencanaan pembelajaran, seperti uraian materi dan kelengkapan evaluasi.

Pelaksanaan pembelajaran walau belum optimal namun rata-rata sudah memenuhi nilai kinerja yang ditetapkan yaitu 75. Masih ada 2 peserta yang masih di bawah standar karena pada aspek materi pelajaran hanya dicantumkan pokok materi saya dan belum diuraikan dalam pokok-pokok materi yang rinci , disamping itu belum secara jelas nampak penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan dan evaluasi yang kurang dilengkapi kriteria penilaian.

(13)

meningkatkan 3( tiga ) kompetensi tersebut diatas ( meningkat dari Siklus I, dan Siklus II ).

Kompetensi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) meningkat dari rata-rata 58,33 pada siklus I menjadi 75 pada siklus II. Kompetensi Guru dalam penyusunan RPP berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam menyusun RPP secara bertahap meningkat . Dengan pencapaian nilai tertinggi 78 dan, terendah 68,33 dan nilai rata-rata yang di dapat yaitu 75,00 menunjukkan bahwa sudah diatas 80% guru ( 80,33 %) yang sudah menyusun RPP sesuai kaidah yang ditetapkan . Ada 1 (satu) guru yang nilainya masih belum memenuhi ketentuan dengan nilai 66,67. Jadi sudah ada perbaikan nyata upaya guru dalam rangka mengimplementasikan standar proses dan pembelajaran kooperatif pada perencanaan pembelajaran. Implikasinya terhadap komitmen untuk membuat RPP yang memenuhi standar semakin kuat , revisi-revisi terhadap penyusunan RPP yang menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan hal ini nampak bahwa akhir Siklus II hanya 16,66 % atau satu orang guru saja yang belum seperti yang diharapkan . Namun catatan penting yang harus dilakukan para guru adalah mencantumkan bahan ajar ataua materi pelajaran dengan lebih detail atau rinci, dan juga dalam pemilihan media perlu lebih dikembangkan.

(14)

dua guru saja yang belum seperti yang diharapkan . Namun catatan penting yang harus dilakukan para guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah perlunya peningkatan lebih lanjut kompetensi dalam menggunakan media pembelajaran , dan evaluasi pembelajaran.

Kompetensi Pengerjaan Adminstrasi Guru Kelas mengalami peningkatan dari siklus I rata-rata 80, 34 menjadi 93,36 pada siklus II walaupun belum seluruhnya sempurna.

Dari data hasil persepsi peserta terhadap supervisi kolegial dengan teknik kunjungan antarkelas yang didapat melalui instrumen respon guru di dapat respon/tanggapan sebagai berikut : para guru yang menyatakan “Sangat setuju” dan ”setuju ” dikelompokkan sebagai guru yang amat memahami teknik kunjungan antarkelas. Guru yang menyatakan “Kurang setuju ” dikelompokkan sebagai guru yang cukup memahami kunjungan antarkelas. Guru yang menyatakan “Tidak setuju ” atau dikelompokkan sebagai guru yang kurang memahami. Sedangkan guru yang menyatakan “”ragu-ragu”” dikelompokkan sebagai guru yang tidak memahami makna penting kunjungan antarkelas sebagai model yang dapat meningkatkan kompetensi guru.

Secara keseluruhan dengan mendasarkan pada semua indikator pemahaman teknik kunjungan antarkelas , ”sangat setuju” skor 200 dengan nilai prosentase 66,66 % dan ”setuju” skor 128 dengan nilai prosentase 33,33 % jika dikombinasikan maka akan terdapat tingkat pemahaman yang tinggi (100 %). Dengan hasil seperti ini, kiranya masuk akal apabila pada siklus II para guru mampu mencapai peningkatan dalam skor pemahaman materi dibandingkan dengan siklus I.

Pada pernyataan dengan kategori amat memahami yang disampaikan para guru terlihat bahwa sebagian terbesar menyatakan bahwa kunjungan antarkelas memotivasi guru untuk menguasai pembelajaran kooperatif, memotivasi guru untuk mendorong dan membantu kelompoknya untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan mengajar dan untuk mengerjakan tugas penyusunan RPP yang standar.

(15)

positif terhadap mutu atau kualitas pembelajaran guna mewujudkan kualitas pendidikan pada umumnya.

