45
VI. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS LINGKUNGAN
PERUSAHAAN
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam merumuskan strategi manajemen. Tujuan dari melakukan analisis lingkungan ini adalah untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
6.1. Identifikasi dan Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Analisis eksternal memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar perusahaan. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan dan kejadian-kejadian yang berada di luar kontrol perusahaan. Dalam analisisi lingkungan eksternal dapat dicari apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan dalam menentukan strategi usaha ke depan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan variabel-variabel kunci apa saja yang memberikan respond an pengaruh terhadap kondisi di Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV, serta mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel kunci tersebut dalam menunjang keberhasilan perusahaan.
6.1.1. Lingkungan Jauh (Makro) 1. Ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi ada dua hal yang menjadi faktor eksternal perusahaan yaitu Nilai Mata Uang Negara-negara Eksportir utama CPO dan Produk Domestik Bruto. Nilai Mata Uang Negara-negara Eksportir utama CPO. Negara-negara produsen CPO yaitu Indonesia dan Malaysia. Komoditi CPO merupakan produk berbahan baku lokal sehingga biaya yang ditanggung oleh produsen mengikuti nilai mata uang lokal. Penawaran yang dilakukan produsen utama dilakukan berdasarkan perkembangan harga yang terjadi di pasaran dunia, khusus untuk CPO dilakukan di Belanda. Jika harga yang ditawarkan tinggi maka produsen akan menawarkan barang dalam jumlah yang besar dan sebaliknya.
46 Harga yang terjadi di pasaran dunia biasanya berdasarkan nilai mata uang US$. Untuk dapat menghitung berapa nilai dari harga maka para produsen CPO harus melakukan konversi dari mata uang negara masing-masing ke dalam satuan mata uang US$. Jika mata uang negara-negara produsen berfluktuasi sangat cepat maka hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam penawaran CPO di pasaran dunia. Ketidakseimbangan ini terutama disebabkan harga yang terjadi di pasar dapat menguntungkan produsen di suatu Negara tetapi juga dapat merugikan di negara lain. Fluktuasi nilai mata uang dapat menyebabkan produsen di suatu negara meningkatkan penawarannya dalam jumlah besar sementara produsen di negara yang lain mengurangi penawarannya atau tidak sama sekali. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan excess supply atau excess demand yang akan mengakibatkan pasokan pasar tidak terjamin dan turunnya harga keseimbangan CPO.Produsen utama CPO adalah Indonesia dan Malaysia sehingga fluktuasi nilai mata uang dari kedua Negara ini sangat mempengaruhi keseimbangan di pasar CPO dunia. Tabel 14 menunjukkan nilai mata uang Indonesia dan Malaysia terhadap dollar Amerika (US$).
Tabel 14. Nilai Mata Uang Indonesia dan Malaysia (US$)
Bulan/Tahun Indonesia Malaysia
Jun-10 9194 3,26 Jul-10 9095 3,21 Agust-10 9007 3,16 Sep-10 9034 3,11 Okt-10 8920 3,21 Nov-10 9025 3,10 Des-10 8991 3,22 Jan-11 9045 3,14 Feb-11 8925 3,30 Mar-11 8774 3,28 Apr-11 8715 2,90 Mei-10 8555 3,00 Jun-11 8515 2,95 Jul-11 8600 3,21 Agust-10 8500 3,30 Sumber: Bank Negara Malaysia, dan Bank Indonesia (2010)
Kesesuaian penawaran yang dilakukan oleh kedua negara ini akan mengangkat harga CPO pada tingkat yang menguntungkan bagi kedua negara tersebut. Keuntungan lain yang diperoleh yaitu jaminan kesediaan pasokan di dalam pasar dunia sehingga konsumen dapat memperoleh CPO sesuai dengan
47 kebutuhannya. Jaminan pasokan dalam pasar menyebabkan konsumsi CPO negara-negara konsumen utama menjadi lebih stabil dan tingkat penjualan CPO juga menjadi lebih stabil. Nilai mata uang yang naik merupakan peluang bagi perusahaan karena harga yang terbentuk di pasar menjadi lebih naik dan menguntungkan.
Perkembangan nilai mata uang Indonesia terhadap mata uang dollar Amerika dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Nilai kurs Mata Uang Rupiah Indonesia terhadap 1US$ Sumber: Bank Indonesia
Dari Gambar 2 mata uang Rupiah menguat terhadap nilai mata uang dollar Amerika Serikat bila dibandingkan dari tahun 2010. Menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar ini menimbulkan peluang bagi perusahaan karena harga CPO menjadi meningkat dan pendapatan perusahaan pun meningkat. Selain itu, menguatnya nilai mata uang Rupiah dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto merupakan total ouput perekonomian yang dihasilkan suatu negara secara domestik. PDB dapat menjadi ukuran kinerja perekonomian suatu negara setiap tahunnya. Semakin tinggi tingkat PDB suatu Negara maka semakin efisien perekonomian negara tersebut. Pertumbuhan konsumsi CPO sangat dipengaruhi oleh tingkat PDB suatu Negara khususnya negara-negara konsumen utama CPO seperti Amerika Serikat, Eropa.
48 2. Sosial
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar disertai dengan tingkat pendidikan yang semakin meningkat, akan menyebabkan perubahan pada perilaku gaya hidup masyarakat. Tingginya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk ini menjadi peluang bagi perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar. Dimana hal ini akan menyebabkan permintaan terhadap CPO meningkat. Pertumbuhan penduduk di dunia dan Indonesia dapat dilihat dari Tabel 15.
Tabel 15. Laju Pertumbuhan Penduduk di Dunia dan Indonesia (persen)
2005 2006 2007 2008 2009
Dunia 1,18 1,18 1,16 1,13 1,12
Indonesia 1,3 1,3 1,2 1,2 1,1
Sumber: U.S.Census Bureau, International Data Base (2010)
Dari Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan penduduk dunia meningkat rata-rata sebesar satu persen setiap tahunnya, untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sendiri mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,45 persen per tahun selama periode 1990-2000 menjadi 1,33 persen per tahun selama periode 2000-2010. Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan akan CPO karena permintaan terhadap produk turunan yang dihasilkan dengan berbahan dasar CPO ini juga meningkat, produk turunan yang dihasilkan oleh CPO ini rata-rata merupakan kebutuhan pokok masyarakat dunia misalnya minyak goreng, sabun, obat-obatan dan sebagainya. 3. Teknologi
Pemanfaatan teknologi yang modern dan adaptif dapat menguntungkan perusahaan dalam penciptaan produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada maupun penyempurnaan dalam teknik produksi, transportasi dan pemasaran. Manfaat bagi perusahaan dari adanya pemanfaatan teknologi ini, berupa efisiensi biaya produksi, peningkatan pangsa pasar, dan keuntungan perusahaan.
Kemajuan teknologi ini, diharapkan dapat menghasilkan diversifikasi produk seperti pengemasan dalam berbagai ukuran, variasi rasa produk, jenis-jenis produk turunan yang semakin bervariasi dan seterusnya. Salah satu teknologi yang ada di perusahaan ini ialah sudah menggunakan perangkat komputer dalam melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran dimana perangkat-perangkat
49 komputer tersebut terdapat di masing-masing bagian dan keseluruhannya tersambung dalam satu operator yang dijalankan oleh seorang Programmer. Selain itu perusahaan ini juga sudah mengembangkan Unit Usaha pengolahan produk turunan dari CPO seperti minyak goreng dan margarin.