Disamping itu peningkatan berkomunikasi dan bekerjasama, tanggung jawab, memecahkan masalah pembelajaran, terbangunnya sensitivitas dan toleransi antar anggota kelompok. Bersamaan dengan hal tersebut juga ada semangat membantu meningkatkan semangat kerja dengan dilandasi semangat kooperatif kolaboratif untuk maju dan berkembang bersama. Mengenai peningkatan perasaan mandiri dan percaya diri pada para guru sebagai hasil penggunaan teknik kunjungan antarkelas , para guru dapat diandalkan untuk lebih mampu menjadi sumberdaya yang berkualitas. memiliki Motivasi sifat mandiri sebagai landasan yang kokoh sebagai agen pembelajaran yang mengedepankan profesionalisme guru.

Pernyataan yang disampaikan guru yang tidak kalah pentingnya dalam rangka menumbuhkembangkan guru yang berkualitas adalah kreativitas dalam proses pembelajaran. Mereka menyatakan dengan model kunjungan antarkelas dapat menumbuhkan kreativitas. Meskipun pada prinsipnya sifat kreatif dapat ditanamkan pada seseorang dengan memakan waktu yang cukup lama dan melalui pembiasaan bertahap dan terprogram , hasil intervensi dalam penelitian ini cukup memberikan harapan. Pada literatur-literatur dan penelitian tentang masyarakat yang maju, masyarakat yang maju adalah sebagian ditentukan oleh kreativitas yang berkembang pada para anggota masyarakat itu.

Hal penting lainnya seperti yang diungkapkan para guru adalah perasaan senang ketika disupervisi dengan menggunakan teknik kunjungan antarkelas. Proses pendidikan yang diiringi perasaan senang para pembelajarnya merupakan proses pembelajaran yang produktif. Perasaan-perasaan positif yang melandasi para pembelajar memungkinkan mengarah pada hasil pembelajaran yang produktif. Pada teori-teori psikologi pendidikan yang mutakhir, pembelajaran yang produktif akan mengantarkan para guru sebagai peserta Kelompok kerja guru pada kepribadian yang matang dari berbagai dimensi.

(16)

kurikulum bersama sudah memiliki basis yang kuat, karena pengembangan kurikulum hanya berkembang secara komprehensif manakala ada kerjasama seluruh komponen sekolah.

Yang tak kalah pentingnya adalah pernyataan guru bahwa melalui kunjungan antarkelas maka guru termotivasi untuk mengerjakan tugas penyusunan RPP yang standar adalah selaras dengan tuntutan profesionalisme. Bagaimanapun rencana pembelajaran adalah design pembelajaran yang merupakan unsur amat penting dan yang akan mewarnai proses pembelajaran guna perolehan hasil (outcome )yang optimal.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Supervisi kolegial teknik kunjungan antarkelas (1) memiliki dampak positif dalam meningkatkan kompetensi Guru dalam melaksanakan standar proses pembelajaran dan pembelajaran kooperatif kolaboratif, (2) memiliki dampak positif dalam meningkatkan kompetensi Guru dalam melaksanakan standar proses pembelajaran dan pembelajaran kooperatif kolaboratif ,(3) memiliki dampak positif dalam meningkatkan kompetensi Guru dalam melaksanakan pengerjaan admnistrasi guru , (4) memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja dan kualitas guru yang ditandai dengan pernyataan termotivasi untuk menguasai pembelajaran kooperatif, mendorong dan membantu sesama anggota kelompok , mengerjakan RPP dan admnistrasi sekolah dengan lebih baik, peningkatkan rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, lebih kreatif dalam proses pembelajaran, serta dapat memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.

Saran

(17)

(c) karena supervisi kolegial ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan kompetensi Guru dalam mengerjakan admnistrasi guru kelas maka supervisi ini dapat digunakan untuk pembinaan peningkatkan kompetensi guru dalam mengerjakan admnistrasi guru kelas.(d) perlu dicarikan model yang tepat dan mudah sehingga kegiatan KKG dapat lebih optimal , dan untuk itu maka supervisi kolegial dengan teknik kunjungan antarkelas sangat sesuai untuk digunakan dalam optimalisasi KKG sebagai wahana peningkatan profesionalitas guru. ,(2) Supervisi kolegial teknik kunjungan antarkelas dapat dilakukan oleh para pengawas sekolah terhadap guru dan juga kepala sekolah mulai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan admnistrasi guru kelas sebagai pendukung keberhasilan proses pembelajaran,(3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Kecamatan Magelang Selatan,(4) Untuk penelitian tindakan sekolah yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Burhanuddin Effendi., H. A. R., Santoso, D. B., Hidayah, N., dan Imron, A. (1995). Profesi Keguruan. Malang: IKIP Malang