Dari sisi informasi perkembangan teknologi ini juga memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan. Berbagai bursa perdagangan komoditi seperti SICOM (Bursa Komoditi Singapura), Bursa Komoditi New York, dan Bursa Komoditi London yang telah menyediakan informasi harga CPO di masa yang akan dating. Keuntungan bagi produsen ialah kepastian dalam tingkat harga dan tingkat penjualan, dengan adanya kepastian tersebut maka perusahaan dapat melakukan perencanaan yang lebih baik demi kemajuan bisnis usahanya. Berbagai keuntungan yag diperoleh baik oleh konsumen dan produsen ialah dapat meningkatkan arus perdagangan CPO di pasaran Internasional dan hal ini merupakan peluang penting bagi perusahaan untuk dimanfaatkan.
6.1.2. Lingkungan Industri
1. Ancaman Masuk Pendatang baru
Lahan yang tersedia di beberapa kawasan di Indonesia yang mempunyai iklim yang sesuai, menjadi modal utama dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pengembangan industri kelapa sawit akan lebih memberikan angin segar kepada pihak swasta karena mereka memiliki akses kredit yang lebih baik daripada PTPN, BUMN sulit berkembang karena keterbatasan dan permodalan yang dimiliki. Oleh karena itu peranan swasta nasional dan asing akan berperan sangat penting dalam industri minyak sawit Indonesia di masa datang baik dalam industri hilir maupun industri hulu. Berkebun kelapa sawit dapat dilakukan pada luas lahan yang terbatas, misalkan satu hektar. Walaupun hanya memproduksi TBS, petani dapat menikmati keuntungan yang diperoleh dari penjualan TBS. Namun, membuka areal perkebunan kelapa sawit di lahan yang terbatas harus dekat dengan pabrik pengolahan. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang tidak terlalu membutuhkan perawatan yang intensif serta tahan terhadap hama dan penyakit sehingga biaya yang diperlukan dalam pengolahan tanaman tidak terlalu besar.
50 Selain itu industri ini sangat diminati investor karena nilai ekonominya sangat tinggi. Para investormenginvestasikan modalnya untuk membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Dan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4 Produksi, Konsumsi dan Ekspor CPO di Indonesia Tahun 2003-2007. Dimana tiap tahun keetiga sector tersebut mengalami kenaikan.
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan ancaman perusahaan di bidang ancaman pesaing baru. Kemudahan pesaing baru dalam memasuki industri tertentu, akan membuat intensitas persaingan di antara perusahaan semakin meningkat.
2. Persaingan antar perusahaan
Dalam industri CPO ada beberapa persaingan yang dapat dilihat antara lain: Persaingan Mendapatkan TBS, Persaingan Pemasaran CPO. Persaingan Mendapatkan TBS, ada banyak perusahaan di Sumatera Utara yang bersaing dengan PT Perkebunan Nusantara IV dalam usahanya mendapatkan tandan buah segar (TBS), yaitu PT Perkebunan Nusantara III, PT Sinar Mas, PT PP London Sumatera. Perusahaan-perusahaan ini mendapat TBS dari petani program PIR yang berada di Sumut. Pada saat pembentukan program PIR dilaksanakan, petani menjadi plasmanya dan PT Perkebunan Nusantara IV menjadi inti atau induknya. Mereka menjadi mitra kerjasama dalam mengembangkan bisnis kelapa sawit di Sumut. Akan tetapi saat ini sering kali petani plasma menjual hasil panen bukan ke pihak PT Perkebunan Nusantara IV melainkan ke perusahaan lain yang menawarkan harga yang lebih tinggi dari harga yang ditawarkan pihak PT Perkebunan Nusantara IV. Ini dilakukan melihat harga TBS yang berfluktuatif dan bersaing dengan amat ketat.