2. Haris.(1997).Competency-based Education and Training, University of South Australia

3. Sugiyanto,Drs,M.Si,M.Si,(2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif, Yuma Pustaka dan FKIP UNS, Surakarta.

4. Suhardjono.(2008). Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah, Malang: Lembaga Cakrawala Indonesia dan LP3 UM.

5. Surakhmad.Winarno(2003).Memfasilitasi Pembelajaran yang berkualitas,

(18)

PROFIL KELUARGA

(19)

Berdiri dari kiri ke kanan : Tri Widodo, Budi Narendra , Sri Handayani, Devina Widha Yistyani,Anung Sita Pratiwi, Yustina Widha Permanasari,

Krisna Aji Wibowo, Audia (duduk) dan Fadilsyah .

NAMA : TRI WIDODO,S.Pd

ISTRI : SRI HANDAYANI

ANAK PERTAMA : KRISNA AJI WIBOWO,A,Ma

ANAK KEDUA : ANUNG SITA PRATIWI, S.Men

ANAK KETIGA : YUSTINA WIDHA PERMANASARI

ANAK KE EMPAT : DEVINA WIDHA YISTYANI

MENANTU : BUDI NARENDRA,SE

CUCU PERTAMA : ZAHRA AUDIA NARENDRA

CUCU KEDUA : FADILSYAH ARGANI NARENDRA

Sri Handayani karyawan Transfusi Darah PMI Kota Magelang Krisna Aji Wibowo Guru SD Panasan Sleman Yogyakarta

Anung Sita Pratiwi karyawan Direktorat Aset dan Perbedaharaan Negara Semarang Budi Narendra karyawan Kantor Pelayanan Pajak Madya Jawa Tengah

Yustina –Bidan RS Dr Suroyo Magelang

Devina – Mahasiswa Akbid Perwira Purwokerto Jawa Tengah

BIO DATA PENELITI

Nama : Tri Widodo,S.Pd

NIP : 19540725 197501 1 001

Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 25 Juli 1954

Jenis kelamin : Pria

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan(PPB) tahun 1996 Universitas Muhammadiyah Magelang

Sedang menempuh Studi di Program Pascasarjana Prodi Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta. Pangkat/Golongan : Pembina Tingkat I / IV c

Jabatan : Pengawas TK/SD

(20)

Telp.(0293)360748 .HP. 08882794775 HP : 085868262485

e-mail: twiedho@yahoo.com

Pengalaman kerja :

1. Guru SD th 1975

2. Kepala SD Rejowinangun Utara 3 th 1995 3. Kepala SD Rejowinangun Selatan 1 th 2000 4. Pengawas TK/SD Th 2003

5. Koordinator Pengawas Kota Magelang th 2006-2010

Pengalaman Organisasi :

1. Ketua PGRI Kota Magelang ( 2004-2009),(2009-2014) 2. Wakil Ketua DPD II KNPI Kota Magelang ( 1990-1996)

3. Ketua Bidang Kependudukan dan Lingungan Hidup DPD I KNPI Jawa Tengah( 1993-1996).

4. Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Magelang ( 2002-2007).

5. Sekretaris Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ( 2006-2010) 6. Sekretaris 3 Kwarcab XI-30 Kota Magelang(2002- 2010)

7. Koordinator Bidang Pendidikan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Kota Magelang (2007)

Pengalaman Pertemuan Nasional dan Internasional :

a. Peserta Konggres Pemuda VII 1993 di Jakarta b. Peserta Konggres Pemuda VIII 1996 di Jakarta

c. Peserta Dialog Komunitas Pendidikan 2003 di Yogyakarta d. Peserta Dialog Komunitas Pendidikan 2004 di Ciawi Bogor e. Peserta Konggres PGRI 2003 di Patra Jasa Semarang

f. Peserta Pertemuan Guru Nusantara X 2004 di Univ.Sultan Indris Malaysia g. Peserta Konggres PGRI ke XX 2008 di Palembang Sumatera Selatan h. Peserta Konpernas PGRI 2009 , Balikpapan, Kalimantarn Timur