Persaingan pemasaran CPO, dalam era globalisasi berbagai hambatan perdagangan antar Negara mulai dikurangi secara bertahap untuk mewujudkan terciptanya pasar bebas. Hal ini juga terjadi dalam industri CPO. Dengan dikuranginya berbagai hambatan perdagangan ini di berbagai negara konsumen utama dan negara produsen CPO, masing-masing telah menciptakan suasana persaingan yang semakin kompetitif dalam rangka meraih pasar yang lebih besar. Persaingan yang semakin meningkat juga disebabkan oleh produk yang telah
51 memiliki standar yang sama di seluruh dunia yang menyebabkan perusahaan saling bersaing dalam memperebut pasar yang ada dan tingginya biaya tetap. Dalam industry ini perseroan selain harus bersaing dengan produsen dalam negeri juga harus bersaing dengan produsen dari Negara lain terutama Malaysia yang terus menambah kapasitas produknya juga kualitas produk yang dihasilkan. Masing-masing produsen juga berusaha untuk lebih produktif sehingga kapasitas yang dihasilkan dapat mengurangi biaya produksi. Dengan adanya persaingan baik di dalam maupunluar negeri persaingan di dalam industry ini akan semakin kompetitif.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Perusahaan memasok bahan baku CPO dari TBS perkebunan milik sendiri dan pembelian dari perkebunan rakyat melalui agen besar sebagai perantaranya, dimana besarnya pembelian mencapai 40 persen dari hasil TBS kebun sendiri. Pemasok bahan baku ini berasal dari daerah sekitar tempat perusahaan beroperasi, harga yang diberikan ialah berdasarkan harga pasar yang berlaku pada saat itu. 4. Ancaman Produk Substitusi
Produk substitusi merupakan produk yang dapat menggantikan produk yang dihasilkan di dalam industri, sehingga kehadiran produk substitusi ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Dilihat dari segi manfaat produk substitusi dari CPO ialah minyak dari tanaman kacang-kacangan, lobak, biji bunga matahari (soybean oil) dan minyak dari pohon kelapa (VCO). Dilihat dari segi keunggulan CPO masih lebih baik dari produk substitusinya, keunggulan minyak sawit dibandingkan minyak yang lain adalah: Pertama produktifitasnya minyak per ha lebih tinggi minyak sawit sebesar 3,14 ton; dibandingkan kedelai sebesar 0,34 ton, lobak sebesar 0,51 ton; bunga matahari sebesar 0,53 ton dan kelapa 0,57 ton. Kedua, sosok tanamannya cukup tangguh, terutama jika terjadi perubaan musim bisa dibandingkan dengan tananaman penghasil minyak yang lain yang pada umumnya hanya tanaman semusim. Ketiga, keluwesan dan keleluasaan dalam keragaman kegunaan baik bidang pangan maupun non pangan. Selain dalam keragaman kegunaan, diantara minyak nabati sifat interchangeablenya cukup menonjol. Keempat, kadar kolesterolnya rendah dan tidak menimbulkan gangguan arteri.
52 Adanya usaha untuk menentang minyak sawit di pasar Internasional dan ini dilakukan oleh Amerika Serikat melalui ASA (American Soybean Assosiation), pada akhir-akhir ini menuduh bahwa Kelapa Sawit merupakan penyebab utama efek rumah kaca (Global Warming). Dikarenakan tanaman kelapa sawit menyerap air tanah lebih banyak dari tanaman yang lain setiap harinya.
5. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Konsumen minyak kelapa sawit (CPO) dilindungi oleh Pemerintah. Ini dikarenakan CPO merupakan komoditas yang sangat berpengaruh pada inflasi. CPO merupakan kebutuhan hidup orang banyak. Apalagi Indonesia merupakan Negara dengan konsumsi CPO terbesar terbesar di dunia. Oleh karena itu konsumen khususnya produsen yang menggunakan CPO sebagai bahan baku industrinya mendapatkan keistimewaan dari Pemerintah. Produsen CPO tidak bisa melakukan tawar-menawar dengan menggunakan mekanisme pasar, pemerintah selalu ikut campur dalam menentukan harga CPO. Oleh karena itu keuntungan dalam bentuk ekspor benar-benar diharapkan. Karena selain keuntungannya dalam bentuk dollar harga yang terjadi sesuai dengan mekanisme pasar dan ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Identifikasi Faktor-faktor Internal Unit Usaha Adolina PT PerkebunanNusantara IV dapat dilihat pada Lampiran 7.
6.2 Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Identifikasi faktor internal perusahaan harus dilakukan seiring dengan identifikasi faktor eksternal perusahaan. Lingkungan internal perusahaan memiliki kemampuan untuk merubah suatu perusahaan menjadi apa yang dicita-citakan oleh manajemen. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Proses internal perusahaan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan fungsional yaitu analisis yang dilakukan oleh masing-masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, akuntansi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen.
1. Manajemen SDM dan Organisasi
Dalam David (2002) disebutkan bahwa manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup produksi, pemasaran,
53 pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan pengendalian. Fungsi manajemen ini juga dilakukan di Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV.Perencanaan Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV sudah memiliki perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek, maupun jangka panjang yang ditulis di dalam buku “RJP PT Perkebunan Nusantara IV 2010-2014”. Hal ini terlihat dari adanya visi, misi dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik di dalam buku “Selayang Pandang” perusahaan. Pengelolaan StaffPerusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan sehingga perusahaan ini melakukan pelatihan kepada seluruh staff yang memegang peranan penting di perusahaan dengan cara mengikuti seminar-seminar dan training-training yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta. Selain itu tiap tahunnya dilakukan tes kepada seluruh staff untuk menguji tingkat kewarasan masing-masing staff tersebut. Struktur Organisasi Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Pemasaran
Perusahaan menjual produk kepada konsumen dengan harga pasaran yang berlaku. Dimana sebagian besar produknya dilempar ke pasar Internasional yaitu di Rotterdam, Belanda sebagai pusat pasar CPO Internasional. Sehingga perusahaan terkadang mengalami kerugian jika harga yang ditetapkan pasar lebih rendah dari biaya produksi. Produk minyak CPO yang dihasilkan PKS Adolina ini dipasarkan dengan sistem pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minyak sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO dari unit usaha Adolina ini diekspor ke beberapa Negara seperti Belanda, Jepang, Belgia, dan sebagian dikirim untuk pasar lokal. Sedangkan untuk produk inti tidak dipasarkan, melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu. Kegiatan Promosi dilakukan oleh perusahaan antara lain ialah partisipasi dalam kegiatan expo perkebunan, pembuatan website perseroan di internet yang berisi profil perseroan. Lokasi Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV terletak
54 di daerah Perbaungan. Dimana ada beberapa keuntungan dari lokasi pabrik dan kebun kelapa sawit ini secara umum adalah dari sisi ketersediaan tenaga kerja di daerah ini banyak tersedia baik di kebun maupun di pabrik. Karena lokasi kebun dan pabrik dekat dengan pemukiman penduduk. Dimana sebagian besar penduduk berpendidikan SD dan SMP. Kualifikasi pndidikan ini sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjadi karyawan pelaksana perkebunan dalam jumlah yang besar. Upah dan gaji tenaga kerja pun tergolong murah. Ini akan menyebabkan kebutuhan tenaga kerja terpenuhi. Dari sisi bahan baku, bahan baku yang dibutuhkan pabrik pengolahan kelapa sawit (CPO) berasal dari kebun sendiri dan pembelian dari PIR yang didirikan berdekatan dengan lokasi pabrik sehingga biaya transportasi menjadi lebih murah. Dari sisi Listrik dan Tenaga, kebutuhan tenaga listrik pabrik CPO terpenuhi dengan adanya boiler dan generator diesel, sehingga tidak memakai fungsi PLN dalam menghasilkan tenaga dalam berproduksi dan ini terpenuhi dengan baik. Dari sisi transportasi, pabrik dekat dengan jalan lintas Sumatera sehingga memudahkan pengiriman barang via darat.