Artikel/Wacana/Penelitian :

1. Penelitian Judul : Pengaruh Kemampuan Mengajar Guru Terhadap Prestasi belajar Siswa Kelas VI Dalam mata pelajaran IPA Catur Wulan II Tahun Pelajaran 1998/1999 di Gugus Gajah Mada Kecamatan Magelang Selatan. 2. Artikel ( Suara Merdeka ) : Komputerisasi PSB.Mengapa Tidak? 3. Artikel(Radar Magelang/Jawa Pos) : Refleksi Sumpah Pemuda

4. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Tantangan Pendidikan 5. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Ebtanas 2003

6. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Rapor (1) 7. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Rapor (2)

8. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Pendidikan Dasar Yang Murah, Baik dan Ramah

(21)

10. Artikel (Radar Magelang/Jawa Pos) : Kontroversi Pengadaan Buku Teks 11. Artikel (Cakrawala Pendidikan ) : BOS, Solusi atau Bencana ?

12. Penelitian Judul : Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Tematik Melalui Problem Based Learning di Dabin I Magelang Selatan Kota Magelang Tahun 2007

13. Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Gonjang-Ganjing Vonis UAN, Mengapa Takut ?

14. Artikel ( Wacana /Suara Merdeka ) : Bom Waktu Serifikasi Guru

15. Artikel (Fokus Kita/Inovator) : Sertifikasi Guru ,Antara Tantangan dan Peluang

16. Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Keterlaksanaan KTSP

17.Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Tragedi Anggaran Pendidikan 18. Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Tantangan Guru “Ngabehi” 19.Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Kegetiran Ujian Nasional

20.Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Pemberdayaan Pengawas Sekolah 21 .Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Menangkal Budaya kekerasan 22.Artikel (Academia/ Suara Merdeka ) : Mencermati “Team Teaching”

A. Penelitian Tindakan Sekolah Judul : Peningkatkan Kompetensi Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Melalui Pendampingan Dalam Pembelajaran Kooperatif Model STAD.

B. Penelitian Tindakan Sekolah : Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Penyusunan Laporan Akuntabilitas Sekolah melalui Supervisi Kolegial

C. Penelitian Tindakan Sekolah : Peningkatan Kompetensi Guru Kelas 5 Sekolah Dasar dalam mengimplementasikan Standar Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Kolegial Teknik Kunjungan Antar Sekolah

Prestasi/Kejuaraan :

1. Juara 3 : Penulisan Pembinaan Bahasa Indonesia , Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah Tahun 1977

2. Juara Harapan 1 : Lomba Sinopsis Guru, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah 1997

3. Juara 1 : Guru Teladan Kota Magelang Tahun 1986

4. 12 Naskah Terbaik Penulisan PTS Pengawas Dikdas /Ditjen PMPTK Tahun 2008 5. Juara 1 : Pengawas Berprestasi Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009

6. Juara 3 : Lomba Penulisan PTS Pengawas Sekolah Tahun 2009 LPMP Jateng 7. Juara 2 : Lomba Penulisan PTS Pengawas Sekolah Tahun 2010 LPMP Jateng

Magelang , 29 Desember 2010

(22)

TRI WIDODO,S.Pd NIP.: 19540725 197501 1 001

Gambar

Tabel 2.3.Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Antar Kelas Siklus-1

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, sesuai dengan ketentuan pasal 193 ayat (1) KUHAP yang pada pokoknya pengadilan harus menjatuhkan pidana kepada terdakwa yang bersalah dimana terdakwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi advokasi dan pelaksanaan strategi komunikasi belum terlaksana sesuai pedoman AKMS seperti belum adanya advokasi

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P>0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksk lusif dengan pemberian MP ASI dini pada bayi

Setiap menerima perintah kerja secara tertulis dalam bentuk surat atau instruksi kedinasan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan, kita harus dapat menindaklanjutinya..

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Taman Bacaan Masyarakat sebagai medium pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis,

Pada SMKN 1 Mesjid Raya persentase akhir yang didapat sebanyak 48,89% untuk tingkat pemahaman penggunaan teknologi informasi ditinjau dari, penggunaan sosial media,