3. Keuangan
Karena merupakan perusahaan Pemerintah yang berbasisi BUMN maka modal perusahaan ini sebagian besar berasal dari Pemerintah, selebihnya di dapat dari Investasi Investor asing. Sehingga di saat harga CPO menurun tidak berpengaruh besar terhadap keberlangsungan usaha perusahaan ini. Dalam bidang keuangan juga perusahaan ini sudah menggunakan sistem pencatatan keuangan yang baik. Pencatatan keuangan telah memanfaatkan sistem komputerisasi. Sistem pengelolaan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan. 4. Penelitian dan Pengembangan
Dalam hal penelitian dan pengembangan perusahaan ini melibatkan lembaga-lembaga lain untuk melakukannya. Seperti dalam hal pengembangan produk olahan dari CPO perusahaan ini melibatkan lembaga Institusi yakni Istitut Pertanian Bogor (IPB) sampai saat ini, juga melibatkan kampus lokal yakni Universitas Sumatera Utara (USU) untuk melakukan penelitian terhadap
55 produk yang ingin dikembangkan. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan hampir setiap tahunnnya untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. 5. Produksi
Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO. Bahan baku CPO berasal dari kebun sendiri dan pembelian dari hasil produksi Perkebunan Rakyat yang ada di sekitar lokasi usaha. Dimana perbandingannya adalah 60persen dari kebun sendiri dan 40persen dari hasil pembelian. Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV memiliki kebijakan mutu produksi dan sasaran mutu perusahaan terbukti dengan adanya dilakukannya pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini meliputi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).Luasan Lahan Tanaman Kelapa Sawit PT Perkebunan Nusantara IV Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Lampiran 6.
6. Sistem Informasi Komputer
Sistem Informasi Komputer adalah sistem manusia dan mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Pada saat ini SIM biasanya menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) komputer serda data-data yang menuat segala hal yang berhubungan dengan bisnis CPO. Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV telah menggunakan sistem informasi manajemen dengan fasilitas internet, telepon dan faksimili. Hal ini telah mendukung lancarnya proses informasi baik untuk kegiatan operasional maupun yang berhubungan dengan konsumen.
Secara umum PT Perkebunan Nusantara IVmempunyai faktor-faktor kekuatan yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan masih mempunyai kelemahan yang harus diatasi perusahaan. Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 16.
56 Tabel 16. Identifikasi Faktor-faktor Internal Unit Usaha Adolina PT Perkebunan Nusantara IV
No Faktor Internal Variabel Keterangan
1 Manajemen Perusahaan memiliki visi,misi, sasaran dan
tujuan perusahaan Kekuatan
Perusahaan memiliki Job Description dan
Job Spesification yang jelas Kekuatan Moral karyawan yang rendah Kelemahan Tingkat keluar masuk dan absensi
karyawan perusahaan tinggi Kelemahan Saluran distribusi dapat diandalkan dan
efektif Kelemahan
2 Pemasaran Perusahaan melakukan riset pasar Kekuatan Perusahaan mempunyai strategi promosi,
periklanan, dan publisitas efektif Kekuatan Lokasi, fasilitas, sumber daya dan pasar
strategis Kekuatan
3 Keuangan Pencatatan keuangan dan neraca keuangan
yang sudah baik Kekuatan
4 Penelitian dan Pengembangan
Kualifikasi personel Litbang tidak
memadai Kelemahan
Sumber daya Litbang belum dialokasikan
dengan efektif Kelemahan
5 Produksi Mutu Produk yang diproduksi baik dan
fasilitasnya memadai Kekuatan
6 Sistem Informasi Komputer
Fasilitas sistem informasi manajemen yang
tersedia (internet, telepon, faksimili) Kekuatan 7
Salah satu dewan komisaris ikut dalam kegiatan partai